Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MATA KULIAH

FISIKA KUANTUM
SIFAT MATERI DARI GELOMBANG

Disusun oleh : Kelompok II

Nama Ketua : Arwildo Belekubun


Nama Anggota : Novena Rawung
Meiga Paendong
Anita Ibrahim
Dhafila Rorintulus
Thevita Viola

SIFAT MATERI DARI GELOMBANG


Sifat Materi dari Gelombang

1. GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Penggandengan medan listrik dan magnetik yang bergerak dengan kelajuan cahaya
dan menimbulkan perilaku gelombang yang khusus.

Dalam tahun 1864 ahli fisika Inggris james Clerk Maxwell mengemukakan bahwa
muatan listrik yang dipercepat menimbulkan gangguan listrik dan magnetik yang terkait yang
menjalar terus-menerus melalui ruang hampa. Jika muatan bergetar periodis,
gangguannyaadalah gelombang komponen listrik dan magnetiknya saling tegak lurus pula pada
getar seperti pada gambar 2.1

Gambar 2.1 medan listrik dan magnetik dari gelombang elektromagnetik adalah saling tegak
lurus dan tegak lurus juga pada arah menjalar gelombang.

Dari pekerjaan Faraday sebelumnya, Maxwell mengetahui bahwa medan magnet yang
berubah dapat mengimbas arus dalam sosok (loop) kawat. Jadi, medan magnetik yang berubah
mempunyai efek yang sama denagn medan listrik. Maxwell mengemukakan kebalikannya
dalam medan magnet yang berubah menimbulkan medan magnetik yang berkaitan. Medan
listrik yang ditimbulkan oleh imbasan elektromagnetik dapat diperlihatkan denagn mudah
karena logam mempunyai hambatan listrik yang kcil; maka yang lemah dapat menimbulakn
arus listrik dalam logam yang dapat diukur. Medan magnetik yang lemah sulit untuk diukur ,
dab hipotesis Maxwell dilandasi oleh penalaran berdasarkan simetri dibandingkan dengan
penemuan eksperimental.
Jika Maxwell benar, gelomabang elektromagnetik harus terjadi. Dalam gelombang ini
berbagai medan listrik dan magnetik yang berubah-ubah tergandeng oleh imbasan
elektromagnetik sedangkan mekanisme sebaliknya diusulkan oleh Maxwell. Maxwell
menunjukkan bahwa kelajuan gelombang oleh elektromagnetik dalam ruang hampa diberikan
oleh
1 108
= = 2,998

Dengan menyatakan permitivitas ruang hampa dan permeabilitas magnetik.ini
sama dengan kelajuan cahaya. Kesesuaian ini bukan kebetulan saja, dan Maxwell mengambil
kesimpulan bahwa cahaya terdiri dari gelombang elektromagnetik.
Ketika Maxwell masih hidup konsep gelombang elektromagnetik belum mendapatkan
dukungan eksperimental. Akhirnya dalam tahun 1888, ahli fisika Jerman Heinrich Hertz
membuktikan bahwa gelembang elektromagnetik betul ada dan berperilaku tepat seperti
ramalan Maxwell. Hertz menimbulkan gelombang dengan menggunakan arus bolak-balik
dalam celah udara antara dua bola logam. Lebar celah itu diatur sedemikian rupa sehingga latu
terjadi setiap kali arus mencapai maksimum. Sosok kawat dengan celah kecil merupakan
detektor gelombang elektromagnetik; dalam kawat dapat timbul arus bolak-balik yang
menimbulkan latu pada celah itu. Hertz menentukan panjang gelombang dan kelajuan

2
Sifat Materi dari Gelombang

gelombang yang ditimbulkannya, dan memperhatikan adanya komponen listrik dan magnetik,
dia juga mendapatkan bahwa gelombang ini dapat dipantulkan, dibias, dan mengaami difaksi.
Cahaya bukan satu-satunya contoh dari gelombang elektromagnetik.walaupun semua
gelombnag elektromagnetik mempunyai sifat pokok yang sama, banyak sekali sifat
interferensinya dengan materi bergantung pada frekuensi. Gelombnag cahaya yang merupakn
gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata, memiliki selang frekuensi yang
pendek yaitu mulai dari 4,3 X1014 Hz untuk cahaya merah hingga sekitar 7,5 X 1014 Hz untuk
cahaya ungu. Gambar 2.2 memperlihatkan spektrum elektromagnetik dari frekuensi renda yang
dipakai dalam komunikasi radio hingga frekuensi tinggi yang terdapat dalam sinar X dan sinar
Gama.
Siafat karakteristik semua gelomabnag ialah bahwa gelombang itu mempunyai prinsip
super posisi. Bila dua atau lebih gelombang yang alamnya sama melalui satu titik pada saat
yang sama, maka amplitude sesaat disitu ialah jumlah dari amplitudo sesaat dari masing-
masing gelombang.

