Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU KOMPONEN

STRUKTUR LENTUR PROFIL I


BERDASARKAN FORMULA AISC

A. PENDAHULUAN.
Ada dua kegagalan yang dapat terjadi pada komponen struktur lentur profil I
yang mengelami lentur. Kegagalan pertama profil akan mengalami lateral-torsional
buckling (tekuk lateral) yang diakibatkan adanya displacemen dan rotasi di tengah
bentang, namun hal ini tidak mengalami perubahan bentuk. Kegagalan kedua, profil akan
mengalami local buckling (tekuk lokal) pada sayap tekan dan juga pada pelat badan,
sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk profil, hal ini diakibatkan oleh adanya rasio
kelangsingan yang relatif sangat besar antara tinggi pelat badan terhadap tebalnya. Hal
tersebut dapat diatasi dengan cara memasang pertambatan lateral diantara kedua
tumpuannya.
Dengan adanya kegagalan tersebut mengakibatkan perencanaannya menjadi
tambah rumit dan menyita cukup waktu.
Untuk mempermudah para praktisi, maka pada makalah ini akan dihitung
kapasitas momen dengan metode ASD (Allowable Stress Design) untuk semua profil I
yang ada dalam tabel AISC., kemudian dibuat grafiknya, namun hanya sebatas balok yang
mengalami lentur saja.

B. STRUKTUR TERLENTUR.
Komponen struktur yang mengalami lentur banyak dijumpai sebagai gelagar
(girder), balok lantai (floor beam), balok anak (joist), gording dan masih banyak lagi
komponen lentur yang lain 2). Gelagar (girder), yaitu balok utama yang berpenampang
tinggi dan biasanya sebagai tumpuan balok-balok lain. Sebagai contoh struktur yang
mengalami lentur adalah balok sederhana (simple beam) yang menerima beban transversal
terdistribusi merata (gambar 1.a). Akibat beban tersebut pada balok bekerja momen
(gambar 1.b) dan gaya geser (gambar 1.c).
tekan

(a)

L/2 L/2 (d) (e)

(b)

(c)

Gambar 1. Balok sederhana yang menerima beban terdistribusi merata.

Akibat momen, penampang balok mengalami tegangan lentur (bending stress),


akibat gaya geser penampang balok mengalami tegangan geser. Dalam keadaan
penampang balok masih elastis distribusi tegangan lentur masih linier (gambar 1.e).
Tegangan maksimum terjadi pada serat terluar yang letaknya y dari garis netral adalah :
M. y
fb (1)
I
dengan M adalah momen pada penampang yang ditinjau dan I adalam momen
inersia. Tanda positif menunjukan tegangan tarik, dan tanda negatif menunjukan tegangan
tekan. Jika S = I/y, dengan S adalah modulus potongan (section modulus) maka
persamaan (1) tersebut didapat
M.
fb (2)
S
Karena pada balok terlentur mengalami tarik dan tekan, maka balok dapat
dipandang sebagai gabungan komponen tarik dan komponen tekan. Pada bagian tekan
balok akan mengalami lateral-torsional buckling (tekuk lateral-puntir) seperti yang dapat
dilihat pada (gambar 2) 3).

(a) (b) (c)


Gambar 2. Tiga posisi potongan profil yang mengalami laterat-torsional buckling.

Disamping itu dapat juga mengalami local buckling (tekuk lokal) pada badan profil,
seperti yang terlihat pada gambar 3.

(a) (b)

Gambar 3. lokal buckling pada balok (a) sayap tertekan (b) badan tertekan.

C. TEGANGAN IJIN LENTUR DAN KEKOMPAKAN.


Tegangan ijin lentur profil W secara umum dapat dikemukakan bahwa nilainya
bergantung kepada kekompakan (compactines) penampangnya, panjang dukungan-
dukungan lateral dan arah pelenturan.
Kapasitas lentur balok (bending capacity of beam) diekspresikan dalam pernyataan
tegangan ijin lentur (Fb), dengan formulasi tegangan leleh atau tegangan kritis dibagi
faktor aman. Penampang balok digolongkan ke dalam tiga kekompakan yaitu penampang
kompak, kompak parsial (kompak sebagiana), dan tidak kompak.

a. Balok dikatakan kompak jika memenuhi persyaratan berikut ini :


1. Sayap dihubungkan menerus dengan badan.
2. Rasio kelangsingan elemen sayap (b / 2tf) memenuhi persamaan (3)
b 65
(3a)
2 tf Fy

3. Rasio kelangsingan sayap yang diperkaku lebih kecil dari 190/ Fy .


4. Rasio tinggi badan dengan tebal badan sebagai berikut :
fa d 640 375fa
untuk 0,16 1
Fy tw Fy Fy

(3b)
fa d 257
untuk Fy 0,16 (3c)
tw Fy

dengan : d = tinggi penampang, tw = tebal badan, bf = lebar sayap


fa = tegangan tekan, Fy = tegangan leleh, tf = tebal sayap.
b. Balok dikatakan kompak parsial (kompak sebagian) jika rasio kelangsingan sayap
memenuhi pertidaksamaan (3d)
65 bf 95
(3d)
Fy 2 tf Fy

c. Balok dikatakan tidak kompak jika


bf 95
(3e)
2 tf Fy

Pertambatan Lateral Pertambatan Lateral


x

Gambar 4. Balok dengan pertambatan lateral.

D. PERTAMBATAN LATERAL.
Untuk mencegah peristiwa lateral-torsional buckling dan local buckling maka
pada bagian penampang yang mengalami tegangan tekan dapat dipasang pertambatan
lateral (dukungan lateral / lateral support) seperti yang dapat dilihat pada (gambar 4).
Tegangan lentur ijin balok-balok dengan dukungan lateral dipasang di tempat-
tempat tertentu bergantung kepada panjang bagian yang tak terdukung dan gradien
momen. Semakin panjang bagian tak terdukung semakin rendah tegangan ijinnya, begitu
pula kapasitas momennya.
Ada beberapa kasus letak pemasangan pertambatan lateral, seperti yang dapat
dilihat beberapa kasus dibawah ini, atau secara ringkas dapat dilihat pada gambar (5).

Kasus 1 : L < Lc.


Balok dianggap mempunyai pertambatan lateral memadai melentur kearah tegak
lurus sumbu x jika panjang bagian tanpa pertambatan lateral (L) lebih kecil dari panjang
kritis (Lc). Panjang Lc (yaitu, panjang tanpa pertambatan lateral maksimum agar batang
dapat diperlakukan sebagai Penampang kompak) adalah harga terkecil dari
persamaan (4)
20.000
76. bf Lc
Lc dan d (4)
Fy Fy
Af

Sehingga tegangan ijin lentur (Fb) dapat dihitung dengan persamaan (5) dan
Kapasitas momennya (Mu) dapat dihitung dengan persamaan (6).
Fb = 0,66 Fy (5)
Mu = 0,66 Fy Sx (6)
dengan : bf = lebar sayap(in).
d = tinggi balok keseluruhan (in).
Fy = tegangan leleh (Ksi).
Sx = Modulus Elastisitas (in.3).

Kasus 2 : Lc < L < Lu


Jika kapasitas momen maksimum Mu yang dapat dicapai berkisar antara My dan
Mp, maka harga panjang tanpa pertambatan lateral (Lu) diambil nilai terbesar dari
persamaan (7).
20.000
Lu 102.000
d dan Lu rT (7)
Fy Fy
Af

dengan : Lu = Jarak pertambatan lateral (in).


d = tinggi balok keseluruhan (in).
Af = luas sayap (in2).
rT = jari-jari inersia
Fy = tegangan leleh (Ksi).

Sehingga tegangan ijin lentur (Fb) yang dapat dihitung dengan persamaan (8) dan
Kapasitas momennya (Mu) dapat dihitung dengan persamaan (9).
Fb = 0,60 Fy (8)
Mu = 0,60 Fy Sx (9)

Kasus 3 : Lu < L < Lr


Jika jarak pertambatan lateral dipasang (L) dipasang antara Lu dan Lr, dengan Lr
didapat dari persamaan (10), maka tegangan ijin lentur (Fb) dapat dihitung dengan
persamaan (11) dan Kapasitas momennya (Mu) diambil nilai terbesar dari persamaan
(12). Kasus ini akan didapat kekuatan Mu < My.
510.000. Cb
Lr rT (10)
Fy

L
2

12000. Cb Fy
Fb 2 rt
L. d dan Fb
1530.103 . Cb
Fy (11)

3

Af

L
2

12000. Cb.Sx Fy
Mu 2 rt
L. d dan Mu
1530.10 3 . Cb
Fy. Sx (12)

3

Af

Kasus 4 : L > Lr
Jika L lebih besar dari Lr, maka tegangan ijin lentur (Fb) dapat dihitung dengan
12000. Cb
persamaan (13) dan Kapasitas momennya (Mu)
Mu Fb diambil nilai terbesar dari persamaan
Mu = 0,66 Fs Sx L. d
(14).
Af
Mu = 0,60 Fs Sx
12000. Cb. 170000 . Cb. 2

Fb Fb L
L Fy r
2
L. d dan (13)
2 t
Af Mu rT 3 Fy .Sx
3 1530 .10 .Cb
12000. Cb. Sx
170000 . Cb. Sx
Mu Mu 2

L. d dan L (14)
170000.Cb .Sx
Af rT Mu 2
L

rT

Lc Lu Lr
Panjang tanpa sokongan samping
Gambar 5. Kapasitas momen dengan pertambatan lateral

E. HASIL.
Dari rumus yang telah diuraikan di atas, digunakan untuk menghitung beberapa
profil I yang sering dipakai dilapangan kemudian digambarkan grafiknya seperti yang
terlihat pada lampiran. Sebagai bahan pertimbangan apakah grafik tersebut dapat
digunakan atau tidak, maka akan dicoba satu contoh antara analitis dan grafis dibawah
ini.

Contoh :
Hitung Kapasitas Momen dengan analitis dan dengan menggunakan grafik untuk Profil
W14 x 30 yang mempunyai mutu baja A36 dan nilai Cb = 1, jika pertambatan lateral
dipasang pada jarak 6 feet, 8 feet, 15 feet dan 20 feet.

Penyelesaian :
Data Profil W14 x 30 (bf = 6,73 inc., d/Af = 5,34, r T = 1,74 inc., Sx = 42 inc.3)

a. Dengan analitis.
* Lc diambil nilai terkecil dari
76. bf 76( 6,73)
Lc = 7 ,1 feet.
Fy 36 (12 )
20.000
Lc 20.000
d = 8,7 feet.
Fy (5,34 ) 36(12 )
Af

didapat Lc = 7,1 feet.


* Lu diambil nilai terbesar dari
20.000
Lu 20.000
d = 8,7 feet.
Fy (5,34 ) 36(12 )
Af

102.000 1,74 102.000


Lu rT = 7 ,7 feet
Fy 12 36
didapat Lu = 8,7 feet
* Lr dihitung dari
510.000. Cb 1,74 510.000.1
Lr rT = 17 ,3 feet.
Fy 12 36

* Kapasitas momen untuk jarak pertambatan lateral 6 feet (6 feet < Lc = 7,1 feet).
Mu = 0,66 Fy Sx = 0,66 (36) 42 / 12 = 83,16 Kft.

* Kapasitas Momen untuk jarak pertambatan lateral sebesar 8 feet (Lc=7,1 < 8 <
Lu=8,7).
Mu = 0,60 Fy Sx = 0,60 (36) 42 / 12 = 75,60 Kft.

* Kapasitas Momen untuk jarak pertambatan lateral sebesar 15 feet (karena Lu < 15 <
Lr), maka Mu diambil nilai terbesar dari
12000. Cb. Sx
Mu 12000 (1) 42
L. d = = 43,63 Kft.
15(5,34 )12 (12 )
Af
L
2
15(12)
2

Fy 36
2 rt 2 1,74 36( 42) / 12
Mu
3 1530.10 3 . Cb
Fy.Sx = 3 1530.000(1) = 52,27 Kft.






sehingga didapat Mu = 52,27 Kft.

* Kapasitas Momen untuk jarak pertambatan lateral sebesar 20 feet (karena 20 >
Lr=17,3) maka Mu diambil nilai terbesar dari
12000. Cb. Sx
Mu 12000(1) 42
L. d = = 32,77 Kft.
20(5,34 )12 (12 )
Af
170000. Cb. Sx 170000(1) 42
Mu 2 2
L = 20 = 31,27 Kft.
144 (12 )
rT 1,74

sehingga didapat Mu = 32,77 Kft.

b. Dengan menggunakana grafik.


Dalam menggunakan grafik ini tidak perlu menghitung Lu, Lc, dan Lr terlebih
dahulu, sebab rumus-rumus yang digunakan sudah disesuaikan. Sehingga dari grafik
untuk profil W14x30 di dapat kapasitas momennya.
* Untuk L = 6 feet, maka didapat Mu = 83,2 Kft.
* Untuk L = 8 feet, maka didapat Mu = 75,5 Kft.
* Untuk L = 15 feet, maka didapat Mu = 52,0 Kft.
* Untuk L = 20 feet, maka didapat Mu = 33,0 Kft.

E. PEMBAHASAN.
Dari contoh yang terdapat pada sub bab D dapat dihitung prosentase kesalahan
yang terjadi sebagai berikut:
L (ft) Mu dengan analitis Mu dengan grafis Prosentase Kesalahan (%)
6 83,16 83,2 - 0,0481
8 75,60 75,5 0,1325
15 52,27 52,0 0,5192
20 32,77 33,0 0,7019
Prosentase kesalahan rata-rata (%) 0,3264
dari hasil perhitungan prosentase kesalahannya, maka didapat kesalahan rata-rata sebesar
0,3264 %. Kesalahan ini diakibatkan oleh adanya skala grafik yang terlalu kecil, sehingga
mengakibatkan pembacaan yang tidak tepat betul. Disamping itu pengujiannya hanya satu
contoh soal.
Menurut ilmu statistika bahwa prosentase kesalahan yang lebih kecil dari 2 % maka
kesalahan sebesar itu masih dalam batas yang wajar.
Semakin pendek jarak pertambatan lateral maka akan semakin kecil defleksi yang
terjadi. Jika defleksinya semakin kecil maka kapasitas momennya semakin meningkat.
Untuk memperkecil defleksi ini dapat dipasang pertambatan lateral, sehingga terlihat
bahwa dalam grafik yang dihasilkan, dapat dibaca bahwa semakin pendek jarak
pertambatan lateral, maka semakin meningkat kapasitas momennya, atau sebaliknya
semakin panjang jarak pertambatan lateralnya maka kapasitas momennya akan semakin
menurun.

F. KESIMPULAN.
Dari hasil kajian ini (balok yang mengalami local buckling dan lateral-torsional
buckling) dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Karena prosentase kesalahan yang terjadi lebih kecil dari 2 %, maka grafik yang
terdapat dalam lampiran ini dapat digunakan untuk menghitung kapasitas momen atau
jarak pertambatan lateral.
2. Semakin panjang jarak pertambatan lateralnya, maka semakin menurun kapasitas
momennya.

G. DAFTAR PUSTAKA
1. AISC, Manual of Steel Construction, Ninth Edition, 1989, American Institute of Steel
Construction, Inc., Chicago.
2. Fathurrahman, MT., Ir., Bahan Kuliah Konstruksi Baja Lanjut, 2001, Magister Teknik
Sipil, Yogyakarta.
3. Louis, F. G., Load and Resistance Factor Design of Steel Structures, 1994, Prentice-
Hall. Inc., New Jersey.
4. Padosbajayo, Bahan Kuliah Pengetahuan Dasar Struktur Baja, 1994, Naviri,
Yogyakarta.
5. Salmon, C. G., Steel Structure : Design and Behavior, 2nd edition, 1980, Harper &
Row Publishers Inc., Madison.
6. Suharyanto, Stabilitas Balok dan Kolom Baja Tampang I Terhadap Buckling, 2000,
Makalah Seminar Nasional Konstruksi Baja Indonesia Pada Millenium Ke-3,
Janabadra, Yogyakarta.
Grafik Perhitungan Kapasitas Momen Profil W14
untuk Cb =1 dan Fy = 36

410
W14x132

W14x120

360
W14x109

W14x99
310

W14x90
Kapasitas Momen (Kip-feet)

260

W14x82

210 W14x74

W14x68

W14x61
160

110

60
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54
Jarak Pertambatan Lateral (feet)

Anda mungkin juga menyukai