Anda di halaman 1dari 43

PROPOSAL PROYEK AKHIR

MANAJEMEN PELAKSANAAN JALAN TOL MOJOKERTO KERTOSONO


STA 5 + 350 STA 10 + 350 MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU
KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR

ZULFIKAR JAUHARI
NRP.3110.040.601

Dosen Pembimbing:
Ir. Chomaedhi, CES. Geo
19550319.198403.1.001

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2011
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR


MANAJEMEN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO

STA. +5.350 STA. +10.350

KABUPATEN MOJOKERTO-KERTOSONO

JAWA TIMUR

Oleh

Mahasiswa

Zulfikar Jauhari
3110.040.601

Mengetahui
Dosen Pembimbing

Ir. CHOMAEDI, CES. Geo


NIP 19550319.198403.1.001
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 1
1.3 Maksud dan Tujuan 1
1.4 Batasan Masalah 1
1.5 Peta Lokasi Proyek 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Prinsip Dasar Manajemen Proyek 4
2.2 Estimasi Biaya Proyek 10
2.3 Struktur Pekerjaan jalan 11
2.4 Sifat sifat tanah 17
2.5 Tipe Galian Tanah 17
2.6 Pengelompokan Penggunaan Peralatan 18
2.7 Rencana Anggaran Biaya 20
2.8 Kurva S 20
2.9 Jenis Jenis Biaya Proyek 21
2.10 Network Planning 23
2.11 Network Diagram 24
2.11.1 Simbol 24
2.11.2 Hubungan antar symbol 24
2.12 Nomor Peristiwa 25
2.13 Analisa waktu 25
2.14 Saat Paling Awal 26
2.15 Saat Paling Lambat 27
2.16 Umur Proyek 27
2.17 Peristiwa Kritis 27
2.18 Lintasan Kritis 28
2.19 Tenggang Waktu Kegiatan 29
2.20 Alat Berat 29
2.20.1 Exavator 29
2.20.2 Bulldozer 31
2.20.3 Dump Truck 32
2.20.4 Vibro Roller 33
2.21 Perhitungan Kapasitas Produksi 34
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
BAB III METODELOGI
3.1 Penjelasan 35
3.2 Bagan Alir 36

DAFTAR PUSTAKA 37
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m en P e l ak s a na a n P e m b a n g un a n J a l a n To M o j o k er t o - Ke r t o so n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

URAIAN SINGKAT

Proyek pembangunan jalan Tol Mojokerto Kertosono merupakan rangkaian dari


program Trans Java Tollway System. Yaitu jalan tol yang dimulai dari Merak, Jawa Barat
sampai dngan bagian timur Pulau Jawa yaitu Banyuwangi, Jawa Timur. Ada 10
ruas jaringan jalan tol di jawa timur diantaranya Tol Waru Juanda (13,6 km), Jalan Tol
Surabaya Mojokerto (37 km) dan Jalan tol Mojokerto Kertosono ini (41) dan masih ada 7
ruas jalan tol lainnya yang masih berkendala. Keberadaan jalan tol ini sangat penting dalam
kelancaran arus lalu lintas. Seiring meningkatnya jumlah lalu lintas yang diakibatkan
bertambahnya jumlah kendaraan dan kondisi perkerasan yang sudah mengalami kerusakan
(bergelombang dan retak-retak) pada beberapa lokasi di ruas jalan
Pembangunan jalan Tol Mojokerto Kertosono ini dimaksudkan sebagai jalan
penghubung altenatif yang menghubungkan kota Mojokerto dan kota Kertosono yang
sedang bekembang disekitarnya seiring dengan meningkatnya sektor industri dan
perdagangan. Namun karena keterbatasan data, penyusun hanya membatasi pada
Manajemen Pelaksanaan jalan dengan menggunakan perkerasan kaku ( rigid pavement ),

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
D4 Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek pembangunan jalan TOL MOJOKERTO-KERTOSONO merupakan
rangkaian dari program Trans Java Tollway System. Yaitu jalan tol yang dimulai dari
Merak, Jawa Barat sampai dengan bagian timur Pulau Jawa yaitu Banyuwangi, Jawa
Timur. Ada 10 ruas jaringan jalan tol di jawa timur diantaranya Tol Waru Juanda
(13,6 km), Jalan Tol Surabaya Mojokerto (37 km) dan Jalan tol Mojokerto
Kertosono ini (41) dan masih ada 7 ruas jalan Tol lainnya yang masih berkendala.
Keberadaan jalan Tol ini sangat penting dalam kelancaran arus lalu lintas. Seiring
meningkatnya jumlah lalu lintas yang diakibatkan bertambahnya jumlah kendaraan dan
kondisi perkerasan jalan arteri yang sudah mengalami kerusakan (bergelombang dan
retak-retak) pada beberapa lokasi di ruas jalan dan kemacetan yang terjadi akibat jalan
yang rusak.
Pembangunan jalan Tol Mojokerto Kertosono ini dimaksudkan sebagai jalan
penghubung altenatif yang menghubungkan kota Mojokerto dan kota Kertosono yang
sedang bekembang disekitarnya seiring dengan meningkatnya sektor industri dan
perdagangan. Namun karena keterbatasan data, penyusun hanya membatasi pada
manajemen pelaksanaan pembangunan jalan dengan menggunakan perkerasan kaku
( Rigid Pavement).

1.2 Perumusan Masalah


Dari pelaksaaan teknis dilapangan yang selama ini dilakukan pihak kontraktor
pelaksana proyek pembangunan Jalan TOL MOJOKERTO-KERTOSONO, penulis
mengamati serta merumuskan perlu ditentukan pola sistem kerja yang efektif dan efisien
yaitu :
1. Bagaimana menentukan metode pelaksanaan yang tepat dan sesuai dengan
kondisi dilapangan.
2. Bagaimana penyusunan ulang jadual wakru pelaksanaan untuk setiap item
pekerjaan dengan penggunaan sumber daya yang tersedia.
3. Berapa perhitungan biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap item
pekerjaan dengan penggunaan dana yang ada.

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan penulisan Proyek akhir ini adalah untuk :
a. Mengetahui pola manajemen pelaksanaan yang tepat dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia dan sesuai kondisi lapangan.
b. Mendapatkan kebutuhan waktu dalam pelaksanaan pembangunan proyek
tersebut.
c. Mendapatkan rencana anggaran biaya yang ekonomis dengan keamanan yang
bisa dipertanggung jawabkan secara teknis
1.4 Batasan Masalah
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis membatasi beberapa permasalahan
diantaranya :
1. Tidak membahas permasalahan yang terkait dengan pembebasan lahan.
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2. Tidak membahas masalah lalulintas disekitar lokasi proyek saat dikerjakan.

1
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

3. Tidak membahas masalah perhitungan perencanaan struktur jalan raya,


pembuatan saluran drainase dan dimensi saluran

1.5 Peta Lokasi Proyek


Lokasi Proyek berada di Kota Mojokerto Desa Pagerluyung STA
5+350 STA 10+350 Propinsi Jawa Timur yang ditunjukkan pada gambar
1.1 di bawah ini:

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

3
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur
STA. 5.+350

Desa Pagerluyung
Kabupaten Mojokerto

STA. 10.+350

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PRINSIP DASAR MANAJEMEN PROYEK

Dalam proses penyelesaian proyek pembangunan jalan ini ada hal yang sangat penting
dari awal sampai akhir yang menjadi tanggung jawab baik pemilik, konsultan maupun
kontraktor pelaksana, maka dipilih suatu cara yang tepat yaitu sistem manajemen guna
memecahkan masalah-masalah yang terjadi dilapangan, diperlukannya suatu cara / suatu
proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan atau maksud yang nyata, diantaranya meniadakan kecenderungan
untuk melaksanakan sendiri semua urusan. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan
manusia pengetahuan manajemen sebagai karya-karya praktik yang nyata sbab, manajemen
merupakan suatu kekuatan yang mempunyai fungsi sebagai alat pemersatu, penggerak dan
pengkoordinir faktor alam, tenaga dan modal.
Dipergunakannya manajemen sebab manajemen adalah sebagai ilmu dan seni yang
merupakan bentuk kerja, berfungsi penting sebagai pedoman kegiatan, standar pelaksanaan,
sumber motivasi maupun sebagai dasar rasional pengorganisasian agar pelaksanaan kegiatan-
kegiatan dapat mencapai suatu tujuan yang berhasil dan berdaya guna secara cepat, efektif
dan efisien. 2

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Dari kalangan para ahli belum terdapat adanya konsensus keseragaman dalam
membagi jumlah fungsi manajemen. Tetapi pada umumnya kita dapat membagi fungsi
manajemen itu dalam definisi yang diuraikan dengan singkatan POMC (Planning, Organizing
and Staffing, Motivating, Controlling).

1. Perencanaan (Planning) : mempunyai tiga arti, yaitu :

a) Pengambilan keputusan (decision making)


b) Memikirkan secara mendalam untuk memutuskan apa yang harus diperbuat
c) Menetapkan sasaran dan menjabarkan cara mencapai sasaran-sasaran tersebut

Tujuan perencanaan adalah menemukan kesempatan-kesempatan di masa


mendatang dan membuat rencana-rencana untuk memanfaatkannya. Rencana yang paling
efektif adalah memanfaatkan kesempatan dan menghilangkan halangan atas dasar
kekuatan dan kelemahan dari organisasi.

2. Pengaturan & Penyediaan Staff (Organizing and Staffing) :

Dalam suatu pekerjaan umumnya terdiri dari beberapa orang yang bersepakat
untuk bekerja sama, maka diperlukan suatu pengaturan yang jelas, siapa yang
mengerjakan apa, dan kepada siapa orang yang bekerja tersebut harus
mempertanggungjawabkan pekerjaannya (memberikan laporan). Maka tercipta struktur
organisasi yang berfungsi sebagai sarana penentu dan pengatur, serta pembagi tugas
antara orang/kelompok orang. Dalam struktur organisasi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain :
Hubungan antara bawahan dan atasan harus jelas, komunikasi timbal balik harus
terpelihara.
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi 4
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

Tugas disertai pemberian wewenang yang berimbang dengan tanggung


jawab (responsibility) yang dipikulnya.
Tanggung gugat (accountibility) terhadap atasan juga harus ada.
Uraian tugas pekerjaan untuk staff dan pimpinan perlu dijabarkan dengan jelas
dan konkrit (job discription).
Makin tinggi jenjang manajerial makin sedikit bawahannya, dan sebaliknya
makin ke bawah makin banyak orang yang dibawahinya (struktur piramida).

