Anda di halaman 1dari 29

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kompetensi

2.1.1.1 Pengertian Kompetensi

Istilah Kompetensi menurut Websters Dictionary mulai muncul pada

tahun 1596. Istilah ini diambil dari kata latin competere yang artinya to be

suitable. Kemudian ini secara substansial mengalami perubahan dengan

masuknya berbagai isu dan pembahasan mengenai konsep kompetensi dari

berbagai literatur. Menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 46

A Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan

karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil berupa pengetahuan,

keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas

jabatannya, sehingga pegawai negeri tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara

profesional, efektif dan efisien. Menurut Hutapea dan Thoha (2008:28)

menjelaskan bahwa kompetensi adalah sebagai berikut :

Kemampuan dan kemauan dalam melakukan sebuah tugas dengan kinerja

yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Spencer & Spencer dalam Moeheriono (2010:3-4) menjelaskan

bahwa kompetensi adalah sebagai berikut :

Karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas


kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang
dimiliki hubungan kausal atau sebagai sebab akibat dengan kriteria yang
2

dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior ditempat kerja
atau pada situasi tertentu.

Kompetensi terletak pada bagian dalam setiap manusia dan selamanya ada

pada kepribadian seseorang dan dapat memprediksikan tingkah laku dan

performansi secara luas pada semua situasi dan tugas pekerjaan (job tasks)

(Spencer & Spencer dalam Moeheriono, 2010:4). Berdasarkan pengertian di atas,

ada beberapa makna yang terkandung didalamnya, yaitu :

1. Karakteristik dasar (underlying characteristic) kompetensi adalah bagian

dari kepribadian yang mendalam dan melekat pada diri seseorang serta

mempunyai perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan tugas

pekerjaan.

2. Hubungan Kausal (causally related) berarti kompetensi dapat

menyebabkan atau digunakan untuk memprediksi kinerja seseorang,

artinya jika mempunyai kompetensi yang tinggi, maka akan memiliki

kinerja tinggi pula.

3. Kriteria (criterian referenced) yang dijadikan acuan bahwa kompetensi

secara nyata dan memprediksikan seseorang dapat bekerja secara baik,

harus terukur dan spesifik (terstandar).

Menurut Mc.Clelland dalam Sedarmayanti (2011:126) menjelaskan bahwa

kompetensi adalah sebagai berikut:

Karakteristik mendasar yang dimiliki seseorang yang berpengaruh

langsung terhadap, atau dapat memprediksikan kinerja yang sangat baik.


3

Menurut Wibowo (2012:324) menjelaskan bahwa kompetensi adalah

sebagai berikut:

Suatu kemapuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilandasi atas

keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang

dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi adalah kemampuan dalam kerja dengan menintegrasikan

pengetahuan, keterampilan, kemampuan serta nilai-nilai pribadi berdasarkan

pengalaman dan pembelajaran dalam rangka pelaksanaan tugasnya secara

professional, efektif dan efisien.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Kompetensi

1. Kompetensi Individu

Kompetensi individu adalah kemampuan kerja yang dimiliki oleh seseorang

yang mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, sikap serta nilai-nilai pribadi

berdasarkan pengalaman dan pembelajaran dalam upaya pelaksanaan tugas secara

professional, efektif dan efisien. Menurut Moeheriono (2010:13) mengemukakan

bahwa dalam setiap individu terdapat beberapa karakteristik kompetensi dasar,

yaitu sebagai berikut :

1) Watak (traits), yaitu yang membuat seseorang memiliki sikap dan perilaku

atau bagaimanakah orang tersebut merespon sesuatu dengan cara tertentu,

seperti percaya diri (self-confidence), kontrol diri (self control), ketabahan

atau daya tahan (hariness).


4

2) Motif (motive), yaitu sesuatu yang diinginkan seseorang atau secara

konsisten dipikirkan dan diinginkan yang mengakibatkan suatu tindakan

atau dasar dari dalam yang bersangkutan untuk melakukan suatu tindakan.

3) Bawaan (self concept), yaitu sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang.

4) Pengetahuan (knowledge), yaitu informasi yang dimiliki seseorang pada

bidang atau area tertentu.

