FISIKA KUANTUM
SIFAT MATERI DARI GELOMBANG
1. GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Penggandengan medan listrik dan magnetik yang bergerak dengan kelajuan cahaya
dan menimbulkan perilaku gelombang yang khusus.
Dalam tahun 1864 ahli fisika Inggris james Clerk Maxwell mengemukakan bahwa
muatan listrik yang dipercepat menimbulkan gangguan listrik dan magnetik yang terkait yang
menjalar terus-menerus melalui ruang hampa. Jika muatan bergetar periodis,
gangguannyaadalah gelombang komponen listrik dan magnetiknya saling tegak lurus pula pada
getar seperti pada gambar 2.1
Gambar 2.1 medan listrik dan magnetik dari gelombang elektromagnetik adalah saling tegak
lurus dan tegak lurus juga pada arah menjalar gelombang.
Dari pekerjaan Faraday sebelumnya, Maxwell mengetahui bahwa medan magnet yang
berubah dapat mengimbas arus dalam sosok (loop) kawat. Jadi, medan magnetik yang berubah
mempunyai efek yang sama denagn medan listrik. Maxwell mengemukakan kebalikannya
dalam medan magnet yang berubah menimbulkan medan magnetik yang berkaitan. Medan
listrik yang ditimbulkan oleh imbasan elektromagnetik dapat diperlihatkan denagn mudah
karena logam mempunyai hambatan listrik yang kcil; maka yang lemah dapat menimbulakn
arus listrik dalam logam yang dapat diukur. Medan magnetik yang lemah sulit untuk diukur ,
dab hipotesis Maxwell dilandasi oleh penalaran berdasarkan simetri dibandingkan dengan
penemuan eksperimental.
Jika Maxwell benar, gelomabang elektromagnetik harus terjadi. Dalam gelombang ini
berbagai medan listrik dan magnetik yang berubah-ubah tergandeng oleh imbasan
elektromagnetik sedangkan mekanisme sebaliknya diusulkan oleh Maxwell. Maxwell
menunjukkan bahwa kelajuan gelombang oleh elektromagnetik dalam ruang hampa diberikan
oleh
1 108
= = 2,998
Dengan menyatakan permitivitas ruang hampa dan permeabilitas magnetik.ini
sama dengan kelajuan cahaya. Kesesuaian ini bukan kebetulan saja, dan Maxwell mengambil
kesimpulan bahwa cahaya terdiri dari gelombang elektromagnetik.
Ketika Maxwell masih hidup konsep gelombang elektromagnetik belum mendapatkan
dukungan eksperimental. Akhirnya dalam tahun 1888, ahli fisika Jerman Heinrich Hertz
membuktikan bahwa gelembang elektromagnetik betul ada dan berperilaku tepat seperti
ramalan Maxwell. Hertz menimbulkan gelombang dengan menggunakan arus bolak-balik
dalam celah udara antara dua bola logam. Lebar celah itu diatur sedemikian rupa sehingga latu
terjadi setiap kali arus mencapai maksimum. Sosok kawat dengan celah kecil merupakan
detektor gelombang elektromagnetik; dalam kawat dapat timbul arus bolak-balik yang
menimbulkan latu pada celah itu. Hertz menentukan panjang gelombang dan kelajuan
2
Sifat Materi dari Gelombang
gelombang yang ditimbulkannya, dan memperhatikan adanya komponen listrik dan magnetik,
dia juga mendapatkan bahwa gelombang ini dapat dipantulkan, dibias, dan mengaami difaksi.
Cahaya bukan satu-satunya contoh dari gelombang elektromagnetik.walaupun semua
gelombnag elektromagnetik mempunyai sifat pokok yang sama, banyak sekali sifat
interferensinya dengan materi bergantung pada frekuensi. Gelombnag cahaya yang merupakn
gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata, memiliki selang frekuensi yang
pendek yaitu mulai dari 4,3 X1014 Hz untuk cahaya merah hingga sekitar 7,5 X 1014 Hz untuk
cahaya ungu. Gambar 2.2 memperlihatkan spektrum elektromagnetik dari frekuensi renda yang
dipakai dalam komunikasi radio hingga frekuensi tinggi yang terdapat dalam sinar X dan sinar
Gama.
Siafat karakteristik semua gelomabnag ialah bahwa gelombang itu mempunyai prinsip
super posisi. Bila dua atau lebih gelombang yang alamnya sama melalui satu titik pada saat
yang sama, maka amplitude sesaat disitu ialah jumlah dari amplitudo sesaat dari masing-
masing gelombang.
Gambar 2.2 spektrum gelombang elektromagnetik. Berbagai kategori ini saling bertumpuk ,
kecuali cahaya tampak
3
Sifat Materi dari Gelombang
Interferensi gelombang air. Riak gelombang menyebar melalui permukaan bejan dari dua sumber diatas. Dalam
arah tertentu (misalnya AB) riak tersebut saling ,menguatkan dan gelombangnya lebih tampak. Dalam arah
lain(misalnya CD) riak tersebut saling meniadakan , sehingga gelombangnya menjadi kecil atau tidak ada.
Amplitude sesaat berarti harga rata-rata pada tempat dan waktu tertentu dari kuantitas
yang menbebtuk gelomabang. (Amplitude tanpa keterangan tambhan berarti harga
maksimum dari variabel gelombang.) Jadi amplitude sesaat tali ynag tergang ialah pergeseran
maksimum tali tersebut yang diukur dari keadaan normal; amplitude gelombang air ialah tinggi
maksimum permukaan air relatif terhadap tekanan tinggi normal; amplitudo gelombang bunyi
ialah perubahan tekanan maksimum relatif terhadap tekanan normal. Karena E=cB pada
gelombang cahaya , amplitudo sesaatnya dapat diambil E atau B. Biasanya , E yang diapakai ,
karena interaksi gelomabng medan listrik cahaya dengan materi menimbulkan efek optis yang
sudah dikenal.
Bila dua atau lebih deretan gelombang bertemu dalam suatu daerah, gelombang itu akan
berinterferensi menghasilkan gelombvang baru yang amplitude sesaat gelombang semula.
Interferensi konstruktif (membangun) berarti gelombang tersebut saling menguatkan denagn
fase sama sehingga menghasilakn amplitude yang lebih besar, dan interferensi destruktif
(menghancur) berarti gelombang tersebut sebagian atau sepenuhnyasaling meniadakan karena
fasenya berbeda (Gambar 2.3). jika gelombang semula memiliki frekuensi yanag berbeda,
hasilnya merupakan campuran dari interferensi konstruktif dana destruktif, seperti dalam
Gambar 3.4.
4
Sifat Materi dari Gelombang
Gambar 2.4 Eksperimen celah ganda Young yang memperlihatkan sifat gelombang dari cahaya, muka
gelomabng adalah muka khayal yang menghubungkan titik-titik dimana gelombang itu berfase sama.
Enyebaran gelomabng sekunder dari kedua celah seolah-olah berasal dari situ merupakan gejala
gelombang karakteristik yang disebut difraksi. Interferensi konstruktif terjadi pada tempat dimana
muka gelombang dari kedua celah itu bertemu.
Gambar 2.5 (a) yang terlihat pada layar dalam eksperimen Young .(b) Asala-mula pola interferensi . Inferensi
konstruktif terjadi jika beda panjang jalan dari celah ke layar adalah 0, , 2 , . Interferensi destruktif terjadi
1 3 5
jika beda panjang jalannya ialah , , ,.....
2 2 2
Interfernsi dan difraksi merupakan sifat khusus dari gelombang partikel yang kita kenal
tidak mempunyai sifat itu. Jadi eksperimen Young merupakan bukti bahwa cahaya adalah
gelombang. Lebih lanjut, teori maxwell memberitahu kepada kita jenis gelombang tersebut,
5
Sifat Materi dari Gelombang
yaitu elektromagnetik. Sampai akhir abad kesembilanbelas tampaknya sifat cahaya sudah
tertentu.
