Anda di halaman 1dari 2

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP-RS HASAN SADIKIN BANDUNG

Bacaan Jurnal
Oleh : Anindita Noviandhari
Sub Bagian : Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Pembimbing : Prof. Dr. Dida A. Gurnida, dr., SpA(K)., M.Kes
dr. Julistio T. B. Djais, Sp.A(K)., M.Kes
dr. Tisnasari Hafsah, Sp.A(K)
dr. Viramitha Kusnandi Rusmil, Sp.A., M.Kes
Hari/tanggal : September 2017

Vitamin D Supplementation Trial in Infancy: Body Composition Effects at 3years of Age in A


Prospective Follow-Up Study from Montral
T. J. Hazell,1 S. Gallo,2 C. A. Vanstone,3 S. Agellon,3 C. Rodd4 and H. A. Weiler3
Pediatric Obesity 12, 3847, February 2017

BACKGROUND The impact of vitamin D status on body composition is not well understood.
OBJECTIVE Evaluate how vitamin D supplementation in infancy affects body composition at 3 years of age.
METHOD Double-blind randomized trial of 132, 1-month-old healthy, breastfed infants randomly assigned to
receive oral vitamin D3 supplements of 400, 800, 1200 or 1600IU/d1 for 11months. In the present analysis, 87
(66%) returned at 3 years of age. Body composition was measured using dual-energy x-ray absorptiometry and
plasma 25-hydroxyvitamin D [25(OH)D] concentrations by liquid chromatography tandem mass spectrometry.
RESULTS Anthropometry, body composition, diet, activity and demographics were similar across dosage
groups at 3 years. Mean 25(OH)D concentration from 1 month to 3 years was higher (P<0.001) in the 1200 IU
group than 800 and 400 IU groups. Children with 25(OH)D concentrations above 75 nmol L1 had lower fat
mass (~450 g; P= 0.049). In multiple linear regression, mean 25(OH)D was associated with lean mass percent (
= 0.06; CI: 0.00, 0.12; P= 0.042), fat mass ( =11.29; CI: 22.06, 0.52; P= 0.048) and body fat percent ( =0.06; CI:
0.12, 0.01; P= 0.045).
CONCLUSIONS: Higher vitamin D status from infancy through to 3 years of age associates with leaner body
composition.
Keywords: 25-hydroxyvitamin D, dose response, fat mass, lean muscle mass, paediatrics.

PENDAHULUAN
Pedoman kesehatan merekomendasikan pemberian suplementasi vitamin D sebesar 400 IU per hari bagi bayi
untuk mempertahankan konsentrasi vitamin D dalam rentang 50-125 nmol/L (20-50 ng/ml). Pada penelitian
sebelumnya, pemberian suplemen vitamin D setidaknya sebesar 400 IU per hari dinyatakan dapat
meningkatkan konsentrasi vitamin D di atas 50 nml/L dan berhubungan dengan lean body composition (LBC).
Vitamin D (25-hidroksivitamin D, [25(OH)D]) juga diketahui memiliki efek positif terhadap LBC pada remaja.
Suatu uji klinis membuktikan bahwa pemberian suplemen vitamin D untuk mengoreksi defisiensi pada remaja
perempuan berhubungan dengan peningkatan lean mass. Namun demikian, efek vitamin D terhadap
komposisi tubuh anak masih belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh
suplementasi vitamin D pada tahun pertama kehidupan terhadap komposisi tubuh pada usia 3 tahun.
Penelitian ini juga akan menganalisis prediktor pembentukan lean mass (LM) dan fat mass (FM) untuk
menjelaskan hubungan antara vitamin D dengan faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan komposisi
tubuh yang sehat.

METODE DAN PROSEDUR


Desain Penelitian ini merupakan penelitian follow-up observasional pada anak usia 3 tahun yang berpartisipasi
dalam penelitan yang telah dipublikasikan sebelumnya mengenai suplementasi 4 dosis vitamin D yang berbeda
pada bayi berusia 1 bulan selama 12 bulan. Pada usia 12 bulan, keluarga partisipan mendapatkan edukasi
mengenai diet dan suplemen untuk mempertahankan kadar normal vitamin D. Variabel Penelitian. Subyek
dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan dosis suplementasi vitamin D (400, 800, 1200, 1600 IU). Informasi
data demografik didapatkan dari orang tua, meliputi indikator status sosioekonomi, edukasi, dan ras. Variabel
yang dianalisis antara lain adalah antropometri (indeks massa tubuh, BB/U, TB/U, BMI/U), konsentrasi vitamin
D, komposisi tubuh (LM, FM, persentase lemak tubuh, dan massa lemak total), level aktivitas fisik (inaktif,
cukup inaktif, cukup aktif, dan sangat aktif), kemampuan motorik, asupan makanan, indeks paparan sinar
matahari, dan jenis kulit. Instrumen yang digunakan dalam pengukuran yaitu dual energy x-ray absorptiometry
(D-XA), habitual activity estimation scale (HAES), peabody developmental motor assessment, serta
spektrofotometer. Analisis Statistik. Uji statisitik pada penelitian ini dilakukan menggunakan SAS versi 9.2.
Data baseline dan perbedaan setelah 3 tahun antargrup dianalisis menggunakan uji anova dan chi-square.
Pengaruh kadar vitamin D terhadap komposisi tubuh dianalisis menggunakan uji t. Model regresi logistik
digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang penting dalam perkembangan anak. Hasil
dianggap signifikan secara statistik jika nilai p <0,05.

