Anda di halaman 1dari 3

Wabah sindrom guillain barre berkaitan dengan infeksi virus zika pada polinesia perancis

Van-Mai Cao-Lormeau*, Alexandre Blake*, Sandrine Mans, Stephani Latere, Claudine Roche,
Jessica Vanhamwegen, Timothee Dub, Laure Baudouin, Anita Teissier, Philippe Larre, Anne-Laure
Vial, Christophe Decam, Valerie Choumet, Susan K Halstead, Hugh J Willison, Lucile Musset, Jean-
Claude Manuguerra, Philippe Despres, Emmanuel Fournier, Henri-Pierre Mallet, Didier Musso,
Arnaud Fontanet*, Jean Nell*, Frederic Ghawche*.
Ringkasan.
Latar belakang antara otober 2013, dan april 2014, Polinesia Perancis mengalami wabah virus
zika yang sangat besar yang pernah dicatat saat ini. Dalam periode yang sama, sebuah
peninigkatan sindrom guillain barre telah dilaporkan menunjukkan adanya kemungkinan
hubungan antara virus zika dengan sindrom guillain barre.
Metode dalam penelitian case control ini, kasus nya berupa pasien dengan diagnosis sindrom
guillain barre pada rumah sakit de Polynesie Francaise (Papeete, Tahiti, French Polynesia) dalam
periode wabah. Kontrolnya adalah berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tempat tinggal pasien
yang terdapat pada rumah sakit dengan sakit tanpa demam (grup control 1; n=98) dan
berdasarkan usia pasien dengan penyakit virus Ika dan tanpa gejala neurologis (grup control 2;
n=70), virological investigation termasuk RT-PCR untuk virus zika. Reaktivitas Anti glycolipid telah
diteliti pada pasien dengan sindrom guillain barre menggunakan elisa dan combinatorial
microarrays.
Temuan 42 pasien yang didiagnosis dengna sindrom guillain barre selama periode penelitian. 41
(98%) pasien dengan sindrom guillain barre memiliki anti virus zika IgM atau IgG, dan semua
(100%) memiliki antibody penetralisir terhadap virus zika disbanding dengan 54 (56%) dari 98
dalam grup control 1(p<0.0001). 39 (93%) pasien dengan sindrom guillain Barre memiliki temuan
elektrofisiologikal sesuai dengan tipe neuropati motor axonal akut (AMAN) dan memiliki evolusi
cepat dari penyakit ini (durasi median dari fase pemasangan dan plateau adalah 6 [IQR 4-9] dan
4 hari [3-10] berurutan. 12 (29%) pasien membutuhkan bantuan pernafasan. Tidak ada pasien
yang mati, aktivitas antibody anti glycolipid telah ditemukan dalam 13 (31%) pasien, dan
terutama terhadap GA1 dalam 8 (19%) pasien, dengan ELISA dan 19 (46%) dari 41 dengan
glycoarray saat masuk. Umumnya AMAN dihubungkan dengan antibody anti ganglioside jarang
terjadi. Riwayat virus dengue yang telah lalu tidak memiliki perbedaan secara signifikan antara
pasien dengan sindrom guillain barred an mereka dalam dua kelompok control (95%, 89% dan
83% masing-masing)
Interpretasi ini merupakan penelitian pertama yag menyediakan bukti untuk infeksi virus zika
yang menyebabkan sindrom guillain barre. Karena virus zika sedang menyebar secara cepat di
Amerika, pada kota yang beresiko harus bersiap untuk menyediakan tempat perawatan intensif
yang cukup untuk mengelola pasien dengan sindrom guillain barre.
Pendanaan Labex integrative biologi of Emerging Infectious Diseases, EU 7 th framework
programme PREDEMICS dan welcome trust

Pendahuluan
Virus zika merupakan virus atropod borne (arbo virus) dalam genus flavivirus, family Flaviviridae,
virus zika pertama kali diisolasi dari Rhesus Macaque pada 1947 di dalam hutan Zika Uganda.
Monyet itu dibawa ke kota oleh peneliti sebagai binatang percobaan. Infeksi pada manusia
pertama kali dilaporkan di Nigeria pada 1954. Seperti virus dengue dan virus chikungunya, zika
virus diadaptasi dari sebuah lingkaran transmisi leluhur yang melibatkan spectrum luas primate
non manusia dan spesies nyamuk penunggu canopy sebagai vector pada sebuah siklus urban-
periurban yang melibatkan manusia sebagai reservoir dan disebarkan secara luas oleh nyamuk
Aedes (stegomyia) sebagai vector.
Sejak tahun 1950 an, virus zika hanya dilaporkan secara sporadic tersebar di Afrika dan
Asia tenggara. Dalam 2007 virus zika diisolasi untuk pertama kali di pasifik, pada mikronesian
island of yap. Antara oktober, 2013 dan april 2014, polinesia perancis mengalami wabah zika
paling besar yang pernah dilaporkan saat ini. Lebih dari 3200 pasien dinilai dengan kecurigaan
infeksi virus zika, dengan puncak insiden mingguan pada minggu ke 9 dari wabah. Sejak 2014
virus zika telah menyebar pada pulau pasifik lainnya, terutama pulau timur (chile). Pada bulan
maret, 2015, Brazil melaporkan transmisi autochthonous dari virus zika. Dan wabah dilaporkan 6
bulan kemudian. Seperti 1 februari 2016 virus zika telah menyebar pada 25 kota dan wilayah di
amerika selatan atau tengah, dengan laporan peringatan kasus mikrosepali diantara neonatus di
Brazil.
Konteks penelitian
Bukti sebelum penelitian ini
Epidemic penyakit virus zika yang sedang terjadi di Amerika latin adalah epidemic yang
terbesar yang pernah dicatat. Pada 1 februari 2016, WHO mengumumkan kecurigaan hubungan
antara virus zika dan gangguan neurologi dan malformasi neonatus sebuah pelayanan darurat
kesehatan masyarakat mendapat perhatian secara internasional. Secretariat WHO menjelaskan
komite darurat dibentuk oleh jendral direktur pada cluster dari mikrosepali dan sindrom guillain
barre yang secara sementara dihubungkan dengan transmisi virus zika pada beberapa kondisi,
termasuk polinesia perancis, dan mendesak penelitian lebih jauh untuk dilakukan
mengkonfirmasi hubungan antara virus zika dan komplikasi ini. Kami mencari MEDLINE dari 1
januari 1990 hingga 14 februari 2016, untuk bukti hubungan virus zika dan sindrom guillain barre.
Kejadian secara simultan wabah virus zika dan sindrom guillain barre telah dilaporkan dalam
beberaa penelitian di polinesia perancis dan brazil, tapi hanya satu laporan kasus menyediakan
bukti serologi hubungan pada satu pasien dengan sindrom guillain barre terhadap infeksi virus
zika saat itu di polinesia perancis dalam November 2013
Sebelum wabah Polynesia perancis, infeksi virus zika telah digambarkan sebagai sakit
demam ringan dengan gejala klinis termasuk rash makulopapular, nyeri sendi dan otot, sakit
kepala, dan konjungtivitis non purulent. Antara November 2013 dan februari 2014 di polinesia
perancis, 42 pasien terdapat di rumah sakit dengan sindrom guillain barre, sebuah penyakit
autoimun yang menyebabkan flaccid paralisis akut dan sub akut, kontras dengan laporan dari
lima, sepuluh, tiga dan tiga dalam 2009, 2010, 2011, dan 2012

Anda mungkin juga menyukai