Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN KOMUNITAS

RHEUMATOID ARTHRITIS

Disusun Oleh :

Kelompok 2/5A Keperawatan

1. Anthony Wiranata (201502004)

2. Aulia Ervianty (201502005)

3. Raditya Widi Laksana (201502028)

4. Wulan Amirotul Fatimah (201502038)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

1
2017

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan


makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga
usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.

Pada usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial
ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan
menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua
perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi
penduduk lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari,
dan 18% diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan
kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih
mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan(HealthyPeople,1997).

Dan jumlah penduduk lansia yang tinggi kemungkinan membuat rematik


jadi keluhan favorit. Penyakit otot dan persendian ini sering menyerang lansia,
melebihi hipertensi dan jantung, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta
diabetes (Health-News,2007).

1.2 TUJUAN PENULISAN


Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep dasar penyakit dan asuhan


keperawatan pada klien dengan penyakit rematoid artritis.

Tujuan Khusus

2
1. Menjelaskan pengertian rheumatoid arthritis.

2. Menjelaskan etiologi rheumatoid arthritis

3. Menjelaskan manifestasi klinis rheumatoid arthritis.

4. Menjelaskan patofisiologi rheumatoid arthritis.

5. Menjelaskan pathway rheumatoid arthritis.

6. Menjelaskan komplikasi rheumatoid arthritis.

7. Menjelaskan prognosis rheumatoid arthritis.

8. Menjelaskan pemeriksaan penunjang rheumatoid arthritis?

9. Menjelaskan pencegahanrheumatoid arthritis.

10. Menjelaskan penatalaksanaan rheumatoid arthritis

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KOMUNITAS


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi
yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai minat
yang sama (Riyadi, 2007).

Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang


saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).

Perawatan komunitas adalah bidang khusus dari keperawatan yang


merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang
sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif
dari masyarakat. (Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/


kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder
dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat

4
untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri
dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).

2.2 DEFINISI
Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian
dalam sendi. (Gordon, 2002)

Rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan


kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi
diartroidial. (Engram , 1998)
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour ,
2001)
Arthritis rheumatoid adalah penyakit sistemik dengan gejala ekstra artikuler.
(Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah , Volume 3 . 2001)
Inflamasi jaringan synovial yang bersifat : Destruktif, kronik, progesif dan
sistemik. (Bahan Ajar Akper DepKes RI JKT)
Secara umum, Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun
(penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya
sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit
ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan
radang pada membran sinovial dan struktur struktur sendi serta atrofi otot dan
penipisan tulang.
2.3 ETIOLOGI
Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan
kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang
dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
2. Endokrin
3. Autoimun

5
4. Metabolik
5. Faktor genetik
2.4 TANDA DAN GEJALA
1. Tanda dan gejala setempat
a. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness)
dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan
dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari.
b. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
2. Tanda dan gejala sistemik
Lemah, demam , berat badan turun, anemia, anoreksia
2.5 KLASIFIKASI
Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai adanya hipertemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat
maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.

2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada
tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi
diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis
fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang .

2.6 PATOFISIOLOGI
Pada Reumatoidarthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya)
terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-
enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi

6
edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus
akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya
adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot
akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer&
Bare, 2002).

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti


vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan,
sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada
persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi
kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat
karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago
menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila


kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi,
karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan
tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan
subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa
menyebkan osteoporosis setempat.

Lamanya Reumatoidarthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya


masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil
individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus
menerus dan terjadi vaskulitis yang difus (Long, 1996)

2.7 PATHWAY

7
2.8 KOMPLIKASI
Komplikasi penyakit dapat mempersingkat hidup beberapa tahunpada
beberapa individu, meskipun rheumatoid arthritis itu sendiri tidakfatal. Secara
umum rheumatoid arthritis bersifat progresif dan tidakdapat disembuhkan, tetapi
pada beberapa pasien penyakit ini secarabertahap menjadi kurang agresif dan

