Anda di halaman 1dari 49

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PRAKUALIFIKASI PENGADAAN BADAN USAHA PROYEK KERJASAMA


PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU) PENGELOLA PRASARANA
KERETA API RINGAN (LIGHT RAIL TRANSIT) DI PROVINSI SUMATERA
SELATAN

DOKUMEN PRAKUALIFIKASI

TA 2016

1
CATATAN PENTING

Dokumen Prakualifikasi ini diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam rangka: (a)
mengundang Badan Usaha atau Konsorsium Badan Usaha (Peserta) untuk menyampaikan proposal
keikutsertaan mereka dalam proses Prakualifikasi Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit/LRT) di Provinsi Sumatera Selatan (Proyek), serta
(b) menyediakan petunjuk dan kriteria Prakualifikasi yang wajib dipenuhi Peserta untuk lulus Prakualifikasi.
Dokumen Prakualifikasi ini tidak memuat seluruh informasi yang diperlukan atau diinginkan oleh semua
pihak terkait. Namun demikian, diharapkan dapat membantu Peserta dalam melakukan evaluasi. Peserta
diwajibkan melaksanakan investigasi dan analisis dan harus melakukan kajian sendiri terhadap semua aspek
Proyek setelah investigasi tersebut.
Kementerian Perhubungan, dinas atau kantor, perwakilan-perwakilan atau penasihatnya atau konsultannya
tidak bertanggung jawab (baik tersurat maupun tersirat) atau menjamin kecukupan, keakuratan atau
kelengkapan Dokumen Prakualifikasi ini atau informasi yang dikandung di dalamnya atau secara terpisah
tidak dapat diminta verifikasi atasnya dan tidak memiliki kewajiban apa pun atas hal tersebut atau
komunikasi lainnya baik tertulis atau lisan yang disampaikan kepada atau diterima oleh penerima dalam
rangka evaluasi penerima terhadap penawaran lelang mereka.
Dokumen Prakualifikasi ini disusun dalam Bahasa Indonesia. Apabila terdapat dokumen/informasi yang
disampaikan dalam Bahasa Inggris serta terdapat perbedaan antara versi Bahasa Indonesia dan versi Bahasa
Inggris, maka versi Bahasa Indonesia yang berlaku.
Dokumen Prakualifikasi mungkin memuat interpretasi tertentu, penjelasan dan/atau rangkuman dari
undang-undang, prosedur atau peraturan yang berlaku di Indonesia, yang disusun semata-mata untuk
memberi informasi umum kepada penerima, dan tidak bermaksud memberikan informasi yang definitif atau
mengungkapkan atau sepakat terhadap seluruh aspek seperti undang-undang, keputusan, peraturan,
perijinan atau kewenangan pemerintah lainnya yang mungkin penting bagi penerima Dokumen Prakualifikasi
ini.
Kementerian Perhubungan, termasuk dinas, perwakilan, penasihat dan/atau konsultannya tidak bertanggung
jawab baik langsung maupun tidak langsung kepada pihak atau individu mana pun terkait biaya atau
pengeluaran yang timbul sehubungan dengan Dokumen Prakualifikasi ini atau yang diperlukan untuk
investigasi atau transaksi, baik telah atau belum diselesaikan.
Dokumen Prakualifikasi ini bukan merupakan penawaran untuk menjual atau membeli sekuritas atau saham
pada jurisdiksi mana pun dimana penawaran, permintaan atau penjualan dimaksud tidak sah, atau kepada
siapa saja yang tidak diperbolehkan untuk melakukan suatu penawaran, permintaan atau penjualan
tersebut. Tidak ada satu pun bagian dari Dokumen Prakualifikasi ini dianggap, atau seharusnya dianggap
sebagai sebuah janji atau penjaminan, baik tersurat maupun tersirat.
Baik PJPK dan/atau Panitia Pengadaan Badan Usaha Proyek KPBU Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan
(Light Rail Transit) dan/atau Konsultannya tidak bertanggung jawab kepada siapapun termasuk kepada setiap
Peserta atas beban atau biaya yang dikeluarkan dalam menanggapi Dokumen Prakualifikasi ini.

2
DAFTAR ISI

CATATAN PENTING..............................................................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................................3
BAGIAN I: UNDANGAN.......................................................................................................................................................4
BAGIAN II: PROSEDUR PRAKUALIFIKASI..........................................................................................................................6
A. DEFINISI..................................................................................................................................................................6
B. LATAR BELAKANG PROYEK...................................................................................................................................9
C. RUANG LINGKUP PEKERJAAN...........................................................................................................................10
D. TAHAPAN PELAKSANAN PROYEK......................................................................................................................10
E. JADWAL PELAKSANAAN PRAKUALIFIKASI.......................................................................................................11
F. INSTRUKSI KEPADA PESERTA PENGADAAN.....................................................................................................11
G. KRITERIA PRAKUALIFIKASI.................................................................................................................................17

LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN A: FORM SURAT PENYAMPAIAN PRAKUALIFIKASI
LAMPIRAN B: FORM SURAT KUASA
LAMPIRAN C: FORM PERNYATAAN KUALIFIKASI
LAMPIRAN D: KELENGKAPAN PERIZINAN PERUSAHAAN
LAMPIRAN E: PAKTA INTEGRITAS
LAMPIRAN F: FORM SURAT REFERENSI BANK
LAMPIRAN G: FORMULIR SURAT DUKUNGAN DARI PEMEGANG SAHAM
LAMPIRAN H: MEMORANDUM INFORMASI PROYEK

3
KOP SURAT
BAGIAN I: UNDANGAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA

PRAKUALIFIKASI PENGADAAN BADAN USAHA PELAKSANA KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA
PENGELOLAAN PRASARANA KERETA API RINGAN (LIGHT RAIL TRANSIT) DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERMINTAAN PRAKUALIFIKASI
1. Kementerian Perhubungan, berencana memilih Badan Usaha Pelaksana untuk mengoperasikan, dan
memelihara prasarana kereta api ringan (Light Rail Transit) (PROYEK), melalui suatu proses seleksi yang
kompetitif;
2. Seleksi Badan Usaha Pelaksana dilaksanakan berdasarkan kerangka hukum bagi Kerjasama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU) dalam penyediaan infrastruktur sebagai berikut:
a. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur;
b. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur; dan
c. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 19 Tahun
2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
3. Kementerian Perhubungan saat ini menyampaikan Permintaan Prakualifikasi (RfQ) kepada pihak yang
ingin berpartisipasi sebagai peserta pengadaan Badan Usaha Pelaksana;
4. Komponen berikut merupakan satu kesatuan dari Proyek:
a. Pengoperasian kereta api ringan
b. Pengoperasian jalur kereta api ringan yang menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan
Mahmud Badaruddin II-Masjid Agung Palembang-Jakabaring Sport City.
c. Pengoperasian stasiun kereta api ringan
d. Perawatan kereta api ringan, jalur dan stasiun operasi
e. Pengusahaan kereta api ringan dan stasiun
Badan Usaha Pelaksana akan bertanggung jawab untuk mengadakan peralatan dan material yang
dibutuhkan untuk operasi, dan pemeliharaan Proyek atas risikonya sendiri
5. Proses Prakualifikasi ini dimaksudkan untuk memilih Investor yang memenuhi syarat untuk ikut
berpartisipasi dalam proses pengadaan internasional.
6. Kriteria kualifikasi didasarkan pada aspek-aspek administrasi, pengalaman teknis, dan keuangan, dalam
rangka memilih investor yang berpengalaman dalam membiayai, merancang, membangun,
mengoperasikan dan memelihara Proyek Sejenis.

4
7. Calon Peserta harus menyerahkan Pernyataan Kualifikasi sesuai dengan kriteria dalam Dokumen
Prakualifikasi. Hanya calon Peserta yang dapat memenuhi seluruh kriteria yang dipersyaratkan dalam
Dokumen Prakualifikasi yang akan diundang untuk mengikuti Tahap Pelelangan Proyek.

Jakarta, Januari 2016

Ketua Panitia Pengadaan Badan Usaha


Proyek KPBU Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit)
di Provinsi Sumatera Selatan

5
BAGIAN II: PROSEDUR PRAKUALIFIKASI DALAM RANGKA SELEKSI BADAN USAHA PELAKSANA PENGELOLA
PRASARANA KERETA API RINGAN (LIGHT RAIL TRANSIT) DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

A. DEFINISI
Dalam Dokumen Prakualifikasi ini, istilah-istilah bercetak tebal memiliki arti sebagai berikut:
Badan Usaha Pelaksana KPBU yang selanjutnya disebut sebagai Badan Usaha Pelaksana adalah Badan
Usaha Perseroan Terbatas yang secara spesifik didirikan oleh Badan Usaha Pemenang Lelang atau yang
ditunjuk langsung berdasarkan Hukum di Republik Indonesia untuk melakukan dan melaksanakan Proyek
yang disepakati dalam Perjanjian KPBU. Pembentukan Badan Usaha Pelaksana KPBU harus mengikuti
ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan
Bidang Usaha yang Terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal;
Calon Peserta Proses Prakualifikasi adalah badan hukum baik badan usaha tunggal atau berbentuk sebuah
konsorsium antar badan hukum (badan hukum Indonesia dan atau dengan badan hukum asing);
Dokumen Permintaan Proposal adalah dokumen yang diterbitkan bagi Peserta yang memenuhi
persyaratan Prakualifikasi, yang memuat prosedur pengadaan secara lengkap dan menyeluruh;
Dokumen Prakualifikasi adalah dokumen Proyek termasuk lampiran-lampirannya yang dipergunakan
pada Tahap Prakualifikasi;
Dokumen Kualifikasi adalah dokumen Proyek termasuk lampiran-lampirannya yang diserahkan oleh
Peserta pada Tahap Prakualifikasi;
Hari Kerja adalah hari dimana bank dan kantor-kantor Pemerintah di Indonesia buka dan beroperasi;
IAS adalah International Accounting Standard (Standar Akuntansi Internasional);
IDR atau Indonesian Rupiah atau Rp. adalah mata uang sebagai alat pembayaran yang sah di Republik
Indonesia;
IFRS adalah International Financial Reporting Standards (Standar Pelaporan Keuangan Internasional),
termasuk IAS;
Indonesia adalah Republik Indonesia;
Kementerian Perhubungan adalah Kantor Wilayah, Dinas, Badan Usaha Milik Daerah dan lainnya yang
secara langsung atau tidak langsung berada di bawah pengawasan Kementerian Perhubungan;
Kekayaan Bersih adalah total aset badan hukum dikurangi total kewajibannya;
Kontraktor O&M adalah penyedia jasa operasi dan pemeliharaan yang dikontrak oleh Badan Usaha
Pelaksana dan harus memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
O&M atau Operation and Maintenance adalah Operasi dan Pemeliharaan;
Panitia Pengadaan adalah Panitia Pengadaan Badan Usaha Pelaksana yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Kementerian Perhubungan Nomor: .;
Pembiayaan Proyek adalah pembiayaan untuk Badan Usaha Pelaksana termasuk pembiayaan melalui
pinjaman atau pembiayaan modal sendiri;
Pemegang Saham yang Terlibat adalah pemegang saham yang tergabung dalam sebuah konsorsium

