Anda di halaman 1dari 20

INTERFERENSI DAN DIFRAKSI CAHAYA

A. INTERFERENSI CAHAYA

Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Jika

kedua gelombang yang terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif (saling menguatkan).

Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum.

Interferensi cahaya terjadi jika dua (atau lebih) berkas cahaya koheren dipadukan. Dua

berkas cahaya disebut koheren jika kedua cahaya itu memeiliki beda fase tetap. Interferensi

destruktif (saling melemahkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya berbeda fase 180 o.

Sedangkan interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya

sefase atau beda fasenya nol. Interferensi destruktif maupun interferensi konstruktif dapat

diamati pada pola interferensi yang terjadi.


Syarat kondisi interferensi :

1. Dua buah gelombang akan menghasilkan pola interferensi yang stabil, jika memiliki

frekuensi yang sama.


2. Perbedaan frekuensi yang signifikan mengakibatkan beda fasa yang bergantung waktu.
3. Jika sumber memancarkan cahaya putih, maka komponen merah berinterferensi dengan

merah, biru dengan biru dst.


4. Jika sumbernya monokromatik, maka pola interferensi adalah hitam-putih.
5. Pola interferensi akan terlihat jelas, jika sumber memiliki amplitudo yang hampir sama

atau sama.
6. Daerah pusat dari pola terang atau gelap menunjukkan interferensi yang konstruktif atau

destruktif sempurna.
7. Sumber harus sefase, atau memiliki beda fase yang konstan, sehingga disebut koheren,

baik koheren ruang maupun koheren waktu.


8. Interferensi terjadi pada cahaya yang terpolarisasi linier atau polarisasi lain, termasuk

cahaya natural/alami (Hukum Fresnel-Arago).

Pola interferensi dua cahaya diselidiki oleh Fresnel dan Young. Fresnel melakukan percobaan

interferensi dengan menggunakan rangkaian dua cermin datar untuk menghasilkan dua sumber

cahaya kohern dan sebuah sumber cahaya di depan cermin. Young menggunakan celah ganda

untuk menghasilkan dua sumber cahaya kohern.


Percobaan Fresnel dan Young

Untuk mendapatkan dua sumber cahaya koheren, A. J Fresnell dan Thomas Young

menggunakan sebuah lampu sebagai sumber cahaya. Dengan menggunakan sebuah sumber

cahaya S, Fresnell memperoleh dua sumber cahaya S1 dan S2 yang kohoren dari hasil pemantulan

dua cermin. Sinar monokromatis yang dipancarkan oleh sumber S, dipantulkan oleh cermin I dan

cermin II yang seolah-olah berfungsi sebagai sumber S1 dan S2. Sesungguhnya, S1 dan S2

merupakan bayangan oleh cermin I dan Cermin II (Gambar 2.4)

Gambar 2.4. Percobaan cermin Fresnell

Berbeda dengan percobaan yang dilakukan oleh Fresnell, Young menggunakan dua

penghalang, yang pertama memiliki satu lubang kecil dan yang kedua dilengkapi dengan dua

lubang kecil. Dengan cara tersebut, Young memperoleh dua sumber cahaya (sekunder) koheren

yang monokromatis dari sebuah sumber cahaya monokromatis (Gambar 2.5). Pada layar tampak

pola garis-garis terang dann gelap. Pola garis-garis terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya
dapat berinterferensi. Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua

celah tersebut.

Gambar 2.5. Percobaan dua celah oleh Young

Pola interferensi yang dihasilkan oleh kedua percobaan tersebut adalah garis-garis terang

dan garis-garis gelap pada layar yang silih berganti. Garis terang terjadi jika kedua sumber

cahaya mengalami interferensi yang saling menguatkan atau interferensi maksimum. Adapun

garis gelap terjadi jika kedua sumber cahaya mengalami interferensi yang saling melemahkan

atau interferensi minimum. Jika kedua sumber cahaya memiliki amplitudo yang sama, maka pada

tempat-tempat terjadinya interferensi minimum, akan terbentuk titik gelap sama sekali. Untuk

mengetahui lebih rinci tentang pola yang terbentuk dari interferensi dua celah, perhatikan

penurunan-penurunan interferensi dua celah berikut.

