Agustino Riyawati-Fdk PDF
Agustino Riyawati-Fdk PDF
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I)
Disusun oleh:
Agustino Riyawati
103054128819
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I)
Disusun oleh:
Agustino Riyawati
103054128819
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Agustino Riyawati
ANALISIS GEJALA DAN FAKTOR PEMICU DEPRESI
KORBAN PERDAGANGAN PEREMPUAN (WOMEN TRAFFICKING)
STUDI KASUS KLIEN COUNTER TRAFFICKING UNIT
INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR MIGRATION
(CTU IOM) RS. POLRI SUKANTO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah & Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam
Oleh :
Agustino Riyawati
NIM : 103054128819
Di Bawah Bimbingan
Ismet Firdaus, M. Si
NIP :
Ketua Sekretaris
Dr..Murodi, M A Rubiyanah, MA
NIP. 150254102 NIP. 150286373
Penguji I Penguji II
Pembimbing,
Segala puji serta rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
yang telah memberikan segala karunia besar-Nya kepada kita semua,
penggenggam setiap kejadian, pengangkat setiap kemuliaan, dan penyempurna
kebahagiaan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, sebagai hamba pilihan yang membimbing umatnya untuk
menemui jalan Tuhan-nya, dan seluruh keluarga, sahabat serta umat-Nya
sepanjang zaman.
Dengan rasa puji syukur penulis panjatkan ke hadirat-Nya dengan sifat
Rahman, Rahim-Nya serta meyakini bahwa Allah SWT memiliki kuasa di atas
keinginan hamba-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis ucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu, memberikan dorongan serta motivasinya,
diantaranya :
1. Alhamdulillah, syukur kupanjatkan karena dilahirkan dari rahim yang terkasih
Ibunda Suti Rahayu dan Ayahanda Kuncoro, Terima kasih atas darah, keringat
serta untaian doa-doa kebaikan kala siang maupun malam untuk anakmu ini.
Hanya Allah yang dapat membalas dengan sebaik-baiknya balasan (Syurga).
2. Adik-adikku tersayang Yudha Andilla dan Yusuf Wicaksono yang telah
banyak memberikan dukungan moril maupun materil juga semangatnya,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak DR. H. Murodi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah & Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Helmi Rustandi, MA, selaku Ketua Konsentrasi Kesejahteraan
Sosial atas arahan dan petunjuk dalam skripsi ini.
5. Bpk Ismet Firdaus, M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
memberikan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Penguji yaitu Dra. Hj. Elidar Husein, MA, Dra. Nurul
Hidayati, M.Pd, Rubiyanah, MA. Terima kasih atas petunjuk, saran dan
nasihatnya atas skripsi ini.
7. Para Dosen dan juga staf akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dan memberikan
bimbingan kepada penulis selama di kampus tercinta ini. Tak lupa kepada Kak
Ari yang telah memberikan bantuan arahan demi kelancaran sidang skripsi ini.
8. dr. Teresa Zakaria, selaku pimpinan Counter Trafficking Unit International
Organization for Migration (CTU IOM) RS. POLRI Sukanto. Terima kasih
atas dukungan, kesempatan juga pengalaman yang telah diberikan kepada
penulis selama berada di CTU IOM RS. POLRI Sukanto.
9. Ibu Suryantini selaku psikolog CTU IOM yang telah membantu memberikan
dukungan, arahan, informasi dan data yang dibutuhkan oleh penulis.
10. Mba Eka Lenggang Dianasari, S. Sos, M.Si, Mba Ana Sakreti, M.Si, Mbak
Ribka Pittaria, Mas Yeremias Wutun selaku pekerja sosial di Counter
Trafficking Unit IOM juga Mba Nura yang telah banyak membantu juga
memberikan semangat kepada penulis. Terima kasih atas dukungan,
kesempatan juga pengalaman yang telah diberikan kepada penulis selama
berada di CTU IOM RS. POLRI Sukanto.
11. Seluruh rekan Volunteer CTU IOM RS. POLRI Sukanto khususnya Mba Mia,
Uq, Sarah, Mba Diandini, Mba Lulu, Mba Umi, Mba Nia juga Mba Rina.
Terima kasih atas persaudaraannya. Semoga tali silaturahmi ini akan tetap
terjaga.
12. Seluruh staf, perawat juga security CTU IOM RS. POLRI Sukanto khususnya
Mba Nur, Mba Ani, Mba Ida juga Mba Hani. Terima kasih karena sudah
menerima penulis dengan sangat baik.
13. FRIENDSHIP is Forgive, Respect, Invest, Encourage, Nurture, Depend on,
Share with, Help for, Inspire and Pray for Each Other. Sahabat dan teman-
teman terbaikku di Kessos '03 (Q_SOS Community) yaitu Sarah, Amer, Yuni,
Imeh, Tika, Tajun, Wiwi, Nia, Nun, Sri, Suudi, Syakur, Hamdy, Husen, Bang
Acen, Yoga, Aan, Bang Iwan, Izul, Erik, Yudi, Heru, Marzuki, Ilman, Dede,
Itba, Surya, Abi, Jarwo, Ayik (Makar Community). Atas dukungan, semangat
dan juga kesempatan menjadi rekan seperjuangan sejak awal masa perkuliahan
hingga akhir masa penulisan skripsi ini. That's What Friends Are For? Thank
U Friends . Selamat Berjuang. Semangat !! ^^.
14. Mas Akhsin Muamar yang dengan kesabaran juga perhatiannya senantiasa
mendukung penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
15. Asti Nuryandani atas diskusi, buku-buku juga semangat yang ditularkan
kepada penulis dan kepada Azra yang telah membantu kelancaran sidang
skripsi ini. Terima kasih atas silaturahmi yang baik ini semoga tetap terjaga.
Amin....
16. Kepada seluruh sahabat, kerabat dan pihak yang namanya belum tercantum
dengan tidak mengurangi rasa hormat dan terimakasih penulis memohon maaf
atas segala salah dan khilaf diri selama ini baik lahir maupun batin.
Hanya harapan dan doa semoga pihak yang telah berjasa dalam membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah
SWT. Dan harapan penulis, semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan ilmiah
bagi siapa saja yang membutuhkan dan bermanfaat bagi semua pembacanya.
Semoga rahmat, kasih sayang dan hidayah Allah SWT senantiasa kita dapatkan.
Amin..
Agustino Riyawati
DAFTAR ISI
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan. 104
B. Saran.. . 109
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
LAMPIRAN
ABSTRAK
Agustino Riyawati
Analisis Faktor Pemicu Depresi Pada Korban Perdagangan Perempuan di CTU
IOM RS. POLRI Sukanto
PENDAHULUAN
Qur`an surah Yusuf/12: 20, Allah SWT menyitir tentang hal ini: 1
. "!#
Artinya: "Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu
beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya
kepada Yusuf.".2
menjadi korban trafiking untuk kepentingan seks dan sejumlah tujuan lain.
yang berkembang. Yang mengejutkan, banyak praktek trafiking sekarang ini yang
mengikuti jalur trafiking abad pertengahan atau masa Renaissance ketika kaum
Barat. 3
1
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al Quran, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), Vol. 6, h. 416-417.
2
Ketika mereka sampai di Mesir, mereka membawanya ke pasar dan pembeli pun mereka
temukan. Setelah tawar menawar dan akhirnya mereka menjualnya dengan harga yang murah,
yaitu beberapa dirham yang dapat dihitung dengan jari, yakni sangat murah dan mereka bukanlah
orang-orang yang tertarik hatinya kepada Yusuf. Mereka menjualnya dengan harga murah,
khawatir orangtuanya/ tuannya menemukannya atau para pembelinya menampakkan
ketidaktertarikan agar harga jualnya dapat lebih murah dari yang ditawarkan. Kata (bakhs/murah)
pada mulanya berarti kekurangan akibat kecurangan atau penipuan.
3
IOM - International Organization for Migration Budapest, Pedoman Pelatihan Aspek-Aspek
Kesehatan Mental Dalam Trafiking Manusia, (Budapest: IOM Publishing, 2004), h. 5-6.
Tahap trafiking yang diketahui pertama terjadi pada abad pertengahan.
Setiap tahun, ribuan perempuan maupun anak-anak dari Prussia (Jerman) Timur,
budak di Italia dan Prancis Selatan. Begitu pula perempuan dan anak-anak Eropa
Timur mengalami trafiking, terutama dari Rusia dan Ukraina, yang dijual di Italia
dan Timur Tengah. Selain itu, ada pula yang berasal dari Bosnia, Albania dan
Italia dan Prancis. Jalur trafiking ke Eropa Barat berhenti saat Kesultanan
Pada awal abad dua puluh, perhatian tertuju pada perempuan Inggris, yang
dipaksa melacur di benua Eropa yang terkenal dengan sebutan "perbudakan kaum
kulit putih". Fenomena ini menjadi suatu isu politik pada awal tahun 1900-an.
Pada tahun 1902, dibuat rancangan International Agreement for the Suppression
negeri.
dan anak-anak adalah golongan yang paling rentan. Mereka dibeli, dijual, dan
diangkut untuk dijual kembali, sebagai pemuas seks dan juga buruh. Sebagian
kecil dari mereka, masuk kedalam kegiatan seperti pengemisan, kenakalan, jeratan
hutang, kawin palsu, adopsi paksa, atau sebagai korban dari perdagangan organ
manusia.5
4
Bezpalcha, R, "Helping Survivors of Human Trafficking", (Ukraina: Winrock International,
2003), dalam IOM - International Organization for Migration Budapest, Pedoman Pelatihan
Aspek-Aspek Kesehatan Mental Dalam Trafiking Manusia, (Budapest: IOM Publishing, 2004). h.
24.
5
IOM Council Document MC/INF 270, 11 November 2003, (TT: IOM, 2003), h. 270.
6
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al Quran, (Jakarta:
Lentera Hati), 2002, Vol. 9, h. 338-342.
7
Upaya untuk bekerja memerdekakan diri dapat ditempuh dengan berbagai cara, tapi bukan
dengan cara yang haram. Karena itu ayat ini telah memerintahkan untuk membantu para budak,
dan melanjutkan dengan larangan yaitu, dan janganlah kamu paksa budak-budak kamu..(dst)
Trafiking telah menjadi suatu usaha kriminal yang paling menguntungkan,
kerena memiliki hubungan erat dengan sejumlah kegiatan ilegal, seperti pencucian
perempuan dan anak-anak dibeli, dijual, diangkut dan dan terperangkap dalam
mendapatkan izin dari orang yang memiliki kendali atas orang lain untuk tujuan
eksploitasi.10
Trafiking, menurut ICMC/ACIL tidak hanya merampas hak asasi tapi juga
8
UNICEF, Trafficking in Human Beings in Southeastern Europe, (Geneva: Juni 2002), h. 8.
9
Release of 2002 Trafficking in Persons Report Washington, Juni 2002.
10
Protocol to Prevent, Suppress and Punish Trafficking in Person, Especially Women and
Children (Trafficking Protocol), supplementing the United Nations Convention Against
Transnational Organized Crime, 2000 (juga di kenal sebagai Konvensi Palermo).
11
Misra & Rosenberg, "Bentuk-Bentuk Perdagangan Manusia di Indonesia", 2003. dalam
Rosenberg, Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesia. (Jakarta: American Centre for
International Labor Solidarity (ACILS), 2003), h. 41-62.
