Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dalam bagian-bagian
bunga yang memiliki macam-macam atau jenis-jenis bagian yang setiap fungsinya masing-
masing bagian bunga tersebut berbeda-beda, sehingga perlunya pembahasan yang panjang
dan luas tentang bagian-bagian bunga, maka dari itu kali ini kita akan membahas bagian-
bagian bunga, baik itu bagian bunga secara umum, bagian bunga berdasarkan kelengkapan
bagian bunga dan berdasarkan kelengkapan alat kelamin, dari tiga pengelompokan bagian-
bagian bunga itu pembahasannya berbeda-beda. Untuk mengetahui bagian-bagian bunga
dan fungsinya yang berdasarkan ketiga kelompok tersebut dapat dilihat dibawah ini.
Perhiasan Bunga Tidak Lengkap, perhiasan bunga tidak lengkap adalah tidak
memiliki mahkota atau kelompak. Bunga yang yang tidak memiliki perhiasan bunga
disebut dengan bunga telanjang.
Alat Kelamin Tidak Lengkap, alat kelamin tidak lengkap adalah bunga hanya
mempunyai salah satu alat kelamin disebut bunga berkelamin tunggal, terdiri dari
bunga jantan dan bunga betina. Contohnya bunga mentimun dan bunga salak. Atau
jika bunga tidak memiliki bunga alat kelamin disebut bunga mandul (bunga tidak
berkelamin), misalnya bunga pita pada bunga matahari.
http://www.kebunpedia.com/threads/anatomi-bunga-dan-fungsinya.4367/
Bunga sepatu berfungsi sebagai tempat reproduksi dalam usaha tanaman bunga sepatu
memperbanyak diri. Pada bunga sepatu berlangsung proses penyerbukan dan pembuahan
untuk menghasilkan individu baru. Untuk melaksanakan fungsinya itu, bunga sepatu
dilengkapi dengan sifat-sifat seperti mempunyai warna menarik, bentuknya bermacam-
macam, mengandung madu, dan sebagian lagi berbau harum. Untuk dapat melihat berbagai
jenis bunga sepatu yang ada di belahan dunia lain, Anda dapat melihat artikel kami yang
berjudul Gambar Bunga Sepatu Berbagai Kultivar.
Bunga sepatu terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian steril dan bagian fertil. Bagian steril adalah
bagian bunga yang bukan merupakan organ reproduksi. Bagian steril bunga terdiri dari ibu
tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), daun pelindung (brachtea), dasar
bunga (receptacle), daun tangkai (brachteola), dan perhiasan bunga yang meliputi kelopak
bunga (sepal) dan mahkota bunga (petal). Berbeda dengan bagian steril, bagian fertil bunga
adalah bagian yang merupakan organ reproduksi yang benang sari dan putik (pistillum).
Untuk memudahkan pemahaman Anda, berikut ini adalah gambar bunga sepatu dan
bagian-bagiannya (Ayatul, 2013).
Secara anatomi, daun kelopak dan daun mahkota bunga sepatu memiliki struktur sama yakni
terdapat banyak sel parenkimatis. Dimana, parenkim ini disebut mesofil. Parenkim terletak di
antara bagian epidermis bawah dan atas. Daun kelopak biasanya memiliki struktur sederhana.
Daun kelopak di bagian luarnya dilapisi oleh stomata, kutin, dan trikomata. Sel-sel daun
kelopak ini juga mengandung zat hijau daun (klorofil). Sel-selnya daun mahkota bunga
sepatu mempunyai banyak berkas jaringan pengangkut yang ukurannya kecil. Daun ini
memiliki epidermis yang berbentuk khusus berupa tonjolan yang disebut papila. Papila ini
dilapisi kutikula.
Sementara itu, putik dan benang sari memiliki struktur yang sangat berbeda. Secara umum,
benang sari bunga sepatu terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh
jaringan dasar berupa banyak sel parenkimatis yang memiliki vakuola yang tak beruang
antar-sel. Pada epidermis tangkai sari terdapat trikomata, kutikula, dan stomata. Kepala sari
mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis, dan di bagian paling
dalam terdapat ruang sari (lokulus) yang berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah lapisan dinding
kepala sari untuk setiap jenis tumbuhan berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Ayatul, A. 2013. Fungsi, Bagian dan Struktur Bunga. File:
http://ayuayatul.blogspot.com/2013/09/fungsi-bagian-dan-struktur-bunga_28.html. Diakses
22 Mei 2014
Bibit, B. B. 2013. Bagian Dan Gambar Bunga Sepatu. File:
http://bijibenih.com/blog/bagian-dan-gambar-bunga-sepatu/. Diakses 22 Mei 2014
Wikipedia. 2013. Bunga Kembang Sepatu. File: en.wikipedia.org/wiki/Hibiscus_rosa-
sinensis. Diakses 22 Mei 2014
http://100gambarbunga.blogspot.com/2014/05/bunga-sepatu-struktur-gambar-dan-bagian.html
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malvales
Famili: Malvaceae
Genus: Hibiscus
Bagian Steril
Ibu tangkai bunga pedunculus yang merupakan aksis perbungaan sebagai lanjutan dari
batang atau cabang.
Tangkai bunga pedicellus yang merupakan cabang terakhir yang mendukung bunga.
Dasar bunga receptacle yang merupakan ujung tangkai bunga sebagai tempat
bertumpunya bagian-bagian bunga yang lain batang.
Daun pelindung brachtea yang merupakan daun terakhir yang di ketiaknya tumbuh bunga.
Daun tangkai brachteola yang merupakan daun pelindung yang letaknya dipangkal tangkai
bunga.
Bagian Fertil
Mikrosporofil yang berupa benang sari stamen yang terdiri dari kepala sari anthera yang
berisi serbuk sari polen, tangkai sari filamen dan pendukung kepala sari.
Makrosporofil yang berupa daun buah carpell yang terdiri dari bakal biji ovalum dan
secara kolektif membentuk putik pistillum yang akan menjulur ke laur dari dasar
bunga.Putik dan benang sari pada bunga kembang sepatu memiliki struktur yang sangat
berbeda. Yang secara umum benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tnagkai sari
tersusun oleh jaringan dasar berupa banyak sel Parenkimatis yang memiliki vakuola yang tak
beruang antar sel. Pada epidermis tangkai sari terdapat trikomata, kutila dan stomata. Kepala
sari memiliki struktur yang kompleks terdiri atas dinding yang berlapis dan di bagian paling
dalam terdapat ruang sari lokulus yang berisi butir-butir serbuk sari. Untuk jumlah lapisan
dinding kepala sari untuk setiap jenis tumbuhan berbeda
http://www.dosenpendidikan.com/penjelasan-bagian-bagian-bunga-kembang-sepatu-beserta-
fungsinya/
BAB I
PENDAHULUAN
I. I Latar belakang
Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang lengkap mempunyai
daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian
yang fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan
daun mahkota. Tumbuhan dapat memperbanyak diri atau berkembang biak. Yang dapat
menjadi tumbuhan baru adalah suatu bagian tubuh tumbuhan. Yang kemudian dapat
memisahkan diri atas oleh manusia dengan sengaja dipisahkan dari tumbuhan yang lama
(Sumardi, 1993).
Bagian tubuh tumbuhan yang dapat merupakan alat perkembangbiakan disebut
dengan bunga, oleh karena itu alat perkembangbiakan dapat dibedakan menjadi alat
perkembangbiakan vegetatif dan alat perkembangan generatif yang pada tumbuhan adalah
bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga. Bunga mempunyai susunan
yang bermacam- macam yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Yang mempunyai bagian-
bagian seperti tangkai bunga (pedicellus), Dasar bunga (reseptaculum), dan lain- lain
(Tjitrosoepomo, 1995).
I. 2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum anatomi bunga ini antara lain:
1. Bagaimana struktur anatomi bagian-bagian bunga seperti : sepalum, petalum, benang sari,
dan putik ?
I.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka di dapatkan tujuannya
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui struktur anatomi bagian-bagian bunga seperti : sepalum, petalum, benang
sari, dan putik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengertian bunga
Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang lengkap mempunai daun
kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang
fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun
mahkota. Bunga adalah bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat untuk mengadakan
penyerbukan dan pembuahan sehingga terbentuk buah dengan biji yang digunakan untuk
perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji. Bagian tubuh tumbuhan yang kemudian
dapat tumbuh menjadi individu baru dinamakan : alat perkembangan (organum
reproductivum). Dan bagian tubuh tumbuhan yang dapat merupakan alat perkembangbiakan
sangat bermacam- macam, oleh karena itu alat perkembangbiakan dapat dibedakan menjadi
alat perkembangbiakan vegetatif dan alat perkembangan generatif yang pada tumbuhan
adalah bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga (Sumardi, 1993).
Bagian tubuh tumbuhan yang dapat merupakan alat perkembangbiakan disebut
dengan bunga, oleh karena itu alat perkembangbiakan dapat dibedakan menjadi alat
perkembangbiakan vegetatif dan alat perkembangan generatif yang pada tumbuhan adalah
bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga. Bunga mempunyai susunan
yang bermacam- macam yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Yang mempunyai bagian-
bagian seperti tangkai bunga (pedicellus), Dasar bunga (reseptaculum), dam lain- lain
(Tjitrosoepomo, 1995).
2.2 Bagian- bagian bunga
Bagian- bagian bunga antara lain :
a. Tangkai bunga (pedicellus), yang bagian bunga yang masih jelas bersifat batang.
b. Dasar bunga (reseptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas- ruas
yang amat pendek, sehingga daun daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi
bagian- bagian bunga.
c. Hiasan bunga (perianthium),
- Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang nmerupakan lingkaran luar, biasanya
berwarna hijau,
- Tajuk bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkar dalam, biasanya
tidak berwarna hijau lagi.
d. Alat- alat kelamin jantan (androecium): bagian ini sesungguhnya juga merupakan
metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari (stamen),
e. Alat- alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya
disebut putik (pistillum).
Melihat bagian- bagian bunga (tangkai dan dasar bunganya tidak terhitungkan), maka bunga
dapat dibedakan dalam :
- Bunga lengkap atau sempurna (flos completusl), yang terdiri atas : 1 lingkaran daun- daun
kelopak, 1 lingkaran daun- daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang sari dan satu lingkaran
daun- daun buah. Bunga yang bagian- bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran.
Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain
tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga
(pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini
disebut reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah
bunga yang khas mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal
yang secara bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan
paling rendah kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang
terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua
perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua
macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk
androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang membentuk ginesium (Fahn, 1991).
Jumlah lapisan dinding kepala sari bervariasi. Lapisan dinding ini merupakan
diferensiasi dari lapisan parietal primer, yang terletak disebelah dalam epidermis. Epidermis
merupakan lapisan dinding terluar, kadang-kadang berbentuk papila. Endotesium, terletak di
bawah epidermis. Pada waktu kepala sari masak, endotesium membentuk dinding sekunder,
pada bagian antiklinal dan dinding tangensial bagian dalam. Penebalan antiklinal
menyebabkan terbentuknya struktur yang berserabut oleh karena itu endotesium sering
disebut lamina fibrosa. Lapisan tengah terletak sebelah dalam endotesium, yang terdiri atas 2-
3 lapisan sel. Pada waktu kepala sari masak, sel-selnya terdesak oleh endotesium, sehingga
lapisan ini disebut pula lapisan tertekan. Tapetum, merupakan lapisan terdalam dari dinding
kepala sari. Sel-selnya mengandung protoplas yang padat dengan inti yang jelas. Tapetum
mempunyai fungsi nutritif bagi sel induk serbuk sari maupun serbuk sari yang masih muda.
Serbuk sari yang telah masak keluar melalui lubang yang terjadi pada dinding antera yang
disebut stomium. Serbuk sari berasal dari sel induk serbuk (Sumardi, 1993).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan tentang Anatomi Bunga ini
dilakukan pada hari Kamis tanggal 14 Mei 2009 di Laboratorium Biologi Pendidikan Dasar I
Universitas Islam Negeri Malang pada pukul 07.00- 09.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat- alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain:
1. Mikroskop 1 buah
2. Kaca benda 5 buah
3. Tutup benda 5 buah
4. Pisau silet 1 buah
5. Pipet tetes 1 buah
6. Pinset 1 buah
3.2.2 Bahan
Bahan- bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain :
1. Tangkai bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2. Putik bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
3. Benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
4. Bakal buah buah sepatu (Hibiscus rosasinensis).
3.3 Cara kerja
3.3.1 Preparat tangkai bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1. Dibuat irisan melintang dari tangkai bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3. Digambar dan dicari bagian-bagiannya.
3.3.2 Preparat putik bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1. Dibuat irisan melintang dari putik bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3. Digambar dan dicari bagian-bagiannya.
3.3.3 Preparat benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1. Dibuat irisan melintang dari benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3. Digambar dan dicari bagian-bagiannya.
3.3.4 Bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1. Dibuat irisan melintang dari bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3. Digambar dan dicari bagian-bagiannya
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1Pembahasan
4.1.1 Pada benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Pada hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada benang sari bunga sepatu
(Hibiscus rosasinensis) dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40,
adanya dinding mikrospora yang berwarna cokelat kekuning-kuningan, sedangkan warna dari
serbuk sari berwarna kuning, dan terdapat konektium, tapetum, mikrospora tetra, jaringan
epidermis, dan endotesium.
Stamen terdiri dari tangkai sari atau filamen dan dibagian distal terdapat kepala sari
atau antera. Pada antera biasanya terdapat dua bagian, masing-masing bercuping dua. Kedua
bagian antera bersambungan di tengah dengan penghubung kepala sari, atau konektivum.
Setiap bagian mengandung dua buah kantung sari atau kumpulan karpel yang bersatu menjadi
ginesium. Biasanya terdiri dari 3 bagian, yakni bakal buah dengan bakal biji atau ovulum,
tangkai putik atau stylus, serta kepala putik atau stigma yang strukturnya memudahkan
polinasi (Hidayat, 1995).
Benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh
jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang menyerupai vakuola, tanpa ruang antar sel.
Sel-sel ini sering mengandung pigmen, epidermis dengan kutikula, trikhoma, mungkin
stomata dan mungkin juga stomata tetap terbuka seperti pada hidatoda. Kepala sari
mempunyai struktur yang sangat kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan
dibagian terdapat loculus ruang sari (mikrosporangium) yang berisi butir-butir serbuk sari
(Sumardi, 1993).
4.1.2 Bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
Pada pengamatan yang kami lakukan dilakukan dengan menggunakan mikroskop
perbesaran 10x40, pada bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) terdapat adanya
bakal buah, bakal biji, serta ruang bakal buah, dan ditemukan plasmalema serta jaringan
pengangkut.
Bakal buah dibedakan menjadi dinding bakal buah dan ruang bakal buah. Pada bakal
buah beruang banyak terdapat sekat pemisah. Bakal biji atau ovulum terdapat pada daerah
dinding bakal buah dalam (adaksial) yang disebut plasenta (Savitri, 1995).
Pembentukan megasfora melalui peristiwa sel induk megasfora disebut
megasforogenesis. Megasfora bisa dikatakan juga sebagai kantung embrio, dan akan
berkecambah dengan terjadinya mitosis pada intinya yang akhirnya memberikan kantung
embrio dewasa yang berinti delapan. Di banyak Angiospermae, kantong embrio matang berisi
8 inti, masing-masing sering mempunyai dinding sel. Ketiga sel dekat dengan mikropil yaitu
sel telur dan dua sel sinergid. Di dekat kalaza terdapat 3 sel antipoda. Dua buah inti di tengah
di sebut inti polar. Jika keduanya bersatu, jumlah sel dalam kantung embrio menjadi 7. Sel
antipoda sering berdegenerasi di awal pertumbuhan. Pada sinergid biasanya terdapat
penebalan dinding yang disebut aparat filiform (seperti benang) yang meluas dibagian sel
dekat mikropil (Hidayat, 1995).
Setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai
bakal biji (funikulus) yang mengandung satu berkas pembuluh. Bakal biji terdiri dari jaringan
tengah atau nuselus, dilingkari dengan integumen dalam dan integumen luar. Kedua
integumen mengelilingi satu saluran yang bermuara di pori, disebut mikropil. Daerah
nukleus, integumen, dan funikulus berhubungan disebut kalaza, sering terletak berhadapan
dengan mikropil. Tabung sari tumbuh melalui mikropil di saat fertilisasi. Sebagaimana pada
tapetum antera, nukleus biasanya sudah tak ada ketika bakal biji mencapai taraf dewasa
karena telah berdegenerasi (Hidayat, 1995).
4.1.3 Tangkai putik bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Pada pengamatan yang telah dilakukan pada bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)
dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40. ditemukan yaitu adanya
jaringan angkut, jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan terdapat beberapa trikoma pada
bagian epidermis.
Stylus merupakan bagian karpel yang memanjang ke atas (distal). Pada kebanyakan
angiospermae, stylusnya padat dan jaringan di tengah terspesialisasi menjadi jaringan
transmisi yang merupakan jalan bagi buluh serbuk sari untuk mencapai bakal biji. Stylus ada
yang berongga dan ada yang padat. Pada stylus yang berongga, butir sari berkecambah dan
menghasilkan tabung sari yang kemudian tumbuh melalui tepi rongga tangkai sari yang
dilapisi sel sekresi. Pada stylus padat melalui jaringan transmisi. Jaringan transmisi
menyediakan nutrisi yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan buluh serbuk sari melalui
stylus. Jaringan dasar stylus bersifat parenkim dan ditembus oleh berkas pembuluh angkut
(Savitri, 2005).
4.1.4 Putik bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Pada pengamatan yang telah dilakukan pada bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis
dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40. ditemukan adanya stigma
kering yang berwarna merah, stigma basah yang berwarna orange, serta adanya butir sari
berwarna kuning.
Putik tediri dari dari kepala putik, tangkai kepala putik, dan bakal buah. Tangkai
kepala putik juga terdiri dari jaringan parenkimatis. Pada kepala putik kadang dijumpai
papilla pada epidermisnya. Bakal buah meliputi dinding bakal buah yang ruang ovariumnya
lebih dari satu dapat ditemukan septum. Dinding bakal buah parenkimatis dan didalamnya
terdapat berkas pengangkut. Berkas pengangkut juga dapat dijumpai dalam septum. Di dalam
ruang bakal buah ditemukan juga bakal biji yang tersusun dari jaringan parenkimatis
(Savitri,2008).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan dari beberapa sumber literatur maka dapat diambil
kesimpulan :
1. Pada hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada benang sari bunga sepatu (Hibiscus
rosasinensis) dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40, adanya dinding
mikrospora yang berwarna cokelat kekuning-kuningan, sedangkan warna dari serbuk sari
berwarna kuning, dan terdapat konektium, tapetum, mikrospora tetra, jaringan epidermis, dan
endotesium.
2. Pada pengamatan yang kami lakukan dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran
10x40, pada bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) terdapat adanya bakal buah,
bakal biji, serta ruang bakal buah, dan ditemukan plasmalema serta jaringan pengangkut.
3. Pada pengamatan yang telah dilakukan pada bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) dilakukan
dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40. ditemukan yaitu adanya jaringan angkut,
jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan terdapat beberapa trikoma pada bagian epidermis.
4. Pada pengamatan yang telah dilakukan pada bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis dilakukan
dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40. ditemukan adanya stigma kering yang
berwarna merah, stigma basah yang berwarna orange, serta adanya butir sari berwarna
kuning.
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi 3. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada Press.
Resmisari, Ruri. 2008. Power Poin Jaringan. Malang: Universitas Islam Negeri Malang.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1995. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada Press
http://beryadimas260992.blogspot.co.id/2014/05/laporan-anatomi-bunga.html