6
Peserta yang memenuhi syarat pada saat atau sebelum Tanggal Pembentukan Konsorsium;
Kementerian Perhubungan atau Kemenhub adalah Kementerian Perhubungan, Republik Indonesia;
Pendapatan Bersih adalah pendapatan yang dilaporkan sesudah dikurangi semua pengeluaran termasuk
namun tidak terbatas pada bunga, penyusutan, amortisasi dan pajak pendapatan yang dihitung berdasarkan
standar akuntansi GAAP/IAS/IFRS/SAK Indonesia;
Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Badan Usaha Pelaksana melalui negosiasi dengan 1 (satu)
peserta.
Perjanjian KPBU adalah kesepakatan tertulis antara PJPK dan Badan Usaha Pelaksana untuk pelaksanaan
proyek KPBU Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit);
Pernyataan Kualifikasi adalah sebuah pernyataan yang memuat semua informasi sebagaimana diminta
menurut Bagian II-G, dan disampaikan dalam formulir sebagaimana terdapat pada Lampiran C;
Perselisihan Material adalah setiap perselisihan yang mengakibatkan Peserta berpotensi tidak dapat
melakukan investasi dalam Proyek;
Perwakilan Resmi adalah orang yang ditunjuk oleh Peserta (atau dalam hal Peserta berbentuk
Konsorsium, orang yang ditunjuk oleh seluruh anggota konsorsium) melalui Surat Kuasa, untuk bertindak
sebagai kontak penghubung dengan Kementerian Perhubungan menyangkut segala sesuatu yang berkaitan
dengan Proses Prakualifikasi dan Proses Lelang Proyek;
Peserta adalah setiap badan usaha tunggal atau konsorsium yang menyampaikan Pernyataan Kualifikasi
bertujuan mengikuti proses Prakualifikasi agar dinyatakan sebagai Peserta yang Memenuhi Syarat;
Peserta yang Memenuhi Syarat adalah peserta yang oleh Kementerian Perhubungan ditetapkan
memenuhi kriteria menurut Bagian II-G Dokumen Prakualifikasi ini dan terpilih berdasarkan proses
Prakualifikasi;
Pimpinan Konsorsium adalah gabungan beberapa anggota konsorsium atau satu anggota konsorsium yang
memenuhi kriteria sebagaimana ditetapkan di Bagian II-G.2.3;
Proses Lelang adalah proses dan prosedur lelang sebagaimana dijabarkan di Bagian II-D yang selanjutnya
diuraikan secara rinci dalam Dokumen Pengadaan;
Proyek adalah Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha pengusahaan prasarana kereta api ringan
(Light Rail Transit-LRT) di Provinsi Sumatera Selatan/Sumsel (Proyek LRT Sumsel).
Proyek Sejenis adalah proyek infrastruktur pengelola kereta api ringan (Light Rail Transit-LRT) PJPK
adalah Penanggung Jawab Proyek Kerjasama dalam hal ini adalah Kementerian Perhubungan
Surat Kuasa adalah surat kuasa dengan formulir sebagaimana terdapat pada Lampiran B yang dibuat oleh
Peserta (atau dalam hal peserta berbentuk konsorsium, oleh masing-masing anggota konsorsium);
Total Aset adalah seluruh aset konsolidasi dari badan hukum dan anak badan hukumnya yang dsusun
berdasarkan standar akuntansi GAAP/IAS/IFRS/SAK Indonesia;
Total Kewajiban adalah seluruh kewajiban konsolidasi dari badan hukum dan anak badan hukumnya yang
yang dsusun berdasarkan standar akuntansi GAAP/IAS/IFRS/SAK Indonesia;
Undang -Undang yang Berlaku berarti semua UU, konstitusi, statuta, putusan, peraturan, dekrit atau
perintah yang berlaku bagi Peserta Pengadaan, Badan Usaha Pelaksana, pemegang saham yang terlibat, atau
Proyek, termasuk tetapi tidak terbatas pada peraturan perundang-undangan Republik Indonesia;

7
US $ atau US Dollars adalah mata uang sebagai alat pembayaran yang sah di Amerika Serikat.
UU Republik Indonesia adalah semua UU, konstitusi, statuta, aturan, Pengadilan, putusan, dekrit, atau
Perintah Pengadilan, arbitrase atau Instansi Pemerintah lainnya dengan kewenangan jurisdiksi di Indonesia;

8
B. LATAR BELAKANG PROYEK
Kota Palembang yang merupakan ibukota Provinsi Sumatra Selatan, dan termasuk salah satu kota
metropolitan di Indonesia. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota
Palembang terkenal sebagai kota industri dan perdagangan.
Kota Palembang mempunyai Bandar Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) dan telah berfungsi sebagai
Bandar Udara Internasional yang artinya konektivitas Kota Palembang dengan dunia Internasional telah
terbuka. Di sisi lain, transportasi darat Kota Palembang juga telah dilakukan pembenahan. Dengan adanya
Surat Keputusan Walikota Kota Palembang No 1465 Tahun 2008 tentang Penghentian dan Penggantian
kendaraan bus kota dan angkutan sejenis diganti dengan Bus Mass Rapid Transit yang bernama Trans Musi
menjadi langkah awal yang baik untuk menata sistem transportasi darat yang ada. Namun demikian seiring
perkembangan kota maka jumlah penduduk akan meningkat. Oleh karena itu perlu ada alternatif
transportasi massal lain yang dapat mengantisipasi hal tersebut dan untuk penataan kota yang lebih
terencana.

Pemerintah Indonesia akan melaksanakan Asean Games di Indonesia pada tahun 2018. Pelaksanaan event
akan dilakukan di Jakarta dan di Provinsi Sumatera Selatan. Pemerintah Indonesia telah menerbitkan
Peraturan Presiden Nomor 116 tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaran Kereta Api Ringan (light
rail transit) di Provinsi Sumatera Selatan untuk mendukung pembangunan di Provinsi Sumsel dan
meningkatkan pelayanan transportasi.

Untuk mendukung rencana Pemerintah Indonesia sebagai penyelenggara event internasional Asean Games
dan misi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, khususnya Walikota Palembang maka dilakukan
percepatan penyelenggaraan Kereta Api Ringan (light rail transit/LRT)/monorel sebagai salah satu
transportasi massal dengan kapasitas angkut menengah. Dengan adanya monorel ini, dukungan pelayanan
transportasi dalam penyelenggaraan event internasional dapat tersedia dan penataan kota dapat terencana
dengan baik sebagai upaya antisipasi kepadatan jalan raya di kota. Keberadaan transportasi monorel dapat
melayani angkutan penumpang yang lebih memadai. Rencana pembangunan jalur monorel di Palembang
dibagi menjadi empat koridor, yaitu:

Koridor 1 : Masjid Agung Jakabaring - Lingkar Selatan


Koridor 2 : Prameswara - UNSRI Bukit - Kapten Rivai Veteran - Perintis Kemerdekaan - RE
Martadinata - Mayor Zen
Koridor 3 : Demang Lebar Daun - Basuki Rahmat - R.Sukamto - Abdul Rozak - Patal Pusri
Koridor 4 : Masjid Agung (Ampera) - Jln. Jendral Sudirman - Bandara SMB II

Kementerian Perhubungan dalam hal ini Menteri Perhubungan adalah sebagai Penangggung Jawab Proyek
Kerjasama (PJPK) dan dapat menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan untuk mempercepat pelayanan
kereta api ringan.

9
C. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
C.1. Komponen berikut merupakan satu kesatuan dari Proyek:
a. Pengoperasian kereta api ringan
b. Pengoperasian jalur kereta api ringan yang menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan
Mahmud Badaruddin II-Masjid Agung Palembang-Jakabaring Sport City.
c. Pengoperasian stasiun kereta api ringan
d. Perawatan kereta api ringan, jalur dan stasiun operasi
e. Pengusahaan kereta api ringan dan stasiun
Perkiraan nilai investasi Proyek ini adalah sekitar Rp 60.000.000.000,- (enam puluh milyar rupiah).
C.2. Untuk keberlangsungan Proyek ini, Kementerian Perhubungan dan Provinsi Sumatera Selatan akan
memfasilitasi Badan Usaha Pelaksana untuk memperoleh ijin-ijin terkait.
C.3. Kementerian Perhubungan akan melaksanakan Proyek dengan skema Operasi dan Pemeliharaan
(Operate Maintenance) selama jangka waktu 15 (lima belas) tahun. Informasi lebih rinci terdapat
dalam Lampiran H.
C.4. Proyek ini sejalan dengan program pembangunan Kementerian Perhubungan, Provinsi Sumatera
Selatan dan Pemerintah Kota Palembang.
C.5. Badan Usaha Pelaksana bertanggung jawab dan menanggung risiko atas operasi dan pemeliharaan
Proyek (lihat Lampiran H).
C.6. Badan Usaha Pelaksana juga bertanggung jawab dalam mendapatkan pembiayaan yang diperlukan,
melaksanakan dan memenuhi kinerja sebagaimana diatur dalam Perjanjian KPBU. Selain itu Badan
Usaha Pelaksana juga wajib mendapatkan semua ijin dan lisensi yang diperlukan untuk pengoperasian
dan pemeliharaan termasuk pengadaan suku cadangnya operasinya sesuai peraturan perundang-
undangan di Indonesia.
C.7. Badan Usaha Pelaksana menarik sewa atau fee dari non fairbox/tenant/retail. Jika hasil penarikan sewa
atau fee melebihi jumlah yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerjasama, maka kelebihan penerimaan
dari hasil sewa/fee akan diserahkan kepada PJPK.

D. TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK


D.1. Tahapan pengadaan badan usaha guna menyeleksi Calon Badan Usaha Pelaksana mencakup Tahap
Prakualifikasi dan Tahap Pelelangan.
D.2. Tahap Prakualifikasi:
D.2.1. Tujuan Tahap Prakualifikasi adalah untuk menilai kualifikasi Calon Peserta
D.2.2. Peserta akan dikualifikasi berdasarkan kriteria Prakualifikasi sebagaimana ditetapkan di dalam
dokumen ini. Calon Perserta wajib menyampaikan kualifikasinya secara lengkap dengan
menggunakan formulir-formulir sebagaimana terdapat pada Lampiran A, Lampiran B, Lampiran C,
Lampiran D, Lampiran E, Lampiran F, dan Lampiran G.
D.2.3. Dokumen Kualifikasi akan dievaluasi sesuai kriteria Bagian II-G, dan dinyatakan Lulus atau
Tidak Lulus.
D.2.4. Peserta yang memenuhi syarat akan diminta untuk mengajukan Dokumen Penawaran sesuai

10
dengan Tahap Pelelangan sebagaimana dijelaskan di Bagian II-D.3.
D.2.5. Prakualifikasi gagal dalam hal:
a. Tidak ada Peserta yang memasukan dokumen kualifikasi; atau
b. Prakualifikasi tidak menghasilkan Badan Usaha yang memenuhi kualifikasi;
c. Sanggahan dinyatakan benar oleh PJPK dengan materi :
i. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan
prakualifikasi dinyatakan benar; atau
ii. Ketentuan dalam Dokumen Prakualifikasi ini tidak sesuai dengan Perka LKPP No. 19
tahun 2015.
D.2.6. Dalam hal Prakualifikasi gagal, maka PJPK meninjau penyebab kegagalan dan berdasarkan hasil
peninjauan kembali tersebut, maka PJPK dapat melakukan evaluasi ulang atau Prakualifikasi ulang
D.3. Tahap Pelelangan:
D.3.1. Tahap Pelelangan merupakan tahapan setelah Tahap Prakualifikasi yang akan dilakukan dengan
menerbitkan Dokumen Permintaan Proposal, termasuk Rancangan Perjanjian KPBU, oleh Panitia
Pengadaan kepada Peserta yang memenuhi syarat. Dokumen Permintaan Proposal mencakup
pemeriksaan menyeluruh (due diligence) dan proses pelelangan, serta menjelaskan ketentuan-
ketentuan pelaksanaan due diligence tersebut sekaligus kriteria dan prosedur evaluasi
penawaran.
D.3.2. Evaluasi Dokumen Penawaran pada pemilihan Badan Usaha Pelaksana dengan Pelelangan Satu
Tahap menggunakan metode evaluasi sistem nilai dengan mengkombinasikan nilai penawaran
teknis dan nilai penawaran finansial.
D.3.3. Peserta yang Memenuhi Syarat berkesempatan mengajukan tanggapan atas rancangan Perjanjian
KPBU. Tanggapan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk revisi rancangan Perjanjian
KPBU sebelum diterbitkannya rancangan final Perjanjian KPBU, yang kemudian menjadi dasar
bagi seluruh Peserta yang memenuhi syarat dalam mengajukan Dokumen Penawaran yang
mengikat mereka. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa penawaran yang bersifat mengikat
diajukan berdasarkan rancangan final Perjanjian KPBU.
D.3.4. Badan Usaha Pemenang Lelang wajib mendirikan Badan Usaha Pelaksana yang dibentuk khusus
untuk melaksanakan Perjanjian KPBU dengan persyaratan yang akan diatur lebih lanjut dalam
Dokumen Permintaan Proposal. Badan Usaha Pelaksana akan menandatangani Perjanjian KPBU
dengan PJPK.

1
1
E. JADWAL PELAKSANAAN PRAKUALIFIKASI
No KEGIATAN TANGGAL
1 Pengumuman Prakualifikasi 29 Januari 2016
2 Pengambilan Dokumen Prakualifikasi 29 Januari-29 Februari 2016
3 Klarifikasi dan rapat dengan peminat/Aanwijzing 12 Februari 2016
Pukul 09.00 12.00 WIB
4 Pemasukan Dokumen Kualifikasi 1-3 Maret 2016
5 Evaluasi Dokumen Kualifikasi 4-11 Maret 2016
6 Penetapan Daftar Pendek 14 Maret 2016
7 Pengumuman Daftar Pendek 15 Maret 2016
8 Masa Sanggah 16-22 Maret 2016

Perubahan jadwal pelaksanaan prakualifikasi akan ditetapkan dan diumumkan oleh Panitia Pengadaan serta
akan disampaikan secara tertulis melalui surat elektronik kepada Peserta.

F. INSTRUKSI KEPADA PESERTA PRAKUALIFIKASI


F.1. Umum
F.1.1. Dokumen Kualifikasi dan seluruh korespondensi yang disampaikan oleh Peserta kepada Panitia
Pengadaan wajib disampaikan dalam Bahasa Indonesia. Dokumen pendukung dan dokumen
lainnya yang disampaikan oleh Peserta dalam Dokumen Kualifikasi yang diterbitkan dalam bahasa
asing wajib disertai dengan terjemahan dalam Bahasa Indonesia. Dokumen pendukung dan
dokumen lainnya yang tidak disertai dengan terjemahan dalam Bahasa Indonesia, tidak
dipertimbangkan. Dalam hal terdapat perbedaan, maka versi Bahasa Indonesia yang berlaku.
F.1.2. Penyampaian Kualifikasi wajib disertai Surat Penyampaian Dokumen Kualifikasi dengan
menggunakan Formulir sebagaimana terdapat pada Lampiran A, yang harus ditandatangani oleh
Perwakilan Resmi Peserta.
F.1.3. Keputusan Prakualifikasi ditetapkan semata-mata berdasarkan Dokumen Kualifikasi Peserta, yang
harus diserahkan sesuai Formulir Lampiran C untuk masing-masing peserta. Informasi pendukung
atau keterangan lainnya dinyatakan tidak diterima kecuali tanggapan Peserta atas klarifikasi yang
secara khusus diminta oleh Panitia Pengadaan. Perwakilan Resmi Peserta wajib membubuhkan
parafnya di setiap halaman dan menandatangani Pernyataan Kualifikasi dimaksud.
F.1.4. Peserta wajib menyerahkan Surat Kuasa menggunakan format seperti tampak pada Lampiran B
disertai dokumen-dokumen terkait yang menyatakan kewenangan untuk memberikan kuasa
kepada satu (1) orang Perwakilan Resmi Peserta (contoh: keputusan Direksi, Anggaran Dasar
Perusahaan sebagaimana diperlukan). Bagi peserta berbentuk konsorsium, maka setiap anggota
konsorsium wajib menunjuk dan memberi wewenang kepada satu (1) orang Perwakilan Resmi
bagi seluruh anggota konsorsium, dan menyerahkan Surat Kuasa disertai dokumen-dokumen
terkait yang menyatakan kewenangan untuk memberikan kuasa kepada Perwakilan Resmi
konsorsium (contoh: keputusan Direksi, Anggaran Dasar Perusahaan, sebagaimana diperlukan).
Seorang Perwakilan Resmi dapat diganti dengan menunjuk seorang Perwakilan Resmi baru

12
lainnya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Panitia Pengadaan oleh Peserta, dan
menyampaikan Surat Kuasa, menggunakan format seperti tampak di Lampiran B disertai
dokumen-dokumen pendukung yang menyatakan kewenangan untuk memberikan kuasa kepada
Perwakilan Resmi (contoh: keputusan Direksi, Anggaran Dasar Perusahaan, sebagaimana
diperlukan). Semua tindakan yang diambil oleh Perwakilan Resmi yang masih menjabat sebelum
diterimanya surat pemberitahuan penggantian Perwakilan Resmi tersebut oleh Panitia
Pengadaan tetap dinyatakan berlaku dan mengikat Peserta.
F.1.5. Terkait nilai tukar mata uang asing yang digunakan dalam laporan keuangan seperti tampak di
Bagian II-G, wajib menerapkan nilai tukar resmi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada
periode pelaporan.
F.1.6. Peserta dapat meminta klarifikasi dari Panitia Pengadaan menyangkut Proses Prakualifikasi dan
kriteria Prakualifikasi dengan menyampaikan permintaan klarifikasi secara tertulis atau lewat
email kepada Panitia Pengadaan ke alamat seperti tersebut di Bagian II-F.3.3. Dokumen
Prakualifikasi ini. Semua pertanyaan harus diterima paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum
batas akhir waktu penyampaian Dokumen Kualifikasi yang ditetapkan oleh Panitia Pengadaan.
Permintaan klarifikasi secara lisan tidak diizinkan. Panitia Pengadaan akan menanggapi
pertanyaan yang diajukan dan menyampaikan hasil jawaban kepada seluruh peserta.
F.1.7. Setiap dokumen yang sudah diserahkan oleh Peserta kepada Panitia Pengadaan tidak
dikembalikan.
F.1.8. Pemasukan, penambahan, penggantian, pengurangan, penarikan (pengunduran diri) Dokumen
Kualifikasi yang telah disampaikan kepada Panitia Pengadaan hanya dapat dilakukan sebelum
batas akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi.
F.1.9. Peserta yang memenuhi syarat, wajib menyerahkan bukti-bukti kepada Panitia Pengadaan bahwa
kualifikasi mereka masih terpenuhi, apabila sewaktu-waktu diminta.
F.1.10. Setiap dokumen yang diterbitkan dan ditandatangani di luar negeri dan akan dipergunakan di
wilayah Indonesia wajib dilegalisasi/dikonsularisasi oleh Kementerian Kehakiman dan/atau
Kementerian Luar Negeri negara tersebut dan perwakilan Republik Indonesia di negara tersebut
(sesuai dengan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 09/A/KP/XII/2006/01).
F.2. Larangan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta Penipuan
F.2.1. Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi etika
pengadaan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut:
a. berusaha mempengaruhi anggota Panitia Pengadaan dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi keinginan peserta yang bertentangan dengan Dokumen Prakualifikasi, dan/atau
peraturan perundang-undangan;
b. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak benar
untuk memenuhi persyaratan dalam Dokumen Prakualifikasi ini.
F.2.2. Peserta yang menurut penilaian Panitia Pengadaan terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam bagian II-F.2.1 dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, yaitu digugurkan dari proses Prakualifikasi;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau

13
d. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.
F.2.3. Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Panitia Pengadaan kepada Penanggung Jawab Proyek Kerjasama
(PJPK).
F.3. Prosedur dan Penyampaian Dokumen Kualifikasi:
F.3.1. Dokumen Kualifikasi Peserta, terdiri dari dan harus disampaikan dengan urutan sebagai berikut:
1. Dokumen harus disusun dalam satu atau beberapa folder ukuran A4 dengan memberikan
pembatas pada setiap dokumen.
2. Surat Penyampaian Dokumen Kualifikasi yang harus dibuat sesuai formulir sebagaimana
terdapat pada Lampiran A;
3. Surat Kuasa (jika diperlukan) yang harus dibuat sesuai formulir sebagaimana terdapat pada
Lampiran B;
4. Perjanjian Konsorsium (jika peserta berbentuk konsorsium) harus dilegalisasi oleh Notaris.
Pernyataan Kualifikasi yang harus dibuat sesuai formulir sebagaimana terdapat pada
Lampiran C;
5. Kelengkapan Perizinan yang harus dibuat sesuai formulir sebagaimana terdapat pada
Lampiran D;
6. Pakta Integritas yang harus dibuat sesuai formulir sebagaimana terdapat pada Lampiran E;
7. Surat Referensi Bank yang harus dibuat sesuai formulir sebagaimana terdapat pada
Lampiran F;
8. Surat Dukungan dari Pemegang Saham (jika diperlukan) yang harus dibuat sesuai formulir
sebagaimana terdapat pada Lampiran G; dan
9. Bukti setoran pajak 1 (satu) tahun terakhir, kecuali badan hukum asing;
10. Laporan Keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit;
11. Profil Perusahaan.
F.3.2. Peserta wajib menyampaikan Dokumen Kualifikasi berupa satu (1) asli, empat (4) salinan dan dua
(2) salinan elektronik dalam bentuk flashdrive/USB (Universal Serial Bus) dengan format PDF dan
diterima oleh Panitia Pengadaan sebelum batas akhir waktu penyampaian prakualifikasi yang
ditetapkan
F.3.2.1. Dokumen-dokumen dalam format kertas yang disampaikan harus dengan jelas ditandai
Asli atau Salinan, apabila dijumpai perbedaan antara yang Salinan dan Asli, maka yang
berlaku adalah dokumen yang ditandai Asli. Setiap halaman penawaran harus diberi
nomor dan diparaf oleh Perwakilan Resmi Peserta.
F.3.2.2. Dokumen berupa rekaman elektronik harus berformat PDF. Apabila terdapat perbedaan
antara dokumen elektronik dan dokumen Asli, maka yang berlaku adalah dokumen Asli.
F.3.3. Dokumen Kualifikasi disampaikan ke alamat berikut ini:

14
Satu (1) Asli, empat (4) Salinan dan dua (2) Salinan
Elektronik kepada:

Panitia Pengadaan Badan Usaha


Proyek Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light
Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan
d/a Kementerian Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta 10110, Indonesia
Phone: +62 21...
Email:

.
F.3.4. Peserta hanya dapat menyampaikan Dokumen Kualifikasinya secara langsung kepada Panitia
Pengadaan pada tempat, tanggal, dan waktu yang ditentukan oleh Panitia Pengadaan.
F.3.5. Panitia Pengadaan menolak setiap Dokumen Kualifikasi Peserta yang disampaikan diluar
ketentuan sebagaimana Bagian II-F.3.4.
F.3.6. Panitia Pengadaan, atas kewenangannya, dapat memperpanjang batas akhir waktu penyampaian
Dokumen Kualifikasi dimana semua hak dan kewajiban Peserta menurut batas akhir sebelumnya,
dengan demikian juga menjadi diperpanjang. Panitia Pengadaan memberitahukan perpanjangan
batas akhir ini kepada seluruh Peserta secara tertulis atau melalui surat elektronik.
F.3.7. Panitia Pengadaan, atas kewenangannya, dapat mengubah Dokumen Prakualifikasi dengan
menerbitkan addendum yang kemudian diberitahukan kepada seluruh Peserta.
F.3.8. Panitia Pengadaan, atas kewenangannya, dapat menghubungi Peserta untuk meminta klarifikasi
informasi atau data di dalam Dokumen Kualifikasi atau meminta informasi tambahan. Setiap
permintaan klarifikasi dan tanggapannya dilakukan secara tertulis.
F.3.9. Panitia Pengadaan berhak, atas kebijakannya sendiri untuk menerima atau menolak Dokumen
Kualifikasi, yang dianggap kurang lengkap, atau untuk membatalkan Prakualifikasi dan menolak
semua Dokumen Kualifikasi yang disampaikan, tanpa menimbulkan tanggung jawab apapun
kepada Peserta Prakualifikasi atau tidak berkewajiban untuk menginformasikan kepada Peserta
Prakualifikasi alasan untuk pengambilan keputusan di atas.
F.3.10. Kementerian Perhubungan tidak bertanggung jawab atas semua pengeluaran Calon Peserta
terkait penyampaian Dokumen Kualifikasi
F.4. Prosedur Evaluasi
F.4.1. Prosedur evaluasi adalah prosedur pembukaan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi yang diterima
dari Peserta.
F.4.2. Masing-masing Peserta memasukkan Dokumen Kualifikasinya ke dalam suatu paket tunggal dan
disampaikan sesuai ketentuan Bagian II-F.3.4. Panitia Pengadaan mencatat tanggal dan jam
penerimaan Dokumen Kualifikasi. Dokumen Kualifikasi yang sudah disampaikan kepada Panitia
Pengadaan tidak akan dikembalikan dan tidak boleh diganti dengan alasan apa pun setelah batas

15
akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi.
F.4.3. Semua Dokumen Kualifikasi yang sudah disampaikan dijaga keamanannya.
F.4.4. Panitia Pengadaan mengevaluasi Dokumen Kualifikasi Peserta berdasarkan pemenuhan
persyaratan Dokumen Prakualifikasi untuk Kriteria yang ditetapkan pada Bagian G.1, G.2., G.3.,
dan G.4. Apabila Peserta tidak dapat memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan, maka Peserta dapat dinyatakan tidak lulus.
F.4.5. Selama proses evaluasi, Panitia Pengadaan dapat melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi atas
keabsahan Dokumen Kualifikasi, apabila diperlukan.
F.4.6. Klarifikasi hanya terbatas pada pemberian penjelasan dan/atau pemberitahuan dokumen-
dokumen pendukung atas informasi dalam Dokumen Kualifikasi, namun tidak termasuk pada
penyampaian usulan tambahan atau suatu dokumen baru yang dapat mengubah substansi
Dokumen Kualifikasi.
F.4.7. Peserta berkewajiban untuk memberikan klarifikasi sesuai dengan permintaan Panitia Pengadaan
dalam bentuk tertulis. Panitia Pengadaan akan menetapkan batas akhir permintaan klarifikasi
kepada Peserta.
F.4.8. Peserta yang tidak memberikan klarifikasi secara tertulis maka Panitia Pengadaan akan
melakukan evaluasi berdasarkan pemahaman Panitia Pengadaan terhadap Dokumen Kualifikasi
dan/atau klarifikasi dari pihak lain di luar peserta. Hasil klarifikasi dari peserta yang bersangkutan
harus dicantumkan dalam Berita Acara Klarifikasi yang disusun oleh Panitia Pengadaan sebagai
bagian dari Dokumen Kualifikasi Peserta.
F.4.9. Panitia Pengadaan mengevaluasi Dokumen Kualifikasi Peserta berdasarkan sistem gugur.
F.4.10. Informasi mengenai evaluasi kualifikasi dan Rekomendasi kualifikasi tidak akan diungkapkan
kepada Peserta atau pihak lain yang tidak berkepentingan dengan proses tersebut sampai dengan
disampaikannya pemberitahuan Prakualifikasi kepada Peserta.
F.4.11. Panitia Pengadaan akan mengumumkan hasil evaluasi kualifikasi secara tertulis. Panitia
Pengadaan menyusun daftar nama Peserta yang dinyatakan memenuhi syarat.
F.4.12. Dalam hal hasil penilaian kualifikasi menghasilkan lebih dari 1 (satu) Peserta yang Memenuhi
Syarat, tahapan Pengadaan dilanjutkan dengan Pelelangan.
F.4.13. Dalam hal hasil penilaian kualifikasi menghasilkan hanya 1 (satu) Peserta yang Memenuhi Syarat,
tahapan Pengadaan dilanjutkan dengan Penunjukan Langsung.
F.4.14. Peserta yang memasukkan Dokumen Kualifikasi dapat menyampaikan sanggahan kepada PJPK
dengan alamat seperti pada II.F.3.3. yang ditembuskan kepada Panitia Pengadaan Badan Usaha,
atas hasil kualifikasi dengan disertai bukti awal yang cukup tentang terjadinya
penyimpangan/pelanggaran prosedur dalam Dokumen Prakualifikasi. Jangka waktu penyampaian
sanggahan ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Badan Usaha Proyek KPBU Pengelola Prasarana
Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan dalam Dokumen Prakualifikasi
dengan waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman hasil kualifikasi.
F.4.15. PJPK dan/atau Panitia Pengadaan Badan Usaha memberikan jawaban atas semua sanggahan
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya sanggahan.

