Anda di halaman 1dari 6

A. Filsafat Pendidikan Islam.

1. Hakikat dan Tujuan Filsafat Pendidikan Islam.


Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya berada pada permasalahan-
permasalahan dari ketiga factor yaitu: a) hakikat penciptaan, b) akhlak mulia, dan c)
tugas khalifah yang diamatkan pada manusia. Disini terlihat, bahwa filsafat pendidikan
Islam tak dapat dilepaskan kaitannya dengan nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri. Menurut
Khursyid Ahmad, pendidikan adalah suatu bagian yang tak dapat dipisahkan dari
kebudayaan masyarakat dan sebagai alat untuk memajukan masyarakat itu sendiri. Pada
dasarnya setiap system pendidikan terdiri dari seperangkat cita-cita kemasyarakatan,
norma dan nilai-nilai tertentu, dan didasarkan pada pandangan hidup dan kebudayaan
tertentu.
Dalam pandangan Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, filsafat pendidikan ialah
pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam pendidikan. Titik berat filsafat
pendidikan adalah pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang
menjadi dasar filsafat dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara praktis.
Dengan demikian ruang lingkup kajian filsafat pendidikan Islam mencakup prinsip dan
kepercayaan yang menjadi dasar filsafat itu sendiri, serta faktor-faktor yang
berhubungan dengan upaya penyelesaian pendidikan Islam. Selanjuatnya Omar
Mohhammad al-Toumy al-Syaibany, mengemukakan lima prinsip dasar dalam kajian
filsafat pendidikan Islam. Kelima prinsip dasar tersebut mencakup:
a. Pandangan Islam terhadap jagat raya.
b. Pandangan Islam terhadap manusia.
c. Pandangan Islam terhadap masyarakat.
d. Pandangan Islam terhadap pengetahuan manusia.
e. Pandangan Islam terhadap akhlak.

Ruang lingkup kajian filsafat pendidikan Islam juga meliputi masalah-masalah yang
berhubungan dengan sistem pendidikan itu sendiri. Adapun komponen-komponen yang
termasuk dalam sistem pendidikan Islam itu, antara lain dasar yang melandasi
pembentukan sistem tersebut. Lalu tujuan yang akan dicapai oleh pendidikan Islam.
Untuk mencapai tujuan dimaksud, maka perlu ada rumusan mengenai siapa yang
dididik, siapa pelaksannya, bagaimana cara penyelengaraannya, sarana dan prasarana
apa yang diperlukan, materi apa yang diberikan, bagaimana caranya, kondisi apa yang
perlu diciptakan, serta bagaimana mengukur tingkat pencapainya.

Dengan demikian ruang lingkup kajian filsafat pendidikan Islam adalah identik dengan
Islam itu sendiri. Mencakup semua aspek kehidupan manusia secara menyeluruh yang
terkait dengan maslah pendidikan.

Filsafat Pendidikan Islam adalah pengetahuan yang membahas segala persoalan yang
menyangkut kependidikan yang bersumber pada ajaran Islam, dengan maksud
memperoleh jawaban, dan selanjutnya dipergunakan sebagai arah pelaksanaan dan
pengembangan pendidikan Islam agar berdampak positif bagi kehidupan umat Islam.[6]

Filsafat Pendidikan Islam secara struktural merupakan bagian dari filsafat Islam dan
secara fungsional tidak terlepas dari pendidikan Islam, mempunyai peran dan tujuan
tertentu yang terkait dengan Islam sebagai system agama yang universal. Tujuan dan
peranan filsafat pendidikan Islam, setidaknya diarahkan pada dua sisi. Pertama,
pengembangan konsep-konsep filosofis tentang pendidikan Islam yang implikasinya
menghasilkan teori-teori baru yang akan dikembangkan ilmu pendidikan Islam. Kedua,
yaitu perbaikan dan pembaruan serta pengembangan pelaksanaan pendidikan Islam.[7]

Secara keseluruhan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Filsafat


Pendidikan Islam adalah upaya berpikir filosofis dalam mengubah tingkah laku individu
dengan proses bimbingan terhadap rohani dan jasmani dalam kehidupan pribadi atau
masyarakat dan alam sekitarnya melalui proses pendidikan dengan dilandasi nilai-nilai
Islam yang bersumber pada ajaran Islam. Sederhananya Filsafat Pendidikan Islam adalah
upaya berfikir filosofis tentang realitas kependidikan yang bersumber pada ajaran Islam.

