Anda di halaman 1dari 13

3.

Cendrawasih ranggiana

Raggiana bird-of-paradise
Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Passeriformes
Family: Paradisaeidae
Genus: Paradisaea

Cenderawasih raggiana
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Cenderawasih raggiana

Status konservasi
Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Paradisaea

Spesies: P. raggiana

Nama binomial

Paradisaea raggiana
Sclater, 1873

Cenderawasih raggiana atau Cenderawasih jingga karena warnanya coklat kejinggaan


(nama ilmiah: Paradisaea raggiana) adalah burung Cenderawasih berukuran sedang dengan
panjang sekitar 34 cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat
kemerahan (jingga), berparuh abu-abu kebiruan, mulut merah muda, iris mata berwarna
kuning dan kaki berwarna abu-abu coklat keunguan.

Burung jantan dewasa memiliki bulu-bulu hiasan beraneka warna merah, jingga dan warna
campuran antara merah-jingga pada bagian sisi perutnya, tenggorokan berwarna hijau zamrud
gelap, bulu bagian dada berwarna coklat tua dan diekornya terdapat dua buah tali yang
panjang berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan
muka berwarna coklat dan tidak punya bulu-bulu hiasan.

Penyebaran

Daerah sebaran Cenderawasih raggiana terdapat di hutan hujan tropis, hutan dataran rendah,
perbukitan dan pegunungan pulau Irian bagian selatan, dari permukaan laut sampai
ketinggian 1.500 meter.

Nama spesies ini memperingati seorang bangsawan dari Genoa, Italia bernama Francis
Raggi. Cenderawasih Raggiana adalah fauna nasional negara Papua Nugini.

Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan masih sering ditemukan di habitatnya,
Cenderawasih Raggiana dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List.
Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Perkembangbiakkan
Cenderawasih raggiana adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual
tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina
dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina biasanya menetaskan dua butir telur berwarna
merah muda dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cenderawasih raggiana terdiri dari
buah-buahan dan aneka serangga.

4. cendrawasih minora

Lesser bird-of-paradise

Male
Conservation status

Least Concern (IUCN 3.1)[1]


Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Passeriformes
Family: Paradisaeidae
Genus: Paradisaea
Species: P. minor

Cenderawasih kuning-kecil
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cenderawasih kuning-kecil

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Paradisaea

Spesies: P. minor

Nama binomial

Paradisaea minor
Shaw, 1809
Cenderawasih kuning-kecil (nama ilmiah: Paradisaea minor) adalah burung Cenderawasih
berukuran sedang dengan panjang sekitar 32 cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna
kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan dan mempunyai iris mata berwarna kuning.
Burung jantan dewasa memiliki bulu di sekitar leher berwarna hijau zamrud mengkilap, pada
bagian sisi perut terdapat bulu-bulu hiasan yang panjang berwarna dasar kuning dan putih
pada bagian luarnya. Di ekornya terdapat dua buah tali ekor berwarna hitam. Burung betina
berukuran lebih kecil dari burung jantan, memiliki kepala berwarna coklat tua, dada berwarna
putih dan tanpa dihiasi bulu-bulu hiasan.

Distribusi

Populasi Cenderawasih kuning-kecil tersebar di hutan Irian Jaya dan Papua Nugini. Burung
ini juga ditemukan di pulau Misool, provinsi Irian Jaya Barat dan di pulau Yapen, provinsi
Papua.

Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan sering ditemukan di habitatnya.
Cenderawasih Kuning-kecil dievaluasikan sebagai Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List
dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Perkembangbiakkan
Cenderawasih kuning-kecil adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual
tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina
dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung
sendiri. Pakan burung Cenderawasih Kuning-kecil terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.

2. cendrawasih apoda

Greater bird-of-paradise

Male at Bali Bird Park


Conservation status

Least Concern (IUCN 3.1)[1]


Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Passeriformes
Family: Paradisaeidae
Genus: Paradisaea
Species: P. apoda

Cenderawasih kuning-besar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Cenderawasih kuning-besar

Paradisaea apoda, jantan - Field


Museum

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Paradisaea

Spesies: P. apoda
Nama binomial

Paradisaea apoda
Linnaeus, 1758

Cenderawasih kuning-besar (nama ilmiah: Paradisaea apoda) adalah burung


Cenderawasih berukuran besar, sepanjang sekitar 43 cm, berwarna coklat marun dan
bermahkota kuning. Tenggorokannya berwarna hijau zamrud dan bantalan dadanya cokelat
kehitaman. Burung jantan dihiasi bulu-bulu panggul yang besar warna kuning dan punya
sepasang ekor kawat yang panjang. Burung betina berbulu cokelat marun tak bergaris.

Burung Cenderawasih kuning-besar ini burung terbesar dari genus Paradisaea. Ia tersebar di
hutan dataran rendah dan bukit di barat daya pulau Irian dan pulau Aru, Indonesia.
Makanannya terdiri dari buah-buahan, biji serta serangga kecil. Sejumlah kecil burung ini
diintroduksi oleh William Ingram tahun 1909-1912 di pulau Tobago Kecil di Karibia untuk
menyelamatkan burung ini dari kepunahan akibat perburuan untuk perdagangan bulu.
Populasi introduksi itu bertahan sampai sekitar tahun 1958 dan mungkin sekarang telah
punah.

Carolus Linnaeus memberinya nama jenis Paradisaea apoda, yang berarti "Cenderawasih tak
berkaki", karena pada awal perdagangannya ke Eropa, burung ini disiapkan tanpa kaki oleh
orang pribumi; hal ini menyebabkan salah paham bahwa burung ini adalah pengunjung dari
surga yang melayang-layang di udara dan tak pernah menyentuh tanah sampai mati.

Karena umum ditemukan di rentang habitatnya, burung Cenderawasih kuning-besar


dievaluasi berisiko rendah di IUCN Red List tentang jenis terancam. Burung ini juga terdaftar
pada CITES Appendix II.

1. Cendrawasih emas

sericulus aureus

Cendrawasih Raja, Cicinnurus regius, adalah burung pengicau anggota famili Paradisaeidae (burung
cendrawasih) yang panjang tubuhnya sekitar 16cm. Burung jantan berwarna merah tua terang dan
putih dengan kaki berwarna biru terang dam memiliki bulu-bulu mirip kipas yang warna ujungnya hijau
di pundaknya. Dua ekornya yang memanjang ujungnya berhiaskan uliran bulu hijau zamrud. Burung
betina berwarna coklat dan bawahnya bergaris-garis.

Cendrawasih Raja tersebar di seluruh hutan dataran rendah di pulau Papua dan pulau-pulau
terdekat. Dalam bahasa Inggris, burung ini disebut dengan "living gem" ("permata hidup") yang
merupakan burung cendrawasih paling kecil dan berwarna-warni. Makanan utamanya terdiri dari
buah-buahan dan artropod.

Burung jantan akan membawakan tarian yang indah dengan mengayun-ayunkan ekornya,
mengepak-ngepakkan bulu perut putihnya yang membuatnya mirip bola kapas dan bandul akrobatik.

6. cendrawasih paruh hitam

Paruh-sabit Kurikuri ( Epimachus fastuosus )


Paruh-sabit Kurikuri ( Epimachus fastuosus ) adalah sejenis burung cendrawasih yang
berukuran besar dari genus Epimachus. Burung ini memiliki paruh hitam melengkung seperti
sabit dan berekor panjang.

Burung jantan dewasa merupakan salah satu burung terbesar di antara burung cendrawasih.
Jantan berukuran sekitar 110cm yang termasuk bulu ekor hiasan berwarna biru ungu dengan
ujung runcing dan sangat panjang. Bulu bagian atas berwarna hitam keunguan, kepala dan
punggung berwarna biru hijau, tubuh bagian bawah berwarna hitam, coklat, dan ungu di
sekitar dagu dan leher, iris mata merah, kaki hitam keabuan dan bagian dalam mulut
berwarna kuning terang.

Pada sisi dadanya terdapat bulu hiasan seperti kipas berwarna merah, coklat dan hitam
dengan ujung warna pelangi. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dan
memiliki bulu coklat kemerahan, bagian bawah tubuh hitam dengan totol putih di bagian
belakang, iris mata coklat dan tidak punya bulu-bulu kipas hiasan.

Daerah sebaran Paruh-sabit Kurikuri terdapat di hutan-hutan pegunungan pulau Irian. Seperti
kebanyakan burung-burung cendrawasih, Paruh-sabit Kurikuri adalah poligami spesies.
Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu
hiasannya disertai dengan nyanyian. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina
dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak
burung sendiri. Pakan burung Paruh-sabit Kurikuri terdiri dari buah-buahan dan
aneka serangga.

Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah
dimana burung ini ditemukan sangat terbatas,

7. cendrawasih belah rotan


Systematics

Order

Passeriformes

Family

Paradisaids

Genus

Diphyllodes

Species

magnificus

Deskripsi
Sedang (18 cm.), nampak pendek, gemuk, ekornya juga pendek. Burung jantan nampak
montok, ekor-kawatnya sulit dilihat; tubuh bagian bawah gelap, bagian atas keemasan. Tubuh
bagian atas coklat dengan garis biru di belakang mata. Paruh dan kaki biru pucat, berukuran
kecil.

Burung betina mirip betina Cendrawasih raja, bedanya ukuran Cendrawasih raja betina lebih
kecil, warna paruh kuning, dahi lonjong, dan warna sayap kadru. Juga mirip betina
Cendrawasih kerah, bedanya Cendrawasih kerah betina memiliki alis, warna paruh dan kaki
hitam, serta warna sayap kadru.
Suara
Mirip suara Parotia, berupa rangkaian getaran mengalir, tiap nada identik dan bersambungan
menurun churn churn churn churn churn; juga kyerng! keras, tajam, agak berirama. Di
sekitar tempat memperagakan diri selalu berceloteh ksss hss ks ks ks kss.

Persebaran dan ras


Burung pepetap yang hidup di Dataran Tinggi berhutan Pulau Papua, Pulau Salawati, Pulau
Yapen, dan mungkin juga di Pulau Misool.

Tempat hidup dan Kebiasaan


Menghuni tepi hutan dan hutan sekunder di hutan pamah perbukitan dan hutan pegunungan
bawah sampai ketinggian 1450 mdpl., kadang sampai 1600 mdpl. Burung jantan
memperagakan diri dari tempat pentas di lantai hutan, seperti Parotia. Sayap burung jantan
mengeluarkan suara berkeletak khas, seperti dua batu kecil dibenturkan cepat. Sering
bersama jenis-jenis Cendrawasih lain saat mencari makan di pohon, berupa buah dan
artropoda.

Musim berbiak setidaknya dari bulan Juli sampai Desember, kemungkinan dapat berbiak
sepanjang tahun. Pola perkawinannya bersifat poligini. Untuk menarik pasangan, burung
jantan menghabiskan waktu cukup lama menyiapkan area display seluas beberapa meter
persegi di atas tanah, serta memangkas dedaunan pada batang pohon di sekitar area. Gerakan
menarik pasangannya meliputi tarian, pose diam, gerakan bulu dahi, tameng dada dan ekor
tengah.

Burung betina membangun dan memelihara sarang tanpa bantuan burung jantan. Sarang
tersusun dari seresah, daun kering, rumput dan bulu-bulu binatang. Posisi sarang di puncak
rumpun pandan, 1-4 m di atas permukaan tanah. Jumlah telur 1-2 butir.

Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus)


8. cendrawasih crow
Cendrawasih Gagak atau dalam nama ilmiahnya Lycocorax pyrrhopterus
adalah Cendarwasih mirip gagak berukuran sedang dengan panjang sekitar 34 cm.
Bulunya gelap, lembut dan seperti sutera. Paruhnya hitam, warna mata merah
karmin, dan memiliki suara panggilan yang mengingatkan pada gonggongan anjing.
Burung jantan dan betinanya mirip. Burung betina sedikit lebih besar daripada
burung jantan.
Cendrawasih ini bersifat monogami dan endemik di hutan dataran rendah di
kepulauan Maluku di Indonesia. Makanan utamanya terdiri dari buah-buahan dan
artropod. Tiga subspesiesnya telah dikenali, dan ditandai dengan ada atau tidaknya
bercak putih pada bulu sayap bawah.

Burung Namdur atau Burung Pintar dan Burung Kucing termasuk keluarga
Ptilonorhynchidae. Keluarga ini memiliki 20 spesies dalam delapan genera. Mereka adalah
burung berukuran sedang. Makanan mereka biasanya buah, tetapi ada juga yang memakan
serangga.

Sepuluh spesies endemis New Guinea, delapan spesies endemis Australia dan dua spesies
dapat ditemukan di kedua tempat tersebut.

Daftar isi

1 Kebiasaan Musim Kawin


2 Hubungan
3 Sistematika
4 Rujukan
5 Pautan Luar
Kebiasaan Musim Kawin

Sarang dari Satin Bowerbird

Jenis Burung Kucing bersifat monogami dan membesarkan anak bersama-sama pasangannya,
tetapi burung namdur lainnya bersifat poligini.

Salah satu ciri yang paling terkemuka adalah kebiasaan mereka saat musim kawin, di mana
yang jantan akan membangun sarang untuk menarik pasangan. Sarang ini bisa dihias dengan
sangat indah.

Anda mungkin juga menyukai