16
G. KRITERIA PRAKUALIFIKASI
Peserta dinyatakan lulus prakualifikasi, sehingga layak mengikuti proses pelelangan, apabila memenuhi kriteria
berikut ini:

G.1. Kriteria Administrasi:


Peserta wajib menyampaikan Dokumen Administrasi berikut dengan cara seperti tercantum pada Lampiran-
Lampiran Dokumen Prakualifikasi ini disertai dengan dokumen-dokumen pendukung:
G.1.1. Surat Penyampaian Dokumen Kualifikasi sesuai dengan format pada Lampiran A;
G.1.2. Salinan akta pendirian perusahaan dan anggaran dasar termasuk perubahannya yang telah
disesuaikan dengan undang -undang perseroan terbatas, berita acara rapat umum pemegang
saham yang memuat daftar pemegang saham, susunan direksi, dan susunan komisaris terakhir
yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang dan surat izin usaha yang telah disahkan oleh
institusi yang berwenang. Ringkasan dokumen-dokumen tersebut disampaikan sesuai dengan
format pada Lampiran D;
G.1.3. Profil perusahaan;
G.1.4. Surat pernyataan tidak sedang dalam pengampunan, tidak sedang dipailitkan, perusahaannya tidak
sedang dihentikan, tidak dalam skorsing atau masuk dalam daftar hitam (blacklist) oleh instansi
Pemerintah karena suatu alasan apa pun, tidak sedang menjalani Perselisihan Material Lainnya
yang belum terselesaikan selama 5 (lima) tahun terakhir dan/atau tidak sedang menjalani pidana.
Bagi badan hukum Indonesia, surat pernyataan di atas didukung oleh Surat Keterangan bebas
perkara (tidak terdaftar dalam register perkara) dari Pengadilan Negeri dan Pengadilan Niaga yang
memiliki kewenangan sesuai dengan domisili badan hukum tersebut.
G.1.5. Surat dukungan dari pemegang saham sesuai dengan format pada Lampiran G (jika diperlukan)
untuk mendukung kemampuan finansial atau teknis dari peserta ;
G.1.6. Bukti setoran pajak 1 (satu) tahun terakhir, kecuali badan hukum asing;
G.1.7. Untuk Peserta yang berbentuk konsorsium, diwajibkan melampirkan bukti perjanjian konsorsium
yang dibuat di hadapan notaris (Akta Perjanjian Konsorsium) dan setidaknya berisi antara lain
maksud dan tujuan, pembagian peran (Pimpinan Konsorsium atau anggota konsorsium), tugas dan
kewajiban masing-masing anggota di dalam konsorsium (Operator, Kontraktor, dll) dengan
ketentuan bahwa Pimpinan Konsorsium memenuhi kriteria sebagaimana tertuang dalam II.G.2.3.;

G.1.8. Pakta Integritas dalam bentuk sebagaimana Lampiran E;


G.1.9. Surat Kuasa dalam bentuk sebagaimana Lampiran B
G.2. Kriteria Komposisi Peserta:
G.2.1. Peserta dapat mengajukan diri sebagai badan hukum tunggal atau konsorsium sesuai dengan
Bagian II-A Definisi Calon Peserta Proses Prakualifikasi.
G.2.2. Jika Dokumen Kualifikasi dilakukan secara konsorsium, masing-masing Anggota Konsorsium harus
menyatakan diri dalam Dokumen Kualifikasi mereka mengenai tanggung jawabnya sendiri-sendiri
kepada Kementerian Perhubungan atas tindakan, kewajiban dan pertanggungjawaban konsorsium.
G.2.3. Peserta harus terdiri dari satu atau lebih Anggota yang secara bersama-sama wajib memenuhi

17
kualifikasi dan tanggung jawab seperti ditetapkan di Bagian II-G.2.3. berikut ini:
G.2.3.1.Pimpinan Konsorsium baik sendiri atau secara bersama-sama menguasai setidaknya 51%
(lima puluh satu persen) komposisi kepesertaan dalam Konsorsium dan ekuitas jika mereka
ditunjuk sebagai pemilik Badan Usaha Pelaksana;
G.2.3.2.Paling tidak 1 (satu) Anggota harus Memenuhi Kriteria Pengalaman Operasi dan
Pemeliharaan sebagaimana ditetapkan pada Bagian II-G.4.1
G.2.3.3.Kriteria Finansial sebagaimana ditetapkan di Bagian II-G.3. bagi Peserta dalam bentuk
Konsorsium akan dinilai secara agregat.
G.2.3.4.Pimpinan Konsorsium tidak boleh berbentuk perseorangan/pribadi.
G.2.4. Badan hukum tunggal atau anggota dalam suatu konsorsium tidak diperbolehkan berpartisipasi
secara langsung dalam Proses Prakualifikasi pada lebih dari satu (1) Peserta.
G.2.5. Badan Usaha Pemenang Lelang wajib menyetorkan modal kepada Badan Usaha Pelaksana
minimum 30% (tiga puluh persen) untuk mendukung Pembiayaan Proyek.
G.2.6. Kegagalan dalam memenuhi persyaratan seperti ditetapkan di Bagian II-G.1. sampai Bagian II-G.6.
dapat mengakibatkan diskualifikasi Peserta bersangkutan oleh Panitia Pengadaan.

G.3. Kriteria Kemampuan Finansial


Peserta wajib menyampaikan informasi kriteria kemampuan finansial berikut dengan cara seperti tercantum
pada Lampiran C Pernyataan Kualifikasi disertai dengan dokumen-dokumen pendukung:
G.3.1. Salinan laporan keuangan dari Peserta yang sudah diaudit, selama 3 (tiga) tahun anggaran terakhir,
wajib menggunakan standar akutansi GAAP/IAS/IFRS/SAK Indonesia, dan memenuhi kriteria sebagai
berikut :
G.3.1.1.Total Aset yang dapat merupakan gabungan dari seluruh anggota konsorsium berjumlah
lebih dari Rp 180.000.000.000, - (Seratus Delapan Puluh Miliar Rupiah) untuk setiap tahun
anggaran selama 3 (tiga) tahun anggaran terakhir; dan
G.3.1.2.Kekayaan Bersih yang dapat merupakan gabungan dari seluruh anggota konsorsium
berjumlah lebih dari Rp 54.000.000.000 (Lima Puluh Empat Miliar Rupiah) untuk setiap
tahun anggaran selama 3 (tiga) tahun anggaran terakhir
G.3.2. Surat referensi dari Bank untuk peserta atau masing-masing Pimpinan dan anggota konsorsium
dalam hal peserta berbentuk konsorsium

G.4. Kriteria Kemampuan Operasi dan Pemeliharaan (O&M)


Peserta harus dapat membuktikan kemampuan mengoperasikan, dan memelihara Proyek Sejenis, termasuk
untuk menyediakan peralatan khusus dan tenaga ahli spesialis yang diperlukan dalam pelaksanaan Proyek.
G.4.1. Peserta wajib menyampaikan informasi pengalaman operasi dan pemeliharaan berikut dengan cara
seperti tercantum pada Lampiran C Pernyataan Kualifikasi disertai dengan dokumen-dokumen
pendukung:
G.4.1.1. Peserta telah memiliki pengalaman sukses operasional dan pemeliharaan minimal 1 (satu)

18
Proyek Sejenis yang telah berjalan paling tidak selama 3 (tiga) tahun dalam 10 (sepuluh)
tahun terakhir; atau
G.4.1.2. Peserta telah menandatangani paling tidak 1 (satu) kontrak O&M dengan satu atau lebih
kontraktor O&M untuk operasi dan pemeliharaan setidaknya 1 (satu) Proyek Sejenis yang
memenuhi syarat pada Bagian II -G.4.1.1.1. Nama kontraktor O&M dan rincian proyek yang
memenuhi kriteria di atas harus dicantumkan.
G.4.1.3. Daftar proyek Peserta yang dicantumkan untuk memenuhi persyaratan sebagaimana
kriteria pada Bagian II-G.4.1.1.1 dan II-G.4.1.1.2 adalah proyek dimana Peserta memiliki
kendali terhadap kepemilikan ketika kegiatan O&M berlangsung, atau ketika jasa O&M
diadakan berdasarkan kontrak O&M.
G.4.1.4. Bagian dari kontrak yang bisa membuktikan pengalaman.
G.4.2. Untuk mengukur pemenuhan persyaratan Bagian II-G.4.1, maka yang dimaksud dengan proyek yang
operasional dan pemeliharaannya sukses adalah proyek yang kontrak O&M-nya tidak diberhentikan
atau ditangguhkan oleh pemberi kontrak O&M akibat tindakan wanprestasi; dan tidak terjadi
pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang berlaku termasuk peraturan perundangan
tentang lingkungan dan/atau keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap proyek.
G.5. Kriteria Lainnya
G.5.1. Masing-masing Peserta tidak terlibat dalam Perselisihan Material Lainnya yang belum terselesaikan
selama 5 (lima) tahun terakhir.
G.5.2. Peserta (atau dalam hal Peserta berbentuk konsorsium, setiap anggota konsorsium) tidak sedang
mengalami:
G.5.2.1.Skorsing atau masuk dalam daftar hitam (blacklist) oleh instansi Pemerintah karena suatu
alasan apa pun;
G.5.2.2.Perselisihan Material Lainnya yang belum terselesaikan selama 5 (lima) tahun terakhir;
G.5.3. Kegiatan usaha Peserta (atau, dalam hal Peserta berbentuk konsorsium, setiap anggota
konsorsium) tidak sedang dalam keadaan dihentikan.

G.6. Kriteria yang menggugurkan:


Peserta dinyatakan gugur dari Proses Prakualifikasi jika mengalami hal-hal berikut ini kecuali dikesampingkan
oleh Panitia Pengadaan secara tertulis:
G.6.1. Tidak memenuhi kriteria evaluasi dan/atau permintaan dan/atau persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Prakualifikasi ini atau kegagalan Peserta menyediakan informasi atau dokumen
yang dibutuhkan dalam Pernyataan Kualifikasinya;
G.6.2. Apabila informasi yang disampaikan Peserta selama dan setelah Proses Prakualifikasi diketahui
tidak benar atau menyesatkan;
G.6.3. Apabila Perselisihan Material lainnya yang ditangguhkan terhadap Peserta (atau, dalam hal Peserta
berbentuk konsorsium, terhadap setiap anggota konsorsium) terhitung pada batas akhir waktu
penyampaian Dokumen Kualifikasi yang ditetapkan oleh Panitia Pengadaan, dan Perselisihan
Material Lainnya tersebut kemudian dilanjutkan terhadap Peserta atau anggota konsorsium
tersebut sebelum tanggal penyampaian Dokumen Penawaran;

19
G.6.4. Penyampaian dokumen atau informasi yang diminta tidak lengkap;
G.6.5. Klarifikasi yang diminta oleh Panitia Pengadaan dari Peserta tidak diterima pada batas waktu yang
telah ditetapkan secara wajar oleh Panitia Pengadaan;
G.6.6. Peserta (atau, dalam hal Peserta berbentuk konsorsium, setiap anggota konsorsium) sedang
mengalami likuidasi, di bawah pengawasan pengadilan atau proses sejenisnya selama Proses
Prakualifikasi; atau
G.6.7. Peserta (atau, dalam hal Peserta berbentuk konsorsium, setiap anggota konsorsium) berpartisipasi
dalam Proses Prakualifikasi pada lebih dari 1 (satu) Peserta, atau Peserta (atau, dalam hal Peserta
berbentuk konsorsium, setiap anggota konsorsium) memiliki saham lebih dari 20% (dua puluh
persen) pada badan hukum Peserta lain atau pada setiap anggota konsorsium dari Peserta lain
yang berbentuk konsorsium.

20
LAMPIRAN A: FORMULIR SURAT PENYAMPAIAN DOKUMEN KUALIFIKASI

No: [.......] [Kota], [Tanggal]


Perihal: Penyampaian Dokumen Kualifikasi

Kepada Yth.:
Panitia Pengadaan Badan Usaha
Proyek Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit)
di Provinsi Sumatera Selatan

Sehubungan dengan Prakualifikasi Pengadaan Badan Usaha Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
Proyek Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan, saya yang
bertandatangan di bawah ini:

Nama :

No. Identitas :

Alamat :

Jabatan :

Nama Perusahaan :

Alamat Perusahaan :

dengan ini mengajukan Dokumen Kualifikasi untuk mengikuti Prakualifikasi dalam rangka pengadaan Badan
Usaha Pelaksana Proyek dimaksud. Sesuai dengan ketentuan Bagian II-G Dokumen Prakualifikasi, saya juga
menyatakan bahwa:

a. Berdasarkan surat [] (sesuai akte pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas nomor
akte pendirian/perubahan/surat kuasa dan tanggalnya), saya secara hukum mempunyai kewenangan
bertindak untuk dan atas nama [];

b. Memberi kewenangan kepada Panitia Pengadaan Badan Usaha Proyek KPBU Pengelola Prasarana Kereta
Api Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan untuk melakukan pemeriksaan secara
menyeluruh atau due diligence yang diperlukan dalam rangka verifikasi informasi yang kami sampaikan
berkaitan dengan Tahap Prakualifikasi ini;

c. Menjamin kebenaran informasi yang kami sampaikan dalam Dokumen Kualifikasi;

d. Tidak ikut serta Proses Prakualifikasi ini melalui Peserta lain (sebagaimana diatur pada Bagian II G.2.4
Dokumen Prakualifikasi).

21
Saya menjamin bahwa saya menerima kriteria Prakualifikasi seperti ditetapkan dalam Dokumen Prakualifikasi
tertanggal [ menuntut
atau menggugat ke pengadilan, atau mengambil langkah-langkah hukum lainnya terhadap Kementerian Perhubungan
dan otoritas Pemerintah lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan Proyek yang
bisa menggagalkan atau menghambat Proses Prakualifikasi, Proses Pelelangan, Pemberian Kontrak dan
kegiatan terkait lainnya.

Hormat saya,
Perwakilan Resmi untuk [Nama Perusahaan]

Materai Rp.6000
........................................................
[Nama Perwakilan Resmi ]

22
LAMPIRAN B: FORMULIR SURAT KUASA

SURAT KUASA
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
No. KTP :
Alamat :

Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
No. KTP :
Alamat :

Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
No. KTP :
Alamat :
[Bagian identitas dibuat sesuai dengan jumlah Pemberi Kuasa]

Untuk selanjutnya disebut sebagai "Pemberi Kuasa", dengan ini memberi kuasa dengan hak substitusi
kepada:

Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
No. KTP :
Alamat :

23
yang bertindak baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama (selanjutnya disebut sebagai "Penerima Kuasa")
berkaitan dengan pengajuan pra-kualifikasi dalam rangka seleksi Badan Usaha untuk proyek KPBU Pengelola
Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan (Proyek) untuk secara khusus:

- membuat dan menandatangani setiap dan segala dokumen, surat, dan/atau instrumen lainnya
terkait dengan pengajuan Dokumen Kualifikasi ("Dokumen") untuk kepentingan Pemberi Kuasa
sehubungan dengan pengajuan Dokumen Kualifikasi dalam rangka Tahap Prakualifikasi Proyek KPBU
Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan ("Proyek");

- mengisi dan menandatangani formulir-formulir dan dokumen-dokumen lainnya berkaitan dengan


penyampaian Dokumen kepada Panitia Pengadaan Badan Usaha;

- untuk keperluan tersebut di atas, Penerima Kuasa dikuasakan untuk menghadap Panitia Pengadaan
Badan Usaha Proyek KPBU Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi
Sumatera Selatan untuk menyerahkan dan memasukkan, untuk memberikan dan meminta dokumen
dan keterangan dalam Tahap Prakualifikasi.

Surat Kuasa ini berlaku sejak tanggal ditandatangani dan berlaku sampai dicabut oleh Pemberi Kuasa.

Pemberi Kuasa dengan ini menegaskan bahwa Pemberi Kuasa dengan ini mengesahkan setiap dan semua
tindakan yang diambil oleh Penerima Kuasa dalam melaksanakan Surat Kuasa ini.

Ditandatangani di .............. pada tanggal ............................, 2016

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

______________________________ ______________________________

Nama: Nama:

Jabatan: Jabatan:

______________________________

Nama:

Jabatan:

24
KONSULARISASI

Hanya untuk badan hukum asing

25
LAMPIRAN C: FORMULIR PERNYATAAN KUALIFIKASI

SURAT PERNYATAAN KUALIFIKASI

Tanggal Penyampaian:

A. Informasi Peserta
Nama :
Status Badan Hukum :
Alamat e-mail :
Nomor Telepon :
Nomor Faksimili :

Data korespondensi Perwakilan Resmi


Nama :

Alamat :

Alamat e-mail :

Nomor Telepon :

Nomor Faksimili :

B. Kriteria Adminsitrasi
Peserta harus melampirkan salinan dokumen sebagaimana dipersyaratkan pad Bagian II-G.1

C. Kriteria Kemampuan Finansial

Peserta wajib melampirkan laporan keuangan untuk masing-masing anggota konsorsium yang
sudah diaudit untuk 3 (tiga) tahun anggaran terakhir sesuai kriteria dalam Bagian II-G.3.

No. Tahun Total Aset (Rp) Kekayaan Bersih (Rp)

1. 2014
2. 2013
3. 2012

26
D. Kriteria Pengalaman Operasi dan Pemeliharaan (O&M).

Berikan rincian minimum 1 (satu) Proyek sejenis sesuai kriteria dalam Bagian II-G.4.1.

No Deskripsi Uraian
1. Nama Proyek
2. Lokasi (Kota dan Negara)
3. Nilai Proyek (Rp)
4. Kapasitas angkut
5. Tahun Pembangunan
6. Tahun Mulai Beroperasi
7. Lama Beroperasi (tahun)
8. Jika dioperasikan oleh kontraktor
O&M, sebutkan nama kontraktor
O&M
9. Struktur Modal
a. Ekuitas (Rp)
b. Pinjaman (Rp)
10. Rekanan Ekuitas (bila ada) PT. A PT. B PT. C
11. Jumlah Modal Rekanan Ekuitas (Rp)
12. Institusi Pemberi Kontrak
a. Nama Institusi
a. Telp & Alamat E-mail
13. Nomor dan Tanggal Kontrak
*Catatan: Agar melampirkan bagian dari
kontrak yang bisa membuktikan pengalaman

27
E. Pernyataan
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Jika di
kemudian hari ditemukan bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan ada
pemalsuan, maka saya dan badan hukum yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa
sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Hormat saya,
Perwakilan Resmi untuk [Nama Perusahaan]
Materai Rp. 6000

Wakil Perwakilan Resmi

28
KONSULARISASI

Hanya untuk badan hukum asing

29
LAMPIRAN D: KELENGKAPAN PERIJINAN PERUSAHAAN
(ISI FORMULIR DAN LAMPIRKAN DOKUMENNYA SESUAI BAGIAN II-G.1. DOKUMEN PRAKUALIFIKASI)

KELENGKAPAN PERIJINAN PERUSAHAAN*

Akta Pendirian Perusahaan


Nomor Akta :
Tanggal Akta :
SK Pengesahan :

Perubahan Anggaran Dasar yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas

Nomor Akta :
Tanggal Akta :
SK Pengesahan :

Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham yang memuat daftar pemegang saham terakhir
Nomor :
Tanggal :
SK Pengesahan/
Penerimaan Pemberitahuan:
Daftar pemegang saham :

Nama Pemegang Saham Lembar Saham Persentase Kepemilikan Saham (%)

Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham yang memuat susunan dewan direksi dan komisaris
terakhir

Nomor :
Tanggal :
SK Pengesahan/
Penerimaan Pemberitahuan:

30
Daftar dewan direksi :

Nama Jabatan

Daftar Dewan Komisaris :

Nama Jabatan

Pihak yang berwenang mewakili perusahaan:


Nama Jabatan

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Nomor :
Tanggal :

31
KONSULARISASI

Hanya untuk badan hukum asing

32
LAMPIRAN E: PAKTA INTEGRITAS
PAKTA INTEGRITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


1. Nama : _____________________ [nama Perwakilan Resmi]
Jabatan : __________________________

Bertindak : PT._________________________

untuk dan
atas nama
2. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan

hukum/pemberi kuasa]
Jabatan : __________________________

Bertindak : PT. _________________________

untuk dan
atas nama

3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota konsorsium]

Dalam rangka Pengadaan Badan Usaha Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Pengelola
Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan dengan ini menyatakan
bahwa:

1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta Penipuan;
2. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk memberikan
hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia;

3. Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam Pakta Integritas ini, bersedia menerima sanksi
administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata
dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Perwakilan Resmi] [Nama wakil sah Badan Hukum] [Nama wakil sah Badan Hukum]
[tanda tangan], [tanda tangan], [tanda tangan],

[nama lengkap] [nama lengkap] [nama lengkap]

[Dalam hal Peserta berbentuk konsorsium, cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota
konsorsium]

33
KONSULARISASI

Hanya untuk badan hukum asing

34
LAMPIRAN F: FORMULIR SURAT REFERENSI BANK
(ATAU SESUAI FORMAT MASING-MASING BANK DENGAN SUBSTANSI YANG SAMA)

SURAT REFERENSI BANK

No: [.......] [Kota], [Tanggal]


Perihal: Surat Referensi Bank

Kepada Yth.:
Panitia Pengadaan Badan Usaha
Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit)
di Provinsi Sumatera Selatan

Sehubungan dengan Prakualifikasi Pengadaan Badan Usaha Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan, saya yang
bertandatangan di bawah ini:
Nama :
Jabatan :
Bank :

menyatakan bahwa [NAMA PERUSAHAAN] benar-benar adalah nasabah [NAMA BANK DAN CABANGNYA].
Kami mengetahui bahwa [NAMA PERUSAHAAN] sedang mengikuti Tahap Prakualifikasi dalam rangka
pengadaan Badan Usaha Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Pengelola Prasarana Kereta Api
Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan dan memiliki kinerja keuangan dalam keadaan baik
dan mampu membiayai Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Pengelola Prasarana Kereta Api
Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan.