Gambar 2.2 spektrum gelombang elektromagnetik. Berbagai kategori ini saling bertumpuk ,
kecuali cahaya tampak

3
Sifat Materi dari Gelombang

Interferensi gelombang air. Riak gelombang menyebar melalui permukaan bejan dari dua sumber diatas. Dalam
arah tertentu (misalnya AB) riak tersebut saling ,menguatkan dan gelombangnya lebih tampak. Dalam arah
lain(misalnya CD) riak tersebut saling meniadakan , sehingga gelombangnya menjadi kecil atau tidak ada.
Amplitude sesaat berarti harga rata-rata pada tempat dan waktu tertentu dari kuantitas
yang menbebtuk gelomabang. (Amplitude tanpa keterangan tambhan berarti harga
maksimum dari variabel gelombang.) Jadi amplitude sesaat tali ynag tergang ialah pergeseran
maksimum tali tersebut yang diukur dari keadaan normal; amplitude gelombang air ialah tinggi
maksimum permukaan air relatif terhadap tekanan tinggi normal; amplitudo gelombang bunyi
ialah perubahan tekanan maksimum relatif terhadap tekanan normal. Karena E=cB pada
gelombang cahaya , amplitudo sesaatnya dapat diambil E atau B. Biasanya , E yang diapakai ,
karena interaksi gelomabng medan listrik cahaya dengan materi menimbulkan efek optis yang
sudah dikenal.
Bila dua atau lebih deretan gelombang bertemu dalam suatu daerah, gelombang itu akan
berinterferensi menghasilkan gelombvang baru yang amplitude sesaat gelombang semula.
Interferensi konstruktif (membangun) berarti gelombang tersebut saling menguatkan denagn
fase sama sehingga menghasilakn amplitude yang lebih besar, dan interferensi destruktif
(menghancur) berarti gelombang tersebut sebagian atau sepenuhnyasaling meniadakan karena
fasenya berbeda (Gambar 2.3). jika gelombang semula memiliki frekuensi yanag berbeda,
hasilnya merupakan campuran dari interferensi konstruktif dana destruktif, seperti dalam
Gambar 3.4.

Gambar 2.3 (a) interferensi kostruktif; gelombang yang disuperposisikan saling


menguatkan.(b) dalam interferensi destruktif, gelombang yang tidak sefase akan saling
meniadakan sepenuhnya atau sebagian.

4
Sifat Materi dari Gelombang

Interferensi gelomabang cahaya mula-mula diperlihatkan oleh tomas Young dalam


tahun 1801. Ia memakai sepasang celah yang disinari cahaya ekawarna dari sebuah sumber
seperti Gambar 2.4. dari masing-masing celah , gelomabang sekeunder menyebar seolah-olah
berasal dari celah; ini merupakan contoh dari difraksi yang menunjukkan gejala gelombang
karakteristik seperti juga interferensi . karena interferensi , layar tidak diterangi denagn merata,
tetapi memperlihatkan pola garis terang dan garis gelap yang berselang-seling (Gambar 2.5).
Pada kedudukan dilayar dengan panjang jalan dari kedua vcelah berbeda dengan bilang ganjil
1 3 5
kali setengah panjang gelombang ( 2 , 2 , 2 , .); interferensi destruktif terjadi , sehingga
hasilnya adalah garis gelap. Pada tempat-tempat itu dimana panjang lintasannya adalah sama
atau berbeda denagn jumlah seluruh gelombang (, 2 , 3 , .), interfernsi konstruktif terjadi,
sehingga hasilnya adalah garis terang. Diantara kedudukan garis terang interferensi terjadi
sebagian, sehingga intensitas pada layar berubah secara gradual antara garis terang dan gelap.

Gambar 2.4 Eksperimen celah ganda Young yang memperlihatkan sifat gelombang dari cahaya, muka
gelomabng adalah muka khayal yang menghubungkan titik-titik dimana gelombang itu berfase sama.
Enyebaran gelomabng sekunder dari kedua celah seolah-olah berasal dari situ merupakan gejala
gelombang karakteristik yang disebut difraksi. Interferensi konstruktif terjadi pada tempat dimana
muka gelombang dari kedua celah itu bertemu.

Gambar 2.5 (a) yang terlihat pada layar dalam eksperimen Young .(b) Asala-mula pola interferensi . Inferensi
konstruktif terjadi jika beda panjang jalan dari celah ke layar adalah 0, , 2 , . Interferensi destruktif terjadi
1 3 5
jika beda panjang jalannya ialah , , ,.....
2 2 2
Interfernsi dan difraksi merupakan sifat khusus dari gelombang partikel yang kita kenal
tidak mempunyai sifat itu. Jadi eksperimen Young merupakan bukti bahwa cahaya adalah
gelombang. Lebih lanjut, teori maxwell memberitahu kepada kita jenis gelombang tersebut,

5
Sifat Materi dari Gelombang

yaitu elektromagnetik. Sampai akhir abad kesembilanbelas tampaknya sifat cahaya sudah
tertentu.

2. EFEK FOTOLISTRIK
Energy elektron yang dibebaskan cahaya bergantung pada frekuensi cahaya itu.
Dalam eksperimennya, Hertz memperlihatkan bahwa latu pada celah transmiter
terjadi bila cahaya ultraungu diarahkan pada salah satu bola logamnya. Ia tidak melanjutka
percobaan tersebut, tetapi ahli fisika lainnya meneruskan eksperimen tersebut. Mereka
menemukan bahwa penyebabnya adalah elektron yang terpancar bila frekuensi cahaya cukup
tinggi. Gejala ini dikenal dengan sebagai efek fotolistrik.
Gambar 2.6 memberi ilustrasi jenis alat yang dipakai dalam eksperimen serupa itu.
Tabung yang divakumkan berisi dua elektrode yang dihubungkan dengan rangkaian
ekstermal seperti terlihat dalam gambar, dengan keping logam yang permukaannya
mengalami iradasi yang dipakai sebagai anode. Sebagian fotoelektron yang muncul dari
permukaan mengalami radiasi mempunyai energi yang cukup untuk mencapai katode
walaupun muatannya negative, dan electron serupa itu membentuk arus yang dapat diukur
oleh ammeter dalam rangkaian itu. Ketika potensial perintang V ditambah lebih sedikit atau
melebihi suatu harga V0 yang besarnya dalam orde beberapa volt, tidak ada elektron yang
mencapai katode dan arusnya terhenti.