2. EFEK FOTOLISTRIK
Energy elektron yang dibebaskan cahaya bergantung pada frekuensi cahaya itu.
Dalam eksperimennya, Hertz memperlihatkan bahwa latu pada celah transmiter
terjadi bila cahaya ultraungu diarahkan pada salah satu bola logamnya. Ia tidak melanjutka
percobaan tersebut, tetapi ahli fisika lainnya meneruskan eksperimen tersebut. Mereka
menemukan bahwa penyebabnya adalah elektron yang terpancar bila frekuensi cahaya cukup
tinggi. Gejala ini dikenal dengan sebagai efek fotolistrik.
Gambar 2.6 memberi ilustrasi jenis alat yang dipakai dalam eksperimen serupa itu.
Tabung yang divakumkan berisi dua elektrode yang dihubungkan dengan rangkaian
ekstermal seperti terlihat dalam gambar, dengan keping logam yang permukaannya
mengalami iradasi yang dipakai sebagai anode. Sebagian fotoelektron yang muncul dari
permukaan mengalami radiasi mempunyai energi yang cukup untuk mencapai katode
walaupun muatannya negative, dan electron serupa itu membentuk arus yang dapat diukur
oleh ammeter dalam rangkaian itu. Ketika potensial perintang V ditambah lebih sedikit atau
melebihi suatu harga V0 yang besarnya dalam orde beberapa volt, tidak ada elektron yang
mencapai katode dan arusnya terhenti.
6
Sifat Materi dari Gelombang
Gambar 2.7 Arus fotoelektron sebanding dengan intensitas cahaya untuk semua tegangan
perintang. Pemadaman voltase Vo adalah sama untuk semua intensitas cahaya dari frekuensi
yang diberikan v.
Gambar 2.8 tengangan penghenti Vo bergantung dari frekuensi v dari cahaya. Bila tegangan
perintang v = o arus fotolistrik sama untuk cahaya yang berintensitas sama takbergantung
dari frekuensinya.
Kita tinjau cahaya yang jatuh pada permukaan zat natrium dalam peralatan seperti
pada gambar 2.6. arus fotolistrik terdeteksi jika arus elektromagnetik 10-6 W/m2 terserap oleh
permukaan. Sekitar 1019 atom tersapat pada lapisan natrium setebal 1 atom yang luasnnya 1
m2, sehingga jika kita anggap cahaya datang diserap pada lapisan teratas dari atom0-atom
natrium, masing-masing atom akan menerima energi rata-rata dengan laju 10-25 W. Pada laju
ini 1,6 x 106 s sekitar 2 minggu diperlukan oleh seebuah atom untuk mengumpulkansekitar
1eV energi yang biasa dimiliki fotoelektron, dan jik kita memasukkan beberapa elektronvolt
yang diperlukan untuk menarik elektron ke luar dari permukaan natrium, waktu yang
diperlukan menjadi sekitar 2 bulan. Dalam waktu maksimum yang diperbolehkan 10-9 s,
teori elektromagnetik ,menyatakan bahwa atom natrium rata-rata hanya mengumpulkan 10-15
eV untuk diberikan pada satu elektronnya.
Bila dipandang dari teori gelombang ialah fakta bahwa energi fotoelektron bergantung
pada frekuensi cahaya yang dipakai (gambar 2.8). pada frekuensi dibawah frekuensi kritis
yang merupakan karakteristik dari masing-masing logam, tidak terdapat elektron apapun
yang dipancarkan. Diatas frekuensi amabng ini fotoelektron mempunya selang energi dari 0
sampai suatu harga maksimum tertentu, dan harga maksimum ini bertambah secara linear
terhadap frekuensi. Frekuensi yang lebih tinggi menghasilkan energi fotoelektron maksimum
yang lebih tinggi pula. Jadi cahaya biru yang lemah menimbulkan elektron dengan energi
yang lebih tinggi daripada yang ditimbulkan oleh cahaya merah yang kuat, walaupun cahaya
merah menghasilkan jumlah yang lebih besar.
