Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmad dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini, makalah yang berjudul PENILAIAN AUTENTIK.
Tujuan dibuatnya tugas makalah ini untuk melengkapi tugas mata kuliah telaah kurikulum
SMA.
Makalah ini berisikan tentang pengertian, makna, manfaat, ciri, tuntutan kurikulum 2013,
belajar autentik, jenis-jenis, pengembangan nilai dan hakikat penilaian autentik. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khusunya para pendidik yang setiap harinya
berinteraksi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Makalah ini tentunya masih terdapat kekurangan untuk itu pesan dan kesan dari pembaca
sangat diharapkan oleh kami, sebagai bahan perbaikan di kemudian hari.
Gorontalo, 13 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan penilaian hasil pembelajaran siswa sejalan dengan perkembangan
kurikulum yang dipergunakan. Hal itu disebabkan penilaian merupakan salah satu komponen
yang terkait langsung dengan kurikulum. Kurikulum itu sendiri adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (PP No.19,
Th. 2005:3). Untuk mengukur kadar ketercapaian kurikulum di jenjang sekolah, khususnya
yang mencakup tujuan dan isi, penilaian terhadap capaian hasil pembelajaran harus
dilakukan.
Perubahan kurikulum menjadi KTSP turut mengubah paradigma kegiatan pembelajaran
dan proses penilaian, baik yang menyangkut tentang sistem, prinsip, pendekatan, maupun
teknik dan bentuk penilaian (Arifin, 2009:178). KTSP menuntut pelaksanaan penilaian yang
mengacu pada Standar Penilaian Pendidikan. Salah satu prinsip penilaian yang tercantum
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan adalah menyeluruh dan berkesinambungan. Menyeluruh berarti
penilaian oleh guru mencakup semua aspek kompetensi (aspek kognitif, aspek psikomotor
dan aspek afektif) dengan menggunakan berbagai teknik penilain yang sesuai.
Berkesinambungan artinya penilaian dilakukan untuk memantau perkembangan kemampuan
siswa.
Untuk dapat melihat perkembangan hasil belajar selama proses pembelajaran dilakukan
melalui asesmen formatif yaitu proses penilaian yang direncanakan sehingga menimbulkan
bukti status siswa yang digunakan oleh guru untuk menyesuaikan prosedur pembelajaran
yang sedang berlangsung serta untuk menyesuaikan taktik belajar siswa saat ini dan bertujuan
untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan proses pembelajaran yang
telah dilakukan dan menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki, mengubah atau
memodifikasi proses pembelajaran agar lebih efektif. Dengan kata lain dengan informasi
yang diperoleh, guru akan memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki, sedangkan yang tidak
perlu diperbaiki perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Hamid (2008:36) menemukan fakta bahwa sistem penilaian yang digunakan dalam
pembelajaran Fisika di SMA masih didominasi dengan penilaian paper and pencil test,
sementara kinerja siswa maupun penilaian diri oleh siswa tidak pernah dilakukan oleh guru.
Pada hal, tujuan mata pelajaran Fisika yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi adalah agar siswa memiliki kemampuan:
(1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan
alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2) Memupuk sikap ilmiah yaitu
jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain; (3)
Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,
mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis; (4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai
peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif; (5)
Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan
pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan tujuan mata pelajaran Fisika tersebut, jelas bahwa aspek psikomotor maupun
aspek afektif justru sangat penting untuk dinilai. Tanpa itu data yang dikumpulkan dalam
penilaian menjadi kurang lengkap dan tidak bermakna (Arifin, 2009:179). Hamid (2008:40)
juga menegaskan penilaian yang tidak menyeluruh mengakibatkan guru mengalami kesulitan
dalam pengambilan keputusan pada akhir semester khususnya dalam pengisian rapor siswa.
Hasil belajar psikomotor pada mata pelajaran Fisika tidak dapat diabaikan karena
berdasarkan hakikatnya Fisika merupakan bidang ilmu yang tidak hanya berupa kumpulan
fakta tetapi juga merupakan serangkaian proses ilmiah yang membutuhkan keaktifan
bertindak atau hands-on (Yuliati, 2008:5). Pengukuran aspek psikomotor dilakukan terhadap
hasil-hasil belajar yang berupa penampilan (Arikunto, 2010:182). Menurut Ryan (Haryati,
2008:26) salah satu cara menilai kompetensi aspek psikomotor adalah melalui pengamatan
langsung serta penilaian tingkah laku (kinerja) siswa selama kegiatan pembelajaran (praktek
berlangsung).
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian RPP dan tujuan RPP ?


1.2.2 Apa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan RPP ?
1.2.3 Apa komponen dan langkah pembuatan RPP ?
1.2.4 Bagaimana format dan model RPP ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dan tujuan RPP.
1.3.2 Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan RPP.
1.3.3 Mengetahui komponen-komponen dan langkah pembuatan RPP.
1.3.4 Mengetahui format dan model RPP.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penilaian Autentik
Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Dalam kehidupan
akademik keseharian, frasa asesmen autentik dan penilaian autentik sering dipertukarkan.
Akan tetapi, frasa pengukuran atau pengujian autentik, tidak lazim digunakan.
Secara konseptual asesmen autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan
dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan asesmen autentik untuk
mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar
sekolah.
Salah satu implikasi dari diterapkannya standard kompetensi adalah proses penilaian yang
dilakukan oleh guru baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan acuan
kriteria. Untuk itu, dalam menerapkan standard kompetensi guru harus:
a. Mengembangkan matriks kompetensi belajar (learning competency matrix) yang
menjamin pengalaman belajar yang terarah.
b. Mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan (continuous authentic
assessment) yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.
Untuk mendapatkan pemahaman cukup komprehentif mengenai arti asesmen autentik,
berikut ini dikemukakan beberapa definisi. Dalam Jhon Mueller(2006) penilaian Autentik
merupakan suatu bentuk penilaian yang para siswanya diminta untuk menampilkan tugas.
Dalam American Librabry Association asesmen autentik didefinisikan sebagai proses
evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Dalam Newton Public School, asesmen autentik
diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman
kehidupan nyata peserta didik. Wiggins mendefinisikan asesmen autentik sebagai upaya
pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang
ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan
membahas artikel, memberikan analisa oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan
antarsesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan
dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Berikut adalah prinsip-prinsip umum
penilaian otentik.
- Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of, not apart
from, instruction)
- Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan
masalah dunia sekolah (school work-kind of problems).
- Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan kriteria yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
- Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensori-motorik)
- Pada pelaksanaan penilaian hendaknya tujuan penilaian diarahkan pada empat (4) hal
berikut.
a. Keeping track, yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik
tetap sesuai dengan rencana.
b. Checking-up, yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang
dialami anak didik dalam proses pembelajaran.
c. Finding-out, yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang
menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses
pembelajaran.
d. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah mencapai.
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk:

1) Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar.


2) Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
3) Dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya
guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi
program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.
2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus dipahami tenaga pendidikan maupun
calon tenaga pendidikan, maupun tenaga kependidikan. Pemahaman tentang rencana
pelaksanaan pembelajaran meliputi pengertian, prinsip-prinsip dan komponen-komponen
RPP beserta lampiranya.
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiaan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih ( Permendiknas No. 65 Tahun 2013 ). Penyusunan
RPP oleh guru merupakan tuntutan kompetensi pedagogik guru. Dalam Permendiknas
No. 16 tahun 2007 dinyatakan bahwa diantara kompetensi pedagogik guru adalah
menyusun rencana pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan didalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan.
RPP disusun dengan dengan tujuan agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik ( Kementrian
Pendidikan Nasional. 2008b:1 ).
RPP yang dibuat guru memiliki fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan
( Mulyasa, 2006: 217-219 ). Fungsi perencanaan RPP mendorong agar guru lebih siap
dalam melaksanakan pembelajaran dengan perencanaan yang matang, sedangkan fungsi
pelaksanaan dari RPP adalah memberikan pedoman agar pembelajaran dilaksanakan
secara sistematis, dan pelaksanaan pembelajaran berjalan secara efektif sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa
, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
pikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih (Permendikbud No. 65 Tahun 2013).
2. Prinsip-Prinsip Penyususnan RPP
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Pemerdikbud No. 65 Tahun 2013) membuat
rambu-rambu dalam menyusun RPP. Penyusunan RPP hendaknya memerhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut :

a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/ atau
lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP membuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi, pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Komponen-komponen RPP
Komponen RPP menurut Permendikbud No. 16 Tahun 2013 terdiri atas:
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. Identitas mata pelajaran atau tema/ subtema;
c. Kelas/ semester;
d. Materi pokok;
e. Alokasi waktu ditentuan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam peajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai;
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
g. Kopetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, prinsip, dan prosedur yang relevan dan ditulis
dalam bentuk buti-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, penutup
dan;
m. Penilaian hasil pembelajaran.
2.3 Contoh Instrumen Penilaian Autentik dalam RPP
Dibawah ini diberikan contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
pembelajaran kimia dengan materi laju reaksi.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Sekolah : SMA Negeri 1 Telaga
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/semester : X1 IPA / Ganjil
Materi : Laju Reaksi
Alokasi Waktu: 12 jam pelajaran
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi,
kesetimbang-an kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan
pengetahu-an tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia
yang kebenarannya bersifat tentatif.
1.2 Mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa minyak bumi, batubara dan gas alam serta
berbagai bahan tambang lainnya sebagai anugrah rakyat Indonesia.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membeda-kan fakta dan opini, ulet, teliti, bertang-gung jawab, kritis, kreatif,
inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan
serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.6 Memahami teori tumbukan untuk menjelaskan reaksi kimia.
4.6 Menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tabrakan untuk menjelaskan reaksi kimia.
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan Menentukan orde reaksi
berdasarkan data hasil percobaan
4.7 Merancang,melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
C.Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1.1 Mengagumi dan mensyukuri keberadaan senyawa karbon di alam sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa.
2.1.1 Teliti dan obyektif dalam melakukan pengamatan.
2.1.2 Memiliki rasa ingin tahu, kritis, dan terbuka dalam diskusi.
2.1.3 Tekun, ulet, jujur, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
2.1.4 Bekerja sama, hati-hati, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan eksperimen.
Pertemuan ke-1
3.6.1 Menjelaskan pengertian laju reaksi.
3.6.2 Menentukan persamaan laju reaksi.
3.6.3 Menggunakan persamaan laju reaksi dalam menyelesaikan soal.
Pertemuan ke-2

3.7.1 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
3.7.2 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
3.7.3 Menjelaskan peran katalis dalam industri.
Pertemuan ke-3
3.7.4 Menjelaskan teori tumbukan
4.6.1 Melakukan eksperimen untuk mengetahui pengaruh konsentrasi,luas permukaan,suhu
dan katalis terhadap laju reaksi

4.7.1 Menyajikan laporan praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini,diharapkan siswa mampu ;
1. Mendefenisikan konsep laju reaksi
2. Menentukan persamaan laju reaksi
3. Menggunakan persamaan laju reaksi dalam menyelesaikan soal
4. Menghitung orde reaksi dan tetapan laju reaksi
5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
6. Menjelaskan teori tumbukan
7. Menjelaskan peran katalis dalam industri
E. Materi Pembelajaran
Materi Fakta :
Laju Reaksi

- Reaksi kimia yang berlangsung cepat dan lambat


Memberikan contoh dua reaksi kimia,peristiwa pembakaran kertas dan
perkaratan besi.
Siswa membedakan waktu yang diperlukan untuk dua peristiwa tersebut.

- Orde Reaksi
Menjelaskan pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.

Materi Konsep :
Pengertian laju reaksi
Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya
petasan, adalah contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses
perkaratan
besi, pematangan buah di pohon, dan fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwa
kimia yang berlangsung sangat lambat.
Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan)
menjadi hasil reaksi (produk).
Pereaksi (reaktan) Hasil reaksi (produk)
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi
per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan
waktu.
A. Kosentrasi Larutan (Molaritas)
Molaritas (mol/liter) adalah ukuran yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut
dalam satu liter larutannya.
n (jumlah mol zat terlarut)
M = -------------------------------------
V ( volum larutan)
B. Persamaan Laju Reaksi
Hubungan kuantitatif antara perubahan konsentrasi dengan laju reaksi dinyatakan
dengan Persamaan Laju Reaksi atau
Hukum Laju Reaksi.
Untuk reaksi: pA + qB rC
maka bentuk umum persamaan lajunya adalah:
v = k [A]m [B]n
dimana:
v = laju reaksi (mol/ Liter. s)
k = tetapan laju reaksi
m = orde/tingkat reaksi terhadap A
n = orde/tingkat reaksi terhadap B
[A] = konsentrasi awal A (mol/ Liter)
[B] = konsentrasi awal B (mol/ Liter)
C. Orde Reaksi
Tingkat reaksi (orde reaksi) tidak sama dengan koefisien reaksi. Orde reaksi hanya
dapat ditentukan melalui percobaan. Tingkat reaksi total adalah jumlah tingkat
reaksi
untuk setiap pereaksi.
Orde reaksi total = m + n
Orde reaksi menunjukkan hubungan antara perubahan konsentrasi pereaksi
dengan perubahan laju reaksi.
Menentukan orde reaksi dilakukan dengan tiga cara,yaitu sbb:
a. Apabila reaksi diketahui berlangsung satu tahap,maka orde reaksi sama
dengan koefisien masing-masing pereaksi.
b. Apabila reaksi berlangsung dalam beberapa tahap,maka orde reaksi sama
dengan koefisien pereaksi pada tahap yang paling lambat.
c. Apabila tidak diketahui tahapan-tahapan reaksinya,maka orde reaksi hanya
dapat ditentukan dari data percobaan.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
1. Konsentrasi
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang
lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi
berarti
semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya
tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin
cepat.
Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin besar laju reaksinya
2. Luas permukaan sentuh
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada
pencampuran
reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian
permukaan zat. Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan
bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan berbentuk lempeng atau
butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan
kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih
cepat.
Laju reaksi berbanding lurus dengan luas permukaan reaktan
3. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak (kinetik)
partikel ikut meningkat sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi
kinetik di atas harga energi aktivasi (Ea). Kenaikan suhu akan memperbesar laju
reaksi.Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah jika suhunya berubah.
Berdasarkan hasil percobaan, laju reaksi akan menjadi 2 kali lebih besar untuk
setiap kenaikan suhu10 oC.
4. Katalisator
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak
mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat
tersebut dapat diperoleh kembali. Katalis mempercepat reaksi dengan cara
menurunkan harga energi aktivasi (Ea). Katalisis adalah peristiwa peningkatan
laju reaksi sebagai akibat
penambahan suatu katalis. Meskipun katalis menurunkan energi aktivasi
reaksi,tetapi
ia tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan
kata
lain, penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.
Materi Prinsip :

- Konsep laju reaksi


- Persamaan laju reaksi
- Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Materi Prosedur:
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Orde reaksi.

F. Kegiatan pembelajaran:
Pertemuan ke-1

Kegiatan Alokasi
Rincian Kegiatan
pembelajaran Waktu
Pendahuluan Appersepsi:

Guru mengawali pertemuan dikelas dengan


berdoa,dan mengecek kehadiran siswa.
Motivasi:

Guru meminta siswa memberikan contoh reaksi


yang berlangsung cepat dan reaksi yang
berlangsung lambat.dan menanyakan mengapa kita
perlu mempelajari konsep laju reaksi.
Informasi

Guru menyampaikan informasi mengenai


pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk
menjawab pertanyaan tersebutmelalui pembelajaran
laju reaksi.
Guru menyampaikan informasi tentang
kompotensi dasar,indikatoor dan tujuan
pembelajaran ini.
Kegiatan Inti Mengamati

Mengkaji dari berbagai sumber tentang laju reaksi


Mencari informasi dengan cara
membaca,melihat,tentang reaksi yang berjalan
cepat dan reaksi yang berjalan lambat,contoh
pembakaran kertas,petasan,perkaratan besi.
Menanya

Mengajukan pertanyaan terkait dengan observasi


reaksi yang berlangsung cepat dan reaksi yang
berlangsung lambat ,bagaimana menentukan serta
menentukan persamaan laju reaksi.
Mengumpulkan Data

Mendiskusikan Pengertian laju reaksi,persamaan


laju reaksi dan menggunakakan persamaan laju
reaksi dalam menyelesaikan soal.Setelah itu ,siswa
mengumpulkan data dan mendiskusikan pertanyaan
asumsi.
Mengasosiasi

Mengolah dan menganalisis tentang persamaan laju


reaksi.
Mengkomunikasikan

Menyampaikan hasil diskusi atau ringkasan


pembelajaran dengan lisan atau tertulis,dengan
menggunakan tata bahasa yang benar.
Penutup Siswa dan guru menyimpulkasn pembelajaran
tentang penertian laju reaksi dan persamaan laju
reaksi.
Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan
Guru memberikan penugasan mandiri yang terkait
dengan materi yang telah diberikan.
Penilaian proses untuk mengukur daya serap siswa
tentang materi yang telah diberikan.
Menyampaikan tentang topik pembelajaran untuk
pertemuan yang akan datang.

Pertemuan ke-2

Kegiatan Alokasi
Rincian Kegiatan
pembelajaran Waktu
Pendahuluan Appersepsi: 10 menit

Guru mengawali pertemuan dikelas dengan


berdoa,dan mengecek kehadiran siswa.
Motivasi:

Guru meminta siswa menuliskan persamaan laju


reaksi dan menanyakan besaran-besaran yang
tercover pada persamaan tersebut yang telah
disajikanpada pertemuan sebelumnya..
Informasi

Guru menyampaikan informasi mengenai


pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk
menjawab pertanyaan tersebut melalui
pembelajaran orde reaksi,faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dan peranan katalis
dalam industri.
Guru menyampaikan informasi tentang kompotensi
dasar,indikator dan tujuan pembelajaran ini.
Kegiatan Inti Mengamati

Mengkaji dari berbagai sumber tentang laju reaksi


Mencari informasi dengan cara
membaca,melihat,tentang orde reaksi,faktor-faktor
laju reaksi dan peranan katalis dalam industri
Menanya

Mengajukan pertanyaan terkait dengan orde


reaksi,faktor-faktor laju reaksi dan peranan katalis
dalam industri
Mengumpulkan Data

Mendiskusikan tentang orde reaksi,faktor-faktor


laju reaksi dan peranan katalis dalam
industri.Setelah itu ,siswa mengumpulkan data dan
mendiskusikan pertanyaan asumsi.
Mengasosiasi

Mengolah dan menganalisis tentang orde


reaksi,faktor-faktor laju reaksi dan peranan katalis
dalam industri
Mengkomunikasikan

Menyampaikan hasil diskusi atau ringkasan


pembelajaran dengan lisan atau tertulis,dengan
menggunakan tata bahasa yang benar.
Penutup Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran
tentang orde reaksi,faktor-faktor laju reaksi dan
peranan katalis dalam industri Siswa melakukan
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
Guru memberikan penugasan mandiri yang terkait
dengan materi yang telah diberikan.
Penilaian proses untuk mengukur daya serap siswa
tentang materi yang telah diberikan.
Menyampaikan tentang topik pembelajaran untuk
pertemuan yang akan datang.

Pertemuan ke-3

Kegiatan Alokasi
Rincian Kegiatan
pembelajaran Waktu
Pendahuluan Appersepsi: 10 menit

Guru mengawali pertemuan dikelas dengan


berdoa,dan mengecek kehadiran siswa.
Motivasi:

Guru menanyakan tentang penyebab


berlangsungnya reaksi kimia.
Informasi

Guru menyampaikan informasi mengenai


pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk
menjawab pertanyaan tersebut,melalui
pembelajaran teori tumbukan.
Guru menyampaikan informasi tentang kompotensi
dasar,indikatoor dan tujuan pembelajaran ini.
Kegiatan Inti Mengamati

Mengamati terjadinya tabrakan pada partikel


pereaksi dengan cermat dan teliti
Mencari informasi dengan cara
membaca,melihat,tentang teori tumbukan.
Menanya

Mengajukan pertanyaan terkait dengan teori


tumbukan.
Mengumpulkan Data

Mendiskusikan tentang orde reaksi,faktor-faktor


laju reaksi dan peranan katalis dalam
industri.Setelah itu ,siswa mengumpulkan data
dan mendiskusikan pertanyaan asumsi.
Merancang percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi,dan mempresentasikan
hasilnya untuk menyamakan persepsi

Melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
Mengamati dan mencatat data hasil percobaan
Mengasosiasi

Mengolah dan data hasil percoban tentang faktor-


faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Mengkomunikasikan

Membuat laporan percobaan dan menyampaikan


hasil diskusi atau ringkasan pembelajaran dengan
lisan atau tertulis,dengan menggunakan tata bahasa
yang benar.
Penutup Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran
tentang orde reaksi,faktor-faktor laju reaksi dan
peranan katalis dalam industri Siswa melakukan
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
Guru memberikan penugasan mandiri yang terkait
dengan materi yang telah diberikan.
Penilaian proses untuk mengukur daya serap siswa
tentang materi yang telah diberikan.
Menyampaikan tentang topik pembelajaran untuk
pertemuan yang akan datang.

G. Model dan Metode Pembelajaran

Model : Inquiry,problem based learning


Metode :Dermontrasi, tanya jawab, diskusi, kaji literatur, penugasan

H. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media/alat : LKS
2. Bahan : -
3. Sumber Belajar :Buku Kimia Kelas XI Kurikulum 2013, Bahan bacaan yang
relevan dari internet
I.Intrumen Untuk Penilaian
Penilaian Kompotensi Sikap Melalui Observasi Pada kegiatan Praktikum
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester:
Topik :
Indikator :

No Nama Disiplin Tanggung Jujur Teliti Kreatif Peduli Jumlah


Peserta jawab Skor
Didik

Penilaian Kompotensi Sikap Melalui Observasi Pada kegiatan Diskusi

No Nama Kerja santun Toleransi Responsif Proaktif Bijaksan Juml


Peserta sama a ah
Didik Skor

Keterangan : Sangat baik (SB) : 80-100 = A Cukup : 60-69 = C


Baik (B) : 70-79 = B Kurang : <60 = K
Penilaian Tes Praktik

No Nama Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Jumlah


percobaan Percobaan Akhir Skor
Percobaan

Rubrik Penilaian tes Praktik

No Ketrampilan yang dinilai Skor Rubrik


1. Persiapan Percobaan 30 -Alat-alat tertata rapih sesuai dengan
(Menyiapkan alat & urutan percobaan.
bahan)
- Bahan-bahan tersedia digelas kimia
dengan ukuran yang sama.
-Alat praktikum dalam keadaan siap pakai
- Tersedia air untuk membilas alat dan tisu.
20 Ada 3 yang tersedia
10 Ada 2 yang tersedia.
2 Pelaksanaan Percobaan 30 -Mencuci alat-alat sebelum praktikum
- Merakit alat dengan benar
- Melakukan percobaan faktor-faktor
pergeseran arah pergeseran kesetimbangan.
- Mencatat data sesuai dengan fakta yang
diamati
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek yang tersedia.
3 Kegiatan Akhir 30 -Membuang larutan atau sampah
ketempatnya
-Membersihkan alat dengan baik
-Membersihkan meja praktikum.
-Mengembalikan alat ketempat semula.
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek yang tersedia

Penilaian laporan Penilaian Tugas (Laporan Praktikum)

Skor
No Komponen yang dinilai
1 2 3
1. Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Hasil Praktikum
Skor Portofolio

Rubrik Penilaian laporan Praktikum

No Komponen Skor
1. Persiapan meliputi ketepatan Skor 3,jika pemilihan alat dan bahan tepat.
pemilihan alat dan bahan
Skor 2,jika pemilihan alat dan bahan kurang
praktikum.
tepat.
Skor 1,jika pemilihan alat dan bahan tidak
tepat.
2. Pelaksanaan meliputi langkah kerja Skor 3 jika langkah kerja dan waktu
dari waktu pelaksanaan pelaksanaan tepat.
Skor 2 jika langkah kerja dan waktu
pelaksanaan kurang tepat.
Skor 3 jika langkah kerja dan waktu
pelaksanaan tidak tepat.
3 Hasil praktik meliputi keakuratan Skor 3 jika data akurat dan simpulan tepat
data dan ketepatan simpulan hasil
Skor 3 jika data akurat dan simpulan kurang
tepat
Skor 3 jika data akurat dan simpulan tidak
tepat

Keterangan : Jumlah komponen yang dinilai x 3


MENGETAHUI TELAGA, JULI 2016
KEPALA SEKOLAH GURU MATA PELAJARAN

Dr. H. BASRI USMAN AMARA, M.Pd RIMADIYANTI ANTHUNA,MP.d


NIP. 19670721 199403 1 008 NIP. 19691111 199512 2 006
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan
dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Berikut adalah prinsip-prinsip umum
penilaian otentik.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiaan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih ( Permendiknas No. 65 Tahun 2013 ). Penyusunan RPP
oleh guru merupakan tuntutan kompetensi pedagogik guru. Dalam Permendiknas No. 16
tahun 2007 dinyatakan bahwa diantara kompetensi pedagogik guru adalah menyusun rencana
pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan didalam kelas, laboratorium, maupun
lapangan.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan tentang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Tulisan ini diharapkan menjadi salah satu yang dapat membantu untuk
menanamkan pemahaman tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi
Aksara.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Supardi. 2015. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor (konsep
dan Aplikasi). Depok: Rajawali pers.

Anda mungkin juga menyukai