Indonesia merupakan negara penghasil dan juga negara transit dalam
Emirat Arab, Hongkong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Australia.
Indonesia sendiri terdapat arus perdagangan manusia yang sangat besar dari desa
ke kota dalam rangka seks komersial atau sebagai pekerja kasar yang lain seperti
luar negeri, termasuk Tenaga Kerja Indonesia/ Tenaga Kerja Wanita (TKI/TKW)
Banyak kasus trafficking diderita para TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Hal
itu terlihat nyata seperti sejumlah korban yang terdapat di Rumah Sakit Kepolisian
Pusat Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dalam statusnya sebagai imigran,
negara.
12
http://anak.i2.co.id/beritabaru/berita.asp?id=193, diakses pada Maret 2007 pukul 10.00 WIB
Dengan meningkatnya feminisasi migrasi sepanjang dasawarsa lalu, kaum
berikutnya dan memiliki akses yang sangat kecil bahkan tidak memiliki akses
hubungan yang sehat atas dasar rasa saling percaya dan keintiman.13
faktor kebudayaan asal mereka. Menurut mereka variabel pasca imigrasi (post
immigration) seperti pengangguran dan jarak yang jauh dengan negara asal
13
Zimmerman,C,Watts,C, 2003, dalam IOM Counter-Trafficking Handbook, Bab 4: Kesehatan
(Health), (New York: IOM, 2003), h. 214-216.
14
Westermeyer,J, dkk, " Migration and Mental Health Among Hmong Refugees: Association of
Pre And Post Migration Factors With Self Rating Scale ", (Journal of Nervous and Mental
Disease, 1983), 171, 92-96. dalam Adi Fahrudin, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi
dan Strategi,: Bab Kesehatan Mental Imigran, (Penerbit: Badan Pelatihan dan Pengembangan
Sosial Departemen Sosial RI, 2000), h. 304.
Para imigran mengalami kesulitan dalam percobaan untuk mengatasi
saling terkait dan menghasilkan berbagai gangguan dan masalah sosial. Apabila
budaya imigran dengan budaya negara baru memiliki perbedaan yang amat nyata,
imigran yang bersangkutan akan mengalami stres yang serius dan beban mental
Untuk itu perlu kesabaran yang sangat tinggi dalam memberikan penyembuhan
terhadap si pasien yang menjadi korban trafficking, karena pada umumnya mereka
Menurut data statistik yang dikeluarkan oleh CTU IOM RS. POLRI
kesehatan mental khususnya depresi adalah 87 % dari total korban yang ditangani
oleh lembaga ini.16 Organisasi sosial dapat menjadi one stop services center
pelayanan vokasional.. CTU IOM RS. POLRI Sukanto, sebagai salah satu
kepada korban.
15
Ibid, Rogler, Dharma & Malgady, 1991, h. 304.
16
Statistik CTU IOM Jakarta, Psychological Assessments among Victims of Trafficking, June
2005 - April 2007 (Jakarta: IOM, 2007).
CTU IOM menyediakan one stop crisis center dengan memberikan
psikososial hingga tahap pemulangan dan reintegrasi klien. Para pekerja sosial
yang bekerja di badan sosial seperti ini, selain harus mempunyai kompetensi
multikultural yang akan mempermudah dalam bekerja dengan berbagai klien yang
berasal dari latar belakang etnik yang berbeda, mereka pun harus memiliki
kemampuan intervensi pada level makro, mezzo maupun mikro yang sejalan
dengan program dan pelayanan organisasi di samping itu, dalam menangani klien,
organisasi sosial biasanya menerapkan pola kerja tim (team work) bersama orang-
eksploitasi seksual, pelecehan psikologis, kondisi hidup yang buruk dan menderita
mental.
dengan judul Analisis Gejala dan Faktor Pemicu Depresi Pada Korban
RS.POLRI Sukanto
17
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005),
h. 179.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
menderita trauma fisik, tekanan jiwa, trauma psikis yang dialami seperti depresi
gangguan makan, ide-ide bunuh diri, gangguan stres paska trauma, schizophrenia,
masyarakat. Penyakit ini menyerang siapa saja tanpa memandang usia, ras atau
Penelitian terhadap TKW yang pulang dari bekerja di luar negeri dan di
cukup tinggi, yaitu; Psikotik 31,7%, Depresi 26,7%, PTSD (Post Traumatic
18
Kaplan HI, Sadock BJ, Mood Disorder. In Synopsis of Psychiatry. (Baltimore USA: William
and Wilkins, 1988), h. 288-303.
19
Yap, dalam Suryo Dharmono, Presentasi Aspek Psikiatrik Pada Korban Trafiking, (Pusat
Kajian Bencana & Tindak Kekerasan, Departemen Psikiatri FKUI / RSCM, 2005), h. 8.
Penelitian tersebut juga memperlihatkan kurangnya pengetahuan pekerja
migran (korban trafiking) tentang tatacara bermasyarakat dan adat istiadat negeri
tujuan kerja, hal ini juga berkorelasi dengan kejadian gangguan jiwa. Hal inilah
yang menjadikan mereka sebagai obyek bisnis bagi para pedagang manusia. 20
Sedangkan menurut data statistik CTU IOM pada bulan Maret 2005
Data statistik CTU IOM Maret 2005 sampai dengan Januari 2007
pembantu rumah tangga/ PRT (domestic worker) atau biasa dikenal sebagai buruh
Dalam statistik ini juga disebutkan bahwa korban trafficking ini mayoritas
sebesar 89 %. Selain itu karakteristik lain dari subyek penelitian ini adalah
yang disebutkan jumlahnya mencapai 1405 orang dalam periode ini. Dalam
skripsi ini, penulis hanya akan mengamati faktor pemicu depresi dan akibat
perdagangan perempuan.
20
Ibid, h. 8.
Penulis akan melakukan pengamatan dari mulai ciri-ciri / gejala depresi,
faktor pemicu depresi, dan sekilas tentang langkah penanganan pada korban.
International Organization for Migration (CTU IOM) RS. POLRI dalam rentang
2. Perumusan Masalah
2. Bagaimana gambaran kasus depresi ringan, sedang dan berat pada klien
CTU IOM RS. POLRI Sukanto yang bekerja sebagai buruh migran di
Malaysia?
3. Bagaimana analisis faktor pemicu dan ciri-ciri (gejala) depresi pada klien
1. Tujuan Penelitian
sedang dan berat pada klien CTU IOM RS. POLRI Sukanto yang bekerja
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
ciri-ciri (gejala) gangguan depresinya dan juga pola pelayanan bagi korban
b. Manfaat Akademis
c. Manfaat Sosial
semangat kepekaan dan kepedulian sosial terlebih khusus bagi kita sebagai
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu tentang pendahuluan, kerangka
pemikiran, profil lembaga, analisa kasus dan penutup. Secara garis besar isi dari
BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian,
dijadikan dasar pada penelitian ini. Pada bab ini dijelaskan analisis
intra kasus (intra analysis) / perkasus dan juga analisis antar kasus
BAB VI Penutup, berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah
dilaksanakan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEPRESI
Kasus TKW yang nekat bunuh diri, atau sebaliknya membunuh
jiwa yang terabaikan. Salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang cukup tinggi
Depresi yang berakibat pada rasa bahwa hidup gelap dan sempit adalah
nilai akhlak yang diajarkan oleh agama. Ilmu kedokteran menyatakan bahwa jiwa
yang tenang dan damai melindungi dari pengaruh penyakit ini. Al Quran
beriman. Allah SWT berfirman dalam al-Qur`an, surah Thh/20: 124; sebagai
berikut22
:
GK# HA -0 GH # !C :
.
:
Artinya: Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka
Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit 23 dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."
21
Suryo Dharmono, Presentasi Aspek Psikiatrik Pada Korban Trafiking. (Pusat Kajian Bencana
& Tindak Kekerasan: Departemen Psikiatri FKUI / RSCM, 2005), h. 7.
22
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al Quran, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), Vol. 8, h. 392-393.
23
Kata -0M dhankan adalah kata jadian dari kata Dhanka yang berarti sempit. Kehidupan yang
sempit adalah kehidupan yang sulit dihadapi baik secara lahir maupun batin.kehidupan yang
demikian menjadikan seseorang tidak pernah merasa puas dan selalu gelisah. Hal ini dikarenakan
dia tidak memperdulikan hal-hal yang bersifat ruhaniah. Tidak merasakan kenikmatan ruhani
karena mata hatinya buta dan jiwanya terbelenggu oleh hal-hal yang bersifat material.
Dalam firmannya yang lain Allah mengatakan bahwa kehidupan yang baik
bukan berarti bahwa kehidupan itu selalu luput dari ujian dan cobaan. Seperti
Kata Haytan thoyyibatan / kehidupan yang baik itu bukan berarti bahwa
kehidupan yang diliputi kemewahan dan luput dari ujian, melainkan kehidupan
yang diliputi oleh rasa lega, kerelaan serta kesabaran dalam menerima cobaan dan
rasa syukur atas nikmat Allah. Dengan demikian yang bersangkutan tidak
ganjaran dari semua perbuatan. Setelah berbagai ujian dan cobaan, Allah akan
mengaruniakan perasaan tenang pada orang yang beriman. Dalam hal ini Allah
W "
# 0P
# 2V U G0-!'#!( " #
-,
2: !2# T#'!
# 0! 2# /
1. Definisi Depresi
Depresi telah lama dikenal sejak zaman Yunani, yang oleh Hippocrates
disebut melancholi. Hal yang menonjol adalah gejala somatiknya, misalnya sakit
kepala, sakit pada saluran pencernaan, mulut kering, perut terasa kembung, nyeri
6
ulu hati, dan perut kejang. Depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang
yang berakibat mudah lelah setelah bekerja walaupun sedikit, dan berkurangnya
vegetatif (tidur, selera makan, aktifitas seksual dan ritme biologis lainnya). Ini
ini juga berkaitan dengan gangguan psikologis lainnya seperti serangan panik,
6
Citra Julita Tarigan, Perbedaan Depresi Pada Pasien Dispepsia Fungsional dan Dispepsia
Organik, (Bagian Psikiatri: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Digitized by USU
digital library, 2003), h. 3.
7
Departemen Kesehatan RI. Direktorat Pelayanan Medik, Pedoman Penggolongan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia, Cet. Pertama, (Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1993), h. 140
153.
8
Kusumanto R. Iskandar Y. Depresi, Suatu problema Diagnosa dan Terapi pada praktek
umum, (Jakarta: Yayasan Dharma Graha, 1981), h. 916.
9
Kaplan, dkk, " Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences Clinical
Psychiatry, 7 th ed " (Baltimore: William & Wilkins, 1994) dalam Fausiah, Julianti Widury ;
editor, Augustine Sukarlan Basri. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa, (Jakarta, Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press, 2005), h. 104.
10
Davidson & Neale, Abnormal Psychology. 8 th ed (New York: John Wiley & Sons, 2001), h.
113-114.
berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara
2. Gejala Depresi
d. Perasaan bersalah/berdosa
f. Gangguan tidur.
menjadi 3 (tiga) gejala umum yang dapat diamati seperti gejala fisik, psikis
a. Gejala Fisik
1. Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit)
11
Phillip. L. Rice, "Stress and Health". (Pacific Grove, CA: Brooks/ Cole Publishing Company,
1999) dalam http://www.e-psikologi.com/masalah/depresi-1.htm. Diakses pada 19 September
2007.