7
Sifat Materi dari Gelombang
Gambar 2.9 plot energi fotoelektron maksimum Kmaks terhadap frekuensi v dari cahaya yang
datang untuk beberapa eksperimen. Jelaslah bahwa hubungan antara Kmaks dan frekuensi v
mengandung tetapan pembanding yang dapat dinyatakan dalam bentuk
v0 menyatakan frekuensi ambang, dibawah frekuensi tersebut tidak terdapat pancaran foto
dan h menyatakan tetapan. Penting untuk diperhatikan harga h adalah 6,626 x 10-34 J.s selalu
sama, walaupun v0 berubah untuk logam yang berlainan disinari.
3. EFEK COMPTON
Foton dan elektron berlaku sebagai bola lilliard
Menurut teori kuantum cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya foton tidak
mempunyai massa diam. Jika hal ini benar kita harus bisa menganalisis tumbukan antara
foton dengan elektron, misalnya, dengan cara yang sama seperti tumbukan bola billiard
dianalisis dalam mekanika pendahuluan.
Gambar 2.19 (a) Penghamburan foton oleh elektron disebut efek compton. (b) Diagram
vektor momentum dan komponen foton hambur dan datang serta elektron hamburnya.
8
Sifat Materi dari Gelombang
koordinat laboratorium) dan kemudian mengalami hamburan dari arahnya semula sedangkan
elektronnya menerima impuls dan mulai bergerak. Dalam tumbukan ini foton dipandang
sebagai partikel yang kehilangan sejumlah energi yang besarnya sama dengan energi kinetik
K. Jika semula foton memiliki frekuensi v maka foton hambur mempunyai frekuensi yang
lebih rendah v, sehingga
Kehilangan energi foton = Energi yang diterima elektron
hv hv = K
momentum partikel tak bermassa berkaitan dengan energi menurut rumus : E = p. Karena
energi foton ialah hv maka momentumnya adalah
p= =
Dalam tumbukan momentum harus kekal dalam masing-masing sumbu dari kedua
sumbu yang saling tegak lurus. Arah yang dipilih disini ialah arah foton semula dan satu lagi
tegak lurus pada bidang yang mengandung elektron dan foton tersebut. (lihat gambar 2.19)
Momentum foton semula ialah hv/c momentum foton hambur ialah hv/c dan momentum
elektron awal sektor akhir ialah, berurutan 0 dan p.
Momentum awal = momentum akhir
+0= cos + cos
Dan tegak lurus pada arah ini
Hubungan ini akan lebih sederhana jika dinyatakan dalam panjang gelombang sebagai
pengganti frekuensi.
9
Sifat Materi dari Gelombang
1 1
Dan karena = =
Persamaan diatas diturunkan oleh Arthur H. Compton pada awal tahun 1920, dan
gejala dan diperikannya yang pertama kali diamatinya, dikenal sebagai efek Compton. Gejala
ini menunjukkan bukti kuat yang mendukung teori kuantum radiasi.
Persamaan diatas memberikan perubahan panjang gelombang yang diharapkan terjadi
untuk foton yang terhambur dengan sudut oleh partikel yang bermassa diam mo dan
perbedaan ini tidak bergantung dari panjang gelombang foton datang . Kuantitas
Disebut panjang gelombang Compton dari partikel penghambur; untuk elektron besarnya
adalah = 2,426 x 10-12 m, dengan 2,426 pm (1 pm = 1 picometer = 10-12 m). Sehingga
persamaannya menjadi
Dari persamaan itu kita lihat bahwa perubahan panjang gelombang terbesar yang dapat terjadi
ialah pada = 180o ketika itu perubahan panjang gelombang menjadi dua kali panjang
gelombang compton. Maka perubahan panjang gelombang maksimum dalam efek Compton
adalah 4,852 pm.