Gambar 2.6 Pengamatan eksperimental efek fotolistrik


Salah satu sifat khususnya adalah distribusi energi electron yang dipancarkan (yang
disebut fotoelektron)ternyata tak bergantung dari intesitas cahaya. Berkas cahaya yang kuat
menghasilkan fotoelektron lebih banyak daripada berkas yang lemah yang befrekuensi sama,
tetapi energi elektron rata-rata sama saja ( gambar 2.7). dan juga dalam batas ketelitian
eksperimen (sekitar 10-9 s), tak terdapat keterlambatan waktu antara datangnya cahaya pada
permukaan logam dan terpancarnya electron. Pengamatan serupa itu tidak dapat dimengerti
dengan memakai teori elektromagnetik cahaya.

6
Sifat Materi dari Gelombang

Gambar 2.7 Arus fotoelektron sebanding dengan intensitas cahaya untuk semua tegangan
perintang. Pemadaman voltase Vo adalah sama untuk semua intensitas cahaya dari frekuensi
yang diberikan v.

Gambar 2.8 tengangan penghenti Vo bergantung dari frekuensi v dari cahaya. Bila tegangan
perintang v = o arus fotolistrik sama untuk cahaya yang berintensitas sama takbergantung
dari frekuensinya.
Kita tinjau cahaya yang jatuh pada permukaan zat natrium dalam peralatan seperti
pada gambar 2.6. arus fotolistrik terdeteksi jika arus elektromagnetik 10-6 W/m2 terserap oleh
permukaan. Sekitar 1019 atom tersapat pada lapisan natrium setebal 1 atom yang luasnnya 1
m2, sehingga jika kita anggap cahaya datang diserap pada lapisan teratas dari atom0-atom
natrium, masing-masing atom akan menerima energi rata-rata dengan laju 10-25 W. Pada laju
ini 1,6 x 106 s sekitar 2 minggu diperlukan oleh seebuah atom untuk mengumpulkansekitar
1eV energi yang biasa dimiliki fotoelektron, dan jik kita memasukkan beberapa elektronvolt
yang diperlukan untuk menarik elektron ke luar dari permukaan natrium, waktu yang
diperlukan menjadi sekitar 2 bulan. Dalam waktu maksimum yang diperbolehkan 10-9 s,
teori elektromagnetik ,menyatakan bahwa atom natrium rata-rata hanya mengumpulkan 10-15
eV untuk diberikan pada satu elektronnya.

Bila dipandang dari teori gelombang ialah fakta bahwa energi fotoelektron bergantung
pada frekuensi cahaya yang dipakai (gambar 2.8). pada frekuensi dibawah frekuensi kritis
yang merupakan karakteristik dari masing-masing logam, tidak terdapat elektron apapun
yang dipancarkan. Diatas frekuensi amabng ini fotoelektron mempunya selang energi dari 0
sampai suatu harga maksimum tertentu, dan harga maksimum ini bertambah secara linear
terhadap frekuensi. Frekuensi yang lebih tinggi menghasilkan energi fotoelektron maksimum
yang lebih tinggi pula. Jadi cahaya biru yang lemah menimbulkan elektron dengan energi
yang lebih tinggi daripada yang ditimbulkan oleh cahaya merah yang kuat, walaupun cahaya
merah menghasilkan jumlah yang lebih besar.

7
Sifat Materi dari Gelombang

Gambar 2.9 plot energi fotoelektron maksimum Kmaks terhadap frekuensi v dari cahaya yang
datang untuk beberapa eksperimen. Jelaslah bahwa hubungan antara Kmaks dan frekuensi v
mengandung tetapan pembanding yang dapat dinyatakan dalam bentuk

Kmaks = h (v - v0) = hv hv0

v0 menyatakan frekuensi ambang, dibawah frekuensi tersebut tidak terdapat pancaran foto
dan h menyatakan tetapan. Penting untuk diperhatikan harga h adalah 6,626 x 10-34 J.s selalu
sama, walaupun v0 berubah untuk logam yang berlainan disinari.

3. EFEK COMPTON
Foton dan elektron berlaku sebagai bola lilliard

Menurut teori kuantum cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya foton tidak
mempunyai massa diam. Jika hal ini benar kita harus bisa menganalisis tumbukan antara
foton dengan elektron, misalnya, dengan cara yang sama seperti tumbukan bola billiard
dianalisis dalam mekanika pendahuluan.

Gambar 2.19 (a) Penghamburan foton oleh elektron disebut efek compton. (b) Diagram
vektor momentum dan komponen foton hambur dan datang serta elektron hamburnya.