5) Keterampilan atau keahlian (skill), yaitu kemampuan untuk melaksanakan

tugas tertentu baik secara fisik maupun mental.

Kompetensi pengetahuan dan keterampilan cenderung lebih mudah untuk

dikembangkan dengan adanya pendidikan dan pelatihan bagi pegawai yang

dianggap masih kurang kompetensinya, sedangkan kompetensi konsep diri, watak

dan motif berada pada personality iceberg, lebih tersembunyi, sehingga cukup

sulit untuk dikembangkan (Moeheriono, 2010:14). Kompetensi seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar, diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Bakat bawaan; bakat yang sudah ada dan melekat sejak dilahirkan.

b. Motivasi kerja tinggi.

c. Sikap, motif dan cara pandang.

d. Pengetahuan yang dimiliki (formal maupun non formal).

e. Keterampilan atau keahlian yang dimiliki.

f. Lingkungan hidup dari kehidupan sehari-hari.


5

2. Kompetensi Organisasi

Tidak dapat dipungkiri dan diragukan lagi bahwa salah satu factor yang

paling penting dan mampu menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu

organisasi adalah factor sumber daya manusia. Keunggulan bersaing (competitive

advantage) suatu organisasi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

manusianya. Oleh karena itu, penanganan sumber daya manusia harus dilakukan

secara menyeluruh dan seksama dalam kerangka system pengelolaan sumber daya

manusia yang bersifat strategis, menyatu dan selalu terhubung, sesuai tujuan dan

visi misi organisasi (Moeheriono, 2010:42).

Tindakan yang harus dilakukan oleh organisasi agar mampu menjawab

tantangan zaman yang selalu mengalami suatu perubahan ini, baik perubahan dari

dalam (internal) maupun perubahan dari luar (ekternal). Misalnya penggunaan

teknologi informasi. Total quality management (TQM), re-design proses kerja dan

membuat struktur organisasi yang flattening atau horizontalization atau bahkan

secara ekstrem, melalukan perubahan secara radikal, total, menyeluruh dan besar-

besaran (business transformation). Akan tetapi, untuk melakukan perubahan

tersebut secara baik dan aman, faktor organisasi tidak dapat hanya sekedar meniru

atau mampu meningkatkan perhatian pada nilai-nilai (value) tujuan organisasi

mereka sendiri. Oleh karenanya kompetensi inti organisasi harus dikembangkan

oleh seluruh unsure dan anggota organisasi itu sendiri sepanjang waktu dan secara

terus menerus berkelanjutan dan berkesinambungan (sustainable).


6

Untuk memiliki kompetensi yang mendalam dan menyeluruh, sebaiknya

organisasi bergantung pada kerangka visi organisasi itu sendiri (organization

vision framework), karena hal ini merupakan sebuah core ideology yang terdiri

atas core value dan purposes di masa depan, yang selalu diimpikan oleh setiap

organisasi. Jadi tanpa adanya value dan core competence, tidak akan tumbuh

berkembang dengan subur pada tujuan organisasi tersebut. Bahwa core

competence yang ada pada setiap organisasi seharusnya memiliki sifat khas bagi

organisasi itu sendiri. Core competence tersebut agar dapat digunakan secara

efektif, maka dipastikan harus mampu menjawab tantangan dari para pesaingnya,

yang disebut keunggulan bersaing atau competitive advantage.

Kepercayaan yang dibina antar karyawan maupun anatara karyawan dengan

pihak manajemen juga merupakan faktor kunci lain yang memungkinkan

terwujudnya proses pembelajaran kompetensi. Rasa saling percaya akan

meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri masing-masing karyawan.

Kepercayaan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk verbal maupun non verbal.

Selanjutnya kepercayaan tersebut dapat ditumbuhkan dengan adanya system

manajerial yang terdiri atas 1) insentif/reward, 2) pendidikan dan pelatihan, 3)

sistem dan 4) kebijakan.

2.1.1.3 Manfaat Kompetensi

Menurut Ruky (2006:107) mengatakan bahwa terdapat berbagai alasan

dan manfaat kompetensi yaitu sebagai berikut :


7

1. Memperjelas standar kerja dan arahan yang ingin dicapai;

Keterampilan, pengetahuan dan karateristik apa saja yang dibutuhkan

dalam pekerjaan. Dan perilaku apa saja yang berpengaruh terhadap

kepuasan kerja yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja.

