Anda di halaman 1dari 64

PERCOBAAN I BENTUK KOMPONEN DAN GAMBAR RANGKAIAN

PRAKTEK REALISASI PERANCANGAN ELEKTRONIKA

OLEH :

NAMA : DWI SAFITRI

NIM : 061540341838

KELAS : 5 ELB

DOSEN PENGAMPUH : IR. ISKANDAR LUTFI,.MT

PROGRAM STUDI MEKATRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah
yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel
bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik,
termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat
seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan
pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik
komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
Komponen Elektronika merupakan komponen atau bahan utama dalam
pembuatan suatu alat elektronika dimana mereka memiliki fungsi serta cara kerja
masing-masing. Untuk dapat menggunakannya kita harus memahami terlebih
dahulu fungsi dari komponen itu masing-masing.
Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini biasanya
disebutsebagai peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/ piranti
elektronikini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV,
perekam kaset,perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD,
kamera video, kameradigital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA
(komputer saku), robot, smart card dan lain-lain. Alat-alat tersebut bisa beroperasi
dengan baik karena didalam alat-alat elektronik tersebut terdapat beberapa
komponen, yaitu komponen elektro. Sehingga alat-alat tersebut bisa beroperasi
sesuai dengan kemampuan masing-masing alat. Maka dari itu dalam makalah ini
saya akan membahas komponen elektro yang mengendalikan alat-alat elektronik

1
beserta fungsinya (cara keja).

1.2 Rumusan Masalah


Pada makalah yang dibuat ini penulis akan membahas tentang komponen
elektronika.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Menjelaskan berbagai komponen elektronika dari pengertian, jenis-jenis
dan fungsi masing-masing. Suapaya pembaca dapat mengetahui komponen
elektronika.

2. Manfaat
Memahami komponen elektronika beserta jenis-jenis dan fungsinya.

1.4 Metodelogi Penulisan


Studi pustaka, yaitu dengan cara mengumpulkan sumber-sumber berupa
informasi yang terdapat pada internet sebagai pendukung untuk memperlancar
dalam pembuatan makalah.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistem penulisan dalam makalah ini penulis membagi beberapa urutan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat, metedeologi penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II PEMBAHASAN, yang berisikan penjelasan mengenai komponen
elektronika yaitu pengertian, jenis-jenis dan fungsi.
BAB III PENUTUP, dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran

2
BAB II
PEMBAHASAN

KOMPONEN ELEKTRONIKA

Beberapa komponen elektronika


Komponen Elektronika biasanya sebuah alat berupa benda yang menjadi
bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan
kegunaannya. Mulai dari yang menempel langsung pada papan rangkaian baik
berupa PCB, CCB, Protoboard maupun Veroboard dengan cara disolder atau tidak
menempel langsung pada papan rangkaian (dengan alat penghubung lain, misalnya
kabel).
Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang
terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, dipanaskan,
ditempelkan dan sebagainya akan menghasilkan suatu efek yang dapat menghasilkan
suhu atau panas, menangkap atau menggetarkan materi, merubah arus, tegangan,
daya listrik dan lainnya.
Definisi dan Macam Komponen Dalam Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik adalah suatu kesatuan susunan yang terdiri dari beberapa
komponen yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Dimana macam dari
komponen rangkaian listrik dibagi kedalam 2 jenis yaitu :
1. Komponen Aktif ( Sumber Arus, Sumber Tegangan )
2. Komponen Pasif ( Resistor, Kapasitor, Induktor )

3
Komponen aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus
listrik (catu daya) agar dapat bekerja dalam rangkaian elektronika. Besarnya arus
listrik bisa berbeda-beda untuk tiap komponen ini. Komponen aktif merupakan
penggerak dari semua rangkaian, adapun contoh dari komponen aktif ini adalah :
1. Transistor
2. FET (Field Effect Transistor)
3. UJT (Uni Junction Transistor)
4. IC (Integrated Circuit) dll
Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa
memerlukan arus listrik (catu daya). Komponen pasif dapat memperkecil arus yang
masuk, adapun contoh dari komponen ini adalah :
1. Resistor
2. Potensiometer
3. Trafo Input (In)
4. Trafo Output (Out)
5. Kondensor / Kapasitor
6. Trafo Senvor Spoel
7. Timer, dll
Komponen-komponen ini sangat besar pengaruhnya pada komponen elektronika.
Dalam penggunaannya kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-
sama, kecuali dalam rangkaian-rangkaian pasif yang hanya menggunakan
komponen-komponen pasif saja misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dsb.
Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari komponen aktif dan pasif yang
disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran fisiknya.

4
1. BATERAI
Simbol

Gambar

Baterai dengan bermacam ukuran dan Voltase


Fungsi
Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan
mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari
tiga komponen penting, yaitu:
1. Batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai)
2. Seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai)
3. Pasta sebagai elektrolit (penghantar)
Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan
listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang
dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti
yang biasa terdapat pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga
dengan baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai
sekunder. Baik baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya bersifat
mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai primer hanya bisa dipakai
sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik

5
(irreversible reaction). Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena
reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction).

Fungsi baterai adalah:


1) Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris,
penerangan, dsb.
2) Saat starter untuk mengidupkan sistem starter
3) Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana
pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.
Jenis-jenis baterai sekali pakai :

Nama baterai Simbol Bentuk Fungsi

Baterai Zinc- Sumber tegangan yang


Carbon (Seng- menimbulkan arus listrik dalam
Karbon)
rangkaian dari kutub positif (+) ke
kutub negatif (-).

Baterai
Alkaline
(Alkali)

Baterai
Lithium

Baterai Silver
Oxide

6
Jenis-jenis baterai yang bisa diisi ulang

Nama baterai Simbol Bentuk Fungsi

Baterai Ni-Cd Sumber tegangan yang menimbulkan


(Nickel- arus listrik dalam rangkaian dari
Cadmium)
kutub positif (+) ke kutub negatif (-).

Baterai Ni-
MH (Nickel-
Metal
Hydride)

Baterai Li-Ion
(Lithium-Ion)

Cara Pengujian Baterai

1. Dengan menggunakan multimeter, putar selector switch pada posisi DC-


VOLT
2. Perkirakan harga tegangan yang akan diukur.
3. Ambil jangkauan pengukuran sesuai dengan harga tegangan yang
diperkirakan

7
4. Hubungkan ujung kabel merah pada kutub positif (+) baterai, dan tempelkan
ujung kabel hitam pada kutub negative (-) baterai.
5. Tampak jarum penunjuk skala akan menyimpang ke kanan. Bacalah harga
yang ditunjukkan pada skala yang benar.

2. SEKERING
Simbol

Gambar

Fungsi
Sekering (dari bahasa Belanda zekering) adalah suatu alat yang digunakan
sebagai pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan
listrik atau suatu hubungan arus pendek.
Cara kerjanya apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau terjadi hubungan
arus pendek, maka secara otomatis sekering tersebut akan memutuskan aliran listrik
dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada komponen yang lain.

3. SAKELAR
Simbol

Gambar

8
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan
listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat
penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar
berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada
suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung
(on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya
dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari
bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek
korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan
anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan untuk sensor mekanik,
karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk pengaturan rangkaian
pengontrolan.