Demonstrasi eksperimental efek Compton dapat dilakukan secara langsung. Seperti
dalam gambar 2.20 seberkas sinar-x dengan panjang gelombang tunggal yang diketahui
diarahkan pada target (sasaran), dan panjang gelombang sinar-x hambur juga ditentukan
untuk berbagai sudut . Hasilnya ditunjukan pada gambar 2.21; hasil ini menunjukkan
pergeseran panjang gelombang seperti yang diramalkan pada persamaan diatas. Tetapi pada
masing-masing sudut sinar-x hambur juga sinar-x dengan panjang gelombang awal. Hal ini
tidak terlalu sukar untuk dimengerti. Dalam penurunan persamaan diatas dianggap bahwa
partikel hambur dapat bergerak bebas, suatu anggapan yang nalar, karena banyak elektron
dalam materi terikat lemah pada atom induknya. Namun, ada elektron lainnya yang terikat
kuat jika elektron ini ditumbuk oleh sebuah foton, seluruh atom bergerak, bukan hanya
elektron tunggalnya. Dalam kejadian seperti ini besar mo yang dipakai dalam persamaan 2.17
ialah massa seluruh atom yang besarnya beberapa puluh ribu kali besar massa elektron,
sehingga hasil pergeseran Comptonnya sedemikian kecil sehingga tidak terdeteksi.
10
Sifat Materi dari Gelombang
11
Sifat Materi dari Gelombang
tidak perlu sangat panas untuk bisa memancarkan gelombang elektromagnetik semua benda
memancarkan energi seperti itu secara kontinu tidak perduli pada temperaturnya. Pada
temperatur kamar sebagian besar radiasinya terdapat pada bagian inframerah dari spektrum
sehinga tidak terlihat.
Sifat yang dapat diamati dari radiasi benda hitam ini penanamaan serupa itu akan
dikemukakan alasannya dalam bab 9. Planck dapat menurunkan rumus yang dapat
menerangkan radiasi spektrum ini (kecerahan relatif dari berbagai panjang gelombang yang
terdapat) sebagai fungsi dari temperature dari benda yang meradiasikannya kalau ia
menganggap bahwa radiasi yang dipancarkan terjadi secara tak kontinu (diskontinu),
dipancarkan dalam catuan kecil, suatu anggapan yang sangat asing dalam teori
elektromagnetik. Catuan ini disebut kuanta.
Planck mendapat bahwa kuanta yang berpautan dengan frekuensi tertentu v dari cahaya,
semuanya harus berenergi sama dan bahwa energi ini berbanding lurus dengan v. Jadi
Energi kuantum
E = hv
(2.2)
Energi kuantum = (Tetapan Planck)(Frekuensi)
Kuantitas h, pada waktu ini disebut tetapan Planck, berharga
Tetapan Planck
Ketika Planck harus menganggap bahwa energi elekrtomagnetik yang diradiasikan oleh
benda timbul secara terputus-putus, Planck tidak pernah menyangsikan bahwa penjalarannya
melalui ruang merupakan gelombang elektromagnetik yang kontinu. Einstein mengusulkan
bukan saja cahaya dipancarkan menurut suatu kuantum pada suatu saat, tetapi juga menjalar
menurut kuanta individual; anggapan yang lebih berlawanan dengan fisika klasik.
Menurut hipotesis ini efek fotolistrik dapat diterangkan dengan mudah. Rumusan empiris
persamaan (2.1) dapat ditulis
Efek fotolistrik
Menurut Einstein, tiga suku dalam persamaan (2.3) dapat ditafsirkan sebagai berikut
hv = isi energi dari masing-masing kuantum cahaya datang
Kmaks = energi fotoelektron maksimum
hv0 = energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron dari
permukaan logam yang disinari
harus ada energi minimum yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan diri dari
permukaan logam, jika tidak, tentu elektron akan terlepas walaupun tidak ada cahaya yang
datang (gambar 2.10) energi hv0 merupakan karaktristik dari permukaan itu yang disebut
fungsu kerja. Jadi persamaan (2.3) menyatakan bahwa
12
Sifat Materi dari Gelombang
Gambar 2.10 jika energi hvo (fungsi kerja permukaan) diperlukan untuk membebaskan
elektron dari permukaan logam, maka energi kinetik elektron yang maksimum menjadi hv
hvo bila cahaya dengan frekuensi v jatuh pada permukaan.
