PERMASALAHAN SUNGAI
OLEH :
KELAS A
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
Pendahuluan
Sebagai salah satu negara maritim, Indonesia memiliki perairan yang sangat
luas dan bahkan melebihi luas daratan. Perairan di Indonesia terbagi ke dalam
beberapa golongan, yakni : selat, tanjung, teluk, sungai, danau, laut, dan
sebagainya. Namun, yang memiliki peran paling dominan dalam keberlang-sungan
hidup manusia adalah sungai.
Sungai adalah sistem pengairan air dari mulai mata air sampai ke muara
dengan dibatasi kanan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh sempadan sungai
(Sudaryoko, 1986). Sungai adalah fitur alami dan integritas ekologis, yang berguna
bagi ketahanan hidup (Brierly, 2005). Menurut Dinas PU, sungai sebagai salah satu
sumber air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan dan
penghidupan masyarakat, sedangkan PP No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai, sungai
merupakan tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai
mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan kirinya serta sepanjang
pengalirannya oleh garis sempadan.
Namun, dewasa ini, sungai tak mampu lagi memberikan pelayanan secara
penuh kepada manusia. Hal ini tak lain disebabkan oleh pencemaran- pencemaran
yang terjadi pada sungai. Pencemaran tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal.
Namun, pada umumnya, 90% pencemaran sungai di Indonesia diakibatkan oleh
ulah manusia yang tidak bertanggung jawab dan mengakibat-kan fungsi sungai
menurun.
Segi Kuantitas
Sebaliknya, pada musim hujan, hal yang terjadi adalah justru sebaliknya.
Yakni jumlah air yang berada dalam sungai melebihi kapasitas sungai. Hal ini
dipicu oleh hujan yang turun secara terus menerus sehingga sungai tidak mampu
lagi menampung lebih banyak air. Fenomena ini disebut banjir.
Sumber : Google.com
Segi Kualitas
Sumber : Google.com
1. Pencemaran Sungai
Pencemaran air sungai merupakan salah satu permasalahan sungai
di Indonesia yang sering dijumpai. Pencemaran air sungai terjadi apabila
dalam air sungai terdapat berbagai macam zat atau kondisi yang dapat
menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar
tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila
air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu, sebagai contoh suatu
sungai yang mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit
masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit
tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga.
Adapun penyebab dari pencemaran sungai yang disebabkan oleh
ulah manusia adalah:
a. Limbah Domestik atau Rumah Tangga
Sumber utama pencemar air sungai di Indonesia sebagian besar
berasal dari limbah domestik atau rumah tangga. Selama ini
banyak masyarakat yang salah mengira bahwa sumber utama
pencemaran sungai adalah limbah industri, padahal limbah
domestik lah yang paling berperan sebagai pencemar sungai.
Limbah domestik ini berupa sampah organik dan sampah
anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang
dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-
sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan
sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain,
kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak
dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik
yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah
oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk
proses pembusukannya.
b. Limbah Industri
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab
terjadinya pencemaran air sungai. Pada umumnya limbah
industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan
beracun. Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan
karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan
menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah ini bersifat korosif,
dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia
menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu
pernafasan dan menyebabkan kanker.
c. Limbah Pertanian
Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan oleh para
petani dapat mencemari air. Limbah pertanian dapat
mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida
dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati
kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang
memakannya akan keracunan.
d. Penangkapan Ikan Menggunakan Racun
Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan
tuba (racun dari tumbuhan), potas (racun kimia), atau aliran
listrik untuk menangkap ikan. Akibatnya, yang mati tidak hanya
ikan tangkapan melainkan juga biota air lainnya.
2. Erosi Sungai
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan,
dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik
hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau
oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini
disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang
mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses
kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Dampak dari erosi adalah
menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan
menurunnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi
adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).
Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan
meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di
sungai
3. Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang
ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan.
Pendangkalan sungai dapat terjadi karena terjadinya pengendapan partikel
padatan yang terbawa oleh arus sungai, misal di kelokan sungai, waduk atau
dam atau di muara sungai. Partikel ini bisa berupa padatan besar seperti
sampah, ranting tanaman atau sampah lainnya, tetapi yang terutama adalah
karena partikel tanah akibat erosi yang berlebihan di daerah hulu sungai. Air
hujan akan membawa dan menggerus tanah subur di permukaan dan
melarutkannya untuk terbawa ke sungai, partikel tanah inilah yang akan
menyebabkan proses pendangkalan ini. Penyebab kedangkalan sungai
adalah adanya abrasi di sekitar bibir sungai dan pembuangan limbah. Abrasi
terjadi karena di sepanjang bibir selalu runtuh karena tidak ada lagi
tanaman.
4. Banjir
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
banjir adalah berair banyak dan juga deras, kadang-kadang meluap. Hal itu
dapat terjadi sebab jumlah air yang ada di danau, sungai, ataupun daerah
aliran air lainnya yang melebihi kapasitas normal akibat adanya akumulasi
air hujan atau pemampatan sehingga menjadi meluber. Banjir adalah
peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air
menggenangi daratan yang biasanya kering.
Adapun beberapa penyebab banjir antara lain:
1. Penebangan hutan secara liar, karena akar pohon memiliki
fungsi untuk menyerap air sehingga jika banyak pohon ditebang,
maka akan mudah terjadi banjir.
2. Membuang sampah sembarangan di sungai, sehingga terjadi
penyumbatan pada aliran sungai yang menyebabkan banjir.
3. Pemukiman di bantaran sungai atau aliran air, pemukiman
yang didirikan di bantaran sungai mengakibatkan sungai
tersebut rentan terjadi pendangkalan.
4. Curah hujan yang tinggi, apabila terdapat daerah yang memiliki
curah hujan tinggi dan terjadi berlarut-larut dalam jangka waktu
lama, memiliki resiko yang besar untuk terjadi banjir terlebih
jika berada di dataran rendah.
5. Tanah yang sudah tidak dapat menyerap air, dapat
menyebabkan air tidak terserap ke dalam tanah melainkan
langsung masuk ke sungai, danau, selokan, atau saluran air yang
lainnya. Air yang ada dalam jumlah banyak apabila sudah tidak
dapat tertampung oleh saluran air tersebut dapat menggenang
serta menyebabkan banjir.
Sumber : Google.com
Gambar 4. Sungai Barito tercemar oleh limbah pada akhir tahun 2014
Sumber : Google.com
Sumber : Google.com