Anda di halaman 1dari 12

Volume7, Nomor 2, Desember 2016

e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E
Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2)

S
Jurnal Medika Saintika

EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

http://syedzasaintika.ac.id/jurnal

PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN KOMPRES


HANGAT DALAM MENURUNKAN DISMENORE PADA REMAJA SMA NEGERI 3
PADANG

Dwi Christina Rahayuningrum


Stikes Syedza Saintika Padang

noeninksweet@gmail.com

Abstrak

Sebagian wanita merasakan dismenore pada setiap siklus menstruasi, intensitas nyeri yang
dirasakan bahkan sampai berat dan mengganggu aktivitas. Salah satu terapi non farmakologis
yang bisa dilakukan untuk mengurangi dismenore teknik relaksasi nafas dalam dan kompres
hangat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh teknik relaksasi nafas
dalam dan kompres hangat dalam menurunkan dismenore pada remaja putri di SMA Negeri 3
Padang. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperiment. Sampel sebanyak 32 orang
remaja yang dibagi dua pada masing-masing perlakuan dengan waktu pelaksanaan 20 menit. Uji
statistik yang digunakan adalah uji t-tes sampel berpasangan dan uji t-test sampel bebas. Hasil
menunjukkan terdapat penurunan yang bermakna pada skala dismenore pada masing-masing
kelompok (p=0,000). Analisa bivariat menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna
penurunan skala dismenore pada remaja yang diberi teknik relaksasi nafas dalam dan kompres
hangat. Berdasarkan penelitian ini disarankan kepada remaja menggunakan teknik relaksasi
nafas dalam dan kompres hangat sebagai salah satu alternatif penurunan nyeri dismenore.
Kata kunci: Dismenore, relaksasi nafas dalam, kompres hangat

Abstract
Some women experience dysmenorrhoea in each menstrual cycle, the intensity of pain that is
felt even to severe and interfere with the activity. One non-pharmacological therapies that can
be done to reduce dysmenorrhea relaxation techniques and breathing in the warm compresses.
The purpose of this study to determine the influence of different relaxation techniques and
breathing in the warm compresses in reducing dysmenorrhea in adolescent girls in SMA Negeri
3 Padang. This study uses a quasi experiment design. Sample as many as 32 teens divided in
each treatment with the execution time of 20 minutes. Statistical tests used were t-test test and
test of paired samples t-test free samples. The results showed there were significant reductions
in the scale of dysmenorrhea in each group (p = 0.000). Bivariate analysis showed no
significant difference scale reduction of dysmenorrhea in adolescents who were given
relaxation techniques and breathing in the warm compresses. Based on this study suggested the
teens use deep breathing relaxation techniques and warm compresses as one alternative to
decrease pain of dysmenorrhea.
Keywords: Dysmenorrhea, deep breathing relaxation, warm compresses

73
Volume7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

PENDAHULUAN seperti : remaja tidak konsentrasi dalam

Menstruasi adalah keluarnya darah dari menerima pelajaran, menurunnya prestasi

rahim melalui vagina dan keluar dari tubuh belajar serta sering absen. Dismenore

seorang wanita setiap bulan selama masa merupakan nyeri perut bagian bawah
yang terkadang rasa nyeri tersebut meluas
usia subur (Faizah,2000). Menstruasi adalah
hingga ke pinggang, punggung bagian
peristiwa keluarnya darah dari vagina
bawah dan paha (Baziad, 2003).
karena meluruhnya lapisan dinding rahim
Insiden terjadinya dismenore
yang banyak mengandung pembuluh darah
merata 40-80% dan 5-10% wanita
(endometrium), pada saat sel telur tidak
dibuahi. Sel telur ( yang hanya dimiliki oleh mengalami dismenore berat sampai

perempuan) hanya keluar sebulan sekali, dismenore yang tidak tertahankan. (Morgan
dan Hamilton, 2009). Dismenore
dan apabila tidak ada pembuahan, misalnya
melalui hubungan seksual, maka 14 hari menyebabkan gangguan aktivitas sehari-
hari dan harus absen dari sekolah 1-7 hari
kemudian sel telur itu akan gugur bersama
setiap bulannya pada 15 % responden
dengan darah pada lapisan dinding rahim
berusia 15 17 tahun. Dismenore tidak
yang sebelumnya menebal. Hal ini biasanya
hanya menyebabkan gangguan aktivitas
akan berlangsung kurang lebih 28 hari
(antara 21-35 hari). tetapi juga memberi dampak bagi fisik,
psikologis, sosial dan ekonomi terhadap
Siklus menstruasi dapat dipengaruhi wanita diseluruh dunia misalnya: cepat
oleh kondisi tertentu, seperti stress, letih, dan sering marah. Remaja dengan
pengobatan dan latihan olahraga. Pada masa dismenore berat mendapat nilai yang
remaja biasanya siklus menstruasi belum rendah (6.5 %), menurunnya konsentrasi
teratur, namun setelah dalam kurun waktu (87.1%) dan absen dari sekolah (80.6%)
tertentu akan teratur. Menstruasi merupakan (Tangchai, 2004).
bagian dari proses reguler yang Penanggulangan nyeri haid yang
mempersiapkan tubuh wanita setiap umum dilakukan oleh remaja adalah
bulannya untuk kehamilan (Keikos, 2007). mengkonsumsi obat-obatan penghilang rasa
nyeri yang dijual bebas tanpa konsultasi ke
Setiap wanita memiliki pengalaman
tenaga kesehatan. Berdasarkan survei
menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian
terhadap pelajar dari lima sekolah lanjutan
wanita mendapatkan menstruasi tanpa
pertama di Jakarta, pada 2002, didapatkan
keluhan, namun tidak sedikit dari mereka
sedikit sekali di antara mereka yang berobat
yang mendapatkan menstruasi disertai
ke dokter. Padahal obat-obat penghilang
keluhan berupa dismenore yang
nyeri hanya dapat mengurangi nyeri haid
mengakibatkan rasa ketidaknyamanan serta
sementara waktu, dalam jangka panjang
berdampak terhadap gangguan aktivitas

74
Volume7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

berdampak buruk ke ginjal dan liver cukup berguna untuk pengobatan. Panas
(Baziad, 2004). meredakan iskemia dengan menurunkan
Secara umum penanganan nyeri kontraksi dan meningkatkan sirkulasi.
dismenore terbagi dalam dua kategori yaitu Kompres hangat dapat menyebabkan
pendekatan farmakologis dan non pelepasan endorfin tubuh sehingga
farmakologis. Secara farmakologis nyeri memblok transmisi stimulasi nyeri.
dapat ditangani dengan terapi analgesik Menurut teori gate-control kompres hangat
yang merupakan metoda paling umum dapat mengaktifkan (merangsang) serat-
digunakan untuk menghilangkan nyeri. serat non-nosiseptif yang berdiameter besar
Walaupun analgesik dapat menghilangkan ( A- dan A-) untuk menutup gerbang'
nyeri dengan efektif, namun penggunaan bagi serat-serat yang berdiameter kecil ( A-
analgesik akan berdampak ketagihan dan dan C) yang berperan dalam
akan memberikan efek samping obat yang menghantarkan nyeri, sehingga nyeri dapat
berbahaya bagi pasien. Secara non dikurangi (Price & Wilson, 2006). Upaya
farmakologik antara lain kompres hangat, menutup pertahanan tersebut merupakan
teknik relaksasi seperti nafas dalam dan dasar terapi menghilangkan nyeri.
yoga (Potter & Perry, 2005). Dalam hal ini Hasil survey pendahuluan yang
perawat berperan dalam penanganan secara dilakukan peneliti pada tanggal 18 Januari
non-farmakologis. 2012 terhadap 181 orang siswi di kelas XI
Relaksasi merupakan teknik SMA Negeri 3 Padang didapatkan jumlah
pengendoran atau pelepasan ketegangan, siswi yang mengalami nyeri menstruasi
misalnya: bernafas dalam dan pelan. Selain sebanyak 155 orang siswi dengan 123
dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik orang mengalami nyeri ringan, 16 orang
relaksasi nafas dalam juga dapat nyeri sedang, dan 16 orang mengalami
meningkatkan ventilasi paru dan nyeri berat hanya 5 orang yang pernah
meningkatkan oksigen darah (Smeltzer & menggunakan teknik relaksasi nafas dalam
Bare, 2002). Prinsip yang mendasari dan kompres hangat sebagai salah satu cara
penurunan nyeri oleh teknik relaksasi nafas penanggulangan nyeri haid secara non
dalam terletak pada fisiologi sistem saraf farmakologi. Pemilihan di SMA N 3
otonom yang merupakan bagian dari sistem Padang dikarenakan program PIK-KRR
saraf perifer yang mempertahankan tidak berjalan disana, dimana sekolah ini
homeostatis lingkungan internal individu. termasuk sekolah yang unggul. Berdasarkan
Penggunaan kompres hangat wawancara penulis dengan guru piket serta
diharapkan dapat meningkatkan relaksasi wali kelas di SMA Negeri 3 Padang
otot-otot dan mengurangi nyeri akibat didapatkan keterangan bahwa sebanyak 20
spasme atau kekakuan serta memberikan orang siswi-siswi dalam 1 bulan yang
rasa hangat lokal. Pada umumnya panas mengalami dismenore biasanya sering

