DISUSUN OLEH :
EKA FURIYANTI
NIM. 121410006
Dengan persetujuan pembimbing, maka dengan ini mengesahkan Asuhan Kebidanan yang
disusun oleh :
Nama : EKA FURIYANTI
NIM : 121410006
Semester : IV (Empat)
Judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA An. W Usia 6 Tahun Dengan Ispa
Mahasiswa Praktek
EKA FURIYANTI
NIM 121410006
Mengetahui
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan
Rahmat, Taufik, serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul Asuhan Kebidanan Pada An.W Usia 6 tahun dengan ISPA . Askeb ini
dibuat untuk memenuhi tugas dari Praktek Kerja Lapangan dalam rangkaian Program Studi
DIII Kebidanan Universitas Islam Lamongan.
Dalam penyusunan ini, penyusun berusaha dan berupaya semaksimal mungkin
untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan logika dan prinsip ilmiah yang telah kami
peroleh selama dalam pendidikan. Tanpa terlepas dari bimbingan dan arahan, dukungan
serta bantuan dari berbagai pihak untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya, terutama kepada yang terhormat :
1. Kedua orang tua yang selalu senantiasa memberikan dukungannya sehinga askeb ini
bisa terselesaikan dengan tepat waktunya
2. Ibu Ida susila,S.ST,M.Kes selaku Direktur Program studi DIII Kebidanan UNISLA
3. Ibu Fitri Ikhtiarina,S.ST,M.Kes selaku ketua program studi DIII Kebidanan UNISLA
4. Ibu Hj.Eka Sarfah,S.ST,M.Kes selaku Dosen pembimbing dalam Praktek Kerja
Lapangan Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan guna perbaikan dan kekurangan
yang ada.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis
khususnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteri maupun riketsia, infeksi bakterial.
Penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Pnemokokus, Hemofilus,
Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan
miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus.
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Selama Praktek Kerja Lapangan diharapkan mahasiswa dapat mengambil
pengalaman yang berharga dari kegiatan tersebut. Dengan melakukan Asuhan
Kebidanan kepada klien sesuai dengan teori yang ada dan kenyataan sehingga
dalam pembuatan makalah Asuhan Kebidanan dapat berlangsung dengan
baik.
1.2.2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian data yang di dapat dari data sunjektif dan objektif
b) Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.
c) Mengantisipasi masalah yang dapat terjadi dan cara penanganannya
d) Identifikasi kebutuhan dan tindakan segera.
e) Melakukan Intervensi
f)Melakukan Implementasi.
g) Mengevaluasi
1.4. PELAKSANAAN
Pengumpulan data di laksanakan di BPS (Dsn.Duduk Lor,Kec.Nglagah Kab.
Lamongan) yang di laksanakan pada tanggal 01 21 Agustus 2016.
BAB II
LANDASAN TEORI
Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga
dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien dari sistem saluran
pernafasan ini.
Ketahanan saluran pernafasan terhadap infeksi maupun partikel dangas yang ada di
udara sangat tergantung pada 3 unsur alamiah yang selalu terdapat pada orang sehat
yaitu :
1. Utuhnya epitel mukosa dan gerak mukosilia.
2. Makrofag alveoli
3. Antibodi setempat
Sudah menjadi suatu kecenderungan bahwa terjadinya infeksi bakterial, mudah terjadi
pada saluran nafas yang telah rusak, sel-sel epitel mukosanya yang disebabkan oleh
infeksi-infeksi yang terdahulu :
Keutuhan gerak lapisan mukosa dan silia dapat terganggu oleh karena :
1. Asap rokok dan gas SO2 Polutan utama adalah pencemaran udara
2. Sindroma Imotil
3. Pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25% atau lebih)
Makrofag biasanya banyak terdapat di alveoli dan baru akan di mobilisasi ke tempat-
tempat dimana terjadi infeksi. Asap rokok menurunkan kemampuan makrofag
membunuh bakteri, sedang alkohol menurunkan sel-sel ini.
