IDENTITAS
NPM : 04310064
Nama : Tn. H
Umur : 59 tahun
ANAMNESA
Keluhan utama :
Anamnesa khusus :
Os datang ke poli mata RSUD Waled dengan keluhan mata kanan terasa ada yang
menganjal setelah operasi katarak 1 tahun yang lalu, keluhan ini sudah os rasakan selama 1 bulan
ini. Os mengeluh mata kanan sering keluar air, nyeri saat mengedip, kadang terasa gatal. Os
mengaku penglihatan mata kanan sudah baik. Os menyangkal mata kanannya bengkak dan
merah, os juga menyangkal adanya sakit kepala dan demam.
Os mengatakan sekitar bulan Februari 2010 penglihatan mata kanan os kurang jelas
sejak 1 tahun yang lalu. Os mengaku penglihatan seperti berkabut, yang semakin lama
bertambah berat. Sehingga os hanya mampu melihat benda seperti bayangan saja. Os
mengatakan kesulitan bila berada di tempat yang terang, sehingga os lebih menyukai berada di
tempat yang teduh. Dulu sebelum Os mengalami gejala demikian, Os sangat kesulitan saat
melihat benda jauh.
Os menyangkal dikeluarganya ada yang pernah sakit mata seperti yang os alami.
Riwayat Operasi :
PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign :
Suhu : 37o C
Respirasi : 20 x / menit
Status Generalis
Kepala : Normocephali
Leher : JVP tidak meninggkat, Tidak ada pembesaran KGB atau tyroid,
Thorax :
5 5
STATUS LOKALIS
I. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Post Op
VOD Sc : 0,25 VOS Sc : 0,5
Cc :(-) Cc :(-)
Sten : ( + ) 0,4 Sten : ( + ) 0,6
Koreksi :(-) Koreksi :(-)
Adde :(-) Adde :(-)
OD OS
PM : Ortoforia
PBM : + + + +
+ + + +
+ + + +
PS : normal normal
PI : normal normal
lonjong bulat
L : Pseudofakia Pseudofakia
RINGKASAN
ANAMNESA
- Usia 59 tahun,
Os menyangkal dikeluarganya ada yang pernah sakit mata seperti yang os alami.
Riwayat Operasi :
Os menjalani operasi katarak mata kanan pada tanggal 16 Februari 2010 dan operasi
katarak mata kiri pada tanggal 4 April 2011.
PEMERIKSAAN FISIK :
Visus Post Op
Visus Pre Op
Diagnosa Kerja :
Pseudofakia ODS
PROGNOSA :
Pseudofakia adalah penanaman lensa buatan atau intraokuler lensa yang dilakukan segera
setelah lensa yang keruh dikeluarkan dan sebelum luka kornea ditutup.
Os mengaku mata kanan terasa menganjal, nyeri saat mengedip, gatal, sering keluar air.
Ini merupakan hal yang biasa terjadi setelah operasi. Dimana setelah terjadi luka operasi maka
akan terjadi fase peyembuhan yang diawali dengan fase inflamasi, fase proliferasi dan fase
remodeling. Sedangkan mata terasa menganjal karena benang operasi belum diserap secara
sempurna.
Pada pemeriksaan didapatkan visus post op VOD = 0,25 PH (+) 0,4 VOS = 0,5 PH (+)
0,6 sedangkan visus pre op VOD = 0,21 PH (+) 0,4 F2 VOS = 1/300 3 bulan setelah operasi
visus masih dapat berubah-ubah, dari pemeriksaan mata kanan didapatkan kemajuan visus
namun kurang maksimal (visus yang diharapkan setelah operasi adalah 1). Oleh karena itu
sebelum operasi disarankan untuk dilakukan pemeriksaan keratometer dan USG mata. Setelah
operasi disarankan untuk dilakukan koreksi visus dan memakai kaca mata.
Prognosa pasien Quo ad Vitam dinyatakan ad bonam karena tidak mengancam jiwa
pasien dimana dapat dilihat dari vital sign dan pemeriksaan fisik yang tidak didapatkan keluhan
yang berat. Quo ad Functionam juga dinyatakan ad bonam karena ada perbaikan fungsi
penglihatan pada mata sebelah kanan pasien setelah dioperasi yang terbukti dengan perbaikan
visus mata kanan 0,21 PH (+) 0,4 F2 sebelum operasi menjadi 0,25 PH (+) 0,4 setelah dioperasi.
Katarak
Katarak adalah kekeruhan [opasitas] dari lensa yang tidak dapat menggambarkan obyek
dengan jelas di retina.
Pada stadium imatur dapat terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi
cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena day biasnya bertambah dan mata menjadi
miopia. Keadaan ini disebut intumesensi. Dengan mencembungnya lensa iris terdorong ke depan,
Dalam kasus ini, diagnosa Os adalah Katarak senile imatur ODS. Dikarenakan umur
Os adalah 59 tahun. Os menyangkal adanya trauma pada kedua mata, sehingga
menghapuskan diagnosa katarak traumatik. Os menyangkal adanya riwayat kencing manis,
sehingga menghapuskan diagnosa katarak diabetik. Os juga tidak terdapat penyulit dari
penyakit yang lain (Glaukoma, uveitis) sehingga menghapuskan juga diagnosa katarak
komplikata.
Penyebab
Penyebab katarak belum diketahui secara pasti, tetapi diduga terjadi karena :
1. Proses pada nukleus. Oleh karena serabut-serabut yang terbentuk lebih dahulu terdorong
ke arah tengah, maka serabut-serabut bagian tengah menjadi lebih padat (nukleus),
mengalami dehidrasi, penimbunan ion calsium dan sklerosis. Pada nukleus ini kemudian
terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi lebih hipermetropia. Lama
kelamaan nukleus lensa yang pada mulanya berwarna putih menjadi kekuning-kuningan,
2. Kasus ini di duga terjadi karena proses pada korteks. Timbulnya celah-celah diantara
serabut serabut lensa, yang berisi air dan penimbunan calsium, sehingga lensa
menjadi lebih tebal, lebih cembung dan membengkak menjadi lebih miopi. Dengan
ditunjukkan oleh Os yang mengalami miopi setelah dilakukan pemeriksaan.
Berhubung dengan perubahan refraksi ke arah miopi pada katarak kortikal, penderita
seolah-olah mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.
Peranan Kalsium :
- Membran sel lensa juga secara relatif tidak permeabel terhadap kalsium.
- Hilangnya homeostasis kalsium akan sangat mengganggu metabolisme lensa.
- Peningkatan kadar kalsium dapat berakibat pada beberapa perubahan meliputi ;
o tertekannya metabolisme glukosa,
o pembentukan agregat protein dengan berat molekul tinggi dan aktivasi protease
yang destruktif
o Glukosa memasuki lensa melalui sebuah proses difusi terfasilitasi yang tidak
secara langsung terhubung oleh sistem transport aktif. Hasil buangan metabolisme
meninggalkan lensa melalui difusi sederhana. Berbagai macam substansi seperti
asam askorbat, myo-inositol dan kolin memiliki mekanisme transport yang khusus
pada lensa.
Indikasi operasi
1. indikasi sosial : jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam melakukan
rutinitas pekerjaan
- katarak hipermatur
- less induced glaucoma
- less induced uveitis
- dislokasi / sublukasi lensa
- korpus alienum intralentikular
- retinopati diabetik yang diterapi dengan fotokoagulasi laser
- ablasio retina atau patologi segmen posterior lainnya dimana diagnosis atau tata
laksananya akan terganggu dengan adanya opasitas lensa
3. indikasi optik : jika hasil dari pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m di
dapatkan hasil visus 3/60
Dalam kasus ini indikasi operasi adalah dari segi indikasi sosial dan indikasi optik.
Dimana Os mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Dan dimana
indikasi optik dengan VOD 0,21 PH (+) 0,4 F2 dan VOS 1/300.