Anda di halaman 1dari 12

BAB I

OPERASI PLASTIK MENURUT HUKUM ISLAM


PENDAHULUAN

A. Latar Balakang

Di dalam masyarakat modern seperti di barat, kebutuhan dan aspirasi masyarakat menempati
kedudukan yang tinggi, sehingga berdasarkan itu, suatu produk hukum yang baru dibuat. Dari
sini dapat digambarkan bahwa apabila terjadi pergeseran nilai dalam masyarakat, maka
interpretasi terhadap hukum pun bisa berubah.

Masalah operasi plastik telah lama dipertimbangkan oleh kalangan kedokteran dan para praktisi
hukum di negara-negara barat. dan pandangan masyarakat tentang bedah plastik berorientasi
hanya pada masalah kecantikan (estetik), seperti sedot lemak, memancungkan hidung,
mengencangkan muka, dan lain sebagainya. Sesungguhnya, ruang lingkup bedah plastik
sangatlah luas. Tidak hanya masalah estetika, tetapi juga rekonstruksi, seperti pada kasus-kasus
luka bakar, trauma wajah pada kasus kecelakaan, cacat bawaan lahir (congenital), seperti bibir
sumbing, kelainan pada alat kelamin, serta kelainan congenital lainnya. Namun bukan berarti
nilai estetika tak diperhatikan.

Di Indonesia ini juga pernah dibahas yang melibatkan para ahli kedokteran ahli hukum positif
dan hukum Islam. Mengenai pembahasan operasi plastik ini masih terus diperdebatkan. Dengan
adanya makalah ini, penulis berharap dapat mengungkapkan suatu pandangan konprehensif
mengenai operasi plastik menurut hukum Islam.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah hukum melakukan operasi plastik dengan tujuan untuk kecantikan?

b. Bagaimanakah operasi plastik untuk memperbaiki cacat atau akibat kecelakaan?

BAB II
OPERASI PLASTIK MENURUT HUKUM ISLAM
PEMBAHASAN

Dalam sebuah kaidah fiqih disebutkan bahwa:

Artinya: Asal segala sesuatu itu dibolehkan sampai adanya dalil yang mengharamkannya.

Berdasarkan kaidah tersebut, maka apapun yang kita lakukan sebenarnya boleh kita lakukan, dan
selamanya boleh kita lakukan, hingga adanya dalil atau petunjuk yang menyatakan haramnya
melakukan sesuatu itu.[1]
Oleh karena itu, operasi plastik tampaknya mesti dilihat dari tujuannya. Ada yang melakukan
operasi karena ingin lebih cantik bagi perempuan atau lebih tampan bagi laki-laki, ada pula yang
melakukan operasi plastik karena menghilangkan bekas-bekas akibat kecelakaan, cacat seperti
bibir sumbing dan sebagainya.

Permasalahan yang sering kita dapati, tidak sedikit di antara para muslimah dan termasuk juga
para muslim yang melakukan operasi dengan tujuan agar lebih cantik atau lebih tampan.

A. Hukum melakukan Operasi Plastik dengan Tujuan untuk Kecantikan

Allah menyukai yang indah-indah dan Islam juga membolehkan seseorang untuk berhias atau
mempercantik diri selama tidak berlebih-lebihan, apalagi sampai mengubah ciptaan Allah..
Kalau kita pikir secara logika, apa ruginya Allah apabila ada yang melakukan operasi
kecantikan, sebab sesuatu yang telah baik diberikan Allah kemudian dilakukan lagi upaya lain
agar pemberian tersebut menjadi super lebih baik, tentunya kalau dipikir-pikir Allah pasti
senang, terlebih Allah juga menyukai hal-hal yang indah-indah.[2]

Persoalan inilah yang perlu kita sadari bahwa tidak semua yang dilakukan manusia yang menurut
manusia baik adalah baik pula dalam pandangan Allah. Merubah bentuk salah satu anggota
tubuh yang berbeda dari apa yang diberikan Allah, dalam logika manusia dipandang baik, karena
akan lebih cantik, tampan dan menarik. Asalnya kulit yang diberikan Allah hitam kemudian
dirubah menjadi putih atau warna lainnya. Asalnya hidung yang diberikan Allah pesek kemudian
dirubah menjadi mancung dan sebagainya. Namun demikian, apa yang dilakukan sebenarnya
merupakan tindakan yang tidak percaya dengan pemberian Allah dan dapat dikatakan sebagai
bentuk penghinaan terhadap Allah.[3]

Oleh karena itu merubah ciptaan atau pemberian Allah sebagaimana dideskripsikan di atas
sebenarnya bertentangan dengan kodrat dan iradat Allah. Seharusnya manusia menyadari bahwa
apapun yang diciptakan Allah di dunia ini bukan merupakan hal yang sia-sia (lihat Q.S. al-
Baqarah ayat 26):

Artinya: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang
lebih rendah dari itu.[4] adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa
perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah
maksud Allah menjadikan Ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu banyak orang
yang disesatkan Allah,[5] dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya
petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,

Menurut pandangan manusia atau seseorang yang melakukan operasi bahwa salah satu anggota
tubuhnya kurang menarik, sehingga ia pun berkeinginan untuk merubahnya melalui operasi.
Padahal dalam pandangan Allah pemberian-Nya itu yang dipandang manusia kurang menarik,
sebenarnya memiliki manfaat yang luar biasa, hanya saja ia tidak mengetahui dan menyadarinya.
Mestinya manusia dapat bersyukur terhadap apa yang diberikan Allah dan memberdayakan
pemberian tersebut dengan baik.[6]
Selain itu, apabila persoalan di atas dikembalikan kepada sumber hukum Islam yaitu Alquran,
maka Alquran telah secara jelas menyatakan orang yang merubah ciptaan-Nya adalah orang yang
mengikuti jalan dan ajakan syaithan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. an-Nisa ayat
119

Artnya: Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu
mereka benar-benar memotongnya,[7] dan akan Aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah),
lalu benar-benar mereka meubahnya".[8] barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi
pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.

Dari ayat tersebut dapat dipahami, bahwa melakukan operasi plastik, yang hanya bertujuan
mempercantik diri termasuk perbuatan syetan yang dilaknat Allah. Contohnya, operasi untuk
memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk menghilangkan kerutan-
kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya. Persoalan ini apabila dilihat dari kaidah yang
disebutkan sebelumnya bahwa operasi plastik dengan tujuan untuk mempercantik [jirahah at-
tajmil], maka hukumnya adalah haram.[9]

B. Operasi Plastik untuk Memperbaiki Cacat atau Akibat Kecelakaan

Hukum melakukan operasi plastik dengan tujuan untuk memperbaiki cacat yang dibawa sejak
lahir (al-uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian (al-uyub
at-thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat
kebakaran/kecelakaan, maka dapat dikategorikan sebagai mubah atau dibolehkan melakukan
operasi tersebut.

Dalam ushul fikih, cacat atau akibat kecelakaan dapat dikategorikan sebagai mudharat atau
disebut kemudaratan. Kemudaratan mengakibatkan ketidakbaikan yang akhirnya membuat orang
yang mengalami kemudaratan ini tidak merasa nyaman beragama. Oleh karena itu, Islam
memang bukan agama yang memudah-mudahkan sesuatu, tetapi bukan pula agama yang
mempersulit. Kemudaratan mesti dihilangkan atau setidaknya menguranginya melalui operasi
plastik.

Bolehnya menghilangkan kemudaratan berupa cacat sejak lahir atau cacat akibat kecelakaan
adalah berdasarkan kaidah fikih yang berbunyi:

Artinya: Kemudaratan itu mesti dihilangkan,

Sehingga operasi plastik pun legal dilakukan dengan ketentuan sesuai dengan tujuan yang
disebutkan. Selain itu, bolehnya melakukan operasi plastik adalah berdasarkan keumuman
(amm) dalil yang menganjurkan untuk berobat (at-tadawiy). Nabi SAW bersabda:


Artinya: Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah menurunkan pula obatnya.
(HR Bukhari).[10]

Dalam hadits yang lain Nabi SAW bersabda pula:

Artinya: Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah tidak
menurunkan satu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya. (HR Tirmidzi).[11]

Dalam ushul fikih disebutkan bahwa selama tidak ada dalil yang mengkhususkan dalil umum,
maka selama itu pula dalil umum dapat diamalkan. Hadis di atas dipandang sebagai hadis yang
umum, dan dapat diamalkan atau dapat dijadikan hujjah, karena tidak ditemukan adanya dalil
yang mengkhususkannya.[12]

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa operasi plastik dengan tujuan untuk kecantikan
hukumnya haram dan apabila dilakukan untuk memperbaiki cacat yang dibawa sejak lahir seperti
bibir sumbing, kaki pincang dan sebagainya atau memperbaiki cacat akibat kecelakaan, maka
hukumnya mubah (boleh) sepanjang tidak ada ketentuan agama yang dilanggar.

BAB III
OPERASI PLASTIK MENURUT HUKUM ISLAM
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian materi yang telah diungkapkan pada halaman sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa operasi plastik boleh dilakukan apabila bertujuan untuk memperbaiki cacat
sejak lahir seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian akibat kecelakaan, kebakaran,
atau semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat kebakaran/kecelakaan. Sedangkan operasi
plastik yang bertujuan untuk mempercantik diri dengan sengaja merubah ciptaan ALLAH
diharamkan karena merupakan salah satu bentuk penyamaran yang bertentangan dengan syariat
ISLAM.

B. Saran

Penulis menyarankan bagi pembaca agar dapat memahami pengertian operasi plastik, macam-
macamnya, serta mengetahui hukum-hukumnya dalam agama Islam. Bagi pembaca dan
mahasiswa lain yang ingin mengetahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai materi ini,
maka dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi. Penulis juga mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH OPERASI PLASTIK MENURUT HUKUM ISLAM
Bustanul Arifin, dan M. Atho Mudzar, Permasalahan Fiqih Kontemporer dalam Keluarga Islam,
Jakarta: Gema Insani Press, 2002

http://sukriyanahcute.blogspot.com/2012/03/makalah-opresi-plastik.html

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Islam, Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1997.

Yevita, 2012, Pandangan Agama Terhadap Masalah dan Tindakan,

http://yevitadiaries.wordpress.com/2012/04/07/pandangan-agama-terhadap-masalah-dan-
tindakan/ , 11122012 jam 10.10

Yusuf Qardhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer: Jilid 2. Jakarta: Gema


Insani Press, 1995.

Catatan Kaki
MAKALAH OPERASI PLASTIK MENURUT HUKUM ISLAM

[1] Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Islam, Jakarta: PT Toko Gunung Agung,
1997, h. 59

[2] Ibid, h. 58

[3]http://sukriyanahcute.blogspot.com/2012/03/makalah-opresi-plastik.html

[4] Diwaktu Turunnya surat Al Hajj ayat 73 yang di dalamnya Tuhan menerangkan bahwa
berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat membuat lalat, sekalipun mereka kerjakan
bersama-sama, dan Turunnya surat Al Ankabuut ayat 41 yang di dalamnya Tuhan
menggambarkan Kelemahan berhala-berhala yang dijadikan oleh orang-orang musyrik itu
sebagai pelindung sama dengan lemahnya sarang laba-laba.

[5]Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau
memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, Karena mereka itu ingkar dan tidak mau
memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu
menjadi sesat.

[6] Yusuf Qardhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer: Jilid 2. Jakarta: Gema


Insani Press, 1995, h. 69

[7] Menurut kepercayaan Arab jahiliyah, binatang-binatang yang akan dipersembahkan kepada
patung-patung berhala, haruslah dipotong telinganya lebih dahulu, dan binatang yang seperti Ini
tidak boleh dikendarai dan tidak dipergunakan lagi, serta harus dilepaskan saja.

[8] Merubah ciptaan Allah dapat berarti, mengubah yang diciptakan Allah seperti mengebiri
binatang. Ada yang mengartikannya dengan merubah agama Allah.
[9] Yevita, 2012, Pandangan Agama Terhadap Masalah dan Tindakan ,
http://yevitadiaries.wordpress.com/2012/04/07/pandangan-agama-terhadap-masalah-dan-
tindakan/ , 11122012 jam 10.10

[10]Hadits nomor 5246 dalam Program kutubuttisah.

[11]Hadits nomor 1961 dalam Program kutubuttisah.

[12] Bustanul Arifin, dan M. Atho Mudzar, Permasalahan Fiqih Kontemporer dalam Keluarga
Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2002. H. 18

***
Demikian makalah tugas kuliah yang berjudul operasi plastik menurut pandangan atau hukum
Islam. Semoga bermanfaat. Makalah by : Rocky Dasni, Jurusan : Ekonomi Islam.

2.1 ALASAN MENGGUNAKAN KAWAT GIGI


a. Alasan menggunakan Kawat Gigi dalam pandangan Islam
Orang memakai kawat gigi tak jarang karena gigi yang moncong (agak
kedepan) atau tidak karena mengikuti perkembangan zaman yang tak lain sedang marak
saat ini, yang kadang samapi tingkat tidak wajar sehingga mukanya menyeramkan, maka
hal ini dikategorikan gigi yang cacat oleh karenanya boleh diobati dengan cara apapun,
termasuk menggunakan kawat gigi agar giginya menjadi rata kembali.
b. Alasan memakai Kawat Gigi dalam pandangan Kesehatan
Kawat gigi adalah sarana yang paling umum digunakan untuk mengoreksi jajaran
gigi yang tidak rata atau rahang yang terlalu sesak. Pemasangan yang baik umumnya
dilakukan oleh dokter ortodonti, yaitu dokter gigi yang telah menjalani pelatihan khusus
pengencangan dan perataan deretan gigi.
Pemasangan kawat gigi lebih umum dikenal sebagai usaha untuk tujuan estetika
atau memperbaiki penampilan. Padahal sebenarnya kawat gigi juga bertujuan mencegah
kondisi yang bisa membahayakan kesehatan.
Gigi yang tidak rata meningkatkan risiko penumpukan plak dan sisa makanan
yang dapat menyebabkan penyakit gusi dan periodontal. Penyakit periodontal adalah
penyakit yang menyerang jaringan pendukung yang menghubungkan antara gigi dan
tulang penyangganya.
Kawat gigi juga membantu mencegah masalah serius seperti rahang nyeri akibat
gigi yang tidak punya ruang tumbuh. Selain itu, gigi yang tidak rata membuat makanan
tidak dapat diolah dengan sempurna oleh gigi sehingga bisa menyebabkan masalah
pencernaan.

2.2 FUNGSI KAWAT GIGI


Secara umum, kawat gigi berfungsi memperbaiki:
1) Jarak yang terlalu renggang antargigi.
2) Gigi yang berdesakan atau tumbuh bengkok.
3) Gigi depan rahang atas yang tumbuh tidak sejajar (lebih ke depan atau ke belakang)
dibanding gigi depan rahang bawah.
4) Masalah rahang lain yang menyebabkan gigitan menjadi tidak rata.
2.3 DAMPAK PENGGUNAAN KAWAT GIGI

Menurut ketua umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia Efek yang

ditimbulkan diantaranya, yaitu:

1. Karang Gigi
Hal ini disebabkan area dibawah dan disekitar kurung logam dan kawat sulit untuk
dibersihkan sehingga sisa-sisa makanan yang masih tersisa menyebabkan penumpukan
plak dan beresiko tinggi mengalami kerusakan gigi dan gusi. Untuk itu dianjurkan
memakai sikat gigi khusus bagi pemakai kawat gigi.
2. . Alergi
Behel logam mengandung logam seperti tembaga, nikel, dan kromium.
Diperkirakan 30% pasien Ortodontik memiliki alergi terhadap logam yang dapat
menimbulkan rasa sakit dan telinga tersumbat. Pasien yang tidak memiliki riwayat
alergipun dapat menjadi alergi setelah memasang behel
3. Penyakit Menular Seksual ( PMS )
Karena kawat logam yang terpasang pada gigi anda berbenturan maka akan timbul
luka kecil pada bibir serta bagian dalam pada pipi saat anda terlibat aktivitas dengan
mulut anda, maka luka yang ada pada mulut anda akan menjadi pintu masuk penyakit
seperti HIV dan Hepatitis.

4. Masalah Pencernaan
Bahan kawat behel berkualitas rendah memiliki material berbahaya bagi
kesehatan, bilamana material tersebut bereaksi dengan air liur maka reaksi dari material
tersebut akan menimbulkan masalah gangguan pencernaan.
( PB PDGI ) Drg. Zaura Rini Angreini, MDS menyatakan bahwa Pemakaian
behel dapat mengakibatkan efek samping bagi penggunanya jika yang memasang kawat
gigi kurang memiliki keahlian.
Banyak orang mempercayakan pemasangan gigi kepada orang yang tidak
berkompeten, tidak mempunyai wewenang akan hal itu serta tidak mendapat izin dari
Persatuan Dokter Gigi Indonesia ( PDGI ). Hal ini sering diabaikan demi memenuhi gaya
hidup, yang padahal didalamnya tertuang beberapa dampak buruk .
2.4 RESIKO PENGGUNAAN KAWAT GIGI
Resiko jangka pendek:
Sariawan atau iritasi akibat gesekan antara bibir dengan kawat gigi. Obat kumur
antiseptik dapat menghambat luka menjadi makin parah.Penggunaan kawat gigi dapat
membuat sikat gigi lebih sulit menjangkau sisa-sisa makanan yang terselip di sela gigi.
Penumpukan tersebut dapat menyebabkan lubang pada gigi dan sakit gusi, serta
hilangnya mineral pada lapisan luar gigi.
Resiko jangka panjang:
a) Memendeknya akar gigi yang terjadi saat gigi bergerak ke arah tertentu akibat tekanan
kawat. Akar gigi yang memendek dapat membuat gigi menjadi tidak kokoh.
b) Tidak menaati instruksi dokter ortodonti sehingga setelah kawat gigi dilepas, susunan
gigi kembali ke posisi semula.

2.5 HADIST DAN FIRMAN ALLAH SWT

Hadist tentang penggunaan kawat gigi

Jika sesuatu secara Nash ( tekstual ) tidak disebutkan dalam Alquran dan Sunnah,

bukan berarti hal itu dibolehkan dalam Islam, karena Alquran dan Sunnah disamping

menyebutkan hukum-hukum secara eksplisit dan biasanya pada masalah-masalah yang

prinsip. Alquran dan sunnahpun menyebutkan hukum secara implisit. Para Ulama

biasanya dalam menetapkan keputusan hukum yang secara eksplisit tidak disebutkan

dalam Alquran dan Hadist mereka menggunakan kaidah-kaidah umum dan metodologi

qiyas ( Analogi ). Sehingga mereka dapat melakukan ijtihad sesuai dalil Alquran,

Sunnah, Qiyas ( Analogi ) dan kaidah umum.

Dari Ibnu Masud ra berkata : Allah melaknat perempuan yang membuat Tato,

minta dibuatkan Tato, mencukur rambut alisnya ( dimukanya ) dan merusaknya (


merenggangkan ) gigi hanya untuk keindahan dan merubah ciptaan Allah. Bagaimana

mungkin saya tidak melaknati orang yang dilaknati Rasulullah SAW dan itu disebutkan

dalam Alquran ( HR.Bukhari dan Muslim )

Kalau saja tidak memberatkan umatku akan aku suruh menggunakan siwak setiap

akan shalat(HR Ahmad dan At-Tirmidzi)

Hendaklah kamu bersiwak, sebaik-baiknya sesuatu adalah siwak. Menghilangkan lubang,

memudahkan keluarnya dahak, menajamkan pandangan, menguatkan gusi, mengilangkan

bau, memperbaiki pencernaan, meningkatkan derajatnya disurga, menyenangkan

malaikat, membuat ridha Allah dan membuat benci syetan ( HR Abdul Jabbar Al

Khaulani berkata As-Suyuti:Hadits Shahih)

Diterangkan bahwa Allah melaknat orang yang mengubah gigi dengan tujuan agar
giginya lebih indah dan lebih cantik.
maksud (Al-Mutafalijat) dalam Hadist diatas adalah mengikir antara gigi-gigi
geraham dengan gigi dengan. Ini sering dilakukan oleh orang-orang yang sudah tua atau
yang seumur dengan mereka agar mereka nampak lebih muda dan agar giginya lebih
indah,perbuatan seperti ini haram dilakukan, ini berlaku untuk pelakunya (Dokternya)
dan pasiennya berdasarkan Hadist-hadist yang ada, dan ini merupakan bentuk merubah
ciptaan Allah serta bentuk manipulasi dan penipuan.

Sesungguhnya Allah Azza Wazalla telah mewajibkan beberapa kewajiban,

janganlah kamu abaikan. Membuat batasan-batasan hukum janganlah engkau melampaui

batas hukum tersebut dan mengharamkan sesuatu, maka janganlah melanggarnya, dan
diam atas beberapa masalah sebagai rahmat untukmu bukan karena lupa, maka janganlah

di cari-cari (tentang hukumnya ) ( HR.Addaruqutni )

Sesungguhnya yang halal itu jelas, yang haram itu jelas dan diantara keduanya

ada yang syubhat dimana kebanyakan orang tidak tahu. Siapa yang menjaga diri dari

yang syubhat, maka ia telah menjaga agama dan kehormatannya dan siapa yang jatuh

pada yang syubhat maka jatuh pada yang haram ( HR.Bukhari dan Muslim )

Siwak membersihkan mulut dan membuat Sesungguhnya Allah itu indah

mencintai yang indah(HR Muslim)

Terkait dengan anjuran membersihkan ridha Allah (HR Ahmad, Ibnu Hibban, An-

Nasai, Ibnu Majah, Al Hakim, dan Al-Baihaqi)

Dari kaidah umum dan Analogi inilah para Ulama dapat menjawab semua

permasalahan yang dihadapi manusia. Diantara kaidah-kaidah umum yang disebutkan

Ulama sesuai Alquran maupun Hadist adalah :

1. Segala sesuatu dalam masalah Muamalah, hukum dasarnya adalah Mubah selagi tidak

ada Nash yang mengharamkannya.

2. Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain.


Firman Allah tentang penggunaan kawat gigi

Allah SWT berfirman dalam QS.Annisa:117-119




Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah (berhala), dan mereka
tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka (Q.S Annisa:117)




yang dilaknati Allah, dan (setan) itu mengatakan, "Aku pasti akan mengambil
bagian tertentu dari hamba-hamba-Mu (Q.S Annisa:118)





Dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada
mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka
benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu
mereka benar-benar mengubahnya)." Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung
selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata. (Q.S Annisa:119)

(yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya)

mereka dapati tertulis didalam Taurat dan Injil yang ada disisi mereka, yang menyuruh

mereka mengerjakan yang maruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang munkar

dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala

yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada

pada mereka. (QS. Al-Araaf:157)

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 SIMPULAN
Permasalahan yang baru dan modern dengan ijtihad yang kuat berlandaskan

Alquran dan Sunnah.

Setiap tindakan didalamnya terdapat suatu alasan mengapa seseorang melakukan

sesuatu, maka dari itu kajian tentang permasalahan kontemporer alam bidang kesehatan

perspektif Agama dan Kesehatan diperlukan agar tidak semata-mata orang melakukan

sesuatu tanpa mengetahui apa hukumnya dan apa dampak yang akan timbul setelahnya

3.2 SARAN

Telaah terlebih dahulu kajian ini setelah membacanya lalu Tafsirkan kembali apa

yang tidak begitu Anda pahami sebelum Anda mengamalkannya.

DAFTAR PUSTAKA
www.myquran.or.id
https://kesehatangigi/resiko-kesehatan-gigi-palsu.html?m=1
http://uraiansehat.com/bahaya-memakai-behel-gigi/ahmadzain.com

Anda mungkin juga menyukai