75
Volume7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

minta izin pulang sebelum jam pulang menggunakan lembar pengukuran skala
sekolah dengan alasan mereka tidak nyeri Mankoski Pain Scale, wawancara,
sanggup mengikuti kegiatan belajar lembar observasi. Secara umum lembar
mengajar. Upaya penanganan dismenorea observasi berisi tentang biodata responden,
yang dilakukan oleh sebagian siswi adalah tanggal menstruasi serta hasil pengukuan
mengoleskan minyak kayu putih pada skala dismenore sebelum dan sesudah
daerah nyeri, tiduran, dan minum obat melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan
pengurang rasa sakit. kompres hangat.
METODE PENELITIAN Analisa ini menggambarkan
Penelitian ini menggunakan desain distribusi dari masing-masing variabel yang
Quasi Eksperiment dengan menggunakan diteliti yaitu skala dismenore sebelum dan
kelompok eksperimen yang diberikan sesudah melakukan teknik relaksasi nafas
perlakuan tanpa kelompok kontrol dengan dalam dan kompres hangat. Sedangkan
pendekatan non equivalent control group. Analisa bivariat digunakan untuk
Pada kelompok subjek (treatment) mengetahui perubahan skala dismenore
dilakukan pengukuran skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian teknik
dismenore sebelum menjalani teknik relaksasi nafas dalam dan perubahan skala
relaksasi nafas dalam dan kompres hangat ( dismenore sebelum dan sesudah pemberian
pre test). Pengukuran yang sama kembali kompres hangat. Uji Shapiro-Wilk untuk
dilakukan pada kelompok subjek menentukan jenis Uji hipotesis yang
(treatment) tersebut setelah diberikan digunakan, jika interprestasi kemaknaan
perlakuan berupa teknik relaksasi nafas adalah bermakna bila (p) > 0,05 maka data
dalam dan kompres hangat untuk berdistribusi normal dan Uji hipotesis yang
mengetahui perubahan skala nyeri digunakan adalah Uji parametric yaitu Uji T
dismenore siswi. test, tetapi bila interprestasi kemaknaan (p)
Yang menjadi populasi dalam < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
penelitian ini adalah seluruh siswi SMA 3 dan Uji hipotesis yang digunakan adalah
Padang yang mengalami nyeri dismenore. Uji non parametric yaitu Uji Wilcoxson.
Jumlah sampel yang digunakan pada HASIL DAN PENELITIAN
penelitian ini yaitu 32 orang sampel yang Dari hasil pengambilan data pada
mengalami dismenore sedang sebanyak 16 remaja putri di SMA Negeri 3 Padang
orang dan dismenore berat sebanyak 16 selama 4 minggu mulai dari tanggal 26
orang Maret sampai 10 Juli 2012 dengan jumlah
Data yang dikumpulkan pada responden pada saat pengambilan data awal
penelitian ini berupa data primer karena sebanyak 32 orang siswi yang mengalami
pengumpulan data dilakukan secara nyeri sedang dan berat. Responden
langsung terhadap responden dengan diberikan perlakuan (teknik relaksasi nafas