8
gejala bahkan dapat membaik. Bagaimanapun, jika terjadi kerusakan tulang dan
ligamen serta terjadiperubahan bentuk, efeknya akan permanen.
Kecacatan dan nyeri sendi dalam kehidupan sehari-hari adalah halyang umum.
Sendi yang terkena bisa menjadi cacat, kinerja tugas bahkantugas biasa sekalipun
mungkin akan sangat sulit atau tidak mungkin.
Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Selain itu,
rheumatoid arthritis adalah penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi bagian
lain dari tubuh selain sendi. Efek ini meliputi :
a) Anemia
b) Infeksi
Pasien dengan RA memiliki risiko lebih besar untuk infeksi.
Obatimunosupresif akan lebih meningkatkan risiko.
c) Masalah gastrointestinal
Pasien dengan RA mungkin mengalami gangguan perut dan usus.
Kanker perut dan kolorektal dalam tingkat yang rendah telahdilaporkan
pada pasien RA.
d) Osteoporosis
Kondisi ini lebih umum daripada rata-rata pada wanitapostmenopause
dengan RA, pinggul yang sangat terpengaruh. Risikoosteoporosis
tampaknya lebih tinggi daripada rata-rata pada priadengan RA yang lebih
tua dari 60 tahun.
e) Penyakit paru-paru
Sebuah studi kecil menemukan prevalensi tinggi peradangan parudan
fibrosis pada pasien yang baru didiagnosis RA, namun temuanini dapat
dikaitkan dengan merokok.
f) Penyakit jantung
RA dapat mempengaruhi pembuluh darah dan meningkatkan
risikopenyakit jantung iskemik koroner.
g) Sindrom Felty
Kondisi ini ditandai dengan splenomegali, leukopenia dan infeksibakteri
berulang. Ini mungkin merupakan respon disease-modifyingantirheumatic
drugs (DMARDs).
h) Limfoma dan kanker lainnya
RA terkait perubahan sistem kekebalan tubuh mungkin memainkan peran.
Pengobatan yang agresif untuk RA dapat membantumencegah kanker
tersebut.

9
2.9 PROGNOSIS
Diagnosis dan pengobatan yang terlambat dapat membahayakan pasien.
Sekitar 40% pasien rheumatoid arthritis ini menjadi cacat setelah 10 tahun. Akan
tetapi, hasilnya sangatlah bervariasi. Beberapa pasien menunjukkan progresi yang
nampak seperti penyakit yang akan sembuhdengan sendirinya, sedangkan pasien
lain mungkin menunjukkan progresi penyakit yang kronis (Temprano, 2011).
Prognosis yang buruk dapat dilihat dari hasil tes yang menunjukkan adanya
cedera tulang pada tes radiologi awal, adanya anemia persisten yang kronis dan
adanya antibodi anti-CCP (Temprano, 2011). Rheumatoid arthritis yang aktif
terus-menerus selama lebih dari satu tahun cenderung menyebabkan deformitas
sendi serta kecacatan. Morbiditas dan mortalitas karena masalah kardiovaskular
meningkat pada penderita rheumatoid arthritis. Secara keseluruhan, tingkat
mortalitas pasien rheumatoid arthritis adalah 2,5 kali dari populasi umum
(Temprano, 2011).

2.10 PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Pemeriksaan antibodi Citruline : yaitu tes memberikan antibodi untuk


mengetahui apakah ada gangguan autoimun.
b) Pemeriksaan darah kecepatan sedimentasi : tingkat sedimentasi eritrosit
(ESR) mengukur seberapa cepat sel-sel darah merah jatuh ke dasar tabung
reaksi. Biasanya, semakin tinggi tingkat sedimentasi, semakin banyak
peradangan yang terjadi didalam tubuh. Tes darah lainya yaitu mengukur
C-reaktif protein (CRP). CRP tinggi menggambarkan tingkat peradangan
yang tinggi.
c) Pencitraan : menggunakan rontgen dan Magnetic Resonance Imaging
(MRI)
d) Arthrocentesis : mengambil cairan sendi untuk dianalisis.

2.11 PENCEGAHAN RHEUMATOID ARTRITIS

10
Ada beberapa hal cara pencegahan rheumatoid yang dapat Anda lakukan
untuk mengurangi rasa sakit akibat Rematik. Berikut ini cara pencegahan
rematik adalah:

1. Lakukan kegiatan rutin. Tidak hanya latihan yang baik bagi jantung
dan sistem kardiovaskular, itu juga baik untuk tulang, otot dan sendi.