Adapun pengertian filsafat Pendidikan Islam menurut bebebrapa pakar filsafat


pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

a. Menurut Arifin, Filsafat Pendidikan Islam pada hakekatnya adalah konsep berpikir
tentang kependidikan yang bersumberkan ajaran Islam tentang hakikat kemampuan
manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia
muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia
harus dibina menjadi hamba Allah swt. yang berkepribadian demikian. Sarana dan
upaya apa sajakah yang dapat mengantarkan pencapaian cita-cita demikian, dan
sebagainya.
b. Menurut Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam adalah studi tentang pandangan
filosofis dan sistem dan aliran filsafat dalam islam terhadap masalah-masalah
kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan manusia muslim dan umat islam. Selain itu Filsafat Pendidikan Islam
mereka artikan pula sebagai penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat
Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat islam yang selanjutnya
memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat
Islam.
c. Hasan Langgulung, mengemukakan bahwa Filsafat Pendidikan Islam adalah sejumlah
prinsif kepercayaan dan premis yang diambil dari ajaran Islam atau sesuai dengan
semangatnya dan mempunyai kepentingan terapan dan bimbingan dalam usaha
pendidikan.
d. Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam adalah perenungan-perenungan
mengenai apa sesungguhnya Pendidikan Islam itu dan bagaimana usaha-usaha
pendidikan dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan hukum-hukum Islam.
e. Abuddin Nata mendefinisikan Filsafat Pendidikan Islam sebagai suatu kajian filosofis
mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang
didasarkan pada al-Quran dan al-Hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para
ahli khususnya filosof muslim sebagai sumber sekunder. Selain itu, Filsafat
Pendidikan Islam dikatakan Abuddin Nata suatu upaya menggunakan jasa filosofis,
yakni berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal tentang masalah-
masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode
dan lingkungan dengan menggunakan al-Quran dan al-Hadis sebagai dasar
acuannya.[8]

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Filsafat Pendidikan


Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam
kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Quran dan al Hadist sebagai sumber
primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber
sekunder. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan
adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang
dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal, bebas, tanpa batas
etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya.

2. Problem Pokok Filsafat Pendidikan Islam.


Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Proses
pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan
kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Lodge
mengatakan bahwa seluruh proses dan kehidupan manusia adalah proses pendidikan
segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan dan memberikan pendidikan
baginya.
Kependidikan memiliki ruang lingkup yang luas, karena menyangkut seluruh aspek hidup
dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, ada banyak permasalah pendidikan yang
dihadapi. Permasalahan pendidikan ada yang sederhana yang menyangkut praktik dan
pelaksanaan sehari-hari, tetapi ada pula di antaranya yang menyangkut masalah ang
bersifat mendasar dan mendalam, sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain dalam
memecahkannya. Bahkan pendidikan juga banyak menghadapi persoalan-persoalan
yang tidak mungkin terjawab dengan menggunakan analisa ilmiah semata-mata, tetapi
memerlukan analisa dan pemikiran yang mendalam, yaitu analisa filsafat.
Beberapa contoh permasalahan pendidikan yang memerlukan analisa filsafat dalam
memahami dan memecahkannya adalah:
1) Apakah pendidikan bermanfaat atau berguna membina kepribadian manusia atau
tidak? Apakah potensi hereditas yang menentukan kepribadian ataukah faktor luar?
Mengapa anak yang potensi hereditasnya relatif baik, tanpa pendidikan dan
lingkungan yang baik tidak mencapai perkembangan kepribadian sebagaimana
diharapkan?
2) Apakah tujuan pendidikan itu sesungguhnya? Apakah pendidikan berguna bagi
individu sebdiri atau untuk kepentingan sosial; apakah pendidikan itu dipusatkan
pada pembinaan manusia pribadi atau masyarakat?
3) Apakah hakikat masyarakat itu dan bagaimanakah kedudukan individu di dalam
masyarakat?
4) Untuk mencapai tujuan pendidikan yang ideal, apakah pendidikan yang diutamakan,
yang relevan dengan pembinaan kepribadian sehingga cakap memangku suatu
jabatan di masyarakat?
5) Bagaimana asas penyelengaraan pendidikan yang baik, sentralisasi, desentralisasi
atau otonomi?
Masalah-masalah tersebut hanyalah sebagian dapi problematika pendidikan, yang dalam
pemecahannya memerlukan usaha-usaha pemikiran yang mendalam dan sistematis.
Dalam memecahkan masalah tersebut, analisa filsafat menggunakan berbagai macam
pendekatan yang sesuai dengan permasalahannya. Di antaranya pendekatan yang
digunakan antara lain:
1) Pendekatan secara spekulatif
Pendekatan ini disebut juga pendekatan reflektif, yang berrati memikirkan,
mempertimbangkan, juga membayangkan dan menggambarkan. Dengan teknik
pendekatan ini, dimaksudkan adalam memikirkan, mempertimbangkan, dan
menggambarkan tentang sesuatu obyek untuk mencari hakikat yang sebenarnya.
Masalah pendidikan memang berhubungan dengan hal-hal yang harus diketahui
hakikatnya, seperti apakah hakikat mendidik dan pendidikan, hakikat manusia, hakikat
manusia, masyarakat, kepribadian, kurikulum, kedewasaan, dan sebagainya.
2) Pendekatan normatif
Yaitu nilai atau aturan dan ketentuan yang berlaku dan dijunjung tinggi dalam hidup dan
kehidupan, juga merupakan masalah kependidikan. Dengan pendekatan ini, diharapkan
untuk berusaha memahami nilai-nilai norma yang berlaku dalam hidup dan kehidupan
manusia dalam proses kehidupan, serta bagaimana hubungan nilai dan norma tersebut
dengan pendidikan. Sehingga dapat dirumuskan petunjuk-petunjuk ke arah mana usaha
pendidikan akan diarahkan.
3) Pendekatan analisa konsep
Artinya, pengertian, atau tangkapan seseorang terhadap suatu obyek. Setiap orang
memiliki pengertian atau penangkapan yang berbeda-beda mengenai suatu hal yang
sama. Dengan pendekatan ini, diharapkan untuk memahami konsep dari para ahli
pendidikan tentang bagaimana masalah yang berhubungan dengan pendidikan.
4) Analisa ilmiah
Sasaran pendekatan ini adalah masalah-masalah kependidikan yang aktual, yang
menjadi problema di masa kini. Dengan menggunakan metode-metode ilmiah, dapat
didiskripsikan dan kemudian dipahami permasalah-permasalahan yang hidup dalam
masyarakat dan dalam proses pendidikan serta aktivitas yang berhubungan dengan
pendidikan.