TRANSFORMATOR

Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet


yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.

9
Prinsip kerja
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks
magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik
ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua
daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

4. TRANSFORMATOR STEP UP
Simbol

Gambar

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder


lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam
transmisi jarak jauh.

10
5. TRANSFORMATOR STEP-DOWN
Simbol

Gambar

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada


lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini
sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

6. AUTOTRANSFORMATOR
Simbol

Gambar

11
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat
dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari
autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah
daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan
isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu,
autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa
kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

7. TRANSFORMATOR ISOLASI
Simbol

Gambar

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan


lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi
pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara
dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan
oleh kopling kapasitor.

12
Cara Pengujian Transformator
Pengujian Transformator dapat menggunakan sebuah multimeter yang difungsikan
sebagai ohmmeter dengan arah knob pada 1X,10X. Langkah pengujian
1. Pastikan bahwa transformator sudah terlepas dari rangkaian
2. Bedakan terlebih dahulu lilitan primer dan lilitan sekunder pada
transformator. Untuk memudahkan pembedaan dengan melihat posisi
terminal. Jika terminal tersebut dikoneksikan langsung dengan sumber
tegangan 110 V, 220V dan 0 V maka terminal tersebut berada pada lilitan
primer sedangkan teminal sekunder adalah terminal yang nilai tegangan
keluarannya lebih kecil dari tegangan input.
3. Putar multimeter saklar pada posisi Ohm 1x.
4. Kalibrasi.
5. Hubungkan colok (-) dengan salah satu kaki di gulungan primer, colok (+)
pada kaki yang lain di gulungan primer. Bila jarum bergerak maka trafo
dalam keadaan baik.
6. Pada gulungan sekunder lakukan hal yang sama. Apabila jarum multimeter
bergerak-gerak maka trafo dalam keadaan baik. Selisih nilai sama dengan
selisih tegangan yang tertera pada trafo.
7. Letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer
kemudian colok yang lain ke gulungan sekunder. Apabila jarum tidak
bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya
korsleting gulungan primer dengan sekunder dengan body trafo. Lakukan hal
sebaliknya.
8. Letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer atau
sekunder kemudian colok yang lain ke plat pengikat gulungan yang berada di
tengah. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik,
menandakan tidak adanya korsleting gulungan dengan body trafo.
9. Transformator dikatakan baik jika kedua probe multimeter dicolokkan antar
terminal primer harusnya jarum bergerak, begitu juga jika kedua probe

13
multimeter dicolokkan antar terminal sekunder jarum juga bergerak. Jarum
tidak akan bergerak jika salah satu probe dicolokkan pada salah satu terminal
primer dan yang lain dicolokkan pada salah satu terminal sekunder
10. Transformator dikatakan rusak salah satu gejala berikut ini terjadi : jika kedua
probe multimeter dicolokkan antar terminal primer harusnya jarum tidak
bergerak, begitu juga jika kedua probe multimeter dicolokkan antar terminal
sekunder jarum juga tidak bergerak, dan Jarum bergerak jika salah satu probe
dicolokkan pada salah satu terminal primer dan yang lain dicolokkan pada
salah satu terminal sekunder

8. KAPASITOR

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad dari nama Michael Faraday.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu
positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk
tabung.

14
Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih
rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya,
kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan
lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Fungsi Kapasitor
Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian
Elektronika :
1. Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik
2. Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating
Current)
3. Sebagai Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)
4. Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)
5. Sebagai Kopling
6. Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
7. Sebagai Penggeser Fasa
8. Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang
digabungkan dengan Spul Antena dan Osilator)

Jenis kapasitor
Berdasarkan kegunaannya kapasitor dibagi dalam:
1. Kapasitor tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)
2. Kapasitor elektrolit (Electrolite Condenser = Elco)
3. Kapasitor variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)

15
1. Kapasitor Tetap

Kondensator/Kapasitor tetap ialah suatu kondensator yang nilainya


konstan dan tidak berubah-ubah. Berikut ini adalah Jenis-jenis Kapasitor yang
nilainya Tetap:

Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)

Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari


Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik
tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam

16
rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar
antara 1pf sampai 0.01F.
Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna
merah, hijau, coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan di papan rangkaian
(PCB), boleh dibolak-balik karena tidak mempunyai kaki positif dan negatif.
Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko Farad sampai dengan ratusan
Nano Farad (nF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt,
tetapi ada juga yang sampai ribuan volt. Contoh misal pada badannya tertulis
= 203, nilai kapasitasnya = 20.000 pF = 20 nF = 0,02 F. Jika pada badannya
tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 nF = 0,005 F
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari
bahan Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan
peralatan Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh
Mesin Produksi SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.
Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor)

Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari


Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang
terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas arah).
Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga cara
menghitung nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya
mempunyai warna merah, hijau, coklat dan sebagainya. Polister film adalah
bahan yang digunakan untuk pembuatan kapasitor ini. Kapasitor ini memiliki
toleransi yang kecil sekitar 5% sampai 10% dan juga tidak memiliki kutub.

17
Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)

Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas


dan pada umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4F.
Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak
balik dalam Rangkaian Elektronika.
Kondensator kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Misal
pada radio dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai
kapasitas yang dipakai pada sirkuit oscilator antara lain:
Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium
Wave / MW) = 190 meter - 500 meter.
Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short
Wave / SW) SW 1 = 40 meter - 130 meter.
Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4,
= 13 meter - 49 meter.
Nilai kapasitasnya ada yang tertulis langsung ada juga ada pula yang
memakai kode warna.

18
Kapasitor Mika (Mica Capacitor)
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari
bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF
sampai 0.02F. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak
memiliki polaritas arah.

2. Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)


Simbol

Gambar

Kapasitor elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering disingkat


Elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua
kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang
positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tanda minus ( - )
adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 F (mikroFarad) sampai
ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt.
Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai
pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance)
yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (+) dan
Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan

19
sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor
Elektrolit berkisar dari 0.47F hingga ribuan microfarad (F).
Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai
Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu
diperhatikan, Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah)
pemasangannya terbalik dan melampui batas kamampuan tegangannya.
Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif
(-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari
Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini
memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor
Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe
Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang besar tetapi
dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu,
Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada
umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di
Handphone dan Laptop.

3. Kapasitor Variabel
Simbol

Gambar

20
Fungsi dan Penjelasan
Kapasitor variabel adalah jenis kondensator yang kapasitasnya bisa
diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya karena secara fisik
mempunyai poros yang dapat diputar dengan menggunakan obeng. Kapasitor
Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau
berubah-ubah. Kondensator variabel terbuat dari logam, mempunyai kapasitas
maksimum sekitar 100 pF (pikoFarad) sampai 500 pF (100pF = 0.0001F).
Kondensator variabel dengan spul antena dan spul osilator berfungsi sebagai
pemilih gelombang frekuensi tertentu yang akan ditangkap. Cara mengubah
nilai kapasitor ini biasanya diputar langsung atau menggunakan obeng.
Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

Gambar Bentuk dan Simbol Variable Capacitor


VARCO (Variable Condensator)
VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan
ukuran yang lebih besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih
Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul
Antena dan Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF
sampai 500pF.
Trimmer
Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih
kecil sehingga memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros
pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh
selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua
pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer
dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan pemilihan

21
gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya
maksimal sampai 100pF.
Cara Pengujian Kapasitor

Caranya adalah dengan langkah-langkah berikut di bawah ini:


1. Dengan menggunakan sebuah multimeter, mula-mula saklar multimeter
diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
2. Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua
colok (+) dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
3. Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan
colok (+) dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerak dan
tidak kembali berarti komponen tersebut masih baik. Jika bergerak dan
kembali tetapi tidak seperti posisi semula berarti komponen rusak. Dan
apabila jarum tidak bergerak sama sekali dipastikan putus.

9. RESISTOR
Simbol

Gambar

22
Resistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan isolator
yang bersifat sebagai tahanan / penghambat. Resistor juga merupakan
komponen pasif yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika
karena dia berfungsi sebagai pengatur arus listrik.
Bentuk dari resistor sendiri saat ini ada bermacam-macam. Yang paling
umum dan sering di temukan di pasaran adalah berbentuk bulat panjang dan
terdapat beberapa lingkaran warna pada body resistor. Ada 4 lingkaran yang
ada pada body resistor. Lingkaran warna tersebut berfungsi untuk
menunjukan nilai hambatan dari resistor.

Gambar Resistor
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk
menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara
kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum
Ohm:

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit


elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film,
bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi
seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik
yang dapat diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah
listrik, dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida
dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki
23
bergantung pada desain sirkuit, resistor harus cukup besar secara fisik agar
tidak menjadi terlalu panas saat memboroskan daya.
Fungsi Resistor
Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus
yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan
arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor
secara lengkap adalah sebagai berikut :
1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan
kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh rangkaian elektronika.
3. Berfungsi untuk membagi tegangan.
4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi
rendah dengan bantuan transistor daan kondensator (kapasitor).

Jenis-jenis resistor

Gambar Jenis-jenis Resistor


A. Fixed Resistor
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai
resistansinya tetap. Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya
ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka.

Gambar Bentuk dan Simbol Fixed Resistor


Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)
Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi
karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai

24
pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan.
Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansi
atau nilai hambatannya.
Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)
Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari film tipis karbon yang
diendapkan Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai
resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator. Semakin
banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya.
Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan
resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya
kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dengan Carbon Composition
Resistor. Fungsinya yaitu untuk mengatur tegangan dan arus listrik
Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)
Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan
Film logam yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk
spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan
ketebalan spiral logam. Fungsinya yaitu untuk mengatur tegangan dan
arus listrik
Wirewound Resistor ( Resistor Kawat )
Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang
dibuat dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai
resistansiresistor ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan.
Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang
besar.Fungsinya yaitu dipergunakan dalam rangkaian power karena
memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi.

Gambar Resistor Kawat

25
Resistor Keramik atau Porselin
Jenis resistor keramik ini sekarang sudah dilapisi dengan kaca tipis,
banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk
fisiknya relatif sangat kecil serta memiliki tingkat resistansi tetelitian
yang tinggi. Daya yang dimiliki resistor ini sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1
watt, dan 2 watt. Sedang nilai resistansinya tertulis pada tubuhnya.
Fungsinya yaitu untuk mengatur tegangan dan arus listrik.

Gambar resistor keramik


B. Variable Resistor
Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya
dapat berubah dan diatur sesuai dengan keinginan.

Potensiometer

Simbol

Gambar

26
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan
geser yang membentuk pembagi tegangan dapat disetel.[1] Jika hanya
dua terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal
geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat.
Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti
elektronik seperti pengendali suara pada penguat. Potensiometer yang
dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai transduser,
misalnya sebagai sensor joystick.
Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai
resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya
melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi
Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk
kode angka.
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya
tinggi (lebih dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan
untuk menyetel taraf isyarat analog (misalnya pengendali suara pada
peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit
elektronik. Sebagai contoh, sebuah peredup lampu menggunakan
potensiometer untuk menendalikan pensakelaran sebuah TRIAC, jadi
secara tidak langsung mengendalikan kecerahan lampu.
Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume
kadang-kadang dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga
potensiometer membuka sakelar saat penyapu berada pada posisi
terendah.
Jenis- jenis potensiomter antara lain adalah :
- Trimmer Potensiometer (Trimpot/ Single Turn)

Gambar Trimpot

27
Seperti potensimeter biasa trimmer potensiometer juga memiliki
tiga kaki/terminal. Secara fungsi juga sama yaitu jika ketiga
kaki/terminal yang digunakan maka trimpot berfungsi sebagai
rangkaian pembagi tegangan, sedangkan kalau hanya dua kaki saja
maka trimpot berfungsi sebagai variabel resistor.
- Multiturn

Gambar Multiturn
Sama seperti potensiometer dengan tiga terminal, namun tidak
memiliki batas putaran pada kedua rah. Jika ketiga terminal digunakan
maka multiturn berfungsi sebagai pembagi tegangan, jika hanya dua
yang digunakan maka multiturn berfungsi sebagai variabel resistor.
Nilai resistansi multiturn dapat diubah dengan menggunakan obeng.
Rheostat
Simbol

Gambar

Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi


pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat

28
resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang
bergerak pada bagian atas Toroid.
Cara paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah
sirkuit adalah dengan menggunakan resistor variabel atau rheostat.
Sebuah rheostat adalah resistor variabel dua terminal dan seringkali
didesain untuk menangani arus dan tegangan yang tinggi. Biasanya
rheostat dibuat dari kawat resistif yang dililitkan untuk membentuk koil
toroid dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas toroid,
menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan selanjutnya.
Preset Resistor (Trimpot)
Simbol

Gambar

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer


Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti
Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak
memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat
bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.

29
Komponen ini biasanya digunakan pada rangkaian yang memiliki
kecermatan seperti Audio/Video komponen, dan mungkin diperlukan
untuk diatur/disetel ketika ada perbaikan. Tidak seperti pengatur
lainnya, trimmer dipasangkan langsung di papan rangkaian, dan
diatur/disetel dengan obeng kecil dan hanya beberapa kali penyesuaian.
Pada tahun 1952, Marlan Bourns mematenkan penemuannya di dunia
pertamakalinya dengan nama trimming potentiometer,
merek "Trimpot".

C. Thermistor (Thermal Resistor)


Simbol

Gambar

Termistor NTC yang tersambung pada kabel terisolasi


Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau
sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar
dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau
werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai
termistor ini berubah. Termistor ini merupakan gabungan antara kata
termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).
Thermistor merupakan Singkatan dari Thermal Resistor.
Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative

30
Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature
Coefficient).

Negative Temperature Coefficient (NTC)

Gambar NTC
Nilai dari resistansi jenis ini berubah-ubah sesuai dengan
suhu panas yang mengenai permukaannya. Semakin panas maka nilai
resistansinya akan semakin kecil dan sebaliknya semakin dingin maka
nilai resistansinya akan semakin besar.
Positive Temperatur Coefficient (PTC)
Nilai tahanan/resistansi dari PTC berubah sesuai suhu yang panas
mengenai permukaannya. Semakan panas nilai resistansinya akan
semakin besar dan sebaliknya semakin dingin maka nilai resitansinya
akan semakin kecil.

Gambar PTC
D. LDR (Light Dependent Resistor)
LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai
Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.

