Anda di halaman 1dari 3

Anggota : Chrismas Frezza P 2015521960

Faizal Dwi N 2015521985


Putut Harjunanto 2015521990
Ajiheri Anggara 2015521992
Avif Ardyansyah 2015521990

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN


PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO PIUTANG USAHA
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima
dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam siklus kegiatan perusahaan. Piutang usaha adalah
piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal
perusahaan.
Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan piutang usaha.
2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca.
4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.

Program Pengujian Substantife Terhadap Piutang Usaha


Prosedur audit dilaksanakan dalam 5 tahap :
1. Prosedur Audit Awal
Auditor menempuh prosedur audit awal dengan cara melakukan rekonsiliasi antara
informasi piutang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang
mendukungnya. Auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan
rekonsiliasi informasi piutang usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang
bersangkutan :
1) Usut saldo piutang yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang
bersangkutan di dalam buku besar.
2) Hitung kembali saldo akun piutang di dalam buku besar.
3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha.
4) Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha ke
kertas kerja tahun yang lalu.
5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun piutang ke dalam jurnal yang
bersangkutan.
6) Lakukan rekonsiliasi akun control piutang di dalam buku besar ke buku pembantu
piutang yang bersangkutan.
2. Prosedur Analitik
Pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis
klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu,
auditor melakukan perhitungan berbagai ratio. Ratio yang telah dihitung tersebut
kemudian dibandingkan dengan harapan auditor. Pembandingan ini membantu auditor
untuk mengungkapkan :
1) Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2) Perubahan akuntansi
3) Perubahan usaha
4) Fluktuasi acak
5) Salah saji

3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci


1) Periksa sample transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen
yang mendukung timbulnya transaksi tersebut.
a. Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung : faktur penjualan,
laporan pengiriman barang, dan order penjualan.
b. Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung : bukti kas masuk,
memo kredit untuk retur penjualan atau penghapusan piutang.
2) Lakukan verifikasi pisah batas (cuttof) transaksi penjualan dan retur penjualan.
a. Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
b. Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
3) Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas.

4. Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci


Tujuan pengujian ini adalah untuk memverifikasi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, hak kepemilikan, dan penilaian.
1) Lakukan Konfirmasi Piutang
a. Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan.
Dua metode konfirmasi piutang yang dapat digunakan auditor :
a) Metode konfirmasi positif, adalah metode konfirmasi yang auditor
meminta jawaban penegasan dari debitur, baik dalam hal kesesuaian
maupun ketidaksesuaian antara saldo utang debitur menurut catatan
akuntansinya dengan saldo utangnya yang tercantum di dalam surat
konfirmasi tersebut. Metode ini umumnya digunakan jika auditor
menghadapi situasi : saldo piutang klien kepada debitur secara individual
berjumlah besar, auditor mempunyai dugaan bahwa terdapat banyak akun
piutang usaha yang disengketakan antara klien dengan debitur nya atau
terdapat ketidaktelitian atau kecurangan saldo akun piutang usaha.
b) Metode konfirmasi negatif, adalah metode konfirmasi yang auditor
meminta jawaban penegasan dari debitur hanya jika terdapat
ketidaksesuaian antara saldo utang debitur menurut catatan akuntansinya
dengan saldo utangnya yang tercantum di dalam surat konfrmasi tersebut.
Metode ini umumnya digunakan auditor jika : pengendalian intern
terhadap piutang usaha dinilai baik oleh auditor, akun piutang klien
berjumlah banyak dengan saldo piutang usaha yang secara individual
kecil, auditor memperkirakan bahwa debitur yang menerima konfirmasi
tidak akan menaruh perhatian terhadap surat konfirmasi yang diterimanya.
b. Kirimkan surat konfirmasi kepada debitur.
a) Auditor meminta klien untuk mengirimkan surat konfirmasi kepada
debitur.
b) Klien mengirim surat konfirmasi kepada debitur.
c) Debitur mengirim langsung jawaban atas surat konfirmasi kepada auditor.
c. Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha.
d. Periksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas dari debitur
yang terjadi setelah tanggal neraca.
e. Periksa dokumen pendukung timbulnya piutang usaha.
f. Periksa jawaban konfirmasi bank.
g. Mintalah surat representasi piutang dari klien.

2) Lakukan Evaluasi Terhadap Kecukupan Cadangan Kerugian Piutang Usaha Yang


Dibuat Oleh Klien.
a) Hitung kembali cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh klien.
b) Periksa penentuan umur piutang usaha yang dibuat oleh klien.
3) Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca tahun
yang diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum di neraca tahun
sebelumnya.
4) Periksa catatan kredit untuk debitur yang utang nya telah kadaluwarsa.

5. Verifikasi Terhadap Penyajian Dan Pengungkapan


1) Bandingkan Penyajian Piutang Usaha Dengan Penyajian Menurut Prinsip
Akuntansi Berterima Umum.
a. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak
lancer.
b. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang
nonusaha.
c. Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antar pihak
yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang
telah dianjakkan (factored account receivable) ke perusahaan anjak piutang.

Anda mungkin juga menyukai