76
Volume7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

dalam) pada 16 orang yang terdiri dari 8 yang merupakan metoda paling umum
orang mengalami nyeri sedang dan 8 orang digunakan untuk menghilangkan nyeri.
mengalami nyeri berat sebanyak 3 kali Walaupun analgesik dapat menghilangkan
selama 20 menit, dan diberikan kompres nyeri dengan efektif, namun penggunaan
hangat pada 16 orang yang terdiri dari 8 analgesik akan berdampak ketagihan dan
orang mengalami nyeri sedang dan 8 orang akan memberikan efek samping obat yang
lainnya mengalami nyeri berat selama 20 berbahaya bagi pasien. Secara non
menit. farmakologik antara lain kompres hangat,
Gambaran skala dismenore sebelum teknik relaksasi seperti nafas dalam dan
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam nilai yoga (Potter & Perry, 2005). Dalam hal ini
minimum 3, nilai maksimum 9, dengan perawat berperan dalam penanganan secara
rata-rata 6,19 dan standar deviasi 1,682 dan non-farmakologis.
sesudah dilakukannya teknik relaksasi nafas Nyeri adalah alasan utama
dalam nilai minimum 1, nilai maksimum 6, seseorang untuk mencari bantuan perawatan
dengan rata-rata 3,56 dan standar deviasi (Smeltzer & Bare, 2002). Nyeri bersifat
1,825 . Rata-rata terjadi penurunan skala subjektif, tidak ada dua individu yang
dismenore setelah melakukan teknik mengalami nyeri yang sama dan tidak ada
relaksasi nafas dalam. dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan
Hasil uji statistik dengan respon atau perasaan yang identik pada
menggunakan Uji Beda Dua mean seorang individu (Potter & Perry, 2006).
Berpasangan (Paired Sampel) didapatkan Nyeri haid (dismenore) merupakan nyeri
rata-rata skala dismenore pretest kelompok yang diakibatkan karena terjadi kontraksi
teknik relaksasi nafas dalam adalah 6,19 otot rahim akibat peningkatan prostaglandin
dengan skala dismenore minimum 3 dan sehingga menyebabkan vasospasme dari
maksimum 9 dan rata-rata skala dismenore arteriol uterin yang menyebabkan terjadinya
postest adalah 3,56, dengan skala iskemia dan kram pada abdomen bagian
dismenore minimum 1 dan maksimum 6. bawah yang akan merangsang rasa nyeri di
Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 saat datang bulan (Robert dan David, 2004).
(p<0,05), maka dapat disimpulkan terdapat Dismenore yang sedemikian hebatnya
perbedaan penurunan bermakna skala memaksa penderita untuk istirahat dan
dismenore pretest postest pada kelompok meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya
teknik relaksasi nafas dalam sehari-hari, untuk beberapa jam atau
Secara umum penanganan nyeri beberapa hari (Simanjuntak, 2008).
dismenore terbagi dalam dua kategori yaitu Prinsip yang mendasari penurunan
pendekatan farmakologis dan non nyeri oleh teknik relaksasi terletak pada
farmakologis. Secara farmakologis nyeri fisiologi system syaraf otonom yang
dapat ditangani dengan terapi analgesik merupakan bagian dari system syaraf

77
Volume7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

perifer yang mempertahankan homeostatis sedang, sedangkan 8 orang yang mengalami


lingkungan internal individu. Pada saat skala dismenore sedang mengalami
terjadi pelepasan mediator kimia seperti penurunan menjadi skala dismenore ringan.
bradikinin, prostaglandin dan substansi p, Hal ini sesuai dengan penelitian
akan merangsang syaraf simpatis sehingga Ernawati (2010), dimana frekuensi
menyebabkan vasokostriksi yang akhirnya responden yang mengalami nyeri
meningkatkan tonus otot yang menstruasi sedang menurun dari 31 orang
menimbulkan berbagai efek seperti spasme sebelum diberikan teknik relaksasi nafas
otot yang akhirnya menekan pembuluh dalam menjadi 11 orang setelah diberikan
darah, mengurangi aliran darah dan teknik relaksasi nafas dalam. Yang berarti
meningkatkan kecepatan metabolisme otot bahwa teknik relaksasi nafas dalam yang
yang menimbulkan pengiriman implus diberikan dapat menurunkan tingkat nyeri
nyeri dari medulla spinalis ke otak dan dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan.
dipresepsikan sebagai nyeri (Smeltzer & Teknik relaksasi nafas dalam yang
Bare, 2002) dilakukan secara berulang akan
Priharjo (2003), menjelaskan menimbulkan rasa nyaman. Adanya rasa
bahwa paling tidak ada tiga hal penting nyaman inilah yang akhirnya akan
yang menjadikan tindakan relaksasi meningkatkan toleransi seseorang terhadap
bermakna secara signifikan terhadap skala nyeri. Orang yang memiliki toleransi nyeri
nyeri yaitu posisi yang tepat, pikiran yang yang baik akan mampu beradaptasi
tenang dan lingkungan yang tenang. terhadap nyeri dan akan memilki
Kondisi tersebut juga terjadi pada mekanisme koping yang baik pula. Selain
responden jika teknik relaksasi nafas dalam meningkatkan toleransi nyeri, rasa nyaman
dilakukan secara baik ditambah dengan yang dirasakan setelah melakukan nafas
pikiran yang tenang dan kondisi lingkungan dalam juga dapat meningkatkan ambang
yang tenang, sangat memberikan kontribusi nyeri sehingga dengan meningkatkan
dalam proses penurunan skala nyeri ambang nyeri maka nyeri yang terjadi
dismenore pada remaja. berada pada skala 2 (sedang) menjadi skala
Dari 16 orang responden sebelum 1 (nyeri ringan) setelah dilakukan teknik
diberikan teknik relaksasi nafas dalam 8 relaksasi nafas dalam (Kozier, 2004). Hal
orang diantaranya mengalami skala ini sesuai dengan pengamatan peneliti
dismenore berat, dan 8 orang mengalami bahwa responden yang melakukan teknik
skala dismenore ringan. Setelah diberikan relaksasi nafas dalam dengan baik dan
intervensi teknik relaksasi nafas dalam didukung dengan lingkungan yang tenang
terjadi penurunan skala dismenore dimana 8 akan memberikan efek penurunan intensitas
orang yang mengalami skala dismenore nyeri secara nyata.
berat mengalami penurunan menjadi skala

78
Volume7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

Wall (1965), menjelaskan bahwa nafas dalam terjadi penurunan intensitas


implus nyeri dihantarkan saat sebuah nyeri.
pertahanan dibuka dan implus dihambat Gambaran skala dismenore
saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya sebelum dilakukan kompres hangat nilai
menutup pertahanan tersebut merupakan minimum 3, nilai maksimum 8, dengan
dasar terapi untuk menghilangkan nyeri. rata-rata 6,31 dan standar deviasi 1,662 dan
Pemblokan ini dapat dilakukan melalui sesudah dilakukannya kompres hangat nilai
mengalikan perhatian ataupun dengan minimum 1, nilai maksimum 6 dengan rata-
tindakan relaksasi. Teknik relaksasi napas rata 3,81 dan standar deviasi 1,601. Rata-
dalam dapat menurunkan intensitas nyeri rata terjadi penurunan skala dismenore
dengan cara merelaksasikan otot-otot skelet setelah melakukan kompres hangat.
yang mengalami spasme yang disebabkan Hasil uji statistik dengan
oleh peningkatan prostaglandin sehingga menggunakan Uji Beda Dua mean
terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan Berpasangan (Paired Sampel) didapatkan
akan meningkatkan aliran darah ke daerah rata-rata skala dismenore pretest kelompok
yang mengalami spasme dan iskemic. kompres hangat adalah 6,31 dengan skala
Teori lain yang mendukung bahwa dismenore minimum 3 dan maksimum 9.
teknik relaksasi nafas dalam dapat Sedangkan rata-rata skala dismenore postest
menurunkan intensitas nyeri adalah teori 3,81 dengan skala dismenore minimum 1
huges dkk (2001). Menurutnya dalam dan maksimum 6. Hasil uji statistik
keadaan tertentu tubuh mampu didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05), maka
mengeluarkan opoid endogen yaitu dapat disimpulkan terdapat perbedaan
endorphin dan enkefalin. Zat zat tersebut penurunan bermakna skala dismenore
memiliki sifat mirip morfin dengan efek pretest postest pada kelompok kompres
analgetik yang membentuk suatu system hangat.
penekan nyeri. Tehnik relaksasi nafas Dari 16 orang responden yang
dalam merupakan salah satu keadan yang diberikan kompres hangat 9 orang
mampu merangsang tubuh untuk responden mengalami nyeri berat, dan
mengeluarkan opoid endogen sehingga selebihnya mengalami nyeri sedang.
terbentuk system penekan nyeri yang Setelah diberikan kompres hangat terjadi
akhirnya akan menyebabkan penurunan penurunan skala nyeri dimana 9 orang yang
intensitas nyeri. Hal inilah yang mengalami skala dismenore berat menurun
menyebabkan adanya perbedaan penurunan menjadi skala sedang, dan 7 orang yang
intensitas nyeri sebelum dan sesudah mengalami skala dismenore sedang
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam, mengalami penurunan menjadi skala
dimana setelah dilakukan teknik relaksasi ringan.

