1143 - LP Katarak
1143 - LP Katarak
KATARAK
1. Konsep Penyakit
Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa beberapa abad yang
lalu apabila pengurangan visus diperkirakan oleh suatu tabir (layar) yang
diturunkan di dalam mata, agak seperti melihat air terjun. (Perawatan Mata. Vera
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga
akibat dari kedua-duanya yang biasanya mengenai kedua mata dan berjalan
progesif. (Mansjoer,2000;62)
1.2 Etiologi
a. Usia lanjut
b. Kongenital
pertumbuhan janin
c. Genetic
d. Diabetes mellitus
meningkat pula kadar glukosa dalam akuos humor. Oleh karena glukosa dari
akuos masuk ke dalam lensa dengan cara difusi, maka kadar glukosa dalam
lensa juga meningkat. Sebagian glukosa tersebut dirubah oleh enzim aldose
reduktase menjadi sorbitol, yang tidak dimetabolisme tapi tetap berada dalam
lensa.
e. Merokok
f. Konsumsi alcohol
terjadinya katarak. Alkohol secara langsung bekerja pada protein lensa dan
pada lensa.
hatan.
. Pengelihatan seakan
akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih.
c) Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-
1.4 Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus,
di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan
anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.
Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier
cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal
terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa
yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu
enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim
akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien
dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi awal,
diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama
(Smeltzer, 2002).
2.1 Pengkajian
f. Genogram
g. Pengkajian Keperawatan:
Pola nutrisi/metabolik
Pola eliminasi
penglihatan.
dialaminya.
Tidak ada gangguan pada pola seksualitas dan reproduksi yang diakibatkan
oleh katarak.
Pola peran dan hubungan klien akan terganggu karena adanya gangguan
pada penglihatannya.
Klien dapat mengalami stress karena klien tidaka dapat melihat secara
System nilai dan keyakinan seseorang akan berbeda satu sama lain.
h. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil
sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop (Smeltzer, 2002). Katarak
terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan
secara rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia
steroid umumnya
katarak dapat ditemukan, antara lain deposisi pigmen pada lensa menunjukkan
a. Pre Operasi
b. Post Operasi
pengangkatan).
2.3 Perencanaan
a. Pre operasi
c. Hindari barang-barang
(tongkat, walker)
diperlukan
7. Ajarkan pada keluarga untuk
tidak licin
b. Mengidentifikasi, prosedur
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
b. Past Operasi
nyeri
penanganan nyeri
(farmakologi, non
personal)
non farmakologi
6. Tingkatkan istirahat
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi,
pemberian obat
dan frekuensi
6. Evaluasi efektivitas
(efek samping)
2 Resiko tinggi NOC : NIC :
tindakan kperawtan
7 Pertahankan lingkungan
aseptik selama
pemasangan alat
(proteksi terhadap
infeksi)
WBC
3 Monitor kerentanan
terhadap infeksi
4 Batasi pengunjung
k/p
kemerahan, panas,
drainase
insisi bedah
yang cukup
11 Dorong istirahat
12 Instruksikan pasien untuk
resep
infeksi
14 Laporkan kecurigaan
infeksi
Long, C Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah : 2. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pe
Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa : Setiawan Sari. Jakart
a: EGC
(...................................) (..............................)