2. Regangkan. Peregangan akan meningkatkan tonus otot dan dapat


membantu meningkatkan jangkauan gerak sendi Anda. Pastikan Anda
pemanasan otot dan sendi sebelum peregangan - peregangan sebelum
pemanasan lebih lanjut dapat memperburuk nyeri sendi dan bahkan
ketegangan otot-otot Anda.

3. Makan yang benar. Tulang Anda membutuhkan sejumlah nutrisi untuk


tetap kuat dan sehat. Dengan mengonsumsi makanan yang kaya
vitamin C dan E dan kalsium, Anda akan membantu membangun
sistem muskuloskeletal yang bisa hidup lebih lama kondisi
degeneratif. (Tips gizi untuk tulang kuat dan sendi)

4. Minum cukup air. Air membentuk 70 persen dari tulang rawan pada
sendi dan membantu menjaga mereka dilumasi sehingga tulang jangan
menggosok terhadap s

5. satu sama lain. Pastikan untuk mendapatkan delapan cangkir sehari.

2.12 TINDAKAN PENATALAKSANAAN


Tujuan penatalaksanaan rheumatoid artritis adalah mengurangi nyeri,
mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi
dan kemampuanmobilisasi penderita (Lemone&Burke, 2001)

Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang
merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:

1) Istirahat

11
2) Latihan fisik

3) Termoterapi

4) Pengobatan :

a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat


serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml

b. Natrium kolin dan asetamenofen meningkatkan toleransi saluran cerna


terhadap terapi obat

c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 600 mg/hari


mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga
menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan

d. Garam emas

e. Kortikosteroid

5) Nutrisi

Diet untuk penurunan berat badan yang berlebih.

Bila Rhematoidartritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,


pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi.
Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:

1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk


mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.

2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.

3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.

4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada


persendian

2.13 PERAN PERAWAT KOMUNITAS PADA KELOMPOK KHUSUS

12
Perawat komunitas minimal dapat berperan sebagai pemberi pelayanan
kesehatan melalui asuhan keperawatan, pendidik atau penyuluh kesehatan,
penemu kasus, penghubung dan koordinator, pelaksana konseling keperawatan,
dan model peran.

Dua peran perawat kesehatan komunitas, yaitu sebagai pendidik dan


penyuluh kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada kelompok
khusus merupakan bagian dari ruang lingkup promosi kesehatan. Berdasarkan
peran tersebut, perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mendukung
kelompok khusus mencapai derajat kesehatan yang optimal. Peran perawat
komunitas pada kelompok khusus :

1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan (care provider)


Peranan utama perawat komunitas yaitu sebagai pelaksana asuhan
keperawatan kepada kelompok khusus, baik itu dalam kondisi sehat maupun yang
sedang sakit.
2. Pendidik (health educator)
Perawat sebagai pendidik atau penyuluh, memberikan pendidikan atau
informasi kepada komunitas yang berhubungan dengan kesehatan komunitas itu
sendiri. Diperlukan pengkajian tentang kebutuhan klien untuk menentukan
kegiatan yang akan dilakukan dalam penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Dari
hasil pengkajian diharapkan dapat diketahui tingkat pengetahuan klien dan
informasi apa yang dibutuhkan.
3. Konselor
Perawat dapat menjadi tempat bertanya atau konsultasi untuk membantu
memberikan jalan keluar berbagai permasalahan kesehatan dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Pemantau Kesehatan (health monitor)
Perawat ikut berperan memantau kesehatan posyandu, puskesmas, atau
kunjungan rumah. Pemantauan ini berguna mengetahui dinamika kesehatan
sehingga jika terjadi masalah kesehatan dapat dideteksi sejak dini dan diatasi
secara tepat dengan segera.
5. Koordinator Pelayanan Kesehatan (coordinator of service)
Pelayanan kesehatan merupakan kegiatan yang bersifat menyeluruh dan
tidak terpisah-pisah. Perawat juga dapat berperan sebagai pionir untuk

13
mengkoordinir berbagai kegiatan pelayanan di masyarakat dalam mencapai tujuan
kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lainnya.
6. Pembaharu (inovator)
Tidak seluruhnya masyarakat mempunyai bekal pengetahuan mengenai
kesehatan. Perawat disamping memberikan penyuluhan juga dapat menjadi
pembaharu untuk merubah perilaku di suatu wilayah, misalnya budaya yang tidak
sesuai dengan perilaku sehat.

7. Panutan (role model)


Perawat sebagai salah satu tenaga medis dipandang memiliki ilmu kesehatan
yang lebih dari profesi lainnya di luar bidang kesehatan. Oleh sebab itu akan lebih
mulia bagi perawat untuk mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga dapat memberikan contoh baik.
8. Fasilitator
Perawat menjadi penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan
kesehatan dan instansi terkait, melaksanakan rujukan.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

RT 01 Dusun Mega Melati Desa Mega Timur Kec Sui. Ambawang

14
Pengkajian Tanggal : 16 Febuari 2013
I. DATA UMUM
1.Tipe komunitas RT :
RT 01 Dusun Mega Melati terdiri dari 51 kepala keluarga dengan
kebanyakan masyarakatnya berkerja sebagai petani, peternak, buruh
bangunan dan wiraswasta . Untuk masalah kesehatan sebagian besar
warga lansia mengatakan persendian tangan mereka nyeri, pusing
kepala, demam dan biasanya warga hanya diam di rumah, dan penyakit
akan sembuh dengan sendirinya. Ada juga sebagian penduduk
mengalami artritis rheumatoid, hipertensi, dan asam urat. Sebagian
besar penduduk berobat ke perawat setempat, ataupun ke pukesmas.
Walaupun di Mega Timur ada polindes warga lebih cenderung pergi ke
pukesmas 24 jam dikerenakan waktu sebagian besar warga berkerja
pada pagi hari sehingga untuk mengunjungi polindes menjadi tidak
sempat ada juga yang sempat ke polindes hanya saja di polindes tenaga
kesehatannya juga terbatas.
2. Suku
Di daerah Dusun Mega Melati RT 01 ada 3 suku mayoritas
masyarakat yaitu Melayu, Bugis, dan Madura. Penduduk aslinya adalah
suku Melayu dan warga pendatang yang hadir merupakan hasil dari
perkawinan antara warga melayu dan adapun warga yang datang karena
transmigrasi pemerataan wilayah dari pemerintah pada daerah tersebut.
Untuk lingkungan sosialisasi masyarakat saling menghormati suku satu
dengan suku yang lainnya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
Melayu Pontianak, Madura, Bugis dan Indonesia. Bila ada masyarakat
yang sakit, biasanya tetanga datang untuk menjenguk atau membantu
untuk membawa ke pukesmas ataupun menghubungi perawat setempat.
Pukesmas yang sering dijadikan rujukan adalah puskesmas 24 jam yang
berada di siantan.

3. Agama

15
Sebagian penduduk memeluk agama Islam. Karena penduduk asli
kebanyakan memeluk agama islam sehingga pada hari-hari penting
islam lebih sering ada acara seperti pengajian, maulid nabi, dan lain-
lainnya.

4. Status sosial ekonomi penduduk


Pencari nafkah sebagian besar adalah bapak-bapak yang berkerja
sebagai petani, peternak, buruh bangunan dan wiraswasta. untuk
perkerjaan ibu-ibu di Dusun Mega Melati segaian besar adalah Ibu
rumah tangga yang membuka perkerjaan sambilan seperti membuka
warung di depan rumah ataupun membantu perkerjaan suami yang
petani.

5. Aktivitas silahturahmi penduduk


Selain berkerja sebagian besar penduduk mencari hiburan di luar
dusun seperti datang ke pasar malam, mengadakan kegiatan-kegiatan
bersama pada hari-hari besar keagamaan.

II. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN PENDUDUK

1. Tahap perkembangan penduduk saat ini


Tahap perkembangan penduduk sebagian besar anak-anak di Dusun
Mega Melati RT 01 sudah bersekolah saat usia dini minimal 6 tahun.
Sang anak bersekolah menuntun ilmu dan bersosialisasi dengan teman-
temannya bukan hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan sekitar
mereka bermain meningkatkan kemampuan intelegensi dan motorik.
Seperti bermain kejar duduk, bermain, berenang dan lompat tali. Dan
tahap perkembangan pendidikan penduduk Dusun Mega Melati RT 01
sebagian besar tamatan SD, SMP, SMA dan adapula yang tidak
bersekolah.