Gambar Bentuk dan Simbol LDR

31
Cara Pengujian Resistor

Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki


resistor ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
a. Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
b. Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian
memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar
control adjusment untuk menyesuaikan.
c. Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu
pula colok (-) pada kaki yang lain.
d. Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika
bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya
jarum penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
e. Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak
nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan
pengukuran melalui multimeter.

10. DIODA
Pengertian Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub
(anoda dan katoda) dan bersifat. Dioda juga bisa dialiri arus listrik ke satu
arah dan menghambat arus dari arah sebaliknya.
Awal mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cats Wahisker dan
tabung hampa. Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak dibuat dari
32
bahan semikonduktor, contohnya : Silikon dan Germanium. Di karenakan
pengembangannya yang dilakukan secara terpisah, dioda kristal
(semikonduktor) lebih populer di bandingkan dengan dioda termionik.
Dioda termionik pertama kali ditemukan oleh Frederick Guthrie pada
tahun 1873, sedangkan dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh
peneliti asal Jerman, Karl Ferdinand Braun.

Gambar Simbol dan Bentuk Dioda


Fungsi Dioda
Fungsi dioda adalah sebagai berikut :
Sebagai penyearah untuk komponen dioda bridge.
Sebagai penstabil tegangan pada komponen dioda zener.
Sebagai pengaman atau sekering.
Sebagai pemangkas atau pembuang level sinyal yang ada di atas atau
bawah tegangan tertentu pada rangkaian clipper.
Sebagai penambah komponen DC didalam sinyal AC pada rangkaian
clamper.
Sebagai pengganda tegangan.
Sebagai indikator untuk rangkaian LED (Light Emiting Diode).
Dapat digunakan sebagai sensor panas pada aplikasi rangkaian power
amplifier.
Sebagai sensor cahaya pada komponen dioda photo.
Sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator) pada
komponen dioda varactor.

33
Jenis-Jenis Dioda

Gambar Simbol Dioda


Light Emiting Diode (Dioda Emisi Cahaya)
LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda (Dioda Pemancar
Cahaya) dengan masing-masing elektrodanya berupa anoda (+) dan
katroda (-), dioda jenis ini dikategorikan berdasarkan arah bias dan
diameter cahaya yang dihasilkan, dan warna nya.Banyak digunakan
sebagai lampu indikator dan peraga (display).

Dioda cahaya adalah suatu semikonduktor yang memancarkan


cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju.
Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan
bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga
ultraviolet dekat atau inframerah dekat.
Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa.
Seperti sebuah dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan
semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian
untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-
muatan - elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan
voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke

34
tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk
photon.
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh
karena itu warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang
membentuk p-n junction. Sebuah dioda normal, biasanya terbuat dari
silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah dekat,
tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita
energi antara cahaya inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.

Gambar Bentuk fisik LED

Diode Photo (Dioda Cahaya)


Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, yang
bekerja pada daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu
saja yang dapat melewatinya, dioda ini biasa dibuat dengan
menggunakan bahan dasar silikon dan geranium. Dioda cahaya saat ini
banyak digunakan untuk alarm, pita data berlubang yang berguna sebagai
sensor, dan alat pengukur cahaya (Lux Meter).
Dioda ini berkebalikan dengan dioda LED yang menghasilkan arus
bila terkena cahaya, untuk arus yang masuk tergantung dari besarnya
cahaya yang masuk. Dioda photo merupakan detektor cahaya yang baik
sekal

Gambar Bentuk Fisik Dioda cahaya


Diode Varactor (Dioda Kapasitas)

35
Gambar Bentuk Fisik Dioda Varactor
Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini
memiliki kapasitas yang dapat berubah-ubah sesuai dengan besar
kecilnya tegangan yang diberikan kepada dioda ini, contohnya jika
tegangan yang diberikan besar, maka kapasitasnya akan
menurun,berbanding terbalik jika diberikan tegangan yang rendah akan
semakin besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse. Dioda
jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan suara pada televisi, dan
pesawat penerima radio.
Diode Rectifier (Dioda Penyearah)

Gambar Bentuk Fisik Dioda Penyearah


Dioda jenis ini merupakan dioda penyearah arus atau tegangan
yang diberikan, contohnya seperti arus berlawanan (AC) disearahkan
sehingga menghasilkan arus searah (DC). Memiliki fungsi yaitu hanya
dapat mengalirkan arus satu arah saja, dan yang mempunyai struktur
sambungan antara semikonduktor P (Anoda) dan N (Katoda). Dengan
demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.
Diode Zener
Dioda Zener adalah dioda yang memiliki karakteristik
menyalurkan arus listrik mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan
yang diberikan melampaui batas "tegangan rusak" (breakdown voltage)
atau "tegangan Zener". Ini berlainan dari dioda biasa yang hanya
menyalurkan arus listrik ke satu arah.
Dioda yang biasa tidak akan mengijinkan arus listrik untuk
mengalir secara berlawanan jika dicatu-balik (reverse-biased) di bawah
36
tegangan rusaknya. Jika melampaui batas tegangan rusaknya, dioda biasa
akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik yang menyebabkan
panas. Namun proses ini adalah reversibel jika dilakukan dalam batas
kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar
panah), dioda ini akan memberikan tegangan jatuh (drop voltage) sekitar
0.6 Volt yang biasa untuk dioda silikon. Tegangan jatuh ini tergantung
dari jenis dioda yang dipakai.
Sebuah dioda Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan
dioda biasa, kecuali bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tengangan
rusak yang jauh dikurangi, disebut tegangan Zener. Sebuah dioda Zener
memiliki p-n junction yang memiliki doping berat, yang memungkinkan
elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi material tipe-p ke dalam
pita konduksi material tipe-n. Sebuah dioda zener yang dicatu-balik akan
menunjukan perilaku rusak yang terkontrol dan akan melewatkan arus
listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan zener.
Sebagai contoh, sebuah diode zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan
jatuh pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya tidak
terbatasi, sehingga dioda zener biasanya digunakan untuk
membangkitkan tegangan referensi, atau untuk menstabilisasi tegangan
untuk aplikasi-aplikasi arus kecil.
Pemakaian
Dioda Zener biasanya digunakan secara luas dalam sirkuit
elektronik. Fungsi utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan. Pada
saat disambungkan secara parallel dengan sebuah sumber tegangan yang
berubah-ubah yang dipasang sehingga mencatu-balik, sebuah dioda zener
akan bertingkah seperti sebuah kortsleting (hubungan singkat) saat
tegangan mencapai tegangan rusak diode tersebut. Hasilnya, tegangan
akan dibatasi sampai ke sebuah angka yang telah diketahui sebelumnya.

37
Sebuah dioda zener juga digunakan seperti ini sebagai regulator
tegangan shunt (shunt berarti sambungan parallel, dan regulator tegangan
sebagai sebuah kelas sirkuit yang memberikan sumber tegangan tetap Dioda
zener adalah suatu dioda yang mempunyai sifat bahwa tegangan
terbaliknya stabil. Dioda ini dibuat untuk bekerja pada daerah breakdown
kira-kira 2 sampai 200 volt. dioda ini digunakan sebagai voltage
stabilizer atau voltage regulator. Dioda jenis ini merupakan dioda yang
memiliki kegunaan sebagai penyelaras tegangan baik yang diterima
maupun yang dikeluarkan, sesuai dengan kapasitas dari dioda tersebut,
contohnya jika dioda tersebut memiliki kapasitas 5,1 V, maka jika
tegangan yang diterima lebih besar dari kapasitasnya, maka tegangan
yang dihasilkan akan tetap 5,1 tetapi jika tegangan yang diterima lebih
kecil dari kapasitasnya yaitu 5,1, dioda ini tetap mengeluarkan tegangan
sesuai dengan inputnya.