Beberapa contoh fungsi kerja fotolistrik terlihat dalam tabel 2.1. Untuk melepaskan
elektron dari permukaan logam biasanya memerlukan separuh dari energi yang diperlukan
untuk melepaskan elektron dari atom bebas dari logam yang bersangkutan.
Seperti yang kita lihat, foton cahaya berfrekuensi v berenergi hv. Untuk bisa
menyatakan hv dalam elektronvolt (eV), ingat kembali bahwa
1 eV = 1,60 x 10-19 J
Jadi rumus
6,63 1034 .
=
1,60 1019 /
Energi foton = 4,14 x 10-15 v eV . s (2.4)
13
Sifat Materi dari Gelombang
5. SINAR-X
Foton berenergi tinggi.
Sinar X adalah gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi. Radiasi
elektromagnetik dalam selang panjang gelombang aprokmasi 0,01 hingga 10 nm pada
waktu ini digolongkan sebagai sinar-X. Batasan selang tersebut tidak tajam, pada batas
gelombang kecil tumpang tindih dengan sinar gama,dan batas panjang gelombang besar
bertumpang-tindih dengan cahaya ungu.
Gambar 2.12 merupakan diagram tabung sinar-x. Sebuah katode yang dipanasi
oleh filamen berdekatan yang dilalui arus listrik menyediakan elektron terus menerus
dengan emisi termionika. Perbedaan potensial yang tinggi V dipertahankan antara
katode dengan target logam mempercepat elektron ke arah target tersebut. Permukaan
target membentuk sudut relatif terhadap berkas elektron dan sinar-x yang ke luar dari
target melewati bagian pinggir tabung. Tabung tersebut dihampakan supaya elektron
dapat sampai ke target tanpa berhalangan.
Gambar 3 dan 4 menunjukkan spektrum sinar x yang timbul ketika target tungsten
dan molibdenum ditembaki elektron pada berbagai potensial pemercepat. Kurvanya
menunjukkan dua unsur penting yang tidak bisa diterangkan dengan teori
elektromagnetik :
14
Sifat Materi dari Gelombang
15
Sifat Materi dari Gelombang
6. DIFRAKSI SINAR X
Bagaimana panjang gelombang sinar-x diukur.
Difraksi sinar-x merupakan proses hamburan sinar-x oleh bahan kristal. Pembahasan
mengenai difraksi sinar-x mencakup pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal
berikut ini:
1. pembentukan sinar-x
2. hamburan (scattering) gelombang elektromagnetik
3. sifat kekristalan bahan (kristalografi)
16
Sifat Materi dari Gelombang
partikel. Pembahasan difraksi sinar-x banyak menggunakan sinar-x yang membawa sifat
gelombang.
Dalam bagian difraksi sinar X akan dibahas mengenai :
1) Hamburan Oleh Tiap Atom
Sebuah kristal terdiri dari deretan atom yang teratur letaknya. Masing-masing atom
dapat menghamburkan gelombang elektromagnetik yang datang padanya. Mekanisme
hamburan tersebut dapat dijelaskan secara langsung. Sebuah atom dalam medan listrik-
tetap akan terpolarisasi karena elektronnya yang negatif dan intinya yang positif
mengalami gaya yang berlawanan. Gaya ini relatif kecil dibanding gaya ikat atom,
sehingga yang terlihat adalah distribusi ang terdistorsi yang setara dengan dwikutub
listrik. Suatu medan elektromagnetik yang berfrekuensi v, polarisasi (pengutubannya)
berubah bolak-balik dengan frekuensi yang sama v. jadi dwikutub listrik berosilasi dan
mengambil energi dari gelombang yang datang padanya sehingga amplitudonya
berkurang. Sebaliknya jila dwikutub berosilasi ini memancarkan gelombang
elektromagnetik berfrekuensi v, maka gelombang sekunder ini akan menyebar ke segala
arah kecuali di sepanjang sumbu dwikutub. Dalam kumpulan atom yang mengalami
radiasi atom tak terpolarisasi, maka radiasi sekundernya isotropik (sama dalam semua
arah) karena ontribusi atom yang acak.
17
Sifat Materi dari Gelombang
Suatu berkas sinar x yang panjang gelombangnya jatuh pada kristal dengan sudut
terhadap permukaan bidang Bragg yang jarak antar atom dalam kristal adalah d.
Seberkas sinar mengenai atom A pada bidang pertama dan atom B pada bidang
berikutnya dan masing masing atom menghambur sebagian berkas tersebut dalam
arah rambang. Interferensi konstruktif hanya terjadi antara sinar terhambur yang
sejajar dan beda jarak jalannya tepat , 2, 3, dan seterusnya. Jadi beda jarak jalan
harus n, dengan n menyatakan bilangan bulat.
18
Sifat Materi dari Gelombang
Tiga persamaan Laue bukan sesuatu yang lain dalam konteks syarat terjadinya
difraksi dipandang dari bahasan Hukum Bragg. Ketiga persamaan tersebut hanyalah
representasi vektorial tiga dimensi dari syarat difraksi.
19
Sifat Materi dari Gelombang
3
=
Untuk mencari m kita ingat rumus massa M dari senyawa kimia yang merupakan
jumlah massa atomic dari unsur-unsur pembentuknya yang dinyatakan dalam satuan
massa atomic (u), dengan
1 = 1,66 10
Dan = "/ = (/) (1,66 10/)
Maka jarak atomic
== (/) (1,66 10/)
7. Produksi Pasangan
Energi Menjadi Materi
Foton dapat menjelma menjadi pasangan electron-positron.
Sebuah foton dapat menyerahkan seluruh atau sebagian energy hv pada sebuah
electron, mungkin juga foton menjelma menjadi sebuah electron dan sebuah positron
(electron positif), suatu proses perubahan energy elektromagnetik menjadi energy
diam.
Energy diam 0 2 dari electron atau positron ialah 0,51 MeV, jadi produksi
pasangan memerlukan energy foton sekurang-kurangnya 1,02 MeV. Setiap tambahan
energy foton akan menjadi energy kinetic electron dan positron. Panjang gelombang
foton maksimum yang bersesuaian dengan itu ialah 1,2 pm. Gelombang
elektromagnetik dengan panjang sebesar itu disebut sinar gamma yang didapatkan
dalam alam sebagai pancaran dari inti radioaktif dan dalam sinar kosmik.
20
Sifat Materi dari Gelombang
Gambar 2.22 produksi pasangan foton yang berenergi cukup tinggi menjelma
menjadi pasangan elektron-positron
21
Sifat Materi dari Gelombang
Gambar 2.23 Menurut prinsip kesetaraan (ekivalensi), kejadian yang terjadi pada
laboratorium yang dipercepat, tidak bisa dibedakan dari kejadian yang terjadi dalam
medan gravitasi. Jadi pembelokan berkas cahaya relatif terhadap pengamat dalam
laboratorium yang dipercpat harus serupa dengan pembelokan cahaya dalam medan
gravitasi.
22
Sifat Materi dari Gelombang
Gambar 2.24 cahaya bintang yang melewati dekat matahari dibelokkan oleh medan
gravitasi yang kuat. Pembelokkannya dapat diukur ketika gerhana matahari, ketika
bulatan matahari tertutup oleh bulan.
23
Sifat Materi dari Gelombang
Gambar 2.25 foton yang jatuh dalam medan gravitational mengalami pertambahan
energi serupa dengan batu yang jatuh. Pertambahan energi ini terlihat dalam
pertambahan frekuensi dari v menjadi v.
24
Sifat Materi dari Gelombang
Daftar Pustaka
Buku:
Bahtiar, A. 2014. Fisika Modern, Definisi, Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Erlangga
Haliday, D., & Resnick, R. 1984.Fisika Moderen. Jakarta: Erlangga
Liong, T.H. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga
Internet:
25