16
2. Riwayat penduduk sebelumnya
Penduduk sebelumnya kebanyakan mayoritas melayu Pontianak,
persilangan perkawinan dan transmigrasi yang banyak merubah
perkembangan penduduk di Dusun Mega Melati, dengan keyakinan
agama yang sama permasalahan masyarakat dilaksanakan dengan
musyawarah mufakat.

3. Riwayat penduduk saat ini


Sebagian besar anak remaja yang bersekolah tamatan SMA mereka
langsung berkerja mengikuti sang ayah, dan berkeluarga. Tidak hanya
itu ada pula yang melanjutkan sekolah ke jenjang perkuliahan bagi
orang tua yang mampu.

III. KARAKTERISTIK PENDUDUK

1.Tempat tinggal yang ditempati.


Rumah-rumah merupakan hasil dari warisan kakek yang di beli
dengan cara kredit antar keluarga. Jarak antara rumah warga satu
dengan yang lain kira-kira berjarak 10 meter rumah-rumah di dusun
Mega Melati juga masih jarang berbeda dengan daerah perkotaan. Air
bening sulit di dapat karena yang ada di daerah rumah hanya ada air
yang berwarna merah yang tercampur dengan warnah tanah, air yang di
gunakan untuk minum biasanya dengan air hujan yang di tampung
dengan drum air ukuran 50 liter. Untuk keperluan mandi masyarakat
Dusun Mega Melati menggunakan sumber air di depan rumah karena
dekat parit yang air lumayan bersih bisa digunakan untuk keperluan
mencuci baju, mencuci alat dapur, dan lain-lainnya.
2. Perkumpulan interaksi masyarakat

Perkumpulan tidak dijadikan rutinitas, kapanpun dan dimana pun hal

ini dapat dilakukan, masyarat biasanya mengikuti pengajian rutin pada

17
hari jumat sore di masjid sekitar rumahnya, dan anak-anak belajar

membaca alquran dengan guru mengaji setiap hari setelah mandi sore

hari.

3. Sistem pendukung penduduk

Sistem penujang pendidikan seperti sekolah, sudah ada beberapa

sekolah dasar yang ada di daerah tersebut walaupun dengan tenaga

pengajar masih seadanya dan untuk sekolah menengah pertama, sekolah

menengah atas masih sangat jarang bisanya anak-anak daerah dusun

Mega Melati harus keluar ke kota untuk mencari pendidikan lanjutan.

Sarana transportasi warga menggunakan kendaraan roda dua atau

menggunakan tranportasi massal yang masih minim, fasilitas jalan yang

masih berbatu dan berlubang menyebabkan kesulitan mengunjungi

pelayanan kesehatan.

IV. ANALISA DATA

Data Penyebab Masalah


DS: sebagian besar warga Minimnya informasi Risiko
mengatakan persendian yang didapat terjadinya
tangan mereka nyeri. peningkatan
Masyarakat juga mengatakan penyakit akibat
belum mengerti bagaimana kurangnya
untuk menangani nyeri pengetahuan
tersebut. tentang
DO: terlihat pada sebagian penyakit
besar warga ada (Rheumatoid
pembengkakan pada Arthritis)
persendian tangan.
DS: warga mengatakan mereka Sulit untuk Kesulitan
hanya sempat pergi ke menyesuaikan jadwal mengunjungi
pelayanan kesehatan setelah perkerja warga dengan pelayanan

18
pulang dari berkerja. waktu Kriteria operasional kesehatan
No DO: jarak antara polindes
Diagnosa Keperawatan polindes akibat jarak Jumlah
terdekatA 5 BKM Cdengan
D E F G H I tempuh
J K yangL
situasi jalan yang berbatu cukup jauh
1 Risiko terjadinya 5 4 4 5 5 3 4 5 3 4 4 5 41 Ket
dan berlubang ditambah lagi
peningkatan penyakit
fasilitas transportasi yang A.
akibat kurangnya
minim.
pengetahuan tentang
Waktu operasional polindes
penyakit (Rheumatoid B.
dari jam 07.00 13.00 C.
Arthritis) b/d minimnya
D.
informasi yang didapat

. E.
F.
G.
H.
I.
2. Kesulitan mengunjungi 4 4 3 3 5 3 4 5 2 3 2 5 40 J.
pelayanan kesehatan K.
L.
akibat jarak tempuh
Ket
yang cukup jauh
berhubungan dengan 1.
2.
sulit untuk 3.
4.
menyesuaikan jadwal San
perkerja warga dengan
waktu operasional
polindes

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Dx1 : Risiko terjadinya peningkatan penyakit akibat kurangnya pengetahuan

tentang penyakit (Rheumatoid Arthritis) b/d minimnya informasi yang didapat


Dx2 : Kesulitan mengunjungi pelayanan kesehatan akibat jarak tempuh yang

cukup jauh berhubungan dengan sulit untuk menyesuaikan jadwal perkerja

warga dengan waktu operasional polindes.

VI. PENAPISAN MASALAH


VII. INTERVENSI KEPERAWATAN

19
Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Sasaran Me
keperawatan
Risiko terjadinya Tujuan Umum : 1. Penyuluhan tentang Warga Komu
peningkatan Nyeri penyakit Rheumatoid RT 01 i
penyakit akibat berkurang, arthritis Mega Inform
kurangnya Inflamasi Melati (lobi)
pengetahuan berkurang
tentang penyakit Tujuan Khusus : 2. Demonstrasikan cara Penderita CTJ
(Rheumatoid Warga/ Lansia penangan penyakit Nyeri

Arthritis) b/d di RT 01 Mega rheumatoid arthritis sendi

minimnya Melati dengan kompres

informasi yang mengetahui dan hangat dan juga teknik

didapat memahami distraksi

tentang penyakit 3. Pemberian informasi Penderita KIE


rheumatoid mengenai obat-obatan nyeri
arthritis serta yang bisa dibeli tanpa sendi
cara resep dokter ataupun
menanganinya. juga obat dari TOGA
Kesulitan Tujuan 1. Penyuluhan tentang Warga Komu
mengunjungi setelah pentingnya RT 01 i
pelayanan dilakukan memeriksakan Mega Inform
kesehatan penyuluhan kesehatan Melati
berhubungan tentang
dengan kesehatan 2. Memberikan Posyand Prakti
sulitnya masyarakat pelayanan kesehatan u Langs
menyesuaikan dapat pada saat warga tidak
jadwal memprioritaska sibuk berkerja
3. Melakukan Home care
perkerja warga n masalah
atau pelayanan yang
dengan waktu pemeriksaan Kunju
datang kerumah-rumah
operasional kesehatan. Rumah Ruma
warga.
polindes. Warga
4. Berkolaborasi dengan

20
Kriteria Hasil pemerintah setempat
Warga dengan guna membantu
mudah menyediakan fasilitas Disku
memeriksakan kesehatan yang Balai
kesehatannya memiliki standar desa
operasional 24 jam

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang
terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang
mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang
persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada
membran sinovial dan struktur struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.

4.2 SARAN
a. Bagi Perawat
Perawat sebagai care giver diharapkan mampu memberikan
pelayanan kesehatan kepada balita dan keluarga dalam bentuk promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative.
b. Bagi Keluarga
Diharapkan setiap keluarga mengerti dan memahami pentinnya
kesehatan sehingga mampu menjaganya sehingga menua dengan bahagia.

22
DAFTAR PUSTAKA

Elisabeth T. Anderson dan RN. Judith Mc. Farlane. 2012. Community as a Partner,
6th Ed +Introduction to Community Based Nursing, 5 th Ed: Theory and Practic in
Nursing. Lippincot Williams and Wilkins, 2012

Efendi, Ferry & Makhfudi. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Keperawatan. Jakarta : Salemba medika
Mubarak, W, I, Santoso, B, A, Rosikin, K & Patonah, S. (2006). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Komunitas 2 Teori & Aplikasi Dalam Praktik Dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Jogjakarta : Sagung
Seto.

23

Anda mungkin juga menyukai