Hormat kami.
[TANDA TANGAN. NAMA DAN JABATAN PEJABAT DAN NAMA BANK]

KONSULARISASI

Hanya untuk badan hukum asing

35
LAMPIRAN G: FORMULIR SURAT DUKUNGAN PEMEGANG SAHAM
(ATAU SESUAI FORMAT MASING-MASING BADAN USAHA DENGAN SUBSTANSI YANG SAMA)

No: [.......] [Kota], [Tanggal]


Perihal: Surat Dukungan Pemegang Saham

Kepada Yth.:
Panitia Pengadaan Badan Usaha
Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit)
di Provinsi Sumatera Selatan

Sehubungan dengan Tahap Prakualifikasi Pengadaan Badan Usaha Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan, kami [isi
dengan nama badan hukum sponsor] selaku pemegang saham dari [isi dengan nama badan hukum peserta
prakualifikasi] dengan kepemilikan saham sebanyak [isi jumlah saham yang dimiliki] atau setara dengan [isi
dengan persentase kepemilikan saham] % dengan ini memberikan dukungan [teknis dan finansial] kepada
[isi dengan nama badan hukum peserta prakualifikasi] untuk mengikuti Proyek Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan.
Berikut kami sampaikan kelengkapan persyaratan dokumen perusahaan [isi dengan nama badan hukum
sponsor] sebagai bahan pertimbangan Panitia Pengadaan Badan Usaha Proyek Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan:
1. Profil perusahaan;
2. Laporan keuangan teraudit 3 (tiga) tahun terakhir.

Hormat kami,

[TANDA TANGAN. NAMA DAN JABATAN PEJABAT YANG BERWENANG PEMEGANG SAHAM]

KONSULARISASI

Hanya untuk badan hukum asing

36
LAMPIRAN H: MEMORANDUM INFORMASI

MEMORANDUM INFORMASI
Catatan Penting
Informasi yang dimuat dalam informasi memorandum Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
(KPBU) Pengelola Prasarana Kereta Api Ringan (Light Rail Transit/LRT) di Provinsi Sumatera Selatan (Proyek)
ini disediakan untuk membantu pihak-pihak yang tertarik untuk berpartisipasi dalam pengadaan Badan
Usaha Pelaksana Proyek. Memorandum ini tidak dimaksudkan untuk dijadikan sumber informasi
komprehensif mengenai Proyek ini, atau tidak pula memuat saran-saran atau rekomendasi tentang potensi
investasi dalam Proyek. Dengan demikian, memorandum ini tidak bisa dijadikan sebagai landasan untuk
maksud -maksud seperti tersebut tadi. Calon peserta Proyek harus melaksanakan penelitian dan investigasi
mereka sendiri sebelum menyampaikan proposalnya.
Informasi dalam memorandum ini adalah informasi proyek yang mencerminkan kondisi terbaru per tanggal
Januari 2016 dan kondisi ini bisa berubah sewaktu-waktu.

1. Gambaran Umum

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berencana untuk membangun LRT sebagai salah satu transportasi
massal dengan kapasitas angkut menengah. Dengan adanya LRT ini, penataan kota dapat terencana dengan
baik sebagai upaya antisipasi kerapatan jalan di kota. Keberadaan transportasi LRT dapat melayani angkutan
penumpang yang lebih memadai. Rencana pembangunan jalur LRT di Palembang adalah Bandara SMB II - Jln.
Jendral Sudirman - Masjid Agung (Ampera) - Jakabaring - Lingkar Selatan.
Selain itu, Pemerintah Indonesia akan melaksanakan Asean Games di Indonesia pada tahun 2018.
Pelaksanaan event akan dilakukan di Jakarta dan di Provinsi Sumatera Selatan. Pemerintah Indonesia telah
menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 116 tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaran Kereta Api
Ringan (light rail transit) di Provinsi Sumatera Selatan untuk mendukung pembangunan di Provinsi Sumsel
dan meningkatkan pelayanan transportasi. Pemerintah berencana akan membangun prasarana dan
kemudian dilakukan tender Badan Usaha Pengelola Prasarana yang akan mengelola prasarana yang dibangun
termasuk fasilitas pendukungnya. Sedangkan pengelolaan sarana akan dilakukan oleh PT. KAI

2. Manfaat Proyek

Manfaat utama Proyek adalah meningkatkan konektivitas antar wilayah di Kota Palembang dan antar kota di
Provinsi Sumatera Selatan dan sebagai pendukung pengembangan moda transportasi massal yang
terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Dengan adanya rencana kegiatan pelaksanaan Asean Games
2018, pengembangan Kereta Api Ringan (light rail transit) mendukung pergerakan kegiatan selama
pelaksanaan event tersebut.

37
3. Spesifikasi Teknis Umum

Keberadaan transportasi LRT/monorel dapat melayani angkutan penumpang yang lebih memadai. Rencana
pembangunan jalur monorel di Palembang dibagi menjadi empat koridor, yaitu:

Koridor 1 : Masjid Agung Jakabaring - Lingkar Selatan


Koridor 2 : Prameswara - UNSRI Bukit - Kapten Rivai Veteran - Perintis Kemerdekaan - RE
Martadinata - Mayor Zen
Koridor 3 : Demang Lebar Daun - Basuki Rahmat - R.Sukamto - Abdul Rozak - Patal Pusri
Koridor 4 : Masjid Agung (Ampera) - Jln. Jendral Sudirman - Bandara SMB II

LRT Palembang didesain double track menggunakan lebar sepur 1.067 mm dan kecepatan rencana (V
rencana) = 60 km/jam. Lebar koridor kanan-kiri masing-masing 4,35 m.

38
Gambar 1 Trase LRT Palembang

39
Tabel 1 Rekapitulasi Lengkung Horisontal LRT

Kecepatan (v, Jari-jari Peninggian Lengkung peralihan


PI STA
km/jam) (R, m) rel (h, mm) (Lh, m)

PI - 1 0+823.359 60 200 110 66.0


PI - 2 1+113.513 60 200 110 66.0
PI - 3 3+127.161 60 250 90 54.0
PI - 4 4+389.397 60 550 40 24.0
PI - 5 5+668.547 60 200 110 66.0
60 600 40 24.0
PI - 6 6+239.810
60 800 30 18.0
PI - 7 6+648.816
60 900 25 15.0
PI - 8 7+583.621
60 1150 20 12.0
PI - 9 8+978.850 60 500 45 27.0
PI - 10 10+533.248 60 200 110 66.0
PI - 11 10+879.027 60 200 110 66.0
PI - 12 11+961.562 60 200 110 66.0
PI - 13 12+478.926 60 1000 25 15.0
PI - 14 12+927.000 60 200 110 66.0
PI - 15 13+487.645 60 200 110 66.0
PI - 16 13+800.636 60 400 55 33.0
PI - 17 14+125.214 60 200 110 66.0
PI - 18 14+576.231 60 200 110 66.0
PI - 19 60 400 55 33.0
14+748.446
60 400 55 33.0
PI - 20 15+932.651
60 400 55 33.0
PI - 21 16+188.014
60 400 55 33.0
PI - 22 16+716.039
60 1500 15 9.0
PI - 23 16+941.460
PI - 24 18+089.966

40
Jadwal pelaksanaan pekerjaan sarana

Kegiatan Waktu

Proses Pengadaan hingga financial push Kwartal I kwartal II 2016

DED oleh PT WASKITA Sampai dengan Kwartal III 2016

Konstruksi Kwartal III 2016 Kwartal II 2018

Pengadaan Sarana LRT Kwartal III - Kwartal IV 2016

Produksi Kwartal I 2017 Kwartal II 2018

Uji Testing Commissioning Kwartal III 2018

Operasi Mulai dari Kwartal III 2018

Beberapa jenis properti yang dapat dikembangkan pada dan di sekitar stasiun LRT adalah :
1. Penyewaan Ruang di Stasiun (Kios)
Ruangan kosong pada stasiun besar dapat mendatangkan pemasukan bagi organisasi penyedia Layanan
Transportasi LRT. Juga stasiun adalah bagian penting dari LRT yang merupakan sarana yang terintegrasi
dan tidak terpisahkan dengan LRT itu sendiri. Sehingga ruang kecil dan ruangan besar yang terdapat di
stasiun dapat dijadikan tempat strategis pagi para pedagang untuk menjual barang dan jasa.
2. Tempat Parkir
Mengingat bahwa pergerakan transportasi di Kota Palembang harus terintegrasi dan saling menopang,
stasiun juga harus menjadi portal bagi penduduk untuk mendapatkan akses mudah berpergian dan
berkendaraan dengan didukung oleh LRT. Tempat parkir dalam hal ini adalah juga sarana pemasukan
dengan tarif yang sesuai dengan kemampuan dan harga kompetitif transportasi.
3. Iklan
Jika LRT berhasil terealisasikan, tidak dapat dipungkiri bahwa bangunan dan papan yang dapat dipasang
di stasiun dan bangunan LRT serta LRT dapat memberikan peluang untuk iklan.
4. Hotel/Perkantoran
Pada Koridor LRT tertentu dapat dibangun Hotel atau perkantora atau keduanya,.terutama pada bagian
bandara dan Depo.

41
5. Mal
Stasiun juga sebaiknya adalah pusat transportasi yg dapat menyediakan hiburan, supermarket, toko
suvenir, Restoran.
6. Apartemen
Penyedia jasa LRT dapat juga diberikan konsesi untuk pembangunan apartemen untuk luasan tertentu
disepanjang koridor LRT.

4. Aspek Lingkungan

Proyek LRT Palembang telah melalui proses Analisa Dampak Lingkungan dan telah memperoleh surat ijin
lingkungan melalui Keputusan Walikota Palembang No 107 Tahun 2014 tentang Izin Lingkungan Atas
Kegiatan Pembangunan Monorel Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

Kajian Lingkungan terhadap dampak pembangunan LRT akan mencakup mulai dari tahap Pra Konstruksi,
Konstruksi, Operasi dan Paska Operasi.

A. Tahap Pra Konstruksi

Pada tahap pra konstruksi, dampak utama yang terjadi adalah keresahan atas persepsi masyarakat. Sumber
dampak utama adalah kegiatan pembebasan lahan dan evaluasi yang menyeluruh telah disampaikan pada
Subbab diatas. Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan oleh pemrakarsa untuk mengelola dampak
penting yang dimaksudkan adalah:

1. Menginformasikan secara jelas dan terarah tentang pembangunan LRT: dapat melalui media cetak atau
elektronik serta memasang poster atau papan pemberitahuan
2. Berkoordinasi dengan instansi terkair untuk pembebasan lahan
3. Melaksanakan Peraturan Gubernur Sumsel nomor 25 tahun 2009
4. Melakukan musyawarah dengan pemilik lahan, bila ada lahan yang perlu dibebaskan
5. Menyosialisasikan tentang legalitas kepemilikan tanah
6. Membayar dana kompensasi lahan langsung kepada pemilik lahan
7. Tidak melakukan pemaksaan dalam upaya pembebasan lahan
B. Tahap Konstruksi

Kegiatan utama dalam tahap konstruksi adalah penyiapan lahan untuk pembangunan LRT. Dari kegiatan
tersebut dampak utama yang perlu dikelola adalah gangguan kelancaran lalu lintas jalan dan elaborasi
dampak penting telah disampaikan dalam Sub bab diatas. Upaya pengelolaan yang dapat dilaksanakan oleh
pemrakarsa meliputi:

42
1. Mengatur peletakan peralatan dan bahan sedemikian rupa supaya rapi dan sedikit menggunakan badan
jalan
2. Memasang pagar-pagar sebaiknya dibuat indah dan menarik: dicat, dipasang poster, dll.
3. Mengutamakan pekerja lokal untuk tenaga kerja non-skill
4. Melaksanakan semua SOP dalam kegiatan konstruksi
5. Memasang rambu-rambu jalan
6. Memindahkan peralatan berat dan bahan bangunan LRT pada waktu malam
7. Membantu pengaturan lalu lintas bila terjadi kemacetan
8. Mengupayakan sedikit mungkin kerusakan terhadap tanaman hias di median jalan

C. Tahap Operasi

Tahap operasi dengan kegiatan utama adalah pengoperasian LRT Palembang. Kegiatan tersebut merupakan
sumber dampak dan dampak utama yang perlu dikelola dengan baik dan efektif adalah dampak kesempatan
kerja dan berusaha, gangguan kelancaran lalu lintas, dan persepsi masyarakat. Dampak-dampak tersebut
perlu dikelola melalui serangkaian aktivitas yang dapat dilaksanakan oleh pemrakarsa. Upaya-upaya yang
dapat ditempuh meliputi:

1. Mengutamakan pekerja lokal dalam merekrut tenaga kerja


2. Mengevaluasi etos kerja dari pekerja lokal dan pendatang
3. Menyosialisasikan kepada masyarakat tentang kebersihan dalam LRT
4. Mempertahankan tanaman hias yang masih ada di median jalan
5. Memasang rambu0rambu lalu lintas dan papan pengumuman
6. Menyediakan tempat sampah dalam gerbong LRT
7. Menanam tanaman hias di median jalan
8. Membangun taman-taman mini sebagai bagian dari ruang di stasiun dan atau feeders
9. Melakukan pengawasan dan perawatan sistem LRT secara rutin
10. Mengevaluasi hasil pengukuran yang dilakukan pada kegiatan pemantauan lingkungan hidup

D. Tahap Pasca Operasi

Pada tahap pasca operasi, dampak yang terjadi adalah dampak yang terjadi pada tahap operasi. Upaya yang
dapat dilakukan oleh pemrakarsa adalah upaya yang sama dilakukan pada tahap operasi

43
5. Kerangka Hukum

Landasan dalam pelaksanaan KPBU LRT adalah :

a. Perpres 38/2015 tentang Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur
b. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional 4/2015 tentang Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
c. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 19/2015 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur
d. UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian memungkinkan partisipasi pihak swasta untuk
menyelenggarakan sarana dan prasarana perkerataapian sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 23 (1) dan
Pasal 31 (1) UU No. 23/2007. Pasal 23 ayat (1) menyatakan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian
umum dilakukan oleh Badan Usaha sebagai penyelenggara, baik secara sendiri-sendiri maupun melalui
kerja sama. Pasal 31 ayat (1) menyatakan penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum dilakukan oleh
Badan Usaha sebagai penyelenggara, baik secara sendiri-sendiri maupun melalui kerja sama. Sedangkan
yang dimaksud dengan Badan Usaha adalah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, atau badan hukum Indonesia yang khusus didirikan untuk perkeretaapian
e. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
f. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah beserta
peraturan pelaksanaannya;

g. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah beserta
peraturan pelaksanaannya.

h. Peraturan Menteri Perhubungan No. 83 Tahun 2010 tentang Panduan Pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah Oengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi

6. Kerangka Kelembagaan

Skema kerjasama LRT Palembang diarahkan untuk pengadaan penyelenggaraan prasarana (jalur kereta api,
stasium kereta api dan fasilitas operasi kereta api) yang meliputi a. pembangunan prasarana; b.
pengoperasian prasarana; c. perawatan prasarana; dan d. pengusahaan prasarana

44
a. Badan Usaha

Badan Usaha akan dipilih melalui proses pelelangan. Badan Usaha yang terpilih dalam proses pelelangan
selanjutnya akan membentuk badan hukum yang khusus untuk melaksanakan proyek (Badan Usaha).

b. Government Contracting Agency (Penanggung Jawab Perjanjian Kerjasama/PJPK)

Penentuan PJPK dalam proyek KPBU LRT Palembang ini adalah Kementerian Perhubungan RI.

c. Tim KPBU LRT Palembang

Tim KPBU perlu segera dibentuk. Sampai dengan laporan ini dibuat pihak belum terbentuk Tim KPBU LRT
Palembang. Tim KPBU ini diharapkan nantinya memiliki fungsi antara lain:
i. mempersiapkan persetujuan prinsip dukungan Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (jika
diperlukan);

ii. melaksanaakn konsultasi publik;

iii. melaksanakan kajian lingkungan hidup;

iv. mengkoordinasikan pengadaan lelang BU yang mencakup perencanaan dan pelaksanaan pelelangan
umum BU;

v. mempersiapkan materi dan menyusun perjanjian kerja sama pemerintah dan badan usaha;

vi. mempersiapkan proses persetujuan perjanjian kerja sama oleh DPRD berkaitan dengan adanya
pembebanan kepada masyarakat;

vii. mempersiapkan proses penandatanganan perjanjian kerjasama antara pemerintah dan BU sebagai
hasil dari penetapan pelelangan;

viii. melaksanakan pengaturan terhadap pelaksanaan dan pengelolaan Prasarana LRT Palembang;

ix. mempersiapkan proses alih milik aset LRT Palembang (jika diperlukan);

x. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Prasarana LRT Palembang;

xi. mempersiapkan izin penyelenggaraan pengembangan LRT Palembang;

xii. melakukan koordinasi dan pelaporan kepada pihak-pihak terkait;

xiii. melaporkan hasil kegiatan kepada Gubernur.

d. Bappenas

Bappenas berperan dalam memfasilitasi persiapan proyek KPBU LRT Palembang ini.

45
e. Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan juga akan berperan dalam menentukan alokasi Dukungan Pemerintah terhadap KPBU
LRT Palembang untuk meningkatkan kelayakan finansial dari proyek. Selain itu, Kemenkeu akan membantu
dalam penyiapan pelaksanaan Penjaminan Pemerintah apabila diperlukan. Sampai saat ini belum ditentukan
apakah proyek ini akan meminta VGF (viability gap funding) dari pemerintah.

f. Kementerian Perhubungan

Kementerian Perhubungan selain sebagai PJPK dalam KPBU LRT Palembang berperan sebagai regulator.
Menurut Pasal 377 PP No. 56/2009 Menteri Perhubungan melakukan pembinaan perkerataapian nasional
yang meliputi:

i. penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan perkeretaapian nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota;

ii. penetapan pedoman, standar, serta prosedur penyelenggaraan dan pengembangan perkeretaapian;

iii. penetapan kompetensi pejabat yang melaksanakan fungsi di bidang perkeretaapian;

iv. pemberian arahan, bimbingan, pelatihan, serta bantuan teknis kepada pemerintah daerah,
penyelenggara, dan pengguna jasa perkeretaapian; dan

v. pengawasan terhadap perwujudan pengembangan sistem perkeretaapian.

g. PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII)

PT PII tidak dibutuhkan karena BUP tidak membangun prasarana melainkan mengoperasikan, memelihara
dan mengusahakan prasarana perkeretaapian.

Kedudukan dan hubungan antara pemangku kepentingan yang terlibat dalam proyek KPBU LRT Palembang
dapat dilihat pada gambar berikut.

46
Gambar 2 Kedudukan & Hubungan Pemangku Kepentingan dalam Proyek KPBU
LRT Palembang

8. Kerangka Komersial

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api
Ringan/Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan Pemerintah menugaskan kepada PT Waskita Karya
(Persero) Tbk. untuk membangun prasarana LRT Palembang (Pasal 2 ayat (1)). Kemudian berdasarkan
ketentuan Pasal 16, Pemerintah menugaskan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menyelenggarakan
sarana LRT yang meliputi pengoperasian, perawatan dan pengusahaan. Dengan demikian, skema KPBU LRT
Palembang yang ditawarkan kepaa pihak swasta kerjasama pengoperasian prasarana, perawatan prasarana;
dan pengusahaan prasarana dalam kerangka KPBU. Bentuk KPBU adalah pemberian konsesi

47
kepada BUP untuk melakukan pengoperasian, perawatan, dan pengusahaan prasarana.

Untuk pembayaran menggunakan skema availability payment berdasarkan Perpres No.38/2015.


Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) adalah pembayaran secara berkala oleh

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha Pelaksana atas tersedianya layanan
Infrastruktur yang sesuai dengan kualitas dan/atau kriteria sebagaimana ditentukan dalam perjanjian
KPBU. Dengan demikian pemerintah akan membayar secara berkala.

Skema pembayaran untuk layanan penggunaan sarana perkeretaapian adalah sebagai berikut:

- PT. KAI akan membayar Track Access Charge kepada pemerintah dan sebaliknya Pemerintah akan
membayar infrastructure maintanance and operation (IMO) sarana kepada PT KAI dengan skema
availability payment. Idealnya antara TAC dan AP besaran jumlahnya akan saling mengkompensasi
(set off).
- Terhadap pengguna sarana perkeretaapian tarifnya akan menjadi pendapatan pemerintah.

Akan tetapi skema pembayaran dalam KPBU LRT Palembang adalah sebagai berikut:

48
- Pemerintah akan membayar infrastructure maintanance and operation (IMO) prasarana kepada PT
KAI dengan skema availability payment untuk biaya pengoperasian dan pemeliharaan yang dilakukan
oleh BU dengan jumlah dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perjanjian.
- BU akan menarik sewa atau fee dari non fairbox dari tenant/retail. Jika hasil penarikan sewa atau fee
melebihi jumlah yang ditetapkan dalam perjanjian maka surplus hasil sewa/fee akan diserahkan
kepada pemerintah.

49

Anda mungkin juga menyukai