Balanced scorecard pertama kali diperkenalkan oleh David P Norton dan Robert Kaplan pada
awal tahun 1990 di USA melalui riset tentang pengukuran kinerja dalam organisasi masa depan.
Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2 kata yaitu balanced (berimbang) dapat diartikan dengan
scorecard (kartu skor). Kata berimbang (balanced) dapat diartikan dengan kinerja yang diukur
secara berimbang dari dua sisi yaitu sisi keuangan dan non keuangan, mencakup jangka pendek
dan jangka panjang serta melibatkan bagian internal dan eksternal, sedangkan kata kartu skor
(scorecard) merupakan suatu kartu yang digunakan untuk mencatat perencanaan dimasa yang
Pengertian sederhana dari Balanced scorecard adalah kartu skor yang digunakan untuk
mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara dua sisi keuangan dan non
keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan
eksternal. Menurut Kaplan dan Norton( (1996 dalam Rangkuti 2012) Balanced scorecard
merupakan satu asset ukuran yang memungkinkan manajer senior mendapatkan pandangan
bisnis yang cepat menyeluruh, termasuk ukuran keuangan yang memuat hasil program yang
telah dilaksanakan untuk melengkapi ukuran keuangan dan ukuran operasional tentang kepuasan
pelanggan proses internal dan inovasi dan ukuran operasi dari aktifitas perbaikan organisasi yang
aspek keuangan dan non keuangan yang dituangkan dalam empat prespektif yaitu :
prespektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses pembelajaran dan
pertumbuhan.
Balanced scorecard lebih dari sekedar system pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan
yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sebuah system manajemen strategis untuk
Dengan demikian, Balanced Scorecard merupakan suatu alat pengukur kinerja perusahaan
yang mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan, baik secara keuangan maupun non
keuangan empat prespektif yaitu, prespektif keuangan, prespektif pelanggan, prespektif bisnis
dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pokok, yaitu (Kaplan dan Norton, 1996):
4. Apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan menciptakan nilai secara
Dengan Balanced Scorecard, tujuan suatu perusahaan tidak hanya dinyatakan dalam
ukuran keuangan saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan tersebut
menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada pada saat ini akan dating, dan bagaimana
masa mendatang.
Melalui Balanced Scorecard diharapkan bahwa pengukuran kinerja keuangan dan non
keuangan dapat menjadi bagian dari system informasi bagi seluruh pegawai dan tingkatan
dalam organisasi. Saat ini Balanced Scorecard tidak lagi dianggap sebagai pengukur kinerja,
Balanced Scorecard memiliki keunggulan yang menjadikan system menajemen strategi saat
ini berbeda secara signifikan dengan system manajemen strategi dalam manajemen tradisional
yang luas yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Selain itu berbagai sasaran strategi yang dirumuskan dalam system manajemen
strategic tradisional tidak koheran satu dengan yang lainnya, sedangkan berbagain sasaran
strategic dalam system manajemen strategi kontemporer dirumuskan secara koheren. Di samping
itu, Balanced Scorecard menjadikan system manajemen strategik tradisional, yaitu dalam
perencanaan strategic adalah mampu menghasilkan rencana strategic yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Komprehensif
Balanced Scorecard menambahkan prespektif yang ada dalam perencanaan strategic, dari
yang sebelumnya hanya pada prespektif keuangan, meluas ke tiga prespektif yang lain,
yaitu:
sebagai berikut:
2. Koheren
antara berbagai sasaran strategic yang dihasilkan dalam perencanaan strategic. Setiap
sasaran strategic yang ditetapkan dalam prespektif non keuangan harus mempunyai
hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategic yang dihasilkan oleh perencanaan strategic penting untuk
keempat prespektif.
4. Terukur
menjanjikan ketecapaian berbagai sasaran strategic yang dihasilkan oleh system tersebut.
Semua sasaran strategic ditentukan oleh ukurannya, baik untuk sasaran strategic di
prespektif non keuangan tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategic non
keuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda dan berjangka panjang.
Manfaat balanced scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan dan Norton (2013). Balanced
scorecard dapat member para eksekutif kerangkan kerja yang komprehensif untuk
menterjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran kinerja yang terpadu.
pekerja. Pernyataan ini menyatakan berbagai keyakinan dan mengidentifikasi pasar sasaran dan
Menurut Kaplan dan Norton (2000) dalam proses bisnis internal, manajer harus bisa
mengidentifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan diharuskan melakukan dengan
baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat
memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham. Tahapan dalam prose
a. Inovasi
Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian riset dan
pengembangan. Dalam tahap inovasi ini tolak ukur yang digunakan adalah besarnya
prosuk-produk baru, lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan suatu produk
secara relative jika di bandingkan perusahaan pesaing, besarnya biaya, banyaknya produk
b. Proses operasional
Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk memberikan solusi
kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Tolak ukur
yang digunakan antara lain Manufacturing Cyle Effectiveness (MCE), tingkat kerusakan
produk pra penjualan, banyaknya bahan baku terbuang percuma, frekuensi pengerjaan
ulang produk sebagai akibat terjadinya kerusakan, banyaknya permintaan para pelanggan
yang tidak dapat dipenuhi, penyimpangan biaya produksi actual terhadap biaya anggaran
penyimpanan dan pendistribusian produk atau jasa serta layanan purna jual dimana
konsumen focus dan konsumen statisfaction. Prespektif ini merupakan leading indikcator, jadi,
jika pelanggan tidak puas makan mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari prespektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di
Oleh Kaplan dan Norton (2001) prespektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok pengukuran,
yaitu: customer core measurement dan customer value prepositions. Customer core measurement
1. Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai
perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan,
3. Customer Acquistion (akusisi pelanggan): mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis
Sedangkan Customer Value Proposition merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada
Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas. Pelanggan memiliki refrensi
yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Ada yang mengutamakan fungsi dari
produk, kualitas, atau harga yang murah. Perusahaan harus mengidentifikasikan apa yang
2. Konsumen Relationship
Dalam Balanced scorecard financial perspective tetap menjadi perhatian, karena ukuran
keuangan merupakan suatu ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi disebabkan oleh
keputusan dan tindakan ekonomi yang stabil, pengukurang kinerja keuangan menunjukkan
apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan serta strategi memberikan perbaikan yang
mendasar, baik berbentuk Gross operating income, return on investment atau bahan yang
meningkatkan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang. Proses pembelanjaran dan pertumbuhan
ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, system, dan prosedur organisasi. Yang termasuk
dalam prespektif ini adalah penelitian pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan
Hasil dari pengukuran ketiga prespektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan
yang besar antara kemampuan orang, system, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang
dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Inilah alas an mengapa perusahaan harus
melakukan investasi di ketiga faktor tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah
Dalam prespektif ini, ada faktor-faktor penting yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kapabilitas Pekerja
Dalam hal ini manajemen dibuat untuk memperbaiki pemikiran pegawai terhadap
untuk organisasi. Untuk itu perencanaan dan upaya implementasi reskiling pegawai yang
organisasi.
kemampuan system informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan
pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dengan sebaik-baiknya.
Prespektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang berkesinambungan terhadap
upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagai pegawai. Paradigm
manajemen terbaru menjelaskan bahwa proses pembelajaran sangat penting bagi pegawai
untuk melakukan trial and error sehingga turbulensi lingkungan sama-sama dicoba
dikenali tidak saja oleh jenjang manajemen strategis tetapi juga oleh segenap pegawai di
dengan motivasi yang besar dan pemberdayaan pegawai berupa dlegasi wewenang yang
Dari keempat prespektif tersebut terdapat hubungan sebab akibat yang merupakan penjabaran
tujuan dan pengukuran dari masing-masing prespektif. Hubungan berbagai sasaran stragic yang
sangat diperlukan oleh perusahaan yang memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.