79
Volume7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

Hal penelitian ini sesuai dengan hangat merupakan salah satu bentuk terapi
penelitian yang dilakukan Arofiati & nonfarmakologi yang dapat digunakan
Kurniasih (2004), dimana frekuensi untuk mengurangi nyeri. Hal ini juga sesuai
responden yang mengalami nyeri dengan teori gate control yang
menstruasi sedang menurun dari 10 orang dikemukakan oleh Melzack dan Wall,
sebelum diberikan kompres hangat menjadi bahwa impuls nyeri yang berjalan ke
5 orang setelah diberikan kompres hangat. korteks serebri dapat dimodifikasi, diatur
Yang berarti bahwa kompres hangat yang bahkan dihambat sehingga sensasi nyeri
diberikan dapat menurunkan tingkat nyeri dapat dikurangi. Salah satu mekanisme
dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan. Hal yang dapat dilakukan adalah pemberian
ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan kompres hangat. Kompres hangat yang
oleh Smith (nd, cit/ dikutip dalam Kirn, diberikan dapat merangsang (mengaktifkan)
2000) yang membandingkan penggunaan serat-serat saraf non-nosiseptif berdiameter
kompres hangat dalam menurunkan besar yang tidak menghantarkan nyeri yaitu
intensitas nyeri dengan penggunaan serat A- dan serat A-. Aktivitas pada
ibuprofen. Sebanyak 81 orang wanita serat saraf ini cenderung menghambat
terlibat dalam penelitian ini yang diberikan transmisi nyeri atau menutup gerbang bagi
perlakuan selama 2 hari yang dibagi dalam serat saraf nyeri yang mentransmisikan
4 kelompok yaitu kelompok yang tidak nyeri ke otak yaitu serat saraf nyeri yang
diberikan apa-apa, kelompok yang mentransmisikan nyeri ke otak yaitu serat
diberikan kompres hangat selama 12 jam saraf A- dan serat C, dengan cara
secara berurutan, kelompok yang diberikan merangsang neuron-neuron substansia
ibuprofen 400 mg setiap 6 jam, dan gelatinosa inhibitorik di kornu dorsalis
kelompok yang diberikan kompres hangat medula spinalis sehingga input ke sel T
serta ibuprofen. Didapatkan bahwa ternyata berkurang. Dengan berkurangnya input ke
kompres hangat yang diberikan sama sel T di medula spinalis, maka impuls nyeri
baiknya dalam menurunkan nyeri yang akan disampaikan ke otak berkurang
menstruasi bila dibandingkan dengan sehingga nyeri yang akan dirasakan juga
penggunaan ibuprofen. Bahkan dikatakan akan berkurang. Selain itu pemberian
juga oleh Akin, 2004 bahwa penggunaan kompres hangat juga dapat memperlancar
kompres hangat untuk mengatasi nyeri sirkulasi karena efek panas yang diberikan
menstruasi primer lebih baik bila serta dapat menurunkan spasme dan
dibandingkan dengan penggunaan kontraksi otot perut yang berlebihan selama
acetaminofen secara oral. menstruasi sehingga nyeri menstruasi yang
Penurunan intensitas nyeri ini dirasakan dapat berkurang.
sesuai dengan teori dalam Potter dan Perry Sementara hipotesis lain
(2006), yang menyatakan bahwa kompres mengatakan bahwa kompres hangat dapat

80
Volume7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

merangsang tubuh untuk mengeluarkan opiat dengan reseptor ini yang akan dapat
endorfin dan neurotransmiter lain (opiat mengurangi nyeri dengan mencegah
endogen) yang dapat menghambat nyeri. dibebaskannya berbagai neurotransmitter
Opoid endogen merupakan zat yang penghasil nyeri (Price & Wilson, 2006).
dihasilkan oleh tubuh yang bersifat mirip Penelitian ini juga membenarkan
dengan morfin dan berikatan dengan teori lain yang menyatakan bahwa kompres
reseptor opoid yang akan efek analgesik hangat akan dapat menurunkan pengiriman
dan euforia. Saat ini morfin merupakan signal ke otak (Gosana, 2001). Hal ini
suatu zat yang paling luas digunakan untuk terbukti dengan adanya penurunan
mengobati nyeri berat karena merupakan intensitas nyeri yang dirasakan setelah
analgesik paling kuat. diberikan kompres hangat.
Endorfin bekerja dengan mengikat
reseptor opoid yang ada di sistem limbik,
otak tengah, medula spinalis dan usus.
Reseptor opoid dan opoid endogen ini
kemudian membentuk suatu sistem
penekan nyeri intrinsik. Ikatan antara
Tabel 1. Perbedaan Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Kompres Hangat
Dalam Menurunkan Dismenore Pada Remaja SMA N 3 Padang Tahun 2012
Teknik Non Mean Std. Std.Error P
Farmakologis Mean
deviation
Teknik Relaksasi 2,63 0,957 0,239 0,705
Nafas Dalam
Kompres Hangat 2,50 0,894 0,224
Dari Tabel 1, didapatkan hasil (p>0,005), maka dapat disimpulkan tidak
penelitian dengan uji independent sample t terdapat perbedaan bermakna penurunan
test rata-rata selisih skala dismenore pada skala dismenore pada remaja yang diberi
kelompok teknik relaksasi nafas dalam teknik relaksasi nafas dalam dan kompres
adalah 2,63 dengan standar deviasi 0,957 hangat.
dan rata-rata selisih skala dismenore pada Hasil uji statistik dengan
kelompok kompres hangat adalah 2,50 menggunakan Uji Beda Dua mean tidak
dengan standar deviasi 0,894. Hasil uji Berpasangan (Independent sample t Test)
statistik dengan menggunakan uji didapatkan rata-rata selisih skala dismenore
independent sample t test perbedaan nilai kelompok teknik relaksasi nafas dalam
rata-rata skala dismenore pada kelompok adalah 2,63 dengan standar deviasi 0,957
teknik relaksasi nafas dalam dan kompres dan rata-rata selisih skala dismenore
hangat didapatkan nilai p = 0,705 kelompok kompres hangat adalah 2,50

81
Volume7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

dengan standar deviasi 0,894. Hasil uji dan semua hormon yang diperlukan saat
statistik didapatkan nilai p = 0,705 stress. Oleh karena hormon seks estrogen
(p<0,05), maka dapat disimpulkan tidak dan progesterone serta hormon stress
terdapat perbedaan bermakna penurunan adrenalin diproduksi dari blok kimiawi
skala dismenore pada remaja yang diberi yang sama, ketika mengurangi stress,
teknik relaksasi nafas dalam dan kompres berarti juga telah mengurangi produksi
hangat. kedua hormone tersebut. Pentingnya
Jika dilihat dari rata-rata selisih relaksasi nafas dalam untuk memberikan
penurunan skala dismenore kelompok kesempatan bagi tubuh memproduksi
teknik relaksasi nafas dalam pretest adalah hormon yang penting untuk mendapatkan
6,19, sedangkan untuk rata-rata selisih haid tanpa rasa nyeri. (Dito Anurogo, 2011)
penurunan skala dismenore postest adalah Suhu panas dapat mengurangi
3,56 maka dapat disimpulkan untuk rata- ketengangan otot. Setelah otot rileks, rasa
rata selisih skala dismenore pretest dan nyeri akan berangsur hilang. Kompres
posttest kelompok teknik relaksasi nafas hangat merupakan salah satu cara terbaik
dalam adalah 2,63. Sedangkan untuk rata- mengatasi nyeri. Karena secara teoritis
rata selisih skala dismenore pretest ujung-ujung saraf nyeri akan mengirimkan
kelompok kompres hangat adalah 6,31 signal nyeri lebih sedikit ke dalam otak
sedangkan untuk rata-rata selisih penurunan (saraf pusat) pada waktu dihangatkan.
skala dismenore postest adalah 3,81 maka Aplikasi panas (kompres hangat)
dapat disimpulkan untuk rata-rata selisih merupakan tindakan sederhana yang telah
skala dismenore pretest dan posttest lama diketahui. Panas dapat melebarkan
kelompok kompres hangat dalam adalah pembuluh darah dan meningkatkan aliran
2,50. Maka dapat disimpulkan tidak ada darah lokal. Karena meningkatkan aliran
perbedaan yang signifikan antara kedua darah, panas mungkin meredakan nyeri
metoda dan kedua teknik ini sama-sama dengan menyingkirkan produk-produk
efektif dalam menurunkan skala dismenore. inflamasi, seperti bradikidin, histamin, dan
Dalam keadaan rileks maka otot prostaglandin yang menimbulkan nyeri
tidak menjadi tegang dan tidak memerlukan lokal. Panas juga mungkin merangsang
sedemikian banyak oksigen dan gula, serat saraf yang menutup gerbang sehingga
jantung berdenyut lebih lambat, tekanan transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis
darah menurun, nafas lebih mudah, hati dan otak dapat dihambat. ( Price & Wilson,
akan mengurangi pelepasan gula, natrium 2006)
dan kalium dalam tubuh kembali seimbang, Oleh karena itu teknik relaksasi
dan keringat akan berhenti bercucuran. nafas dalam dan kompres hangat dapat
Dalam keadaan rileks, tubuh juga digunakan dalam mengurangi nyeri
menghentikan produksi hormone adrenalin dismenore karena kedua teknik ini dapat

82
Volume7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

mengurangi ketegangan otot yang dirasakan mengurangi nyeri responden terutama pada
selama menstruasi. Selain itu kedua teknik responden yang mengalami nyeri berat
ini dapat dilakukan dirumah. setiap bulannya.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Terjadi penurunan skala dismenore Akin. (2004). Continous, low-level, topical


heat wrap therapy as compared to
pada remaja SMA N 3 Padang pada cetaminofen for primary
kelompok yang mendapatkan teknik dysmenorrhea.www.ncbi.nlm.nih.g
ov.Diakses tanggal 27 April 2012
relaksasi nafas dalam. Sedangkan pada Anurogo, D. (2011). Cara Jitu Mengatasi
kelompok yang kompres hangat terjadi Nyeri Haid. Yogyakarta : C.V
Andi Offset
penurunan skala dismenore pada remaja Arofiati F., Kurniasih, A. (2004). Pengaruh
SMA N 3 Padang pada kelompok yang pemberian kompres hangat kering
terhadap tingkat nyeri pada saat
mendapatkan kompres hangat. Tidak menstruasi di panti asuhan putri
terdapat perbedaan yang bermakna Aisyiyah Yogyakarta 2004.
Jurnal Mutiara Medika (Jurnal
penurunan skala dismenore pada remaja Kedokteran dan Kesehatan).
SMA N 3 Padang akibat teknik relaksasi 1(4):30-47
Badziad, A. (2003). Endokrinologi dan
nafas dalam dan kompres hangat. Peneliti ginekologi (edisi 2). Jakarta:
menyarankan pada responden (remaja) agar Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas.
dapat memanfaatkan teknik relaksasi nafas Ernawati. (2010). Terapi Relaksasi
dalam ataupun kompres hangat untuk Terhadap Nyeri Dismenore Pada
Mahasiswi Universitas
mengurangi nyeri menstruasi sebagai Muhammadiyah Semarang,
alternatif cara non farmakologi yang aman skripsi, Universitas
Muhammadiyah, Semarang
dan mudah untuk dilakukan dirumah, bagi Faizah, J. (2000). Pemberdayaan wanita
institusi pendidikan, agar dapat dalam bidang kesehatan.
Yogyakarta: Yayasan Essentia
memberikan informasi kepada siswi tentang Medica.
pemanfaatan teknik relakasasi nafas dalam Gosana, H.F. (2001). Terapi Latihan Fisik
Untuk Berbagai Penyakit. Jakarta:
ataupun kompres hangat sebagai salah satu Pustaka Sinar Harapan
alternatif secara non farmakologi dalam Hughes, Megan L. 2006. Critical Incident
Stress Debriefing as a
menurunkan nyeri menstruasi, sehingga Trauma Intervention in First
dapat mengurangi pemakaian obat Nation Communities ( Jurnal
Penelitian )
analgesik bagi siswi yang mengalami Keikos. (2007). Menstruasi. Diakses
dismenore primer. Pada peneliti tanggal 27 April 2012 dari
http://keikos.biz/2007/06/17/menstr
selanjutnya, untuk dapat melakukan uasi/
penelitian tentang pengaruh teknik relaksasi Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder
S.J, (2004), Fundamentals of
nafas dalam ataupun kompres hangat dalam Nursing Concepts, Process and
segi waktu pelaksanaannya untuk Practice 7th Ed., New Jersey:
Pearson Education Line

83
Volume7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN :2087-8508

Melzack R, Wall PD. Pain mechanisms: a Therapy. Diakses tanggal 21


new theory. Science September 2011 dari
1965;150:971-9 http://www.omenshealthapta.org/
Morgan, G & Hamilton, C. (2009). Obstetri csm2003/4654.pdf
& ginekologi panduan praktis Simanjuntak, P. (2008). Gangguan haid dan
(edisi 2). Jakarta: EGC. siklusnya. In: Winkjosastro H.,
Priharjo, R. (2003). Perawatan nyeri. Saifuddin A.B., Rachimhadhi T.
Jakarta. EGC. Ilmu kandungan. Jakarta : PT
Poter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Bina Pustaka Sarwono
Fundamental keperawatan Prawirohardjo, pp: 229-32.
konsep, proses dan praktek (Alih Smeltzer & Bare. (2002). Keperawatan
bahasa: R. Komalasari) (edisi 4). medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih
Jakarta: EGC. Bahasa : Agung waluyo. Jakarta.
Poter, P. A., & Perry, A. G. (2006). EGC.
Fundamental keperawatan (edisi Thangchai, K., Titavan, V., &
4). Jakarta: EGC. Boriboonhirunsarn, D. (2004).
Price, A. S., Wilson M. L., 2006. Dysmenorrhea in Thai adolecents:
Patofisiologi Konsep Klinis Prevalence, impact and
Proses-Proses Penyakit. Alih knowledge of treatment. Journal
Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. of The Medical Association of
Jakarta: EGC Thailand, 3(87), 69-73.
Smith, R.P. (2003). Dysmenorrhea:
Etiology, Diagnosis, and

84

Anda mungkin juga menyukai