Selanjutnya, menurut Harry Schofield, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Bernadib


dalam bukunya Filsafat Pendidikan, menekankan bahwa analisa filsafat terhadap
masalah-masalah pendidikan digunakan dua macam pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan filsafat historis
Yaitu dengan cara mengadakan deteksi dari pertanyaan-pertanyaan filosofis yang
diajukan, mana-mana yang telah mendapat jawaban dari para ahli filsafat sepanjang
sejarah. Dari jawaban-jawaban yang ada, dapat dipilih jawaban mana yang sekiranya
sesuai dan dibutuhkan.
2) Pendekatan filsafat kritis
Yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis dan diusahakan
jawabannya secara filosofis pula. Analisa dalam pendekatan filsafat kritis adalah:
1) Analisa bahasa (linguistik)
Analisa bahasa adalah usaha untuk mengadakan interpretasi yang menyangkut
pendapat-pendapat mengenai makna yang dimilikinya.
2) Analisa konsep
Sedangkan analisa konsep adalah suatu analisa mengenai istilah-istilah (kata-kata) yang
mewakili gagasan.
3. Manfaat Filsafat Pendidikan Islam.
Adapun kegunaan atau manfaat filsafat pendidikan Islam menurut Omar Mohammad al-
Toumy al-Syaibani misalnya mengemukakan tiga kegunaan atau manfaat dari
mempelajari filsafat pendidikan Islam, antara lain:
1. Dapat menolong para perancang pendidikan dan yang melaksanakannya dalam
suatu negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses pendidikan.
2. Dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti menyeluruh.
3. Akan menolong dalam memberikan pendalaman pikiran bagi factor-faktor spiritual,
kebudayaan, social, ekonomi dan politik di negara kita.

Sedangkan menurut Mohammad Athiyah Abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan


Islam telah menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam yang diuraikan
dalam At Tarbiyah Al Islamiyah Wa Falsafatuha yaitu :

1. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. Islam menetapkan bahwa


pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.
2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam tidak
hanya menaruh perhatian pada segi keagamaan saja dan tidak hanya dari segi
keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian kepada keduanya sekaligus.
3. Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui dan
memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai ilmu. Dan juga agar
menumbuhkan minat pada sains, sastra, kesenian, dalam berbagai jenisnya.
4. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis, dan perusahaan supaya ia dapat
mengusai profesi tertentu, teknis tertentu dan perusahaan tertentu, supaya dapat ia
mencari rezeki dalam hidup dengan mulia di samping memelihara dari segi
kerohanian dan keagamaan.
5. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan.
Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak, atau sprituil
semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada segi-segi kemanfaatan pada tujuan-
tujuan, kurikulum, dan aktivitasnya. Tidak lah tercapai kesempurnaan manusia tanpa
memadukan antara agama dan ilmu pengetahuan.

Selain kegunaan yang tersebut di atas filsafat pendidikan Islam juga sebagai proses kritik-
kritik tentang metode-metode yang digunakan dalam proses pendidikan Islam, sekaligus
memberikan arahan mendasar tentang bagaimana metode tersebut harus
didayagunakan atau diciptakan agar efektif untuk mencapai tujuan. Lebih lanjut
Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam harus bertugas dalam 3
dimensi, yakni:[9]

1. Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan


pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam.
2. Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut.
3. Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan tersebut.
B. Ilmu Pendidikan Islam.
1. Dasar-dasar Pendidikan Islam.
2. Lembaga Pendidikan Islam.
3. Sistem Pendidikan Islam.
C. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.
1. Karakteristik Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah.
2. Strategi Mendidik Peserta Didik Usia Sekolah.
3. Prinsip Dasar Memberikan Layanan dan Bimbingan Peserta Didik.
D. Perencanaan Pembelajaran.
1. Pertimbangan Dan Prinsip Dalam Menyusunan Rencana Pembelajaran.
2. Strategi Menyusun Rencana Program Tahunan dan Program Semester.
3. Strategi Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai