LAPORAN KASUS
NPM : 10700250
DOKUMEN MEDIK
1. Identitas Penderita
Nama : Ny. Samijah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 46 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Dukuh Nguleng RT I RW V Kecamatan Rarelu
Blagong
Tanggal Pemeriksaan : 18 Oktober 2014
2. Heteroanamnesa
a. Keluhan Utama
Lengan dan tungkai kanan lemah
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Anggota gerak sebelah kanan sulit digerakkan. kejadian muncul tiba-
tiba tidak disertai muntah tetapi pasien mengeluh pusing sebelumnya.
1
Setelah kejadian pasien tiba-tiba sulit untuk berbicara. Nafsu makan
dan minum baik. BAB dan BAK normal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah seperti ini sebelumnya. Pasien mempunyai riwayat
Hipertensi. Tidak mempunyai riwayat Diabetes Melitus. Riwayat
Pengobatan
Berobat jalan di Poli Syaraf RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
d. Riwayat Keluarga
Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama.
2
Paru-paru : inspeksi : normal, tidak ada jejas
Palpasi : pergerakan dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : s1 s2 tunggal vesikuler, Rhonki (-)
Wheezing (-)
e. Abdomen
Hepar / Lien : normal, tidak teraba
Lain-lain : Bising usus (+), meteorismus (-), nyeri
tekan (-)
f. Ekstremitas
Superior : akral hangat +/+, oedem -/-, CRT <2detik
Inferior : akral hangat +/+, oedem-/-, CRT <2detik
4. Status Neurologik
a. Keadaan Umum
Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif : GCS 3-x-6
b. Pembicaraan
Disatria :-
Monoton :-
Scaning :-
Afasia :+
c. Kepala
Asimetri :-
Sikap paksa :-
Tortikolis :-
d. Wajah
Mask :-
Myopatik :-
Full moon :-
Tic Fascialis :-
3
5. Pemeriksaan Khusus Neurologi
a. Rangsang meningeal
Kaku kuduk :-
Kernig sign :-
Brudzinski I :-
Brudzinksi II :-
Brudzinski III :-
Laseque :-
b. Saraf Cranialis
Nervus I (n.olfaktorius) : tidak dilakukan
Nervus II (n.optikus) :
Kanan Kiri
Reflek pupil + +
4
Bentuk bulat bulat
Lebar 3 mm 3 mm
Perbedaan lebar tidak ada tidak
ada
Reflek cahaya langsung (+) (+)
Reflek cahaya konsensual tidak dilakukan
Waktu Bergerak
Mengerutkan dahi :+
Mengangkat alis : simetris
Menutup mata : simetris kanan kiri
Mecucu : bibir lebih terdorong ke
kanan
Memperlihatkan gigi : sudut bibir kanan tertinggal
5
Sensorik : tidak dilakukan
Kokhlearis :
Test rinne : tidak dilakukan
Test weber : tidak dilakukan
Test swabach : tidak dilakukan
Kanan Kiri
6
Nervus XII (n. Hipoglosus )
Kedudukan lidah
Waktu istirahat : tertarik ke kiri
Waktu gerak : tertarik ke kanan
Atrofi :-
Fasikulasi :-
c. Pemeriksaan Motorik
Kekuatan otot Kanan Kiri
Superior :0 5
Inferior :0 4
Klonus otot
Spastik :+
Flaccid :-
d. Reflek Fisiologis
Kanan Kiri
BPR (Reflek Biceps) : + meningkat +
TPR (Reflek Triceps) : + meningkat +
KPR (Reflek Patella) : + meningkat +
APR (Reflek Achilles) : + meningkat +
e. Reflek Patologis
Kanan Kiri
Hoffman Tromner :- -
Babinski :+ -
Chaddock :- -
Oppenheim :- -
Gordon :- -
Gonda :- -
Schaffer :- -
Rosolimo :- -
7
f. Sistem Otonom
Buang Air Kecil : + (kateter)
Buang Air Besar :-
Tes keringat : tidak dilakukan
g. Diagnosa
Klinis : Hemiparese dextra lesi UMN, Parese N.VII dextra
central
Parese N.XII
Topis : Kortikal (hemisfer sinistra)
Etiologi : CVA infark
Diagnosa Banding :
Stroke hemoragic
TIA
RIND
h. Planning Diagnosa
Pemeriksaan Laboratorium : Darah Lengkap , Faal Hati , Faal
Ginjal, Profil Lipid, Glukosa Darah, Serum Elektrolit
EKG
Foto Thoraks
