BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1.2Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mikrobiologi.
2. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek dalam mikrobiologi
sediaan & bahan farmasi.
3. Untuk mengetahui pengaruh ekologi dari mikroba yang
berpotensi pada bidang industri farmasi, dan Lingkungannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tanah
Tanah merupakan sumber yang kaya akan
mirkoorganisme. Kebanyakan mikroorganisme di sini
bersifat apatogfen bagi manusia. Bakteri pathogen yang
terdapat di tanah adalah: Clostridium tetani, Clostridium
perfringens, Clostridium botulinum, Bacillus anthracis.
2. Air
Kebanyakan air tawar dan laut mengandung
mikroorganisme. Mikroorganisme pathogen di air adalah:
Salmonella dan Shigella sp., Vibrio cholrae, Legionella,
Entamoeba histolytica, Escherichia coli.
3. Udara
Walaupun mikroorganisme sering ditemukan di udara,
namun tidak berkembang biak di udara. Udara dalam
ruangan mungkin mengandung bakteri dan virus pathogen
yang berasal dari kulit, tangan, pakaian dan terutama dari
saluran napas atas manusia.
4. Manusia
Susu dari sapi normal yang diperah secara asepsis masih
mengandung 100 1000 mikroorganisme non pathogen per
milliliter, dan kadang terdapat mikroorganisme pathogen
yang mungkin berasal dari sapi yang sakit atau dari proses
pemerahan, seperti: Mycobacterium tuberculosis,
Salmonella, Streptococcus, Corynebacterium diptheriae,
Shigella, Brucella dan Staphylococcus penyebab keracunan
makanan.
c. Peronalia/pekerjaan
Mikroorganisme dapat pindah ke dalam preparat farmasi
pada proses pengerjaan oleh para pekerja(operator). Hal
tersebut tidak diinginkan pada sediaan tablet dan serbuk-
serbuk pada pembuatan larutan dan suspensi. Lebih-lebih
pada sediaan parental. Sebagai contoh adalah flora kulit
seperti Staphylococcus aureus yang umumnya terdapat pada
tangan dan wajah, tidak keluar atau tercuci pada saat
dilakukan pencucian. Disamping itu, juga sering ada bakteri
lain seperti Sarcina Sp. dipteroid, kadang-kadang juga
ditemuakan bakteri gram negative berbentuk batang seperti
Mina Sp. dan Alcaligenes sp. penghuni tempat-tempat yang
lembab. Keadaan yang lembab pada kulit yang berminyak dan
mengandung lapisan seperti lilin sering terdapat Khamir
lipofilik.
Bahaya pemindahan mikroorganisme dari manusia
ke sediaan farmasi, dapat dikurangi dengan latihan yang
kontinyu dari personalianya, serta dilakukan pengecekan
kesehatan yang teratur untuk mencegah adanya bakteri
pathogen yang berasal dari kontak dengan beberapa hasil
jadi dari obat-obtan.
d. Bahan yang digunakan
Pengemasan bahan mempunyai peran ganda, keduanya
mempunyai tujuan untuk mengis hasil olahan dan melindungi
masuknya mikroorganisme atau air yang dapat merusak
produk tersebut, oleh karena itu sumber pencemar tersebut di
usahakan jangan ikut dalam kemasan. Mikroflora pada
pengemasan bahan-bahan adalah tergantung dari komposisi
dan kondisi penyimpanan. Hal ini perlu mendapat
pertimbangan perlu tidaknya tindakan sterilisasi.
Baik gelas maupun plastic sebagai bahan
pengemasan masih dapat membawa berbsgsi jenis mikroflora,
hanya saja bahwa kemasan plastik jumlah mikrofloranya lebih
sedilkit, tetapi kemungkinannya masih mengandung sejumlah
spora mikrooranisme.
Bahan-bahan pengemaas yang halus, kedap air,
bebas dari retakan dan celan seperti selulosa aseta,
polytetraethylen, polyprophylen, polyvinyl chloride dan kertas
perak dan pelapis., semuanya memiliki jumlah
mikroorganisme yang rendah pada permukaannya.
Pengemasan sediaan injeksi dan obat mata yang
dibuat dengan cara aseptis yaitu tidak dilakukan sterilisasi
akhir , perlu dijaga selama proses pembuatannya. Sterilisasi
udara kering dengan menggunakan suhu 160-170 0 C
digunakan untuk vial-vial dan ampul-ampul. Pengisian dan
penutupan juga dapat dibebas hamakan dengan menggunakan
uap panas, secara kimiawi, gas etilen, oksida atau
menggunakan gas formledida atau dengancara penyinaran,
namun demikian perlu juga diperhatikan pengrusakan atau
perhilangan pirogen dari sediaan tersebut.
e. Perlindungan pakaian
Ruangan untuk pembuatan sediaan-sediaan injeksi dan
sediaan mata dan telinga biasanya dirancang khusus yang
memiliki fasilitas pembersihan dengan kran-kran untuk
mencuci kaki atau anggota badan lainnya, dan pekerja, sabun-
sabun antiseptik dan pengering tangan dengan udara panas
yang dilakukan sebelum memasuki ruangan oleh para pekerja
pada setiap proses pengerjaan. Dalam pabrikasi terhadap
beberapa produk harus menggunakan pakaian pelindung
steril termasuk gowns, celana panjang, sepatu, penutup kepala,
masker wajah serta sarung tangan.
B. SARAN