Anda di halaman 1dari 13

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm 71-81 Vol 38 No.

1
ISSN 0126-6265

71
Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm 71-81 Vol 38 No.1
ISSN 0126-6265

PENGARUH SUHU TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN


PERTUMBUHAN LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

By

Dominggas M. Kelabora1)

Diterima: 8 November 2009 / Disetujui: 10 Desember 2009

ABSTRACT

Cyprinus carpio has a particular optimum temperature for its appetite.


Marine temperature increase and oxygen needs of organism is according to Vant
Hoff law that every chemistry change, its reaction rapidity increase by twice to
third times every temperature increase of 10 C.
Treatment tested is in temperature of 26OC; 28OC; 30OC and 32OC.
Parameter observed is fish relative weight growth, length increase and survival
rate.
Research yield indicating that the relative weight growth (%) and larvae
length increase of highest gold fish (Cyprinus carpio) is that on temperature of
28 OC) and according to equals Y = -56.597x2 + 3204x - 41537 it is known that
the optimum temperature for larvae supervising of Cyprinus carpio is in
temperature of 28.305OC.

Keywords : Gold Fish, Cyprinus carpio and optimum temperature.

PENDAHULUAN 1 metabolisme dan kebutuhan oksigen


Faktor penting yang organisme akan naik pula, hal ini
mempengaruhi pertumbuhan dan sesuai dengan hukum Vant Hoff
kelangsungan hidup ikan selain yang menyatakan bahwa untuk setiap
pakan adalah kualitas air terutama perubahan kimiawi, kecepatan
suhu. Karena suhu dapat reaksinya naik 23 kali lipat setiap
mempengaruhi pertumbuhan dan kenaikan suhu sebesar 10C.
nafsu makan ikan. Suhu dapat Djajasewaka dan Djajadireja (1990)
mempengaruhi aktivitas penting ikan menyatakan bahwa suhu optimum
seperti pernapasan, pertumbuhan dan untuk selera makan ikan adalah 25
reproduksi. Suhu yang tinggi dapat 27OC. Suhu optimum seperti ini akan
mengurangi oksigen terlarut dan dicapai pada pagi dan sore hari.
mempengaruhi selera makan ikan Menurut Wardoyo (1975) meskipun
Ikan mempunyai suhu ikan dapat beraklimatisasi pada suhu
optimum tertentu untuk selera yang relatif tinggi, tetapi pada suatu
makannya. Menurut Cholik et al derajat tertentu kenaikan suhu dapat
(1986) bahwa kenaikan suhu menyebabkan kematian ikan. Cholik
perairan diikuti oleh derajat et al (1986) menyebutkan bahwa
perubahan drastis suhu sampai
1)
mencapai 5OC dapat menyebabkan
Staf Pengajar Politeknik Perikanan Negeri stress pada ikan atau membunuhnya.
Tual Maluku Tenggara

71
Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup Berkala Perikanan Terubuk Vol 38 No.1 Februari 2010

Usaha pembenihan ikan mas Sedangkan manfaat dari


hingga saat ini telah berkembang penelitian ini adalah agar mahasiswa
pesat, sejalan dengan pertumbuhan dan para peternak ikan dapat
penduduk. Salah satu mata rantai mengaplikasikan suhu yang
usaha budidaya ikan adalah optimum bagi larva ikan mas.
tersedianya benih yang mencukupi
baik kuantitas maupun kualitas. Metode Penelitian
Walaupun usaha pembenihan ikan Wadah Penelitian
khususnya ikan mas telah lama Wadah yang digunakan
dilakukan, tetapi kebutuhan benih adalah baskom berbentuk bulat
hingga saat ini masih belum dengan volume 20 liter daan diisi air
mencukupi. Salah satu kendala dengan volume 15 liter. Wadah
dalam usaha pembenihan yaitu penelitian sebanyak 9 buah. Setiap
tingkat kelangsungan hidup wadah dilengkapi dengan Water
yangrendah dan pertumbuhan ikan Heater (pemanas air) untuk
yang relative lambat. Diperkirakan mempertahankan suhu agar sesuai
hanya sekitar 3040% kelangsungan perlakuan dan dilengkapi dengan
hidup larva ikan mas dapat dicapai aerasi untuk mempertahankan
setiap satu ekor induk yang oksigen terlarut.
dipijahkan. Kondisi ini salah
satunya disebabkan oleh adanya Ikan Uji
perubahan suhu atau tidak stabilnya Ikan uji yang digunakan
suhu, sehingga larva ikan menjadi adalah larva ikan mas yang berumur
stress dan mati. 7 hari dengan padat tebar setiap bak
Selain itu, tidak stabilnya adalah 50 ekor.
suhu juga mengakibatkan
pertumbuhan larva ikan menjadi Pakan Uji
lambat. Hal ini disebabkan suhu
Pakan uji yang digunakan
sangat berpengaruh terhadap proses
adalah kuning telur untuk sepuluh
metabolisme dan proses metabolisme
hari pertama. Selanjutnya pada
akan berpengaruh terhadap
sepuluh hari kedua, ketiga dan
pertumbuhan ikan.
keempat diberi pakan berupa tepung
Dalam rangka
ikan. Pakan diberikan dengan
meningkatkan kelangsungan hidup
metode ad libitum dengan frekuensi
dan mempercepat proses
pemberian pakan 8 kali sehari
pertumbuhan larva ikan mas, maka
dengan reng waktu 3 jam sekali.
perlu dilakukan penelitian mengenai
suhu terbaik untuk kelangsungan
Prosedur Penelitian
hidup dan pertumbuhan larva ikan
Persiapan Penelitian
mas.
Selama masa persiapan, alat
Tujuan dan Manfaat Penelitian. dan bahan dipersiapkan satu minggu
Tujuan dari penelitian ini sebelum penelitian dimulai.
adalah untuk mengetahui suhu Tahapan-tahapan yang dilakukan
optimum bagi pertumbuhan dan dalam persiapan penelitian antara
kelangsungan hidup larva ikan mas. lain :

72
Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup Berkala Perikanan Terubuk Vol 38 No.1 Februari 2010

 Menyiapkan wadah penelitian a. Pertumbuhan berat relatif


dan mengatur sesuai nomor ikan
pengacakan Wt - Wo
 Mengatur heater untuk mengatur h= x 100%
suhu media penelitian Wo
 Mengadaptasikan ikan uji sesuai Keterangan :
perlakuan media penelitian
 Menyiapkan pakan yang H = Kecepatan pertumbuhan
digunakan dalam penelitian relative
 Mengadaptasi ikan uji dengan Wt = Bobot akhir penelitian
pakan (g)
Wo = Bobot awal penelitian
Pelaksanaan Penelitian (g)
Dalam pelaksanaan penelitian
tahapan yang dilakukan yaitu : b. Pertambahan panjang ikan.
 Memasukkan ikan uji dalam
wadah penelitian dengan cara Menurut Effendie (1978)
menghitung jumlah larva setiap pertambahan panjang dapat
wadah penelitian, agar dihitung dengan menggunakan
jumlahnya sama setiap rumus :
perlakuan. P = Pt - Po
 Mengambil sampel larva dari
bak stok dan diukur panjangnya. Keterangan :
 Memberikan pakan uji dengan
frekuensi 8 kali sehari P = Pertambahan panjang
 Mengontrol kualitas air setiap 5 ikan
hari sekali (pH, oksigen terlarut
dan amonia) sedangkan suhu Pt = Panjang akhir ikan (cm)
pengontrolannya dilakukan
setiap hari.
 Mengamati jumlah larva yang Po = Panjang awal ikan (cm)
mati setiap hari hingga c. Kelangsungan hidup.
penelitian selesai untuk
menghitung tingkat Tingkat kelangsungan hidup
kelangsungan hidup larva dihitung sesuai yang dirumuskan
 Hari terakhir panjang ikan oleh Djajasewaka (1985) :
diukur untuk mengetahui Nt
SR = x 100%
pertumbuhan larva ikan. No
Rancangan percobaan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah Keterangan:
Rancangan Acak Lengkap (RAL) SR = Kelangsungan hidup ikan
dengan tiga perlakuan dan tiga selama percobaan (%)
ulangan. Perlakuan yang digunakan Nt = Jumlah ikan yang hidup
adalah suhu yang berbeda yaitu suhu
26OC; 28OC; 30 OC dan 32 OC. pada akhir penelitian
No = Jumlah ikan pada awal
Variabel Pengamatan penelitian
Variabel-variabel yang Pengukuran kualitas air
dihitung selama penelitian : dilakukan seperti pengukuran suhu
dilakukan setiap hari, pengukuran pH

73
Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup Berkala Perikanan Terubuk Vol 38 No.1 Februari 2010

air, oksigen terlarut dan amoniak Pertumbuhan Berat Relatif (%)


dilakukan setiap 10 hari. Larva Ikan Mas
Berdasarkan hasil penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dilakukan selama tiga puluh
Berdasarkan hasil penelitian hari, diperoleh data pertumbuhan
yang dilakukan, diperoleh data yang berat. Pertumbuhan berat relatif
meliputi data pertumbuhan berat dan larva ikan mas selama penelitian
panjang larva ikan mas, berkisar antara 2933.33-4150.00%.
kelangsungan hidup serta data Rata-rata pertumbuhan relatif larva
parameter kualitas air sebagai data ikan mas selama masa penelitian
penunjang. pada masing-masing perlakuan dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan berat relatif (%) larva ikan mas.
Panjang hari ke- Pertumbuhan Berat
Perlakuan 0 30 Relatif (%)
A 0.006 0.197 3183.33
B 0.006 0.239 3877.78
C 0.006 0.220 3572.22
D 0.006 0.190 3061.11

Pertambahan berat larva ikan penelitian dapat dilihat pada Gambar


mas yang dihasilkan selama 1 berikut ini :

0.25
Pertambahan berat (g)

0.2
0.15
0.1
0.05
0
A B C D
P erlakuan
Gambar 1. Pertambahan berat (g) larva ikan mas
Berdasarkan hasil dengan perlakuan A (suhu 26OC) dan
pertumbuhan berat relatif larva ikan perlakuan D (suhu 32OC). .
mas sesuai tabel 1 dan gambar 1 Berdasarkan hasil
diketahui bahwa perlakuan B (suhu pengamatan selama penelitian dan
28OC ) memberikan hasil tertinggi. analisis polynomial orthogonal dapat
diikuti perlakuan C (suhu 30OC). diketahui bahwa suhu optimum
kemudian perlakuan A (suhu 26OC) untuk larva ikan mas pada suhu :
dan yang terendah perlakuan D (suhu
dy
32OC). Pada perlakuan B (suhu = 2 x(56.597 ) + 3204
28OC) memberikan tingkat dx
pertumbuhan berat relatif larva ikan 3204
dan x = = 28,305
mas yang berbeda sangat nyata 113,194

74
Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup Berkala Perikanan Terubuk Vol 38 No.1 Februari 2010

Berdasarkan hasil analisis persamaan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :

4000
3800
3600
3400
3200
3000
2800 y = -56.597x2 + 3204x - 41537
2600 R2 = 0.434
2400
2200
2000
22 24 26 28 30 32 34
Gambar 2. Hubungan antara pertumbuhan berat (g) larva ikan mas dengan suhu

Berdasarkan Gambar 2, terhadap lingkungan yang kurang


terlihat bahwa titik optimum suhu mendukung tersebut, sehingga dapat
untuk larva ikan mas pada merusak sistem metabolisme atau
28.2985OC, karena pada suhu pertukaran zat. Hal ini dapat
mengganggu pertumbuhan ikan
28.305OC tingkat pertumbuhan larva karena gangguan sistem percernaan.
ikan mas menunjukkan pertumbuhan Menurut Asmawi (1983) bahwa suhu
tertinggi. air mempunyai pengaruh besar
Berdasarkan hasil terhadap pertukaran zat atau
pertumbuhan berat berat (g) larva metabolisme mahkluk hidup di
ikan mas selama penelitian ini perairan. Oleh karena itu
diketahui bahwa pada perlakuan B peningkatan suhu lebih tinggi dapat
(suhu 28OC) memberikan tingkat menghambat pertumbuhan dan
pertumbuhan berat (g) yang berbeda menyebabkan tingginya mortalitas
ikan. Hal ini terlihat pada perlakuan
sangat nyata dengan perlakuan A A dan D yang memperoleh laju
(suhu 26OC). Kondisi ini pertumbuhan berat lebih rendah
menggambarkan bahwa suhu 28OC dibandingkan dengan perlakuan B.
memberikan tingkat pertumbuhan Berdasarkan hasil penelitian
berat yang lebih baik dibandingkan dengan memperhatikan nilai
dengan perlakuan A. Hal ini pertumbuhan berat pada masing-
membuktikan bahwa suhu media masing perlakuan hingga pada akhir
pemeliharaan dapat memberikan laju pengamatan, maka dapat
pertumbuhan yang tinggi padaikan disimpulkan bahwa perlakuan B
dengan suhu media pemeliharaan
larva ikan mas. suhu 28OC merupakan perlakuan
Perbedaan suhu air media yang tertinggi pertumbuhannya dan
dengan tubuh ikan akan merupakan media yang paling baik
menimbulkan gangguan untuk larva ikan mas.
metabolisme. Kondisi ini dapat
mengakibatkan sebagian besar energi
yang tersimpan dalam tubuh ikan
digunakan untuk penyesuian diri

75
Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup Berkala Perikanan Terubuk Vol 38 No.1 Februari 2010

Pertambahan Panjang Larva Ikan Mas panjang mutlak pertambahan panjang


mutlak (cm) larva ikan mas selama
Hasil penelitian yang
penelitian berkisar antara 1.70-2.20
dilakukan selama tiga puluh hari,
cm. Rata-rata pertambahan panjang
diperoleh data pertumbuhan panjang.
Selanjutnya data pertumbuhan larva ikan mas selama masa
penelitian pada masing-masing
panjang akhir dikurangkan dengan
data pertumbuhan panjang awal, perlakuan dapat dilihat pada Tabel
2.
untuk mengetahui pertambahan
Tabel 2. Rata-rata pertambahan panjang (cm) larva ikan mas.

Pertambahan
Panjang hari ke-
Perlakuan
Panjang ikan (cm)
0 30
A 0.30 2.07 1.77
B 0.30 2.40 2.10
C 0.30 2.37 2.07
D 0.30 2.03 1.73

Pertambahan panjang (cm) selama penelitian dapat dilihat pada


larva ikan mas yang dihasilkan Gambar 2 berikut ini :
2.1 2.07
2.5 1.77
Pertambahan Panjang (cm)

1.73
2
1.5
1
0.5
0
A B C D
Perlakuan

Gambar 2. Pertambahan panjang (cm) larva ikan mas

Berdasarkan hasil 32OC). Pada perlakuan B (suhu


pertumbuhan berat relatif dan 28OC) memberikan tingkat
pertambahan panjang larva ikan mas pertumbuhan berat relatif larva ikan
sesuai tabel 2 dan gambar 2 mas yang berbeda sangat nyata
diketahui bahwa perlakuan B (suhu dengan perlakuan A (suhu 26OC) dan
28OC ) memberikan hasil tertinggi, perlakuan D (suhu 32OC).
diikuti perlakuan C (suhu 30OC), Berdasarkan hasil
kemudian perlakuan A (suhu 26OC) pertumbuhan larva ikan mas sesuai
dan yang terendah perlakuan D (suhu tabel 2 dan gambar 2 diketahui

76
Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup Berkala Perikanan Terubuk Vol 38 No.1 Februari 2010

bahwa perlakuan B (suhu 28OC) menurunkan tingkat kelangsungan


memberikan tingkat pertumbuhan hidup.
berat relatif larva ikan mas yang Faktor kualitas lainnya tidak
berbeda sangat nyata dengan menghambat pertumbuhan larva ikan
perlakuan A (suhu 26OC) dan mas, karena berada pada kondisi
perlakuan D (suhu 32OC). Hal ini yang ideal bagi larva ikan mas.
menunjukkan bahwa suhu media Kandungan oksigen terlarut selama
pemeliharaan memberikan tingkat masa penelitian berkisar antara 4.30
pertambahan panjang terhadap larva 5.40 ppm. Kondisi oksigen terlarut
ikan mas, karena suhu erat dengan ini juga cukup mendukung
proses metabolisme sehingga kehidupan ikan selama penelitian.
pertumbuhan ikan akan semakin Menurut Cholik et al. (1986) bahwa
cepat. Sesuai pendapat Cholik et al untuk kehidupan ikan kandungan
(1986) bahwa kenaikan suhu oksigen tidak boleh kurang dari 3
perairan diikuti oleh derajat ppm. Karena kandungan oksigen
metabolisme. Namun kenaikan suhu menurut Lingga (1985) sangat
yang semakin tinggi akan penting untuk kehidupan ikan dan
menurunkian pertumbuhan, karena hewan lainnya untuk bernafas dan
selera makan ikan mempunyai suhu melakukan proses metabolisme
yang optimal. Menurut Djajasewaka tubuh.
dan Djajadireja (1990) menyatakan Berdasarkan hasil penelitian
bahwa suhu optimum untuk selera dengan memperhatikan pertambahan
makan ikan adalah 2527C. panjang larva ikan mas pada masing-
Kondisi ini berbeda dengan hasil masing perlakuan hingga pada akhir
penelitian yang memberikan pengamatan, maka dapat
pertumbuhan lebih baik pada suhu disimpulkan bahwa perlakuan B
suhu 30 OC dibandingkan dengan (suhu 28OC) merupakan perlakuan
suhu 26OC. yang tertinggi pertumbuhannya dan
Pada suhu 32OC pertumbuhan merupakan suhu yang sesuai untuk
berat relatif yang dihasilkan semakin larva ikan mas.
menurun, karena suhu tersebut telah
melebihi kisaran optimal suhu untuk Kelangsungan Hidup.
selera makan ikan. Walupun hukum Kelangsungan hidup
Vant Hoff menyatakan bahwa untuk dinyatakan sebagai persentase
setiap perubahan kimiawi, kecepatan jumlah ikan yang hidup selama
reaksinya naik 23 kali lipat setiap jangka waktu pemeliharaan dibagi
kenaikan suhu sebesar 10C. dengan jumlah ikan yang ditebar
Namun untuk pertumbuhan larva (Effendie, 1978), dan tingkat
ikan mas, kenaikan suhu tersebut kelangsungan hidup merupakan
semakin menurunkan pertumbuhan kebalikan dari tingkat mortalitas.
larva ikan mas. Hal ini selain Data kelangsungan hidup
disebabkan kenaikan suhu yang larva ikan mas selama masa
terlalu tinggi, juga karena pada fase penelitian tiga puluh hari pada setiap
larva ikan sangat sensitif, sehingga perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3
suhu yang terlalu tinggi selain dapat dan Gambar 3
menghambat pertumbuhan juga akan

77
Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup Berkala Perikanan Terubuk Vol 38 No.1 Februari 2010

Tabel 3 Kelangsungan hidup (%) larva ikan mas selama masa penelitian.
Pengamatan hari ke
Perlakuan
0 30
A 100 58,67
B 100 65,33
C 100 62,67
D 100 50,00

100
Kelangsungan hidup (%)

90
65.33 62.67
80 58.67
70 50
60
50
40
30
20
10
0
A B C D
Perlakuan
Gambar 3. Grafik kelangsungan hidup (%) larva ikan mas

Sesuai Tabel 3 dan Gambar 3 penelitian ini disebabkan ukuran


tingkat kelangsungan hidup untuk larva ynag masih kecil sehingga
perlakuan A sebesar 5867 %, sangat rentan terhadap perubahan
perlakuan B sebesar 6533 %, kondisi media seperti perubahan
perlakuan C sebesar 6267 % dan kualitas air walaupun perubahan
perlakuan D sebesar 5000 %. tersebut sangat kecil. Cholik et al,
Berdasarkan tabel 3 dan (1986) menyatakan bahwa kualitas
gambar 3 diketahui bahwa air yang digunakan untuk budidaya
kelangsungan hidup tertinggi pada merupakan faktor (variabel) yang
perlakuan B, diikuti perlakuan C, mempengaruhi kelangsungan hidup,
kemudian perlakuan A dan yang perkembangbiakan, pertumbuhan
terendah perlakuan D. atau produksi ikan.
Tingkat kelangsungan hidup Fase larva merupakan masa
larva ikan mas masih cukup rendah, kritis bagi ikan, sehingga tingkat
karena tingkat kelangsungan mortalitas tertinggi terjadi pada fase
hidupnya di bawah 70 %. larva. Walaupun kondisi kualitas air
Rendahnya tingkat kelangsungan relatif normal dan pakan mencukupi,
hidup larva ikan mas dalam tingkat mortalitas larva sering kali

78
Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup Berkala Perikanan Terubuk Vol 38 No.1 Februari 2010

masih tinggi. Apalagi bila kondisi budidaya adalah netral atau sedikit
kualitas air tidak mendukung dan alkalis dengan pH antara 7.08.0.
pakannya tidak mencukupi baik Cholik, et al (1986) juga mengatakan
kualitas maupun kuantitasnya. bahwa bila pH air kolam sekitar 6.5
Kelangsungan hidup larva 9.0 pada waktu siang hari adalah
ikan mas dalam penelitian ini masih kondisi yang baik untuk produksi
cukup baik bila dibandingkan dengan ikan. Begitu pula halnya dengan
hasil pemeliharaan larva di unit kondisi amoniak, yaitu berkisaran
pembenihan rakyat, sesuai informasi antara 0.020.03 ppm. Konsentrasi
petani ikan tingkat kelangsungan amoniak dalam wadah selama masa
hidupnya di bawah 50%. (dari penelitian berada dalam kisaran yang
300.000 ekor larva menjadi 20.000 rendah. Menurut Wardoyo (1975)
40.000 ekor). Hal ini terutama bahwa batas toleransi amoniak dalam
disebabkan oleh suhu yang tidak air berkisar antara 0.10.3 ppm.
stabil. Pada siang sampai sore hari Berdasarkan hasil
suhu air dapat mencapai 2830OC, pengamatan dan analisis data
tetapi pada malam hingga pagi hari menunjukkan bahwa tingkat
suhu air dapat turun hingga di bawah kelangsungan hidup sangat
25OC. dipengaruhi oleh suhu air.
Selain itu pada umumnya Berdasarkan hasil di atas, berarti
tingkat kelangsungan hidup yang perlakuan B (suhu 28OC) merupakan
rendah juga disebabkan oleh suhu terbaik, karena selain
kandungn oksigen terlarut yang memberikan pertumbuhan berat dan
rendah. Hal ini terlihat pada benih panjang tertinggi juga memberikan
ikan yang sering mengapung pada tingkat kelangsungan hidup tertinggi.
pagi hari dengan posisi mulut berada
di permukaan air. Sesuai pendapat
Soeseno (1978) bahwa pada KESIMPULAN
umumnya perairan yang Kesimpulan
mengandung oksigen 5 mg/liter pada
suhu air yang bergoncang antara 20 Berdasarkan hasil
30C, masih dapat dipandang sebagai pengamatan dan analisis data
air yang cukup baik untuk kehidupan diperoleh :
ikan-ikan (derajad kejenuhan oksigen a. Berdasarkan hasil analisis
pada suhu tersebut antara 79 polynomial orthogonal,
mg/liter). diperoleh persamaan Y = -
2
Selain oksigen terlarut, 56.597x + 3204x - 41537 dan
kondisi pH air dan amoniak juga diketahui bahwa suhu optimal
sangat mendukung kelangsungan untuk pemeliharaan larva ikan
hidup larva ikan mas. Hasil mas yaitu suhu 28,305OC.
pengamatan pH air media penelitian b. Berdasarkan hasil penelitian
selama masa penelitian diperoleh dengan memperhatikan
6.06.5. Hal ini membuktikan pertumbuhan berat relatif (%)
bahwa kisaran pH selama masa dan pertambahan panjang larva
penelitian berada dalam kisaran yang ikan mas pada masing-masing
normal. Sesuai pendapat Huet perlakuan hingga pada akhir
(1975) bahwa air yang baik untuk pengamatan, maka dapat
disimpulkan bahwa perlakuan B

79
Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup Berkala Perikanan Terubuk Vol 38 No.1 Februari 2010

(suhu 28OC) merupakan Perpustakaan Pertanian dan


perlakuan yang tertinggi Komunikasi Penelitian
pertumbuhannya dan merupakan Bogor.
suhu yang sesuai untuk larva
ikan mas. Cholik. F., Artati dan R.Arifudin.,
c. Tingkat kelangsungan hidup 1986. Pengelolaan kualitas
larva ikan mas pada perlakuan A air kolam. INFIS Manual seri
sebesar 58.67%, perlakuan B nomor 26. Dirjen Perikanan.
sebesar 65.33%, perlakuan C Jakarta. 52 hal.
sebesar 62.67% dan perlakuan D
sebesar 50.00%.. Djajasewaka., 1985. Pakan Ikan.
d. Selama masa penelitian pH air (Makanan Ikan). Yasaguna.
6.06.5 dan oksigen terlarut Jakarta. 55 hal.
berkisar antara 4.305.00 ppm
serta amoniak berkisar antara Djajasewaka dan Djajadiredja. R.,
0.020.03. Kondisi kualitas air 1990. Budidaya Ikan di
selama penelitian cukup Indonesia. Cara
mendukung untuk pemeliharaan Pengembangannya. Badan
larva ikan mas. Litbang Pertanian. Lembaga
Penelitian perikanan Darat.
Jakarta. 48 hal.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie. M.I., 1978. Biologi
Afrianto. E, dan Livawaty. E, 1992. Perikanan. Diktat Pengantar
Beberapa Metode Budidaya Perkuliahan. Fakultas
Ikan. Penerbit Kanesus, Perikanan IPB. Bogor. 79
Yokyakarta. 103 halaman hal.

Armayadi., 1997. Pemberian Jumlah Eglal. O.A, .M. Nour, and K.D.
Pakan yang Berbeda Guenter. 1989. Kebutuhan
Terhadap Pertumbuhan Benih Gizi Ikan Mas (Karper)
Jelawat (Leptobarbus Blkr) di (Cyprinus carpio) P.45-65.
Hapa Dalam Kolam. Skripsi. Dalam A.Bittner (Editor).
Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya air. Yayasan Obor
perikanan. Universitas Indonesia. 135 hal.
Muhammadiyah Pontianak.
81 hal. Hanafiah, K.A. 1993. Rancangan
Percobaan Teori dan
Asmawi, S. 1985. Ekologi Ikan. Aplikasi PT. Raja Grapindo
Fakultas Perikanan Unlam. Persada, Jakarta. 53 hal.
Penerbit MEDIA KAMPUS
Banjarmasin. 105 hal. Jangkaru. Z., 1974. Makanan Ikan.
LPPD. Bogor. 57 hal
Balai Informasi Pertanian
Kalimantan Selatan., 1994. -------------., 1995. Pembesaran ikan
Budidaya beberapa ikan local air tawar di berbagai
air tawar. Kerjasama Pusat

80
Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup Berkala Perikanan Terubuk Vol 38 No.1 Februari 2010

lingkungan pemeliharaan. Soeseno. R.S., 1978. Beternak dan


Penebar Swadaya. 49 hal. memelihara ikan air tawar.
SUPM Bogor. 176 hal.
Lingga. P., 1985. Ikan Mas Dalam
Kolam Air deras. Penebar Sudjana, 1992. Metode Statistika.
Swadaya. Jakarta. 63 hal. Tarsito, Bandung. 508 hal.
Mudjiman, A., 1985. Makanan Ikan. Susanto., 1995. Teknik Kawin Suntik
Penebar Swadaya. Jakarta. 54 Ikan Ekonomis. Penebar
hal Swadaya. Jakarta. 98 hal.
Najiyati. S., 1992. Memelihara Lele Susanto dan Rochdianto. A., 1997.
Dumbo di kolam taman. Kiat Budidaya Ikan Mas di
Penebar Swadaya. 49 hal. Lahan Kritis. Penebar
Saanin. H., 1994. Taksonomi dan Swadaya. Jakarta.
Kunci Identifikasi Ikan. Jilid Tang, U.M., 2003. Teknik Budidaya
IV. Bina Cipta. Bandung. 256 Ikan Baung. Penerbit
hal. Kanisius. Yogyakarta. 47
hal.
Schmittou. H.R., 1987. Budidaya
Karamba. Satu metode Wardoyo., S.T.H., 1975. Pengelolaan
produksi ikan di Indonesia. Kualitas Air. IPB. Bogor. 41
125 hal. hal.

81

Anda mungkin juga menyukai