Anda di halaman 1dari 8

PEMILIHAN LOKASI (Pembobotan Lokasi)

1. Analisa SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)

Lokasi ke 1 (Dusun Kemantren, KecamatanPaciran, Kabupaten Lamongan)

Strength

Lokasi Kemantren di kabupaten Lamongan memiliki kekuatan berupa


infrastruktur yang sangat mendukung untuk dibangun sebuah Industri Perkapalan.
Infrastruktur tersebut meliputi akses jalan Provinsi, Terminal Bus, Kantor Kepala Desa
dan akses menuju Kota Lamongan. Lokasi dusun Kemantren letaknya dekat dengan
Pusat Administratif Kabupaten Bangkalan sehingga infrastrukturnya sangat bagus.

Weakness

Lokasi Kemantren memiliki kelemahan berupa hargatanah yang terlalu mahal


yaitu sebesar Rp. 1.000.000,- / m2, disisi lain kondisi geografis lokasi Sembilangan
yang terdiri dari tanah rawa (Tambak) dan kedalaman perairan yang dangkal,
membutuhkan investasi untuk pengolahan lahan yang besar yakni meliputi proses
reklamasi dan pengerukan.

Opportunities

Lokasi Kemantren memiliki peluang pasar yang besar karena secara geografis
lokasi ini terletak diantara 2 buah pelabuhan besar yaitu Pelabuhan Tanjung Perak dan
Pelabuhan Internasional Kool, Klampis (Rencana). Banyak kapal yang berlalu lalang
di perairan lokasi 1. Untuk saat ini, perairan lokasi Sembilangan masih sepi dengan
aktivitas kapal akan tetapi jika rencana pembangunan Pelabuhan Internasional Kool,
Klampis terealisasi maka akan sangat menguntungkan jika lokasi kemantren tersebut
direalisasikan.
Threats

Lokasi Kemantren memiliki ancaman berupa daya saing galangan kapal yang
besar. Banyak galangan kapal di sekitar lokasi bancaran yaitu PT. PAL, PT. DPS, PT.
Adiluhung, PT. Ben Santosa, PT. Galangan Surya, dan PT. Dumas. Galangan
galangan tersebut merupakan galangan yang besar. Keberadaan galangan galangan
tersebut akan menjadi pesaing bagi galangan yang akan dibangun dalam memperoleh
customer. Disisi lain, kondisi lingkungan di sekitar lokasi galangan rawan dengan
pencurian.

Lokasi ke 2 (Sedayulawas,Brondong,Lamongan)

Strength

Lokasi Sedayulawas memiliki kekuatan berupa harga tanah yang murah sebesar
Rp 75.000,- / m2. Sehingga potensi market yang begitu besar untuk galangan yang
direncanakan di Sedayulawas. Investasi untuk pengelolaan tanah tidak begitu besar
karena hanya membutuhkan dana untuk reklamasi dan tidak memerlukan dana untuk
proses pengerukan.

Weakness

Lokasi Sedayulawas memiliki kelemahan berupa Infrastruktur, letaknya berada


di jalan antar provinsi namun jauh dai pusat kota sehingga keberadaan infrastruktur
masih kurang. Kondisi ini memerlukan perbaikan infrastruktur berupa penyediaan
infrastruktur pendukung dan pembukaan jalan menuju lokasi Galangan. Pada lokasi ini
pengolahan tanah hanya berupa reklamasi karena kondisi tanahnya berupa tanah
kapur..

Opportunities

Lokasi Sedayulawas memiliki peluang pasar yang besar karena secara geografis
lokasi ini terletak diantara pelabuhan besar Pelabuhan Internasional Kool, Klampis
(Rencana). Banyak kapal yang akan berlalu lalang di perairan lokasi 2. selain itu daerah
ini juga tidak ada galangan kapal sehingga persaingan tidak terlalu tinggi.

Threats

Lokasi Sedayulawas memiliki ancaman berupa kondisi lingkungan di sekitar


lokasi galangan rawan dengan begal karena minimnya insfrastruktur dan jauhnya dari
pusat perkotaan.