HASIL
Sebanyak 87 partisipan (66%) kembali untuk follow-up setelah 3 tahun, terdiri dari 49 laki-laki dan 38
perempuan. Tidak ditemukan perbedaan pada antropometri, diet, aktivitas, peabody, dan variabel demografik
antargrup. Seluruh anak dinyatakan mengalami penambahan LM dan FM selama durasi penelitian. Rerata
kadar vitamin D pada 4 kelompok dari usia 1 bulan hingga 36 bulan berbeda secara signifikan (p <0.001). Anak
yang mendapatkan suplemen vitamin D dengan dosis 1200 IU per hari memiliki rerata yang lebih tinggi
dibandingkan anak yang mendapatkan dosis 400 dan 800 IU per hari. Kadar vitamin D meningkat mulai usia 1
hingga 3 bulan, kemudian semakin menurun hingga usia 36 bulan. Tidak ditemukan pengaruh dosis
suplementasi vitamin D terhadap variabel komposisi tubuh (p <0.357), namun anak dengan kadar vitamin D
>75nmol/L memiliki FM yang lebih rendah (p <0.049). Aktivitas fisik berpengaruh secara signifikan terhadap
FM dan persentase massa lemak (p <0.0034). Anak yang termasuk ke dalam kelompok sangat aktif memiliki
FM dan persentase massa lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok lainnya. Seluruh anak
memiliki kemampuan motorik kasar normal dan tidak didapatkan pengaruh variabel peabody terhadap
komposisi tubuh.

DISKUSI
Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menganalisis pengaruh vitamin D terhadap komposisi
tubuh. Pada penelitian ini didapatkan temuan baru yaitu konsentrasi vitamin D dalam plasma yang lebih tinggi
di awal kehidupan berhubungan dengan komposisi tubuh yang lebih ramping. Anak dengan kadar vitamin D
lebih dari 75 nmol/L pada usia 3 tahun memiliki F M yang lebih rendah. Berdasarkan penelitian ini, 69% subyek
yang mendapatkan vitamin D dengan dosis 1200 IU per hari dapat mencapai kadar tersebut dalam 12 bulan
dibandingkan anak yang mendapatkan suplementasi dengan dosis 400 IU per hari (38%). Variabel lain yang
berpengaruh terhadap komposisi tubuh antara lain adalah jenis kelamin, pendidikan ibu, asupan energi, dan
asupan protein relatif. Anak laki-laki memiliki persentase LM tinggi dan FM serta persentase lemak tubuh lebih
rendah. Ibu yang memiliki pendidikan lebih tinggi berhubungan dengan FM yang lebih rendah. Asupan energi
yang lebih tinggi juga berhubungan dengan LM lebih tinggi. Asupan protein relatif memiliki efek minimal
terhadap kompsisi tubuh. Keterbatasan penelitian ini antara lain adalah subyek yang cenderung homogen,
status vitamin D yang baik, keragaman komposisi tubuh, serta tidak tersedia data follow up pada usia 1 hingga
3 tahun. Subyek yang diikutsertakan pada penelitian ini sebagian besar adalah anak sehat, lahir cukup bulan,
sesuai masa kehamilan, mendapatkan ASI hingga usia 6 bulan, serta memiliki sedikit variasi dalam asupan
mikro dan makronutrien. Selain itu orang tua subyek mayoritas berkulit putih dan subyek mendapatkan
asupan vitamin D adekuat (minimal 400 IU per hari) sejak usia 1 hingga 12 bulan. Hal ini dapat menjadi suatu
perancu dalam menilai hubungan antarvariabel. Selain itu, penelitian ini juga belum mampu menjelaskan
mekanisme efek vitamin D terhadap LBC. Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi mekanisme
pengaruh vitamin D terhadap LBC.

KESIMPULAN
Penelitian observasional jangka panjang ini menyimpulkan bahwa suplementasi vitamin D tidak berpengaruh
terhadap komposisi tubuh. Namun demikian, kadar vitamin D serta aktivitas fisik yang lebih tinggi berkorelasi
positif terhadap LBC.

Anda mungkin juga menyukai