2. Alat seleksi karyawan;

Penggunaan kompetensi sebagai alat seleksi karyawan dalam organisasi

untuk memilih calon karyawan terbaik yaitu diharapkan adanya kejelasan

perilaku dari karyawan, sasaran yang efektif, memperkecil biaya

rekrukmen.

3. Memaksimalkan produktivitas;

Mencapai karyawan bila dikembangkan untuk menutupi kesenjangan

dalam keterampilan sehingga mamapu maksimal dalam bekerja.

4. Dasar pengembangan sistem remunerasi.

Untuk mengembangkan sistim remunerasi akan terarah dan transparan

dengan mengaitkan sebanyak mungkin keputusan dengan suatu set

perilaku yang diharapkan yang ditampilkan dari seseorang karyawan.

5. Memudahkan adaptasai terhadap perubahan;

Untuk menetapkan keterampilan apa saja yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan yang selalu berubah.

6. Menyelesaikan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi;

Untuk mengkomunikasikan nilai-nilai dan hal-hal apa saja yang harus

menjadi fokus dalam unjuk kerja karyawan


8

Sedangkan menurut Richard Bernhart yang dikutif Azhar (2009:10)

menyatakan bahwa kegunaan kompetensi yaitu sebagai berikut :

1. Untuk proses seleksi, training, development, dan evaluasi.

Proses membuat daftar kompetensi dimulai dengan melakukan analisis

tugas pekerjaan (Job task analysis) secara lengkap. Data dari analisis

kemudian dikelompokan, menjadi kelompok-kelompok tugas yang diberi

nama dan disebut kompetensi.

2. Untuk menentukan level seseorang suatu kompetensi,

Menyeleksi orang sesuai suatu pekerjaan berdasarkan levelnya untuk

kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan pada pekerjaan itu. Menilai

kinerja karyawan dengan melihat levelnya saat ini untuk kompetensi-

kompetensi yang dibutuhkan pada pekerjaan.

2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi

Menurut Zwell (2008:56-58) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kompetensi seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai

berikut :

1. Keyakinan dan Nilai-Nilai

2. Keterampilan

3. Pengalaman

4. Karateristik Kepribadian

5. Motivasi

6. Isu Emosional

7. Kemampuan Intelektual
9

8. Budaya Organisasi

2.1.1.4 Tujuan Kompetensi

Menurut Hutapea dan Nurianna (2008:16) mengungkapkan bahwa

penggunaan kompetensi dalam organisasi atau perusahaan pada umumnya

memiliki beberapa tujuan yaitu sebagai berikut :

1. Pembentukan Pekerjaan

2. Evaluasi Pekerjaan

3. Rekrutmen dan Seleksi

4. Pembentukan dan Pengembangan Organisasi

5. Membentuk dan Memperkuat Nilai dan Budaya Organisasi

6. Pembelajaran Organisasi

7. Manajemen Karier dan Penilaian Potensi Karyawan

8. Sistem Imbal Jasa

2.1.1.5 Indikator Kompetensi

Menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46 A

Tahun 2003 menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari :

1. Pengetahuan

2. Keterampilan

3. Sikap Perilaku

Menurut Hutapea dan Thoha (2008:28) mengungkapkan bahwa ada tiga

komponen utama pembentukan kompetensi yaitu sebagai berikut :

1. Pengetahuan (Knowledge)
10

Informasi yang dimiliki seseorang karyawan untuk melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya sesuai bidang yang digelutinya (tertentu),

misalnya bahasa komputer. Pengetahuan karyawan turut menentukan

berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya,

karyawan yang mempunyai pengetahuan yang cukup meningkatkan

efesiensi perusahaan.

2. Keterampilan (Skill)

Suatu upaya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang

diberikan perusahaan kepada seseorang karyawan dengan baik dan

maksimal, misalnya seorang programer computer. Disamping pengetahuan

dan kemampuan karyawan, hal yang paling perlu diperhatikan adalah

sikap perilaku karyawan.