Gambar diatas menunjukkan bagaimana tumbukan serupa itu digambarkan, dengan


foton sinar-X menumbuk elektron (yang mula-mula dalam keadaan diam terhadap sistem

8
Sifat Materi dari Gelombang

koordinat laboratorium) dan kemudian mengalami hamburan dari arahnya semula sedangkan
elektronnya menerima impuls dan mulai bergerak. Dalam tumbukan ini foton dipandang
sebagai partikel yang kehilangan sejumlah energi yang besarnya sama dengan energi kinetik
K. Jika semula foton memiliki frekuensi v maka foton hambur mempunyai frekuensi yang
lebih rendah v, sehingga
Kehilangan energi foton = Energi yang diterima elektron
hv hv = K
momentum partikel tak bermassa berkaitan dengan energi menurut rumus : E = p. Karena
energi foton ialah hv maka momentumnya adalah

p= =
Dalam tumbukan momentum harus kekal dalam masing-masing sumbu dari kedua
sumbu yang saling tegak lurus. Arah yang dipilih disini ialah arah foton semula dan satu lagi
tegak lurus pada bidang yang mengandung elektron dan foton tersebut. (lihat gambar 2.19)
Momentum foton semula ialah hv/c momentum foton hambur ialah hv/c dan momentum
elektron awal sektor akhir ialah, berurutan 0 dan p.
Momentum awal = momentum akhir

+0= cos + cos

Dan tegak lurus pada arah ini

Momentum awal = momentum akhir



0= sin sin

Sudut menyatakan sudut antara arah mula-mula foton dan arah foton hambur, dan
adalah sudut antara arah foton mula-mula dan arah elektron yang tertumbuk. Dari persamaan
tersebut sekarang kita mendapat rumus yang menghubungkan beda panjang gelombang
antara foton mula dan foton hambur dengan sudut antara arah masing-masing, kedua
besaran itu merupakan kuantitas yang dapat diukur. Langkah awalnya yaitu dengan
mengalikan persamaan tersebut dengan c, sehingga
cos = cos
sin = sin
Dengan mengkuadratkan masing-masing persamaan ini dan manambahkannya, sudut dapat
dieliminasi,
2 2 = ()2 2()( ) cos + ( )2
Kemudian kita samakan kedua rumus untuk energi total partikel
= + 2
= 2 4 + 2 2
Sehingga diperoleh

Subtitusikan harga 2 2 akhirnya didapatkan

Hubungan ini akan lebih sederhana jika dinyatakan dalam panjang gelombang sebagai
pengganti frekuensi.

9
Sifat Materi dari Gelombang

1 1
Dan karena = =

Persamaan diatas diturunkan oleh Arthur H. Compton pada awal tahun 1920, dan
gejala dan diperikannya yang pertama kali diamatinya, dikenal sebagai efek Compton. Gejala
ini menunjukkan bukti kuat yang mendukung teori kuantum radiasi.
Persamaan diatas memberikan perubahan panjang gelombang yang diharapkan terjadi
untuk foton yang terhambur dengan sudut oleh partikel yang bermassa diam mo dan
perbedaan ini tidak bergantung dari panjang gelombang foton datang . Kuantitas

Disebut panjang gelombang Compton dari partikel penghambur; untuk elektron besarnya
adalah = 2,426 x 10-12 m, dengan 2,426 pm (1 pm = 1 picometer = 10-12 m). Sehingga
persamaannya menjadi

Dari persamaan itu kita lihat bahwa perubahan panjang gelombang terbesar yang dapat terjadi
ialah pada = 180o ketika itu perubahan panjang gelombang menjadi dua kali panjang
gelombang compton. Maka perubahan panjang gelombang maksimum dalam efek Compton
adalah 4,852 pm.
Demonstrasi eksperimental efek Compton dapat dilakukan secara langsung. Seperti
dalam gambar 2.20 seberkas sinar-x dengan panjang gelombang tunggal yang diketahui
diarahkan pada target (sasaran), dan panjang gelombang sinar-x hambur juga ditentukan
untuk berbagai sudut . Hasilnya ditunjukan pada gambar 2.21; hasil ini menunjukkan
pergeseran panjang gelombang seperti yang diramalkan pada persamaan diatas. Tetapi pada
masing-masing sudut sinar-x hambur juga sinar-x dengan panjang gelombang awal. Hal ini
tidak terlalu sukar untuk dimengerti. Dalam penurunan persamaan diatas dianggap bahwa
partikel hambur dapat bergerak bebas, suatu anggapan yang nalar, karena banyak elektron
dalam materi terikat lemah pada atom induknya. Namun, ada elektron lainnya yang terikat
kuat jika elektron ini ditumbuk oleh sebuah foton, seluruh atom bergerak, bukan hanya
elektron tunggalnya. Dalam kejadian seperti ini besar mo yang dipakai dalam persamaan 2.17
ialah massa seluruh atom yang besarnya beberapa puluh ribu kali besar massa elektron,
sehingga hasil pergeseran Comptonnya sedemikian kecil sehingga tidak terdeteksi.

10
Sifat Materi dari Gelombang

Gambar 2.20 demonstrasi eksperimental efek Compton

Gambar 2.21 Hamburan Compton

4. TEORI KUANTUM CAHAYA


Cahaya dengan frekuensi tertentu terdiri dari foton yang energinya berbanding lurus dengan
frekuensi itu.
Teori elektromagnetik cahaya dapat menerangkan sangat baik banyak sekali gejala,
sehingga teori itu tentu mengandung kebenaran. Namun teori yang berdasar kokoh ini tidak
cocok untuk menerangkan efek fotolistrik. Dalam tahun 1905 Eisntein menemukan bahwa
paradoks yang timbul dalam efek fotolistrik dapat dimengerti hanya dengan memasukkan
pengrtian radikal yang pernah diusulkan lima tahun sebelumnya oleh ahli fisika teoritis
Jerman Max Planck.
Ketika itu Planck mencoba menerangkan radiasi karakteristik yang dipancarkan oleh
benda mampat. Kita mengenal pijaran dari sepotong logam yang menimbulkan cahaya
tampak, tetapi panjang gelombang lain yang tak terlihat mata juga terdapat. Sebuah benda

11
Sifat Materi dari Gelombang

tidak perlu sangat panas untuk bisa memancarkan gelombang elektromagnetik semua benda
memancarkan energi seperti itu secara kontinu tidak perduli pada temperaturnya. Pada
temperatur kamar sebagian besar radiasinya terdapat pada bagian inframerah dari spektrum
sehinga tidak terlihat.
Sifat yang dapat diamati dari radiasi benda hitam ini penanamaan serupa itu akan
dikemukakan alasannya dalam bab 9. Planck dapat menurunkan rumus yang dapat
menerangkan radiasi spektrum ini (kecerahan relatif dari berbagai panjang gelombang yang
terdapat) sebagai fungsi dari temperature dari benda yang meradiasikannya kalau ia
menganggap bahwa radiasi yang dipancarkan terjadi secara tak kontinu (diskontinu),
dipancarkan dalam catuan kecil, suatu anggapan yang sangat asing dalam teori
elektromagnetik. Catuan ini disebut kuanta.
Planck mendapat bahwa kuanta yang berpautan dengan frekuensi tertentu v dari cahaya,
semuanya harus berenergi sama dan bahwa energi ini berbanding lurus dengan v. Jadi

Energi kuantum
E = hv
(2.2)
Energi kuantum = (Tetapan Planck)(Frekuensi)
Kuantitas h, pada waktu ini disebut tetapan Planck, berharga

Tetapan Planck

h = 6,626 x 10-34 J.s

Ketika Planck harus menganggap bahwa energi elekrtomagnetik yang diradiasikan oleh
benda timbul secara terputus-putus, Planck tidak pernah menyangsikan bahwa penjalarannya
melalui ruang merupakan gelombang elektromagnetik yang kontinu. Einstein mengusulkan
bukan saja cahaya dipancarkan menurut suatu kuantum pada suatu saat, tetapi juga menjalar
menurut kuanta individual; anggapan yang lebih berlawanan dengan fisika klasik.
Menurut hipotesis ini efek fotolistrik dapat diterangkan dengan mudah. Rumusan empiris
persamaan (2.1) dapat ditulis

Efek fotolistrik

Hv = Kmaks + hv0 (2.3)

Menurut Einstein, tiga suku dalam persamaan (2.3) dapat ditafsirkan sebagai berikut
hv = isi energi dari masing-masing kuantum cahaya datang
Kmaks = energi fotoelektron maksimum
hv0 = energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron dari
permukaan logam yang disinari
harus ada energi minimum yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan diri dari
permukaan logam, jika tidak, tentu elektron akan terlepas walaupun tidak ada cahaya yang
datang (gambar 2.10) energi hv0 merupakan karaktristik dari permukaan itu yang disebut
fungsu kerja. Jadi persamaan (2.3) menyatakan bahwa

Energi Kuantum = energi elektron maksimum + fungsi kerja permukaan

12
Sifat Materi dari Gelombang

lambang sering digunakan untuk fungsi kerja.

Gambar 2.10 jika energi hvo (fungsi kerja permukaan) diperlukan untuk membebaskan
elektron dari permukaan logam, maka energi kinetik elektron yang maksimum menjadi hv
hvo bila cahaya dengan frekuensi v jatuh pada permukaan.

Beberapa contoh fungsi kerja fotolistrik terlihat dalam tabel 2.1. Untuk melepaskan
elektron dari permukaan logam biasanya memerlukan separuh dari energi yang diperlukan
untuk melepaskan elektron dari atom bebas dari logam yang bersangkutan.
Seperti yang kita lihat, foton cahaya berfrekuensi v berenergi hv. Untuk bisa
menyatakan hv dalam elektronvolt (eV), ingat kembali bahwa

1 eV = 1,60 x 10-19 J

Jadi rumus

6,63 1034 .
=
1,60 1019 /
Energi foton = 4,14 x 10-15 v eV . s (2.4)

13
Sifat Materi dari Gelombang

Memperbolehkan kita untuk mencari energi foton berfrekuensi v langsung dalam


elektronvolt. Jika diberikan panjang gelombang sebagai ganti v, maka karena v = c/ kita
dapatkan

(4,14 x 10 15 v eV . s)(3 x 108 /)


=

Energi Foton
1,24 x 106 .
= (2.5)

Bila dinyatakan dalam meter.

5. SINAR-X
Foton berenergi tinggi.
Sinar X adalah gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi. Radiasi
elektromagnetik dalam selang panjang gelombang aprokmasi 0,01 hingga 10 nm pada
waktu ini digolongkan sebagai sinar-X. Batasan selang tersebut tidak tajam, pada batas
gelombang kecil tumpang tindih dengan sinar gama,dan batas panjang gelombang besar
bertumpang-tindih dengan cahaya ungu.
Gambar 2.12 merupakan diagram tabung sinar-x. Sebuah katode yang dipanasi
oleh filamen berdekatan yang dilalui arus listrik menyediakan elektron terus menerus
dengan emisi termionika. Perbedaan potensial yang tinggi V dipertahankan antara
katode dengan target logam mempercepat elektron ke arah target tersebut. Permukaan
target membentuk sudut relatif terhadap berkas elektron dan sinar-x yang ke luar dari
target melewati bagian pinggir tabung. Tabung tersebut dihampakan supaya elektron
dapat sampai ke target tanpa berhalangan.

