Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN STRUKTUR

1. Penjelasan Umum

a. Pendahuluan
Pile slab merupakan struktur perkuatan pada jalan untuk kondosi tanah yang tidak memungkinkan
dibuat jalan pada permukaan tanah.

c. Kriteria Desain

Untuk desain pile cap pada struktur pile slab berfungsi sebagai pengikat antara tiang pancang satu
dengan yang lainnya, selain itu pile cap berfungsi sebagai tumpuan pelat lantai prestress.

2. Standard and Code

Standar dan peraturan perencanaan yang digunakan adalah :


- Standar Nasional Indonesia (SNI - 2002)
- Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan Jalan Raya (SNI 03 - 2833 - 1992)
- Bridge Management System (BMS - 1992)
- Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Dan Jalan Raya ( SKBI 1.3.28.1987 )

3. Mutu Bahan

Mutu bahan yang digunakan seagai material dari komponen jembatan adalah :
Mutu beton pile cap K-250
Mutu beton tiang pancang K-500
Mutu besi tulangan U-39

4. Pembebanan dan Kombiasi Beban

Jenis beban terdiri dari :


a. Beban tetap : Beban mati dan beban hidup dan Beban akibat tekanan tanah
b. Sementara : Beban gempa, angin, gaya rem, gaya akibat perbedaan suhu.

4.1. Beban Mati

Beban mati terdiri dari berat sendiri dan beban mati tambahan.
Tabel - 2. Berat Jenis
Material Density (kg/m3)
Baja 7850
Beton Bertulang 2400
Aspal 2200
4.2. Beban Hidup

a. BebanTruk " T"


Untuk Perhitungan Kekuatan lantai Jembatan, harus digunakan Beban "T", dalam sap2000 beban truk
diasumsikan sebagai moving load sbb :

b. Beban"D"

Untuk perhitungan gelagar-gelagar digunakan beban "D" yang terdiri atas beban terbagi rata sebesar q
ton per me panjang per jalur, dan beban garis sebesr "P" ton per jalur lalu lintas tersebut.

Beban "D",UDL (Uniform Distribution Load)

Beban "T", KEL (Knife Edge Load)


4.5. Beban horizontal akibat gempa

Untuk Jembatan yang akan dibangun pada wilayah sesuai dengan zona gempa maka harus dihitung
Berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tahan Gempa Untuk jembatan. Pengaruh gempa pada
jembatan senilai dengan pengaruh suatu gaya horizontal pada konstruksi akibat beban mati dari
konstruksi .

Gaya Gempa akibat dari bangunan atas :

L : Panjang bentang d : 1/48 PL3 / EI , lendutan struktur

W : Beban mati bangunan atas K : 1 / d , kekakuan struktur

m : W / g , masa struktur T : 2p m/K , periode struktur

Kr dengan tanah tipe b ( tabel SNI 03-2833-1992 )maka : Kr = 0.15

kh = Koefesien gempa horizontal = Kr . f. p. b

f Faktor struktur 1 (bangunan ats terpisah dengan banguna bawah)


p Faktor kepentingan 1 (Pada ruas jalan primer)
b Faktor bahan 1 (beton bertulang atau baja)
kh 0.15 x 1.00 x 1.00 x 1.00 0.15

Creep and shringkage influence depend on surrounding condition and time, for composite bridge the
4.6. Beban rangkak dan susut

Pengaruh rangkak dan susut terhadap konstruksi tergantung pada keadaan dan waktu, untuk jembatan
komposit perlu diperhitungkan sebab adanya perubahan/perbedaan Elastisitas bahan dari baja dan
beton tang akan berpengaruh pada gaya aksil dan momen lentor.

4.7. Kombinasi Beban

Kombinasi beban diperhitungkan pada arah lateral dan longitudinal untuk mendapatkan reaksi yang
paling maksimum

Tabel - 6. kombinasi beban


5. Output SAP2000
Dengan input mutu bahan, dimensi penampang, dan pembebanan maka didapat dari program sap2000
yaitu sebagai berikut :

6. Perhitungan pile cap

Pile cap direncanakan dengan dimensi 800 x 500 mm, pile cap didesain agar mampu menahan beban
yang didistribusikan oleh pelat dan mendistribusikan beban terhadap tiang pancang.
Output Program SAP2000
Gaya Dalam yang terjadi :

Output SAP2000 Desain tulangan pile cap

Digunakan Tulangan Dia. 22 Atul = 380.133 mm


Luas Tulangan Jumlah Tulangan
Posisi Tump Lap Tump Lap
mm mm bh bh
Atas 5858 1277 16 4
Bawah 2659 3050 7 9
7. Kontrol terhadap geser pons

Kuat geser pons yang disyaratkan, fv = 0.3 * fc' = 7.35 Mpa


Faktor reduksi kekuatan geser, = 0.6
Jarak antar tiang pancang arah x, X = 1.5 m
Jarak antar tiang pancang arah y, Y = 1.5 m
Jarak antar tiang terhadap tepi, a = 0.9 m

r = X/2 = 0.75 m
r = Y/2 = 0.75 m
maka diambil r= 0.75 m
hp = 0.50 m
ht = 0.50 m
L1 = 0.80 m
Tebal bidang kritis geser pons, h = hp + (r + a) / L1 * (ht -
hp) = 0.5 m
h= 500 mm
Tebal efektif bidang kritis geser pons, d = h - d' = 450 mm
Panjang total bidang kritis, Lv = (2 * (r + a) + / 2 * r) * 10) = 4478.1 mm
Luas bidang kritis geser pons, Av = Lv * h = 2239049 mm
Gaya geser pons nominal, Pn = Av * fv = 1.6E+07 N
Kapasitas geser pons, * Pn = 9874.2 kN
Reaksi ultimit satu tiang pancang, Pumax = 451.35 kN < * Pn
AMAN (OK)

8. Perhitungan tiang pancang

8.1. Spesifikasi tiang pancang


Spesifikasi Tiang Pancang
Dimensi tiang pancang persegi b= 400 mm
h= 400 mm
Tebal = 90 mm
Momen inersia = 1.68E+09 mm4
Luas penampang tiang = 1600 cm2
Allowable axial = 199.7 ton
Bending moment crack = 9.061 tm
Bending moment ultimate = 20.8 tm

8.2. Panjang penjepitan

Panjang jepitan kritis tanah minimum yang diijinkan adalah = 1.5 m


Dmin = 3 x diameter tiang
= 3 x 0.4
= 1.2 m
Dipakai panjang minimum jepitan kritis tanah
8.3 Letak penjepitan tiang pancang

f'c = 49 Mpa
Ec = 4700 x (f'c)^0.5
= 32900 Mpa

Diametr tiang = 0.4 m


Zf = 1.8 T
T= /
= 173.6554 cm

Zf = 1.8 T
= 312.5797 cm
= 4m
Zf Dipakai = 4m

9. Analisis pile cap terhadap tiang pancang

Data - data perencanaan pile cap :


Lebar b= 80 cm
Tinggi h= 50 cm
Panjang ly = 1000 cm
Selimut beton Cc 50 mm
Mutu beton f'c = 49 MPa
Mutu Baja fy = 240 MPa
1 = 0.85 - 8 x ((f'c - 30)/1000)
= 0.698
fs tegangan pada tulangan akibat beban kerja = 0.6 fy
= 144 mPa
Diameter tulangan = 19 mm (tulangan utama)
= 13 mm (tulangan sengkang)
d= 427.5 mm

Momen pile (momen tumpuan terbesar untuk pile yang didapat dari analisa struktur) :
= 80138 kgm (untuk jarak 0.4 meter)
9.1. Kontrol retak

Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 12.6.4 lebar retak yang diizinkan boleh melebihi 0.3 mm.
Besarnya lebar retak dihitung dengan :
= 11 x 10 fs
Dimana :
= lebar retak
fs = tegangan pada tulangan akibat beban kerja (Mpa)
dc = deking + tul utama + tul sengkang
= 50 +25 + (0.5 x 25) = 87.5 mm
A = luas daerah tarik beton efektif = dc x b
= 87.5 x 1400 = 122500 mm2

= 11 x 10-6 x 0.81 x 150 87.5 122500


= 0.253934 mm < wmin = 0.3 mm OK !

9.2 Kontrol momen

Momen yang terjadi momen yang didapat dari analisa SAP2000 harus lebih kecil dari momen bahan
tiang pancang.

Mu < M allow
Dimana :
Mu = Kuat rencana ultimate (momen hasil SAP)
M allow = Momen ijin bahan tiang pancang

Tiang pancang yang digunakan dalam perencanaan prit flyover ini adalah tiang pancang WIKA class A1
dengan diameter 0.5 dan 0.6 m yang memiliki Bending Moment sebagai berikut :
Diameter tiang 0.6 m Mallow = 15.75 tm

jarak pile dia pile Mu Mallow Ket


(m) (m) (tm ) (tm )
5 0.4 12.028 20.8 OK !

9.3. Kontrol gaya aksial

Gaya aksial yang terjadi, yaitu gaya aksial yang didapat dari analisa SAP2000 harus lebih kecil dari gaya
aksial yang diizinkan dari bahan tiang pancang.

Pu < P allow
Dimana :
Pu = Kuat rencana ultimate (gayaaksial hasil SAP)
P allow = Gaya aksial ijin bahan tiang pancang
Tiang pancang yang digunakan dalam perencanaan prit flyover ini adalah tiang pancang dengan
diameter 0.6 m yang memiliki Bending Moment sebagai berikut :
Diameter tiang 0.6 m Mallow = 252.7 ton

jarak pile dia pile Pn Pallow Ket


(m) (m) (ton ) (tm )
8 0.6 16.9 199.7 OK !

9.4. Kontrol kekuatan bahan

Tegangan yang terjadi akibat beban aksial (P) dan momen (M) pada tiang yang didapat dari analisa
SAP2000 lebih kecil dari tegangan ijin tiang pancang (fy). Teganganijin tiang pancang dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :

.
=

y = 0.5 x D = 0.2 m untuk diameter 0.6 m

maka tegangan tiang,

= 198.0992 kg/cm2 < fy = 2400 kg/cm2 OK !

9.5. Kontrol daya dukung

QL = 40 x N x Ap +
5
Nilai Ap diambil berdasarkan spesifikasi tiang pancang yang digunakan, yaitu :
Ap = 1570 cm2 (untuk diameter 0.4 m)

Penentuan kedalaman tiang

jarak pile dia pile Pu Pu x SF Kedalaman


(m) (m) (ton) (ton) (m)
5 0.4 94.798 284.394 10
10. Penulangan tiang pancang

Tulangan longitudinal

Digunakan beton mutu : K- 175 fc' = 17.1675 Mpa


Gaya aksial maksimum pada tiang pancang, Pmax = Pijin = 947.98 kN
Momen maksimum pada tiang pancang, Mmax = 120 kNm
Faktor beban ultimit, K= 1.5
Gaya aksial ultimit, * Pn = Pu = K * Pmax = 1421.97 kN
Momen ultimit, * Mn = Mu = K * Mmax = 180.42 kNm
Dimensi tiang pancang, b=h= 400 mm
Luas penampang tiang pancang, Ag = b x h = 160000 mm
* Pn / (fc' * Ag) = 0.51768
* Mn / (fc' * Ag * b) = 0.16
Plot nilai * Pn / (fc' * Ag) dan * Mn / (fc' * Ag * b) ke dalam diagram interaksi kolom
lingkaran, diperoleh :
Rasio tulangan, = 0.04
Luas tulangan, yang diperlukan, As = *Ag = 6400 mm
Diameter besi tulangan yang digunakan, D 22
As = 380.133 mm Jumlah tulangan yang diperlukan = 16.8362 mm
Digunakan tulangan : 18 D 22

Tulangan geser
Perhitungan geser tiang pancang didasarkan atas momen dangaya aksial untuk kombinasi
beban yang menentukan dalam perhitungan tulangan aksial tekan dan lentur.

Panjang tiang pancang, L = 10000 mm


Dimensi tiang pancang, b=h = 400 mm
Luas tulangan tiang pancang, As = 125664 mm
Kuat tekan beton, fc' = 17.1675 Mpa
Tegangan leleh baja, fy = 240 Mpa
Gaya aksial ultimit, Pu = 947.98 kN
= 947980 N
Momen ultimit, Mu = 120.28 kNm
= 1.2E+08 Nmm
Gaya lateral ijin, hijin = 53.654 kN
= 53654 N
Faktor reduksi kekuatan geser, = 0.6
Gay geser ultimit akibat gaya lateral, Vu = Mu / L = 12028 N
Gay geser ultimit akibat momen, Vu = K * hijin = 80481 N
Diambil gaya geser ultimit rencana, Vu = 80481 N
Jarak tulanga terhadap sisi luar beton, d' = 100 mm
Tebal efektif, d = b - d' = 300 mm
Vcmax = 0.2 * fc' * b * d = 412020 N
* Vcmax = 247212 N
= 1.5 - d / 2000 = 1.35
= 1 + Pu / (14 * fc' * Ag) = 1.00
= 1
Vuc = + + * D * d * (As * fc' / (b*d)) = 2157334 N
Vc = Vuc + 0.6 * b * d = 2229334 N
* Vc = 1337600 N
hanya perlu tulangan geser minimum

Geser pada beton sepenuhnya dipikul oleh tulangan geser, sehingga :


Vs= Vu = 80481 N
Untuk tulangan geser digunakan sengkang berpenampang :
D 13 mm
Luas tulangan sengkang berpenampang D 13 Asv = 132.73 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, S = Asv * fy * d / Vs = 237.49 mm
Digunakan sengkang : D 13 - 200 mm

Anda mungkin juga menyukai