Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR


PERIODE SEPTEMBER NOVEMBER 2017

I. PENDAHULUAN

Angka infeksi di rumah sakit di Negara berkembang bervariasi menurut jenis


infeksi, antara lain Infeksi Saluran kemih (ISK) yang dapat terjadi pada 25% pasien
yang menggunakan kateter urine, Infeksi luka operasi (ILO) yang dapat mencapai
12% dari seluruh pasien bedah (Damani, 2003); Ventilator Associated Pneumonia
(VAP) berkisar antara 35%; Infeksi Aliran darah Primer (IADP) berkisar antara 5-
14% dengan indisen 15-20 kejadian / 1000 hari pasang (Mayhall,2004).

Untuk mengetahui angka kejadian dan pola infeksi rumah sakit yang timbul pasda
pasien yang dirawat di RS Bhayangkara Denpasar maka diperlukan suatu
kegiatan surveilans.

Surveilans infeksi Rumah Sakit di Rumah Sakit Bhayangkara Denpasar telah


dilaksanakan mulai sejak tahun 2017 secara komprehensif. dalam proses
pelaksanaan kegiatannya , surveilans terus menerus disempurnakan agar angka
infeksi yang diperoleh dapat menunjukkan angka sebenarnya, antara lain dengan
melakukan surveilans aktif sejak semester kedua tahun 2017 yang dilakukan oleh
Infection Prevention And control Nurse (IPCN).

Sehubungan dengan pentingnya peranan surveilans dalam program pencegahan


dan pengendalian infeksi, maka pedoman ini disiapkan bagi petugas kesehatan di
Rs Bhayangkara Denpasar khususnya anggota Tim pencegahan dan
pengendalian infeksi untuk membuat program dan melaksanakan surveilans
infeksi rumah sakit.

1
II. TUJUAN
1. Memperoleh data infeksi
2. Menurunkan angka kejadian infeksi
3. Mengidentifikasi kejadian luar biasa (Outbreak)
4. Menilai keberhasilan program PPI
5. Meyakinkan petugas kesehatan RS Bhayangkara Denpasar untuk
melakukan tindakan preventif yang direkomendasikan oleh Tim PPI

III. SASARAN
1. Diperolehnya nilai infeksi endemis
2. Menurunnya angka infeksi nosokomial
3. Teridentifikasinya kejadian luar biasa (outbreak)
4. Terlaksananya program PPI sesuai jadwal
5. Terlaksananya tindakan preventif yang direkomendasikan Tim PPI

IV. RUANG LINGKUP


Instalasi rawat Inap, Intensif care unit

V. WAKTU PELAKSANAAN
Bulan September - November 2017

VI. PELAKSANAAN SURVEILANS

1. IPCN melakukan kunjungan ke ruang rawat inap sesuai target surveilans


setiap hari kerja dan mengumpulkan data pasien menggunakan alat
invasive (Intra Venous Line, dan Urine Cateter) dengan mengisi formulir
surveilans harian infeksi rumah sakit.
Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi, maka diperlukan data-data
sekunder sebagai pendukung antara lain: formulir survey infeksi rumah
sakit, data rekam medis, catatan hasil pemeriksaan penunjang
(laboratorium dan radiologi), dan wawancara dengan pasien/ keluarga
pasien
Setelah dilengkapi dengan data pendukung , selanjutnya dilakukan
pengkajian oleh Tim PPI
Hasil pengkajian kemudian disampaikan ke unit terkait dalam bentuk
rekomendasi
Pemantauan hasil rekomendasi

2
Apabila hasil rekomendasi belum efektif, maka perlu dilakukan
pengkajian ulang.

2. Data surveilans harian infeksi rumah sakit kemudian dipindahkan ke dalam


formulir surveilans bulanan infeksi rumah sakit.

3. Data surveilans bulanan infeksi diinput ke computer untuk dilakukan


rekapitulasi dan dibuat laporan per ruangan

4. Laporan bulanan per ruangan yang telah dievaluasi kemudian dilakuakn


umpan balik ke setiap ruangan rawat inap dan dilaporkan.

VII. HASIL KEGIATAN


Dari hasil pengumpulan data melalui kunjungan ke ruangan oleh IPCN ,diperoleh
angka kejadian infeksi periode SeptemberNovember tahun 2017 sebagai berikut

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)


ISK adalah saluran infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter urin
yang salah satunya ditandai dengan demam (>38C), anyang-anyangan,
disuri dan nyeri supra pubic, serta ditemukan organime dari kultur urin.
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa kejadian ISK dalam periode September
November tahun 2017 dari jumlah kasus yang disurvey sebanyak 17
pasien, kasus yang terinfeksi 0.

3
NO RUANGAN ISK Jumlah hari Incident Rate
pemakaian UC ISK
1 IRNA 0 35
2 ICU 0 0
TOTAL 0 35 0

2. Infeksi Daerah Operasi (IDO)


Infeksi daerah operasi adalah infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari
setelah tindakan operasi tanpa pemasangan implant atau dalam kurun
waktu 90 hari bila operasi dengan kaitannya dengan prosedur operasi, yang
ditandai dengan pus yang keluar dari luka operasi.
Jumlah kasus IDO yang disurvey di rawat inap periode September-
November 2017 sebanyak 94 pasien, kasus yang terinfeksi 0.

3. Kejadian VAP
VAP adalah pneumonia yang timbul terjadi 48 jam setelah pemasangan
ventilasi mekanik, dan secara klinis tidak ada gejala pneumonia sebelum

4
tindakan intubasi. Dari hasil survey pada bulan September November
tidak ada pasien yang terpasang ventilator.

NO. RUANGAN VAP Jumlah hari incident Rate


pemasangan Ventilator VAP
1. ICU 0 0
TOTAL 0 0 0

4. Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan di bawah
kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya
penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga
mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Dari hasil survey pada
bulan September November tidak ada pasien yang mengalami dekubitus

5
NO. RUANGAN Dekubitus Jumlah hari Tirah incident Rate
Baring Dekubitus
1. ICU 0 16
TOTAL 0 16 0

5. Phlebitis
Phelebitis adalah infeksi pada daerah lokal tusukan infus dimana ditemukan
tanda-tanda merah seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus
sampai eksudat purulen atau mengeluarkan cairan bila ditekan.
Dari table 1 dapat dilihat bahwa phlebitis paling sering terjadi di ruang
perawatan.

Insiden Rate Phlebitis dapat dilihat pada tabel berikut

6
NO BULAN RUANGAN PHLEBITIS JUMLAH HARI INCIDENT
PEMAKAIAN RATE
INFUS PHLEBITIS
1 September IRNA 3 288 10
ICU 0 5 0
2 Oktober IRNA 2 298 6,9
ICU 0 7 0
3 November IRNA 0 129 0
ICU 0 4 0

Faktor yang menyebabkan terjadinya plebitis antara lain:


- Kondisi pasien itu sendiri
- Penggunaan cairan infus dengan konsentrasi tinggi,
- Petugas yang kurang memperhatikan hand hygiene,
- Penggunaan APD yang kurang sesuai,khususnya pada penggunaan
sarung tangan,
- Balutan kateter / infuse kotor/basah tidak segera diganti.

7
- Untuk pasien anak sering dijumpai lebih dari satu kali tusukan pada saat
pemasangan IVL, sehingga prinsip steril kurang diperhatikan.

6. Hasil Audit Kepatuhan Kebersihan Tangan

NO FIVE MOMENT DOKTER PERAWAT


1 Sebelum kontak pasien 60% 65%
2 Sebelum tindakan 70% 75%
aseptic
3 Setelah terkena cairan 65% 85%
tubuh pasien
4 Setelah kontak dengan 85% 90%
pasien
5 Setelah kontak dng 65% 80%
lingkungan pasien

8
7. Angka Kejadian Tertusuk Limbah Benda Tajam
Tidak ada kejadian kecelakaan petugas tertusuk limbah benda tajam di
Rumah Sakit bhayangkara Denpasar periode September November 2017.

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI (PPI) TAHUN 2017

N Kegiatan Indicator Waktu Capaian Standa RTL


o Kegiata r
n
1 Surveilans IDO Setiap hari 100% < 10 -

ISK Setiap hari 100% < 10

VAP Setiap hari 100% < 10

Phlebitis Setiap hari 100% < 10

Dekubitus Setiap hari 100% < 10

2 Monitoring Unit rawat Setiap bulan 100% 80% Monitoring


kewaspadaa inap, berkelanjutan
n isolasi Laundry, untuk unit-

9
Gizi, unit yang lain
Isolasi,
kamar
bedah,
fasilitas
cuci
tangan,
kebersihan
lingkungan
3 Hand Sosialisasi Oktober, 80% 100%
hygiene ke unit November
Audit 1x / 3 Bulan 100%
kepatuhan
HH

4 Pendidikan Petugas Setiap 100% 90% Sosialisasi


dan RS minggu dan pelatihan
Pasien, Setiap hari 100% 90%
pelatihan secara
keluarga
berkelanjutan
dan
pengunjun
g
Mahasiswa Menyesuaika 100% 90%
magang n
Karyawan Menyesuaika 100% 90%
baru n
5 ICRA Renovasi Menyesuaika 80% 80% Meningkatka
n n capaian
HAIs Tahunan 80%
kegiatan

IX. KESIMPULAN
1. ISK, Dekubitus, VAP dan IDO target <10. Semua mencapai target karena
angka kejadian infeksi dari bulan September-November 2017 tidak ada
2. Phlebitis target <10. Semua memenuhi target dan telah terjadi penurunan
kejadian phlebitis tiap bulannya.
10
3. Angka kepatuhan kebersihan tangan rerata diatas 70% (minimum 60% dan
maksimum 90%).

X. REKOMENDASI
Mengingat masih terjadinya angka infeksi di Rumah Sakit Bhayangkara Denpasar,
periode September-November tahun 2017 maka tindak lanjut yang dibutuhkan
antara lain:
a. Untuk menurunkan insiden Rate Phlebitis :
- Sosialisasi mengenai SOP pemasangan infus
- Lakukan tindakan pemasangan IVL dengan tehnik aseptik
- Lakukan perawatan IVL dengan tehnik aseptik
- IPCLN harus melakukan monitoring terhadap pemasangan IVL

b. Untuk menurunkan terjadinya HAIs:


- Lakukan kebersihan tangan sesuai panduan SOP yang berlaku
- Lakukan pembersihan permukaan lingkungan dengan benar sesuai SOP
yang berlaku.
- Sosialisasi dan kampanye cuci tangan di masing masing unit
- Edukasi terhadap petugas pentinggnya penggunaan APD
- Sosialisasi dan monitoring penerangan five moment for hand hygiene

Dukungan manajemen secara berkesinambuangan sangat dibutuhkan untuk


pelayanan yang baik dan berkualitas.

XI. PENUTUP
Demikian laporan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
Bhayangkara Denpasar periode bulan SeptemberNovember 2017 ini
11
disampaikan dengan harapan dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan
untuk meningkatkan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumkit
Bhayangkara Denpasar.

Denpasar, November 2017

Ketua Tim PPI

dr. Ririn Sriwijayanti


PENATA I 197710302006042013

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH BALI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR

12
LAPORAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR
PERIODE JULI SEPTEMBER 2017

DENPASAR, OKTOBER 2017

13

Anda mungkin juga menyukai