A. INTERFERENSI CAHAYA
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Jika
kedua gelombang yang terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif (saling menguatkan).
Interferensi cahaya terjadi jika dua (atau lebih) berkas cahaya koheren dipadukan. Dua
berkas cahaya disebut koheren jika kedua cahaya itu memeiliki beda fase tetap. Interferensi
destruktif (saling melemahkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya berbeda fase 180 o.
Sedangkan interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya
sefase atau beda fasenya nol. Interferensi destruktif maupun interferensi konstruktif dapat
1. Dua buah gelombang akan menghasilkan pola interferensi yang stabil, jika memiliki
atau sama.
6. Daerah pusat dari pola terang atau gelap menunjukkan interferensi yang konstruktif atau
destruktif sempurna.
7. Sumber harus sefase, atau memiliki beda fase yang konstan, sehingga disebut koheren,
Pola interferensi dua cahaya diselidiki oleh Fresnel dan Young. Fresnel melakukan percobaan
interferensi dengan menggunakan rangkaian dua cermin datar untuk menghasilkan dua sumber
cahaya kohern dan sebuah sumber cahaya di depan cermin. Young menggunakan celah ganda
Untuk mendapatkan dua sumber cahaya koheren, A. J Fresnell dan Thomas Young
menggunakan sebuah lampu sebagai sumber cahaya. Dengan menggunakan sebuah sumber
cahaya S, Fresnell memperoleh dua sumber cahaya S1 dan S2 yang kohoren dari hasil pemantulan
dua cermin. Sinar monokromatis yang dipancarkan oleh sumber S, dipantulkan oleh cermin I dan
cermin II yang seolah-olah berfungsi sebagai sumber S1 dan S2. Sesungguhnya, S1 dan S2
Berbeda dengan percobaan yang dilakukan oleh Fresnell, Young menggunakan dua
penghalang, yang pertama memiliki satu lubang kecil dan yang kedua dilengkapi dengan dua
lubang kecil. Dengan cara tersebut, Young memperoleh dua sumber cahaya (sekunder) koheren
yang monokromatis dari sebuah sumber cahaya monokromatis (Gambar 2.5). Pada layar tampak
pola garis-garis terang dann gelap. Pola garis-garis terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya
dapat berinterferensi. Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua
celah tersebut.
Pola interferensi yang dihasilkan oleh kedua percobaan tersebut adalah garis-garis terang
dan garis-garis gelap pada layar yang silih berganti. Garis terang terjadi jika kedua sumber
cahaya mengalami interferensi yang saling menguatkan atau interferensi maksimum. Adapun
garis gelap terjadi jika kedua sumber cahaya mengalami interferensi yang saling melemahkan
atau interferensi minimum. Jika kedua sumber cahaya memiliki amplitudo yang sama, maka pada
tempat-tempat terjadinya interferensi minimum, akan terbentuk titik gelap sama sekali. Untuk
mengetahui lebih rinci tentang pola yang terbentuk dari interferensi dua celah, perhatikan
Pada Gambar 2.6, tampak bahwa lensa kolimator menghasilkan berkas sejajar.
Kemudian, berkas cahaya tersebut melewati penghalang yang memiliki celah ganda sehingga S1
dan S2 dapat dipandang sebagai dua sumber cahaya monokromatis. Setelah keluar dari S1 dan S2,
kedua cahaya digambarkan menuju sebuah titik A pada layar. Selisih jarak yang ditempuhnya
................. .......................
Jika jarak S1A dan S2A sangat besar dibandingkan jarak S1 ke S2, dengan S1S2 = d, sinar
S1A dan S2A dapat dianggap sejajar dan selisih jaraknya S = S2B. Berdasarkan segitiga S1S2B,
kecil atau p<<l sehingga selisih kecepatan yang ditempuh oleh cahaya dari sumber S2 dan S1
Interferensi maksimum akan terjadi jika kedua gelombang yang tiba di titik A sefase. Dua
gelombang memiliki fase sama bila beda lintasannya merupakan kelipatan bilangan cacah dari
panjang gelombang.
S = m
........................................................ .
Keterangan :
pada jarak 2 mm. Jika jarak celah layar 1 meter, tentukanlah jarak terang pusat dengan garis
Penyelesaian:
Jika kedua gelombang cahaya dari sumber S1 dan S2 yang sampai pada layar berlawanan
fase (berbeda sudut fase 180), maka pada layar akan terjadi interferensi minimum atau garis-
garis gelap. Untuk mendapatkan beda fase sebesar 180, beda lintasan harus merupakan
...... . ...............................
dengan m = 1, 2, 3, 4,
persamaan berikut.
= (m- )
Dalam keseharian, kita sering mengamati garis-garis berwarna yang tampak pada lapisan
tipis bensin atau oli yang tumpah di permukaan air saat matahari menyoroti permukaan oli
tersebut. Di samping itu, Anda tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi
Cahaya warna-warni inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan tipis
air sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar yang dipantulkan langsung dan sinar yang
Interferensi antar gelombang yang dipantulkan oleh lapisan atas dan yang dipantulkan
Selisih lintasan yang ditempuh oleh sinar datang hingga menjadi sinar pantul ke-1 dan
Sesuai dengan hukum Snellius, n sin r = sin I, selisih jarak tempuh kedua sinar menjadi:
S = 2nd cos r
Supaya terjadi interferensi maksimum, S harus merupakan kelipatan dari panjang
gelombang (), tetapi karena sinar pantul di B mengalami perubahan fase , S menjadi :
.............. . ...........................
Jadi, interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan tipis akan memenuhi persamaan berikut :
Keterangan :
d = tebal lapisan
r = sudut bias
B. DIFRAKSI CAHAYA
Gelombang permukaan air yang melewati sebuah penghalang berupa sebuah celah sempit
akan mengalami lenturan (difraksi). Peristiwa yang sama terjadi jika cahaya dilewatkan pada
sebuah celah yang sempit sehingga gelombang cahaya itu akan mengalami difraksi. Selain
disebabkan oleh celah sempit, peristiwa difraksi juga dapat disebabkan oleh kisi. Kisi adalah
sebuah penghalang yang terdiri atas banyak celah sempit. Jumlah celah dalam kisi dapat
mencapai ribuan pada daerah selebar 1 cm. Kisi difraksi adfalah alat yang sangat berguna untuk
Kita dapat melihat gejala difraksi ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-
jari yang kita rapatkan kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu
neon. Atau dengan melihat melalui kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang cukup jauh.
Cahaya bila di jatuhkan pada celah sempit /penghalang, akan terjadi peristiwa difraksi
Pola difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dijelaskan oleh Christian Huygens.
Menurut Huygens, tiap bagian celah berfungsi sebagai sumber gelombang sehingga cahaya dari
satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian celah lainnya.
Interferensi minimum yang menghasilkan garis gelap pada layar akan terjadi jika
gelombang 1 dan 3 atau 2 dan 4 berbeda fase , atau lintasannya sebesar setengah panjang
Berdasarkan Gambar 2.9 tersebut, diperoleh beda lintasan kedua gelombang (d sin )/2.
Jika celah tunggal itu dibagi menjadi empat bagian, pola interferensi minimumnya menjadi :
berikut.
d sin = m
dimana :
d = lebar celah
m = 1, 2, 3,
Untuk mendapatkan pola difraksi maksimum, maka setiap cahaya yang melewati celah
harus sefase. Beda lintasan dari interferensi minimum tadi harus dikurangi dengan sehingga
beda fase keduanya mejadi 360. Persamaan interferensi maksimum dari pola difraksinya akan
menjadi :
.........................................
Bila cahaya monokhromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah sempit, maka cahaya
akan di belokan /dilenturkan seperti gambar berikut
Difraksi pada celah sempit, bila cahaya yang dijatuhkan polikhromatik (cahaya
putih\banyak warna), selain akan mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa
interferensi, hasil interferensi menghasilkan pola warna pelangi
Gambar peristiwa difraksi pada celah tunggal
Untuk pola difraksi maksimum, tentukanlah beda celah minimum yang dibutuhkan pada difraksi
celah tunggal bila diinginkan sudut difraksinya 30, dan panjang gelombang yang digunakan 500
nm.
Penyelesaian:
Jika semakin banyak celah pada kisi yang memiliki lebar sama, maka semakin tajam pola
difraksi dihasilkan pada layar. Misalkan, pada sebuah kisi, untuk setiap daerah selebar 1 cm
terdapat N = 5.000 celah. Artinya, kisi tersebut terdiri atas 5.000 celah per cm. dengan demikian,
Pola difraksi maksimum pada layar akan tampak berupa garis-garis terang atau yang
disebut dengan interferensi maksimum yang dihasilkan oleh dua celah. Jika beda lintasan yang
dilewati cahaya datang dari dua celah yang berdekatan, maka interferensi maksimum terjadi
ketika beda lintasan tersebut bernilai 0, , 2, 3, ,. Pola difraksi maksimum pada kisi menjadi
seperti berikut :
d sin = m ......................................................
dengan m = orde dari difraksi dan d = jarak antar celah atau tetapan kisi.
Demikian pula untuk mendapatkan pola difraksi minimumnya, yaitu garis-garis gelap.
Bentuk persamaannya sama dengan pola interferensi minimum dua celah yaitu:
Cahaya merah dengan panjang gelombang terbesar mengalami lenturan atau pembelokan
paling besar. Cahaya ungu mengalami lenturan terkecil karena panjang gelombang cahaya atau
Jika kita memiliki dua benda titik yang terpisah pada jarak tertentu, bayangan kedua benda
bukanlah dua titik tetapi dua pola difraksi. Jika jarak pisah kedua benda titik terlalu dekat maka
Kriteria Rayleigh yang ditemukan Lord Rayleigh menyatakan bahwa dua benda titik yang
dapat dibedakan oleh alat optik, jika pusat pola difraksi benda titik pertama berimpit dengan pita
Keterangan :
= sudut resolusi
Pola difraksi dapat diperoleh dengan menggunakan sudut yang menunjukkan ukuran
Untuk sudut-sudut kecil, maka diperoleh sin tan = dm/l dan sama dengan
Tentukanlah daya urai sebuah celah dengan diameter 1 mm dan jarak celah ke layar 2m, dengan
Penyelesaian:
Diketahui:
D= 1mm,
Ditanya : dm = .?
Jawab:
dm = 1,22 l/D
= 1,22(5,810-4 mm) (2103mm)/1mm
= 1,4 mm.