Anda di halaman 1dari 6

MODUL 1

STATISTIKA RADIOAKTIVITAS
Praba Fitra Perdana, Almas, Mohamad Yusup, Ezra Nabila, Rachman B Putra
10211108, 10211050, 10211077, 10210029, 10211071
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
E-mail: praba.fitra@gmail.com

Asisten: (Dwi Wahyudi/10209032)


Tanggal Praktikum: (23-09-2013)

Abstrak
Detektor Geiger-Mueller digunakan untuk mengukur radiasi dari sebuah sumber radioaktif. Berprinsip
memanfaatkan ionisasi gas oleh energi radiasi.Percobaan pertama dilakukan untuk menentukan tegangan
kerja. Percobaan kedua dilakukan dengan melakukan pencacahan dengan berbagai variasi situasi, seperti
perbedaan jumlah cacah, selang waktu dan penggunaan radioaktif yang kemudian akan disajikan dalam
kurva distribusi Normal dan Poisson. Semakin banyak jumlah cacahannya, semakin kecil selang waktunya,
dan semakin kecil laju cacahannya maka akan semakin bauk kurva distribusinya dan akan berguna dalam
memprediksi nilai cacahan yang akan datang.
Kata Kunci: Distribusi Normal, Distribusi Poisson, Geiger-Mueller

I. Pendahuluan maka ion-ion akan bergerak menuju


1.1 Tujuan elektroda yang berbeda muatan dengan
Tujuan dari praktikum ini adalah dirinya. Beda potensial antar kedua elektroda
menghitung tegangan kerja dari detektor turun dan menghasilkan pulsa[2].
radiasi Geiger-Mueller dan membuat kurva
distribusi Normal dan Poisson dari data hasil II. Metode Percobaan
cacahan yang didapat dari eksperimen Menentukan Tegangan Kerja Detektor
detektor Geiger-Mueller serta menganisis Geiger-Mueller
sifat dari hasil cacahan yang telah disajikan 1. Pasang bahan radioaktif sebagai
dalam kurva distribusi. sumber radiasi dalam percobaan pada
1.2 Teori Dasar detektor
Detektor Geiger-Mueller (Geiger 2. Nyalakan detektor
counters) adalah sebuah alat yang digunakan 3. Atur tegangan dengan memilih
untuk mendeteksi dan mengukur berbagai pilihan G M voltage pada counter
jenis radiasi: radiasi alpha, beta, dan gamma. dengan menekan tombol select dan
Alat tersebut berbentuk sebuah tabung yang enter untuk memasuki pilihan
terdiri dari dua elektroda di dalamnya dan 4. Atur tegangan dengan knop regulator.
diisi oleh gas[1]. Lakukan percobaan dengan selang
350 V sampai 600 Vdengan
perubahan nilai 10 V. Tekan tombol
enter setiap setelah menentukan nilai
tegangan.
5. Gunakan select kembali untuk
memilih Gate lalu enter dan tentukan
selang waktu yang akan digunakan
pada 10 s
6. Tekan enter lalu select
7. Tekan start untuk mulai mencacah
Gambar 1. Prinsip kerja Detektor Geiger- 8. Setelah sekian data dihasilkan pilih
Mueller[2].
tegangan kerja yang paling stabil
Ketika radiasi berinteraksi dengan
hasil cacahannya (paling sama hasil
detektor, maka gas yang berada di dalamnya cacahannya)
akan terionisasi dan terbentuk ion-ion positif
9. Gunakan tegangan kerja tersebut
dan ion-ion negatif. Dikarenakan adanya untuk percobaan berikutnya.
medan listrik antara katoda(-) dan anoda(+)

1
Mengetahui Distribusi dari Statistik 580 147
Radioaktif 590 113
1. Tentukan tegangan yang akan
digunakan dengan nilai yang telah 600 131
Tabel 1. Data hasil cacahan detektor untuk
didapatkan pada percobaan
menentukan tegangan kerja detektor (percobaan
sebelumnya (caranya sama dengan 1).
sebelumnya)
2. Tentukan selang waktu pada 10 s
(caranya sama dengan sebelumnya)
3. Lakukan pencacahan sebanyak 50
kali sebanyak 2 kali (total 100 kali
pencacahan)
4. Lakukan pencacahan sebanyak 25
kali untuk selang waktu 1 s dan 10 s
5. Matikan detektor
6. Lepaskan bahan radioaktif dari
detektor dan nyalakan kembali
detektor
7. Lakukan pencacahan tanpa Gambar 2. Grafik Hasil Cacahan vs Tegangan
menggunakan bahan radioaktif Kerja dari data Tabel 1.
sebanyak 25 kali dengan selang
waktu 10 s. Dari grafik di atas maupun dari data tabel
1. terlihat bahwa nilai tegangan kerja yang
III. Data dan Pengolahan yang memiliki nilai yang mirip adalah nilai
Tegangan Hasil tegangan kerja 510 dan 520 dengan nilai
Kerja cacahan hasil cacahan masing-masing adalah 140 dan
350 0 139, sehingga untuk menentukan nilai
tegangan kerjanya adalah sebagai berikut :
360 0
370 0 Nilai tegangan kerja : (510 + 520)/2 = 515
380 0 Maka nilai tegangan kerja yang akan
390 0 digunakan pada percobaan kedua adalah 515
400 0 V.
410 14
420 104 No Hasil No Hasil
430 139 Cacahan Cacahan
440 132 1 126 51 138
450 116 2 138 52 125
460 132 3 136 53 147
470 145 4 131 54 110
480 122 5 129 55 135
490 115 6 126 56 129
500 125 7 160 57 131
510 140 8 123 58 126
520 139 9 149 59 137
530 126 10 119 60 126
540 131 11 128 61 138
550 142 12 146 62 125
560 141 13 131 63 139
570 135 14 143 64 133
15 144 65 138

2
16 137 66 136 10 sekon 1 sekon
17 125 67 126 No Hasil No Hasil
18 131 68 128 Cacahan Cacahan
19 119 69 134 1 119 1 6
20 130 70 115 2 146 2 16
21 116 71 134 3 132 3 10
22 115 72 112 4 148 4 16
23 131 73 124 5 130 5 9
24 144 74 125 6 165 6 16
25 130 75 138 7 130 7 11
26 149 76 125 8 133 8 10
27 129 77 140 9 144 9 9
28 133 78 99 10 147 10 6
29 150 79 125 11 172 11 19
30 125 80 135 12 152 12 12
31 135 81 129 13 132 13 14
32 134 82 137 14 112 14 17
33 138 83 119 15 113 15 19
34 111 84 135 16 124 16 13
35 131 85 147 17 122 17 8
36 132 86 143 18 134 18 9
37 133 87 126 19 123 19 12
38 145 88 119 20 135 20 16
39 135 89 158 21 138 21 17
40 125 90 149 22 152 22 18
41 128 91 150 23 137 23 14
42 138 92 137 24 132 24 10
43 124 93 128 25 142 25 9
44 154 94 142 mean= 136.56 mean= 12.64
45 128 95 132 variance= variance=
46 136 96 133 205.93 15.35
Tabel 3a(kanan) & 3b(kiri). Data hasil cacahan
47 96 97 139
detektor dengan tegangan kerja tetap 515 V
48 137 98 138 sebanyak 25 kali cacahan dengan selang waktu
49 132 99 146 (3a). 10 s dan (3b). 1 s.
50 146 100 132
50 kali cacahan No Hasil
mean = 132.62 Cacahan
variance =127.96 1 7
100 kali cacahan 2 1
mean = 132.43 3 6
variance = 121.29 4 10
Tabel 2. Data hasil cacahan detektor dengan 5 4
tegangan kerja tetap 515 V selang waktu 10 s 6 6
sebanyak 100 kali (2x50) cacahan.
7 8
8 10

3
9 3 .
10 9
11 4
12 1
13 8
14 5
15 8
16 3
17 7
18 6
19 9
20 7
21 6
22 9
Gambar 4. Perbandingan Kurva Distribusi
23 6 Poisson dari data hasil pencacahan sebanyak 100
24 4 kali (n100), 50 kali (n50), dan 25 kali (n25),
25 4 selang waktu 10 s.

mean= 6.04
variance= 6.36
Tabel 4. Data hasil cacahan detektor tanpa
menggunakan bahan radioaktif sebagai sumber
radiasi dengan tegangan kerja tetap 515 V
sebanyak 25 kali cacahan dengan selang waktu
10 s.

Gambar 5. Perbandingan Kurva Distribusi


Normal dari data hasil pencacahan dengan
selang waktu 1 s dan 10 s, sebanyak 25 kali
pencacahan.

Gambar 3. Perbandingan Kurva Distribusi


Normal dari data hasil pencacahan sebanyak 100
kali (n100), 50 kali (n50), dan 25 kali (n25),
selang waktu 10 s.

4
Gambar 8. Perbandingan Kurva Distribusi
Poisson dari data hasil pencacahan dengan dan
tanpa Radioaktif, sebanyak 25 kali dengan selang
waktu 10 s.

IV. Pembahasan
Jika kita melihat perbandingan kurva
berdasarkan jumlah cacahannya (Gambar 3.)
bisa dikatakan bahwa distribusi yang paling
baik adalah distribusi dengan jumlah cacahan
yang paling banyak yaitu 100 kali cacahan.
Dikarenakan nilai yang keluar di counter
ketika datangnya radiasi ke detektor tidak
bisa dipastikan atau bersifat probabilistik,
maka harus kita sajikan dalam kurva
probabilitas. Ketika data hasil cacahan
disajikan dalam kurva Distribusi Normal
Gambar 6. Perbandingan Kurva Distribusi terlihat bahwa kurva yang memiliki puncak
Poisson dari data hasil pencacahan dengan tertinggi dan lebih ramping yaitu kurva
selang waktu 1 s dan 10 s, sebanyak 25 kali dengan jumlah cacahan 100 kali. Semakin
pencacahan. tinggi puncak maka semakin tinggi
probabilitas keluarnya nilai x di bawah kurva
sekitar tengah kurva (nilai x=). Semakin
ramping kurvanya maka variansinya
semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan
semakin banyak jumlah cacahan maka
semakin pasti kita untuk memprediksi nilai
yang akan keluar setelah kita sajikan dalam
kurva distribusi Normal.
Dilihat dari Gambar 5. bahwa kurva
distribusi dengan selang waktu 10 s memiliki
variansi yang lebih besar dan memiliki
puncak yang lebih pendek dari kurva
distribusi selang waktu 1 s, maka sama
dengan kasus pertama bahwa dapat
disimpulkan kurva distribusi selang waktu 1 s
Gambar 7. Perbandingan Kurva Distribusi lebih baik daripada 10 s.
Normal dari data hasil pencacahan dengan dan Seperti kasus-kasus sebelumnya dengan
tanpa Radioaktif, sebanyak 25 kali dengan selang melihat karakteristik kurva yang baik yang
waktu 10 s. telah dijelaskan sebelumnya dan dengan
melihat kurva pada Gambar 7. dapat
disimpulkan bahwa kurva distribusi yang
baik adalah kurva distribusi cacahan tanpa
radioaktif. Laju cacahan yang terbaca di
counter berbanding lurus dengan jumlah ion-
ion gas yang terdapat dalam tabung detektor,
sedangkan jumlah ion-ion gas tersebut
berbanding lurus dengan energi radiasi dari
bahan radioaktif. Ketika bahan radioaktif
dilepaskan maka tidak ada transfer energi
menuju detektor untuk mengionisasi gas.
Sehingga hanya terdapat sedikit sisa ion-ion
gas di dalam tabung detektor. Akibatnya laju
cacahan pada counter menjadi lebih kecil.
Maka dapat disimpulkan laju cacahan

5
semakin kecil maka kurva distribusi semakin memprediksi nilai cacahan yang akan keluar
baik. dengan membaca kurva.

V. Simpulan VI. Pustaka


Nilai tegangan kerja yang dihasilkan [1] Introduction to Geiger Counters
dalam percobaan adalah sebesar 515V. (http://www.csupomona.edu/~pbsiegel/phy43
Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak 2/labman/geiger.pdf)
cacahan yang dilakukan, semakin sedikit [2] Basdevant JL, Rich J, Spiro M.
selang waktu yang ditentukan pada proses Fundamentals in Nuclear Physics. New
pencacahan, dan semakin kecil laju York: Springer Science+Business Media;
cacahannya maka kurva distribusi akan data 2005
hasil cacahan akan semakin baik atau dengan [3] http://www.mathworks.com
kata lain kita semakin pasti dalam

Anda mungkin juga menyukai