3. Menggerakkan (Motivating)

Menggerakkan yang dimaksud adalah kemampuan dari seorang manager proyek


untuk memberikan alasan kepada bawahannya untuk pengembangan sumber daya
manusia dan bimbingan kerja (yang berperan disini adalah Faktor Leadership/Jiwa
kepemimpinan). Pemimpin proyek selalu berusaha agar para bawahannya menjadi ahli
dalam bidang pekerjaannya dan terampil dalam bidang manajemennya. Motivasi
merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan, memelihara perilaku
manusia. Dan motivasi ini merupakan suatu subyek yang penting bagi manager, karena
menurut definisi manager harus bekerja dengan melalui orang lain, maka manager perlu
memahami orang-orang yang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhi untuk bekerja
sesuai dengan yang diinginkan organisasi. Namun motivasi adalah juga subyek yang
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
membingungkan, karena motivasi tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi
harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak. Motivasi bukan hanya satu-satunya
faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang terlibat
adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan untuk
mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi, kemampuan dan
persepsi peranan adalah saling berhubungan.
Jadi bila salah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah walaupun
faktor-faktor lain tinggi.
Faktor Motivasi yang perlu diciptakan oleh seorang manager proyek, meliputi:
Komunikasi timbal balik antara atasan dan bawahan, sehingga tercipta iklim
kerja yang berkesinambungan.
Diciptakan unsur partisipasi dalam memecahkan masalah & pengambilan
keputusan.
Metoda, program kerja yang mantap dan jelas.
Berorientasi kepada hasil pekerjaan
Delegasi pekerjaan harus disertai tanggung jawab yang jelas, limitasi wewenang
untuk dapat mengambil keputusan serta kriteria tentang hasil pekerjaan.
Menghargai bawahan yang berprestasi dan ciptakan disiplin yang tegas.
Menciptakan suasana agar bawahan memiliki kemampuan dan kemauan untuk
bekerja sama secara kelompok (team work).

4. Pengontrolan (Controlling)

Pengontrolan dilakukan untuk melihat perkembangan pekerjaan, apakah sesuai


dengan rencana, atau apakah ada penyimpangan ? Pengontrolan bisa dilakukan dari
laporan dan dari pengecekkan lapangan, dan dari keduanya dilakukan pencocokan mana
yang lebih aktual mendekati kondisi nyata.

5
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

Tujuan pengontrolan tidak mencari kesalahan orang, melainkan untuk menjaga dan
melihat apakah hasil pekerjaan sesuai dengan rencana atau tidak, sesuai rencana yang
dimaksud adalah kegiatan proyek dapat dimulai, dilaksanakan dan diselesaikan menurut
jadwal yang telah ditentukan, budget yang disediakan, mutu pekerjaan yang ditetapkan
dan sumber daya alam serta sumber daya manusia yang tersedia.

5. Langkah dalam melakukan fungsi kontrol :

a) Adanya prestasi standard sebagai tolak ukur.


b) Mengukur hasil prestasi pekerjaan.
c) Membandingkan & mengevaluasi hasil prestasi aktual dengan standard prestasi
yang diharapkan.
d) Melakukan tindakan koreksi, bilamana standard prestasi tidak tercapai.

Secara spesifik konsep manajemen adalah merupakan suatu proses, dimana di


dalamnya diberikan input dan diharapkan manajemen dapat menghasilkan output sesuai
sasaran sebagaimana yang ditetapkan. Input dalam proses manajemen terdiri dari
bermacam-macam sumber daya (resources), seperti:

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
- Sumber Daya Manusia (tenaga kerja)
- Sumber Daya Alam / Material (bahan)
- Sumber Modal (dana)
- Mesin Peralatan (alat)
- Metode Kerja

Manajemen Proyek adalah sebagai suatu usaha kegiatan untuk meraih sasaran
yang telah didefinisikan dan ditentukan dengan jelas secara efisien dan seefektif mungkin
dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Ciri-ciri Umum Manajemen Proyek sebagai berikut :


1. Tujuan, sasaran, harapan-harapan, dan strategi proyek hendaknya dinyatakan
secara jelas dan terinci sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk mewujudkan
dasar kesepakatan segenap individu dan satuan organisasi yang terlibat.
2. Diperlukan Rencana Kerja, Jadwal dan Anggaran Belanja yang realistis.
3. Diperlukan kejelasan dan kesepakatan tentang peran dan tanggung jawab
diantara semua satuan organisasi dan individu yang terlibat dalam proyek untuk berbagai
strata jabatan.
4. Diperlukan mekanisme untuk memonitor, mengkoordinasikan mengendalikan,
dan mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pada berbagai strata
organisasi.
5. Diperlukan mekanisme sistem evaluasi yang diharapkan dapat memberikan
umpan balik bagi manajemen. Informasi umpan balik akan dimanfaatkan sebagai
pelajaran dan dipakai sebagai pedoman didalam upaya peningkatan produktivitas
proyek.
6. Diperlukan satuan organisasi proyek yang dapat dimungkinkan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang mungkin harus bergerak di luar kerangka
organisasi, akan tetapi tetap berorientasi pada tercapainya produktivitas.

6
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

7. Diperlukan pengertian dan pemahaman mengenai tata cara dan dasar-dasar peraturan
birokrasi, dan pengetahuan tentang cara-cara mengatasi kendala birokrasi.

Sistem Manajemen Proyek :

Sistem manajemen proyek disusun dan dijabarkan menjadi seperangkat pengertian,


alat dan petunjuk tata cara yang mudah untuk dilaksanakan sedemikian rupa sehingga :
1. Mampu menghubungkan dan menjembatani kesenjangan persepsi di antara para
perencana dan pelaksananya, sehingga kesemuanya mempunyai satu kerangka konsep
yang sama tentang kriteria keberhasilan suatu proyek.
2. Dapat memberikan kesamaan bahasa yang sekaligus memadukan tertib teknis dan sosial,
yang dapat diterapkan pada setiap proyek dengan cara sederhana, jelas, sistematis dan
effisien.
3. Mampu mewujudkan suatu bentuk kerjasama dan koordinasi antar satuan organisasi
pelaksana sehingga terwujud suatu semangat bersama untuk merencanakan proyek secara
lebih terinci dan cukup cermat dalam mengantisipasi masalah-masalah yang akan timbul
dalam pelaksanaan.
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Siklus Manajemen :

Semua kegiatan proyek merupakan suatu siklus mekanisme manajemen yang


didasarkan atas 3 (tiga) tahapan, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Siklus
mekanisme manajemen tersebut merupakan proses terus menerus selama proyek berjalan,
oleh karenanya pelaksanaan proyek berlangsung dalam suatu tata hubungan kompleks yang
selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi mutakhir dengan memanfaatkan umpan balik
dari hasil evaluasi. Keberhasilan pelaksanaannya tergantung pada upaya dan tindakan yang
terkoordinasi dari berbagai satuan organisasi dan jabatan diberbagai jenjang manajemen.
Siklus mekanisme manajemen proyek tersebut ditunjukkan pada gambar :
Gambar 2.1. Siklus Mekanisme Manajemen Proyek

7
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

PERENCANAAN EVALUASI PELAKSANAAN

Untuk membentuk suatu Sistem Manajemen Proyek yang lengkap serta kokoh, dalam
pelaksanaan pada masing-masing tahapan siklus mekanisme tersebut memerlukan perangkat
manajemen yang terdiri dari :
a) Analisis masalah, dalam merencanakan suatu proyek yang merupakan bagian dari
kerangka strategi program, diperlukan cara analisis yang sistematis, sederhana, mudah
dikomunikasikan, dan didasarkan pada suatu kerangka pemikiran logis. Pendekatan akan
dipermudah dengan mewujudkannya dalam bentuk bagan yang dapat menjelaskan seluruh
harapan-harapan serta tujuan program.
b)Kerangka logis, suatu proyek pada hakekatnya merupakan proses untuk merubah suatu
keadaan yang dipilih dari
PERENCANAAN
sejumlah proyek
pilihan, Umpan Balik yang mewakili
Sasaran Proyek kemungkinan
terbaik Tercapai PELAKSANAAN untuk mencapai
hasil yang diharapkan
sesuai Berita Acara dengan tujuan
Penyerahan program.
EVALUASI
Hasil Proyek
Agar Pengendalian dapat
melakukan (Monitoring) analisis, maka
diperlukan suatu pedoman
kerangka proses berpikir secara sistematis dan logis untuk digunakan sebagai alat perencana,
pengorganisasian dan komunikasi, yang akan sangat membantu dalam merancang dan
menetapkan proyek terpilih. Kerangka logis merupakan penjelasan urut dan nalar dalam
proses perencanaan proyek-proyek yang berhasil guna, terutama dipandang dari aspek
pendanaan dimulai sejak dari latar belakang sampai dengan tercapainya tujuan. kerangka
logis juga berfungsi sebagai alat komunikasi yang dapat menjelaskan sasaran pokok proyek
secara ringkas, ukuran-ukuran keberhasilannya, analisis segenap keadaan yang berpengaruh
terhadap keberhasilan proyek. Dengan demikian kerangka logis merupakan seperangkat

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
pengertian yang saling berkaitan, yang mampu menjelaskan secara logis tentang :

- Mengapa suatu proyek harus dilaksanakan,


- Bagaimana proyek akan dilaksanakan,
- Faktor-faktor luar apa saja yang mengakibatkan ketidakpastian keberhasilan
proyek,
- Bagaimana wujud proyek tersebut apabila sudah selesai,
- Bagaimana menetapkan ukuran keberhasilan proyek yang sudah selesai.

c) Analisis anggaran keuangan, anggaran keuangan disusun secara realistis, bertahap, dengan
berorientasi pada keluaran atau kegiatan-kegiatan proyek. Analisis anggaran keuangan
bukan hanya dibuat berdasarkan Daftar Rencana Kegiatan pada saat perencanaan proyek
saja, akan tetapi harus ditunjang dengan suatu sistem akuntansi yang benar dan baik
selama proyek berjalan. Analisis anggaran keuangan berguna untuk membagikan sumber
daya yang terbatas guna hasil keseluruhan yang optimal, menganalisa perbandingan antara
pembiayaan dan manfaat yang diperoleh, serta menyusun anggaran belanja yang realistis.
d)Rincian Tanggung Jawab, salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan proyek
adalah adanya peranan dan tanggung jawab yang jelas bagi setiap personil, yang disetujui
bersama oleh sesama pelaku-pelakunya.

Suatu organisasi dengan melibatkan banyak unsur apabila tanpa dilandasi dengan
kesepakatan yang jelas, cenderung akan mengundang masalah yang akan mengakibatkan
kekacauan, kelambatan, bahkan pembengkakan biaya. Untuk itu suatu organisasi

8
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

memerlukan bagan rincian tanggung jawab yang merupakan salah satu perangkat Sistem
Manajemen Proyek dengan kegunaannya antara lain sebagai berikut :

1) Dapat membantu tercapainya kesepakatan mengenai peran dan tanggung


jawab masing-masing individu dalam organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek.