3. Sikap (Attitude)

Pola tingkah laku seseorang karyawan di dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan perusahaan. Apabila

karyawan mempunyai sifat mendukung pencapaian organisasi, maka

secara otomatis segala tugas yang dibebankan kepadanya akan

dilaksanakan sebaik-baiknya. Kompetensi knowledge, skill, dan attitude

cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berada di permukaan (ujung)

sebagai karakteristik yang dimiliki manusia. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan kemauan untuk

melakukan sebuah tugas dengan kinerja yang efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan perusahaan.


11

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban atas

kepengurusan sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu entitas. Laporan

keuangan yang diterbitkan harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang

berlaku agar laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan laporan

keuangan periode sebelumnya atau dibandingkan dengan laporan keuangan entitas

yang jelas. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dalam ketentuan umumnya

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan keuangan daerah adalah semua hak

dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang

dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Selanjutnya dalam Pasal

4 dikatakan pula bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan dengan tertib,

taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan

dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatuhan dan

maanfaat untuk masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010 pengertian laporan keuangan adalah sebagai berikut:

Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi

keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas

pelaporan.

Menurut Masmudi (2003:77) pengertian laporan keuangan adalah sebagai

berikut:
12

Laporan keuangan sektor publik pada hakekatnya merupakan suatu

bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat atas pengelolaan

dana publik baik dari pajak, retribusi atau transaksi lainnya

Menurut Mardiasmo (2005:159) pengertian laporan keuangan adalah

sebagai berikut:

Komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik.


Adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas
publik menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik untuk
memberikan informasi kepada publik, salah satunya adalah informasi
akuntansi yang berupa laporan keuangan.

Menurut Mahmudi (2010:1) pengertian laporan keuangan adalah sebagai

berikut:

Suatu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat 27 atas

pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi atau transaksi lainnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas disimpulkan bahwa laporan

keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi yang akan digunakan oleh

pihak-pihak yang berkepentingan mengenai, posisi keuangan, kinerja

perusahaan/organisasi, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lain yang

merupakan alat pertanggungjawaban hasil dari proses akuntansi selama periode

akuntansi dari suatu kesatuan usaha.

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih

entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib

menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang

terdiri dari:
13

a. Pemerintah pusat;

b. Pemerintah daerah

c. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi

lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi

dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

2.1.2.1 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Mardiasmo (2002:161) secara umum, tujuan laporan keuangan

sektor publik yaitu sebagai berikut :

a. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)

b. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective

reporting)

c. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization

information)

d. Kelangsungan Organisasi (viability)

e. Hubungan Masyarakat (public relation)

f. Sumber Fakta dan Gambaran (source of facts and figures)

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)

Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada

pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa

pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum

dan peraturan lain yang telah ditetapkan.


14

b. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective

reporting)

Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada

publik. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan

mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar

kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan

membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada.

Laporan keuangan juga memungkinkan pihak luar untuk memperoleh

informasi biaya atas barang dan jasa yang diterima, serta memungkinkan

bagi mereka untuk menilai efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber

daya organisasi.

c. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization

information)

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan

kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang. Laporan keuangan

berfungsi untuk memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi

penggunaan dana.

d. Kelangsungan Organisasi (viability)

Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam

menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan

menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.

e. Hubungan Masyarakat (public relation)


15

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada

organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah

dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi, karyawan, dan masyarakat.

Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi dengan publik dan

pihak-pihak lain yang berkepentingan.

f. Sumber Fakta dan Gambaran (source of facts and figures)

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada

berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara

lebih dalam.

Menurut Mardiasmo (2002:163) secara khusus, tujuan laporan keuangan

sektor publik yaitu sebagai berikut :

1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi

aliran kas, saldo, neraca, dan kebutuhan sumber daya fmansial jangka

pendek unit pemerintah.

2. Memberikan informasi keuangan untuk menentuka dan memprediksi

kondisi ekonorni suat unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang

terjadi di dalamnya.

3. Memberikan informasi keuangan untuk memonito kinelja, kesesuaiannya

dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati,

dan ketentuan lain yang disyaratkan.

4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk

memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap

pencapaian tujuan operasional.