Gambar2.12 Sebuah tabung sinar-x, mempercepat voltase V besar , mempercepat


elektron dan memperlambat pajan gelombang sinar-x.

Gambar 3 dan 4 menunjukkan spektrum sinar x yang timbul ketika target tungsten
dan molibdenum ditembaki elektron pada berbagai potensial pemercepat. Kurvanya
menunjukkan dua unsur penting yang tidak bisa diterangkan dengan teori
elektromagnetik :

Puncak intensitas bergantung pada material sasaran

14
Sifat Materi dari Gelombang

1. Dalam kasus molybednum, puncak


intensitas yang tajam pada panjang
gelombang tertentu menunjukkan
timbulnya sinar-x yang besar pada
panjang gelombang tertentu.
Panjang gelombang ini asalnya
penataan kembal struktur elektron
atom target setelah diganggu oleh
tembakan elektron. Pada bagian ini
produksi sinar x untuk panjang
gelombang khusus yang
merupakan efek yang bukan klasik
sebagai tambahan pada produksi
Gambar 3. Spektrum sinar x tungsten pada
spektrum sinar x yang kontinu.
berbagai potensial pemercepat

Batas panjang gelombang pendek bergantung pada voltase pemercepat


2. Sinar x yang
timbul pada satu potensial
pemercepat tertentu V
dalam panjang
gelombangnya bermacam-
macam, tetapi tidak
terdapat panjang
gelombang yang lebih kecil
dari satu harga tertentu
. Bertambahnya V
akan menyebabkan
mengecilnya . Untuk
Gambar 4. Spektrum sinar x tungsten dan satu harga V, untuk
molibdenum pada potensial pemercepat 35 target molibdenum dan
kV tungsten harganya sama.
Duane dan Hunt
menemukan secara eksperimen bahwa berbanding terbalik dengan V ;
hubungannya dinyatakan oleh

15
Sifat Materi dari Gelombang

Jadi, produksi sinar x , kecuali puncak-puncak yang disebutkan dalam nomor 1


merupakan efek fotolistrik balik. Dibandingkan dengan energi foton yang
ditransformasikan menjadi energi kinetik elektron , maka energi kinetik elektron ini
ditransformasikan menjadi energi foton. Panjang gelombang pendek berarti frekuensi
tinggi, sedangkan frekuensi tinggi berati berenergi foton tinggi hv.
Karena fungsi kerja hanya beberapa elektronovolt, sedangkan potensial
pemercepat dalam tabung sinar x biasanya puluhan atau ratusan ribu volt, kita dapat
mengabaikan fungsi kerja dan menafsirkan batas panjang gelombang terkecil dan
persamaan dibawah yang bersesuaian dengan hal di mana seluruh energi kinetik K =
Eva dari elektron yang datang seluruhnya diberikan pada foton tunggal berenergi
hVmaks. Jadi

Jelaslah dapat kita dapat


memandang produksi sinar-x
sebagai kebalikan dari efek fotolistrik.

6. DIFRAKSI SINAR X
Bagaimana panjang gelombang sinar-x diukur.
Difraksi sinar-x merupakan proses hamburan sinar-x oleh bahan kristal. Pembahasan
mengenai difraksi sinar-x mencakup pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal
berikut ini:
1. pembentukan sinar-x
2. hamburan (scattering) gelombang elektromagnetik
3. sifat kekristalan bahan (kristalografi)

Sejalan perkembangan ilmu pengetahuan diketahui bahwa sinar-x adalah radiasi


elektromagnetik transversal, seperti cahaya tampak, tetapi dengan panjang gelombang
yang jauh lebih pendek. Jangkau panjang gelombangnya tidak terdefinisi dengan jelas
tetapi diperkirakan mulai dari panjang gelombang cahaya ungu hingga sinar gamma yang
dipancarkan oleh bahan-bahan radioaktif. Dalam kristalografi, panjang gelombang yang
digunakan berkisar antara 0.5 hingga 2.5 (Guinier 1963). Penting untuk diketahui bahwa
gelombang elektromagnetik memiliki interpretasi ganda: sebagai gelombang dan sebagai

16
Sifat Materi dari Gelombang

partikel. Pembahasan difraksi sinar-x banyak menggunakan sinar-x yang membawa sifat
gelombang.
Dalam bagian difraksi sinar X akan dibahas mengenai :
1) Hamburan Oleh Tiap Atom
Sebuah kristal terdiri dari deretan atom yang teratur letaknya. Masing-masing atom
dapat menghamburkan gelombang elektromagnetik yang datang padanya. Mekanisme
hamburan tersebut dapat dijelaskan secara langsung. Sebuah atom dalam medan listrik-
tetap akan terpolarisasi karena elektronnya yang negatif dan intinya yang positif
mengalami gaya yang berlawanan. Gaya ini relatif kecil dibanding gaya ikat atom,
sehingga yang terlihat adalah distribusi ang terdistorsi yang setara dengan dwikutub
listrik. Suatu medan elektromagnetik yang berfrekuensi v, polarisasi (pengutubannya)
berubah bolak-balik dengan frekuensi yang sama v. jadi dwikutub listrik berosilasi dan
mengambil energi dari gelombang yang datang padanya sehingga amplitudonya
berkurang. Sebaliknya jila dwikutub berosilasi ini memancarkan gelombang
elektromagnetik berfrekuensi v, maka gelombang sekunder ini akan menyebar ke segala
arah kecuali di sepanjang sumbu dwikutub. Dalam kumpulan atom yang mengalami
radiasi atom tak terpolarisasi, maka radiasi sekundernya isotropik (sama dalam semua
arah) karena ontribusi atom yang acak.

2) Interferensi Sinar X yang Dihambur


Berkas sinar x (monokromatik) yang jatuh pada sebuah kristal akan dihamburkan ke
segala arah, tetapi karena keteraturan letak atom-atom, pada arah tertentu gelombang
hambur itu akan berinterferensi konstruktif sedangkan lainnya berinterferensi
destruktif. Syarat yang diperlukan supaya radiasi yang dihamburkan atom kristal
membentuk interferensi konstruktif dapat diperoleh dari diagram seperti gambar
dibawah ini

17
Sifat Materi dari Gelombang

Suatu berkas sinar x yang panjang gelombangnya jatuh pada kristal dengan sudut
terhadap permukaan bidang Bragg yang jarak antar atom dalam kristal adalah d.
Seberkas sinar mengenai atom A pada bidang pertama dan atom B pada bidang
berikutnya dan masing masing atom menghambur sebagian berkas tersebut dalam
arah rambang. Interferensi konstruktif hanya terjadi antara sinar terhambur yang
sejajar dan beda jarak jalannya tepat , 2, 3, dan seterusnya. Jadi beda jarak jalan
harus n, dengan n menyatakan bilangan bulat.

Gambar 2.16. Dua kumpulan bidang Bragg dalam kristal NaCl


3) Syarat Bragg
Representasi matematis syarat terjadinya difraksi diberikan oleh Hukum Bragg
2 sin = = 1,2,3,
dengan d adalah jarak antar-bidang (interplanar spacing), adalah sudut Bragg dan
adalah panjang gelombang radiasi. Hukum Bragg dapat dikatakan sebagai representasi
non-vektorial dua dimensi sebagai syarat terjadinya difraksi.

18
Sifat Materi dari Gelombang

Di samping representasi dalam bentuk Hukum Bragg, terjadinya difraksi harus


memenuhi 3 persamaan Laue yang dinyatakan dengan

Tiga persamaan Laue bukan sesuatu yang lain dalam konteks syarat terjadinya
difraksi dipandang dari bahasan Hukum Bragg. Ketiga persamaan tersebut hanyalah
representasi vektorial tiga dimensi dari syarat difraksi.

Gambar 2.15. hamburan radiasi gelombang elektromagnetik oleh sekelompok atom.


Gelombang datar yang datang dipancarkan kembali sebagai gelombang bola.

4) Mencari Jarak Antar Bidang Bragg


Jarak dasar yang diperlukan ialah d=d1, karena dari sini kita dapat memakai geometri
sederhana untuk mencai d2 dan jarak-jarak lainnya antar bidang-bidang Bragg. Karena
d menyatakan jarak antara atom yang bersebelahan dalam Kristal,ini berarti terdapat
1/d atom per meter sepanjang suatu sumbu Kristal dan terdapat 1/d3 atom per meter
kubik dalam Kristal itu. Jika massa rata-rata atom ialah m dan kerapatan Kristal secara
keseluruhannya adalah , maka
/
= = =
1/( )

19
Sifat Materi dari Gelombang

3
=

Untuk mencari m kita ingat rumus massa M dari senyawa kimia yang merupakan
jumlah massa atomic dari unsur-unsur pembentuknya yang dinyatakan dalam satuan
massa atomic (u), dengan
1 = 1,66 10
Dan = "/ = (/) (1,66 10/)
Maka jarak atomic
== (/) (1,66 10/)

Gambar 2.18. spektrometer sinar-x

7. Produksi Pasangan
Energi Menjadi Materi
Foton dapat menjelma menjadi pasangan electron-positron.
Sebuah foton dapat menyerahkan seluruh atau sebagian energy hv pada sebuah
electron, mungkin juga foton menjelma menjadi sebuah electron dan sebuah positron
(electron positif), suatu proses perubahan energy elektromagnetik menjadi energy
diam.

Energy diam 0 2 dari electron atau positron ialah 0,51 MeV, jadi produksi
pasangan memerlukan energy foton sekurang-kurangnya 1,02 MeV. Setiap tambahan
energy foton akan menjadi energy kinetic electron dan positron. Panjang gelombang
foton maksimum yang bersesuaian dengan itu ialah 1,2 pm. Gelombang
elektromagnetik dengan panjang sebesar itu disebut sinar gamma yang didapatkan
dalam alam sebagai pancaran dari inti radioaktif dan dalam sinar kosmik.

20
Sifat Materi dari Gelombang

Gambar 2.22 produksi pasangan foton yang berenergi cukup tinggi menjelma
menjadi pasangan elektron-positron

Pemusnahan Elektron Positron


Kebalikan produksi pasangan terjadi bila positron berdekatan dengan electron
dan keduanya saling mendekati dibawah pengaruh gaya tarik menarik dari muatan
yang berlawanan. Kedua partiket tersebut musnah pada saat yang sama dan massa
yang musnah tersebut menjadi energy dan foton sinar gamma yang tercipta.
+ + +
Massa total positron dan electron setara dengan 1,02 MeV dan foton berenergi
hv = 0,51 MeV ditambah dengan setengah kali energy partikel relative terhadap pusat
massanya. Arah penjalaran foton adalah sedemikian sehingga kekekalan energy dan
momentum linear terpenuhi dan tak ada inti atau partikel lain diperlukan supaya
peristiwa tersebut terjadi.

8. Foton dan Gravitasi


Gravitasi mempengaruhi cahaya walaupun foton tak mempunyai massa diam.
Foton berperilaku sangat serupa dengan partikel biasa dalam situasi tertentu.
Teori Relativitas Umum
Teori relativitas khusus berasal dari usaha untuk menyatakan besaran fisika
sedemikian sehingga hukum itu berlaku dalam semua kerangka acuan yang bergerak
dengan kecepatan tetap satu terhadap lainnya. Hal ini merupakan postulat pertama
dari relativitas khusus. Teori relativitas umum meninjau efek gerak dipercepat pada
benda yang kita amati dan telah menghasilkan pandangan yang dalam mengenai
gejala gravitasi dan sifat alam semesta.
Prinsip Kesetaraan
Merupakan prinsip sentral dalam teori umum : Seorang pengamat dalam
laboratorium tertutup tidak dapat membedakan antara efek yang ditimbulkan oleh
medan gravitasi dan efek yang ditimbulkan oleh percepatan dilaboratoriumnya.
Prinsip ini diturunkan dari pengamatan eksperimental yang menyatakan bahwa massa
inersial (kelembaman)satu benda sama dengan massa gravitasinya. Perbedaan antara
kedua jenis massa terletak pada kenyataan bahwa massa kelembaman suatu benda
menentukan respon terhadap gaya yang diterapkan, sedangkan massa gravitasi suatu
benda menentukan gaya yang dialami benda yang ditimbulkan oleh tarikan gaya
gravitasi benda lain.

21
Sifat Materi dari Gelombang

Cahaya Dipengaruhi Gravitasi


Berdasarkan dari dua jalur pemikiran menyimpulkan bahwa cahaya harus
mengalami efek gravitasi. Pertama walaupun foton tidak mempunyai massa diam,
tetapi foton ketika bertumbukan berperilaku seakan-akan mempunyai massa sebesar
massa foton.

= = 2

Karena massa gravitasi tidak bisa dibedakan dari massa kelembaman, maka cahaya
pun harus dipengaruhi gravitasi.
Seberkas cahaya yang melintas sebuah laboratorium yang dipercepat. Jejak cahaya
yang melengkung terhadap laboratorium haruslah sama seperti cahaya yang
mengalami medan gravitasi yang besar percepatan medannya setara dengan
percepatan laboratorium itu.

Gambar 2.23 Menurut prinsip kesetaraan (ekivalensi), kejadian yang terjadi pada
laboratorium yang dipercepat, tidak bisa dibedakan dari kejadian yang terjadi dalam
medan gravitasi. Jadi pembelokan berkas cahaya relatif terhadap pengamat dalam
laboratorium yang dipercpat harus serupa dengan pembelokan cahaya dalam medan
gravitasi.

Matahari Membelokkan Cahaya Bintang


Jika cahaya dipengaruhi gravitasi, maka cahaya yang melewati dekat benda
yang massif seperti matahari harus mengalami pembelokan.ramalan deviasi untuk
cahaya yang menyinggung matahari ialah 0,0005 dan deviasi sebesar itu betul-betul
telah diamati untuk cahaya bentang ketika terjadi gerhana matahari, ketika bulatan
matahari ditutup oleh bulan.
Prosedurnya ialah dengan membandingkan kedudukan bintang-bintang yang muncul
di langit dekat matahari pada saat terjadi gerhana dengan kedudukannya pada saat lain
ketika cahayanya tidak melewati dekat matahari.
Cahaya Bertambah Energinya Bila Jatuh dalam Medan Gravitasional

22
Sifat Materi dari Gelombang

Bila kita menjatuhkan sebuah batu bermassa m dari ketinggian H dekat


permukaan bumi, tarikan gravitasi bumi akan mempercepat batu itu ketika jatuh dan
batu itu mendapatkan energy ketika sampai di tanah. Energy kinetic akhir batu
1
2 sama dengan , sehingga kelajuan akhirnya adalah 2.
2

Gambar 2.24 cahaya bintang yang melewati dekat matahari dibelokkan oleh medan
gravitasi yang kuat. Pembelokkannya dapat diukur ketika gerhana matahari, ketika
bulatan matahari tertutup oleh bulan.

Semua foton menjalar dengan kelajuan cahaya sehingga tidak mungkin


bergerak lebih cepat lagi. Namun, foton yang jatuh melalui jarak H dapat
memanifestasikan pertambahan energy dalam bentuk lain, yaitu dengan
pertambahan frekuensi dari v ke v.
Karena perubahan frekuensi ini sangat kecil menurut eksperimen dalam skala
laboratorium, kita dapat mengabaikan massa foton 2 .
= +
= +
dan karena

= + ( 2 )

Energi foton setelah jatuh melalui tinggi H

= (1 + 2 )

23
Sifat Materi dari Gelombang

Gambar 2.25 foton yang jatuh dalam medan gravitational mengalami pertambahan
energi serupa dengan batu yang jatuh. Pertambahan energi ini terlihat dalam
pertambahan frekuensi dari v menjadi v.

24
Sifat Materi dari Gelombang

Daftar Pustaka

Buku:

Bahtiar, A. 2014. Fisika Modern, Definisi, Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Erlangga
Haliday, D., & Resnick, R. 1984.Fisika Moderen. Jakarta: Erlangga
Liong, T.H. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga

Internet:

Anonim.2014.Mekanika Kuantum.http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_kuantum. Di akses


pada 8 agustus 2017.
Anonim.2014.Teori Kuantum.http://www.forumsains.com. Di akses pada 8 agustus 2017.

25

Anda mungkin juga menyukai