Anda di halaman 1dari 4

Reklamasi pantai sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan lahan perkotaan menjadi

kemutlakan karena semakin sempitnya wilayah daratan. Kebutuhan dan manfaat reklamasi
dapat dilihat dari aspek tata guna lahan, aspek pengelolaan pantai dan ekonomi. Tata ruang
suatu wilayah tertentu kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan hasil
guna. Untuk pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau pemukiman
yang perairan pantainya dangkal wajib untuk direklamasi agar bisa dimanfaatkan.

2700 Ha dan 1000 Haberada di lahan hutanlindung/mangrovDepartemen KehutananUntuk


Reklamasi dibuatKeppres 52 /1995 dandilakukan oleh 10perusahaanBaru dikeluarkan
AMDAL7 tahun kemudian

Pengendalian Dampak Negatif Lingkungan

- Campur tangan manusiaterhadap alam akan berimbas kepada ekosistem yang ada di laut
sebelumnya,maka perlu dilakukannya pencegahan dampak meluas akibat reklamasi ini.Salah
satu contoh: ketika Reklamasi Pantai Indah Kapuk selesai, maka persoalan muncul, ketika
jalan Tol ir Sedyatmo (Tol Bandara) mengalami banjir beberapa pendapat dikarenakan
limpasan dari area Pantai Indah Kapuk

Transcript

1.

2. HUTAN BAKAU Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang
tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh
pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi
pelumpuran dan akumulasi bahan organik . Baik di teluk-teluk yang terlindung dari
gempuran ombak , maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan
lumpur yang dibawanya dari hulu .

3. HUTAN BAKAU Hutan-hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia,
terutama di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di subtropika. Luas hutan
bakau Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar , merupakan mangrove yang terluas di
dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha) (Spalding
dkk, 1997 dalam Noor dkk, 1999). Di Indonesia, hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di
seputar Dangkalan Sunda yang relatif tenang dan merupakan tempat bermuara sungai-sungai
besar. Yakni di pantai timur Sumatra , dan pantai barat serta selatan Kalimantan . Di pantai
utara Jawa , hutan-hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap lahan.
Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul , hutan-hutan mangrove yang masih baik
terdapat di pantai barat daya Papua , terutama di sekitar Teluk Bintuni . Mangrove di Papua
mencapai luas 1,3 juta ha, sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia.
4. Gambar di atas adalah gambar distribusi hutan bakau di dunia, dan bisa dilihat bahwa
Indonesia adalah daerah yang memiliki hutan bakau dengan tingkat keragaman yang sangat
tinggi.

5. FUNGSI EKOLOGIS HUTAN BAKAU 1. Sebagai Penentu Sumber Produktifitas


Perairan 2. Penyedia Habitat Satwa 3. Pengatur Fungsi Hidrologis 4. Penjaga Kualitas Air 5.
Pencegah Bencana Alam 6. Penjaga Sistem dan Proses Alami FUNGSI EKONOMIS
HUTAN BAKAU 1. Sumber Perikanan 2. Penghasil Kayu 3. Sumber Plasma Nuftah
FUNGSI SOSIAL HUTAN BAKAU 1. Sumber Mata Pencaharian Masyarakat 2. Sumber
Pangan 3. Sumber Bahan Obat-obatan 4. Tempat Kegiatan Wisata Alam 5. Sarana Penelitian
dan Pendidikan

6. Indonesia memiliki hutan bakau terluas di dunia dengan luas mencapai 3.8 juta Ha. Tapi
bagaimana sekarang?

7. RIWAYAT RTH DI JAKARTA RENCANA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) 1965-


1985 Alas hukum: Rencana Induk Djakarta 1965-1985 Gubernur: Soemarno/Ali Sadikin
Luas: 37,2% (241,8 km2) Kategori: sangat ideal 1971. Gubernur Ali Sadikin melepaskan 13
hektare RTH Senayan untuk pembangunan hotel dalam rangka Konferensi Pariwisata Asia
Pasifik. Belakangan, hotel itu ternyata menjadi properti perusahaan keluarga Ibnu Sutowo.
1984. Luas ruang terbuka hijau 28,8%.

8. RENCANA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) 1985-2005 Alas hukum: Rencana Umum
Tata Ruang Jakarta 1985-2005 Gubernur: Soeprapto Luas: 26,1-31,5 % (169,65 km2) pada
2005 Kategori: cukup ideal Tonggak: 1990. Dua pertiga kawasan lindung Pantai Kapuk
direklamasi menjadi perumahan Pantai Indah Kapuk 1994. Hutan kota Tomang di Jakarta
Barat dikonversi menjadi Mal Taman Anggrek 1995. Luas ruang terbuka hijau 24,9%
1996. Konversi besar-besaran RTH Senayan dimulai, ditandai dengan pembangunan Hotel
Atlet Century dan Plaza Senayan 1997. Hotel Mulia dibangun di atas RTH Senayan
menggunakan memo Presiden Soeharto 1998. Luas ruang terbuka hijau 9,6%. 1999.
Gubernur Sutiyoso memutihan pelanggaran ruang terbuka hijau dengan menerbitkan
Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta 2010.

9. Seperti telah disampaikan, dahulu Indonesia memiliki hutan bakau yang paling luas di
dunia. Namun kini, hutan baka di Indonesia dalam ancaman yang serius. Fakta-faktanya : -
Hingga tahun 2003, sekitar 13.200 ha lahan tambak beralih fungsi menjadi kawasan industri.
-Pada tahun 1982, luas areal hutan bakau Indonesia adalah 4,2 juta hektar. Namun, seiring
ekspansi industri pertambakan, luas areal hutan bakau Indonesia tersisa 1,9 juta hektar di
tahun 2007. -Di Lampung, misalnya, dari 160.000 hektar lahan hutan bakau, sekitar 136.000
hektar (80%) rusak akibat perluasan tambak. - Setidaknya 831 ha hutan bakau di pantai utara
Jakarta telah di reklamasi menjadi kawasan perumahan elit (Pantai Indah Kapuk).

10. REKLAMASI Reklamasi adalah salah satu wujud Urban Expansion untuk
menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi suatu daerah. Kebijakan ini umum dilakukan
ketika suatu daerah berbatasan langsung dengan perairan. Kebijakan ini telah dilakukan oleh
beberapa negara, salah satunya adalah Singapura. Urban Expansion ini mungkin bisa menjadi
salah satu solusi yang baik untuk menanggulangi pertumbuhan jumlah penduduk, namun
harus dilakukan dengan cermat karena mempengaruhi banyak pihak.

11. PANTAI INDAH KAPUK Merupakan sebuah perumahan eliter yang berdiri di atas lahan
seluas 800 ha di daerah pantai utara Jakarta. Digagas pada tahun 1990, dan berdiri di atas
lahan reklamasi. Dikembangkan di bawah bendera PT. Mandara Permai, diperkirakan
menguasai 1163 ha lahan hasil reklamasi ini, yang selain dijadikan perumahan elite, juga
dijadikan padang golf.

12. 1993 2001

13. PROSE PEMBENTUKAN PANTAI INDAH KAPUK Pemerintah pusat dan daerah
merumuskan landasan hukum untuk pelaksanaan reklamasi, yaitu Keputusan Presiden no.
52/1995 tentang Reklamasi dan Peraturan Pemerintah no. 8 / 1995 tentang Reklamasi dan
Rencana Tata Ruang Kota Jakarta Utara. Lalu diperkuat oleh UU no. 32 / 2004 tentang
otonomi daerah yang memberikan kebebasan pemerintah daerah untuk menentukan proyek
yang boleh dilangsungkan di daerahnya demi kepentingan daerahnya.

14. Proyek Reklamasi ini Dilakukan oleh 10 perusahaan: PT. Muara Wisesa Samudra (54 Ha)
PT. Bhakti Bangun Eramulia ( 38Ha) PT. Kawasan Berikat Nusantara (198 Ha) PT.
Pembangunan Jaya Ancol ( 592 Ha). PT. Kapuk Naga Indah (674 Ha) PT. Jaladri Kartika
Eka Paksi (200 Ha) PT. Manggala Krida Yudha (375 Ha) PT. Dwi Marunda Makmur (220
Ha) BPL Pluit/ PT. Jakarta Propertindo (290 Ha) Yang sudah melakukan proyeknya adalah 3
perusahaan, yaitu PT. Kapuk Naga Indah, PT. Jakarta Propertindo dan PT. Manggala Kriya
Yudha, yang lainnya akan menyusul.

15. Masalah lain timbul karena proyek tersebut akan dilaksanakan di atas lahan seluas 1000
Ha yang merupakan kawasan Hutan Lindung yang merupakan milik Departemen Kehutanan.
Hutan Lindung tersebut merupakan paru-paru kota, yang memiliki peran sangat penting bagi
kehidupan masyararakat kota ini. Akhirnya proyek ini tetap dilaksanakan, dengan perjanjian
tukar guling / ruislag , dimana Departemen Kehutanan dijanjikan lahan di sukabumi dan
pulau di kepulauan Seribu sebagai ganti paru-paru kota yang hilang. Kejanggalan lain adalah
bahwa AMDAL dari proyek ini baru dikeluarkan 7 Tahun setelah proyek ini mulai berjalan.
Padahal seharusnya AMDAL harus dilakukan lebih dahulu, sebelum suatu proyek mulai
dijalankan.

16. AKIBAT YANG DITIMBULKAN

Hilangnya kawasan hutan bakau di pantai utara Jakarta yang menyebabkan terjadinya hal-hal
berikut:

Meningkatnya abrasi, karena sudah tidak ada lagi hutan bakau yang menjadi penahan
gelombang laut. Abrasi telah membuat banyak kampung nelayan kehilangan tempat
tinggalnya.
Hilangnya habitat flora dan fauna di daerah itu. Beberapa akibat yang paling baru adalah
banyaknya monyet-monyet dari cagar alam di daerah itu yang berkeliaran di daerah
perumahan, padahal hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Meningkatnya intrusi air lau ke daratan, yang menyebabkan semakin parahnya banjir di
Jakarta dari waktu ke waktu. Yang paling menjadi masalah adalah ketika banjir sampai
melanda Jalan Tol Soedyatmo (Tol Bandara) pada km 26-28 dengan ketinggian air hingga
mencapai 1.5m

17. Banjir di Tol Soedyatmo, hingga kini masih menjadi adu argumentasi mengenai
penyebabnya, antara pembangunan PIK dengan buruknya konstruksi Tol Soedyatmo
sehingga mengalami banjir yang cukup parah pada banjir besar tahun ini. Fakta lainnya,
walau PIK sebenarnya berada di bawah permukaan air, ternyata PIK sama sekali tidak
mengalami banjir.

18. Gambar di atas menjelaskan alasan mengapa PIK tidak mengalami banjir

19. REAKSI YANG TIMBUL

Timbul penolakan dari berbagai pihak, Emil Salim, Ali Sadikin dan WALHI (Wahana
Lingkungan Hidup) dan LSM adalah pihak-pihak yang paling vokal menentang
dilaksanakannya proyek reklamasi ini.

Mantan Mentri Lingkungan Hidup, pada masa jabatannya, mengeluarkan Surat Keputusan
no. 14/2003 yang menyatakan menolak dilaksanakannya proyek reklamasi tersebut, karena
dampak yang akan ditimbulkan berdasarkan AMDAL yng telah dilaksanakan, akan sangat
merugikan masyarakat. Terutama karena studi AMDAL yang dilaksanakan mengemukakan
bahwa proyek ini akan semakin memperparah banjir yang terjadi di Jakarta, dan akan
meningkatkan level air yang mengalir dari pantai utara Jakarta hingga 12 cm. Selain itu akan
merusak ekosistem laut dan akan memberikan dampak negatif terhadap kehidupan nelayan di
daerah itu serta meningkatkan polusi ke kepulauan Seribu.

20.

Karena dikeluarkannya SK Mentri Lingkungan hidup pada tahun 2003, dengan mengajukan
gugatan sengketa tata usaha negara melalui Pengadilan Tata Usaha Negara DKI Jakarta, yang
tercatat di dalam register perkara No. 075/G.TUN/2003/PTUN-Jkt, mereka 6 perusahaan:
PT. Pembangunan Jaya Ancol, Cs-menuntut pembatalan terhadap SK Menteri tersebut.
Gugatan inilah yang kemudian melatarbelakangi WALHI, APHI, PBHI dan ICEL melakukan
intervensi yang telah kami ajukan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara DKI Jakarta pada
tanggal 9 Juli 2003, yang tercatat di dalam register perkara No. 075/G.TUN/2003/PTUN-
Jkt/INTV.I

http://www.slideshare.net/elisa3da/hutan-bakau-kapuk

Anda mungkin juga menyukai