Gambar Bentuk Fisik Dioda Zener


Cara Pengujian

38
1. Dengan jangkah OHM x1k atau x100 penyidik merah ditempel pada katoda (ada
tanda gelang) dan hitam pada anoda, jarum harus ke kanan.
2. Penyidik dibalik ialah merah ke anoda dan hitam ke katoda, jarum harus tidak
bergerak. Bila tidak demikian berarti kemungkinan diode rusak.

11. PENGERAS SUARA/LOUDSPEAKER


Simbol

Gambar

Pengeras suara Inggris loud speaker atau speaker saja) adalah transduser
yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan
komponennya yang berbentuk selaput.
Membuat suara
Pada dasarnya, speaker merupakan mesin penterjemah akhir, kebalikan dari
mikrofon. Speaker membawa sinyal elektrik dan mengubahnya kembali menjadi
getaran untuk membuat gelombang suara. Speaker menghasilkan getaran yang
hampir sama dengan yang dihasilkan oleh mikrofon yang direkam dan dikodekan
pada tape, CD, LP, dan lain-lain. Speaker tradisional melakukan proses ini dengan
menggunakan satu drivers atau lebih.

39
12. PENYEARAH TERKENDALI SILIKON
Simbol

Gambar

Pada gambar terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang
gate pada kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai
fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga
semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai
pengendalinya adalah gate (G). SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari
bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif)
dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Guna SCR:
Sebagai rangkaian Saklar (switch control)
Sebagai rangkaian pengendali (remote control)
Diagram dan skema SCR:

40
Ada tiga kelompok besar untuk semikonduktor ini yang sama-sama dapat
berfungsi sebagai Saklar (Switching) pada tegangan 120 volt sampai 240 volt. Ketiga
kelompok tersebut adalah SCR ini sendiri, DIAC dan TRIAC.

13. DIAC

Simbol DIAC pada skema elektronik:

DIAC merupakan salah satu jenis dioda SCR, namun memiliki dua terminal
(elektroda) saja, berbeda dengan "saudaranya" yang memiliki tiga terminal, TRIAC.

41
Pada diagram menunjukkan ada lima lapisan dalam DIAC, memiliki dua
terminal yaitu terminal 1 (T1) and terminal 2 (T2).

Pada gambar atas diperlihatkan polaritas pada DIAC.

14. TRIAC

Simbol Skematik TRIAC


TRIAC, atau Triode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak-
balik) adalah sebuah komoromen elektronik yang kira-kira ekivalen dengan dua SCR
yang disambungkan antiparalel dan kaki gerbangnya disambungkan bersama. Nama

42
resmi untuk TRIAC adalah Bidirectional Triode Thyristor. Ini menunjukkan sakelar
dwiarah yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah ketika dipicu
(dihidupkan). Ini dapat disulut baik dengan tegangan positif ataupun negatif pada
elektroda gerbang. Sekali disulut, komponen ini akan terus menghantar hingga arus
yang mengalir lebih rendah dari arus genggamnya, misal pada akhir paruh siklus dari
arus bolak-balik. Hal tersebut membuat TRIAC sangat cocok untuk mengendalikan
kalang AC, memungkinkan pengendalian arus yang sangat tinggi dengan arus
kendali yang sangat rendah. Sebagai tambahan, memberikan pulsa sulut pada titik
tertentu dalam siklus AC memungkinkan pengendalian persentase arus yang
mengalir melalui TRIAC (pengendalian fasa).

Konstuksi Simbol TRIAC


Low-Current TRIAC dapat mengontak hingga kuat arus 1 ampere dan
mempunyai maksimal tegangan sampai beberapa ratus volt. Medium-Current
TRIACS dapat mengontak sampai kuat arus 40 ampere dan mempunyai maksimal
tegangan hingga 1.000 volt.

15. TRANSISTOR
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

43
Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang
dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal
lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat
sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
Cara Kerja Transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya
menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa
arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan
pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan
kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis
pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus
listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di
kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis
memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat
dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan

44
kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan
yang lebih lanjut.
Jenis-jenis transistor

PNP P-channel

NPN N-channel

BJT JFET

Simbol Transistor dari Berbagai Tipe


BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor.
Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif atau
negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah
emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat
menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor.
Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik.
Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan
dengan atau hFE. biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate
FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor)
FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk
sebuah dioda dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara
fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung
vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode. Dan juga,
keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki

45
impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol
tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion
mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source
saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh:
dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan
dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate
dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-
channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe
enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.

1. Penentuan jenis FET dilakukan dengan jangkah pada x100 penyidik hitam
pada Source dan merah pada Gate.
2. Bila jarum menyimpang, maka janis FET adalah kanal P dan bila tidak, FET
adalah kanal N.
3. Kerusakan FET dapat diamati dengan rangkaian pada gambar. Jangkah
diletakkan pada x1k atau x10k, potensio pada minimum, resistansi harus
kecil.
4. Bila potensio diputar ke kanan, resistansi harus tak terhingga. Bila peristiwa
ini tidak terjadi, maka kemungkinan FET rusak.

46
TRANSISTOR PERTEMUAN TUNGGAL
Simbol

Gambar

Transistor pertemuan tunggal (UJT) adalah sebuah peranti semikonduktor


elektronik yang hanya mempunyai satu pertemuan.
Konstruksi
UJT mempunyai tiga saluran, sebuah emitor (E) dan dua basis (B1 dan B2).
Basis dibentuk oleh batang silikon tipe-n yang terkotori ringan. Dua sambungan
ohmik B1 dan B2 ditambahkan pada kedua ujung batang silikon. Resistansi diantara
B1 dan B2 ketika emitor dalam keadaan rangkaian terbuka dinamakan resistensi
antarbasis (interbase resistance).
Tipe
Ada dua tipe dari transistor pertemuan tunggal, yaitu:
Transistor pertemuan tunggal dasar, atau UJT, adalah sebuah peranti
sederhana yang pada dasarnya adalah sebuah batangan semikonduktor tipe-n
yang ditambahkan difusi bahan tipe-p di suatu tempat sepanjang batangan,
menentukan parameter dari peranti. Peranti 2N2646 adalah versi yang
paling sering digunakan.