Antibodi setempat pada saluran nafas adalam lg A yang banyak terdapat infeksi
saluran pernafasan seperti pada keadaan defisiens lg A pada anak. Mereka dengan
keadaan-keadaan imunodefesiensi juga akan mengalami hal yan serupa seperti halnya
pederita-penderita yang mendapat terapi sitotatik, radiasi, penderita dengan neoplasma
yang ganas.
Gambaran klinik radang oleh karena infeksi sangat tergantung pada :
Karakteristik inokulum
Daya tahan tubuh
Umur seseorang
- Karakteristik inokulum sendiri terdiri dari besarnya aerosol, tingkat jasad renik dan
besarnya (jumlah) jasad renik yang masuk.
- Daya tahan tubuh telah disebut di depan terdiri dari utuhnya sel epitel mukosa dan
gerak mukosilia, makrofag, alveoli dan Ig A
- Umur punya pengaruh besar terutama pada ISPA saluran pernafasan bawah anak
dan bayi akan memberikan gambaran klnik yang lebih jelek bila dibandigkan
dengan orang dewasa terutama penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi
pertama karena virus pada mereka ini tampak lebih berat karena belum diperoleh
kekebalan alamiah. Pada orang dewasa mereka memberikan gambaran klinik yang
ringan sebab telah terjadi kekebalan yang diberikan oleh infeksinya yang terdahulu.
Penyebaran infeksi
Pada ISPA dikenal 3 cara yaitu :
1. Melalui aerosol yang lembut terutama oleh karena batuk-batuk.
2. Melalui aerosol yang lebih kasar, terjadi pada waktu batuk dan berssin.
3. Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda yang telah dicemari
jasad renik.
Pada infeksi virus transmisi diawali dengan penyebaran virus terutama melalui bahan
sekresi hidung virus ISPA terdapat 10 100 kali lebih banyak dalam mukosa hidung
daripada mukosa faring, dari beberapa penelitian klinik, labolatorium, maupun di
lapangan diperoleh kesimpulan bahwa sebenarnya kontak hand to hand merupakan
modus yang terbesar bila dibandingkan dengan cara penularan aerogen yang semula
banyak diduga.
1.4 Klasifikasi penyakit
1.4.1 Umur 2 bulan sampai < 5 tahun
1) Pneumonia berat, 2) Pneumonia, 3) Bukan Pneumonia
1.4.2 Umur kurang 2 bulan
1) Pneumonia berat, 2) Bukan Pneumonia
1.5 Gejala
1.5.1 Umur 2 bulan sampai < 5 tahun
1) Pneumonia berat : tarikan dinding dada kedalam
2) Pneumonia
(1) Tak ada tarikan dinding dada ke dalam
(2) Nafas cepat
- 2 bulan sampai < 12 bulan kurang lebih 50 kali permenit
- 1 sampai < 5 tahun kurang lebih 40 kali permenit
3) Bukan pneumonia
(1) Tidak ada tarikan dinding dada kedalam
(2) Tidak ada nafas cepat
- 12 bulan sampai < 5 tahun kurang 40 kali permenit
- 1 sampai < 5 tahun kurang 40 kali permenit
1.5.2 Umur kurang 2 bulan
1) Bukan pneumonia
(1) Tidak ada nafas cepat : kurang 60 kali permenit
(2) Tidak ada tarikan dinding dada dalam
2) Pneumonia berat
(1) Nafas cepat : kurang lebih 60 kali permenit
(2) Tarikan dinding kedalam kuat
1.6 Penentuan ada tidaknya bahaya
1.6.1 Tanda bahaya umur 2 bulan sampai < 5 tahun ialah :
1) Tidak bisa minum, 2) kejang, 3) kesadaran menurun, 4) stridor,
5) gizi buruk
(Anak yang mempunyai salah satu tanda bahaya diatas harus segera dirujuk
ke rumah sakit)
1.6.2 Tanda bahaya umur kurang 2 bulan adalah
1) Kurang bisa minum, 2) kejang, 3) kesadaran menurun, 4) stridor
1.7 Penatalaksanaan
1.7.1 Umur 2 bulan sampai < 5 tahun
1) Bukan Pneumonia
(1) Bila batuk > 30 hari rujuk, 2) obati penyakit lain bila ada,
3) nasehati untuk perawatan di rumah, 4) bila ada wheezing obati, 5)
kunjungan ulang 5 hari bila tidak ada perubahan.
2) Pneumonia
(1) Nasehati ibu untuk perawatan di rumah
(2) Beri antibiotik (kotrimoksasol) selama 5 hari
- < 2 bulan : 2 kali 1/8 tablet
- 2 bulan - < 6 bulan : 2 kali tablet
- 6 bulan - < 3 tahun : 2 kali tablet
- 3 tahun - < 5 tahun : 2 kali 1 tablet
(3) Anjurkan ibu untuk kontrol 2 hari atau lebih cepat bila keadaan
memburuk
(4) Bila demam beri parasetamol
- 2 bulan - < 6 bulan : 4 kali 1/8 tablet
- 6 bulan - < 3 tahun : 4 kali tablet
- 3 tahun - < 5 tahun : 4 kali tablet
(5) bila wheezing, obati
3) Pneumonia berat
(1) Rujuk segera ke sarana rujukan, 2) beri antibiotika satu dosis bila sarana
rujukan jauh, 3) bila demam obati, 4) bila wheezing obati.
4) Periksa dalam 2 hari anak yang diberi antibiotika
(1) Tanda membaik
- Nafasnya lebih lambat
- Panasnya turun
- Nafsu makan membaik
- Tindakan : teruskan pemberian antibiotika sampai 5 hari
(2) Tanda tidak berubah
- Tindakan : ganti antibiotika atau rujuk ke sarana rujukan
(3) Tanda memburuk
- Tidak dapat minum
- Ada tarikan dinding dada
- Ada tanda bahaya
- Tindakan : kirim segera ke sarana rujukan
1.7.2 Umur kurang 2 bulan
1) Bukan pneumonia
(1) Beri nasehat perawatan di rumah
- Jaga agar bayi tidak kedinginan
- Teruskan pemberian ASI dan beri ASI lebih sering
- Bersihkan hidung bila tersumbat
(2) Anjurkan ibu untuk kembali kontrol, bila :
- Keadaan bayi memburuk
- Nafas menjadi cepat
- Bayi sulit bernafas
- Bayi sulit untuk minum
2) Pneumonia berat
(1) Kirim segera ke sarana rujukan
(2) Beri antibiotika satu dosis
1.7.3 Pengobatan wheezing
1) Wheezing serangan pertama
(1) Dengan distres pernafasan, beri bronkodilator kerja cepat : epinefrin
(adrenalin) Subkutan 1 : 1000 = 0,1% dengan dosis ml per kg (gunakan
seprit BCG)
(2) Tanpa distres pernafasan, beri salbutanol selama 5 hari
- 2 bl - < 12 bl (< 10 kg), dosis 2 mg 3 kali tablet
- 1 th 5 th (10 19 kg), dosis 2 mg 3 kali 1 tablet
2) Wheezing yang berulang
(1) Beri bronkodilator kerja cepat
(2) Periksa 30 meni kemudian, bila :
- Ada distres pernafasan atau tanda bahaya : obati sebagai pneumonia
berat (rujuklah ke sarana kesehatan).
- Tanpa distress pernafasan dengan : nafas cepat, obati sebagai
pneumonia (beri obat salbutamol oral dan antibiotik peroral). Tanpa
nafas cepat, obati sebagai bukan pneumonia (beri obat salbutamol
oral).
1.8 Pencegahan
Keadaan gizi dan status lingkungan sangat berpengaruh terhadap pencegahan
ISPA :
1.8.1 Mengusahakan agar anak mempunyai gizi baik
1.8.2 Mengusahakan kekebalan anak dengan imunisasi
1.8.3 Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
1.8.4 Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
1.8.5 Pengobatan segera
1.9 Dampak ISPA
1.9.1 Pengurangan absorbsi makanan
1.9.2 Kehilangan nutrisi air
1.9.3 Pengurangan masukan makanan akibat anoreksia
1.9.4 Peningkatan kebutuhan metabolic
1.10 Perawatan ISPA di Rumah
1.10.1Pemberian Makanan
1) Berilah makanan secukupnya selama sakit
2) Berilah makanan sedikit-sedikit dan sesering mungkin hila anak muntah
3) Tambahlah jumlah makanan bila nak sembuh
1.10.2Pemberian cairan
1) Berilah anak minuman lebih banyak dari biasanya
2) Tingkatkan pemberian air susu ibu
1.10.3Bersihkan ingus anak agar tidak mengganggu pernafasan
1.10.4Pemberian obat pereda batuk
Berilah obat batuk yag aman dan sederhana (misalnya : campuran sendok air
jerul nipis dengan sendok madu, diberikan 3 kali sehari).
1.10.5Amatilah tanda-tanda penyakit bertambah berat, seperti :
1) Sesak nafas, 2) nafas menjadi cepat, 3) anak tidak mampu minum (Bawalah
segera ke petugas kesehatan bila di dapat tanda-tanda penyakit menjadi
lebih berat
BAB III
TINJAUAN KASUS
PADA ANW USIA 6 TAHUN DENGAN ISPA
DI DESA DUDUK LOR KECAMATAN NGLAGAH KABUPATEN LAMONGAN
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 10 Agustus 2016 Jam: 09.10 Wib
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama anak : An W
Tanggal lahir : 06-03-2010
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 6 tahun
Alamat : Dsn.Duduk Lor
2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan anaknya panas, batuk dan pilek.
7. Data Psikososial
Hubungan ibu, suami dan anggota keluarga baik-baik saja. Keluarga sangat sayang
terhadap pasien dan keluarga menginginkan pasien lekas sembuh dari penyakitnya.
Respon pasien terhadap tenaga kesehatan sangat kooperatif.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Penunjang
a. Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : composmentis
TB : 100 cm
BB sebelum sakit : 22 kg
BB selama sakit : 21 kg
b. Tanda-Tanda Vital
S : 37oC RR : 20 x/mnt
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
Inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
Kepala : keadaan rambut bersih, rambut hitam, tidak ada luka atau bekas
luka, tidak ada ketombe, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada odem.
Muka : keadaan muka bersih, agak pucat, bentuk simetris, tidak ada odem.
Mata : bentuk simetris, bersih, konjungtiva sedikit pucat, sklera putih,
palpebra tidak odem.
Hidung : bentuk simetris, bersih, tidak ada polip, terdapat sekret, tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidak ada nyeri tekan.
Mulut : bibir agak kering, bentuk simetris, warna bibir agak pucat
Telinga : bentuk simetris, bersih tidak ada pengeluaran cairan, pendengaran
baik
Leher : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Dada : bentuk simetris, bersih, tidak ada tarikan nafas interkosta, tidak ada
pembesaran mammae, bunyi nafas krok-krok.
Abdomen : bersih, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan
Punggung : bersih, bentuk datar tidak lordosis, kifosis dan skeliosis, tidak ada
spina bifida.
Genetalia : Tidak dikaji
Anus : Tidak dikaji
Ekstrimitas : Bersih, bentuk simetris, tangan dan kaki lengkap, tidak ada
polidaktili dan sindaktili.
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
4.Kesimpulan
Anak W usia 6 tahun dengan ispa, keadaan umum anak sedikit lemas.
PENATALAKSANAAN
Tanggal :10 agustus 2016 Jam :09.10 Wib
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada keluarga An R dengan ISPA,
yang meliputi : data subyektif dan data obyektif serta pemeriksaan fisik secara umum
dan khusus. Sehingga kita bisa melakukan perencanaan tindakan serta melakukan
tindakan kepada pasien secara tepat dan benar.