5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinelja menajerial dan


16

organisasional.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP) menyatakan bahwa :

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai


posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu
entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat
dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Secara spesifik, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan

bahwa tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi

yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas

entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan:

a. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,

kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;

b. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,

kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;

c. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan

sumber daya ekonomi;

d. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap

anggarannya;

e. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai

aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;

f. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai

penyelenggaraan kegiatan pemrintahan;

g. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan

entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.


17

2.1.2.2 Pengguna Laporan Keuangan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), terdapat beberapa kelompok utama

pengguna laporan keuangan pemerintah, yaitu:

a. Masyarakat;

b. Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;

c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan

pinjaman; dan

d. Pemerintah.

Menurut Mardiasmo (2002:171) masyarakat memiliki hak dasar terhadap

pemerintah, yaitu :

a. Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu:

- Mengetahui kebijakan pemerintah

- Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah

- Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan

tertentu

b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed) yang meliputi hak untuk

diberi penjelasan secara terbuka atas permasalahan-permasalahan tertentu

yang menjadi perdebatan publik.

c. Hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listening).

Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan

oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi

keuangan muncul sebagai konsekuensi konsep pertanggungjawaban


18

publik. Pertanggungjawaban publik mensyaratkan organisasi publik untuk

memberikan laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan

pengelolaan (accountability & stewardship).

2.1.2.3 Komponen Laporan Keuangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terdiri dari :

a. Laporan Realisasi Anggaran

b. Neraca

c. Laporan Arus Kas

d. Catatan Atas Laporan Keuangan

2.1.2.4 Kualitas Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang berkualitas menunjukkan bahwa Kepala Daerah

bertanggungjawab sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya dalam

pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi. Menurut Mulyana (2010:96)

menjelaskan pengertian kualitas adalah sebagai berikut :

Kualitas diartikan sebagai kesessuaian dengan standar, diukur berbasis

kadar ketidaksesuaian, serta dicapai melalui pemeriksaan

Menurut Bastian (2006:97) mengemukakan kualitas laporan keuangan

adalah sebagai berikut :

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas informasi dalam laporan


keuangan yang berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok, yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
diperbandingkan.
19

Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah

sebagai berikut:

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif

yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat

memenuhi tujuannya.

2.1.2.5 Indikator Kualitas Penyajian Laporan Keuangan

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP) keempat karakteristik berikut ini merupakan

prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat

memenuhi kualitas yang dikehendaki :

a. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat

di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan

memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil

evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan

keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud

penggunaannya.

Informasi yang relevan:

a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau

mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.


20

b) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa

yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa

kini.

c) Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan

berguna dalam pengambilan keputusan.

d) Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap

mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan.

b. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,

serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika

penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut

secara potensial dapat menyesatkan.

Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

a) Penyajian Jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa

lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan.

b) Dapat Diverifikasi (verifiability)


21

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan

apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang

berbeda, hasilnya tetap menunjukan simpulan yang tidak berbeda

jauh.

c) Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak

pada kebutuhan pihak tertentu.

c. Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau

laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan

dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat

dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama

dilakukan dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat

dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan

akuntansi yang sama.

d. Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan

dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan

lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan guna untuk

mempelajari informasi yang dimaksud.


22

Decision makers & their characteristic (for example


understanding or prior knowledge)

Benefit >
Cost

Understandability

Decision
usefulness

Relevan Reliabi
ce lity

Timelines Verifia Representat


Predict Feedb s bility itonal
ive ack Faithfulnes
Value Value s
Neutrabil
ity

Comparability

Gambar 2.1

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut Statement of Financial

Accounting Concept (SFAC) No.2

Kegunaan-keputusan informasi akuntansi mengandung komponen-

komponen yang perlu dipertimbangkan oleh para penyaji informasi akuntansi agar

cakupan yang ada dapat memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan yang

akan menggunakannya. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.

2 tentang Qualitative Characteristics of Accounting Information menggambarkan

hirarki dari kualitas informasi akuntansi dalam bentuk kualitas primer,


23

kandungannya dan kualitas sekunder. Kualitas primer dari informasi yang berguna

dalam pengambilan keputusan ekonomi adalah nilai relevan (relevance) dan

reliabilitas (reliability). Financial Accounting Standards Board (FASB)

menyatakan bahwa nilai relevan dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang

membuat informasi akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan.

Nilai relevan diklasifikasikan sebagai kapasitas informasi untuk membuat

suatu perbedaan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai. Reliabilitas

didefinisikan sebagai kualitas pemberian jaminan bahwa informasi itu secara

rasional bebas dari kesalahan dan bias, dan mewakili apa yang akan digambarkan.

Agar relevan, informasi harus bersifat logis jika dihubungkan dengan suatu

keputusan. Financial Accounting Standards Board (FASB) menyatakan bahwa

agar menjadi relevan bagi investor, kreditur, dan yang lain dalam rangka investasi,

kredit dan keputusan sejenis maka informasi akuntansi harus memiliki kapabilitas

untuk membuat suatu perbedaan pada suatu keputusan. Hal tersebut ditempuh

dengan cara membantu pemakai dalam membentuk prediksi tentang hasil dari

kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang atau untuk mengkonfirmasi

atau membenarkan harapannya.

Kandungan kualitas primer kegunaan-keputusan informasi akuntansi

meliputi komponen-komponen kandungan dari nilai relevan, yaitu ketepatwaktuan

(timeliness), nilai umpan balik (feed-back value), dan nilai prediktif (predictive

value), dan komponen-komponen kandungan reliabilitas, yaitu penggambaran

yang senyatanya (representational faithfullness), netralitas (neutrality), dan dapat


24

diperiksa (verifiability). Selain itu juga terdapat kualitas sekunder, sebagai

penghubung antara kualitas primer, yaitu komparabilitas (comparability) dan taat

asas (consistency).

2.2 Kerangka Pemikiran

Penyajian laporan keuangan di daerah-daerah khususnya di SKPD(Satuan

Kerja Perangkat Daerah) sering menemui kendala dalam hal pelaporan karena

bendahara pengeluaran sebagai pejabat fungsional harus memiliki keahlian khusus

di bidang kebendahraan, karena terjadinya perubahan dalam pengelolaan

keuangan daerah.Perubahan tersebut dibuat seiring dengan semangat reformasi

manajemen keuangan pemerintah untuk mencapai keberhasilan Otonomi Daerah.

Otonomi daerah dilaksanakan sesuai dengan landasan hukum yang

mengaturnya yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999) dan Undang-

Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah (sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 25

Tahun 1999), kedua landasan tersebut merupakan satu kesatuan yang tak dapat

dipisahkan dengan pemerintah pusat dalam upaya meningkatkan daya guna dan

hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat serta telah

membuka jalan bagi pelaksanaan reformasi sektor publik di Indonesia.

Suatu standar akuntansi bagi pemerintah digunakan sebagai pedoman

dalam menyusun dan menyajikan informasi keuangan yang berkualitas. Untuk

dapat menyajikan laporan keuangan yang berkualitas dibutuhkan adanya suatu

standar akuntansi bagi pemerintah sebagai pedoman dalam menyusun dan


25

menyajikan informasi keuangan yang berkualitas. Hal ini dijelaskan dalam PP No.

71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Standar

Akuntansi Pemerintahan merupakan persyaratan yang memiliki kekuatan hukum

dalam upaya peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia,

sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

menyebutkan bahwa standar akuntansi pemerintahan adalah prinsip-prinsip

akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

pemerintahan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pengertian laporan

keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan

transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Karakteristik

kualitatif laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah ukuran-ukuran normatif yang

perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.

Untuk memenuhi kebutuhan akan laporan keuangan yang berkualitas maka

harus didukung pulang dengan kompentensi sumber daya manusia yang dimiliki.

Menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 46 A Tahun 2003

yang menyatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang

dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan

sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga

pegawai negeri tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif

dan efisien. Dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, pemerintah daerah

harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten, yang didukung dengan latar
26

belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan

mempunyai pengalaman di bidang keuangan. Tiga komponen utama pembentukan

kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang, kemampuan, dan perilaku

individu (Hutapea dan Thoha, 2008:28).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud menggambarkannya

dalam sebuah bagan kerangka pemikiran sebagi bentuk alur pemikiran peneliti

yaitu sebagai berikut :


Kompetensi Kualitas
Pegawai Penyajian
(X) Laporan
Keuangan
(Y)