CT scan kepala
i. Planning Terapi
Terapi Medikamentosa :
Tablet Aspilet 100 mg
Tablet Piracetam 800mg
Tablet Amlodipin 10mg
Tablet Neurodex
8
j. Edukasi
Pengaturan pola hidup sehat untuk mecegah serangan ulang dari stroke
dengan cara :
k. Prognosa
Tergantung dari :
Tingkat keparahan penyakit
Ada tidaknya gangguan neurologis yang
menyebabkan kecacatan fisik
Komplikasi penyakit
Dukungan keluarga dan lingkungan
9
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENDAHULUAN
2.2 DEFINISI
Stroke (berasal dari kata strike) berarti pukulan pada sel otak.
Biasanya karena adanya gangguan distribusi oksigen ke sel otak. Stroke
atau cedera serebravaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
10
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah bagian otak. Stroke adalah
sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa
defisit neurologis fokal, atau global ,yang berlangsung 24 jam atau lebih
atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak non traumatik. Bila gangguan peredaran
otak ini berlangsung sementara, beberapa detik hingga beberapa jam
(kebanyakan 10-20 menit), tapi kurang dari 24 jam, disebut sebagai
serangan iskemia otak sepintas (TIA= transient ischaemia attack).
Menurut WHO stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan
fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan
cepat.
2.3 EPIDEMOLOGI
11
seluruh kematian). Prevalensi stroke rata-rata adalah 0,8%, tertinggi 1,66%
di Nangroe Aceh Darussalam dan terendah 0,38% di Papua (RISKESDAS,
2007). Di Unit Stroke RSUP Dr Sardjito, sejak berdirinya pada tahun
2004, terlihat peningkatan jumlah kasus terutama stroke iskemik akut
1. Dua arteria karotis, yang membawa 80% darah yang diperlukan oleh
otak dan terutama memberi darah pada bagian depan, atas, dan lateral
dari hemisfer.
2. Dua arteria vertebralis yang membawa darah untuk serebelum, batang
otak, bagian belakang dan bagian bawah dari hemisfer otak.
12
vaskularisasi pada korteks frontalis, parietalis bagian tengah, korpus
kalosum dan nukleus kaudatus. Arteri serebri media memberikan
vaskularisasi pada korteks lobus frontalis, parietalis, dan temporalis.
13
Gambar sirkulus Willis
2.5 ETIOLOGI
14
Tabel. Kondisi yang berhubungan dengan iskemia fokal serebral
Stroke dapat dibagi menjadi dua, yaitu stroke non hemmoragic dan
stroke hemmoragic. Stroke yang terjadi sebagai akibat dari adanya
sumbatan pada arteri sehingga menyebabkan penurunan suplai oksigen
pada jaringan otak (iskhemik) hingga menimbulkan nekrosis, 87% kasus
stroke disebabkan kerena adanya sumbatan yang berupa thrombus atau
embolus. Trombus adalah gumpalan/sumbatan yang berasal dari pembuluh
darah otak. Embolus adalah gumpalan/sumbatan yang berasal dari tempat
15
lain, misalnya jantung atau arteri besar lainnya. Faktor lain yang
berpengaruh adalah denyut jantung yang irreguler (atrial fibrillation) yang
merupakan tanda adanya sumbatan dijantung yang dapat keluar menuju
otak. Adanya penimbunan lemak pada pembuluh darah otak
(aterosklerosis) akan meningkatkan resiko terjadinya stroke iskemik.
b. Berdasarkan penyebab:
1) Stroke Trombotik
Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada
pembuluh darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh
darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil. Pada
pembuluh darah besar trombotik terjadi akibat aterosklerosis
yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan darah yang cepat.
Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya kadar
kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL).
Sedangkan pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena
aliran darah ke pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini
16
terkait dengan hipertensi dan merupakan indikator penyakit
aterosklerosis.
2) Stroke Emboli/Non Trombotik
Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung
atau lapisan lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan
pembuluh darah yang mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri
oksigen dan nutrisi ke otak.
17
Gambar: Stroke iskemik dan stroke hemoragic
18
persepsi visual, gangguan dalam hubungan visual-spasial dan kehilangan
sensori.
Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik. Bila kerusakan
telah terjadi pada lobus frontal, mempelajari kapasitas setelah terjadi pada
lobus frontal, mempelajari kapasitas, memori atau fungsi intelektual
kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat ditunjukkan
dalam lapangan perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan
kurang motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi frustasi dalam
program rehabilitasi mereka.
Disfungsi kandung kemih. Setelah sroke pasien mungkin
inkontinensia urinarius sementara karena konfusi, ketidakmampaun
mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk
menggunakan urinal/bedpan karena kerusakan kontrol motorik dan
postural.
19
Untuk membedakan letak subkortikal atau kortikal digunakan tabel berikut ini
:
20
Modifiable risk factors:
a. Well-documented and modifiable risk factor
1. Hipertensi
2. Terpapar asap rokok
3. Diabetes
4. Atrial fibrillation and certain other cardiac condition
5. Dislipidemia
6. Stenosis arteri karotis
7. Terapi hormon postmenopouse
8. Poor diet
9. Physical inactivity
10. Obesitas dan distribusi lemak tubuh
2.8 DIAGNOSIS
21
Riwayat gejala
Pasien mengalami kelemahan pada lengan dan tungkai
kanan yang muncul mendadak setelah beraktifitas
sebelumnya.
Pasien sebelumnya mempunyai riwayat hipertensi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
22
- serum kolesterol dan lipid : peningkatan nilai
kolesterol dan lipid merupakan salah satu faktor
resiko untuk stroke
Pungsi Lumbal
Radiologi
CT scan :
23
bukanlah tes baris pertama dalam stroke. Metode ini dapat
mendeteksi stroke iskemik dalam masa hanya beberapa menit.
Suatu MRI mungkin akan dilakukan pada pasien jika detil-detil
yang lebih halus diperlukan untuk membuat keputusan medis yang
lebih jauh.
a. Stroke Hemoragik
Perdarahan Intraserebral
Kira-kira 10% stroke disebabkan oleh perdarahanintraserebral.
Hipertensi, khususnya yang tidak terkontrol, merupakan penyebab
utama.Penyebab lain adalah pecahnya aneurisma, malformasi
arterivena, angioma kavernosa, alkoholisme, diskrasia darah, terapi
antikoagulan, dan angiopati amiloid.
Perdarahan Subaraknoid
Sebagian besar kasus disebabkan oleh pecahnya aneurisma pada
percabangan arteri-arteri besar. Penyebab lain dalah malformasi
arterivena atau tumor.
Gejala nya antara lain :
serangan biasanya mendadak, tanpa gejala prodormal dan
pasien sedang berada dalam keadaan aktif sewaktu
serangan
sering disertai nyeri kepala dan muntah
kesadaran menurun segera atau memburuk dalam 24 jam
hingga 48 jam
outcome lebih buruk berbanding stroke iskemik
24
permanen serebral infark. TIA merupakan faktor resiko penting
terjadinya stroke iskemik. Kebanyakan disebabkan oleh emboli.
DIAGNOSA KERJA
25
neurologik yang bergantung pada regio dan memberikan gambaran pola
defisit yang khas pada regio tersebut.