2. Teori Pembobotan Lokasi

Pembobotan lokasi adalah metode pemilihan lokasi industri secara


kualitatif.Metode ini sangat mudah digunakan karena penilaiannya sangat
subyektif.Metode ini didasarkan pada penilaian lokasi berdasarkan faktor faktor yang
dipertimbangkan. Lokasi yang memiliki penilaian tertinggi maka lokasi tersebut yang
akan dipilih menjadi lokasi perusahaan.
Berikut ini langkah-langkah dalam pembobotan lokasi :
1. Menentukan faktor-faktor yang akan dinilai.
2. Memberikan skor untuk setiap faktor yang dinilai.
3. Memberikan bobot berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing faktor.
4. Mengalikan skor x bobot setiap faktor
Menentukan lokasi dengan mendasarkan pada nilai beban skor tertinggi

Pembobotan Lokasi

Tabel 1 Pembobotan Lokasi

Pertimbangan Bobot

Geografis 20%

Infrastruktur 15%
Tenaga Kerja 5%

Material 15%

Modal 30%

Target Market 10%

Pada tabel 1 menunjukkan pembobotan lokasi yang digunakan untuk


menentukan lokasi mana yang akan dibangun sebagai galangan kapal nantinya. Untuk
nilai dari pembobotan lokasi itu sendiri didasarkan pada buku Plan Layouts
Shipyard sebagai literatur.

Penjelasan:

1. Kondisi geografis
Kondisi geografis yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi
adalah sebagai berikut :
a. Kondisi daratan, meliputi : jenis tanah, mekanika tanah, daya dukung tanah,
topografi.
b. Kondisi perairan meliputi : kedalaman air, pH air, hidrologi, bathimetri.

Kondisi geografis memiliki peranan penting dalam menentukan lokasi yang


akan menjadi industri. Geografis memiliki pertimbangan terbesar kedua setelah
modal yakni sebesar 20%. Angka 20 % yang dijadikan sebagai bobot geografis
sudah sesuai dengan pertimbangan pertimbangan yang disurvey. Angka 20 %
ini, dipertimbangkan karena geografis memiliki kaitannya dengan modal.
Prinsipnya jika semakin tidak memungkinkan kondisi geografis suatu lokasi,
maka akan semakin banyak modal yang dibutuhkan untuk dilakukan perbaikan
terhadap lokasi.
2. Infrastruktur
Infrastruktur merupakan sarana pendukung yang telah disediakan oleh
pemerintah dan telah ada di lokasi yang direncanakan menjadi galangan.
Infrastruktur yang dipertimbangkan meliputi :
1. Sarana Transportasi berupa jalan raya, pelabuhan, bandara udara.
2. Kebutuhan energi yang menyuplai tenaga listrik, air, telekomunikasi, bahan
bakar dan gas.
3. Saluran limbah industry.

Infrastruktur memiliki pertimbangan sebesar 15% dari total keseluruhan.


Angka 15% tersebut diberikan dengan mempertimbangkan kebutuhan sebuah
industry dengan infrastruktur yang menunjang.Sebuah industry sangat
membutuhkan infrastruktur untuk mendukung kinerja. Dengan ketersediaan
infrastruktur yang bagus, maka modal yang diperlukan untuk pembangunan
galangan kapal akan semakin rendah, karena tidak menghabiskan banyak biaya
untuk membangun infrastruktur.

3. Tenaga Kerja

Tenagakerja merupakan kebutuhan dari sebuah industry, karena industry akan


berjalan jika didukung oleh tenaga kerja yang kompeten dalam bidang industry
yang terkait. Hal hal yang dipertimbangkan dalam tenaga kerja meliputi :

1. Sosial dan budaya penduduk


2. Mata pencaharian penduduk
3. Ketersediaan tenaga kerja
4. Pendidikan tenaga kerja

Bobot tenaga kerja sebesar 5 % dari total keseluruhan. Angka 5 % tersebut


diberikan dengan mempertimbangkan pengaruh yang begitu kecil terhadap
industry. Tenaga kerja digunakan sebagai sumber daya manusia yang
menjalankan galangan. Jikalau tenaga kerja di sekitar lokasi yang direncanakan
kurang mendukung maka tenaga kerja bisa diambil dari lokasi Surabaya.

4.Material

Material merupakan kebutuhan pokok dari industry. Tanpa ada


material, maka industry tidak akan berjalan. Hal hal yang dipertimbangkan
dalam material meliputi :

1. Supply material pokok meliputi pipa, pelat, profil


2. Supply logistik industry

Bobot material sebesar 20 % dari total keseluruhan. Angka 20 %


tersebut merupakan faktor yang terbesar kedua setelah modal, karenamaterial
sangat mempengaruhi produktivitas industri, kelancaran supply material sangat
diperhatikan untuk kelancaran produksi kapal. keberadaan industry penunjang
galangan kapal disekitar lokasi harus diperhatikan.

5. Target Market
Target market merupakan sasaran yang menjadi sumber pendapatan
industry. Perencanaan lokasi industry harus memperhatikan kondisi pasar
disekitar lokasi. Hal hal yang dipertimbangkan dalam target market meliputi
:
1. Potensi pasar bangunan kapal baru
2. Potensi pasar kapal reparasi

Bobot target market sebesar 10 % dari total keseluruhan. Angka 10 %


tersebut telah dipertimbangkan berdasarkan ketersedian modal. Target market
tidak begitu mempengaruhi dengan besarnya biaya pembangunan galangan
kapal, akan tetapi target market tersebut mempengaruhi pendapatan galangan
kapal.
3. Pemilihan Lokasi dengan Pembobotan Lokasi

Hasil Pemilihan lokasi berdasarkan pembobotan (beban skor) yang telah


dilakukan oleh anggota kelompok dapat dilihat dalam tabel hasil pembobotan.

Tabel 2 - Hasil pembobotan lokasi

Lokasi
Pertimbangan Bobot
Kemantren Sedayulawas
Geografis 20% 2.8 2.8
Material 20% 3 3
Tenaga Kerja 5% 3 3
Infrastruktur 15% 2 4
Target Market 10% 3 3
Modal 30% 2 4
Total 100% 2.87 3.11

Score
Sangat Baik 4
Baik 3
Cukup 2
Jelek 1
Tabel 2 merupakan tabel hasil pembobotan lokasi yang telah dihitung. Di mana
besarnya pembobotan sudah diperoleh dari tabel 1 tentang pembobotan lokasi. Dari
tabel 2 diperoleh kesimpulan bahwa lokasi yang terpilih akan dibangun menjadi sebuah
galangan kapal adalah lokasi kedua yaitu Sedayulawas.

Proses pembobotan dilakukan dengan subjektif dan sesui pengamatan masing


masing individu di lapangan. Penilaian lokasi dilakukan dengan memanfaatkan kartu
Remi (Bridge).Setiap kartu memiliki skor 1-4. Proses penilaian sangat subjektif dan
setiap individu tidak akan bisa terpengaruh oleh keputusan individu lain. Sehingga
hasil dari pembobotan lokasi sudah sangat sesuai dengan bagaimana kondisi yang ada
di lapangan.

Hasil pembobotan lokasi didapatkan bahwa nilai tertinggi yakni berada di Desa
Sedayulawas yakni sebesar 3,11. Sehingga dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa
lokasi yang direncanakan untuk menjadi lokasi galangan adalah Desa Sedayulawas.
Berdasarkan tabel pembobotan dilihat berdasarkan faktor geografis, tenaga kerja, target
market, dan material, lokasi Buluk Agung dan Sembilangan memiliki nilai yang sama.
Akan tetapi secara infrastruktur Sedayulawas jauh tertinggal dibanding dengan
Kemantren.Jika dilihat dari segi modal, Sedayulawas jauh unggul dibanding dengan
Kemantren.Dikarenakan bobot modal yang sangat tinggi, maka Sembilangan kalah
skor dengan Sedayulawas. Lokasi Kemantren sangat cocok digunakan untuk
perencanaan galangan dengan ketersediaan modal yang banyak.. Meskipun Kemantren
memiliki infrastruktur yang bagus akan tetapi hal ini membuat nilai jual lahan semakin
tinggi, serta biaya perencanaan pengolahan lahan juga tinggi. Hal ini berbeda dengan
Desa Sedayulawas, dengan minimnya infrastruktur yang tersedia, maka nilai lahan
masih jauh murah dibandingkan Kemantren. Tidak diperlukan pembangunan
infrastruktur di Desa Sedayulawas untuk jalan akses ke lokasi galangan dikarenakan
lokasi tepat berada di jalan raya antar provinsi.

Anda mungkin juga menyukai