Pada Gambar 2.6, tampak bahwa lensa kolimator menghasilkan berkas sejajar.

Kemudian, berkas cahaya tersebut melewati penghalang yang memiliki celah ganda sehingga S1

dan S2 dapat dipandang sebagai dua sumber cahaya monokromatis. Setelah keluar dari S1 dan S2,
kedua cahaya digambarkan menuju sebuah titik A pada layar. Selisih jarak yang ditempuhnya

(S2A S1A) disebut beda lintasan.

................. .......................

Gambar 2.6. Percobaan Interferensi Young

Jika jarak S1A dan S2A sangat besar dibandingkan jarak S1 ke S2, dengan S1S2 = d, sinar

S1A dan S2A dapat dianggap sejajar dan selisih jaraknya S = S2B. Berdasarkan segitiga S1S2B,

diperoleh , dengan d adalah jarak antara kedua celah. Selanjutnya,

pada segitiga COA, .

Untuk sudut-sudut kecil akan didapatkan . Untuk kecil, berarti p/l

kecil atau p<<l sehingga selisih kecepatan yang ditempuh oleh cahaya dari sumber S2 dan S1

akan memenuhi persamaan berikut ini.


..................... ..........................

Interferensi maksimum akan terjadi jika kedua gelombang yang tiba di titik A sefase. Dua

gelombang memiliki fase sama bila beda lintasannya merupakan kelipatan bilangan cacah dari

panjang gelombang.

S = m

Jadi, persamaan interferensi maksimum menjadi :

........................................................ .

Keterangan :

d = jarak antara celah pada layar

p = jarak titik pusat interferensi (O) ke garis terang di A

l = jarak celah ke layar

= panjang gelombang cahaya

m = orde interferensi (0, 1, 2, 3,)

Contoh Soal Interferensi :


Cahaya monokromatis dengan panjang gelombang 5000 A melewati celah ganda yang terpisah

pada jarak 2 mm. Jika jarak celah layar 1 meter, tentukanlah jarak terang pusat dengan garis

terang orde ketiga pada layar.

Penyelesaian:

Diketahui: d = 2 mm; l = 1 meter = 1 103 mm; = 5000 A = 5 10-4 mm; m = 3

Jika kedua gelombang cahaya dari sumber S1 dan S2 yang sampai pada layar berlawanan

fase (berbeda sudut fase 180), maka pada layar akan terjadi interferensi minimum atau garis-

garis gelap. Untuk mendapatkan beda fase sebesar 180, beda lintasan harus merupakan

kelipatan bilangan ganjil dari setengah panjang gelombang, yaitu :

...... . ...............................
dengan m = 1, 2, 3, 4,

Berdasarkan persamaan tersebut maka diperoleh interferensi minimum yang memnuhi

persamaan berikut.

= (m- )

Interferensi pada Lapisan Tipis

Dalam keseharian, kita sering mengamati garis-garis berwarna yang tampak pada lapisan

tipis bensin atau oli yang tumpah di permukaan air saat matahari menyoroti permukaan oli

tersebut. Di samping itu, Anda tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi

gelembung. Kemudian saat terkena sinar matahari akan terlihat warna-warni.

Cahaya warna-warni inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan tipis

air sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar yang dipantulkan langsung dan sinar yang

dipantulkan setelah dibiaskan.

Interferensi antar gelombang yang dipantulkan oleh lapisan atas dan yang dipantulkan

oleh lapisan bawah ditunjukkan pada Gambar 2.7.


Gambar 2.7 Interferensi pada selaput tipis

Selisih lintasan yang ditempuh oleh sinar datang hingga menjadi sinar pantul ke-1 dan

sinar pantul ke-2 adalah

S = S2 S1 = n(AB + BC) AD = n(2AB) AD ...........................

dengan n adalah indeks bias lapisan tipis.

Jika tebal lapisan adalah d, diperoleh d = AB cos r sehingga AB = d/cos r dan AD = AC

sin i, dengan AC = 2d tan r. Dengan demikian, persamaannya menjadi:

Sesuai dengan hukum Snellius, n sin r = sin I, selisih jarak tempuh kedua sinar menjadi:

S = 2nd cos r
Supaya terjadi interferensi maksimum, S harus merupakan kelipatan dari panjang

gelombang (), tetapi karena sinar pantul di B mengalami perubahan fase , S menjadi :

.............. . ...........................

Jadi, interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan tipis akan memenuhi persamaan berikut :

Keterangan :

n = indeks bias lapisan tipis

d = tebal lapisan

r = sudut bias

m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, )

= panjang gelombang sinar

B. DIFRAKSI CAHAYA
Gelombang permukaan air yang melewati sebuah penghalang berupa sebuah celah sempit

akan mengalami lenturan (difraksi). Peristiwa yang sama terjadi jika cahaya dilewatkan pada

sebuah celah yang sempit sehingga gelombang cahaya itu akan mengalami difraksi. Selain

disebabkan oleh celah sempit, peristiwa difraksi juga dapat disebabkan oleh kisi. Kisi adalah

sebuah penghalang yang terdiri atas banyak celah sempit. Jumlah celah dalam kisi dapat

mencapai ribuan pada daerah selebar 1 cm. Kisi difraksi adfalah alat yang sangat berguna untuk

menganalisis sumber-sumber cahaya. Perhatikan Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Cahaya yang melewati celah sempit

Kita dapat melihat gejala difraksi ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-

jari yang kita rapatkan kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu

neon. Atau dengan melihat melalui kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang cukup jauh.
Cahaya bila di jatuhkan pada celah sempit /penghalang, akan terjadi peristiwa difraksi

Difraksi Gelombang air Laut/sungai.

Difraksi Celah Tunggal

Pola difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dijelaskan oleh Christian Huygens.

Menurut Huygens, tiap bagian celah berfungsi sebagai sumber gelombang sehingga cahaya dari

satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian celah lainnya.

Interferensi minimum yang menghasilkan garis gelap pada layar akan terjadi jika

gelombang 1 dan 3 atau 2 dan 4 berbeda fase , atau lintasannya sebesar setengah panjang

gelombang. Perhatikan Gambar 2.9.


Gambar 2.9. interferensi celah tunggal

Berdasarkan Gambar 2.9 tersebut, diperoleh beda lintasan kedua gelombang (d sin )/2.

S = (d sin )/2 dan S = , jadi d sin =

Jika celah tunggal itu dibagi menjadi empat bagian, pola interferensi minimumnya menjadi :

S = (d sin )/4 dan S = , jadi d sin = 2 .

Berdasarkan penurunan persamaan interferensi minimum tersebut, diperoleh persamaan sebagai

berikut.

d sin = m

dimana :

d = lebar celah

m = 1, 2, 3,
Untuk mendapatkan pola difraksi maksimum, maka setiap cahaya yang melewati celah

harus sefase. Beda lintasan dari interferensi minimum tadi harus dikurangi dengan sehingga

beda fase keduanya mejadi 360. Persamaan interferensi maksimum dari pola difraksinya akan

menjadi :

.........................................

Dengan (2m 1) adalah bilangan ganjil, m = 1, 2, 3,

Bila cahaya monokhromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah sempit, maka cahaya
akan di belokan /dilenturkan seperti gambar berikut

Difraksi pada celah sempit, bila cahaya yang dijatuhkan polikhromatik (cahaya
putih\banyak warna), selain akan mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa
interferensi, hasil interferensi menghasilkan pola warna pelangi
Gambar peristiwa difraksi pada celah tunggal

Contoh soal difraksi celah tunggal

Untuk pola difraksi maksimum, tentukanlah beda celah minimum yang dibutuhkan pada difraksi

celah tunggal bila diinginkan sudut difraksinya 30, dan panjang gelombang yang digunakan 500

nm.

Penyelesaian:

Dengan menggunakan persamaan (2.14), diperoleh :

d mencapai minimum jika m = 1

Jadi, lebar celah minimum 500 nm.


Difraksi pada Kisi

Jika semakin banyak celah pada kisi yang memiliki lebar sama, maka semakin tajam pola

difraksi dihasilkan pada layar. Misalkan, pada sebuah kisi, untuk setiap daerah selebar 1 cm

terdapat N = 5.000 celah. Artinya, kisi tersebut terdiri atas 5.000 celah per cm. dengan demikian,

jarak antar celah sama dengan tetapan kisi, yaitu

Pola difraksi maksimum pada layar akan tampak berupa garis-garis terang atau yang

disebut dengan interferensi maksimum yang dihasilkan oleh dua celah. Jika beda lintasan yang

dilewati cahaya datang dari dua celah yang berdekatan, maka interferensi maksimum terjadi

ketika beda lintasan tersebut bernilai 0, , 2, 3, ,. Pola difraksi maksimum pada kisi menjadi

seperti berikut :

d sin = m ......................................................

dengan m = orde dari difraksi dan d = jarak antar celah atau tetapan kisi.

Demikian pula untuk mendapatkan pola difraksi minimumnya, yaitu garis-garis gelap.

Bentuk persamaannya sama dengan pola interferensi minimum dua celah yaitu:

d sin = (m+ ) .............................................


Jika pada difraksi digunakan cahaya putih atau cahaya polikromatik, pada layar akan tampak

spectrum warna, dengan terang pusat berupa warna putih.

Gambar 2.10. Difraksi cahaya putih akan menghasilkan

pola berupa pita-pita spectrum

Cahaya merah dengan panjang gelombang terbesar mengalami lenturan atau pembelokan

paling besar. Cahaya ungu mengalami lenturan terkecil karena panjang gelombang cahaya atau

ungu terkecil. Setiap orde difraksi menunjukkan spectrum warna.

Daya Urai Optik

Jika kita memiliki dua benda titik yang terpisah pada jarak tertentu, bayangan kedua benda

bukanlah dua titik tetapi dua pola difraksi. Jika jarak pisah kedua benda titik terlalu dekat maka

pola difraksi kedua benda saling menindih.

Kriteria Rayleigh yang ditemukan Lord Rayleigh menyatakan bahwa dua benda titik yang

dapat dibedakan oleh alat optik, jika pusat pola difraksi benda titik pertama berimpit dengan pita

gelap (minimum) ke satu pola difraksi benda kedua.


Ukuran sudut pemisah agar dua benda titik masih dapat dipisahkan secara tepat

berdasarkan Kriteria Rayleigh disebut sudut resolusi minimum (m)

Keterangan :

D=diameter bukaan alat optik

l =jarak celah ke layar

dm=jari-jari lingkaran terang

= sudut resolusi

Pola difraksi dapat diperoleh dengan menggunakan sudut yang menunjukkan ukuran

sudut dari setiap cincin yang dihasilkan dengan persamaan:


dengan merupakan panjang gelombang cahaya yang digunakan.

Untuk sudut-sudut kecil, maka diperoleh sin tan = dm/l dan sama dengan

sudutnya sehingga dapat ditulis:

Contoh Soal Daya Urai Alat Optik

Tentukanlah daya urai sebuah celah dengan diameter 1 mm dan jarak celah ke layar 2m, dengan

menggunakan cahaya yang panjang gelombangnya 580 nm.

Penyelesaian:

Diketahui:

D= 1mm,

l =2m=2103 mm =580 nm = 5,8 10-4 mm

Ditanya : dm = .?

Jawab:

dm = 1,22 l/D
= 1,22(5,810-4 mm) (2103mm)/1mm

= 1,4 mm.

Jadi, daya urai celah tersebut 1,4 mm.

Anda mungkin juga menyukai