2.11 PROGNOSIS
26
Dari berbagai penelitian didapatkan bahwa perbaikan status
fungsional tampak nyata pada 3 bulan pertama dan mencapai tingkat
maksimal dalam 6 bulan post stroke. Duncan PW (1993) dlam
penelitiannya melaporkan bahwa perbaikan fungsi motorikdan defisit
neurologis terjadi paling cepat dalam 30 hari pertama setelah stroke
iskemik dan menetap setelah 3-6 bulan, walaupun selanjutnya perbaikan
masih mungkin terjadi. sedangkan peneliti lain mendapatkan 50% pasien
mengalami perbaikan fungsional paling cepat dalam 2 minggu pertama.
2.12 PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN :
STADIUM HIPERAKUT
Tindakan pada stadium ini dilakukan di Instalasi Rawat Darurat
dan merupakan tindakan resusitasi serebro-kardio-pulmonal bertujuan agar
kerusakan jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi
oksigen 2 L/menit dan cairan kristaloid/koloid; hindari pemberian cairan
dekstrosa atau salin dalam H2O. Dilakukan pemeriksaan CT scan otak,
elektrokardiografi, foto toraks, darah perifer lengkap dan jumlah
trombosit, protrombin time/INR, APTT, glukosa darah, kimia darah
(termasuk elektrolit); jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah. Tindakan
lain di Instalasi Rawat Darurat adalah memberikan dukungan mental
kepada pasien serta memberikan penjelasan pada keluarganya agar tetap
tenang.
27
STADIUM AKUT
Pada stadium ini, dilakukan penanganan faktorfaktor etiologik
maupun penyulit. Juga dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan
psikologis serta telaah sosial untuk membantu pemulihan pasien.
Penjelasan dan edukasi kepada keluarga pasien perlu, menyangkut dampak
stroke terhadap pasien dan keluarga serta tata cara perawatan pasien yang
dapat dilakukan keluarga.
a. Terapi Umum
Dikenal dengan 5B yaitu
Breathing (Pernapasan)
Blood
Brain
Bladder
Bowel
b. Terapi Spesifik
Terapi spesifik pada stroke iskemik akut atas dasar patofisiologinya
dapat dibagai sebagai berikut.
1. Antitrombotik
Antiplatelet :memblokade agregasi trombosit.
Biasanya digunakan aspirin,
tiklopidin, dan clopidrogel
Antikoagulan :menghambat generasi trombin dan
pembentukan fibrin. Pada stroke
iskemik yang disebabkan oleh
emboli dari jantung sering diobati
dengan heparin intravena diikuti oleh
warfarin.
2. Trombolitik
3. Neuroprotektif
Citicholin :meningkatkan aliran darah otak,
meningkatkan konsumsi O2,
menurunkan resistensi vaskuler. Pada
28
stroke hemoragic jangn diberikan
dosis lebih dari 500 mg, harus
dengan dosis kecil 100-200 mg 2-3
kali sehari.
Stroke iskemik : 250-1000mg/hari,
IV 2-3x/hari dalam 2-4 hari
Stroke hemoragik : 150-200
mg/hari,IV 2-3x/hari da;am 2-14 hari
Piracetam :memperbaiki neurotransmisi,
mengurangi hiperagregasi platelet,
meningkatkan aliran darah ke otak.
4. Anti edema :
manitol 25 % dalam dosis 6x100 cc
(0,5 mg/kg) mengurangi edema
sitotoksikm menstabilkan aliran
darah kortikal. Gliserol oral
diberikan dalam dosis 0,5 mg/kg dan
per infuse 10% dalam 0,4 normal
saline.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan untuk mencegah kekambuhan
stroke.
Pengendalian faktor resiko yang tidak dapat diubah
Tidak dapat diubah tapi dapat dijadikan
penanda/marker stroke pada seseorang
Pengendalian faktor resiko yang dapat diubah
Hipertensi
Rekomendasi sistolik < 140 mmHg,
diastolik < 90 mmHg
Modifikasi gaya hidup kontrol berat badan,
aktivitas fisik, hindari alkohol, diet natrium
sedang (<2,3 gr/hr)
29
Diabetes mellitus
Mengontrol kadar gula darah dengan diet,
obat antidiabetika, insulin, dengan target
HbA1C < 7%
Riwayat TIA atau stroke
Pemberian antiplatelet lebih dianjurkan
untuk mengurangi resiko berulangnya stroke
dan kejadian kardiovaskuler lainnya
Disiplidemia
Evaluasi LDL
Obesitas
Menurunkan berat badan dengan target BMI
< 25kg/m2
Melakukan olahraga dan aktivitas fisik yang
mempunyai nilai aerobic secara teratur
minimal 30 menit dan minimal 3 kali
seminggu.
Merokok
Merokok menyebabkan peninggian koagulabilitas,
viskositas darah, meninggikan kadar fibrinogen,
mendorong agregasi platelet, meninggikan tekanan
darah, meningkatkan hematokrit dan menurunkan
HDL dan meingkatkan LDL Kolesterol.
Alkohol dan penyalahgunaan obat
Konsumsi alkohol dan penyalahgunaan obat yang
berlebih dan dalam waktu yang lama akan
menyebabkan tekanan darah meningkat,
memudahkan terjadinya stroke hemoragik
Stress dan istirahat cukup
30
Rehabilitasi:
31
BAB III
KESIMPULAN
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih
dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena
trauma maupun infeksi. Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba
dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan
oleh oklusi fokal pembuluh darah otak yang menyebabkan turunnya suplai
oksigen dan glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi. Munculnya tanda dan
gejala fokal atau global pada stroke disebabkan oleh penurunan aliran darah otak.
Stroke dapat dibagi menjadi dua, yaitu stroke non hemmoragic dan stroke
hemmoragic. Stroke yang terjadi sebagai akibat dari adanya sumbatan pada arteri
sehingga menyebabkan penurunan suplai oksigen pada jaringan otak (iskhemik)
hingga menimbulkan nekrosis, 87% kasus stroke disebabkan kerena adanya
sumbatan yang berupa thrombus atau embolus.
Stroke iskemik dapat disebabkan oleh berbagai macam problem yang bisa
dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu : masalah-masalah pembuluh darah,
jantung, dan substrat darah itu sendiri.
Terapi stroke akut meliputi terapi umum yang harus dilakukan sejak dini
pada stroke iskemik maupun perdarahan, dan terapi khusus yang sesuai dengan
jenis stroke. Disamping itu upaya rehabilitasi sangat membantu mengembalikan
beberapa fungsi tertentu yang terganggu akibat stroke
32
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Bruno A, Kaelin DL, Yilmaz EY. The subacute stroke patient: hours 6 to 72 after
stroke onset. In Cohen SN. Management of Ischemic Stroke. McGraw-Hill. 2000.
De Freitas GR, Christoph DDH, Bogousslavsky J. Topographic classification of
ischemic stroke, in Fisher M. (ed). Handbook of Clinical Neurology, Vol. 93 (3rd
series). Elsevier BV, 2009
Feigin, V, 2006. Stroke Panduan Bergambar Tentang Pencegahan Dan
PemulihanStroke.PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta
Goldstein, L.B., et al., 2006. Primary Prevention of Ischemic Stroke. Stroke
Hacke W, Kaste M, Bogousslavsky J, Brainin M, Chamorro A, Lees K et al..
Ischemic Stroke Prophylaxis and Treatment - European Stroke Initiative
Recommendations 2003.
Harsono.2003. Kapita Selekta Neurologi. Edisi Kedua. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Misbach J. Clinical pattern of hospitalized strokes in 28 hospitals in Indonesia. Med J
Indonesia 2000.
PERDOSSI. Pedoman penatalaksanaan stroke. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia (PERDOSSI), 2007.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2007.
Sjahrir, H., 2003. Stroke Iskemik. Medan: Yandira Agung
WHO. MONICA. Manual Version 1: 1. 1986.
World Health Organization, 2004. Atlas Country Resources for
NeurologicalDisorders 2004. Department of Mental Health and Substance Abuse,
World Health Organization.
33