Ruang lingkup kajian filsafat pendidikan Islam juga meliputi masalah-masalah yang
berhubungan dengan sistem pendidikan itu sendiri. Adapun komponen-komponen yang
termasuk dalam sistem pendidikan Islam itu, antara lain dasar yang melandasi
pembentukan sistem tersebut. Lalu tujuan yang akan dicapai oleh pendidikan Islam.
Untuk mencapai tujuan dimaksud, maka perlu ada rumusan mengenai siapa yang
dididik, siapa pelaksannya, bagaimana cara penyelengaraannya, sarana dan prasarana
apa yang diperlukan, materi apa yang diberikan, bagaimana caranya, kondisi apa yang
perlu diciptakan, serta bagaimana mengukur tingkat pencapainya.
Dengan demikian ruang lingkup kajian filsafat pendidikan Islam adalah identik dengan
Islam itu sendiri. Mencakup semua aspek kehidupan manusia secara menyeluruh yang
terkait dengan maslah pendidikan.
Filsafat Pendidikan Islam adalah pengetahuan yang membahas segala persoalan yang
menyangkut kependidikan yang bersumber pada ajaran Islam, dengan maksud
memperoleh jawaban, dan selanjutnya dipergunakan sebagai arah pelaksanaan dan
pengembangan pendidikan Islam agar berdampak positif bagi kehidupan umat Islam.[6]
Filsafat Pendidikan Islam secara struktural merupakan bagian dari filsafat Islam dan
secara fungsional tidak terlepas dari pendidikan Islam, mempunyai peran dan tujuan
tertentu yang terkait dengan Islam sebagai system agama yang universal. Tujuan dan
peranan filsafat pendidikan Islam, setidaknya diarahkan pada dua sisi. Pertama,
pengembangan konsep-konsep filosofis tentang pendidikan Islam yang implikasinya
menghasilkan teori-teori baru yang akan dikembangkan ilmu pendidikan Islam. Kedua,
yaitu perbaikan dan pembaruan serta pengembangan pelaksanaan pendidikan Islam.[7]
a. Menurut Arifin, Filsafat Pendidikan Islam pada hakekatnya adalah konsep berpikir
tentang kependidikan yang bersumberkan ajaran Islam tentang hakikat kemampuan
manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia
muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia
harus dibina menjadi hamba Allah swt. yang berkepribadian demikian. Sarana dan
upaya apa sajakah yang dapat mengantarkan pencapaian cita-cita demikian, dan
sebagainya.
b. Menurut Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam adalah studi tentang pandangan
filosofis dan sistem dan aliran filsafat dalam islam terhadap masalah-masalah
kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan manusia muslim dan umat islam. Selain itu Filsafat Pendidikan Islam
mereka artikan pula sebagai penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat
Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat islam yang selanjutnya
memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat
Islam.
c. Hasan Langgulung, mengemukakan bahwa Filsafat Pendidikan Islam adalah sejumlah
prinsif kepercayaan dan premis yang diambil dari ajaran Islam atau sesuai dengan
semangatnya dan mempunyai kepentingan terapan dan bimbingan dalam usaha
pendidikan.
d. Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam adalah perenungan-perenungan
mengenai apa sesungguhnya Pendidikan Islam itu dan bagaimana usaha-usaha
pendidikan dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan hukum-hukum Islam.
e. Abuddin Nata mendefinisikan Filsafat Pendidikan Islam sebagai suatu kajian filosofis
mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang
didasarkan pada al-Quran dan al-Hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para
ahli khususnya filosof muslim sebagai sumber sekunder. Selain itu, Filsafat
Pendidikan Islam dikatakan Abuddin Nata suatu upaya menggunakan jasa filosofis,
yakni berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal tentang masalah-
masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode
dan lingkungan dengan menggunakan al-Quran dan al-Hadis sebagai dasar
acuannya.[8]
Selain kegunaan yang tersebut di atas filsafat pendidikan Islam juga sebagai proses kritik-
kritik tentang metode-metode yang digunakan dalam proses pendidikan Islam, sekaligus
memberikan arahan mendasar tentang bagaimana metode tersebut harus
didayagunakan atau diciptakan agar efektif untuk mencapai tujuan. Lebih lanjut
Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam harus bertugas dalam 3
dimensi, yakni:[9]