Anda di halaman 1dari 13

37

BAB IV
MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER

4.1 Data-Data Peralatan


Adapun penelitian ini dilakukan pada peralatan-peralatan yang terdapat di
Panel distribusi STIP Marunda dengan data-data peralatan sebagai berikut :

1. Data Trafo

Merek : ALSTHOM / FRANCE


TYPE : Outdoor
No Seri : 217309-01
Tahun Pembuatan : 1976
Tahun Operasi : 2001
Daya : 100 MVA
Frekuensi : 50 Hz
Ratio Tegangan : 150/70 kV
Ratio Arus : 385 / 825 A
Tegangan Impedansi : 17,1%
Coling : OFAN / OFAF
Vektor Group : YD5
BIL : 650 / 325 Kv
Berat Total : 98.000 kg
Berat Minyak : 19.000 kg

2. Data Setelah Busbar


2.1 Arrester
Terdapat tiga buah arrester dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merek : ABB HV Switch Gear
Tahun Pembuatan : 1992
38

Rated Voltage : 144 Kv


Kelas : 20 kA
Pressure Rellef Current : 65 kA

2.2 Data Trafo Arus ( CT )


Terdapat tiga buah Trafo Arus dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merek : ABB / Sweden
Tegangan Operasi : 150 kV
Type : IMBD 170 A2
Standar : IEC 185
Tahun Pembuatan : 1990
BIL : 325 / 750 kV
Ratio Arus : 2000 / 5 A
Burden : 30 VA
Kelas : ALF F8 / 5P
2.3 Data Pemutus Tenaga ( PMT )
Merek : ABB HV Switch Gear / Sweden
Type : HPL 170 /31A1
Tahun Pembuatan : 1991
Voltage : 170 kV
Arus Hubung Singkat : 40 kA
Standar : IEC 56
Waktu Buka :0
Waktu Tutup :3s
Waktu Break :2s
BIL : 750 / 325 kV
Frekuensi : 50 Hz
Arus Normal : 3150 A
Media Pemutus : Gas SF6
Massa Gas : 9 kg
Max Working Preassure : 0,6 Mpa
39

Filling 200C : 0,5 Mpa


Signal 200C : 0,54 Mpa
Clocking 200C : 0,54 Mpa
Volume per pole : 95 L
2.4 Data Pemisah ( PMS )
Terdapat tiga buah PMT dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merek : ABB /Sweden
Type : NSA 170 / 1600 C
Tegangan Vn : 170 kV
Bil : 750 kV
Arus In : 2 kA
Arus Terminal : 40 kA
Waktu :1s

3. Data Sebelum Busbar


3.1 Data Pemutus Tenaga ( PMT )
Merek : ASEA / Sweden
Type : 5422 035 - 10
Working Pressure : 214 lb / in2 1,5 Mpa
Test Preassure : 328 lb / in2 2,3 Mpa
Standar : LLOYD3 Rules CL 3
3.2 Data Arus ( CT )
Terdapat tiga buah CT dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merek : ABB HV Switch Gear / Sweden
Type : IMBD 170A 4
BIL : 325 / 750 kV
Standar : 185
Tegangan tetinggi sistem : 170 kV
Frekuensi : 50 Hz
Rating Factor : 1,5
Tahun Pembuatan : 1989
40

3.3 Data Pemisah ( PMS )


Terdapat tiga buah PMS dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merek : ASEA - GENIKI / Greece
Type : NSA 170 1250 B
Tegangan Vn : 170 kV
BIL : 750 kv
Arus Nominal : 1250 A
Arus Termal : 30 kA
Waktu : 3s
3.4 Data Trafo Tegangan (VT)
Terdapat tiga buah PMS dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merek : ASEA / Sweden
Type : CPEE 170 N C
Tahun Pembuatan : 1979
Capacitor Voltage Divider
 Type : CPSE 170 N CE
 Massa : 220 kg
Intermediate Voltage Transformator
 Type : EOCE 24 C
 Massa : 275 kg
Rated Voltage : 150 / 3 kV
Highest System Voltage : 170 kV
BIL : 325 / 750 kV
Frekuensi : 50 Hz
3.5 Data Arrester
Terdapat tiga buah Arrester dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merek : ASEA Sweden
Tahun Pembuatan : 1976
Rated Voltge : 150 kV
Frekuensi : 50 60 Hz
41

Tabel 4.1 Penetapan Tingkat Isolasi Transformator dan Arrester

Tegangan Nominal
Sistem/ Spesifikasi 150 kV 66 kV 20 kV
Tegangan tertinggi 170 kV 72,5 kV 24 kV
untuk peralatan
Pentanahan Netral Efektif Tahanan Tahanan
Transformator
Tegangan-Pengenal 150 kV 66 kV 20 kV
(sisi tegangan tinggi)
Tingkat Isolasi Dasar 650 kV 325 kV 125 kV
(T.I.D)
Penangkap Petir
Tegangan Pengenal 138 kV 150 kV 75 kV 21 kV 24 kV
Arus pelepasan Nominal 10 kA 10 kA 5 kA
5 kA
Tegangan Pelepasan 460 kV 500 kV 270 kV 76 kV 87 kV
Tegangan percikan
denyut muka gelombang 530 kV 577 kV 310 kV 88 kV 100 kV
(MG)
Tegangan percikan 460 kV 500 kV 370 kV 76 kV 87 kV
denyut estndar
Kelas 10 kA Tugas Berat 10 kA Tugas 5 kA Seri A
ringan
10 kA Tugas 5 kA Seri A
ringan
42

Tabel 4.2 Harga Maksimum Tegangan Lebih Gelombang Petir


Arrester rating Front steepness 10 kA Light-and heavy-Duty and 5 kA,
kV rms FOW Serie A
kV/ s Std. FOW
kV, peak Kv, peak
1 2 3 4
108 870 363 418
120 940 940 463
126 980 420 495
138 1.030 460 530
150 1.080 500 577
174 1.160 570 660
186 1.180 610 702
198 1.200 649 746

Tabel 4.3 Harga Tegangan tembus gelombang berjalan pada Hantaran


Udara
No of Disch Dry FOV kV rms Wet FOV kV rms Impulse FOV
10 590 415 945
11 640 455 1.025
12 690 490 1.105
13 735 525 1.185
14 785 565 1.265
15 830 600 1.345
43

4.2 Menentukan Tegangan Pengenal Arrester


Sistem 150 kV
Semua sistem ditanahkan langsung, maka koefisien pentanahannya
adalah 0,8
Maka tegangan pengenal arrester adalah :
Ea = (V kerja arrester x Koefisien pentanahan) x 110 %
Ea = (150 . 103 x 0,8) x 1,1
= 132 kV
Dari table 4.1 diperoleh harga standar untuk tegangan 150 kV
tegangan pelepasan nominal adalah 138 kV.
4.3 Menentukan Arus Pelepasan Arrester
Sistem 150 kV
Jumlah isolator hantaran adalah 11 buah
Tegangan gelombang berjalan yang memasuki Gardu adalah 1025
kV (lihat table 4.3)
Impedansi hantaran adalah 400
Tegangan pengenal arrester adalah 150 kV
Kelas 10 kA
Tegangan pelepasan / tegangan kerja untuk tegangan pengenal 150
kV dan arus 10 kA adalah 500 Kv (lihat table 4.1)

Dengan menggunakan persamaan 3.1, maka dapt diketahui

= 3,875 kA
44

Dengan kecuraman gelombang adalah :

= 2(E) / Z

= 2 (1025.KV) / 400

= 5,125 kA/

4.4 Koordinasi Untuk Sistem 150 kV


Tegangan pengenal arrester 150 kV
Kelas 10 kA
Tingkat Isolasi Dasar trsfo 650 kV
Tegangan kerja 500 kV
Maka :
Tingkat perlindungan arrester dalah :
Ea = 500 . 103 x 1,1
= 550 kV
Hal ini berarti koordinasi isolasi terhadap Gardu Induk sudah baik.
TID untuk peralatan seperti : CT, PMS, PMT, VT, adalah 650 kV x 1,1 =
725 kV. Maka untuk TID-nya dipilih setingkat lebih tinggi, yaitu 750 kV.

4.5 Menetukan Tegangan Tertinggi yang Tiba di Trafo


Transformator, tegangan 150 kV / 70 kV
TID trafo 650 kV
Arrester 150 kV
Kelas 10 kA
Tegangan kerja 500 kV
Jarak trafo ke arrester 30 m
Gelombang petir untuk sistem 150 KV adalah 1080 kV / s (lihat
table 4.2)
Kecepatan rambat pada kawat udara adalah 300 m / s
45

Dengan menggunakan persamaan ( 1 ), dapat diketahui :


Tegangan tertinggi yang tiba di trafo adalah : t = x / v, sehingga
Petir mencapai trafo pada = 0,1 s

Pada trafo gelombang dipantulkan dengan kecuraman 2 x 1080 kV / s


yaitu sebesar 2160 kV / s. Gelombang ini akan mencapai arrester kembali
setelah t = 0,2 s. Setelah tegangan mencapai 500 kV, arrester bekerja
yakni pada t = 0,3 s. Sementara itu di trafo setelah 0,3 s adalah : 2160
Kv X 0,3 s = 648 Kv.
Setelah arrester bekerja, maka gelombang negatif dengan kecuraman 2160
kV / s dipantulkan kembali ke trafo. Sehingga pada trafo hanya muncul
tegangan tertinggi dengan nilai sebesar 648 kV. Ternyata tegangan
tertinggi yang terjadi di trafo ini harganya masih dibawah TID dari trafo.
Ini bisa dikatakan bahwa arrester masih mampu menahan tegangan lebih
petir yang datang dengan gelombang petir yang maksimum.

Jika yang digunakan adalah arrester dengan tegangan pengenal 138 kV,
maka tegangan tertinggi yang mungkin tiba di trafo adalah :
TID trafo 650 kV
Tegangan kerja untuk tegangan pengenal 138 KV adalah 460 kV
(Lihat tabel 4.1)
Gelombang petir yang terjadi untul tegangan pengenal 138 KV
adalah 1030 kV / s (lihat table 4.2)

Maka :
Tegangan tertinggi yang dapat tiba di trafo adalah :
Petir mencapai trafo pada t = 30 / 300 m / s = 0,1 s
Pada trafo gelombang dipantulkan dengan kecuraman 2 x 1030 kV / s
yaitu 2060 kV / s. Gelombang ini akan mencapai arrester kembali setelah
t = 0,2 s. Setelah tegangan ,mencapai 460 kV, arrester bekerja yakni pada
46

t = 0,3 s. Sementara itu, tegangan di trafo setelah 0,3 s adalah : 2060 kV


x 0,3 s = 610 kV. Ternyata arrester 138 kV pun masih mampu menahan
tegangan lebih yang terjadi. Ini berarti arrester 138 kV juga baik
digunakan untuk memproteksi peralatan, seperti trafo.

4.6 Menentukan Letak yang Paling Baik


Trafo tenaga dengan tegangan 150 kV / 70 kV
TID 650 kV
Gelombang terpa 500 kV / s
Hantaran udara tembus isolator untuk 11 buah isolator adalah 1025
kV (lihat tabel 4.3)
Impedansi surja 400
Tegangan kerja Ea 500 kV
Kecepatan rambat 300 m / s

Dengan menggunakan persamaan (3.4), maka diketahui harga untuk


Letak arrester yang paling baik adalah :
Et = Ea + 2. . X / v
650 = 500 + 2 (500 X x / 300
650 kV = 500 kV + 2 ( 500kV)
I = (650kV 500kV) X 300 / 100 KV
= 45 m
Jadi, arrester akan bekerja secara optimal jika tepasang sejauh 45 m dari
trafo.

4.7 Menetukan Baik atau Tidaknya Perlindungan yang Diberikan Arrester


Terhadap Trafo
Tegangan arrester 500 kV
TID arrester untuk tegangan pengenal 150 kV adalah 750 kV
47

Maka :
Tingkat perlindungan arrester adalah
= Ea + 10 % (Ea)
= 500 kV + 0,1 (500 kV)
= 550 kV
Factor perlindungannya adalah
= 750 kV 550 kV
= 200 kV
Uumnya faktor perlindungan diambil 20% dari TID peralatan.
TID peralatan = 20 % x 750 kV
= 150 kV
Karena faktor perlindungan (200 kV) lebih besar dari TID peralatan (150
kV), maka pemilihan arrester dengan tegangan pengenal 150 kV sudah
baik, Karena sudah dapat memberikan factor perlindungan yang baik.
Pada analisa perhitungan, didapat tegangan pengenal arrester
sebesar 132 kV. Sedangkan arrester yang terpasang di lapangan adalah
arrester dengan tegangan pengenal 150 kV. Ini jelas bahwa arrester yang
terdapat di lapangan sudah memenuhi standar. Sebenarnya kalau mau
ekonomis lagi bisa dipasang arrester dengan tegangan pengenal 138 kV.
Karena arrester 138 kV juga sudah bisa dikatakan baik dan memenuhi
standar (lihat table 4.1).
Arrester dengan tegangan pengenal 150 kV mampu bekerja dengan
arus pelepasan sebesar 3,875 kA. Arrester ini juga mampu menahan arus
petir dengan kecuraman 5,125 kA / s. Dengan kecuraman gelombang
tersebut maka kelas dari arrester yang harus dipasang adalah arrester
dengan kelas 10 kA. Karena jika yang dipasang adalah arrester 5 kA, maka
arrester itu tidak akan mampu menahan kecuraman dari arus surja.
Dalam hal koordinasi isolasi, peralatan proteksi lainnya harus
mampunyai TID yang memenuhi standar supaya bisa memproteksi sistem
tenaga. Karena dengan koordinasi yang baik, maka gangguan yang
mungkin terjadi pada sistem tenaga bisa diproteksi, sehingga penyaluran
48

daya terus berlangsung. Umumnya dalam hal mentukan TID dari peralatan
proteksi adalah dengan menggunakan TID dari trafo sebagai pedoman
dalam membuat tegangan tertinggi pada peralatan proteksi tersebut dengan
dikalikan 110%. Jadi, TID yang harus dimiliki oleh peralatan proteksi
lainnya adalah 110 % x 650 kV. Ternyata TID yang terdapat pada
peralatan proteksi lainnya pun sudah memenuhi standar.
Fungsi utama arrester adalah melindungi trafo, karena dilihat dari
segi penyaluran daya dan ekonomisnya trafo merupakan alat yang paling
penting dan paling mahal.jika arrester tidak mampu menahan tegangan
maksimum yang mungkin terjadi, maka akan menimbulkan kerusakan
pada trafo yang mengakibatkan terputusnya penyaluran daya. Jika suatu
gelombang berjalan menuju trafo, terjadi pantulan total dan gelombang ini
kembali ke kawat dengan polaritas yang sama, maka waktu yang
dibutuhkan oleh gelombang berjalan tersebut untuk merambat kembali ke
arrester adalah

Pada awal bab IV ini bisa dilihat dari data peralatan yang
digunakan bahwa di Gardu Induk STIP Marunda, ternyata arrester tidak
hanya dipasang sebelum Gardu Induk, tetapi juga dipasang sebelum trafo.
Arrester yang dipasang sebelum trafo ini mempunyai kelas 20 kA. Dilihat
dari segi keandalannya, arrester 20 kA ini mempunyai keandalan yang
tinggi, karena jika arrester 10 kA gagal memproteksi gangguan yang
terjadi, maka trafo akan tetap aman karena terlindungi oleh arrester 20 kA
ini. Jadi, perlindungan terhadap gangguan petir yang mungkin terjadi pada
Gardu Induk STIP Marunda ini bisa dikatakan sangat baik.
49

Anda mungkin juga menyukai