Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN nosokomial, khususnya di AsiaTenggara sebanyak

Rumah sakit selain untuk rnencari l0%2 .


kesembuhan juga merupakan surnber dari Di Indonesia yaitu di 10 RSU pendidikan,
berbagai penyakit, yang berasal dari penderita infeksi nosokomial cukup tinggi yaitu 6-16%
maupun dari pengunjung yang berstatus karier. dengan rata-rata 9,8% pada tahun 2010. Infeksi
Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang nosokomial paling umum terjadi adalah infeksi
di lingkungan rumah sakit, seperti udara, air, luka operasi (ILO). Hasil penelitian terdahulu
lantai, makanan dan benda-benda peralatan medis menunjukkan bahwa angka kejadian ILO pada
maupuu non medis1 . Jadi infeksi yang mengenai rumah sakit di Indonesia bervariasi arrtara 2-18%
seseorang dan infeksi tersebut diakibatkan dari keseluruhan prosedur pembedahan5 .
pengaruh dari lingkungan Rumah sakit disebut Besarnya angka kesakitan di Kabupaten
infeksi nosokomial. Wonosobo terus meningkat dari tahun 1996
Infeksi nosokomial (Hospital Acquired sebesar 0,9 per 1000 penduduk menjadi 4,4 per
Infection/Nosocomial Infection) adalah infeksi 1000 penduduk pada tahun 20036. Pada
yang didapat dari rumah sakit atau ketika tahun2007 sebesar 3,31 per 1000 penduduk, tahun
penderita itu dirawat di rumah sakit2 . 2008 sebesar 5,33 per 1000 penduduk, tahun2009
Nosokomial berasal dari kataYunani nosocomium sebesar 4,48 per 1000 penduduk, dan pada tahun
yang berarti rumah sakit. Jadi kata nosokomial 20 0 sebesar 7,05 per 1000 penduduk7 .
artinya "yang berasal dar irumah sakit, sementara Peneliti berminat melakukan penelitian
kata infeksi artinya terkena hama penyakit1 . tentang kejadian infeksi nosokomial di RSU milik
Infeksi ini baru timbul sekurang-kurangnya dalam pemerintah yaitu RSUD Setjonegoro, karena
waktu 3 x 24 jam sejak mulai dirawat, dan bukan dilihat dari kondisi kesehatan di Kabupaten
infeksi kelanjutan perawatan sebelumnya3 . Wonosobo otomatis akan meningkatkan tingkat
Rumah sakit merupakan tempat yang kunjungan dan perawatan di pelayanan kesehatan,
memudahkan penularan berbagai penyakit dan akan berpengaruh juga dengan meningkatnya
infeksi4 . kejadian infeksi nosokomial. Kejadian infeksi
Infeksi nosokomial banyak terjadi di nosokomial di Rumah Sakit tersebut mengalami
seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di peningkatan dari bulan Juli tahun 2009 sampai
negara miskin dan negara yang sedang Desernber tahun 2011. Dari hasil data
berkembang karena penyakit-penyakit infeksi pemeriksaan bakteriologis di setiap bangsal yang
masih menjadi penyebab utamanya. Suatu diperiksa pada bulan agustus tahun 2011 oleh
penelitian yang dilakukan olehWHO tahun 2006 bagian sanitarian RSUD Setjonegoro masih
menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah banyak yang belum memenuhi baku mutu,
sakit dari 14 negara di Eropa, Timur tengah, dan diantaranya angka hitung kuman usap lantai di
Asia Tenggara dan Pasifik terdapat infeksi ruang ICU 2l CFU/m3 , ruang cempaka 149
CFU/m3 , ruang bougenville 117 CFU/m3 , ruang seluruh penderita penyakit infeksi nosokomial di
dahlia 124 CFU/m3 , ruang hemodialisa 33 RSUD Setjonegoro Wonosobo dari bulan Juli
CFU/m3 , usap AC di ruang ICU 12 CFU/m3 , tahun 2009 sampai Desember tahun 201l yaitu
ruang bougenville 28 CFU/m3 , ruang dahlia 76 258 pasien.
CFU/m 3 , ruang hemodialisa 108 CFU/m3 , usap Beberapa variabel dalam penelitian ini
dinding di ruang dahlia 358 CFU/m3 , di ruang adalah tempat/ruang, waktu, orang (jenis kelamin)
ICU 20 CFU/m3 , usap linen selimut di ruang dan kejadian infeksi nosokomial di RSUD
bougenville 74 CFU/m 3 , selimut di ruang Sefionegoro Kabupaten Wonosobo.
cempaka 14 CFU/m3 , sprei diruang cempaka 14 Secara garis besar, jalannya penelitiannya
CFU/m3 , dan angka hitung bakteri udara di ICU adalah: tahap Persiapan yang meliputi
e " 2628 CFU/m3 ,serta masih banyak bakteri menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat
udara yang ditemukan di ruang perawatan seperti penelitian, mengurus surat perijinan di kampus,
bakteri Staphylococcus epidermidis, mengurus perijinan di lokasi penelitian,
Staphylococcus saprophyticus, Klebsiella melakukan survei pendahuluan untuk
pneumonia, dan Bacillus sp8 . mendapatkan data awal. Tahap Penelitian meliputi
Tujuan dari penelitian ini secara umum melakukan pengarnbilan data dan wawancara,
untuk mengetahui prevalensi angka kejadian melakukan pengolahan data, melakukan analisis
infeksi nosokomial di RSUD Sejtonegoro data, melakukan pendeskipsian hasil analisis data.
Kabupaten Wonosobo. Secara khusus untuk Analisis data dalam panelitian ini adalah
menghitunge proporsi angka kejadian infeksi analisis univariat yang digunakan untuk rnelihat
nosokomial berdasarkan ruang rawat inap, waktu gambaran distribusi angka kejadian infeksi
pasien dirawat inap (bulan), dan jenis kelamin nosokornial di RSUD Setjonegoro kabupaten
pasien Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Wonosobo. Analisis bivariat dilakukan untuk
Vol. 11 / No.1, April 2012 96 yang dirawat dari rnenghubungkan variabel-variabel yang diteliti
semester II tahun 2009 sampai semester II tahun dengan menggunakan tabel. Data yang didapat
2011. dari hasil penelitian akan dianalisis secara
METODE PENELITIAN deskriptif yang kemudian disajikan dalam bentuk
Jenis penelitian yang digunakan adalah grafik dan prosentase.
rnetode penelitian deskriptif dengan studi HASIL PENELITIAN
pendekatan cross sectional. Populasi dalam Gambaran Umum RSUD Setjonegoro
penelitian ini adalah seluruh penderita penyakit Rumah Sakit Umum Daerah Setjonegoro
infeksi nosokomial di RSUD Setjonegoro Wonosobo berada di Kecamatan Kota Wonosobo,
Wonosobo dari bulan Juli tahun 2009 sampai dan berada di tengah kota sehingga merupakan
Desernber tahun 2011 yaitu 258 pasien, dan tempat yang strategis dan dapat terjangkau bagi
sampelnya mengambil seluruh populasi yaitu
masyarakat yang rnembutuhkan pelayanan Proporsi kejadian infeksi nosokomial
kesehatan terutama untuk pelayanan rujukan9 . berdasarkan distribusi ruang rawat inap semester
RSUD Sejtonegoro Wonosobo berada II tahun 2009 yang terbanyak adalah di ruang
diatas tanah seluas 7.446 meter persegi yang Edelweis (kebidanan) yaitu 47,36%. Pada
terdiri dari 2 bidang yaitu di Timur jalan seluas semester I tahun 2010 yang terbanyak adalah
6090 meter persegi dan di Barat jalan seluas 1.356 diruang Bougenville (bedah) yaitu 66,67%. Pada
meter persegi. Rumah Sakit ini memiliki 1 gedung semester II tahun 2010 yang terbanyak adalah
untuk perawatan pasien VIP dan 4 bangunan diruang Bougenville (bedah) yaitu 64,28%. Pada
gedung yang dapat menampung kegiatan 13 semester I tahun 2011 yang terbanyak adalah
bagian spesialistik dengan kapasitas tempat tidur diruang Flarnboyan (syaraf) yaitu 3l,67%. Dan
sebanyak 250 TT9 . pada semester II tahun 2011 yang terbanyak
Kejadian Infeksi Nosokomial adalah diruang Anggrek (VIP I) yaitu 24,61%.
Kejadian infeksi nosokomial yang banyak Proporsi kejadian infeksi nosokomial
terjadi di RSUD Setjonegoro kabupaten berdasarkan distibusi waktu rawat inap (bulan)
Wonosobo adalah infeksi Plebitis, Infeksi Luka dari tahun 2010 sampai 2011, tahun 2010 tertinggi
Operasi (ILO) dan Dekubitus. dibulan Maret dan Agustus yaitu 16,32% dan
Prevalensi kejadian infeksi nosokomial di tahun2011 tertinggi di bulan November yaitu
RSUD Setjonegoro dari bulan Juli 2009 - 19,47%.
Desember 2011, kejadian ISK sebesar 0,33 per Proporsi kejadian infeksi nosokomial
1000 pasien rawat inap, ILO sebesar l,21 per 1000 berdasarkan distribusi waktu rawat inap pada
pasien rawat inap, Pneumonia sebesar 0 per1000 semester II tahun 2009 yang tertinggi adalah pada
pasien rawat inap, Sepsis sebesar 0,12 per 1000 bulan Juli yaitu 36,84%. Pada semester I tahun
pasien rawat inap, Dekubitus sebesar 1,12 per 2010 yang tertinggi adalah pada bulan Maret yaitu
1000 pasien rawat inap, dan Phlebitis sebesar 5,02 38,09%. Pada semester II tahun 2010 yang
per 1000 pasien rawat inap. tertinggi adalah pada bulan Agustus yaitu 28,57%.
Prevalensi jenis infeksi nosokomial yang Pada semester I tahun 2011 yang tertinggi adalah
terjadi di RSUD Setjonegoro dari bulan Juli 2009 pada bulan Mei yaitu 30%. Dan pada semester II
sampai 2011 yang tertinggi adalah phlebitis yaitu tahun 2011 yang tertinggi adalah pada bulan
5,02 per 1000 pasien rawat inap. November yaitu 28,46%.
Proporsi kejadian infeksi nosokomial Proporsi kejadian infeksi nosokomial
berdasarkan distribusi ruang rawat inap pada berdasarkan distribusi jenis kelamin pasien rawat
tahun 2010 sampai 2011, pada tahun 2010 inap, pada tahun 2010 tertinggi adalah perempuan
tertinggi terjadi di ruang Bougenville (bedah) yaitu 63,26% dan pada tahun 2011 tertinggi
yaitlu 65,3%, dan tahun 2011 tertinggi terjadi di adalah laki-laki yaitu 51,05%.
ruang Anggrek (VIP I) yaitu 19,47%.
Proporsi kejadian infeksi nosokomial Prevalensi kejadian infeksi nosokomial
berdasarkan disfibusi jenis kelamin orang yang dari semester 11 tahun 2009 sampai semester 11
rawat inap pada semester II tahun 2009 sampai tahun 2011 selalu mengalami peningkatan. Di
semester II tahun 2011, semester II tahun 2009 tahun 2011 terjadi peningkatan yang cukup tinggi
proporsi perempuan lebih banyak yaitu 78,94%, prevalensi kejadian infeksi nosokomialnya,
semester I tahun 2010 yang lebih banyak adalah padahal jumlah pasien rawat inapnya menurun
perempuan yaitu 66,67%, semester II tahun 2010 dari tahun 2010, ini dikarenakan banyak hal antara
yang lebih banyak perempuan yaitu 66,71%, lain dari hasil pemeriksaan laboratorium yang
sernester I tahun 2011 yang paling banyak adalah dilakukan oleh bagian Sanitarian RSUD
laki-laki yaitu 51,67%, semester II tahun 2011 Sedjonegoro banyak yang belum memenuhi baku
yang lebih banyak adalah laki-laki yaitu 50,77%. mutu di tahun 2011 dari pada tahun 2010, serta
PEMBAHASAN dari hasil wawancara dan observasi praktik teknik
Berdasarkan penelitian yang dilakukan aseptik petugas kesehatan dan pengunjung masih
diRurnah Sakit Umum Daerah Setjonegoro kurang seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum
Kabupaten Wonosobo pada tanggal 10-21 April mengobati, merawat ataupun memegang pasien,
2012, dapat diketahui bahwa kejadian infeksi penggunaan APD seperti masker, jas khusus, alas
nosokomial di sana mengalami kenaikan dari kaki dan sarung tangan bagi pengunjung untuk
bulan Juli tahun 2009 sampai akhir tahun 2011, masuk ruangan khusus seperti HCU masih
yaitu tahun 2009 sebesar 19 kasus atau 0,26%, kurang, pembatasan pengunjung dan jam besuk
tahun 2010 sebesar 49 atau 0,37%, dan tahun juga masih sering diabaikan.
2011 sebesar 190 atau 1,48%. Jumlah pasien yang Kejadian Infeksi Nosokomial di RSUD
menjalani rawat inap di RSUD Setjoegoro yaitu Setjonegoro pada tahun 2009 dari bulan Juli
pada bulan Juli sampai Desember tahun 2009 sampai Desember sebanyak 19 kasus,
jumlahnya adalah 7106 pasien, tahun 2010 prevalensinya adalah 2,67 per 1000 pasien rawat
jumlahnya 13124 pasien serta tahun 2011 inap. Proporsi kejadian infeksi nosokomial yang
jumlahnya 12789 pasien. paling banyak terjadi di Ruangan Edelweis
Prevalensi kejadian infeksi nosokomial di (kebidanan) sebanyak 47,36%.
RSUD Setjonegoro pada semester II tahun 2009 Edelweis adalah ruang kebidanan, infeksi
sebesar 2,67 per 1000 pasien rawat inap, semester yang paling banyak terjadi di ruangan ini adalah
I tahun 2010 sebesar 3,13 per 1000 pasien rawat Infeksi
inap, semester II tahun 2010 sebesar 4,36 per Luka Operasi (ILO). Jumlah pasien yang
1000 pasien rawat inap, semester I tahun 2011 rawat inap di ruangan ini adalah yang terbanyak
sebesar 9,68 per 1000 pasien rawat inap dan kedua setelah cempaka dari ruangan lain, yaitu
semester II tahun 2011 sebesar 19,71 per 1000 1212 pasien. Di ruangan ini infeksi yang
pasien rawat inap. terbanyak adalah ILO, karena memang banyak
dilakukan operasi pembedahan proses melahirkan. pada pasien sudah sesuai dengan prosedur tetap
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Dharshini pemasangan infuse, hanya saja para medis tidak
Jeyamohan tahun 2010 Infeksi nosokomial yang mencuci tangan terlebih dahulu, dan langsung
paling umum terjadi adalah infeksi luka operasi mernakai sarung tangan. Hal ini sebagai salah satu
(ILO). Hasil penelitian terdahulu menunjukkan penyebab infeksi phebitis cukup tinggi terjadi
bahwa angka kejadian ILO pada rumah sakit di diruangan ini, karena kuman yang ada ditangan
Indonesia bervariasi antara 2-18% dari bisa saja keluar dari sarung tangan yang dipakai
keseluruhan prosedur pembedahan. ataupun menembus sarung tangan tersebut
Kejadian infeksi nosokomial di RSUD sehingga rnenyebar ke daerah bagian tubuh pasien
Setjonegoro pada semester I tahun 2010 sebanyak yang akan di infus.
21 pasien atau prevalensinya sebesar 3,13 per Kejadian infeksi nosokomial di RSUD
1000 pasien rawat inap. Proporsi kejadian infeksi Setjonegoro pada semester I tahun 2011 sebanyak
nosokomial terbanyak adalah di ruangan 60 pasien atau prevalensi sebesar 9,68 per 1000
Bougenville (bedah) yaitu 66,67%. Pada semester pasien rawat inap. Proporsi kejadian infeksi
II tahun 2010 sebanyak 28 pasien, prevalensiny nosokomial terbanyak adalah di ruangan
4,36 per 1000 pasien rawat inap. Proporsi Flamboyan (syaraf) yaitu 31,67%. Pada semester
kejadian infeksi nosokomialnya yang tertinggt II tahun 2011 sebanyak 130 pasien atau prevalensi
juga terjadi di ruang Bougenville (bedah) yaitu sebesar 4,36 per 1000 pasien rawat inap. Proporsi
64,28%. kejadian infeksi nosokomial terbanyak adalah di
Ruang Bougenville adalah ruang ruangan Anggrek (VIP I) yaitu 24,61%.
perawatan bedah. Jumlah tempat tidumya ada 33 Secara keseluruhan tahun 2011, proporsi
tempat tidur (TT), yang terdiri dari 4 TT kelas I, 6 kejadian infeksi nosokomial berdasarkan distibusi
TT kelas II, 17 TT kelas III, 4 TT HCU,2 TT ruang rawat inap, tertinggi terjadi di ruang
isolasi, dan 1 ruang tindakan. Di ruangan ini Anggrek(VIP I) yaitu 19,41%. Jenis infeksi
diberlakukan jam besuk yaitu jam 10.00-12.00 nosokomial yang banyak terjadi di ruangan ini
dan jam 16.00-18.00, tetapi dalam praktiknya adalah phlebitis.
masih banyak yang tidak menghiraukan peraturan Dalam kegiatan pemasangan infus di
tersebut, pengunjung/keluarga boleh tidur dalam ruangan ini hampir sama dengan di ruangan
ruang perawatan. Hal ini dapat menjadi penyebab bougenville, para medis tidak mencuci tangan
kejadian infeksi nosokomial, karena kuman yang terlebih dahulu sebelum menangani pasien. Ini
dibawa oleh pengunjung dapat menyebar ke salah satu penyebab tingginya kejadian infeksi
pasien, apalagi kalau pengunjung sedang nosokomial phlebitis di ruang Anggrek ini, selain
terinfeksi suatu penyakit tertentu. itu para medis juga tidak menggunakan masker
Dari hasil observasi di salah satu ruangan dan sambil berbicara pada saat melakukan infus,
diruang Bougenville, kegiatan pemasangan infuse ini dapat menyebabkan kuman yang ada di mulut
keluar dan menyebar ke daerah bagian yang di 51,67 %, semester II tahun 2011 yang lebih
infus. Kejadian infeksi nosokomial di RSUD banyak adalah laki-laki yaitu 50,77%.
Setjonegoro kabupaten Wonosobo pada semester Kejadian infeksi nosokomial yang terjadi
II tahun 2009 paling banyak trjadi pada bulan Juli di RSUD Setjonegoro dari bulan Juli 2009 sampai
yaitu 7 pasien atau proporsinya sebesar 36,84%. Desernber 2011 yang terbanyak adalah phlebitis,
Pada semester I tahun 2010 yang paling banyak ILO, dan dekubitus.Beberapa jenis infeksi
terjadi pada bulan Maret yaitu 8 pasien atau nosokomial tersebut tidak ada hubungannya
proporsinya sebesar 38,09%. Pada semester II dengan jenis kelamin pasien yang menderita,
tahun 2010 yang paling banyak terjadi pada bulan sehingga tidak berpengaruh terhadap karakteristik
Agustus yaitu 8 pasien atau proporsinya sebesar jenis kalemin pasien rawat inap.
28,57%. Pada semester I tahun 2011 paling KESIMPULAN
banyak terjadi pada bulan Mei yaitu 18 pasien Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
atau proporsinya sebesar 30%. Dan pada semester angka kejadian infeksi nosokomial di RSUD
II tahun 2011 yang paling banyak terjadi pada Setjonegoro Kabupaten Wonosobo adalah pada
bulan November yaitu 37 pasien atau proporsinya semester II 2009 prevalensi 2,67 per 1000 pasien
sebesar 28,46%. rawat inap, semester I 2010 prevalensi 3,12 per
Jenis infeksi nosokomial yang banyak 1000 pasien rawat inap, semester II 2010
terdapatdi RSUD Setjonegoro Kabupaten prevalensi 4,36 per 1000 pasien rawat inap,
Wonosobo adalah Phlebitis, Infeksi Luka Operasi semester I 2011 prevalensi 9,68 dan semester II
(ILO), dan dekubitus. Karena jenis infeksi 2011 prevalensi 19,71 per 1000 pasien rawat inap.
nosokomial yang terdapat di RSUD Setjonegoro
bukan merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh
musim, jadi tidak berpengaruh terhadap
karakteristik bulan pasien dirawat inap.
Proporsi kejadian infeksi nosokornial
berdasarkan distribusi jenis kelamin orang yang
rawat inap dari semester II tahun 2009 sampai
semester II tahun 2011,dengan rincian sebagai
berikut: semester II tahun 2009 proporsi
perempuan lebih banyak yaitu 78,94%, semester I
tahun 2010 yang lebih banyak adalah perempuan
yaitu 66,67%, semester II tahun 2010 yang lebih
banyak perempuan yaitu 66,71%, semester I tahun
2011 yang paling banyak adalah laki-laki yaitu

Anda mungkin juga menyukai