12
Suryo Dharmono, Presentasi Aspek Psikiatrik Pada Korban Trafiking. (Pusat Kajian
Bencana & Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI / RSCM, 2005), h. 16-17.
2. Menurunnya tingkat aktivitas.
b. Gejala Psikis
2. Sensitif.
4. Perasaan bersalah
5. Perasaan terbebani.
c. Gejala Sosial
perlu juga diketahui bahwa lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku
orang yang depresi tersebut yang pada umumnya negatif (mudah marah,
tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang
terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan orang lain. Masalah ini
tidak hanya berbentuk konflik, tapi juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika
berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara
normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif
13
http://www.e-psikologi.com/masalah/depresi-1.htm. diakses 19 sept 2007.
Pada orang dewasa, mayoritas pengalaman/ peristiwa hidup yang tidak
keadaan tersebut (tidak ada yang dapat dilakukan) dan menganggap bahwa dirinya
berolahraga, dll, dengan kata lain mereka merasa tidak berdaya. Mereka akan
Kondisi ini dalam bahasan klinis disebut dengan apatis dan hal ini akan semakin
Sakit. Penelitian ini mengacu pada Stephen MS dkk (1991) menyatakan bahwa
14
Parker G, Kalucy, Megan. Depression comorbid with physical illness. (Australia: Lippincott
Williams & Wilkins,Inc.,1999;12,1), h. 87-92.
15
Rita L. Calderon, LCSW-R, Depression - How Social Workers Help: Caregiving:
Depression in the Elderly, diakses dari http://www.socialworkers.org/profession/default.asp.
National Association Of Social Worker (NASW). 5 Maret 2008 pukul 10.00 WIB.
lama rawat di rumah sakit berpengaruh terhadap terjadinya depresi.16 Pendapat ini
diperkuat dengan penelitian Aldwin (2000) yang menyatakan bahwa sikap tenaga
Teori Beck memiliki tesis utama bahwa individu merasa depresi karena
mirip. Hal ini kemudian mempengaruhi bias kognitif dan kemudian memperkuat
apa yang disebut Beck sebagai triad negative, yaitu pandangan negatif tentang
diri, dunia, dan masa depan yang seolah jauh dan tidak terjangkau. Beck pun
Hopelessness.
yang buruk pada kesalahan pribadi yang bersifat global dan menetap atau dapat
16
Stephen MS, Maurice DS, Barbara W, et al. Psychological comor-bidity and length of stay
in the general hospital,. (Am J Psychiatry, 1991; 148: 324-9). dalam Suzy yusna dewi, Dkk,
Faktor Risiko Yang Berperan Terhadap Terjadinya Depresi Pada Pasien Geriatri Yang Dirawat
Di RS dr. Cipto Mangunkusumo, Cermin Dunia Kedokteran No. 156, vol.34 no.3/156 Mei-Juni
2007, http://www.kalbe.co.id/cdk Diakses 10 Oktober 2007.
17
Aldwin. Social support and Health . http://hcd.ucdavis.edu/faculty/ adlwin/support.pdf.
Diakses 1 Juni 2004. dalam Suzy yusna dewi, Dkk, Faktor Risiko Yang Berperan Terhadap
Terjadinya Depresi Pada Pasien Geriatri Yang Dirawat di RS. dr. Cipto Mangunkusumo, Cermin
Dunia Kedokteran No. 156, vol.34 no.3/156 Mei-Juni 2007, http://www.kalbe.co.id/cdk Diakses
10 Oktober 2007.
pula dipicu oleh faktor kognitif lain seperti perasaan tidak ada harapan, tidak ada
respon yang memungkinkan untuk mengatasi situasi dan perkiraan bahwa hasil
hubungan sosial yang kurang baik dan menganggap mereka kurang memberikan
untuk mengatasi peristiwa hidup yang negatif sehingga membuat mereka rentan
terhadap depresi.
4. Derajat Depresi
tambahan. Satu ataupun dua gejala utama muncul, namun pasien pada
18
Gherson, 1990. dalam Fausiah, Julianti Widury; editor, Augustine Sukarlan Basri. Psikologi
Abnormal Klinis Dewasa, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia / UI-Press, 2005), h. 114.
19
Maslim R, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Cetakan
pertama (PT Nuli Jaya: Jakarta, 2001), h. 103-106.
tahap ini masih dapat mengontrol diri mereka (tidak mengganggu
c. Depresi berat (severe), jika terdapat tiga gejala utama ditambah sekurang-
Hamilton (52-68).
B. Perdagangan Manusia
Definisi yang paling mutakhir dan paling diterima secara luas adalah
tubuh.
21
Ruth Rosernberg editor, Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesia, (Publikasi USAID
& ACILS, 2003), h. 51-59.
Saat ini kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi yang
baru yaitu: perdagangan orang (trafficking in persons) atau yang juga dikenal
secara tertutup dan bergerak di luar hukum.22 Pelaku perdagangan orang atau
menggunakan teknik khusus untuk menjerat mangsanya, setelah itu tanpa disadari
korban menjadi tidak berdaya, merasa tidak sanggup untuk membebaskan diri dari
praktek ini.
kriminal,
22
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, Penghapusan
Perdagangan Orang (Trafficking in Persons) di Indonesia, (Jakarta, 2005), h. 3.
23
Gushulak, B & McPherson, D, 2000, IOM Counter-Trafficking Handbook, (New York: IOM,
2003), h. 218-220.
Secara ringkas, beragam metode perekrutan dipergunakan:
luar negeri;
Tahap perjalanan dan transit dimulai pada saat perekrutan dan berakhir
pada saat tiba di tempat tujuan pekerjaan. Perekrutan diikuti dengan suatu tahap
perpindahan yang tidak didasarkan pada kebebasan dan kemauan sadar dari
paspor, seringkali paspor mereka diambil dan ditahan oleh pelaku trafiking
cara-cara transportasi umum, karena lebih murah dan dapat meyakinkan orang-
penyeberangan tapal batas yang berisiko tinggi, disertai ancaman, intimidasi, dan
kekerasan, termasuk pemerkosaan dan bentuk penyimpangan seksual lainnya
pelecehan yang dilakukan oleh banyak orang selama dalam tahap perpindahan,
sebagainya. Selain itu, tidak lazim didapati orang yang mengalami trafiking yang
sudah mengalami beberapa siklus perjalanan dan transit dan sudah dijual kembali
Keluar dari rumah dengan cepat akan memicu tingginya stress dan kecemasan
bagi hampir semua orang yang sudah direkrut. Bagi sebagian besar orang, hal ini
merupakan saat pertama mereka meninggalkan rumah dan memisahkan diri dari
Mereka merasa tak berdaya, tak kuasa dan menghadapi suatu masa depan yang
suram dan tidak pasti. Dalam situasi-situasi yang berbahaya tanpa sarana untuk
melarikan diri, orang yang mengalami trafiking mungkin tidak lagi mampu untuk
orang yang mengalami trafiking memiliki ingatan yang kurang bagus untuk
mengungkap peristiwa yang telah dialami; bahkan lupa akan sejumlah rincian
yang signifikan.
mungkin meliputi hal-hal berikut: melakukan teror (menanamkan rasa takut terus-
tetap bingung dan tidak mampu membuat rencana dan mengantisipasi kejadian-
ditempatkan untuk bekerja dan tunduk pada suatu kombinasi antara paksaan,
kekuasaan guna mengontrol orang yang mengalami trafiking selama dalam tahap
eksploitasi.
24
Zimmerman, C., Watts, C, IOM Counter-Trafficking Handbook, (New York: IOM, 2003), h.
217-219.
4. Penyiksaan fisik dan mental disertai ancaman-ancaman terhadap
anggota keluarga atau teman, sering ada denda uang dan perampasan uang,
bebasnya, dapat menyerah, dan dapat tunduk di bawah kontrol para pelaku
trafiking.
kembali suatu akumulasi hutang yang meliputi harga yang telah dibayar
a. Sisi Permintaan
diperdagangkan (korban).
3) Diskriminasi gender
penegakan hukum
perkawinan
b. Sisi Suplai
1) Feminisasi kemiskinan
a. Faktor pendorong
1) Kemiskinan keluarga
2) Mencari pekerjaan
3) Meningkatnya materialisme
25
GENPROM, Preventing Discrimination, Exploitation and Abuse of Women Migrant
Workers: An Information Guide, Booklet 6, Trafficking of Women and Girls, (ILO: Geneva, 2002),
h. 24.
26
Ibid, h. 5.
9) Ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan, anak laki dan anak
b. Faktor penarik
rumah-rumah bordil
berwenang.
bahkan bayi sebagai korban, sementara agen, calo, atau sindikat bertindak
adalah lelaki hidung belang atau pedofil yang mengencani perempuan dan anak
yang dipaksa menjadi pelacur, atau penerima donor organ yang berasal dari
kejahatan lintas batas tetapi juga melibatkan lembaga, perseorangan dan bahkan
dan menempatkan mereka dalam pekerjaan yang berbeda atau secara paksa
a. Agen atau calo-calo bisa orang luar tetapi bisa juga seorang tetangga,
pemalsuan dokumen.
d. Pemilik atau pengelola rumah bordil, berdasar Pasal 289, 296, dan 506
18 tahun).
27
Rosernberg, 2003 dalam Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik
Indonesia, Penghapusan Perdagangan Orang (Trafficking in Persons) di Indonesia, (Jakarta,
2005), h. 7.
e. Calo pernikahan adalah trafficker manakala pernikahan yang diaturnya
dilangsungkan.
f. Orang tua dan sanak saudara adalah trafficker manakala mereka secara
sadar menjual anak atau saudaranya baik langsung atau melalui calo
kepada majikan di sektor industri seks atau lainnya atau jika mereka
7. Pengguna 28
28
Ibid, h. 8.
a. Germo dan pengelola rumah bordil yang membutuhkan perempuan
wisata seks.
jaringannya.
29
Nelien Haspels dan Busakorn Suriyasarn. Meningkatkan Kesetaraan Gender dalam Aksi
Penanggulangan Pekerja Anak serta Perdagangan Perempuan dan Anak (Panduan Praktis bagi
a. Berjanji memberikan pekerjaan yang baik
b. Perkawinan semu
c. Mengunjungi kerabat
f. ancaman
g. penculikan
h. pembiusan.
a. Kerja pabrikan
b. Kerja domestik
c. Kerja pertanian
g. Kawin paksa
C. Penelitian Sebelumnya
30
Publikasi Komnas Perempuan and Solidaritas Perempuan/ CARAM Indonesia, Indonesian
Migrant Domestic Workers: Their Vulnerabilities And New Initiatives For The Protection Of Their
Rights (Indonesian Country Report to the UN Special Rapporteur on the Human Rights of
Migrants, Support of Ford Foundation dan DGIS, 2003), h. 21-22.
Pelayanan Integratif CTU IOM Kepada Korban Perdagangan Perempuan
Pada penelitian ini, penulis lebih menekankan pada analisa depresi dan
pengalaman Trafficking yang dialami dan memperhatikan depresi yang timbul lalu
METODE PENELITIAN
Kantor Pusat IOM di 17 Route des Marillon C.P 71, CH-1221, Jenewa 19
Switzerland. Hingga tahun 2002, IOM telah memberikan bantuan dan beraktivitas
di 117 negara (175 kota). Di Indonesia, IOM ada di Banda Aceh, Bogor, Jakarta,
Sitobondo dan Surabaya. Kantor pusat IOM Indonesia berada di Gedung Surya
Lt. 12 A. Jl. MH. Thamrin Kav. 9 Jakarta 10350. Kantor menangani administrasi
IOM yang berfungsi sebagai shelter yang berlokasi di Pusat Pelayanan Medis
(PPM) dan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) RS POLRI Raden Said Sukanto di Jl.
RS. POLRI No. 11 Kramat Jati, Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan sejak
data kuantitatif deskriptif dalam memperoleh informasi tentang hal yang akan
26
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003), h.12.
Penelitian kualitatif memiliki desain yang bersifat alamiah. Peneliti tidak
studi terhadap suatu fenomena dalam situasi di mana fenomena tersebut ada.
Penelitian kualitatif memberi penekanan pada dinamika dan proses. Selain itu,
penelitian pada konteks alamiah ini lebih fokus pada pengalaman individu
Studi kasus. Metode ini sangat bermanfaat ketika peneliti merasa perlu memahami
ataupun situasi unik secara mendalam. Hal ini menjadikan studi kasus merupakan
dari objek. Data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai
pendekatannya yang efektif untuk mengumpulkan data observasi yang luas dan
terinci, yang didasarkan atas satu atau beberapa subyek saja. Penelitian dengan
27
Patton, M.Q. "Qualitative Evaluation and Research Methods", 1990. dalam E. Kristi
Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Lembaga Pengembangan Sarana
Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3): 1998), h. 31.
28
J. Vredenbergt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta, PT Gramedia, 1978), h.
34.
29
Ibid, h. 42-43.
C. Teknik Pencatatan Data
Ada tiga jenis hasil data dari penelitian kualitatif yaitu wawancara,
observasi dan dokumen. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data
primer berupa data wawancara dengan subyek penelitian (klien) juga informan
(psikolog, pekerja sosial, dll). Data ini mencakup kutipan wawancara dengan
proses komunitas atau organisasi serta berbagai aspek lain dari pengalaman
material tertulis dan dokumen lain dari organisasi atau data klinis; laporan dan
1. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode yang sangat penting dalam studi
motivasi, perasaan dan lain sebagainya yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu
30
Ibid, h. 61-62.
31
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), h.108.
Sedangkan menurut E. Kristi Poerwandari, wawancara adalah percakapan
dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.32 Dilihat dari
perorangan, yakni tanya jawab tatap muka langsung antara pewawancara dengan
ended) dan juga probing terhadap respon secara mendalam mengenai pengalaman
Peneliti membatasi waktu yang akan digunakan agar wawancara berjalan efektif
dan efisien. Peneliti mengalokasikan waktu wawancara untuk setiap subjek antara
60 sampai 90 menit.
32
E. Kristi Poerwandari , Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3): 1998), h. 72.
8
Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2001), h. 85.
34
Taylor, S.J., Bogdan. R. Introduction Qualitative Research Methods (3rd ed): A Guidebook
and Resource. (New York : John Wiley & Sons. 1998), h. 113.
10
Marshall & Rossman, Designing Qualitative Research, dalam Nani Grace, Penelitian
Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif ; Perbedaan serta Perpaduannya (London: Sage Publication,
1995), h. 4-5
2. Teknik Observasi dan Pembuatan Catatan Lapangan
aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna
kejadian dilihat dari mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Jenis observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipan, dimana peneliti turut ambil bagian atau berada dalam kondisi objek
yang diobservasi.12
Meskipun wawancara hanya dilakukan selama satu sampai tiga kali saja
terhadap subyek penelitian, namun peneliti melakukan beberapa kali datang untuk
menemui subyek. Pertemuan ini dilakukan guna mencatat hal-hal lain yang
diamati dari diri subyek, interaksinya dengan lingkungan sekitar dan mengamati
halamannya. Selain menggunakan mata dan juga telinga dalam mencatat temuan
depression), dan sesuatu yang tampak sebagai ciri dari seorang yang mengalami
purposive sampling. Prosedur penentuan subjek atau sumber data dalam penelitian
masalah penelitian dan tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah atau
pemilihan variasi dari derajat (tingkatan) depresi yang dialami klien. Yang
Adapun derajat (tingkatan) depresi yang dialami klien adalah Mild (Ringan),
Moderat (Sedang) dan juga Severe (Berat) yang telah disesuaikan dengan
Hamilton Rating Scale of Depression (HRS-D) yang digunakan CTU IOM RS.
POLRI Sukanto.
2. Karakteristik Subyek
yang hendak dicari. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah perempuan
Migration (CTU IOM) RS. POLRI Sukanto, yang telah terdiagnosis mengalami
gangguan depresi. Dalam penelitian ini diambil 3 (tiga) kasus yang memiliki
juga tujuan dari trafficking juga diperhatikan. Ketiga subyek ini memiliki variasi
pendidikan mulai dari SD, SLTP maupun SLTA. Dan ketiganya berada dalam
tenaga kerja yakni dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga/ PRT (Domestic
Worker) atau biasa dikenal dengan sebutan buruh migran yang mencapai 51 %
sebesar 89 %. Karakteristik lain dari objek penelitian ini adalah perempuan buruh
migran yang dipekerjakan di Malaysia. Dalam data statistik CTU IOM ini
yang menarik, baik dari pemicu depresi, gejala depresi yang ditampilkan klien
maupun sekilas tentang cara penanganan di CTU IOM RS. POLRI Sukanto.
3. Jumlah Subyek
cenderung dilakukan pada jumlah kasus yang sedikit. Suatu kasus tunggal pun
dapat dipakai, bila secara potensial memang sangat sulit bagi peneliti memperoleh
kasus lebih banyak dan bila dari kasus tunggal tersebut memang diperlukan
36
Banister dkk, Qualitative Methods In Psychology, A Research Guide, (Buckingham: Open
University Press, 1994) dalam E.K Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian
Psikologi, (Depok: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006), h. 36.
Dalam penelitian ini hanya akan diambil 3 (tiga) subjek berdasarkan
pendekatan studi kasus sehingga dari subjek tersebut diharapkan dapat melihat
dinamika yang ada dan dapat memperkaya data yang dibutuhkan serta dapat
sampling, pada teknik ini anggota sampel diperoleh berdasarkan pada tujuan
Gambaran kasus women Pekerja Sosial dalam hal ini yang 1 Orang
trafficking (perdagangan bertindak sebagai Case Manager
perempuan) perklien (Manajer Kasus) klien yang dijadikan
dan penanganan lanjutan objek penelitian.
yang akan diberikan
berhubungan dengan
faktor sosial dan
psikososial klien
F. Alat Bantu Pengumpulan Data
Pada saat wawancara berlangsung peneliti menggunakan dua alat bantu. Dalam
hal ini alat bantu yang digunakan adalah pedoman wawancara yang disusun
berdasarkan teori yang relevan dengan masalah yang ingin dijawab juga alat
perekam (tape recorder). Penggunaan tape recorder ini pun tentunya atas
persetujuan dari subjek. Dalam hal observasi, peneliti membuat catatan mengenai
hal-hal khusus yang diamati dari subyek penelitian terkait dengan gejala
Penulis akan melakukan analisis terhadap satu demi satu kasus (subyek)
terlebih dahulu (intra analysis), kemudian dilanjutkan dengan analisis antar kasus
37
E.K Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Depok: LPSP3
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006), h. 108.
13
Dr. Husaini Usman, M.Pd dan Purnomo Setiady Akbar. M.Pd, Metodologi Penelitian Sosial,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 88.
H. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini, penulis lebih menekankan pada faktor pemicu depresi
dan juga gejala yang ditemukan pada korban perdagangan perempuan (woman
(CTU IOM) RS. POLRI Sukanto. Studi pustaka dalam penelitian ini diantaranya
(Jakarta: IOM, 2007) serta buku-buku lain yang relevan dengan tema skripsi ini
seperti Introduction to Social welfare, Fifth Edition, (New Jersey: Prentice Hall
Inc, 1980). The Social Services An Introduction, Fourth Edition, (Illinois: Peacock
PROFIL LEMBAGA
Berdiri pada tahun 1951, IOM adalah organisasi antar pemerintah yang mewakili
109 negara anggota dan 29 negara peninjau dengan markas pusat di Genewa,
Swiss. IOM memiliki kantor di lebih dari 200 negara, termasuk kantor cabang, di
Indonesia sejak tahun 1998, namun saat itu cakupan kliennya belum terlalu luas,
baru berfokus pada illegal migran saja. Tahun 2004, IOM kemudian meluaskan
beranggotakan 129 negara dan mempunyai 25 negara donor, namun untuk bidang
penanganan trafiking, Negara donor IOM adalah Amerika, Jepang dan New
Zealand. Sampai saat ini IOM memiliki mitra sebanyak 52 NGO local. Di
bertugas menangani masalah trafiking dan bekerjasama dengan RS. POLRI dalam
korban.
kerjasama dengan LSM dan badan hukum juga kerjasama lintas batas.
2. Falsafah Lembaga
manusiawi dan tertib membawa keuntungan bagi para migran dan masyarakat.
Kantor Pusat IOM di 17 Route des Marillon C.P 71, CH-1221, Genewa 19
Switzerland. Hingga tahun 2002, IOM telah memberikan bantuan dan beraktivitas
di 117 negara, yang terdiri dari 175 kota di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri,
IOM hadir di Banda Aceh, Bogor, Jakarta, Kupang, Mataram, Medan, Meulaboh,
A. Jl. MH. Thamrin Kav. 9 Jakarta 10350. Kantor pusat ini berfungsi untuk
IOM yang berfungsi sebagai shelter beralamat di PPM dan PPT RS. POLRI
berada di bawah PBB, namun, manajemennya hampir sama dengan PBB. IOM
adalah lembaga yang kedudukannya hampir sama dengan kedutaan negara lain di
Indonesia. Sumber dana IOM berasal dari hibah sebesar $ 1.200.000 dari Biro
Migration), New Zealand Aid, IOM Jepang dan USA untuk korban perdagangan
manusia (trafficking) dewasa, untuk anak-anak dari Enable, Save The Children
Pembagian tugas di Pusat Krisis Terpadu (One Stop Crisis Centre) pada
shelter CTU IOM Jakarta untuk pengobatan darurat dan pemulihan korban
organisasi terlampir berikut dengan pola penanganan dari kerja tim. Masing-
konseling pekerja sosial, dimana hasil interview ini kemudian dibuatkan laporan
sosial ekonomi, keinginan klien saat terakhir konseling dan intervensi yang
diberikan.
membantu klien melalui tahapan strategi CTU selanjutnya yaitu pemulangan dan
tinggal yang tepat dan kegiatan rujukan yang tepat setelah klien kembali ke
kampung halamannya.
b. Dokter
form medical rehabilitation centre for Victims of Trafficking (VoT) CTU IOM
Indonesia.
c. Psikolog
konseling psikolgi. IOM menggunakan Hamilton Rating Scale for Depresion dan
Hamilton Rating Scale for Anxiety. Adapun skala Hamilton ini digunakan oleh
IOM sebagai standarisasi screening terhadap VoT. Skala Hamilton ini dianggap
cukup valid untuk mengukur depresi dan kecemasan seseorang. Dimana depresi
dan cemas adalah gejala yang umum dialami bagi korban yang teridentifikasi
mengalami trafiking. Selain itu IOM juga menggunakan Mini Mental State
Examination sebagai tes mini mental yang tujuannya dalah untuk mengetahui
d. Perawat
Tugas dari perawat adalah selain bertugas membantu dokter adalah untuk
makan para pasien dan juga memberikan obat-obatan pada pasien sesuai dengan
e. Petugas Security
keadaan shelter supaya terhindar dari keributan guna keamanan bagi pasien itu
sandal jepit. Sebagai informasi tambahan seluruh petugas keamanan di CTU IOM
ini adalah perempuan sesuai dengan klien yang ditangani lembaga ini.
Selain tim inti di atas CTU IOM pun memiliki tim ahli dari beberapa
profesi pendukung lain sesuai dengan kebutuhan klien yang ditangani yaitu
6. Pola Pendanaan
Refugees and Migration), New Zealand Aid, IOM Jepang dan USA untuk korban
trafiking dewasa. Sedangkan untuk anak-anak dari Enable dan Save The Children
biaya berdasarkan kegiatan, dimana pola penggunaan biaya staf dan kantor terkait
dengan implementasi sebuah proyek dan melalui sebuah konsep alokasi waktu.
Setiap kegiatan IOM diberi sebuah kode proyek tersendiri. Setiap proyek dikelola
Reintegrasi.
calon klien, setelah klien discreening, dan ternyata klien adalah korban
2. Bantuan Transportasi
3. Akomodasi Sementara.
mereka.
(PPM) di Jakarta atau Surabaya, di Pontianak atau tempat lain tergantung pada
kepada korban trafiking dari segala penjuru Indonesia maupun korban yang
Korban diberi informasi mengenai kondisi dan pilihan mereka, dan seluruh
perawatan akan dilandasi oleh persetujuan mereka. Satu hal yang penting ialah
Selama menerima perawatan medis, korban akan tinggal di PPM (Pusat Pelayanan
Medis). Instalasi ini akan memiliki ruangan konseling dimana para staf akan
Minggu)
fasilitasnya)
d. Psikoterapi ringan
e. Rujukan
a. Mengadakan wawancara
c. Prosedur Diagnosa
g. Rujukan
2. Konseling Psikologi.
pekerja sosial.
pemulihan, setelah klien sudah membaik dari segi bio psikososialnya dan
juga lingkungan klien pun mau menerima klien kembali, maka klien
atas persetujuan korban. Apabila korban tidak berkeinginan untuk pulang, IOM
Jenis bantuan yang diberikan untuk klien pada tahap ini adalah:
tempat tinggalnya.
pada tahap ini klien dibantu untuk meneruskan hidupnya secara normal.
Tahap ini berguna untuk mengantisipasi agar klien tidak tertrafik kembali
(menjadi korban trafiking). Pada tahap ini klien dibantu untuk membuat
Pada tahap ini staf harus membangun jaringan dengan providers (penyedia
itu, pada tahap ini, IOM tidak akan melepaskan klien begitu saja, namun klien
akan dirujuk kepada NGO lokal yang berada di sekitar tempat tinggal klien.
usaha klien dan juga melaporkan perkembangan klien kepada IOM sehingga
proses reintegrasi klien dapat mencapai hasil yang maksimal. Hasil monitoring
Jenis bantuan yang diberikan untuk klien pada tahap ini adalah:
3. Kursus keterampilan
Kesejahteraan Sosial.
menyediakan bangsal khusus untuk korban trafficking atau buruh migran yang
terindikasi kuat menjadi korban trafficking. Ada dua tempat pelayanan korban
trafficking oleh IOM Jakarta yaitu di Pusat Polri yang juga merupakan pusat
pelayanan bagi korban kekerasan rumah tangga dan perkosaan yang disediakan
diatas, IOM juga bekerjasama dengan NGO internasional lain, yaitu ICMC, yang
juga merupakan salah satu NGO internasional yang menangani trafficking, dan
seperti RPSA (DEPSOS Ciracas), PPSW (Jakarta), Rumah Kita (Cinere), Genta
(Surabaya), SBMI, Kasih Puan (Batam) dan NGO lain sesuai dengan wilayah
a. Transportasi
b. Penampungan
keahlian kerja.
kasus pidana.
Para pasien yang memilih untuk tidak kembali ke tempat asal mereka
menawarkan:
b. Konseling psikologis
c. Dukungan sosial
Ada beberapa perangkat yang digunakan staf CTU IOM dalam menangani
klien. Perangkat tersebut antara lain: screening form, case record, formulir
Mimosa.
Bantuan Darurat dan Pemulihan atas bencana gempa bumi dan tsunami
yang terjadi pada 26 Desember 2004 dan 28 Maret 2005 di Nanggroe Aceh
Darusalam dan Sumatra Utara. Proyek yang merealisasikannya antara lain adalah:
c. Penilaian/ assesmen
Darussalam (NAD)
indonesia
Republik Indonesia.
penegakan hukum.
trafficking di Indonesia.
c. Pusat krisis satu atap (one stop crisis centre) untuk pengobatan darurat
Timur.
di NAD.
anggota GAM.
2000- Kantor IOM Mataram IOM mendirikan sebuah kantor di Bali untuk
2001 lebih jauh mendukung tujuan utamanya yaitu
membantu para pengungsi dan imigran gelap
untuk transmigrasi. Untuk alasan strategis,
IOM memindahkan kantor ini ke Mataram
pada akhir tahun.
terjebak dalam siklus kekerasan, adalah bagian dari tekanan kehidupan para
negeri tujuan. Perempuan yang bekerja di sektor domestik, paling rawan untuk
Perempuan dan anak korban trafiking adalah kelompok yang paling rawan
seksual. Seringkali mereka tidak mampu keluar dari siklus kekerasan yang
menjebaknya. Sedangkan menurut data statistik CTU IOM pada bulan Maret
2005 hingga Januari 2007, disebutkan bahwa kebanyakan dari korban trafficking
Data statistik CTU IOM Maret 2005 sampai dengan Januari 2007
ditangani lembaga ini. Dalam statistik ini juga disebutkan bahwa korban
penelitian ini adalah perempuan buruh migran/ PRT (domestic worker) yang
periode ini.
3%
49%
15% Normal
Ringan
Sedang
Berat
33%
B. Analisis Data
Dalam penelitian kasus ini dengan sengaja diambil 3 (tiga) kasus yang
memiliki perbedaan tingkat depresi, gejala dan juga pemicunya. Selain itu variasi
dari latar belakang keluarga, kondisi dari cara, proses dan juga tujuan dari woman
masing klien adalah unik. Dengan adanya perbedaan tersebut diharapkan muncul
Nama :Ani
Agama :Islam
Pendidikan :SMP
38
Hasil wawancara dengan Ani (Bukan nama sebenarnya), VoT (Victim of Trafficking) / Klien,
di Ruang Konseling, Gedung Prajagupta, CTU IOM RS.POLRI Sukanto, 5-7 April 2007
2) Latar Belakang Keberangkatan
Sejak berhenti sekolah, klien pergi ke Jakarta atas tawaran temannya untuk
bekerja sebagai PRT. Klien bekerja melalui seorang makelar yang juga bertempat
perkembangannya akibat bujuk rayu oleh Nur Ismiyati yang juga menjadi
hanya berpendidikan hingga SMP saja. Adik klien tidak sekolah (DO) pada saat
SD. Sejak berhenti sekolah, klien pergi ke Jakarta atas tawaran temannya untuk
bekerja sebagai PRT. Klien bekerja melalui seorang makelar yang juga bertempat
perkembangannya akibat bujuk rayu oleh Nur Ismiyati yang juga menjadi
Klien berangkat dari Jakarta menuju Medan (di sini klien harus menunggu
a) Proses :Perekrutan-Pengiriman-Penampungan-Pemindahan-Penerimaan
"Belum ke Malaysia dulu mba, Saya berangkat dari Jakarta ditempat
kerja saya yang lama trus ke Medan naik kapal, trus disana nunggu
sampe 2 1/2 bulanan baru ke Malaysia. Perjalanannya itu lama
banget capek pokoknya. Saya udah gak tahu ada dimana."
" Dia bilang ada kerjaan di Malaysia, gajinya lebih besar daripada
kerja di Indonesia. Pokoknya enak deh. Gak usah khawatir cuma 1
tahun aja kerjanya. Dia bilang begitu. Dia gak bilang apa-apa lagi."
" Saya kerja disana lumayan lama mba. Kalo dikumpulin sekitar 3
tahunan. Tapi saya gak pernah digaji. Saya juga gak boleh keluar
rumah, apalagi menegur orang."
diberitahu bahwa ia akan menerima gaji sebesar Rp. 1.500.000,- perbulan dan
potongan gaji hanya 2 bulan. Oleh sponsor diberitahukan bahwa ia hanya akan
bekerja jangka 1 tahun. Ternyata, gaji diterima sebesar RM 380 dengan potongan
4 bulan dan masa kerja 2 tahun. Agent klien di Medan bernama Aliong.
Malaysia sempat berganti majikan hingga 3 kali. Kronologis majikan klien adalah:
a) Majikan 1
bekerja sejak pukul 5 pagi-2 malam. Klien mengatakan bahwa sang majikan ini
baik, tidak pernah dipukul, makanan dan minuman cukup. Majikan ini sering
keluar negeri. Klien bekerja sebagai PRT dan juga di kedai,selama 1 bulan.
Akhirnya klien diambil lagi oleh agent dengan alasan klien sering berada
b) Majikan 2
Klien bekerja sebagai PRT. Tugas klien selain di rumah tangga, klien
majikan, klien juga diharuskan tidur sekamar dengan 1 anjing majikan. Klien
sangat sedih dengan pekerjaanya itu karena bertentangan dengan nilai-agama yang
dianutnya. Selain itu klien bertugas untuk membersihkan kantor sang majikan.
Klien bekerja sejak pukul 5 pagi-12 malam. Klien bekerja selama 7 bulan. Karena
tak tahan akhirnya klien meminta untuk pulang, namun sang agent membujuknya
agar mengurungkan niatnya. Sang agent mencarikan majikan baru bagi klien.
c) Majikan 3
Klien bekerja sebagai PRT seperti sebelumnya klien pun bertugas untuk
memakan makanan yang ternyata adalah daging babi. Klien bekerja selama 1
bulan. Dari semua majikannya klien tidak mendapatkan gaji, sering dihina dan
kondisi ini klien pun memutuskan untuk melarikan diri. Hal ini sesuai dengan
dan meminta tolong kepada beberapa orang, namun ternyata klien bertemu dengan
orang-orang yang memiliki niat jahat. Klien tidak tahu adanya kedutaan
kasusnya ke mahkamah. Klien masih trauma dengan laki-laki dan sempat dibawa
Klien sering memainkan tangan dan juga celananya. Pada saat awal
dan makhluk ini laki-laki perlu diwaspadai. Klien mengatakan bahwa di luar
sana banyak sekali laki-laki jahat yang suka menipu perempuan seperti
pengalaman yang klien alami sendiri. Klien sangat sedih atas nasib dan
kemalangan yang ia alami. Klien sakit hati pada saat bekerja di Malaysia. Hal ini
Pemerkosaan ini dilakukan oleh seorang melayu yang dimintai tolong sewaktu
kabur dari rumah majikannya. Lelaki melayu tersebut mengaku berasal dari
Klien mengatakan sambil menahan air mata bahwa peristiwa ini sama sekali tidak
Klien sangat kecewa dan dihinakan, pada saat klien akhirnya ditolong
seorang perempuan asal melayu dan diantarkan ke polisi dengan kondisinya yang
penuh luka, ternyata klien malah ditertawakan oleh para polisi dan juga
dilecehkan harga dirinya. Peristiwa ini belum pernah klien beritahukan kepada
kawan-kawannya baik di Kedutaan maupun di CTU IOM ini. Biarlah hal itu klien
saja yang mengetahui dan beberapa orang yang memang sudah mengetahuinya.
yang dialami. Derajat depresi Ani adalah Severe (Berat)-More Severe. Hal
39
Hasil wawancara dengan Suryantini, Psikolog CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan
Psikolog, 6 November 2007.
40
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari, Social Worker (Pekerja Sosial, Manajer
Kasus) CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Social Worker, 6 November 2007.
b) Klien mengalami ketakutan pada laki-laki (Klien akan segera gemetar dan
pucat). Hal ini sesuai dengan pernyataan dan juga observasi yang
c) Mudah Marah
" Trus kalo ada orang ngumpul, saya ngerasa kalo kayanya mereka
sedang ngomongin saya. Saya jadi marah. Saya kan gak ganggu
mereka. Saya tersinggung. Makanya saya lebih suka sendirian aja.
Mereka kan gak kaya saya."
" Disana saya sering coba bunuh diri tapi gagal terus. Saya pernah
coba mau potong tangan saya, trus waktu di KBRI itu mba, saya
kaya denger suara-suara yang suruh saya terjun dari gedung KBRI.
" Saya sering denger suara yang suruh saya cari pisau. Ada yang
suruh saya tapi cuma kedengaran suaranya aja.
" Iya mba...doakan saya ya mba, biar mereka gak marah sama saya.
Saya bingung pulang gak bawa uang padahal sudah lama di
Malaysia. Lama disiksa, kerja gak dibayar, kena musibah....gak da
harapan lagi...(Klien mulai menangis). Iya........mba. Saya ngerasa
udah gak ada harapan lagi, gimana masa depan saya, trus nanti kalo
nikah....suami saya gimana? (Klien menangis)."
h) Mudah menangis
" Iya....saya gak tau kenapa mba...tapi saya susah banget tidurnya.
Kayanya mata saya, gak ngantuk-ngantuk. Paling-paling bilang ke
dokter trus dikasih obat deh itu baru mendingan."
k) Gangguan Makan
Nama :Ijah
Agama :Islam
Pendidikan :SD
41
Hasil wawancara dengan Ijah (Bukan nama sebenarnya), VoT (Victim of Trafficking) /
Klien, di Ruang Konseling, Gedung Prajagupta, CTU IOM RS.POLRI Sukanto, 6-8 Juli 2007
2) Latar Belakang Keberangkatan
Klien meninggalkan desa karena sudah tidak tahan atas perilaku kasar
sang suami yang sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Klien dimadu
1 tempat tinggal dengan istri muda sang suami. Sang suami mempunyai 6 orang
" Saya ngga ngerti mba, coba bayangin aja. Saya di madu sama
suami saya di rumah saya sendiri (warisan orangtua). Suami saya
suka main perempuan, mana istrinya banyak ada 6, saya istri
pertamanya. Suami saya senengnya mabok dan judi. Saya cuma
takut anak-anak bakal dia jahatin. Makanya saya titipin ke mertua
saya di kampung. Kalo saya tanya malah dipukul, ditendang,
pokoknya saya nih sebagai istrinya udah gak ada harganya lagi."
1,5 tahun di Malaysia tepatnya pada tahun 2005. Untuk keberangkatannya yang
pertamanya ini klien mengatakan bahwa dirinya berhasil. Saat pulang, klien
membawa uang hasil kerjanya Rp. 6.600.000. Uang tersebut pada awalnya klien
percayakan kepada sang suami untuk ditabungkan di Bank. Namun, ternyata uang
"Saya pikir, suami saya pas saya tinggal kerja jadi kasihan sama
saya. Jadi berubah. Makanya pas pulang saya gak curiga, saya
titipin uang hasil kerja saya 6 juta ke dia. Buat biaya sekolah anak-
anak. Eh...gak taunya malah dia buat kasih makan istri-istri
mudanya. Ya Allah...tega banget." (Klien pun Menangis).
Keberangkatan klien yang pertama ini melalui sponsor yang bernama Teni
dari kampungnya. Dari sponsornya ini klien di tawari gaji RM 400 dengan
lupa namanya) selama 2 bulan. Setelah itu klien barangkat ke Malaysia untuk
menjalani masa percobaan kerja selama 1 bulan. Lalu kembali lagi ke Pekan baru
dengan menggunakan kapal laut untuk menunggu visa turun. Setelah 32 hari
Lumpur. Majikan klien bernama Jamrud dan juga Mukhsin. Saat itu klien bekerja
sebagai PRT sejak pukul 6 pagi hingga 9 malam. Klien diberi makan teratur oleh
sang majikan.
Setelah pulang klien bekerja di Jakarta selama 1 bulan. Saat itulah uang
hasil jerih payahnya disalah gunakan sang suami. Padahal uang tersebut akan
digunakan klien untuk biaya kursus menjahit sang anak yang hanya sempat
bersekolah hingga lulus SD saja. Sang suami sering mencari-cari alasan ketika
ditanyakan perihal uang tersebut. Malahan sang suami menghina dan juga
kesalahannya telah menggunakan uang yang dititipi oleh klien. Keadaan tersebut
Klien adalah anak ke 4 dari 8 bersaudara. Ayah klien yang bernama Barju
kampungnya di Tasikmalaya.
Klien memiliki 3 orang anak yang berusia 13, 7 dan 4 tahun. Saat ini
anak-anak klien tinggal bersama sang nenek (mertua klien) di kampung. Suami
klien bernama Imang. Menurutnya, sang suami bekerja sebagai supir taksi. Suami
klien ini memiliki 6 orang istri. Klien sendiri adalah istri pertama. Klien
mengatakan bahwa sang suami sering sekali main perempuan, judi dan juga
klien bahkan mengancam klien jika klien meminta cerai. Suaminya ini pun tidak
Tidak hanya dibenci oleh klien, ternyata sang mertua sendiri (orang tua
sang suami sudah kewalahan dan juga lepas tangan terhadap anaknya tersebut).
Diketahui bahwa sang suamilah yang telah menyebabkan kematian ayah mertua
klien. Para saudara, tetangga sering merasa tidak aman dan juga ketakutan dengan
perilaku suami klien. Suatu saat mertua klien pernah menyarankan klien agar
memakai ilmu hitam ataupun meminta tokoh agama untuk menyadarkan sang
suami.
Tangerang karena kasus pembunuhan. Selain itu suami klien pun juga pernah
dipenjara selama 2 minggu dengan kasus yang berbeda yaitu jual beli motor gelap
Namun, baru 2 minggu sang suami mengancam untuk segera ditebus oleh
klien. Sebelumnya klien memiliki benda warisan dari orangtuanya namun, saat ini
sudah habis karena digunakan untuk kepentingan sang suami. Harta warisan
tersebut pun habis karena sering digunakan suami untuk main perempuan, mabuk-
Sang suami juga yang menghabiskan uang hasil kerja klien selama di
Malaysia. Karena terlalu percaya dengan suaminya ini, uang tersebut ternyata
disalahgunakan sang suami. Ketika klien minta untuk biaya kursus anak pertama
klien ternyata sang suami mengaku kepada sang anak bahwa istrinya tidak pernah
tawaran sponsor yang bernama Monica Bisri. Klien ditawari pekerjaan sebagai
selama 2 bulan. Kali ini klien berangkat pada 10 April 2007 dari Jakarta menuju
sebuah PT di daerah Bogor (klien lupa namanya). Disini klien ditampung selama
12 hari. Setelah itu klien berangkat menuju Tanjung Priok dan turun diperbatasan
Pontianak.
Selama itu klien selalu saja dikawal oleh Brimob. Lalu klien dijemput oleh
Pak Hasyim lalu klien disarankan menginap karena saat itu klien tiba pada pukul 2
Entikong dan ditampung di sana selama 5 hari di rumah seorang bernama Wati.
Klien memiliki paspor dengan alamat Sponsor namun saat ini paspor
tersebut disimpan oleh sang majikan. Klien tidak diperkenankan untuk membaca
surat kontrak yang sempat ia tandatangani. Secara rinci tahapan yang dilewati
klien adalah :
a) Proses : Perekrutan-Penampungan-Pengiriman-Penerimaan
Baru 1 bulan klien pulang dari bekerja di Malaysia, klien merasa sudah
tidak sanggup lagi menghadapi perilaku sang suami. Klien bekerja di daerah
Kuching. Klien tidak mengetahui identitas majkannya kali ini. Klien mulai
bekerja pada pukul 5 pagi hingga 12 malam. Klien bekerja sebagai PRT dirumah
pada pukul 9 pagi. Setelah itu klien diperintahkan untuk bekerja membersihkan
kantor sang majikan. Klien seringkali tidak diberikan makan, sering dipukul dan
Saya bingung sama majikan saya ini, beda bener sama saya kerja
dulu. Majikan saya kali ini. Ih...Tega bener sama saya. Udah suruh
kerja di rumahnya, di kantornya juga. Kayanya kerjaan saya
ada...aja. Gak abis-abis."
Suatu saat karena merasa sudah tidak tahan lagi karena sang majikan
kabur.
Klien kabur pada malam Kamis jam 11 malam dan ditolong oleh tetangga
sang majikan. Klien sempat tinggal di rumah orang yang menolongnya selama 3
hari. Setelah itu klien diantarkan ke Konsulat RI dan tinggal di sana selama 16
selama 3 hari. Akhirnya pada tanggal 11 Juli 2007, klien tiba di CTU IOM RS.
dan juga pekerja sosial untuk akhirnya dipulangkan ke tempat yang ia tuju
itu, klien memerlukan pengulangan beberapa kali atas pertanyaan yang diberikan
olehnya sebelum akhirnya klien menjawab. Tak berapa lama akhirnya klien
mengaku bahwa masalah dirinya sangat rumit. Klien merasa ketakutan jika sang
suami mengetahui keberadaannya saat ini. Dari hasil pengkuannya bahwa sang
oleh dokter mengalami PMS berat dan sedang dalam masa pemulihan dan
pengobatan atas penyakitnya itu. Pada saat konseling berlangsung klien sering
menunjukan perasan ketidakberdayaan atas segala peristiwa yang ia alami. Klien
mengaku bahwa sebenarnya sudah tidak tahan dengan ulah sang suami. namun
7) Gejala Depresi
dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan klien.
"Saya sudah gak tahan lagi, daripada terus ngadepin suami seperti
itu, minta cerai malah dipukulin, ditendang. Makanya saya putusin
untuk kembali kerja ke Malaysia"
42
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari Social Worker (Pekerja Sosial), di
Ruangan Social Worker, Gedung Prajagupta, CTU IOM RS.POLRI Sukanto, 5 April 2007
g) Hal ini sesuai dengan pernyataan Psikolog yang menangani klien. 43
"Dia itu terkena IMS berat, jadi masih perlu dirawat di sini agak
lamaan sampai ia pulih, itu mungkin karena waktu ia kerja dulu dia
kurang sempat memperhatikan kebersihannya karena pekerjaan
yang banyak."
