Kehamilan
Steven HK
102016280
Hk_Steven@yahoo.com
_______________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rerata bayi
normal (usia gestasi 37 s.d 41 minggu) adalah 3200 gram. Secara umum, bayi berat lahir
rendah dan bayi dengan berat berlebih lebih besar resikonya untuk mengalami masalah. Masa
gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir karena semakin cukup masa
gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Hubungan antara umur kehamilan dengan berat lahir
mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterin. Penentuan hubungan ini akan
mempermudah antisipasi morbiditas dan mortalitas selanjutnya.1
ISI
Rumusan masalah
Bayi 39 minggu lahir per vaginam, berat badan 3000 gr, panjang badan 40 cm, lingkar
kepala 33 cm, lingkar dada 30 cm, lingkar perut 30 cm, ketuban jernih.
Bayi menangis spontan, aktif, denyut 140x/menit, refleks bersin positif, badan
kemerahan, ekstremitas sedikit biru.
Anamnesis
Secara umum anamnesis pada pasien hamil sama dengan anamnesa lain pad ilmu kedokteran.
Riwayat perkawinan:
Pemeriksaan Fisik
Segera setelah bayi lahir, pemeriksaan yang singkat dan teliti pada wajah, mata, mulut,
dada, abdomen, tulang belakang, dan ekstremitas harus dapat menyingkirkan kelainan mayor.
Tangisan yang kuat serta warna kemerahan pada wajah dan tubuh menunjukkan penyesuain
diri yang baik terhadap kehidupan yang independen.
Berikut ini adalah pemeriksaan yang merupakan pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir,
antara lain:
Untuk anak usia < 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan dengan
bayi/anak terlentang di atas papn ukuran, tanpa sepatu, atau topi. Diusahakan agar
tubuh bayi lurus. Panjang badan diukur dengan meletakkan verteks bayi pada
kayu yang tetap, sedangkan kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi.
Pengukuran langsung dengan tali pengukur tidak akurat hasilnya, kecuali ada
asistent yang memegang kaki bayi agar tidak bergerak dengan panggul dan lutut
lurus. Berkurangnya kurva pertumbuhan badan memperlihatkan adanya kondisi
kronik dan kelainan endokrin. Membandingkan kurva ini dengan srandard normal
adalah sangat penting. Panjang badan normal bayi baru lahir adalah 44-53 cm.
Gambar 1.1 Pemeriksaan Refleks
pada Mata
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ini dilakukan hanya untuk menyingkirkan different diagnosis yang ada:1
Pemeriksaan Labroratorium
Bilirubin indirect dan direct, bayi baru lahir pada minggu pertama >2mg/dL dan
mengalami penigkatan setelah mendapat ASI (7-14mg/dL),tetapi untuk bayi kurang
bulan yang mendapat susu formula,akan mengalami kenaikan yang lebih tinggi dan
lebih lama
Darah lengkap, terutama yang diperiksa leukosit,untuk mengetahui apakah anak
terkena infeksi atau tidak ( karena ketuban ibu berwarna keruh)
Amnioskopi
Pada kehamilan lanjut dapat dilakukan amnioskopi untuk dapat melihat kutub bawah
janin. Selain itu dapat dilihat pula cairan amnion. Bila cairan amnion mengandung
mekonium pada bayi dengan letak kepala, hal ini merupakan suatu tanda gawat janin
dan bayi harus segera diselamatkan.
Amniosentesis
Elektrokardiografi janin
Hasil pemeriksaan EKG janin sangat dipengaruhi interferensi dari pihak ibu.
Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat dinilai pertumbuhan dan kelainan morfologik serta
fungsional bayi.
Pemeriksaan laboratoris ini mahal dan tidak selamanya hasil pemeriksaan tersebut
memberi informasi yang diharapkan. Kombinasi pemeriksan klinis dan laboratoris dapat
membantu dalam penilaian keadaan yang.sebenarnya.
Pada neonates yang baru lahir akan mengalami beberapa perubahan fisiologis, dimana
neonates harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Tiga
faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ini yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.
Maturasi mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
Ekstrauterin dan ini berhubungan lebih erat dengan masa gestasi dibandingkan dengan berat
badan lahir. Adaptasi diperlukan oleh neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan
baru yang dibandingkan dengan lingkungan selama menjadi fetus, kurang menyenangkan.
Toleransi dimiliki oieh neonatus. Hipoksia, kadar gula darah yang rendah, perubahan pH
darah yang drastis bagi orang dewasa mungkin sudah fatal, tetapi bagi neonatus belum
berakibat buruk. Toleransi dan adaptasi berbanding terbalik bila dibandingkan dengan
maturasi. Makin matur neonatus, makin baik adaptasinya tetapi makin kurang toleransinya.
Respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan,
neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada
kelanjutan metabolisme anaerobik. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah (1)
tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir, (2) penurunan pa02 dan kenaikan
paC02 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus, (3) rangsangan dingin di
daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan, (4) refleks deflasi Hering
Breur. Selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu 'inspiratory
gasp'. Respirasi pada masa neonatus terutama di- afrakmatik dan abdominal dan biasanya
masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan. Setelah paru berfungsi,
pertukaran gas dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena bronkiolus
relatif kecil, mudah terjadi 'air trapping'.
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian
langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah
dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru
dan sebagian melalui ductus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang
mengakibatkan tekanan arteri dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun,
sehingga tekanan jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung kanan, yang
mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsionil. Hal ini terjadi pada jam-jam
pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta
desenden naik dan pula karena rangsangan biokimia (pa02 yang naik), duktus arteriosus ber-
obliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama. Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5
Iiter/menit/m2 (Gessner, 1965). Aliran darah sistemik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96
liter/menit/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/menit/m2) karena
penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah
yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian
naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.
Traktus digestivus
Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan
dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna
hitam kehijauan yang terdiri dari mukopoli-sakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran
mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk
dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus,
kecuali amilase pankreas. Aktifitas enzim proteolitik pada neonatus dengan berat badan lahir
4.000 gram besarnya 6 kali aktifitas enzim tersebut pada neonatus dengan berat badan lahir
1.000 gram. Aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7-8 bulan (Anom, 1941). Pada bayi
prematur, aktifitas lipase masih kurang bila dibandingkan dengan bayi cukup bulan.
Hati
Segera setelah lahir hati menunjukkan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu kenaikan
kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai
berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu
bayi baru lahir, misalnya enzim dehidrogenase UDPG dan transferase glukoronil sering
kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis. Daya detoksifikasi hati
pada neonatus juga belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis
lebih dari 50 mg/kgbb/hari dapat menimbulkan 'gray baby syndrome'.
Metabolisme
Luas permukaan neonatus relatif lebih besar daripada orang dewasa, sehingga
metabolisme basal per-kgbb lebih besar. Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari
pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah
mendapat susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60% didapatkan dari lemak dan 40%
dari karbohidrat
Produksi panas
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu (1) aktifitas otot,
(2) 'shivering' dan (3) 'non shivering thermogenesis' (NST). Pada neonatus cara untuk
meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran 'brown fat' yang
memberikan lebih banyak energi per-gram daripada lemak biasa.
Keseimbangan asam-basa
pH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus
telah mengkompensasi asidosis ini.
Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar
daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum
sempurna karena (1) jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa, (2) ada ketidak-
seimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, (3) 'renal
blood flow' pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu. Pada waktu bayi baru lahir,
kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi, misalnya dapat dilihat pembesaran
kelenjar air susu pada bayi laki-laki atau pun perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat gejala
'withdrawal', misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi
perempuan. Kelenjar adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar bila dibandingkan dengan
orang dewasa (0,2% dari berat badan dibandingkan dengan 0,1% dari berat badan pada orang
dewasa). Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi
sejak beberapa bulan sebelum lahir.
Imunoglobolin
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sumsum tulang dan lamina propria ileum
dan apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stress
imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gama G, yaitu imunologi dari ibu
yang dapat melalui plasenta karena berat moiekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang
dapat melalui plasenta, seperti toksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus lainnya,
reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antibodi gama A, gama
G dan gama M.
Pada manusia, pemindahan imunoglobulin melalui traktus digestivus sangat sedikit, terbukti
dari penyelidikan bahwa tidak ada perbedaan pada bayi yang mendapatkan kolostrum
dengan yang mendapatkan air susu sapi (de Murait, 1962) dan pemberian kolostrum tidak
mempengaruhi maturasi imunologis neonatus (Schneegans, 1962). Imunoglobulin dalam
kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam traktus digestivus, misalnya terhadap
beberapa 'strain' E.coli.3
APGAR Score
Skor Apgar merupakan pemeriksaan awal yang penting untuk bayi segera setelah
kelahirannya. Pemeriksaan ini terdiri atas lima komponen untuk menggolongkan pemulihan
status neurologi neonatus dari proses kelahirannya dan kemampuan adaptasinya yang segera
terhadap kehidupan ekstra uteri.
Gambar
1.3.Apgar score
Ballard score
Penilaian menurut Dubowitz adalah dengan menggabungkan hasil penilaian flsik
eksternal dan neurologis. Kriteria neurologis diberikan skor, demikian pula kriteria fisik
eksternal. Jumlah skor flsik dan neurologis dipadukan, kemudian dengan menggunakan
grafik regresi tinier dicari masa gestasinya : 1,3
Maturitas neuromuskuler
Setiap kriteria itu terdiri dari angka 0 sampai 5,tapi new ballard score,terdapat score
-1,yang memungkinkan jarak -10 sampai 50,rumus ini hanya bisa dipakai saat kehamilan di
atas 20 minggu .
Terdapat rumus langsung dari ballard score sendiri [ 2*score+120) /5 ]
Indeks Maturity
Gambar 1.5. Ballard score,maturitas fisik
Working diagnose
Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah
kelahiran.3
Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan
sedikit bantuan/gangguan.
Oleh karena itu PENTING diperhatikan dalam memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga
bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi dg kulit ibu sesegera mungkin.
Penghisapan lendir
Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yang steril, sediakan juga
tabung oksigen dan selangnya.
Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
Memantau mencatat usaha nafas yang pertama.
Warna kulit, adanya cairan / mekonium dlm hidung / mulut harus diperhatikan.
4. Pencegahan infeksi
Memberikan obat tetes mata/salep
diberikan 1 jam pertama bayi lahir yaitu : eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.
Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin dan langsung diteteskan
pada mata bayi segera setelah bayi lahir.5
Bayi baru lahir sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal
dalam perawatannya.
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi.
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan
bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih.
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi dalam
keadaan bersih.
Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya
akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi setelah
digunakan).5
3. Mencegah infeksi
Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet
untuk BAK/BAB.
Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah
tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera
ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah
atau bau busuk.
Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi
setiaphari.
Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabunsetiap
hari.
Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang
yangmemegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu.
Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua:
Pernafasan sulit/ > 60x/menit
Suhu > 38 C atau < 36,5 C
Warna kulit biru/pucat
Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering
warna hijau tua, ada lendir darah
Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk
Tidak berkemih dalam 3 hari, 24 jam
Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang.5
Profilaksis Mata
Untuk mencegah oftalmia gonokokus, semua bayi baru lahir harus mendapat larutan
perak nitrat 1% atau salep mata yang mengandung baik tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5%
yang dioleskan pada kedua mata dalam waktu 1 jam setelah lahir. Larutan atau salep tersebut
jangan dibilas dari mata setelah diberikan karena dapat mengurangi efektivitas obat.
Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus mendapat satu dosis tunggal vitamin K dalam beberapa
jam setelah lahir untuk mencegah timbulnya penyakit perdarahan bayi baru lahir. Penyakit ini
dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal atau intrakranial serta suatu perdarahan
menyeluruh. Peristiwa tersebut dapat terjadi sedini beberapa hari pertama setelah lahir, atau
hingga selambat 2 bulan atau lebih. Bentuk lambat terutama terjadi pada bayi yang mendapat
ASI eksklusif. Satu miligram vitamin K intramuskular mampu memberi perlindungan penuh.
Dosis oral 2 mg mampu mempertahankan status koagulasi normal dalam beberapa hari
pertama, tetapi mungkin harus diulang karena satu dosis tunggal mungkin tidak mempunyai
efek perlindungan yang sama lamanya dengan vitamin K intramuskular.
Pencegahan Hepatitis
Di Amerika Serikat saat ini telah menjadi suatu kebijaksanaan umujm untuk
mengimunisasi semua bayi terhadap hepatitis B. Dosis vaksin rekombinan pertama harus
diberikan sebelum usia 2 bulan dan lebih baik jika dalam periode neonatal. Pada banyak
keadaan, akan paling praktis untuk memberikan dosis pertama pada neonatus sebelum
pemulangan dari rumah sakit.
Bayi yang terlahir dari ibu hepatitis B positif atau ibu dengan status hepatitis tidka
diketahui memerlukan penatalaksanaan khusus. Jika ibu hepatitis B positif, begitu suhu stabil,
mandikan bayi segera setelah lahir untuk menghilangkan semua bahan darah infeksius.
Bersihkan kulit sebelum setiap injeksi atau pengambilan darah. Sebelum 12 jam pascalahir,
berikan globulin imun hepatitis B kepada bayi (0,5 mL IM) di satu tempat, dan vaksin
hepatitis rekombinan secara bersamaan di tempat yang lain. Jika menggunakan vaksin
Recombivax, gunakan 0,5 mL formulasi dewasa (5g), bukan formulasi pediatri (2,5g) yang
digunakan untuk profilaksis biasa. Jika status hepatitis ibu tidak diketahui, kirim darah ibu
untuk pengujian segera dan berikan vaksin, seperti di atas, dalam 12 jam pertama. Kemudian,
jika ibu ternyata terbukti hepatitis B positif, kepada bayi diberikan globulin hiperimun
sesegera mungkin dan definitif sebelum 7 hari. Jika negatif, lanjutkan jadwal imunisasi yang
lazim. Bayi dari ibu hepatitis B positif harus diimunisasi lebih cepat dari jadwal, dengan dosis
kedua pada 1 bulan dan dosis ketiga, 6 bulan.
Perawatan tali pusat diperlukan untuk mencegah tali pusat dari menjadi media
berbiaknya mikroorganisme patogen, seperti Staphylococcus aureus atau Clostridia.
Perawatan tali pusat paling baikdilakukan dengan membiarkannya terpajan pada udara dan
mengusapnya setiap hari dengan alkohol. Tindakan ini akan mengeringkan tali pusat,
menjadikannya media pertumbuhan yang buruk; jangan sekali-sekali emmbungkus tali pusat
dengna balutan basah atau balutan kedap udara. Pemberian obat antiseptik topikal pada tali
pusat dapat mengurangi kolonisasi kuman, tetapi kecuali jika terjadi suatu peningkatan pada
infeksi stafilokokus di ruang perawatan bayi, antiseptik biasanya tidak diperlukan.
Sirkumsisi
Sirkumsisi dilakukan dengan teknik jepitan bedah. Pada teknik ini, pelekatan popok
ke tempat bedah pascaoperasi dicegah dengan menggunakan kasa Vaseline atau dengan
mengoleskan Vaseline pada popok atau penis.
Penjagaan higiene yang baik untuk penis yang tidak disirkumsisi harus diajarkan
kepada orang tua dan diulang-ulang selama kunjungan anak sehat. Padakelahiran cukup
bulan, hanya 4% bayi memiliki preputium yang dapat ditarik ke belakang. Angka ini
meningkat menjadi 50% pada usia 1 tahun dan 80 hingga 90% pada usia 3 tahun.5,6
b. Susu formula
Formula merupakan susu yang dihumanisasi yaitu dimanipulasi sehingga menyerupai ASI.
Namun demikian, masih terdapat perbedaan dalam komposisi yang dapat dilihat pada tabel
2.4.1. Susu formula tidak mengandung sifat anti-infeksi. Formula kedelai kadang digunakan
untuk mencegah gangguan alergi seperti eksim dan asma. Sekitar 10-30% bayi dengan
Tabel 1.1. Komposisi Zat Gizi dalam ASI dan Air Susu Berbagai Jenis Hewan (g/100g)
Waktu yang dihabiskan seorang bayi baru lahir di tempat perawatan bayi di rumah
sakit adalah periode bagi observasi sekaligus pendidikan ibu. Saat pemulangan, ibu sudah
harus mendapat cukup instruksi praktis untuk keterampilan serta kepercayaan diri ibu dalam
memberi makan, memandikan, serta memberi perawatan umum kepada bayi. Jika bayi pulang
menggunakan mobil, ibu sudah harus menyiapkan sebuah kursi bayi khusus dan tahu cara
menggunakannya.
Jika memungkinkan, pemeriksaan bayi saat pemulangan harus dilakukan di depan ibu
agar ibu memiliki kesempatan bertanya kepada dokter mengenai hal-hal yang dianggapnya
abnormal. Harus ada suatu perjanjian pasti mengenai perawatan bayi sehat berikutnya. Bayi
yang dipulangkan dalam 48 jam setelah lahir harus dilihat lagi dalam 2 hingga 3 hari. Ibu
juga harus dinasihati bahwa jika bayi sakit selama periode neonatal dan berobat ke rumah
sakit lain, rumah sakit tempat bayi pertama kali dirawat harus diberitahu. Infeksi menular
seperti diare bakterial atau infeksi stafilokokus biasanya menjadi simptomatik setelah
pemulangan. Jika rumah sait asal tempat bayi dirawat tidak diberitahu, dapat terjadi
keterlambatan serius sebelum masalah tersebut diketahui dan dilakukan tindakan perbaikan.5,6
Prognosis
Dubia ad bonam.
PENUTUP
Pada neonatus cukup bulan Sesuai masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan
fisik secara keseluruhan dan jika memang diperlukan pemeriksaan penunjang dpat diakukan
pemeriksaan penunjang. Selain itu, perlu diperhatikan beberapa perubahan fiisiologis pada
neonates yang baru lahir serta perawatannya. Baik oerawatan terhadap neonates sendriri
mauupun perawatan terhadap ibunya. Neonatus yang kahir cukup bulan dan sesuai masa
kehamilan mempunyai prognosis yang bonam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Damanik SM. Klasifikasi bayi menurut berat lahir dan masa gestasi. Dalam: Kosim
MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku ajar neonatologi.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI;2010.h.11-5.
2. Gleadle J. Anamnesis dan Pemeriksaan Obstetrik. Dalam At a Glance :Anamnesis
dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga;2005.h.35.
3. Ilmu Kesehatan Anak. Perinatalogi. Dalam : Bahan Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak.Jilid 3. Jakarta:Infomedika: 2007;h.1044-64.
4. Mcdonald S. Pemeriksaan praktis bayi baru lahir. Dalam: Lorna D. Pemeriksaan
kesehatan ba Cunningham FG, et al. Williams obstetrics. 23th ed. Jakarta:
EGC;2013.h.616-28.
5. Bani AP, Limanjaya D, Aggraini D, Mahanani DA, Hartanto H, Mandera LI, dkk,
penyunting. Buku ajar pediatri rudolph. Dalam: Rudolph AM. Rudolphs pediatrics.
20th ed. Jakarta:EGC; 2006.h.262-5.
6. yi: pendekatan multidimensi. Jakarta: EGC;2011.h.17-46.