1. Keterampilan (skill) 1. Relevan


2. Pengetahuan 2. Andal
(knowledge) 3. Dapat Dipahami
3. Sikap (attitude) 4. Dapat Dibandingkan
(PP No 71 Tahun 2010
(Hutapea dan Thoha, tentang SAP)
2008:28)

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

2.2.1 Penelitian Terdahulu

Berikut ini akan disajikan tabel rangkuman hasil penelitian sebelumnya

mengenai kompetensi pegawai terhadap kualitas penyajian laporan keuangan

yaitu sebagai berikut :


27

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Hasil


Peneliti
1 Reni Rufaida Pengaruh Kompetensi Kompetensi pegawai
Amalia Pegawai Terhadap berpengaruh positif
(2009) Kualitas Penyajian signifikan terhadap kualitas
penyajian laporan keuangan
Laporan Keuangan
2 Iman Pengaruh Implementasi Implementasi pengendalian
Budiman Pengendalian Internal dan internal dan kompetensi
(2010) Kompetensi PPK-SKPD PPK-SKPD berpengaruh
positif secara simultan dan
Terhadap Kualita Laporan
secara parsial mempunyai
Keuangan di Pemerintahan pengaruh langsung terhadap
Kota Tasikmalaya kualitas laporan keuangan
SKPD
3 Cut Yunina Pengaruh Tingkat Tingkat pendidikan, masa
Eriva, Pendidikan, kerja dan jabtan tidak
Islahuddin Pelatihan,Masa Kerja dan berpengaruh terhadap
pemahaman laporan
dan Darwanis Jabatan Terhadap
keuangan daerah
(2013) Pemahaman Laporan pemerintah Aceh.
Keuangan Daerah (Studi Sedangkan peatihan
pada Pemerintahan Aceh) mempunyai pengaruh
terhadap pemahaman
laporan keuangan
pemerintah daerah
4 Wiwin Pengaruh Penerapan Penerapan SAP mempunyai
Mulyani Standar Akuntansi pengaruh positif signifikan
(2009) Pemerintah Terhadap terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah
Kualitas Laporan
daerah
Pemerintah Daerah
5 Nadya Gita Pengaruh Kompetensi Kompetensi PPK dan
(2014) Pejabat Penatusahaan Pegawai berpengaruh
Keuangan dan Pegawai positif signifikansi tehadap
kualitas laporan keuangan
Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan
28

6 Yolanda Pengaruh Kompetensi Kompetensi PPK dan Peran


Yoneva Pejabat Penatausahaan Inspektorat berpengaruh
(2014) Keuangan dan Peran positif signifikansi tehadap
kualitas laporan keuangan
Inspektorat Terhadap
Kualitas Laporan
Keuangan (studi di 6 kota
kabupaten dan kota
Sumatera Barat)

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Kualitas Penyajian

Laporan Keuangan

Menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 46 A Tahun

2003 yang menyatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik

yang dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil berupa pengetahuan,

keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas

jabatannya, sehingga pegawai negeri tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara

profesional, efektif dan efisien.

Penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan agar dapat mengetahui tingkat

kinerja yang diharapkan untuk kategori baik dan rata-rata. Penentuan ambang

batas kompetensi yang dibutuhkan tentunya akan dapat dijadikan dasar bagi

proses seleksi, perencanaan, evaluasi kinerja dan pengembangan sumber daya

manusia (Dharma, 2002:20). Kompetensi sumber daya manusia yang memadai

dari segi kuantitas dan kualitas akan meningkatkan kandungan nilai informasi

dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Pada dasarnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan

daerah sebagai sebuah implementasi kebijakan publik dalam praktik yang


29

memerlukan kapasitas sumber daya manusia yang memadai dari segi jumlah dan

keahlian (kompetensi, pengalaman, serta informasi yang memadai), disamping

pengembangan kapasitas organisasi (Insani, 2010). Jadi semakin tinggi

kompetensi pegawai dalam pengelolaan laporan keuangan daerah maka akan

semakin tinggi juga kualitas penyajian laporan keuangan daerah yang dihasilkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang terbentuk adalah sebagai berikut :

Ho : Kompetensi pegawai tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas

penyajian laporan keuangan.

Ha : Kompetensi pegawai berpengaruh signifikan terhadap kualitas penyajian

laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai