Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmad dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini, makalah yang berjudul PENILAIAN AUTENTIK.
Tujuan dibuatnya tugas makalah ini untuk melengkapi tugas mata kuliah telaah kurikulum
SMA.
Makalah ini berisikan tentang pengertian, makna, manfaat, ciri, tuntutan kurikulum 2013,
belajar autentik, jenis-jenis, pengembangan nilai dan hakikat penilaian autentik. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khusunya para pendidik yang setiap harinya
berinteraksi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Makalah ini tentunya masih terdapat kekurangan untuk itu pesan dan kesan dari pembaca
sangat diharapkan oleh kami, sebagai bahan perbaikan di kemudian hari.
Gorontalo, 13 November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan penilaian hasil pembelajaran siswa sejalan dengan perkembangan
kurikulum yang dipergunakan. Hal itu disebabkan penilaian merupakan salah satu komponen
yang terkait langsung dengan kurikulum. Kurikulum itu sendiri adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (PP No.19,
Th. 2005:3). Untuk mengukur kadar ketercapaian kurikulum di jenjang sekolah, khususnya
yang mencakup tujuan dan isi, penilaian terhadap capaian hasil pembelajaran harus
dilakukan.
Perubahan kurikulum menjadi KTSP turut mengubah paradigma kegiatan pembelajaran
dan proses penilaian, baik yang menyangkut tentang sistem, prinsip, pendekatan, maupun
teknik dan bentuk penilaian (Arifin, 2009:178). KTSP menuntut pelaksanaan penilaian yang
mengacu pada Standar Penilaian Pendidikan. Salah satu prinsip penilaian yang tercantum
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan adalah menyeluruh dan berkesinambungan. Menyeluruh berarti
penilaian oleh guru mencakup semua aspek kompetensi (aspek kognitif, aspek psikomotor
dan aspek afektif) dengan menggunakan berbagai teknik penilain yang sesuai.
Berkesinambungan artinya penilaian dilakukan untuk memantau perkembangan kemampuan
siswa.
Untuk dapat melihat perkembangan hasil belajar selama proses pembelajaran dilakukan
melalui asesmen formatif yaitu proses penilaian yang direncanakan sehingga menimbulkan
bukti status siswa yang digunakan oleh guru untuk menyesuaikan prosedur pembelajaran
yang sedang berlangsung serta untuk menyesuaikan taktik belajar siswa saat ini dan bertujuan
untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan proses pembelajaran yang
telah dilakukan dan menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki, mengubah atau
memodifikasi proses pembelajaran agar lebih efektif. Dengan kata lain dengan informasi
yang diperoleh, guru akan memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki, sedangkan yang tidak
perlu diperbaiki perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Hamid (2008:36) menemukan fakta bahwa sistem penilaian yang digunakan dalam
pembelajaran Fisika di SMA masih didominasi dengan penilaian paper and pencil test,
sementara kinerja siswa maupun penilaian diri oleh siswa tidak pernah dilakukan oleh guru.
Pada hal, tujuan mata pelajaran Fisika yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi adalah agar siswa memiliki kemampuan:
(1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan
alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2) Memupuk sikap ilmiah yaitu
jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain; (3)
Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,
mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis; (4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai
peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif; (5)
Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan
pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan tujuan mata pelajaran Fisika tersebut, jelas bahwa aspek psikomotor maupun
aspek afektif justru sangat penting untuk dinilai. Tanpa itu data yang dikumpulkan dalam
penilaian menjadi kurang lengkap dan tidak bermakna (Arifin, 2009:179). Hamid (2008:40)
juga menegaskan penilaian yang tidak menyeluruh mengakibatkan guru mengalami kesulitan
dalam pengambilan keputusan pada akhir semester khususnya dalam pengisian rapor siswa.
Hasil belajar psikomotor pada mata pelajaran Fisika tidak dapat diabaikan karena
berdasarkan hakikatnya Fisika merupakan bidang ilmu yang tidak hanya berupa kumpulan
fakta tetapi juga merupakan serangkaian proses ilmiah yang membutuhkan keaktifan
bertindak atau hands-on (Yuliati, 2008:5). Pengukuran aspek psikomotor dilakukan terhadap
hasil-hasil belajar yang berupa penampilan (Arikunto, 2010:182). Menurut Ryan (Haryati,
2008:26) salah satu cara menilai kompetensi aspek psikomotor adalah melalui pengamatan
langsung serta penilaian tingkah laku (kinerja) siswa selama kegiatan pembelajaran (praktek
berlangsung).
1.2 Rumusan Masalah
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/ atau
lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP membuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi, pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Komponen-komponen RPP
Komponen RPP menurut Permendikbud No. 16 Tahun 2013 terdiri atas:
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. Identitas mata pelajaran atau tema/ subtema;
c. Kelas/ semester;
d. Materi pokok;
e. Alokasi waktu ditentuan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam peajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai;
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
g. Kopetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, prinsip, dan prosedur yang relevan dan ditulis
dalam bentuk buti-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, penutup
dan;
m. Penilaian hasil pembelajaran.
2.3 Contoh Instrumen Penilaian Autentik dalam RPP
Dibawah ini diberikan contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
pembelajaran kimia dengan materi laju reaksi.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi,
kesetimbang-an kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan
pengetahu-an tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia
yang kebenarannya bersifat tentatif.
1.2 Mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa minyak bumi, batubara dan gas alam serta
berbagai bahan tambang lainnya sebagai anugrah rakyat Indonesia.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membeda-kan fakta dan opini, ulet, teliti, bertang-gung jawab, kritis, kreatif,
inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan
serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.6 Memahami teori tumbukan untuk menjelaskan reaksi kimia.
4.6 Menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tabrakan untuk menjelaskan reaksi kimia.
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan Menentukan orde reaksi
berdasarkan data hasil percobaan
4.7 Merancang,melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
C.Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1.1 Mengagumi dan mensyukuri keberadaan senyawa karbon di alam sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa.
2.1.1 Teliti dan obyektif dalam melakukan pengamatan.
2.1.2 Memiliki rasa ingin tahu, kritis, dan terbuka dalam diskusi.
2.1.3 Tekun, ulet, jujur, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
2.1.4 Bekerja sama, hati-hati, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan eksperimen.
Pertemuan ke-1
3.6.1 Menjelaskan pengertian laju reaksi.
3.6.2 Menentukan persamaan laju reaksi.
3.6.3 Menggunakan persamaan laju reaksi dalam menyelesaikan soal.
Pertemuan ke-2
3.7.1 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
3.7.2 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
3.7.3 Menjelaskan peran katalis dalam industri.
Pertemuan ke-3
3.7.4 Menjelaskan teori tumbukan
4.6.1 Melakukan eksperimen untuk mengetahui pengaruh konsentrasi,luas permukaan,suhu
dan katalis terhadap laju reaksi
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini,diharapkan siswa mampu ;
1. Mendefenisikan konsep laju reaksi
2. Menentukan persamaan laju reaksi
3. Menggunakan persamaan laju reaksi dalam menyelesaikan soal
4. Menghitung orde reaksi dan tetapan laju reaksi
5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
6. Menjelaskan teori tumbukan
7. Menjelaskan peran katalis dalam industri
E. Materi Pembelajaran
Materi Fakta :
Laju Reaksi
- Orde Reaksi
Menjelaskan pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.
Materi Konsep :
Pengertian laju reaksi
Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya
petasan, adalah contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses
perkaratan
besi, pematangan buah di pohon, dan fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwa
kimia yang berlangsung sangat lambat.
Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan)
menjadi hasil reaksi (produk).
Pereaksi (reaktan) Hasil reaksi (produk)
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi
per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan
waktu.
A. Kosentrasi Larutan (Molaritas)
Molaritas (mol/liter) adalah ukuran yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut
dalam satu liter larutannya.
n (jumlah mol zat terlarut)
M = -------------------------------------
V ( volum larutan)
B. Persamaan Laju Reaksi
Hubungan kuantitatif antara perubahan konsentrasi dengan laju reaksi dinyatakan
dengan Persamaan Laju Reaksi atau
Hukum Laju Reaksi.
Untuk reaksi: pA + qB rC
maka bentuk umum persamaan lajunya adalah:
v = k [A]m [B]n
dimana:
v = laju reaksi (mol/ Liter. s)
k = tetapan laju reaksi
m = orde/tingkat reaksi terhadap A
n = orde/tingkat reaksi terhadap B
[A] = konsentrasi awal A (mol/ Liter)
[B] = konsentrasi awal B (mol/ Liter)
C. Orde Reaksi
Tingkat reaksi (orde reaksi) tidak sama dengan koefisien reaksi. Orde reaksi hanya
dapat ditentukan melalui percobaan. Tingkat reaksi total adalah jumlah tingkat
reaksi
untuk setiap pereaksi.
Orde reaksi total = m + n
Orde reaksi menunjukkan hubungan antara perubahan konsentrasi pereaksi
dengan perubahan laju reaksi.
Menentukan orde reaksi dilakukan dengan tiga cara,yaitu sbb:
a. Apabila reaksi diketahui berlangsung satu tahap,maka orde reaksi sama
dengan koefisien masing-masing pereaksi.
b. Apabila reaksi berlangsung dalam beberapa tahap,maka orde reaksi sama
dengan koefisien pereaksi pada tahap yang paling lambat.
c. Apabila tidak diketahui tahapan-tahapan reaksinya,maka orde reaksi hanya
dapat ditentukan dari data percobaan.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
1. Konsentrasi
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang
lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi
berarti
semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya
tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin
cepat.
Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin besar laju reaksinya
2. Luas permukaan sentuh
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada
pencampuran
reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian
permukaan zat. Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan
bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan berbentuk lempeng atau
butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan
kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih
cepat.
Laju reaksi berbanding lurus dengan luas permukaan reaktan
3. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak (kinetik)
partikel ikut meningkat sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi
kinetik di atas harga energi aktivasi (Ea). Kenaikan suhu akan memperbesar laju
reaksi.Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah jika suhunya berubah.
Berdasarkan hasil percobaan, laju reaksi akan menjadi 2 kali lebih besar untuk
setiap kenaikan suhu10 oC.
4. Katalisator
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak
mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat
tersebut dapat diperoleh kembali. Katalis mempercepat reaksi dengan cara
menurunkan harga energi aktivasi (Ea). Katalisis adalah peristiwa peningkatan
laju reaksi sebagai akibat
penambahan suatu katalis. Meskipun katalis menurunkan energi aktivasi
reaksi,tetapi
ia tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan
kata
lain, penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.
Materi Prinsip :
F. Kegiatan pembelajaran:
Pertemuan ke-1
Kegiatan Alokasi
Rincian Kegiatan
pembelajaran Waktu
Pendahuluan Appersepsi:
Pertemuan ke-2
Kegiatan Alokasi
Rincian Kegiatan
pembelajaran Waktu
Pendahuluan Appersepsi: 10 menit
Pertemuan ke-3
Kegiatan Alokasi
Rincian Kegiatan
pembelajaran Waktu
Pendahuluan Appersepsi: 10 menit
Skor
No Komponen yang dinilai
1 2 3
1. Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Hasil Praktikum
Skor Portofolio
No Komponen Skor
1. Persiapan meliputi ketepatan Skor 3,jika pemilihan alat dan bahan tepat.
pemilihan alat dan bahan
Skor 2,jika pemilihan alat dan bahan kurang
praktikum.
tepat.
Skor 1,jika pemilihan alat dan bahan tidak
tepat.
2. Pelaksanaan meliputi langkah kerja Skor 3 jika langkah kerja dan waktu
dari waktu pelaksanaan pelaksanaan tepat.
Skor 2 jika langkah kerja dan waktu
pelaksanaan kurang tepat.
Skor 3 jika langkah kerja dan waktu
pelaksanaan tidak tepat.
3 Hasil praktik meliputi keakuratan Skor 3 jika data akurat dan simpulan tepat
data dan ketepatan simpulan hasil
Skor 3 jika data akurat dan simpulan kurang
tepat
Skor 3 jika data akurat dan simpulan tidak
tepat