Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kritik Musik 4
A. Pentingnya Kritik Musik
Seni Budaya 23
Seni Budaya 25
1. Kritik Jurnalistik
Kritik ini isinya mengandung aspek pemberitaan. Tujuannya
memberikan informasi tentang berbagai peristiwa musik, baik
pertunjukan maupun rekaman. Biasanya ditulis dengan ringkas
karena untuk keperluan surat kabar atau majalah. Sem C. Bangun
menyatakan, bahwa kewajiban seorang kirtikus jurnalistik adalah
memuaskan rasa ingin tahu para pembaca yang beragam dan untuk
menyenangkan perasaan mereka (2011:8)
2. Kritik Pedagogik
Kritik ini diterapkan oleh pengajar kesenian dalam lembaga
pendidikan. Tujuan kritik ini adalah untuk mengembangkan bakat
dan dan potensi peserta didik. Ini dilakukan dalam proses belajar
mengajar dengan obyek kajian adalah karya peserta didiknya sendiri.
3. Kritik Ilmiah
Kritik ini berkembang dikalangan akademisi dengan
metodologi penelitian ilmiah, dilakukan dengan pengkajian secara
luas, mendalam dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun
membandingkan dapat dipertanggung-jawabkan secara akademis
dan estetis. (Bangun, 2011: 11)
4. Kritik Populer
Kritik yang dilakukan secara terus menerus secara langsung
atau tidak langsung dikerjakan oleh penulis yang tidak menuntut
keahlian kritis (Bangun, 2011: 12). Ini berarti kritik yang disampaikan
bukan pada tepat tidaknya analisis dan evaluasi yang disajikan tetapi
pada kesetiaan atas suatu gaya atau jenis musik yang mereka tekuni.
1. Formalistik
Pendekatan kritik ini berasumsi bahwa kehidupan seni memiliki
kehidupanya sendiri, lepas dari kehidupan nyata sehari-hari. Kritik
jenis ini cenderung menuntut kesempurnaan karya seni yang dibahas.
Kriteria yang digunakan adalah tatanan yang terpadu (integratif)
antar unsur formal atau unsur dasar pembangun karya seni (bunyi)
dengan menghindari unsur estetis yang tidak relevan, seperti
deskripsi sosial, kesejarahan dan lain-lain. (Bangun, 2011: 56-57).
3. Ekspresivistik
Pendekatan kritik ini menganggap karya seni sebagai rekaman
perasaan yang diekspresikan penggubahnya. Jadi, karya seni
ditempatkan sebagai sarana komunikasi. Kritikus yang menggunakan
pendekatan ini melakukan aktivitas kritik berdasakan pengalaman
pencipta suatu karya seni dengan tetap memperhatikan aspek teknis
dalam penyajian gagasan sebagai pendukung emosi penciptanya.
Seni Budaya 27
Seni Budaya 29
Seni Budaya 31