47
Transistor pertemuan tunggal dapat diprogram, atau PUT, sebenarnya
adalah saudara dekat tiristor. Seperti tiristor, ini terbentuk dari empat lapisan
P-N dan mempunyai sebuah anoda dan sebuah katoda yang tersambung ke
lapisan pertama dan lapisan terakhir, dan sebuah gerbang yang disambungkan
ke salah satu lapisan tengah. Penggunaan PUT tidak dapat secara langsung
dipertukarkan dengan penggunaan UJT, tetapi menunjukkan fungsi yang
mirip. Pada konfigurasi sirkuit konvensional, digunakan dua resistor
pemrogram untuk mengeset parameter dari PUT, pada konfigurasi ini, UJT
berlaku seperti UJT konvensional. Peranti 2N6027 adalah contoh dari peranti
ini.
Cara Kerja
UJT dipanjar dengan tegangan positif diantara kedua basis. Ini menyebabkan
penurunan tegangan disepanjang peranti. Ketika tegangan emitor dinaikkan kira-kira
0,7V diatas tegangan difusi P (emitor), arus mulai mengalir dari emitor ke daerah
basis. Karena daerah basis dikotori sangat ringan, arus tambahan (sebenarnya muatan
pada daerah basis) menyebabkan modulasi konduktifitas yang mengurangi resistansi
basis diantara pertemuan emitor dan saluran B2. Pengurangan resistansi berarti
pertemuan emitor lebih dipanjar maju, dan bahkan ketika lebih banyak arus
diinjeksikam. Secara keseluruhan, efeknya adalah resistansi negatif pada saluran
emitor. Inilah alasan mengapa UJT sangat berguna, terutama untuk sirkuit osilator
sederhana.
Penggunaan
Selain penggunaan pada osilator relaksasi, salah satu penggunaan UJT dan
PUT yang paling penting adalah untuk menyulut tiristor (seperti SCR, TRIAC, dll).
Faktanya, tegangan DC dapat digunakan untuk mengendalikan sirkuit UJT dan PUT
karena waktu hidup peranti meningkat sesuai dengan peningkatan tegangan kendali
DC. Penggunaan ini penting untuk pengendalia AC arus tinggi.

48
Cara Pengujian

1. Cara kerja UJT (Uni Junktion Transistor) adalah seperti switch, UJT kalau
masih bisa on off berarti masih baik.
2. Jangkah pada 10 VDC dan potensio pada minimum, tegangan harus kecil.
3. Setelah potensio diputar pelan-pelan jarum naik sampai posisi tertentu dan
kalau diputar terus jarum tetap disitu.
4. Bila jarum diputar pelan-pelan ke arah minimum lagi, pada suatu posisi
tertentu tiba-tiba jarum bergerak ke kiri dan bila putaran potensio diteruskan
sampai minimum jarum tetap disitu. Bila peristiwa tersebut terjadi, maka UJT
masih baik.

TRANSISTOR PERTEMUAN DWIKUTUB

Transistor pertemuan dwikutub (BJT) adalah salah satu jenis dari


transistor. Ini adalah peranti tiga-saluran yang terbuat dari bahan semikonduktor
terkotori. Dinamai dwikutub karena operasinya menyertakan baik elektron maupun
lubang elektron, berlawanan dengan transistor ekakutub seperti FET yang hanya
menggunakan salah satu pembawa. Walaupun sebagian kecil dari arus transistor
adalah pembawa mayoritas, hampir semua arus transistor adalah dikarenakan

49
pembawa minoritas, sehingga BJT diklasifikasikan sebagai peranti pembawa-
minoritas.

NPN

Simbol NPN BJT


NPN adalah satu dari dua tipe BJT, dimana huruf N dan P menunjukkan
pembawa muatan mayoritas pada daerah yang berbeda dalam transistor. Hampir
semua BJT yang digunakan saat ini adalah NPN karena pergerakan elektron dalam
semikonduktor jauh lebih tinggi daripada pergerakan lubang, memungkinkan operasi
arus besar dan kecepatan tinggi. Transistor NPN terdiri dari selapis semikonduktor
tipe-p diantara dua lapisan tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada tunggal
emitor dikuatkan di keluaran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika
tegangan basis lebih tinggi daripada emitor. Tanda panah dalam simbol diletakkan
pada kaki emitor dan menunjuk keluar (arah aliran arus konvensional ketika peranti
dipanjar maju).

PNP

Simbol PNP BJT.


Transistor PNP terdiri dari selapis semikonduktor tipe-n diantara dua lapis
semikonduktor tipe-p. Arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal
emitor dikuatkan pada keluaran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup
ketika basis lebih rendah daripada emitor. Tanda panah pada simbol diletakkan pada
emitor dan menunjuk kedalam.
50
16. MOSFET
Simbol

Pengayaan kanal-P Pemiskinan kanal-P

Pengayaan kanal-N Pemiskinan kanal-N


Gambar

Transistor efek-medan semikonduktor logam-oksida (MOSFET) adalah


salah satu jenis transistor efek medan. Prinsip dasar perangkat ini pertama kali
diusulkan oleh Julius Edgar Lilienfeld pada tahun 1925 . MOSFET mencakup kanal
dari bahan semikonduktor tipe-N dan tipe-P, dan disebut NMOSFET atau PMOSFET
(juga biasa nMOS, pMOS). Ini adalah transistor yang paling umum pada sirkuit
digital maupun analog, namun transistor pertemuan dwikutub pada satu waktu lebih
umum.
Berbagai simbol digunakan untuk MOSFET. Desain dasar umumnya garis
untuk saluran dengan kaki sumber dan cerat meninggalkannya di setiap ujung dan
membelok kembali sejajar dengan kanal. Garis lain diambil sejajar dari kanal untuk
gerbang. Kadang-kadang tiga segmen garis digunakan untuk kanal peranti moda
pengayaan dan garis lurus untuk moda pemiskinan.
Pada dasarnya, MOSFET adalah peranti empat saluran, dan di sirkuit terpadu
banyak MOSFET yang berbagi sambungan badan, tidak harus terhubung dengan
saluran sumber semua transistor.

51
17. TRANSISTOR DWIKUTUB GERBANG-TERISOLASI (IGBT)
Simbol

Gambar
Transistor dwikutub gerbang-terisolasi (IGBT = insulated gate bipolar
transistor) adalah piranti semikonduktor yang setara dengan gabungan sebuah BJT
dan sebuah MOSFET. Jenis peranti baru yang berfungsi sebagai komponen saklar
untuk aplikasi daya ini muncul sejak tahun 1980-an.
Karakteristik IGBT
Sesuai dengan namanya, peranti baru ini merupakan peranti yang
menggabungkan struktur dan sifat-sifat dari kedua jenis transistor tersebut di atas,
BJT dan MOSFET. Dengan kata lain, IGBT mempunyai sifat kerja yang
menggabungkan keunggulan sifat-sifat kedua jenis transistor tersebut. Saluran
gerbang dari IGBT, sebagai saluran kendali juga mempunyai struktur bahan penyekat
(isolator) sebagaimana pada MOSFET.
Masukan dari IGBT adalah terminal Gerbang dari MOSFET, sedang terminal
Sumber dari MOSFET terhubung ke terminal Basis dari BJT. Dengan demikian, arus
cerat keluar dan dari MOSFET akan menjadi arus basis dari BJT. Karena besarnya
resistansi masukan dari MOSFET, maka terminal masukan IGBT hanya akan
menarik arus yang kecil dari sumber. Di pihak lain, arus cerat sebagai arus keluaran
dari MOSFET akan cukup besar untuk membuat BJT mencapai keadaan jenuh.
Dengan gabungan sifat kedua unsur tersebut, IGBT mempunyai perilaku yang cukup
ideal sebagai sebuah saklar elektronik. Di satu pihak IGBT tidak terlalu membebani

52
sumber, di pihak lain mampu menghasilkan arus yang besar bagi beban listrik yang
dikendalikannya.
Terminal masukan IGBT mempunyai nilai impedansi yang sangat tinggi,
sehingga tidak membebani rangkaian pengendalinya yang umumnya terdiri dari
rangkaian logika. Ini akan menyederhanakan rancangan rangkaian pengendali dan
penggerak dari IGBT.
Di samping itu, kecepatan pensaklaran IGBT juga lebih tinggi dibandingkan
peranti BJT, meskipun lebih rendah dari peranti MOSFET yang setara. Di lain pihak,
terminal keluaran IGBT mempunyai sifat yang menyerupai terminal keluaran
(kolektor-emitor) BJT. Dengan kata lain, pada saat keadaan menghantar, nilai
resistansi-hidup (Ron) dari IGBT sangat kecil, menyerupai Ron pada BJT.
Dengan demikian bila tegangan jatuh serta borosan dayanya pada saat
keadaan menghantar juga kecil. Dengan sifat-sifat seperti ini, IGBT akan sesuai
untuk dioperasikan pada arus yang besar, hingga ratusan Ampere, tanpa terjadi
kerugian daya yang cukup berarti. IGBT sesuai untuk aplikasi pada perangkat
Inverter maupun Kendali Motor Listrik (Drive).
Sifat-sifat IGBT
Komponen utama di dalam aplikasi elekronika daya dewasa ini adalah saklar
peranti padat yang diwujudkan dengan peralatan semikonduktor seperti transistor
dwikutub (BJT), transistor efek medan (FET), maupun Thyristor. Sebuah saklar ideal
di dalam penggunaan elektronika daya akan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Pada saat keadaan tidak menghantar (off), saklar mempunyai tahanan yang
besar sekali, mendekati nilai tak berhingga. Dengan kata lain, nilai arus bocor
struktur saklar sangat kecil
2. Sebaliknya, pada saat keadaan menghantar (on), saklar mempunyai tahanan
menghantar (Ron) yang sekecil mungkin. Ini akan membuat nilai tegangan
jatuh (voltage drop) keadaan menghantar juga sekecil mungkin, demikian
pula dengan besarnya borosan daya yang terjadi, dan kecepatan pensaklaran
yang tinggi.

53
1. Untuk transistor jenis NPN, pengujian dengan jangkah pada x100, penyidik hitam
ditempel pada Basis dan merah pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan.
2. Bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus ke kanan lagi.
3. Kemudian penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus tidak
menyimpang dan bila penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga harus tidak
menyimpang.
4. Selanjutnya dengan jangkah pada 1 k penyidik hitam ditempel pada kolektor dan
merah, pada emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan dan bila dibalik
jarum harus tidak menyimpang. Bila salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi,
maka kemungkinan transistor rusak.
5. Untuk transitor jenis PNP, pengujian dilakukan dengan penyidik merah pada
Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan.
6. Demikian pula bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum arus menyimpang
ke kanan lagi.
7. Selanjutnya analog dengan pangujian NPN. Kita dapat menggunakan cara tersebut
untuk mengetahui mana Basis, mana Kolektor dan mana Emitor suatu transistor
dan juga apakah jenis transistor PNP atau NPN.

8. Beberapa jenis multimeter dilengkapi pula fasilitas pengukur hFE, ialah salah
parameter penting suatu transistor.

54
9. Dengan circuit seperti pada gambar, dapat diperkirakan bahan transistor.
Pengujian cukup dilakukan antara Basis dan Emitor, bila voltage 0.2 V
germanium dan bila 0.6 V maka kemungkinan silicon.

18. Inductor (Kumparan)


Pengertian Inductor
Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika
Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah
Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan Medan Magnet jika
dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut dapat
menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah
Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.

Gambar Inductor
Pada dasarnya kemampuan Induktor dalam menimbulkan Medan Magnet
yang disebut Henry ini juga memiliki turunan karena satuan Henry pada
umumnya terlalu besar. Turunan dari satuan henry adalah diantaranya
milihenry (mH) dan microhenry (H). Simbol yang digunakan untuk
melambangkan Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf L.
Ada 4 Faktor yang mempengaruhi Nilai Induktansi sebuah konduktor
(Coil) diantaranya adalah :
Jumlah Lilitan, makin banyak lilitan konduktornya maka semakin
tinggi pula Induktasinya.
Diameter Induktor, Makin besar diameter sebuah induktor maka
semakin tinggi juga induktansinya.
Permeabilitas Inti, adalah bahan Inti yang dipakai seperti Udara, Besi
ataupun Ferit.

55
Ukuran Panjang Induktor, Makin pendek Induktor (Koil) itu maka
semakin tinggi juga induktansinya.
Fungsi Inductor
Berikut ini adalah beberapa fungsi induktor :
Menyimpan arus listrik dalam medan magnet
Penapis atau filter frekuensi
Menahan arus bolak-balik (AC)
Meneruskan arus searah (DC)
Pembangkit getaran
Melipat gandakan tegangan

Jenis-jenis Induktor
Induktor terdiri dari beberapa jenis. Perbedaan jenis-jenis induktor
tersebut didasarkan pada bentuk serta bahan yang digunakan untuk membuat
inti induktor. Nah, bagi anda yang ingin tahu apa saja jenis-jenis induktor
yang ada saat ini, silahkan simak ulasan belajarelektronika.net berikut.

Gambar Bentuk dan Simbol Inductor


A. Air Core Inductor
Dilihat dari namanya pasti anda sudah tahu bahwa Air Core Inductor
adalah jenis induktor yang menggunakan inti dengan bahan udara.
Induktor jenis ini bisa disebut juga induktor tanpa inti.
B. Ferrite Core Inductor

56
Ferrite Core Inductor adalah jenis induktor yang menggunakan inti
berbahan ferit. Induktor yang satu ini banyak dijumpai di rangkaian-
rangkaian elektronika yang cukup rumit.
C. Iron Core Inductor
Seperti namanya, Iron Core Inductor adalah jenis induktor yang memiliki
inti dengan bahan besi. Besarnya inti besi yang digunakan pada sebuah
induktor sangat bermacam-macam tergantung kebutuhan.
D. Variable Inductor
Variable Inductor adalah jenis induktor yang besar kecilnya nilai
induktansi dapat diatur sesuai dengan keinginan. Biasanya induktor yang
satu ini menggunakan bahan ferit.

E. Torroidal Core Inductor


Torroidal Core Inductor adalah jenis induktor yang memiliki bentuk
melingkar atau O menyerupai bentuk cincin atau bentik donat. Induktor
jenis ini biasanya ada pada rangkaian televisi.

Gambar Torroidal Core Inductor


F. Laminated Core Induction
Laminated Core Induction merupakan jenis induktor dengan inti yang
terdiri dari beberapa jenis logam. Beberapa jenis logam tersebut
disambung secara paralel dengan sekat berbahan isolator.

Gambar Laminated Core Induction

57
19. Relay
Pengertian Relay
Relay adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan medan
magnet. Relay terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch
mekanik akan bergerak jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan.
Susunan kontak pada relay adalah:

Normally Open : Relay akan menutup bila dialiri arus listrik.


Normally Close : Relay akan membuka bila dialiri arus listrik.
Changeover : Relay ini memiliki kontak tengah yang akan melepaskan
diri dan membuat kontak lainnya berhubungan
Jenis jenis Relay
Berikut ini merupakan jenis-jenis relay.
Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4
Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk
Coil.
Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki
5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi
untuk Coil.
Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki
6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang
Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay
DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini
memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal
yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1
(single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

58
20. IC(integrated circuit)
Pengertian IC
Pada dasarnya, ada banyak jenis pengklasifikasian pada IC. Ada yang
mengelompokan IC berdasarkan aplikasinya, ada yang mengelompokannya
berdasarkan jumlah komponen yang digunakan, ada yang mengelompokannya
berdasarkan bentuk kemasannya, ada yang mengelompokannya berdasarkan
fungsinya dan juga ada yang mengelompokkannya berdasarkan Teknik
Pembuatannya.

Jenis-jenis IC
A. IC (Integrated Circuit) yang dikelompokkan berdasarkan kriteria-
kriteria tersebut.
IC Analog
IC Analog adalah IC yang beroperasi pada sinyal yang berbentuk
gelombang kontinyu. Contoh IC jenis Analog ini seperti IC Penguat
daya, IC Penguat sinyal, IC Regulator Tegangan, IC Multiplier dan
IC Op-Amp.
IC Digital
IC Digital adalah IC yang beroperasi pada sinyal digital yaitu sinyal
yang hanya memiliki 2 level yakni Tinggi dan Rendah atau
dilambangkan dengan kode Binary 1 dan 0. Contoh IC Digital
seperti IC Mikroprosesor, IC Flip-flip, IC Counter, IC Memory, IC
Multiplexer dan IC Mikrocontroller.
IC Campuran (Mixed IC)
IC Campuran atau Mixed IC adalah IC yang mengkombinasikan
fungsi IC Analog dan IC Digital ke dalam kemasan satu IC. Pada
umumnya, IC jenis Kombinasi Digital dan Analog ini digunakan
sebagai IC yang mengkonversikan sinyal Digital menjadi Analog
(D/A Converter) ataupun sinyal Analog menjadi sinyal Digital (A/D
Converter). Seiring dengan perkembangan Teknologi IC, IC jenis
59
Campuran ini memungkinkan untuk mengintegrasikan Sinyal Digital
dengan fungsi RF kedalam satu kemasan IC.

B. Berdasarkan Teknik Pembuatannya atau cara Manufakturingnya


IC Monolitik (Monolithic IC)
IC Monolitik merupakan IC yang mengintegrasikan Komponen Pasif
dan Komponen Aktif pada satu chip tunggal Silikon sebagai bahan
semikonduktornya. Konsep Manufaktur IC Monolitik ini dapat
menghasilkan IC yang memiliki keandalan yang tinggi dengan biaya
produksi yang rendah. IC jenis ini banyak ditemui di rangkaian
Televisi, Amplifier, Regulator Tegangan dan Penerima AM/FM.
Thin and Thick Film IC
Thin Film IC dan Thick Film IC relatif lebih besar dari IC Monolitik.
Ini dikarenakan hanya komponen pasif (resistor dan kapasitor) yang
dapat diintegrasikan pada wafer IC sedangkan komponen aktif
seperti Transistor dan Dioda tidak dapat diintegrasikan dan harus
dihubungkan secara terpisah yang membentuk rangkaian tersendiri
di dalam kemasan IC.
IC Hybrid atau IC Multi-chip
Seperti namanya, IC Hybrid atau IC Multi-chip ini terbuat dari
sejumlah chip yang dihubungkan menjadi satu sirkuit terintegrasi. IC
jenis ini biasanya digunakan dalam rangkaian Penguat (Amplifier)
yang berdaya tinggi mulai 5W hingga lebih dari 50W. Kinerja IC
Hybrid ini lebih baik dibanding dengan IC Monolitik.

60
C. Berdasarkan Kemasannya, IC dapat dibedakan sebagai berikut
NamaKomponen Bentuk Simbol Fungsiberdasarkanfun
gsiumumnya
SIP (Single In-line - IC Logic Gates, yaitu
IC yang
Packages)
berfungsisebagaiGerb
angLogika.
DIP (Dual In-line - IC Comparator, yaitu
Packages) IC yang
berfungsisebagaiKom
parator (Pembanding)
- IC Timer, yaitu IC
SOP (Small Outline yang
Packages) berfungsisebagaipeng
hitungwaktu (timer)
- IC Switching, yaitu IC
QFP (Quad Flat yang berfungsisebagai
Switch (sakelar)
Packages) - IC Audio Amplifier,
yaitu IC yang
berfungsisebagaipeng
BGA (Ball Grid uat Audio.
Arrays)

21. KAWAT PENDARAN LISTRIK


Simbol

Kawat EL berbagai warna

61
Kawat pendaran listrik (electroluminescent wire) (sering disingkat kawat
EL) adalah sebuah kawat tembaga tipis yang dilapisi fosfor sehingga memendar
ketika arus AC dikenakan padanya. Ini dapat digunakan pada berbagai hal, seperti
dekorasi kendaraan/bangunan, penerangan keamanan dan darurat, mainan dan lain-
lain.
Struktur
Kawat EL terdiri dari lima komponen utama. Pertama adalah inti kawat
tembaga padat. Inti tersebut dilapisi dengan fosfor. Sehelai kawat tembaga yang
sangat tipis dililitkan pada inti kawat tembaga yang telah dilapisi fosfor. Kawat tipis
ini diisolasikan dari inti tembaga. Selubung PVC digunakan untuk melindungi
rakitan tersebut. Akhirnya selapis selubung PVC berwarna digunakan untuk
mewarnai cahaya yang dihasilkan.
Diagram kawat EL
Tegangan sekitar 90-120 Volt dikenakan diantara inti kawat tembaga dan kawat tipis
yang melilit inti tembaga. Rakitan kawat ini dapat dianggap sebagai kondensator
koaksial dengan kedua kawat sebagai elektroda dan fosfor sebagai dielektrik,
pengisian dan pelucutan cepat dari kondensator ini mengusik dielektrik fosfor
sehingga memancarkan cahaya.
Osilator resonan biasanya digunakan untuk menghasilkan isyarat penggerak
tegangan tinggi. Karena kawat EL adalah kondensator, dengan menggunakan
transformator membuat sirkuit penggerak sebagai osilator LC yang tertala, dan
karenanya penggerakan menjadi sangat efisien. Kawat EL sepanjang 50 meter dapat
digerakkan dengan baterai untuk beberapa jam.
22. Komponen Penunjang
Pada pembuatan rangkaian elektronika diperlukan peralatan (seperti Obeng,
tang,bor dan sebagainya) dan juga papan sirkuit yang digunakan untuktempat
menempelnya komponen elektronika (seperti PCB, Wishboard, dansebagainya).
Pada dasarnya Komponen Penunjang berfungsi sebagai perkakas,isolator dan
konduktor.

62
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Komponen elektronika dibagi menjadi 3 yaitu komponen pasif, komponen
aktif, dan komponen pendukung.
2. Komponen pasif adalah komponen elektronika yang tidak memerlukan
sumber arus.
3. Komponen aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan sumber
arus.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis berharap pembaca dapat memahani isi
makalah dan jika terdapat kekurangan dapat diberi masukkan/saran.

63

Anda mungkin juga menyukai