2) Untuk menyederhanakan pelaksanaan koordinasi proyek dan sebagai sarana


untuk media komunikasi antar masing-masing penanggung jawab.

3) Mempehatikan hubungan tugas dan jabatan secara jelas, sehingga


membantu memastikan bahwa semua tugas dan seluruh personil yang
diperlukan untuk pelaksanaan dapat berjalan.

e) Jadwal pelaksanaan proyek, jadwal berguna untuk menetukan waktu dan urutan kegiatan-
kegiatan proyek. Perangkat manajemen yang berupa jadwal ini menunjukkan kapan suatu
kegiatan harus dimulai dan diselesaikan, serta memberikan landasan dalam penyusunan
sistem monitoring dan pelaporan secara terus menerus/kontinyu. Terdapat bermacam-
macam cara penjadwalan proyek yang dikenal, seperti jaringan kerja (network planning),
bagan balok (bar chart) dan kurva-S (s curve).

f) Sistem monitorng dan pelaporan, dalam rangka pengendalian dan pengawasan terhadap
pelaksanaan proyek dibutuhkan suatu media atau alat yang mampu merangkum informasi
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
yang harus secara aktif diketahui, diikuti dan diamati selama pelaksanaan yang dikenal
dengan sebutan Sistem monitoring dan pelaporan. Media sistem monitoring dan
pelapoang tersebut umumnya berupa formulir-formulir isian yang berfungsi sebagai media
komunikasi, juga bermanfaat untuk memastikan tentang kemajuan proyek, identifikasi
masalah masalah yang muncul, serta peluang-peluang yang dapat dioptimalkan guna
pengambilan keputusan/tindakan.

g)Sistem Evaluasi, sistem ini ditujukan untuk penyempurnaan pelaksanaan proyek,


sehingga lebih bersifat berorientasi ke depan dalam upaya peningkatan kesempatan
demi keberhasilan proyek. Sistem evaluasi diterapkan untuk dapat memeriksa kemajuan
dan kemampuan proyek dalam mengatasi segenap permasalahan yang dihadapi, serta
perlu tidaknya melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam pelaksanaan. Ruang lingkup
evaluasi lebih luas dibandingkan dengan monitoring, dimana monitoring adalah kegiatan
mengukur apakan proyek masih tetap berjalan pada jalurnya, sedangkan evaluasi
menanyakan apakah proyek berjalan pada jalur yang benar. Perencanaan evaluasi
hendaknya sudah harus dipertimbangkan pada saat penyusunan rencana proyek secara
terinci atau pada saat tahap awal pelaksanaan proyek.

h)Konsep pendekatan team, team approach merupakan upaya membangkitkan semangat


untuk menggalang persatuan dalam bekerja sama, memadukan tindakan, meningkatkan
komunikasi, mengurangi masalah dan mendorong keikutsertaan mereka yang diperlukan
demi keberhasilan proyek. Pendekatan team proyek hendaknya diterapkan sedini
mungkin, sejak dimulainya proyek dan terus berlangsung selama pelaksanaan proyek.

9
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

2.2. ESTIMASI BIAYA PROYEK

Estimasi biaya proyek secara umum dibedakan menjadi 4 jenis sebagai berikut :

a) Estimasi kasar oleh Pemilik (Owner) :

Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik proyek untuk memutuskan apakan proyek yang
akan dilaksanakan layak dibangun atau tidak ? Dalam hal ini pemilik proyek biasanya
menggunakan jasa tenaga ahli untuk melakukan Studi Kelayakan dari idea dasar yang
muncul. Estimasi biaya yang dibuat umumnya masih dalam bentuk global dan kasar, karena
perhitungan biaya hanya didasarkan pada idea dasar, gambaran umum maupun pengalaman-
pengalaman proyek sejenis, sehingga estimasi biaya yang diperoleh hanya merupakan nilai
perkiraan sementara sebagai acuan apakah proyek tersebut mampu untuk dilaksanakan dalam
hal ini ketersediaan dana, yang mana deviasi kesalahan masih relative besar.

b) Estimasi pendahuluan oleh Konsultan Perencana (Designer)

Estimasi pendahuluan ini dilaksanakan setelah design perencanaan selesai dibuat oleh
konsultan perencana, dimana estimasi yang dibuat lebih teliti dibandingkan estimasi terdahulu
yang dibuat oleh pemilik proyek, sebab perhitungannya sudah berdasarkan gambar-gambar
rencana dan rencana kerja & syarat-syarat (RKS) yang lengkap. Estimasi pendahuluan ini
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
dipakai oleh pemilik proyek untuk acuan dalam mengevaluasi dan menentukan kontraktor
mana yang harga penawarannya wajar mendekati estimasi. Estimasi pendahuluan di dasarkan
pada design dan masih dapat berubah, apabila ada perubahan pada design.

0) Estimasi detail oleh Kontraktor (Pelaksana) :

Estimasi detail dibuat oleh kontraktor dengan mengacu design konsultan perencana
yang berupa dokumen lelang, dimana estimasi yang dibuat lebih terperinci dan teliti karena
sudah memperhitungkan segala kemungkinan seperti :

- Memperhatikan kondisi medan,


- Mempertimbangkan metoda pelaksanaan,
- Memperhitungkan stock material,
- Memperhatikan kemampuan peralatan kerja,
- Dan hal-hal lainnya yang berpengaruh terhadap estimasi biaya.

Estimasi detail ini dijabarkan dalam bentuk harga penawaran yang diajukan oleh
kontraktor pada waktu pelelangan dan akan menjadi fixed price (harga pasti) bagi pemilik
proyek setelah kontraktor ditunjuk sebagai pemenang pelelangan dan Surat Perjanjian Kerja
(SPK) sudah ditanda tangani. Estimasi detail ini dipakai untuk acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek, seperti :

Penentuan bobot tiap item pekerjaan di dasarkan pada harga satuan item pekerjaan.
Pembuatan kurva S didasarkan pada harga kontrak.
Perhitungan prosentase pekerjaan didasarkan pada perbandingan antara harga
item
pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan harga item pekerjaan yang sama dikontrak.
10
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Proposal Tugas Akhir


M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

. Pekerjaan tambah/kurang maksimum 10% juga didasarkan pada harga total kontrak.

Dalam estimasi biaya detail sudah mencakup keuntungan, biaya pajak dan overhead
yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan sehingga kontraktor dalam membuat estimasi
biaya tersebut harus dilakukan dengan cermat jangan hanya mengejar kemenangan pelelangan
untuk dapat pekerjaan. Demikian juga bagi pemilik proyek didalam evaluasi untuk
menentukan pemenang pelelangan juga harus teliti apakah harga yang ditawarkan wajar
(sesuai dengan harga acuan konsultan perencana). Untuk itu apabila ada harga yang masih
meragukan biasanya kontraktor diminta datang untuk klarifikasi sebelum penunjukkan
pemenang.

d) Estimasi sesungguhnya setelah proyek selesai :

Estimasi biaya fixed price merupakan biaya yang harus dikeluarkan / disiapkan oleh
pemilik, kecuali dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi pekerjaan tambah / kurang yang terjadi.
Bagi kontraktor nilai kontrak yang telah ditanda tangani tersebut adalah nilai penerimaan
yang fixed, sedang pengeluaran yang sesungguhnya (real cost) hanya diketahui oleh
kontraktor sendiri. Nilai penerimaan dikurangi nilai real cost adalah merupakan keuntungan /

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
laba yang diperoleh kontraktor. Estimasi biaya sesungguhnya bisa terjadi lebih besar atau
lebih kecil dari estimasi biaya detail. Jika lebih besar maka kontraktor mengalami kerugian,
dan jika lebih kecil maka kontraktor untung dan ini yang diharapkan oleh kotraktor dalam
pelaksanaan suatu proyek. Untuk itulah perlunya Manajemen Proyek diterapkan dalam
pelaksanaan pekerjaan agar dicapai sesuai tujuan yang telah didefinisikan di awal. Perlu
diperhatikan bahwa untuk estimasi biaya sesungguhnya kontraktor yang pegang peranan,
untuk itu peranan konsultan pengawas (supervisi) sangat diperlukan sekali dalam pengawasan
pekerjaan di lapangan agar pekerjaan di lapangan sesuai dengan spesifikasi yang ada di
dokumen kontrak.

2.3. STRUKTUR PEKERJAAN JALAN

1. Ringkasan Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan


Sebelum sesuatu pekerjaan dilaksanakan, perlu disusun dulu langkah-langkah atau
tahapan pelaksanaan pekerjaan. Namun juga dipersiapkan metode & beberapa peralatan kerja
yang digunakan, untuk peralatan yang digunakan diuraikan dalam bab ini sedangkan berbagai
peralatan yang digunakan disajikan pada point (2.6) Pengelompokan Penggunaan Peralatan
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat dirangkum dalam suatu daftar
berikut ini :

Tabel 1 Langkah-langkah Pelaksanaan Pekerjaan


TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN
Membaca Gambar
Pra Pelaksanaan Survey dan Pengukuran
Mobilisasi
Pengujian Persyaratan Bahan
Persiapan lokasi (pembersihan dan
pembongkaran)

11
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m en P e l ak s a na a n P e m b a n g un a n J a l a n To M o j o k er t o - Ke r t o so n o
S TA. 5 + 35 0 S TA. + 1 0. 3 50

Di Jawa Timur

Alat-alat yang digunakan


Pekerjaan Tanah (penggalian dan
penimbunan)
Pelaksanaan Penyiapan Tanah Dasar
Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah dan Atas
Pekerjaan Lapis Permukaan dan Penutup
Pekerjaan Bahu Jalan
Pekerjaan Drainase
Pengukuran dan Pembayaran
Serah Terima Pekerjaan Sementara
Akhir Pelaksanaan Masa Pemeliharaan
Serah Terima Akhir Pekerjaan

2. Metoda Pengerjaan Secara Rinci

a. Membaca gambar

Sebelum pengaturan lapangan dan pengukuran, kontraktor harus mempelajari gambar-


gambar kontrak yaitu gambar rencana dan gambar tipikal.

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
b. Survei dan Pengukuran

Kontraktor bersama-sama Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan daerah


proyek, dan pada khususnya mengukur lebar jalan daerah milik jalan alinyemen untuk
setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase tepi jalan dan gorong-gorong serta
melakukan satu pemeriksaan yang terinci semua pekerjaan jembatan yang diusulkan.
Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan
bila diperlukan.
Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan atau
lapis permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan
harus diukur, satu penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk
menentukan kelandaian dan kemiringan melintang dan untuk menentukan pengukuran
ketebalan serta lebarnya konstruksi baru.
Mobilisasi meliputi pekerjaan pengorganisasian dan pengelolaan
pelaksanaan pekerjaan proyek. Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan
pekerjaaan harus dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi dan truk-truk angkutan
harus dilengkapi dengan terpal penutup.
Pengujian persyaratan bahan. Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian
bahanbahan untuk pengendalian mutu. Pengujian dilaksanakan di laboratorium
Kabupaten atau Propinsi. Pengujian khusus di laboratorium pusat bila diminta oleh
Direksi Teknik. Pengujian harus memenuhi seperangkat standar di dalam spesifikasi.

c. Persiapan lokasi (pembersihan dan pembongkaran)


Setelah pekerjaan survei dan pengukuran selesai sesuai rencana, maka pekerjaan
selanjutnya adalah pekerjaan pembersihan dan pembongkaran. Melakukan pembersihan
segala macam tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, tanaman lain, sampah dan
12
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Proposal Tugas Akhir


M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

bahan-bahan lain yang menganggun termasuk pencabutan akar-akar, sisa-sisa konstruksi


dan sisa-sisa material.
d. Alat-alat yang digunakan
Semak dan belukar dibabat / ditebang dengan tenaga manusia atau dengan bulldozer.
Bulldozer bergerak maju membersihkan semak belukar sedikit demi sedikit. Pembantu
operator berjalan di sekitar bulldozer untuk membantu operator, apabila ada sesuatu yang
perlu dihindari.

e. Pekerjaan tanah (penggalian dan penimbunan)


Galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin akan terjadi gangguan terhadap bahan-
bahan di bawah dan di luar batas galian yang ditentukan sebelumnya.

2 : 1. Apabila tinggi potongan lebih dari 5 meter, maka setiap ketinggian 5 meter perlu dibuat
bagian yang harus datar selebar 1 meter. Pada bagian yang datar ini harus dibentuk
sedemikian rupa sehingga miring kebagian dalam, agar dapat menampung air dan
mengalirkannya sepanjang bagian yang datar yang dibuat sejajar dengan penjajaran jalan
tersebut. Pada pekerjaan timbunan badan jalan, harus diperhatikan beberapa faktor yang
sangat mempengaruhi pekerjaan, yaitu :

Kondisi Tanah Asli yang akan ditimbun

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
- Tanah asli yang kurang baik mutunya yang akan ditimbun untuk badan jalan, digali
sampai kedalaman tertentu.
- Sebelum pekerjaan timbunan tersebut dimulai pada tempat yang selesai dibersihkan,
lubang-lubang yang ada akibat akar-akar pohon, bekas-bekas saluran dan sebagainya
harus diisi dengan bahan pilihan
- Kemudian lakukanlah perataan pada permukaan tanah tersebut.
- Padatkan tanah permukaan yang telah dibersihkan sesuai dengan ketentuan. Bahan dan
Jenis Tanah Timbunan tanah ini adalah bahan urugan yang disetujui oleh Direksi Teknik.
Tinggi timbunan Talud Pekerjaan penimbunan dikerjakan setelah jalur patok-patok
dipasang, yaitu dilereng, patok tikungan, patok penampang, patok pekerjaan
jembatan/gorong-gorong dan sebagainya. Patok-patok tersebut dikerjakan / dipasang oleh
tim pengukuran.

Cara Pemadatan

Bahan yang sudah disetujui dihampar dan dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal padat
tertentu (10 20 cm). Tebal lapisan akhir minimal 10 cm. Perlu diperhatikan, bahwa lapisan-
lapisan tersebut harus mencapai kepadatan tertentu yang harus dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan laboratorium.

f. Penyiapan Tanah Dasar

Penggalian dan penimbunan untuk tanah dasar harus seperti yang ditetapkan. Pemadatan
tanah dasar dilakukan sebagai berikut :
- Lapisan-lapisan yang lebih besar dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus
dipadatkan sampai 45% kepadatan kering maksimum ditetapkan sesuai dengan
AASHTO T99.
13
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Proposal Tugas Akhir


M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

- Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang dari permukaan tanah dasar
harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum. Macam alat pemadat
untuk pekerjaan sub grade (tanah dasar) adalah sheep foot roller (penggilas dengan
getaran).

g. Pekerjaan Lapis Pondasi

Untuk lapis pondasi bawah dilaksanakan :


LPB Agregat. Sebelum penghamparan agregat dimulai, terlebih dulu tanah dasar harus sudah
siap sebagaimana disyaratkan dalam gambar rencana. Pencampuran dan penghamparan.

- Dengan cara peralatan tidak berjalan (stationary). Agregat dan air dicampur dalam alat
pencampuran yang telah disetujui Direksi Teknik. Selama pencampuran, jumlah air diatur
sesuai dengan selesai pencampuran, bahan diangkat ke tempat pekerjaan dengan menjaga
kadar airnya dalam batas yang dipersyaratkan. Penghamparan dengan alat yang disetujui
oleh Direksi Teknik.

- Dengan cara menggunakan peralatan berjalan (mobile).


Setelah bahan untuk tiap lapis dihampar dengan mesin penebar agregat atau alat lain yang

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
disetujui Direksi Tekik, pencampuran dilakukan dengan msin pencampuran berjalan
sampai campuran merata. Selama pencampuran, jumlah air harus diatur agar diperoleh
kadar air yang sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk pemadatan.

- Dengan cara pencampuran di tempat


Bahan untuk tiap lapis dihampar sambil mengatur kadar airnya, bahan dicampur dengan
motor grader atau alat lain yang disetujui Direksi Teknik. Pemadatan setelah selesai
penghamparan dan pemadatan, tiap jenis harus segera dipadatkan pada seluruh lebar
hamparan dengan menggunakana mesin gilas roda besi atau mesin gilas roda karet, atau
alat mesin gilas lain yang disetujui Direksi Teknik. Pada bagian yang lurus, pemadatan
dilakukan mulai dari bagian tepi hamparan, kemudian bergeser ke bagian tengah sejajar
dengan sumbu jalan dan diusahakan berlangsung berkelanjutan tanpa berhenti sampai
seluruh permukaan selesai terpadatkan secara tinggi. Pada tikungan (bagian yang miring),
pemadatan dimulai dari bagian yang rendah dan bergeser ke arah bagian yang tinggi.
Pada tepi-tepi kerb dinding-dinding dan tempat-tempat lain yang tidak bisa dicapai
dengan mesin gilas, pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat lain yang tepat.
Kepadatan setiap lapisan, minimum harus mencapai 95% kepadatan berdasarkan
percobaan kepadatan dilaboratorium.
Pemeriksaan kepadatan di lapangan dilakukan dengan sand cone seperti halnya
dilakukan pada lapisan tanah dasar (sub grade). LPB dari Aspal Beton (laston bawah)
lapisan pondasi bawah dari aspal beton atau disebut laston bawah (lapis aspal beton
pondasi bawah) adalah suatu pondasi perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat
aspal dengan perbandingan tertentu, dicampur dalam keadaan panas pada temperatur
tertentu.

Untuk lapis pondasi atas dilaksanakan :

14
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

LPA Agregat
Sebelum penghamparan agregat dimulai, permukaan LPB harus sudah siap sebagaimana
disyaratkan dalam gambar rencana. Pencampuran dan Penghamparan

- Dengan cara peralatan tidak berjalan (stationary) Agregat dan air dicampur dalam alat
pencampur yang telah disetujui Direksi Teknik. Selama pencampuran jumlah air harus
diatur sesuai dengan yang diperlukan untuk pemadatan seperti yang telah disyaratkan.
Selesai pencampuran, bahan diangkat ke tempat pekerjaan dengan menjaga kadar airnya
dalam batas yang dipersyaratkan. Penghamparan dikerjakan dengan alat yang disetujui
oleh Direksi Teknik.

- Dengan cara menggunakan peralatan berjalan (mobile)


Setelah bahan untuk tiap lapis dihampar dengan mesin penebar agregat atau alat lain yang
disetujui Direksi Teknik, pencampuran dilakukan dengan mesin pencampuran yang
berjalan sampai campuran merata. Selama pencampuran jumlah air harus diatur agar
diperoleh kadar air yang sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk pemadatan.

- Dengan cara pencampuran di tempat


Bahan untuk tiap lapis dihampar, sambil mengatur kadar airnya, bahan dicampur dengan
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
motor grader atau alat lain yang disetujui Direksi Teknik. Pemadatan setelah selesai
penghamparan dan perataan, tiap lapis harus segera dipadatkan pada seluruh lebar
hamparan dengan menggunakan mesin gilas roda besi atau mesin gilas roda karet atau
mesin gilas lain yang disetujui Direksi Teknik.
Pada bagian yang lurus, pemadatan dilakukan mulai dari bagian tepi hamparan, bergeser
ke bagian tengah sejajar dengan sumbu jalan dan diusahakan berlangsung berkelanjutan
tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai terpadatkan secara merata.
Pada tikungan (bagian yang miring), pemadatan dimulai dari bagian yang rendah dan
bergeser ke arah bagian yang tinggi. Pada tepi-tepi kerb dinding-dinding dan tempat-
tempat lain yang tidak bisa dicapai dengan mesin gilas, pemadatan harus dilakukan
dengan alat pemadat lain yang tepat. Kepadatan setiap lapisan, minimum harus mencapai
96% kepadatan berdasarkan percobaan kepadatan di laboratorium. Pemeriksaan kepadatan
di lapangan dilakukan dengan sand cone seperti halnya dilakukan pada lapisan tanah
dasar (subgrade).

LPA dengan Menggunakan Laston Atas


Lapisa aspal beton pondasi atas (laston atas) merupakan pondasi perkerasan yang terdiri
dari campuran agregat dan aspel dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan
dalam keadaan panas.

h. Pekerjaan Lapis Permukaan dan Penutup


Lapis permukaan adalah lapisan permukaan yang terdiri dari :
- Lapis permukaan kerikil
- Lapis aspal resap pelekat (prime coat) dan lapis aspal pelekat (tack
coat) - Laburan permukaan aspal (buras)
- Laburan aspal taburan pasir (latasir)
- Lapis penetrasi macadam (lapen)
- Lapis tipis aspal beton (HRS)
15
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Proposal Tugas Akhir


M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

- Lapis aspal beton pondasi perata (ATB Leveling)


- Aspal Beton (AC)
- Lasbutag
- Aspal campur dingin (dengan bahan aspal pengikat emulsi)
- Aspal campur dingin (dengan bahan pengikat aspal keras yang dilunakan (cutback).

i. Pekerjaan Bahan Bahu Jalan


Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, dilaksanakan seperti
ditunjukkan pada gambar rencana dan seperti diperintahkan Direksi Teknik. Tanah dasar
disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan pekerjaan yang ditentukan pada
pekerjaan tanah. Jenis bahu jalan yang dikenal adalah :

- Bahu jalan tanah


- Bahu jalan batuan
- Bahan jalan berumput
- Bu jalan beraspal (dengan pelaburan permukaan dengan aspal)
- Bahu jalan aspal (dengan penetrasi macadam, aspal dingin, batas atau aspal beton).

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
j. Pekerjaan Drainase Jalan

Drainase permukaan dilaksanakan dengan membuat kemiringan permukaan jalan


sedemikian rupa sehingga :
- Cukup landai untuk memperoleh aliran air dari jalan dengan cepat
- Tidak terlalu curam agar tidak membahayakan kendaraan
- Kemiringan permukaan beragam menurut jenis
- Permukaan jalan itu sendiri, untuk jalan beraspal kemiringan permukaan antara 2-
3% dan untuk jalan tak beraspal antara 3-7%.
- Jenis drainase yang ada antara lain :
Drainase tepi jalan (saluran tanah)
Drainase saluran dilapisi (pasangan batu)
Drainase dengan gorong-gorong (pipa, beton, pipa, baja bergelombang)

k. Pengukuran dan Pembayaran

Setiap selesai suatu pekerjaan seperti tersebut diatas, lalu dilakukan pengukuran
misalnya :
- Galian saluran tanah harus diukur untuk pembayaran dalam volume meter kubik
tanah dan diterima oleh Direksi. Pembayaran didasarkan atas harga kontrak per
satuan pengukuran.

- Timbunan diukur dalam meter kubik bahan padat yang ditempatkan dan diterima
Direksi Teknik. Volume timbunan yang diukur akan dibayar persatuan pengukuran
pada harga yang bersangkutan

- Penyiapan tanah dasar diukur luas tanah dasar yang selesai dan disetujui dalam
jumlah meter persegi permukaan diukur terebut akan dibayar persatuan
pengukuran.
16
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Proposal Tugas Akhir


M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

- Lapis pondasi penghitungan volume didasarkan pada ketebalan dan lebar pondasi
yang diperlukan dan dikalikan dengan panjang sebenarnya yang dipasang (dalam
meter kubik). Pembayaran volume yang telah diterima dibayar persatuan
pengukuran.

2.4. SIFAT-SIFAT TANAH

Dalam pekerjaan pemindahan tanah kita menjumpai perubahan volume dan


kepadatannya. Keadaan volume tanah adalah sebagai berikut :

Keadaan asli (Bank Measure)


Keadaan tanah sebelum dilakukan pengusikan atau masih sesuai dengan keadaan
alam.

Keadaan lepas (Loose Volume)


Keadaan tanah setelah dilakukan pengusikan. Sebagai contoh tanah yang diangkut

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
diatas truck sehingga volumenya bertambah dan pengembangannya dinyatakan dalam
% BM.

Keadaan padat (Compacted Volume)


Keadaan tanah setelah ditimbun dan dilakukan pemadatan. Pada pekerjaan pemadatan
ini biasanya tanah dipadatkan lebih dari keadaan aslinya. Penyusutan dinyatakan
dalam %.

2.5. TIPE GALIAN TANAH

Tanah atau material di muka bumi terdiri dari bermacam jenis dimana dalam hal
pemindahan tanah mekanis digolongkan berdasarkan tahanan tanah terhadap usaha
penggalian (digging resistance) sebagai berikut :

a. Tanah permukaan (top soil)

Tanah ini terdapat pada permukaan bumi dan bercampur dengan tanaman-tanaman
kecil. Untuk keperluan pekerjaan sipil, tanah ini harus dibersihkan (top soil stripping)
sehingga bebas sama sekali dari bahan-bahan organis. Sedangkan pembersihan
sebagaimana pada bab sebelumnya dapat dilakukan dengan bulldozer atau scraper
tergantung luas medan dan kondisi tanahnya. Bila luas medan relatif kecil dan kondisi
tanahnya berupa tanah liat dengan kadar air tinggi, maka swamp dozer merupakan alat
yang cocok untuk dipakai. Sebaiknya bila medan pekerjaan cukup luas dan kondisi
tanahnya cukup baik dapat digunakan scraper.

b. Tanah dalam (earth)

Tanah ini terdapat dibawah tanah permukaan (top soil) sehingga penggalian dilakukan
setelah pembersihan tanah permukaan. Pada umumnya tanah ini digunakan sebagai

17
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

konstruksi timbunan badan jalan / pondasi dengan memperhatikan persyaratan


tertentu. Sedangkan penggaliannya dapat digunakan bulldozer, scraper.

c. Batuan (rock)

Penggalian untuk batuan sebenarnya dapat digunakan bajak (ripper) yaitu suatu
peralatan khusus yang terpasang di belakang bulldozer. Tetapi penggunaan ripper ini
sangat terbatas, sehingga apabila batuan cukup keras, harus dilakukan peledakan
(blasting).

d. Tanah lumpur (mud)

Penggalian tanah yang banyak mengandung air seperti penggerukan sungai, kolam
pelabuhan dan lain-lain. penggalian / penggerukannya menggunakan alat keruk
(dredger).

e. Tanah campura a, b, c dan d


D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Sebagaimana diketahui cukup sulit menemukan tanah yang sejenis, sedangkan yang
ada merupakan campuran dua tau lebih jenis-jenis diatas. Karena itu alat penggalian
yang dipilih didasarkan atas jenis tanah yang paling dominan pada campuran tersebut.

2.6. PENGELOMPOKAN PENGGUNAAN PERALATAN

Beberapa peralatan yang digunakan pada proyek pembangunan jalan ini, mekanisme
penggunaannya telah diuraikan sebelumnya pada bab ini, namun mesin-mesin
peralatan kerja yang dipergunakan dilapangan diantaranya adalah :

a. Peralatan transportasi yang dipakai dilokasi pembangunan jalan ini diantaranya :

1. Dump truck
adalah alat transportasi tanah, batu kerikil, batu pasir dan sebagainya. Berkembang
sebagai alat perlengkapan.

2. Flat bed trucks (truck dengan alat datar)


Adalah alat transportasi tanah, batu kerikil, batu pasir dan sebagainya. Sebagai alat
transportasi semen, baja, alat-alat beton setengah jadi, kayu, peralatan ringan,
perkakas, peralatan dsb.

3. Pick up trucks (truck pick up)


Alat transportasi bagian-bagian perkakas, bagian pengetesan peralatan dan bahan-
bahan ringan

4. Low loaders (mesin pemuat) Alat transportasi pemuat peralatan-


peralatan berat, dan barang-barang berat.

18
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

b. Peralatan pengangkut tanah (Earth moving equipment) yang digunakan


diantaranya :

1. Crawler tractor (tractor crawler)


Membersihkan hutan, menggali jalan, menggali dan mendorong tanah, batu kerikil,
peralatan tanah dan sebagainya.

2. Front dan loaders (penimbunan tanah) Penimbunan tanah, batu, kerikil,


pengumpulan, penghancur batu dan sebagainya.

3. Motor grader (motor penggiling)


Meratakan jalan, menggali sisi parit, merapikan pinggir jalan, membersihkan
rumput-rumput liar dan sebagainya.

c. Peralatan pemadat/compation equipment yang digunakan diantaranya :

1. Static three wheel roller (penggiling beroda tidak statis)


menggiling tanah dan kerikil
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2. Static tandem roller (penggiling tandem statis)
Menggiling aspal beton, tanah, kerikil dan sebagainya.

3. Vibrating tandem roller (penggiling tandem


penggetar) Pemadat tanah dan sebagainya.

4. Pneumatic road roller (penggiling jalan


pneumatic) Penggiling dan kompaksi yang ringan

5. Pedestrian type vibrating (roller single/double drum)


Pemadat tanah dekat gorong-gorong jalan trotoar dan bidang sempit menambal
jalan trotoar dengan menggunakan aspal beton.

6. Vibrating plate tampers


Pemadat tanah dekat gorong-gorong jalan trotoar dan bidang sempit menambal
jalan trotoar dengan menggunakan aspal beton. Pemadat aspal beton pada lubang-
lubang, menambal dan memperbaiki bagian yang rendah.

7. Vibrating rammers
Pemadat tanah pada daerah-daerah perbatasan dan sebagainya. Beton pada lobang-
lobang tiang yang ditambal peralatan aspal (asphalt equipment)

d. Peralatan beton yang digunakan diantaranya :


1. Pedal mixers :
Pengadukan semen, pasir dan batu dengan standard air untuk bentuk beton.

2. Porker vibraters : Penggunaan vibrasi semen beton, hanya untuk


penyelesaian yang effisien.
19
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Proposal Tugas Akhir


M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

e. Alat penghancur batu (stone srusher) ada 2 jenis :

1. High capacity two stage


Batu yang dihancurkan 15 30 cm sampai ukuran yang diperlukan biasanya 5 mm
sampai 25 mm.

2. Low capacity single stage Penghancur yang berbentuk


kerucut yang berkapasitas 4 m3/h.

f. Light equipment
Semua peralatan kecil lainnya seperti pompa air, pompa angin, perkakas pneumatic
dan sebagainya yang berfungsi khusus dimasukkan pada kategori ini.

g. The maintenance unit


Terdiri dari kompresor dan aspal heater/sprayer untuk menaikkan ke atas truck.
Sebuah pedestrian roller, 2 buah wheeled trailer.

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2.7. RENCANA ANGGARAN BIAYA

a. Umum

Rencana Anggaran Biaya merupakan perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk
membiayai pelaksanaan hasil pekerjaan dilapangan. Perkiraan biaya tersebut didapatkan
dengan menjumlahkan hasil perkalian antara harga satuan masing-masing pekerjaan dengan
volume masing-masing pekerjaan.

b. Volume Pekerjaan

Volume pekerjaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perhitungan
Rencana Anggaran Biaya, yaitu sebagai salah faktor pengali untuk harga satuan. Perhitungan
volume ini didasarkan pada perencanaan profil melintang (Cross Section) dan profil
memanjang (Long Section). (lihat pada lampiran Gbr Peta Lokasi)

c. Harga Satuan Pekerjaan

Harga satuan pekerjaan merupakan hasil yang diperoleh dari proses perhitungan dari
masukan-masukan antara lain berupa harga satuan dasar untuk bahan, alat, upah, tenaga kerja
serta biaya umum dan laba. Berdasarkan masukan tersebut dilakukan perhitungan untuk
menentukan koefisien bahan, upah tenaga kerja dan peralatan setelah terlebih dahulu
menentukan asumsi-asumsi faktor-faktor serta prosedur kerjanya. Jumlah dari seluruh hasil
perkalian koefisien tersebut dengan harga satuan ditambah dengan biaya umum dan laba akan
menghasilkan harga satuan pekerjaan.

2.8. KURVA S

a. Prinsip Umum Kurva S (Kurva Kemajuan)


20
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Proposal Tugas Akhir


M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

Kurva S secara grafis menyajikan beberapa ukuran kemajuan kumulatif pada suatu
sumbu tegak terhadap waktu pada sumbu mendatar. Kemajuan itu dapat diukur menurut
jumlah nilai uang yang telah dikeluarkan, survei kuantitas dari pekerjaan ditempat itu, jam
kerja orang yang telah dijalani atau setiap ukuran lainnya yang memberikan suatu manfaat.
Masing-masing hal ini dapat dinyatakan baik menurut pengertian satuan-satuan sebenarnya
(rupiah, meter kubik, dan lain-lain) atau sebagai persentase dari jumlah kuantitas yang
diperkirakan untuk diukur. Bentuk kurva S yang khas itu berguna untuk pemandu kemajuan
setiap satuan dari waktu (hari, minggu, bulan dan lain-lain) untuk mendapatkan suatu
kemajuan kumulatif. Pada sebagian besar proyek, maka pengeluaran dari sumber daya untuk
setiap satuan waktu condong untuk memulainya dengan lambat, berkembang ke puncak dan
kemudian berkurang secara berangsur-angsur bila telah mendekati pada ujung akhir. Hal ini
menyebabkan kemiringan dari kurva kumulatif itu dimulai dengan agak landai pada awal,
meningkat curan di bagian tengahnya dan kemudian mendatar bila telah dekat dengan
puncaknya (akhir).

b. Perencanaan dan Pelaporan Kemajuan

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Seperti halnya pada bagan balok, kurva S dapat memperlihatkan beberapa aspek dari
rencana proyek. Segera setelah proyek itu berlangsung, maka kemajuan yang sebenarnya
dapat digambarkan dan dibandingkan dengan apa yang direncanakan didasarkan pada
kemiringan kurva kemajuan yang sebenarnya. Proyeksi, sebaiknya tidak dibuat tanpa
memiliki pengertian yang baik mengenai sebab dari deviasi, bilamana ada, dari kemajuan
yang direncanakan dan dari rencana saat ini dan saat mendatang dari manajemen proyek.

2.9. JENIS-JENIS BIAYA PROYEK :

Biaya proyek konstruksi dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

Biaya Langsung (Direct Cost), terdiri dari :


a. Biaya Bahan / Material
b. Upah Buruh / Man Powers
c. Biaya Peralatan / Equipments

Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), terdiri dari :


a. Biaya Overhead
b. Biaya Tidak Terduga / Contigencies
c. Keuntungan / Profit

Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan pekerjaan konstruksi /
bangunan, sedang biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan
dengan pekerjaan konstruksi tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut.
Biaya proyek konstruksi yang dibahas disini adalah biaya estimasi detail yang dibuat oleh
kontraktor. Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam membuat estimasi biaya proyek adalah :

1) Menghitung volume / kwantitas pekerjaan


2) Menghitung harga satuan
21
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Proposal Tugas Akhir


M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

3) Meghitung biaya langsung

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada perhitungan biaya langsung adalah :


a. Bahan Bangunan dan dalam menghitung biaya bahan bangunan harus diperhatikan bahan
,

sisa/yang terbuang, harga loco atau franco mana, dan mencari harga terbaik yang masih
memenuhi syarat dalam dokumen lelang, serta cara pembayaran kepada supplier.

b. Upah buruh untuk menghitung upah buruh harus dibedakan apakah upah harian, upah
,

borongan per unit volume atau upah borongan keseluruhan. Dalam menentukan upah
buruh selain tarip upahnya yang perlu diperhatikan faktor-faktor kemampuan dan
kapasitas kerjanya. Perlu diantisipasi juga apakah buruh yang dipekerjakan didatangkan
dari daerah sekitar lokasi proyek, atau didatangkan dari daerah lain, hal ini menyangkut
ongkos transport, penginapan, gaji extra dan hal lain yang disepakati dengan buruh pada
saat mulai kerja. Dalam mengupah buruh hal yang perlu diperhatikan juga adalah undang-
undang perburuhan yang berlaku saat itu.

c. Peralatan untuk menghitung biaya peralatan yang disewa hal yang diperhatikan adalah
,

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ongkos keluar masuk peralatan, ongkos operator yang menjalankan peralatan, biaya bahan
bakar dan spare part peralatan serta biaya reparasi peralatan. Sedang untuk peralatan yang
dibeli hal yang perlu diperhatikan adalah bunga investasi, depresiasi, reparasi besar, biaya
pemeliharaan dan ongkos mobilisasi peralatan.

4) Menghitung biaya overhead :


Biaya overhead dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis biaya, meliputi :
a. Overhead Proyek
Biaya overhead proyek meliputi biaya personil dilapangan, fasilitas sementara di proyek
(kantor, gedung, pagar, penerangan, komunikasi, transportasi dan sebagainya), bank garansi,
bunga bank, ijin bangunan, pajak, peralatan bantu yang umumnya habis/terbuang setelah
proyek selesai, biaya pembuatan foto dan gambar (as built drawing), kontrol kwalitas (biaya
pengetesan), biaya rapat (meeting), biaya pengukuran dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan
untuk kegiatan penunjang di lapangan.

b. Overhead Kantor
Biaya untuk menjalankan suatu kegiatan proyek, seperti biaya sewa kantor, biaya fasilitas-
fasilitas kantor, honor pegawai kantor, ijin-ijin usaha, biaya prakwalifikasi, biaya referensi
bank dan biaya iutan anggota asosiasi-asosiasi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk
kegiatan penunjang di kantor.

5) Menghitung biaya tidak terduga :


Biaya tidak terduga adalah biaya untuk kejadian-kejadian yang mungkin bisa terjadi dan
mungkin bisa tidak terjadi. Misalnya terjadinya banjir, tanah longsor, badai, kebakaran dan
sebagainya, dimana sulit untuk memprediksi besarnya biaya tersebut tetapi harus juga
diperkirakan / dianggarkan untuk hal-hal tersebut terjadi. Pada umumnya biaya tidak terduga
ini diperkirakan antara 1/2% sampai 5% dari biaya total kontrak. Hal-hal yang termasuk dalam
biaya tidak terduga dan mungkin bisa terjadi di dalam proyek adalah :

a. Kesalahan
22
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Proposal Tugas Akhir


M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

Kesalahan yang bisa terjadi oleh sebab kealpaan kontraktor dalam memasukkan beberapa pos
pekerjaan, disebabkan gambar yang kurang lengkap.

b. Ketidak pastian yang subyektif,


Hal ketidak pastian ini timbul karena interpretasi subyektif terhadap isi dokumen lelang,
umumnya mengenai merk suatu barang yang ditafsirkan secara subyektif sehingga akan
mengakibatkan fluktuasi harga yang berbeda, maka perlu diperkirakan biaya tidak
terduganya.

c. Ketidak pastian yang obyektif,


Ketidak pastian tentang perlu tidaknya suatu pekerjaan dilakukan atau tidak, dimana ketidak
pastian itu ditentukan oleh obyek diluar kemampuan manusia, misalnya perlu tidaknya
memasang sheet pile untuk pembuatan pondasi. Dalam hal ini perlu tidaknya penggunaan
sheet pile ditentukan oleh faktor tinggi rendahnya muka air tanah pada waktu pondasi dibuat.

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
d. Variasi efisiensi,
Variasi efisiensi dari sumber daya yaitu efisiensi dari buruh, peralatan dan material yang bisa
terjadi pada suatu proyek. Efisiensi yang bisa kita laksanakan akan sangat berpengaruh
terhadap biaya tidak terduga dan akan menambah keuntungan. Diusahakan dalam setiap
pelaksanaan proyek variasi efisiensi sekecil mungkin.

6) Menghitung keuntungan :
Keuntungan adalah hasil jerih payah dari keahlian ditambah hasil dari faktor resiko. Dan yang
tidak termasuk keuntungan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek,
sedang resiko adalah satu-satunya biaya yang dapat kita tambah atau kita kurangi, maka untuk
memenangkan suatu pelelangan faktor keuntungan ini yang biasanya dikurangi. Seberapa
jauh kita bisa mengurangi faktor resiko dan faktor keuntungan dapat dipelajari dengan strategi
pelelangan, makin sering kita mengikuti pelelangan kita tahu strategi dan standard biaya
untuk pelaksanaan sehingga kita dapat mengurangi faktor-faktor tersebut, tetapi dari pos
pekerjaan yang lain kita bisa dapat tambahan. Bagi kontraktor faktor keuntungan ini yang
diharapkan walaupun ada resiko yang harus ditanggung, jadi pos keuntungan harus ada dalam
setiap penawaran yang diajukan oleh kontraktor dan besarnya keuntungan tersebut tidak
secara implisit kelihatan besar nilainya dan kontraktor sendiri yang tahu berapa besarnya
keuntungan yang diperoleh.

2.10 Network Planning


Network planning adalah salah satu model yang digunakan dalam
penyelenggaraan proyek yang dapat memberikan informasi tentang urutan kegiatan
kegiatan yang ada dalam Network Diagram, di dalam laporan Tugas Akhir ini
menggunakan MS Project 2007

Didalam pelaksanaan dan pembuatan Network Planning adanya kepastian tentang


jenis pekerjaan/kegiatan, jadwal pelaksanaan dan pemakaian sumber daya yang meliputi :
1. Inventarisasi kegiatan
2. Hubungan antar kegiatan
3. Penentuan waktu
4. Penyusunan Network Diagram
23
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

5. Penentuan Jalur Kritis


6. Tenggang Waktu

2.11 Network Diagram


Network Diagram adalah visualisasi proyek yang berisi lintasan kegiatan dan
urutan peristiwa yang berisi lintasan kegiatan dan urutan peristiwa yang saling terkait,
sehingga apabila terjadi hambatan maka data akan diketahui kegiatan mana yang
mengalami keterlambatan, serta mengalami lintasan kritis yang memerlukan penanganan
segera.

2.11.1 Simbol
Simbol symbol yang digunakan pada Network Diagram adalah sebagai
berikut :
a. Arrow, bentuknya merupakan anak panah yang bartinya

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
aktivitas/kegiatan : adalah dimana sesuatu pekerjaan atau tugas dimana
penyelesaiannya membutuhkan duration (jangka waktu tertentu) dan
resources (tenaga, equipment, material dan biaya) tertentu.

0. dummy, bnetuknya merupakan anak panah terputus putus yang artinya


kegiatan semu atau aktivitas semu : adalah bukan kegiatan/aktivitas, hanya
saja tidak membutuhkan duration dan resources tertentu.

0.node,/event bentuknya merupakan lingkaran bulat artinya saat, peristiwa


atau kejadian: adalah permulaan atau akhir dari satu atau lebih kegiatan -
kegiatan

0.double arrow, anak panah sejajar, merupakan kegiatan di lintasan kritis


(critical patch)

Sebelum menggambarkan diagram Network perlu diingat :


1. Panjang, pendek maupun kemiringan anak panah sama sekali tidak
mempunyai arti dalam pengertian letak pekerjaan, banyaknya duration maupun
receources yang dibutuhkan.
2. Aktivitas aktivitas apa yang mendahului dan aktivtas aktivitas apa
yang mengikuti.
3. Aktivitas aktivitas apa yang dapat bersama sama.
4. Aktivitas aktivitas itu dibatasi saat mulai dan saat selesai
5. Waktu, biaya, dan resources yang dibutuhkan dari aktivitas aktivitas itu
6. Kepala anak panah menjadi pedoman rah dari tiap kegiatan itu
7. Besar kecilnya lingkaran juga tidak mempunyai arti, dalam pengertian
penting tidaknya suatu peristiwa.

2.8.2 Hubungan antar symbol


Notasi yang dipakai dalam hubungan antar symbol ini adalah sebagai berikut :

24
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
X : Nama Kegiatan
i : Nomor peristiwa awal
j : Nomor peristiwa akhir
L : Waktu pelaksanaan suatu kegiatan
SPAi : Saat paling awal peristiwa awal mungkin terjadi SPALi
: Saat paling lambat peristiwa awal boleh terjadi
SPAj : Saat paling awal peristiwa akhir mungkin terjadi
SPALj : Saat paling lambat peristiwa akhir boleh terjadi

2.12 Nomor Peristiwa


Nomor peristiwa adalah angka atau huruf atau kumpulan huruf yang ditulis pada
ruang kiri sebuah lingkaran yang merupakan symbol peristiwa yang ada dalam Network
Diagram.

Tujuan pemberian angka, huruf atau kumpulan huruf pada ruang kiri sebuah
symbol peristiwa yaitu :
1. Sebagai pengenal identitas peristiwa yang bersangkutan untuk membedakan
suatu peristiwa dengan peristiwa yang lainnya membedakan yang ada dalam
sebuah Network Diagram yang sama. Dengan dikenalnya peristiwa peristiwa tersebut
maka akan mudah dapat dinilai arah kemajuan proses pelaksanaan proyek.
2. Sebuah pengenal kegiatan atau Dummy atau penghubung peristiwa. Dalam hal
ini, Dummy tersebut dinyatakan atau didentifikasikan menurut nomor peristiwa yang
mengapitnya atau membatasinya pada awal dan pada akhir kegiatan atau Dummy
yang bersangkutan
3. Dipakai sebagai urutan urutan proses perhitungan paling awal (SPA)
dan perhitungan saat paling akhir (SPL) semua peristiwa yang ada dalam sebuah Network
Diagram. SPA dan SPL tersebut masing masing mengisi ruang kanan atas dan ruang
kanan bawah yang ada dalam lingkaran yang menyatakan peristiwa peristiwa yang
ada dalam Network Diagram
SPAj
tersebut

4. Untuk mengetahui saat awal dan saat akhir semua kegiatan yang ada dalam
sebuah
X)
i
proyek dan untuk mengetahui saat awal dan akhir proyek.
SPLj

2.13 Analisa Waktu


Analisa waktu dalam penyelenggaraan proyek adalah mempelajari tingkah laku
pelaksanaan kegiatan selama penyelenggaraan proyek. Dengan analisa waktu diharapkan
bisa ditetapkan skala prioritas pada tiap tahap, dan bila terjadi perubahan waktu
25
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m en P e l ak s a na a n P e m b a n g un a n J a l a n To M o j o k er t o - Ke r t o so n o
S TA. 5 + 35 0 S TA. + 1 0. 3 50

Di Jawa Timur

pelaksanaan kegiatan segera bisa diperkirakan akibat akibatnya, sehingga keputusan


yang diperlukan dapat segera diambil.
2.14 Saat Paling Awal (SPA)
Saat paling awal adalah saat paling awal suatu peristiwa mungkin terjadi, dan tidak
mungkin terjadi selamanya. Manfaat ditetapkannya SPA adalah untuk mngetahui saat
paling awal mulai pelaksanaan kegiatan kegiatan yang keluar dari peristiwa yang
bersangkutan.

Jika ada satu kegiatan menuju ke sebuah peristiwa, maka saat paling awal tersebut
(SPAj) adalah saat selesai paling awal kegiatan tersebut. Saat selesai paling awal sebuah
kegiatan diperoleh dengan menjumlahkan saat mulai paling awal dan lama kegiatan yang
bersangkutan.
Keterangan :
SPAj = SPAi + L
Jika terdapat lebih dari satu kegiatan yang menuju sebuah peristiwa, maka saat
awal peristiwa tersebut (SPAj) adalh dipakai yang terbesar.

Keterangan :

X (L)
SPAj = SPAj yang terbesar diantara 3 kegiatan
SPLj

D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi 26


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

2.15 Saat Paling Lambat (SPL)


Saat paling lambat adalah saat paling lambat boleh terjadi, dan tidak boleh
sesudahnya (meskipun itu mungkin) sehingga proyek mungkin selesai pada waktu yang
telah direncanakan.

Penentuannya dengan cara bergerak mundur dari event terakhir dengan jalan mengurangi,

yaitu antara (SPLi) dikurangi duration


Keterangan :
SPLi = SPLj L
Jika berasal lebih dari satu kegiatan, maka (SPLj) yang dipakai waktu yang terkecil.
Ketrangan :
SPLj = SPLj yang terkecil diantara 3 kegiattan tersebut
2.16 Umur Proyek
Umur proyek ditentukan oleh saat paling awal kegiatan yang dimulai pekerjaan,
yaitu SPA peristiwa awal Network
PAj
Diagram, dan ditentukan oleh saat paling awal
kegiatan akhir Network Diagram. Unsure proyek sama awal Network Diagram dengan
X (L)
i
syarat SPA awal Network Diagram sama dengan Nol.
SPLj
SPAj

2.17 Peristiwa Kritis


SPLj
Peristiwa kritis adalah peristiwa yang tidak mempunyai teggang waktu atau SPA-
nya sama dengan SPL. Jadi untuk kegiatan kritis, SPL dikurangi SPA sama dengan nol.

27
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

Peristiwa kritis ini pada Network diagram biasa dilihat atau dikenal dari bilangan pada
ruang kanan atas sama dengan bilangan pada ruang kanan bawah dari peristira tersebut.

Kegiatan kritis adalah kegiatan yang sangat sensitive terhadap keterlambatan,


sehingga sebuah kegiatan kritis terlambat maka proyek akan mengalami keterlambatan
selama 1 hari. Sifat ini disebabkan karena kegiatan tersebut harus dimulai pada saat (tidak
ada mulai paling awal dan tidak ada selesai paling lambat). Dari penjelasan ini dapat
disimpulkan, saat paling awal sama dengan saat paling lambat untuk peristiwa awal
maupun akhir dari kegiatan yang bersangkutan atau secara formulatif.
SPAi = SPLi
SPAj = SPLj
Karena kegiatan kritis harus mulai pada suatu awal saja dan harus selesai pada saat
akhir saja dan tidak ada alternatif saat lainnya maka berlaku rumus :

SPAi + L = SPLi
SPAj + L = SPLj
Dimana :

L = Lama kegiatan kritis


SPAi = saat paling awal peristiwa awal
SPAj = saat paling awal peristiwa terakhir
SPAj = saat paling awal peristiwa awal
SPAj = saar paling awal peristiwa terakhir
2.18 Lintasan Kritis
Lintasan kritis dalam sebuah Network Diagram adalah lintasan yang terdiri dari
kegiatan kegiatan kritis, peristiwa peristiwa dan Dummy. Dummy hanya dalam

lintasan kritis bila diperlukan


SPAj
lintasan kritis ini dimulai dari sebuah peristiwa awal
Network Diagram. Mungkin saja terdapat lebih dari sebuah lintasan kritis, dan bahkan
X (L)
i
mungkin saja semua lintasan yang ada dalam Network Diagram kritis semua.
SPLj

Tujuan mengenai lintasan kritis adalah untuk mengetahui dengan cepat kegiatan
kegiatan terhadap keterlambatan pelaksanaan sehingga setiap saat dapat ditentukan tingkat

28
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

prioritas kebijakan penyelenggaraan proyek yaitu terhadap kegiatan kritis dan hampir
kritis.

2.19 Tenggang Waktu Kegiatan


Tenggang waktu kegiatan adalah jangka waktu yang merupakan ukuran batas
toleransi keterlambatan kegiatan. Dengan ukuran ini dapat diketahui karakteristik
pengaruh keterlambatan terhadap penyelenggaraan proyek dan terhadap pola kebutuhan
sumber daya dan kebutuhan biaya

Terdapat 3 macam tenggang waktu yaitu :


1. Total Float sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling
lambat peristiwa akhir kegiatan yang bersangkutan dengan selesainya kegiatan
yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai saat awal peristiwa awalnya.
2. Free Float sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling
awal peristiwa akhir kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai
saat paling awal peristiwa awalnya
3. Indeendent Float sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling
awal peristiwa akhir kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya
kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling
lambat peristiwa awalnya.

Rumus :
TF = SPLi L SPA
FF = SPAj L SPA
IF = SPAi L SPAj

Keterangan :
TF = Total Float
FF = Free Float
IF = Independent Float
L = Lama Kegiatan Perkiraan
SPAi = Saat paling awal peristiwa awal
SPLi = Saat paling lambat peristiwa awal
SPAj = Saat paling awal peristiwa akhir
SPLj = Saat paling lambat peristiwa akhir

2.20 Alat Berat


2.20.1 Exavator
Exavator adalah sebuah peralatan penggali pengangkat dan pemuat tanah
tanpa terlalu banyak berpindah tempat. Bagian pokok excavator adalah sebagai
berikut :

1. Traver Unit, merupakan bagian untuk berpindah (roda ban atau roda
rantai)
2. Revolving Unit, merupakan bagian yang berputar dan pusat semua
gerakan. Bagian bagian penting dari revolving unit adalah cabin, control
levers dan operation seat

29
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

3. Attachment merupakan peralatan tambahan yang terpasang pada excavator.


Jenis jenis attachment yang dapat digunakan adalah:
a. Shovels
b. Backhoe
c. Dragline
d. Chamshell
Dalam pelaksanaan pekerjaan digunakan attachment backhoe. Backhoe
adalah merupakan jenis Shovels yang khusus dibuat untuk penggalian tanah
dibawah permukaan seperti parit, galian pondasi, dan lain lain
Waktu kerja dan Siklus Operator
Gerakan Gerakan backhoe dalam beroperasi ada empat macam:
1. Pengisisan Bucket
2. Mengangkat dan Swing
3. Membuang
4. Mengayun balik

Empat gerakan dasar tadi akan menentukan lama waktu siklus, tetapi
waktu ini juga tergantung dari ukuran backhoe. Backhoe yang kecil waktu
siklusnya lebih cepat, sebaliknya dengan kerja yang berat seperti tanah yang keras
excavator menjadi lebih lambat.
Perhitungan Produksi Exavator
Beberapa factor yang dapat mempengaruhi produktivitas backhoe yaitu:
1. Kondisi pekerjaan
a. keadaan dan jenis tanah
b. tipe pembuangan
c. kemampuan operator
d. pengaturan
2. Faktor mesin
a. Attachment yang cocok untuk pekerjaan itu
b. Kapasitas bucket
c. Waktu siklus yang dipengaruhi oleh kecepatan travel dan
system hidrolis.

3. Factor swing dan kedalaman galian.


Dalam pengoprasian, makin dalam pemotongan yang diukur
dari permukaan tempat excavator beroprasi, makin sulit pula pengisisan
60
Q qx
bucket secara optimal dengan sekali gerakan. Dengan demikian untuk
xE
memperoleh pengisisan bucket secara optimal diperlukan beberapa kali
Ct
gerakan yang akan menambah waktu siklus

Kapasitas produksi excavator dapat dihitung dengan cara :

30
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

Keterangan :

Q = Kapasitas per jam (m3/jam)


q = Kapasitas per siklus (m3/jam)
E = Efisiensi
Ct = Cycle time (menit)

2.20.2 Bulldozer
Bulldozer adalah sebuah traktor yang telah dilengkapi dengan peralatan
yang dipasang khusus (attachment) dozer sebagai alat penggali, pendorong dan
penggusur tanah. Bagian pokok dari bulldozer adalah sebagai berikut :
1. Traver unit, merupakan bagian untuk berpindah (roda ban atau
roda rantai).
2. Dozer Blade yang terdiri dari mold board yang berbentuk lengkung
dan cutting edge yang terbuat dari baja keras.
3. Push arm dan Braces yang berfungsi sebagai menjaga
kedudukan blade.
4. Blade control (kendali blade) yang fungsinya sebagai
pengatur kedudukan atau naik turunnya blade dozer baik secara hidrolis
ataupu secara
5. Kabel. Jenis-jenis attachment yang biasa digunakan adalah :
> Blade (pisau)
> Ripper
> Tilt dozing
Dalam pelaksanaan pekerjaan digunakan attachment blade. Blade adalah
merupakan jenis pisau yang khusus dibuat untuk menggusur, peralatan tanah
timbunan dan striping / pengupasan tanah.

Waktu Kerja dan Siklus Bulldozer


Gerakan-gerakan bulldozer dalam beroperasi ada empat macam :
1. Memasukkan mata pisaunya ke dalam tanah sesuai rencana.
Tractor bergerak maju sehingga tanah tersayat dan mengumpul di depan
blade.
2. Mengangkat blade setinggi tanah asal dan tractor bergerak
maju mendorong tanah hasil kupasan / galian.
3. Sesampai pada lokasi pembuangan, blade diangkat lagi ke
atas secukupnya sehingga tanah tertinggal melalui bagian bawah
cutting edge sehubungan dengan gerak maju traktor.
4. Gerak maju traktor dihentikan saat tanah di depan blade telah habis
dan tractor berjalan mundur untuk persiapan penggalian berikutnya.

Empat gerakan dasar tadi akan menentukan lama waktu siklus, tetapi
waktu ini juga tergantung dari ukuran bulldozer. Bulldozer yang kecil waktu
siklusnya akan lebih cepat, sebaliknya dengan kerja medan yang berat seperti
tanah yang keras gerakan bulldozer menjadi lebih lambat.

31
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

Perhitungan Produksi Bulldozer


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas bulldozer yaitu :
1. Kondisi lapangan / pekerjaan
> Keadaan dan jenis tanah
> Tipe pembuangan
> Kemampuan operator
> Manajemen
2. Faktor peralatan
> Attachment yang cocok untuk pekerjaan itu
> Kapasitas bucket / blade
> Waktu siklus yang dipengaruhi oleh kecepatan travel dan sistem
hidrolis
3. Faktor cuaca
4. Faktor material
Faktor material sangat berpengaruh sekali dalam produktivitas
bulldozer maka untuk itu dalam pelaksanaannya pemakaian jenis
peralatan harus disesuaikan dengan jenis materialnya.
Kapasitas produksi bulldozer dapat dihitung dengan cara :

Q=qxxE

Keterangan :
Q = Kapasitas per jam (m3/jam)
q = Kapasitas per siklus (m3/jam)
E = Efisiensi
Ct = Cycle time (menit)

2.20.3. Dump Truck


Dump Truck adalah sebuah alat pengangkut bahan atau material yang
mana penggunaannya masing-masing jenis tergantung keadaan dan kebutuhan
lapangan. Kapasitas dump truck yang dipilih hendaknya berimbang dengan alat
pemuatnya (loader).

Waktu Kerja dan Siklus Dump Truck


Gerakan-gerakan dump truck dalam beroperasi meliputi :
1. Menunggu untuk dimuat, menempatkan truck dekat alat
pemuat, menunggu sambil dimuat. (Fixed Time).
2. Memuat bahan / material ke lokasi (Variable Time).
Gerakan-gerakan dasar tadi akan menentukan lama waktu siklus, tetapi
waktu ini juga tergantung dari ukuran / jenis Dump Truck. Dump Truck
yang kecil waktu siklusnya akan lebih cepat, sebaliknya dengan dump
truck yang besar waktu siklusnya pun akan lambat.

Perhitungan Produksi Dump Truck


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas Dump Truck yaitu :
32
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

1. Kondisi lapangan / pekerjaan


> Keadaan dan jenis tanah
> Tipe pembuangan
> Kemampuan operator
> Manajemen
2. Faktor peralatan
> Attachment yang cocok untuk pekerjaan itu
> Kapasitas bucket / blade
3. Faktor cuaca
4. Faktor material

Kapasitas produksi dump truck dapat dihitung dengan cara :

Q=qxxE
Keterangan :
Q= Kapasitas per jam (m3/jam)
q= Kapasitas per siklus (m3/jam)
E= Efisiensi
Ct = Cycle time (menit)
2.20.4 Vibro Roller
Vibro roller adalah sebuah alat penggilas pemadat bergetar yang fungsinya
untuk menggetarkan tanah yang akan dipadatkan supaya kaitan butir pada tanah
menjadi lepas dan menyusun diri kembali menjadi butir yang lebih rapat.

Perhitungan Produksi Vibro Roller


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Vibro Roller yaitu :
1. Kondisi lapangan / pekerjaan
> Keadaan dan jenis tanah
V = > Tipe pembuangan
H = >Kemampuan operator
N = > Manajemen
E = 2. Faktor peralatan
> Attachment yang cocok
untuk pekerjaan itu
> Kapasitas alat
3. Faktor cuaca
4. Faktor material

Kapasitas produksi Vibror Roller dapat dihitung dengan cara :


Volume tanah yang dipadatkan

Qv = Qv x E
Dengan ketentuan :

33
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

Qv =
Keterangan notasi :
Qv = Produksi peralatan (m3/jam volume material yang dipadatkan)
Qv= Produksi maksimum (m3/jam volume material yang dipadatkan)
W= Lebar gilas (Km/jam)
Kecepatan gilas (Km/jam)
Tebal material yang dipadatkan (m)
Jumlah lintasan (laluan)
Total faktor (Job efisiensi)
2.21. Perhitungan Kapasitas Produksi
Perhitungan kapasitas produksi didasarkan koefisien tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Propinsi Jawa Timur, sebagai
mana yang tercantum dalam daftar analisa harga satuan sesuai dengan jenis
pekerjaannya.

Kapasitas Produksi per hari dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kapasitas Produksi per hari =

Untuk menghitung atau menentukan kebutuhan bahan (atas dasar


perbandingan volume) dapat dicari dengan menggunakan perhitungan koefisien bahan
yang terdapat pada daftar analisa harga satuan yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Pengairan Propinsi Jawa Timur, sebagai mana yang tercantum dalam daftar
analisa harga satuan.

34
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

BAB III
METODOLOGI

3.1. PENJELASAN
+ PERSIAPAN
Mempersiapkan judul dari Proyek Akhir dan kelengkapan administrasinya,
baik dari kampus maupun instansi terkait lainnya.

+ PENGUMPULAN DATA :
Di ambil dari instansi / konsultan yang berupa peta lokasi, data perencanaan
yang dilanjutkan dengan survey lapangan.

+ URAIAN JENIS PEKERJAAN :


Dari data-data tersebut maka semua jenis pekerjaan di inventarisasi dan
dikelompokkan / dibagi sedemikian rupa agar mempermudah penyusunannya.
Adapun pembagian adalah sebagai berikut :
a. Pek. Persiapan
b. Pek. Pengurukan
c. Pek. Pemadatan
d. Pek. Jalan
+ ANALISA PEKERJAAN :
Menganalisa waktu, tenaga kerja maupun alat berat dari tiap-tiap jenis
pekerjaan yang berdasarkan dari buku-buku yang berhubungan dengan bidang ke-PU-
an.

+ RENCANA ANGGARAN BIAYA :


Menghitung seluruh biaya pembuatan jalan toll yang berdasarkan upah kerja,
harga bahan dan harga sewa alat berat pada daerah setempat

START

+ NETWORK PLANNING :
Menggunakan MS Project ntuk mengetahui waktu pelaksanaan dan lintasan
kritis.

+ KESIMPULAN :
Dari uraian diatas akhirnya dapat diketahui metode pelaksanaan, waktu dan
biaya yang dibutuhkan untuk membangun ruas jalan Tol Mojokerto-Kertosono

35
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

3.2 BAGAN ALIR


Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan data:
1.Waktu pelaksanaan
2. Data jenis pekerjaan
3. Penggunaan sumber
daya
Kajian data :
1. Lokasi proyek
2. Data geometri
3. Waktu, biaya pelaksanaan

Mengatur Manajemen :
1. Tenaga
2. D a n a
3. Peralatan
4. B a h a n
5. Metode

Biaya, Mutu, Waktu

Kesimpulan dan Saran


D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
M a n a j e m e n P e l a ks a n a a n P e m b an g u n a n Ja l a n To M o j o ke r t o- K er t o s o n o
S TA. 5+ 3 5 0 S TA. + 1 0 . 3 5 0

Di Jawa Timur

DAFTAR PUSTAKA

1. Suharto, Imam, MANAJEMEN PROYEK: Dari Konseptual sampai


Operasional,
Erlangga Jakarta,1998
0. Rochmanhadi, ALAT ALAT BERAT DAN PENGGUNAANYA.
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta 1992
1. Wahana Komputer, PANDUAN APLIKATIF PENGELOLAAN PROYEK
DENGAN MICROSOFT PROJECT 2007 Penerbit ANDI
OFFSET/2008/SEMARANG

FINISH

36
37
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Anda mungkin juga menyukai