"Kondisi itu (IMS) juga bisa disebabkan karena klien tertular dari
suaminya, mengingat sang suami gemar main perempuan, stres juga
bisa berpengaruh dengan timbulnya depresi."
i) Merasa tidak berdaya dan tidak ada harapan, mudah menangis meratap.
j) Bingung
Nama :Ica
Agama :Islam
Pendidikan :SLTA
43
Hasil wawancara dengan Suryantini, Psikolog CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan
Psikolog, 6 November 2007
44
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari, Social Worker (Pekerja Sosial) CTU
IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Psikolog, 6 November 2007
45
Hasil wawancara dengan Ica (Bukan nama sebenarnya), VoT (Victim of Trafficking) / Klien,
di Ruang Konseling, Gedung Prajagupta, CTU IOM RS.POLRI Sukanto, 24-26 Februari 2007
2) Latar Belakang Keberangkatan
Sandi yang merupakan atasannya ketika klien bekerja sebagai karyawan di pabrik
sepatu. Klien diberitahu oleh sekretaris Pak Sandi mengenai tawaran ini.
orangtua, adik dan juga anaknya di kampung halamannya. Sedangkan sang suami
yang bernama Bukhori bekerja sebagai penjual mainan di Jakarta. Suaminya ini
tinggal bersama orangtuanya dan juga sebagai tulang punggung keluarganya itu.
Kakak dari sang suami tidak bekerja sehingga suaminya yang merupakan
Jakarta. Suami klien hanya pulang menjenguk klien dan juga anaknya setiap 2
bulan sekali.
Jika dibandingkan kondisi sang kakak. Klien merasa belum bisa banyak
membantu keluarganya.
menurut sekretaris tadi, Pak Sandi telah menyerahkan urusan ini kepada Pak Riko
(orang Pontianak). Lama kelamaan klien baru menyadari bahwa dirinya dijual RM
6500 oleh Pak Sandi. Klien diiming-imingi gaji Rp. 1.750.000,-. Namun dalam
kontrak klien tertulis bahwa gaji hanya RM 250 dengan masa kontrak 2 tahun
berangkat dari Cirebon dengan menggunakan mobil 2 kali untuk menuju stasiun
agent setelah tinggal 1 hari, klien ditawari untuk bekerja di kedai kopi di daerah
tidak dibuatkan visa. Paspor klien disimpan oleh agent. Secara rinci tahapan yang
a) Proses : Perekrutan-Pengiriman-Pemindahan-Penerimaan
Klien bekerja di kedai kopi besar sejak pukul 04.15 pagi hingga 07.00
malam. Setelah itu klien melanjutkan bekerja sebagai PRT hingga pukul 10
malam. Di kedai besar itu hanya mempekerjakan 2 orang karyawan saja. Klien
hanya diberikan makan 1 kali sehari. Itupun hanya sayur dan juga nasi yang
sangat sedikit (majikan yang menakari). Klien sering diancam dan ditakut-takuti
oleh sang majikan. Klien pun tidak diperkenankan untuk beribadah. Klien hanya
" Saya gak tahan mba, saya di sana diperes banget tenaganya,
kerjanya 2 kali, dirumah, di kedai juga. Tapi buat makan aja
ditakarin. Yang paling sedih lagi gak boleh sholat, sering ditakut-
takuti kalo saya sampai kabur dari rumah majikan akan celaka di
Malaysia. Malahan bisa diperkosa trus dibuang di laut. Saya takut."
Klien pun memutuskan untuk melarikan diri pada hari selasa pada jam
03.30 sore pada tanggal 11 Juli 2007. Klien ditolong oleh orang Melayu dan
Akhirnya klien tiba di CTU IOM RS.POLRI Sukanto pada tanggal 24 Juli
Klien terlihat cukup kooperatif pada saat konseling berlangsung. Pada saat
dirinya telah gagal untuk membantu sang suami. Namun klien sering terlihat
Klien sering mengatakan bahwa dirinya merasa malu karena merasa selalu
saja menyusahkan orangtua dan juga suaminya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
klien:
" Saya malu mba, dari dulu saya selalu aja nyusahin suami dan
orangtua saya. Tadinya saya pikir saya kerja akan berhasil.
Eh...malahan babak belur kaya gini, gagal. Padahal saya ingin
banget bahagiakan mereka. Suami saya pasti capek bener karena dia
tulang punggung dalam keluarga, kakaknya gak pada kerja."
Sebagai seorang individu klien merupakan sosok yang kuat, sabar dan juga
taat beribadah. Namun klien terlihat bukan jenis orang yang mudah putus asa.
7) Gejala Depresi
" Klien ini hanya mengalami depresi dengan derajat Mild (Ringan).
Pada kasus ini depresi hanya dipicu dari pengalaman trafficking
yang telah dialami klien."
" Sekarang saya jadi agak takut kalo ketemu orang China. Saya jadi
keingetan majikan saya di Malaysia China juga jahat banget."
d) Mudah menangis
" Saya dari dulu selalu nyusahin suami dan orangtua, kayanya
belum pernah bahagiain mereka. Belum bisa apa-apa buat ikut bantu
mereka."
46
Hasil wawancara dengan Suryantini, Psikolog CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan
Psikolog, 6 November 2007
47
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari, Social Worker (Pekerja Sosial) CTU IOM
RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Social Worker, 6 November 2007
i) Merasa gagal dan mengecawakan semua orang
j) Gangguan makan
"Di sini makanan banyak mba, tapi saya gak nafsu, gak pingin aja
bawaannya, padahal kalo diinget-inget waktu masih kerja di
Malaysia mo makan aja susahnya minta ampun. Majikan pelit."
k) Gangguan Tidur
" Saya sering susah tidur... nanti pulang gimana, apa kata orang
kampung kalo saya gagal. Gak bawa uang ....malah kaya gini."
2. Analisis Gejala dan Pemicu Depresi Antar Kasus (Cross Cases Analysis).
tingkat sosial ekonomi rendah dan bertempat tinggal di desa. Kehidupan di desa
sepertinya tidak menjanjikan, apalagi jika tidak diimbangi dengan latar belakang
pendidikan yang memadai. Oleh karena itu, sebagian besar dari mereka
memutuskan untuk bekerja di luar negeri karena tergiur akan iming-iming pihak
sponsor, agen, dan juga pihak-pihak lain yang belum jelas kebenarannya. Mereka
lupa menanyakan tentang infomasi kondisi pekerjaan, budaya, bahkan gaji / upah
atas pekerjaan mereka. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Psikolog
48
Hasil wawancara dengan Suryantini, Psikolog CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan
Psikolog, 6 November 2007.
Hal senada pun diungkapkan oleh Social Worker (Pekerja Sosial) CTU
IOM RS. POLRI Sukanto yang berperan sebagai manajer kasus bagi klien yang
sedang diteliti:
Ketiga dari informan dalam penelitian ini (klien) memiliki latar belakang
SMP, Ijah hanya sempat mengenyam pendidikan hingga SD. Sedangkan Ica lebih
Hal menarik yang ditemukan pada kasus Ijah adalah adanya alasan lain
yaitu faktor ketakutan dan ketidaktahanan terhadap ulah sang suami yang
memiliki banyak istri dan gemar melakukan kekerasan dalam rumah tangga
49
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari, Social Worker (Pekerja Sosial, Manajer
Kasus) CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Social Worker, 6 November 2007.
Mengenai hal ini Psikolog mengungkapkan bahwa:
" Tidak semua VoT jadi depresi atau bahkan gila. Ada yang
mengalami depresi tapi kemudian menjadi pulih dengan support dari
orang-orang terdekatnya atau sekelilingnya atau bahkan jadi gila
karena pada saat dia berangkat jadi TKW dia sudah punya beban
yang cukup tinggi dan harapan keberhasilan yang tinggi pula.
Ketika ia jadi korban, ia tidak cukup kuat menahan beban dan
kurangnya support dari sekelilingnya, menjadi sebab ia depresi. Jika
bisa disimpulkan, faktor-faktor yang menyebabkan VoT depresi ada
banyak faktor, diantaranya:Faktor kepribadian, yaitu ; kuat/tidaknya
jiwa orang tersebut, bisa didukung oleh faktor keimanan. Ada VoT
yang permasalahannya luar bisa, tapi ia masih bisa menghadapi
dengan keyakinan, semua adalah cobaan dari Tuhan, dan
sebaliknya. Faktor keluarga, yaitu; keluarga dapat menjadi pencetus
seseorang menjadi depresi." 51
50
Hasil wawancara dengan Suryantini, Psikolog CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan
Psikolog, 6 November 2007.
51
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari, Social Worker (Pekerja Sosial, Manajer
Kasus) CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Social Worker, 6 November 2007.
52
Hasil wawancara dengan Suryantini, Psikolog CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan
Psikolog, 6 November 2007.
Sedangkan Pekerja sosial menjelaskan lebih lanjut mengenai hal ini:
dikemukakan oleh Beck yaitu teori Triad Negative dan teori Hopelessness yang
tingkat keparahan depresi/ derajat depresi dari subyek penelitian. Penulis mengacu
pada pedoman yang digunakan di CTU IOM RS. POLRI Sukanto yaitu Hamilton
Rating Scale Depression (HRS-D) / skala depresi Hamilton. Seperti yang sudah
sendiri. Derajat depresi klien tersebut sebelumnya telah diukur oleh Psikolog CTU
IOM.
53
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari, Social Worker (Pekerja Sosial, Manajer
Kasus) CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Social Worker, 6 November 2007.
Kasus Ani pemicu depresinya sesuai dengan teori Hopelessness. Dari
kasus ini ditemukan bahwa Ani mengalami depresi yang dipicu oleh pengalaman
senada pun didapat dari hasil wawancara dengan Psikolog CTU IOM RS. POLRI
Sukanto :
Depresi Ani juga dipicu karena hubungan sosial yang kurang baik dan
54
Fausiah, Julianti Widury ; editor, Augustine Sukarlan Basri. Psikologi Abnormal Klinis
Dewasa -Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press, 2005), h. 113.
55
Suryo Dharmono, Presentasi Aspek Psikiatrik Pada Korban Trafiking. Pusat Kajian Bencana
& Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI / RSCM. h. 16-17.
56
Hasil wawancara dengan Suryantini, Psikolog CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan
Psikolog, 6 November 2007.
57
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari, Social Worker (Pekerja Sosial, Manajer
Kasus) CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Social Worker, 6 November 2007.
Sesuai dengan pandangan pemicu depresi dari sudut pandang interpersonal
yang dikemukakan oleh Billings, Cronkite & Moos58, Ani mengalami depresi
dengan tingkatan Severe (Berat) karena pada dirinya ditemukan gejala utama dan
juga gejala tambahan yang menjadi indikatornya. Pada kasus Ani, ditemukan
adanya percobaan untuk bunuh diri. Menurut klien hal ini disebabkan karena
mengakhiri hidupnya. Adapun secara rinci gejala yang timbul pada Ani sebagai
g. Perasaan bersalah/berdosa
i. Gangguan tidur.
58
Billings, Cronkite & Moos, 1983. dalam Fausiah, Julianti Widury ; editor, Augustine
Sukarlan Basri. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa -Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press), 2005. h. 114.
Hal ini sesuai dengan analisis Brown dkk, terhadap nilai Becks
dysphoria, rasa pesimistik terhadap masa yang akan datang, sedih dan gagasan
bunuh diri. Terkadang disertai gejala menyalahkan diri sendiri, perasaan gagal dan
tersiksa. 11
dikemukakan oleh Beck yaitu Teori Hopelessness. Dalam kasus ini ditemukan
tidak menyenangkan yang ditambah dengan adanya atribusi pada faktor global /
faktor kognitif lain yang mengakibatkan munculnya perasaan tidak ada harapan,
tidak ada respon yang cukup untuk mengatasi situasi yang dialaminya.59
sebagai korban woman trafficking juga disebabkan oleh faktor kekerasan dalam
keluarga yang dilakukan oleh suaminya. Dalam kasus Ijah, depresi yang
(Infeksi Menular Seksual). Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyebutkan
11
Cumming JL. Depression and Parkinsons disease : A review. (Am J Psychiatry. 1992 ;
149), h. 443-454.
59
Fausiah, Julianti Widury ; editor, Augustine Sukarlan Basri. Psikologi Abnormal Klinis
Dewasa -Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press, 2005), h. 113.
60
Parker G, Kalucy, Megan. Depression comorbid with physical illness. (Australia: Lippincott
Williams & Wilkins,Inc.,1999;12,1), h. 87-92.
Hal senada pun didapat dari hasil wawancara dengan Psikolog CTU IOM
"Kondisi itu (IMS) juga bisa disebabkan karena klien tertular dari
suaminya, mengingat sang suami gemar main perempuan, stres juga
bisa berpengaruh terhadap timbulnya depresi."
Depresi Ijah juga dipicu karena adanya hubungan sosial yang kurang baik
yang negatif dan menjadikan mereka semakin rentan terkena depresi. Hal ini
dikemukakan oleh Billings, Cronkite & Moos.62 Yang juga ditemukan pada kasus
Ani.
diri Ijah ditemukan gejala utama dan juga gejala tambahan yang menjadi
untuk bunuh diri. Adapun secara rinci gejala yang timbul pada Ijah ( Victim of
Trafficking) adalah :
61
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari, Social Worker (Pekerja Sosial, Manajer
Kasus) CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Social Worker, 6 November 2007.
62
Billings, Cronkite & Moos, 1983. dalam Fausiah, Julianti Widury ; editor, Augustine
Sukarlan Basri. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa -Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press, 2005), h. 114.
Gejala Utama (Trias Depresi)
g. Gangguan tidur.
Sedangkan pada kasus terakhir yaitu klien Ica pemicu depresinya sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Beck yang biasa disebut dengan teori triad
negatif. Dalam kasus ini ditemukan bahwa Ica mengalami depresi yang
disebabkan adanya triad negatif pada diri klien berupa gambaran pesimis tentang
diri, dunia dan juga masa depan yang sangat jauh dan sulit untuk dijangkau.
hanya disebabkan oleh pengalaman trafficking yang dialaminya. Hal ini pun
didapat dari hasil wawancara dengan Psikolog CTU IOM RS. POLRI Sukanto.
Ica mengalami depresi dengan tingkatan Mild (Ringan). Secara rinci gejala
yang timbul pada Ica ( Victim of Trafficking) adalah ditemukannya gejala depresi
utama yaitu perasaan murung. Adapun beberapa gejala depresi lainnya (gejala
tambahan), yaitu:
Namun dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap klien
ini selama beberapa hari. Gejala ini semakin berkurang. Ica pun terlihat mulai
beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan barunya di CTU IOM RS. POLRI
Sukanto. Ketiga kasus di atas memiliki persamaan dalam hal pemicu depresi pada
mereka tidak mendapatkan upah dari hasil pekerjaannya. Tidak terpenuhinya hak
untuk makan dan beristirahat, jam kerja yang tidak manusiawi, berbagai
mengalami depresi sama. Hanya saja semakin tinggi derajat depresi seseorang,
akan semakin membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dibandingkan dengan
klien yang mengalami depresi dengan derajat / tingkatan ringan. Hal ini pun
dipengaruhi dengan insight diri (pemahaman diri) yang baik dari klien. Pemicu
pada diri klien dapat memicu munculnya depresi berat pada diri klien. Sedangkan
gejala sosial pada klien Ani dan Ijah hanya memiliki sedikit perbedaan. Dengan
kata lain aspek bio, psiko, sosial dan spiritual klien pun turut mempengaruhi.
Karena perlu juga diketahui bahwa lingkungan tentu akan bereaksi terhadap
perilaku orang yang depresi yang pada umumnya negatif (mudah marah,
keberadaannya di CTU IOM, Ani cenderung agresif dan beberapa kali kedapatan
melakukuan percobaan bunuh diri. Ia pun sempat dirawat di ruang instalasi jiwa di
Pada Ijah dan Ica gejala sosial tidak banyak bermasalah, meski demikian
masalah bukan hanya berbentuk konflik melainkan masalah lainnya juga seperti
perasaan minder, malu, cemas jika klien berada di antara kelompok atau
oranglain. Ijah dan Ica cenderung lebih tenang dan keadaan mereka semakin pulih
muncul dari ketiga subyek penelitian adalah faktor lamanya perawatan di rumah
sakit pun dapat menjadi faktor pemicu munculnya depresi pada korban trafficking
bekerja, tidak bawa uang, kecemasan yang muncul menjelang kepulangan klien
terabaikan. Hal ini agaknya dapat dimaklumi, dikarenakan para penyedia layanan
(team work) bagi korban perdagangan manusia ini (Victim of Trafficking) ini
pedoman pemberian intervensi yang tepat bagi klien. Team work ini juga yang
perdagangan perempuan, terlebih khusus dalam hal ini bagi mereka yang
mengalami depresi.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidup di tempat asing tanpa jaminan kesejahteraan, kehilangan rasa aman,
terjebak dalam siklus kekerasan, adalah bagian dari tekanan kehidupan para
kesehatan jiwa. Masalah kesehatan jiwa yang sering muncul adalah depresi. Hal
melakoni kehidupan di negeri tujuan. Mereka sekedar obyek bisnis bagi para
pelaku perdagangan manusia. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang nekat
depresi, sangat penting untuk mengenali sedini mungkin risiko tindakan bunuh
diri. Pemberian obat obat antidepresan disertai terapi kognitif perilaku dan
komprehensif, holistik dan terpadu, yang melibatkan team work yang bekerja dan
Depresi dapat dipicu dari berbagai hal diantaranya karena adanya faktor
perkosaan, KDRT. Selain itu depresi pun dapat dipicu adanya penyakit fisik yang
waktu yang lebih lama untuk pulih jika dialami oleh klien yang sebelumnya telah
memiliki sejarah depresi. Faktor lain yang memicu depresi pada korban woman
Depresi yang berakibat pada rasa bahwa hidup gelap dan sempit adalah
nilai akhlak yang diajarkan oleh agama. Ilmu kedokteran menyatakan bahwa jiwa
yang tenang dan damai melindungi dari pengaruh penyakit ini. Al Quran
beriman.
Dalam firmannya Allah mengatakan bahwa kehidupan yang baik bukan
berarti bahwa kehidupan itu selalu luput dari ujian dan cobaan. Seperti yang
Kata Haytan thoyyibatan / kehidupan yang baik itu bukan berarti bahwa
kehidupan yang diliputi kemewahan dan luput dari ujian, melainkan kehidupan
yang diliputi oleh rasa lega, kerelaan serta kesabaran dalam menerima cobaan dan
rasa syukur atas nikmat Allah. Dengan demikian yang bersangkutan tidak
merasakan takut yang mencekam ataupun kesedihan yang melampaui batas. Hal
ini dikarenakan adanya kesadaran bahwa Allah telah menyediakan ganjaran dari
semua perbuatan. Setelah berbagai ujian dan cobaan, Allah akan mengaruniakan
perasaan tenang pada orang yang beriman. Dalam hal ini Allah berfirman dalam
W "
# 0P
# 2V U G0-!'#!( " #
-,
2: !2# T#'!
# 0! 2# /
63
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al Quran, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), Vol. 13, h. 178-180.
64
Sakinah itu adalah ketenangan di hati yang dirasakan setelah terjadi situasi yang mencekam /
karena bahaya yang mengancam jiwa atau yang disebabkan oleh sesuatu yang mengeruhkan
pikiran baik yang berasal dari masa kini maupun masa lalu. Allah menurunkan sakinah
(ketenangan) atas mereka sehingga mereka tidak merasa putus asa dan tidak juga bersedih hati
karena ditimpa kehilangan/kekurangan.
keimanan mereka (yang telah ada) dan kepunyaan Allah-lah tentara
langit dan bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana."
Hal menarik yang ditemukan dari penelitian ini adalah faktor lamanya
depresi. Karena hal ini dipengaruhi oleh sikap tenaga rumah sakit (penyedia
layanan) dan lain sebagainya. Ternyata faktor lamanya perawatan di rumah sakit
inilah yang kadang terabaikan. Hal ini agaknya dapat dimaklumi, dikarenakan
para penyedia layanan (team work) bagi korban perdagangan manusia ini (Victim
ini bagi mereka yang mengalami depresi. Ketiga kasus di atas memiliki
persamaan dalam hal pemicu depresi pada diri mereka yaitu adanya pengalaman
Namun, lika-liku pengalaman trafficking yang dialami ketiga klien itu sama sekali
berbeda. Pada umumnya mereka mengalami bentuk eksploitasi yang sama yaitu
Tidak terpenuhinya hak untuk makan dan beristirahat, jam kerja yang tidak
mengalami depresi sama. Hanya saja semakin tinggi derajat depresi seseorang,
akan semakin membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dibandingkan dengan
klien yang mengalami depresi dengan derajat / tingkatan ringan. Hal ini pun
dipengaruhi dengan insight diri (pemahaman diri) dari klien. Pemicu depresi yang
Sedangkan gejala sosial pada klien Ani dan Ijah hanya memiliki sedikit
perbedaan. Dengan kata lain aspek bio, psiko, sosial dan spiritual klien pun turut
International Organization for Migration (CTU IOM), Ani cenderung agresif dan
beberapa kali kedapatan melakukan percobaan bunuh diri. Ia pun sempat dirawat
Pada Ijah dan Ica gejala sosial tidak banyak bermasalah, meski demikian
masalah bukan hanya berbentuk konflik melainkan masalah lainnya juga seperti
perasaan minder, malu, cemas jika klien berada di antara kelompok atau
oranglain. Ijah dan Ica cenderung lebih tenang dan keadaan mereka semakin pulih
setelah mendapatkan pelayanan dari CTU IOM RS. POLRI Sukanto ini.
B. Saran
1. Ditujukan untuk penelitian selanjutnya :
Dinamika pada masing-masing kasus subjek ini belum tentu sama dengan
trafficking berikutnya, akan lebih baik jika memberi fokus yang besar pada
kondisi klien ketika berada di PJTKI (agen tenaga kerja), kondisi klien
pulang, dan pada saat klien kontrol, agar kemungkinan terjadinya depresi
agar lebih diperbanyak. Hal ini untuk memulihkan efek depresi yang
beberapa hal yang diharapkan memotivasi CTU IOM dalam memberikan layanan
keluarganya dapat tergali. NGO lokal juga perlu menggali potensi dan
sumber yang ada pada keluarga klien, dengan cara kunjungan ke rumah
klien.
d. Counter Trafficking Unit IOM RS. POLRI Sukanto hendaknya
klien tidak merasa jenuh, cemas dan gelisah dalam menunggu hari-hari
jumlah korban trafficking yang dapat dibantu lebih banyak lagi, khususnya
diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA