Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan penyakit tersebut akan kehilangan waktu

Demam tifoid dan demam paratifoid adalah kurang lebih 2 sampai dengan 4 minggu1,5.
penyakit infeksi akut usus halus yang Sumber penularan penyakit demam tifoid
disebabkan kuman Salmonella typhi dengan dapat melalui makanan atau minuman yang
gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan terkontaminasi, biasanya kontaminasi dari
pada saluran pencernaan dan gangguan bahan feses, muntahan maupun cairan badan.
kesadaran. Penyakit ini termasuk penyakit Salmonella typhi dapat menyebar melalui
menular endemik yang dapat menyerang tangan penderita, lalat dan serangga lain.
banyak orang dan masih merupakan masalah Infeksi dapat terjadi secara langsung maupun
kesehatan di daerah tropis terutama di negara- tidak secara langsung dengan kuman
negara sedang berkembang 1,2. Salmonella thypi. Kontak langsung berarti ada
Di negara berkembang angka kematian kontak antara orang sehat dan bahan muntahan
akibat demam tifoid berkisar antara 2,3 penderita demam tifoid. Kontak tidak langsung
16,8%1 . Angka kematian penderita yang dapat melalui air misalnya air minum yang tidak
dirawat di rumah sakit di Indonesia mengalami dimasak, air es yang dibuat dari air yang
penurunan dari 6% pada tahun 1969 menjadi terkontaminasi, atau dilayani oleh orang yang
3,74% pada tahun 1977 dan sebesar 3,4 % pada membawa kuman, baik penderita aktif maupun
tahun 19783,4. carrier6 .
Data dari Rumah Sakit Fatmawati (RSF) Bahaya yang ditimbulkan penyakit ini dapat
demam tifoid dan paratifoid termasuk dalam 10 berupa perdarahan akibat luka pada usus yang
kasus terbanyak morbiditas penyakit rawat dapat menimbulkan syok dan kematian bagi si
inap. Pada tahun 1999 jumlah pasien terkena penderita. Untuk mencegah kejadian bahaya
demam tifoid yang dirawat sebesar 414 orang, akibat penyakit tersebut dapat dilakukan
tahun 2000 sebesar 452 orang dan 350 orang dengan pemberian antibiotika yang sesuai pada
pada tahun 2001. waktu yang tepat sehingga si penderita dapat
Angka kesakitan demam tifoid yang disembuhkan7 .
tertinggi terdapat pada golongan umur 3 19 Pemilihan obat atau obat alternatif lainnya
tahun, suatu golongan masyarakat yang terdiri oleh dokter merupakan basis terakhir dari mata
dari anak-anak usia sekolah. Hal ini secara tidak rantai distribusi obat yang legal ke masyarakat
langsung akan mempengaruhi prestasi belajar, dan merupakan pilihan terapi pada sebagian
karena apabila seorang anak menderita besar penyakit atau gejala ikutannya. Oleh
karena itu dokter memainkan peran yang
sangat vital dalam pelayanan kesehatan Namun dengan banyaknya informasi mengenai
khususnya dalam melaksanakan pengobatan8 . timbulnya strain Salmonella typhi yang resisten
Penggunaan obat sangat kuat dipengaruhi terhadap kloramfenikol membuat para ahli
oleh lingkungan sosial, ekonomi, politik, ilmu mencari alternatif obat lain yang terbaik untuk
dan teknologi. Keberadaan obat yang digunakan demam tifoid. Kenyataan ini menunjukkan
untuk mencegah terjadinya masalah yang lebih masih diperlukannya penelitian untuk
besar dalam pengobatan, menyebabkan obat mengetahui pola pemberian antibiotika dalam
menjadi bagian yang terpenting dalam praktek memperoleh antibiotika alternatif lain untuk
medik bagi profesional kesehatan9,10. demam tifoid4,12,13 .
Perilaku dokter dalam memilih obat dapat Sebelum dilakukan pengujian pada pola
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pemberian antibiotika pada pengobatan
pengetahuan tentang farmakologi / demam tifoid, beberapa faktor seperti faktor
farmakoterapi, pendidikan yang berkelanjutan, dokter telah dimasukkan dalam pengambilan
pengalaman, psikologi dan informasi obat yang keputusan diagnosis. Faktor lain adalah pasien
diterima. Selain faktor tersebut diatas, faktor dan obat. Faktor pasien seperti umur pasien
lain seperti diagnosis, obat itu sendiri dan telah dipisahkan karena pasien yang dijadikan
karakteristik pasien dapat juga mempengaruhi sampel penelitian adalah pasien anak. Data lain
dokter dalam pemilihan atau alternatif yang dikumpulkan adalah jenis kelamin, berat
pengobatan11. badan, kelas perawatan, cara pembayaran dan
Perilaku dokter ini sangat penting dalam lama hari rawat inap. Sementara faktor obat
proses pengambilan keputusan untuk memilih diamati dari jenis antibiotika yang diberikan
obat yang benar, untuk pasien yang sesuai, untuk pengobatan demam tifoid anak.
diberikan pada waktu yang tepat dan dalam
jumlah yang cukup serta mempertimbangkan Metode Penelitian
biaya. Jika pengobatan kurang tepat, maka akan Penelitian ini merupakan studi
terjadi ketidaksesuaian dalam pengobatan retrospektif dengan menggunakan disain
penyakit, jumlah dan pemberian obat yang deskriptif yang diambil dari catatan medis
tidak tepat, serta peningkatan terhadap biaya8 . penderita demam tifoid anak yang dirawat inap
Sampai saat ini, kloramfenikol masih di Bagian Kesehatan Anak Rumah Sakit
merupakan terapi pilihan untuk demam tifoid Fatmawati Jakarta.
karena efektivitasnya terhadap Salmonella typhi Sampel adalah seluruh pasien demam
disamping harga obat tersebut relatif murah. tifoid anak yang dirawat inap selama Januari
2001 Desember 2002 di Bagian Kesehatan apabila catatan rusak, tidak lengkap, hilang
Anak Rumah Sakit Fatmawati Jakarta. Kriteria maupun tidak jelas terbaca sehingga tidak
Inklusi sampel yang akan diambil adalah sampel mungkin untuk diteliti. Data yang terkumpul
yang memenuhi akan diperiksa / divalidasi kemudian dilakukan
kriteria inklusi sebagai berikut : pengolahan untuk analisis. Analisis data
Pasien anak dengan diagnosis demam dilakukan secara univariat terhadap hasil
tifoid yang dirawat inap sepanjang pengamatan dan perhitungan untuk
periode Januari 2001 Desember 2002 memperoleh hasil secara deskriptif.
Pasien demam tifoid anak yang tidak
mempunyai penyakit penyerta Hasil dan Pembahasan
Pasien yang menyelesaikan pengobatan Berdasarkan data yang diperoleh dari
hingga dinyatakan sembuh oleh dokter. rekam medik di Rumah Sakit Fatmawati pada
Kriteria Eksklusi sampel yang periode Januari 2001 Desember 2002, pasien
dikeluarkan dari penelitian adalah: demam tifoid anak sebanyak 244 pasien. Pasien
o Pasien anak demam tifoid dengan tersebut terdiri dari 182 pasien demam tifoid
penyakit penyerta anak tanpa penyakit penyerta, sebanyak 53
o Pasien anak yang pulang paksa. pasien demam tifoid anak dengan penyakit
Dalam penelitian pendahuluan data penyerta, dan 9 pasien demam tifoid anak yang
pasien demam tifoid anak diambil dari Sub tidak menyelesaikan pengobatan atau pasien
Bagian Rekam Medik dan Registrasi Bagian pulang paksa. Karakteristik demografi dari
Kesehatan Anak lantai III sepanjang periode penderita dapat dilihat pada Tabel 1.
Januari 2001 Desember 2002. Analisis data selanjutnya dilakukan
Berdasarkan nomor register pasien terhadap pasien demam tifoid anak tanpa
terdapat nama anak, nomor rekam medik, penyakit penyerta untuk melihat distribusi jenis
diagnosis, tanggal masuk dan tanggal keluar. antibiotika yang digunakan, kelas perawatan,
Dari data tersebut status pasien diambil dari cara pembayaran, dan distribusi rawat inap.
bagian rekam medik. Seluruh data yang Jenis antibiotika yang diberikan untuk
diperlukan dicatat dari status pasien yang terdiri pengobatan demam tifoid dapat dilihat pada
dari umur, jenis kelamin, berat badan, indikasi Tabel 2.
medis, kelas perawatan, tanggal masuk dan Rentang kelas perawatan pasien
keluar, cara pembayaran, jenis antibiotika yang demam tifoid anak adalah kelas 1, kelas 2 AC
digunakan. Data dikeluarkan dari penelitian (Air Conditioning), kelas 2 non AC dan kelas 3.
Dari data yang diperoleh terlihat bahwa kelas perorangan khususnya pada anak-anak dan
perawatan pasien demam tifoid anak lebih sanitasi lingkungan masih perlu perhatian
banyak di kelas 3 yaitu sebanyak 81 pasien khusus guna mencegah terjadinya penyebaran
(44,1%). Kelas perawatan 1 / VIP menjadi kelas penyakit demam tifoid ini1 .
perawatan yang paling sedikit terdapat pasien Jenis kelamin laki-laki pada pasien anak
demam tifoid anak yaitu sebanyak 10 pasien demam tifoid tanpa penyakit penyerta
(5,49%). sebanyak 101 pasien (55,49%) dan sisanya
Mengenai cara pembayaran pasien berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 81
demam tifoid anak di Bagian Kesehatan Anak pasien (44,51%). Dari distribusi jenis kelamin ini
Rumah Sakit Fatmawati sepanjang periode terlihat bahwa anak laki-laki lebih banyak
Januari 2001 - Desember 2002 terlihat bahwa menderita demam tifoid dibandingkan dengan
cara pembayaran terbagi dalam 6 kelompok perempuan, karena anak laki-laki lebih sering
yaitu tunai, Askes, asuransi lain, perusahaan, melakukan aktivitas di luar rumah. Hal ini
fasilitas dan tidak mampu. Dari cara memungkinkan anak laki - laki mendapatkan
pembayaran terlihat bahwa pembayaran secara resiko lebih besar terkena penyakit demam
tunai paling banyak dilakukan, yaitu oleh 139 tifoid dibandingkan dengan anak perempuan14
pasien (76,37%). .
Dari 182 pasien demam tifoid anak Usia kejadian demam tifoid tanpa
tanpa penyakit penyerta yang dirawat terlihat penyakit penyerta terdapat pada pasien
bahwa rentang hari rawat inap berkisar antara 3 berumur 7 - 9 tahun dengan berat badan antara
- 12 hari. Rincian dari hari rawat inap dapat 15 - 19 kg. Ini menunjukkan bahwa pada usia
dilihat pada Tabel 3. tersebut adalah usia rawan terjangkitnya
Pemilihan pasien demam tifoid anak demam tifoid, karena pada usia tersebut adalah
tidak dilakukan secara acak, namun seluruh usia sekolah dan biasanya mereka masih
data yang ada diambil sebagai sampel. Hal ini menyukai membeli makanan dan minuman di
dilakukan untuk menghindari bias yang mungkin lingkungan sekolah dan di pinggir jalan yang
terjadi dan sesuai dengan kriteria inklusi serta higienenya tidak dapat dijamin. Lingkungan
tujuan penelitian awal yaitu melihat pola tersebut berperan besar dalam penyebaran
pemberian antibiotika pada pengobatan kuman Salmonella typi15.
demam tifoid anak. Berdasarkan jenis antibiotika yang
Melihat jumlah pasien demam tifoid digunakan dalam pengobatan demam tifoid
anak ini cukup besar, maka faktor higienis anak terlihat bahwa kloramfenikol (53,55%)
masih merupakan antibiotika pilihan utama Seftriakson dianggap sebagai obat yang
yang diberikan untuk demam tifoid anak di poten dan efektif untuk pengobatan demam
Bagian Kesehatan Anak Rumah Sakit Fatmawati tifoid jangka pendek.
periode Januari 2001 Desember 2002, karena Sifat yang menguntungkan dari obat ini
keampuhan kloramfenikol masih diakui adalah secara selektif dapat merusak struktur
berdasarkan efektivitasnya terhadap Salmonella kuman dan tidak mengganggu sel tubuh
typhi disamping obat tersebut relatif murah. manusia, mempunyai spektrum luas, penetrasi
Namun Suharyo dkk. dalam penelitiannya jaringan cukup baik, dan resistensi kuman masih
menunjukkan bahwa angka relaps pada terbatas 1,16. Menurut Lim Hu Yoe peneliti
pengobatan demam tifoid dengan Malaysia, pengobatan dengan seftriakson hanya
menggunakan kloramfenikol lebih tinggi bila membutuhkan 10 hari lama rawat inap di
dibandingkan dengan penggunaan rumah sakit dibandingkan dengan kloramfenikol
kotrimoksazol1 . yaitu selama 21 hari1 .
Selain itu pada lima tahun terakhir ini Selain itu hasil uji komparatif antara
para klinisi di beberapa negara mengamati seftriakson dan sefiksim terlihat bahwa
adanya kasus demam tifoid anak yang berat seftriakson dengan dosis 65 mg/kg BB sekali
bahkan fatal yang disebabkan oleh strain sehari selama 5 hari tidak ditemukan kegagalan
Salmonella Ttphi yang resisten terhadap baik klinis maupun bakteriologis (2%), angka
kloramfenikol. Angka kematian di Indonesia relaps hampir mendekati 2%.
mencapai 12 % akibat strain Salmonella typhi Sementara itu sefiksim dengan dosis 25
ini1,16. mg/kgBB sekali sehari selama 8 hari masih
Hasil lain menunjukkan adanya didapatkan kegagalan klinis maupun
pemberian obat golongan sefalosporin generasi bakteriologis 3% meskipun angka relap dapat
ketiga yang digunakan untuk pengobatan ditekan mendekati 1% 13,17. Hasil ini tidak jauh
demam tifoid anak yakni seftriakson (26,92%) berbeda dengan penelitian yang dilakukan di
dan sefiksim (2,19%). Namun dari 2 jenis obat India bahwa pengobatan dengan seftriakson
ini, seftriakson menjadi pilihan alternatif memberikan keberhasilan 98% dalam
pengobatan demam tifoid anak yang banyak mengobati demam tifoid anak dengan angka
digunakan di Bagian Kesehatan Anak Rumah relaps rata-rata 2%16. Sementara itu obat
Sakit Fatmawati sepanjang periode Januari 2001 antibiotika lain seperti kotrimoksazol (4,39%),
-Desember 2002. ampisilin (2,19%), amoksisilin (1,65%) dan
tiamfenikol (1,65%) jarang diberikan pada
pasien demam tifoid anak walaupun ke empat menyebabkan efek samping pada tulang dan
obat tersebut efektif digunakan untuk sendi, bila diberikan pada anak-anak
pengobatan demam tifoid. Namun dalam hal dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan
kemampuan untuk menurunkan demam, tulang di masa pertumbuhan anak18,19.
efektivitas amoksisilin, ampisilin dan tiamfenikol Dari distribusi kelas perawatan terlihat
lebih kecil dibandingkan dengan kloramfenikol. bahwa sebanyak 81 pasien (44,51%) di rawat di
Sedangkan kotrimoksazol efektivitasnya tidak kelas 3. Hal ini mungkin berkaitan dengan
jauh berbeda dengan kloramfenikol2 . kemampuan membayar dari orang tua pasien.
Pemakaian kombinasi antibiotika Sementara itu pasien yang dirawat kelas 1 atau
seperti kloramfenikolampisilin (4,94%), VIP sebanyak 10 pasien (5,49%). Ini bisa
kotrimoksazol -ampisilin (1,10%) dan dimengerti karena Rumah Sakit Fatmawati
kloramfenikol - kotrimoksazol (1,10%) hanya sebagai Rumah Sakit rujukan sekaligus Rumah
diberikan pada pasien yang secara klinis tidak Sakit Pemerintah tipe B banyak menerima
jelas menderita demam tifoid dan panas selama pasien dengan sosial ekonomi menengah ke
7 hari atau lebih. Namun pemberian kombinasi bawah20.
ini seringkali tidak memberikan keuntungan Kebanyakan pasien demam tifoid anak
dibandingkan dengan pengobatan tunggal baik yang di rawat inap di Bagian Kesehatan Anak
dalam hal kemampuannya untuk menurunkan Rumah Sakit Fatmawati mempunyai lama hari
demam atau menurunkan angka kejadian rawat inap antara 5 6 hari. Hal ini disebabkan
relaps. Ini dibuktikan dengan penelitian oleh karena anjuran dokter agar pasien
Schubair terhadap terapi kombinasi 2 terbebas dari demam sehingga terjadinya relaps
antibiotika klramfenikol ampisilin yang tidak diinginkan dapat dihindari.
memperlihatkan hasil tidak adanya perbedaan Selanjutnya terdapat juga pasien yang dirawat
klinis antara kloramfenikol yang diberikan lebih dari 9 hari. Hal itu kemungkinkan
secara tunggal dengan kloramfenikol yang disebabkan oleh faktor derajat berat penyakit
dikombinasi dengan ampisilin1 . yang berbeda-beda pada pasien dan ada atau
Antibiotika siprofloksasin (0,55%) dapat tidaknya penyakit penyerta selain demam tifoid.
diberikan pada anak apabila tidak ada Kesimpulan
antibiotika lain yang sensitif pada demam tifoid Berdasarkan hasil penelitian yang telah
yang kuat13. Hal ini dikarenakan belum banyak dapat ditarik kesimpulan bahwa antibiotika
tersedianya siprofloksasin untuk anak-anak dan kloramfenikol masih merupakan pilihan utama
remaja yang bebas efek samping. Obat ini dapat yang digunakan untuk pengobatan demam
tifoid anak. Selain itu seftriakson merupakan
antibiotika kedua yang menjadi pilihan dalam
alternatif pengobatan demam tifoid anak di
Rumah Sakit Fatmawati pada periode Januari
2001 Desember 2002.

Anda mungkin juga menyukai