BAB IV
MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER
1. Data Trafo
Tegangan Nominal
Sistem/ Spesifikasi 150 kV 66 kV 20 kV
Tegangan tertinggi 170 kV 72,5 kV 24 kV
untuk peralatan
Pentanahan Netral Efektif Tahanan Tahanan
Transformator
Tegangan-Pengenal 150 kV 66 kV 20 kV
(sisi tegangan tinggi)
Tingkat Isolasi Dasar 650 kV 325 kV 125 kV
(T.I.D)
Penangkap Petir
Tegangan Pengenal 138 kV 150 kV 75 kV 21 kV 24 kV
Arus pelepasan Nominal 10 kA 10 kA 5 kA
5 kA
Tegangan Pelepasan 460 kV 500 kV 270 kV 76 kV 87 kV
Tegangan percikan
denyut muka gelombang 530 kV 577 kV 310 kV 88 kV 100 kV
(MG)
Tegangan percikan 460 kV 500 kV 370 kV 76 kV 87 kV
denyut estndar
Kelas 10 kA Tugas Berat 10 kA Tugas 5 kA Seri A
ringan
10 kA Tugas 5 kA Seri A
ringan
42
= 3,875 kA
44
= 2(E) / Z
= 2 (1025.KV) / 400
= 5,125 kA/
Jika yang digunakan adalah arrester dengan tegangan pengenal 138 kV,
maka tegangan tertinggi yang mungkin tiba di trafo adalah :
TID trafo 650 kV
Tegangan kerja untuk tegangan pengenal 138 KV adalah 460 kV
(Lihat tabel 4.1)
Gelombang petir yang terjadi untul tegangan pengenal 138 KV
adalah 1030 kV / s (lihat table 4.2)
Maka :
Tegangan tertinggi yang dapat tiba di trafo adalah :
Petir mencapai trafo pada t = 30 / 300 m / s = 0,1 s
Pada trafo gelombang dipantulkan dengan kecuraman 2 x 1030 kV / s
yaitu 2060 kV / s. Gelombang ini akan mencapai arrester kembali setelah
t = 0,2 s. Setelah tegangan ,mencapai 460 kV, arrester bekerja yakni pada
46
Maka :
Tingkat perlindungan arrester adalah
= Ea + 10 % (Ea)
= 500 kV + 0,1 (500 kV)
= 550 kV
Factor perlindungannya adalah
= 750 kV 550 kV
= 200 kV
Uumnya faktor perlindungan diambil 20% dari TID peralatan.
TID peralatan = 20 % x 750 kV
= 150 kV
Karena faktor perlindungan (200 kV) lebih besar dari TID peralatan (150
kV), maka pemilihan arrester dengan tegangan pengenal 150 kV sudah
baik, Karena sudah dapat memberikan factor perlindungan yang baik.
Pada analisa perhitungan, didapat tegangan pengenal arrester
sebesar 132 kV. Sedangkan arrester yang terpasang di lapangan adalah
arrester dengan tegangan pengenal 150 kV. Ini jelas bahwa arrester yang
terdapat di lapangan sudah memenuhi standar. Sebenarnya kalau mau
ekonomis lagi bisa dipasang arrester dengan tegangan pengenal 138 kV.
Karena arrester 138 kV juga sudah bisa dikatakan baik dan memenuhi
standar (lihat table 4.1).
Arrester dengan tegangan pengenal 150 kV mampu bekerja dengan
arus pelepasan sebesar 3,875 kA. Arrester ini juga mampu menahan arus
petir dengan kecuraman 5,125 kA / s. Dengan kecuraman gelombang
tersebut maka kelas dari arrester yang harus dipasang adalah arrester
dengan kelas 10 kA. Karena jika yang dipasang adalah arrester 5 kA, maka
arrester itu tidak akan mampu menahan kecuraman dari arus surja.
Dalam hal koordinasi isolasi, peralatan proteksi lainnya harus
mampunyai TID yang memenuhi standar supaya bisa memproteksi sistem
tenaga. Karena dengan koordinasi yang baik, maka gangguan yang
mungkin terjadi pada sistem tenaga bisa diproteksi, sehingga penyaluran
48
daya terus berlangsung. Umumnya dalam hal mentukan TID dari peralatan
proteksi adalah dengan menggunakan TID dari trafo sebagai pedoman
dalam membuat tegangan tertinggi pada peralatan proteksi tersebut dengan
dikalikan 110%. Jadi, TID yang harus dimiliki oleh peralatan proteksi
lainnya adalah 110 % x 650 kV. Ternyata TID yang terdapat pada
peralatan proteksi lainnya pun sudah memenuhi standar.
Fungsi utama arrester adalah melindungi trafo, karena dilihat dari
segi penyaluran daya dan ekonomisnya trafo merupakan alat yang paling
penting dan paling mahal.jika arrester tidak mampu menahan tegangan
maksimum yang mungkin terjadi, maka akan menimbulkan kerusakan
pada trafo yang mengakibatkan terputusnya penyaluran daya. Jika suatu
gelombang berjalan menuju trafo, terjadi pantulan total dan gelombang ini
kembali ke kawat dengan polaritas yang sama, maka waktu yang
dibutuhkan oleh gelombang berjalan tersebut untuk merambat kembali ke
arrester adalah
Pada awal bab IV ini bisa dilihat dari data peralatan yang
digunakan bahwa di Gardu Induk STIP Marunda, ternyata arrester tidak
hanya dipasang sebelum Gardu Induk, tetapi juga dipasang sebelum trafo.
Arrester yang dipasang sebelum trafo ini mempunyai kelas 20 kA. Dilihat
dari segi keandalannya, arrester 20 kA ini mempunyai keandalan yang
tinggi, karena jika arrester 10 kA gagal memproteksi gangguan yang
terjadi, maka trafo akan tetap aman karena terlindungi oleh arrester 20 kA
ini. Jadi, perlindungan terhadap gangguan petir yang mungkin terjadi pada
Gardu Induk STIP Marunda ini bisa dikatakan sangat baik.
49