Anda di halaman 1dari 18

1

A. JUDUL

ANALISIS TINGKAT KONSUMSI BAHAN BAKAR (HSD) TERHADAP

JAM JALAN PENAMBANGAN KAPAL ISAP PRODUKSI (KIP) TIMAH

14 BULAN NOVEMBER 2014 SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI

2015 DI LAUT TEMPILANG PROVINSI BANGKA BELITUNG.

B. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara berkembang selalu berusaha meningkatkan

pembangunan di segala bidang untuk meningkatkan daya saing bangsa

terhadap bangsa lain. Seiring dengan perkembangan industri dunia tingkat

kebutuhan logam timah juga semakin meningkat, dimana setiap harinya

logam timah banyak digunakan untuk kebutuhan perindustrian seperti industri

kaleng, industri persenjataan militer, dan industri permesinan maka

kebutuhan akan logam timah dituntut lebih besar agar dapat mengiringi

kebutuhan industri tersebut. Untuk memenuhi ketersediaan bahan galian

timah, maka manusia terus berusaha mencari dan menggali sumber daya alam

yang berada di dalam lapisan bumi.

PT. Timah (Persero) Tbk, merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dalam kegiatan penambangan bijih timah di Indonesia. PT. Timah

(Persero) Tbk, mempunyai dua area produksi penambangan, yaitu

penambangan laut menggunakan Kapal Keruk (KK) dan Kapal Isap Produksi

(KIP), dan juga penambangan darat dengan metoda tambang semprot. Untuk

penambangan di laut lebih ditekankan pada produksi KIP dikarenakan KK

yang sudah tidak efisien lagi. KIP seperti halnya Kapal Keruk dapat
2

dikatakan seperti pertambangan terapung karena selain ada alat penggalian

juga dilengkapi dengan mesin-mesin unit pencucian. KIP Timah 14

merupakan salah satu kapal isap produksi yang dimiliki oleh PT. Timah

(Persero), Tbk. Proses penambangan di KIP Timah 14 dimulai dari

penggalian tanah oleh cutter selanjutnya memasuki pompa hisap, pipa tekan

dan instalasi pencucian.

Sumber energi untuk seluruh aktifitas di KIP Timah 14

menggunanakan bahan bakar. Penggunaan bahan bakar solar / High Speed

Diesel (HSD) sebagai bahan bakar memberikan dampak langsung terhadap

biaya penambangan sehingga membuat PT Timah harus mengevaluasi

penggunaan bahan bakar pada setiap unit yang bekerja untuk menurunkan

biaya penambangan. Langkah evaluasi yang dilakukan adalah dengan

membandingkan antara jumlah penggunaan bahan bakar (Liter) dengan

jumlah jam jalan operasional KIP Timah 14.

Penelitian ini akan difokuskan terhadap masalah penambangan di KIP

Timah 14 pada umumnya yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar.

Untuk mengetahui tingkat konsumsi bahan bakar (HSD) dilakukan tiga

kegiatan utama yaitu pemonitoran, penargetan, dan pelaporan. Dari kegiatan

ini penulis dapat melakukan analisis terhadap tingkat konsumsi bahan bakar

(HSD), selanjutnya penulis dapat mengetahui persamaan dasar (base line)

konsumsi bahan bakar dan penulis juga dapat mengetahui kejanggalan

konsumsi yang terjadi di KIP Timah 14 guna mencegah terjadinya

pemborosan penggunaan bahan bakar (HSD). Selain untuk mengetahui


3

tingkat konsumsi bahan bakar (HSD) setiap bulannya analisis ini juga dapat

dijadikan sebagai pedoman konsumsi bahan bakar (HSD) untuk bulann

selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan

penelitian ini.

C. IDENTIFIKASI MASALAH

Adapun permasalahan yang akan di identifikasi adalah :

1. Kajian teknis mengenai pelaksanaan produksi di KIP 14

2. Kajian teknis mengenai konsumsi bahan bakar (HSD) di KIP Timah 14.

3. Kajian ekonomis terhadap konsumsi bahan bakar (HSD) di KIP Timah 14.

4. Mengkaji hubungan antara konsumsi bahan bakar dan jam jalan produksi

KIP Timah 14.

D. BATASAN MASALAH

Adapun batasan masalah dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagi

berikut:

1. Data pengamatan diambil dari hasil penambangan KIP Timah 14 di bulan

November 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.

2. Faktor yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar hanya didasarkan atas

dua parameter, yaitu jam jalan operasional KIP Timah 14 dan faktor

teknis yang berkaitan dengan penambangan di KIP Timah 14.

3. Penentuan unit yang paling efisien hanya berdasarkan pada konsumsi

bahan bakar saja dan terlepas dari faktor produktifitas alat dan biaya

operasional lainnya.
4

E. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Apa saja yang mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar (HSD) dalam

proses penambangan?

2. Bagaimana hubungan tingkat konsumsi bahan bakar (HSD) dengan jam

jalan operasional KIP Timah 14?

3. Apakah penggunaan bahan bakar (HSD) selama bulan bersangkutan sudah

efektif?

F. MAKSUD DAN TUJUAN

1. MAKSUD

Mengevaluasi penggunaan bahan bakar dalam proses penambangan

dan menentukan hunbungan antara bahan bakar (HSD) dengan jam jalan

operasional KIP Timah 14.

2. TUJUAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh karakeristik lingkungan kerja (daerah

operasional KIP Timah 14) terhadap konsumsi bahan bakar (HSD)

KIP Timah 14.

2. Menentukan parameter yang paling mempengaruhi konsumsi bahan

bakar (HSD) KIP Timah 14.

3. Menentukan muatan dasar (base load) konsumsi bahan bakar (HSD)

di KIP Timah 14..


5

4. Menentukan bulan operasional efektif yang selajutnya bisa dijadikan

sebagai acuan penambangan di bulan-bulan selajutnya.

G. LANDASAN TEORI

1. Teknis Penambangan di KIP Timah 14

KIP Timah 14 merupakan salah satu kapal isap produksi yang

dimiliki oleh PT. Timah (Persero), Tbk. KIP Timah 14 dibuat pada tahun

2011 dari hasil kerjasama antara PT. Timah (Persero), Tbk dan PT. Dok

dan Perkapalan Air Kantung (PT. DAK) dan mulai beroperasi sejak tahun

2012.

Konstruksi utama dari KIP Timah 14 memiliki panjang total 85,1

meter, lebar total 18,6 meter, dan tinggi total 11,4 meter. KIP Timah 14

merupakan kapal dengan tipe cutter suction dregger, dimana dalam proses

penggaliannya, kapal ini menggunakan cutter untuk memberai tanah dan

menggunakan pompa tanah untuk menghisap tanah yang terberai melalui

pipa yang berada dibawah cutter untuk kemudian dialirkan menuju

instalasi pencucian sementara yang ada di KIP.

Operasi dari KIP di tentukan dari spesifikasi alat penggaliannya

yaitu panjang ladder dan sudut maksimum ladder dengan permukaan air

yang berpengaruh pada kedalaman maksimum yang dapat di hasilkan.

Pengaruh transportasi dari material juga menentukan kemampuan dalam

operasi KIP yaitu banyaknya material yang dapat di hisap oleh pipa isap

dan pompa tanah per jam. Setiap KIP memiliki spesifikasi yang berbeda-

beda sehingga kemampuan dari suatu kapal berbeda dengan kapal lainnya.
6

Tiap kapal memiliki kelebihan dan kekurangan masing- berdasarkan

kemampuan kapal tersebut.

Pengolahan pada KIP memanfaatkan prinsip gravity concentration

yaitu perbedaan massa jenis suatu material terhadap kecapatan alir,

percepatan jatuh dan besar kecil ukuran material. Massa jenis dari suatu

bahan galian mempengaruhi kecepatan pengendapan material dimana

material yang memiliki massa jenis yang tinggi akan lebih cepat

mengendap sedangkan yang memiliki massa jenis yang rendah mengendap

lebih lambat sehingga terbawa aliran air menjadi tailing.

2. Metode penggalian di KIP Timah 14

Proses penggalian pada KIP umumnya terbagi kedalam tiga metode,

yaitu:

a. metode rotary

Merupakan metode penggalian dimana kapal di gerakkan berputar

(rotary) sebesar 3600. Metode ini biasanya dilakukan pada saat

pengupasan tanah penutup (overburden) untuk memmbuat lubang

galian berbentuk lingkaran menyerupai kerucut hingga mencapai

lapisan yang mengandung timah (kaksa).

b. Metode spudding

Merupakan metode penggalian dengan cara memutar kapal hanya

sebesar 90-1800. Metode ini digunakan untuk memfokuskan penggalian

pada daerah yang banyak mengandung timah. Selain itu metode ini juga
7

berfungsi untuk menghindari kapal kandas pada pengoperasian di laut

dangkal sehigga timbunan tailing tidak mengelilingi kapal. Pada saat

cuaca buruk metode ini digunakan guna memposisikan kapal searah

dengan arah gelombang sehingga kapal tidak terbalik akibat gelombang

yang mengarah ke samping kapal.

c. Metode kombinasi

Metode kombinasi adalah gabuangan dari metode spudding dan

rotary. Biasanya penggabungan kedua metode ini di lakukan pada

pengupasan dan penggalian timah. Metode rotary digunakan pada saat

pengupasan OB lalu di lanjutkan dengan metode spuding pada lapisan

kaksa guna untuk mengikuti sebaran timah sambil bergerak maju

mundur.

3. Parameter Penambangan di KIP Timah 14

a. Jam Jalan

Jam jalan merupakan waktu yang menyatakan lamanya KIP

beroperasi dilapangan, waktu operasi yang dimaksud adalah jam yang

digunakan KIP untuk melakukan seluruh rangkaian kegiatan

penambangan, yaitu pergerakan kapal, penurunan ladder, penggalian,

dan pencucian. Jam jalan di KIP direncanakan berdasarkan luas

Rencana Kerja yang direncanakan Unit Perencanaan PT. Timah

(persero) Tbk.
8

b. Jam Stop

Jam stop merupakan waktu yang menyatakan lamanya KIP tidak

beroperasi dilapangan, jam stop menyatakan KIP berhenti melakukan

produksi dikarenakan adanya hambatan selama proses penambangan.

Hal ini bisa berupa kerusakan pada KIP, cuaca buruk, gangguan

Tambang Inkonvensional (TI), kecelakaan, dan gangguan lainnya. Jam

stop dapat juga diartikan sebagai sisa waktu dari total jam jalan sebulan.

Secara teknis, jam stop di KIP direncanakan untuk melakukan

perawatan KIP. Namun, fakta dilapangan menunjukan bahwa sering

terjadi jam stop karena terjadi kerusakan mesin di KIP.

c. Luas Penggalian dan Dalam Penggalian

Luas penggalian di KIP menyatakan total area selama

penambangan. Luas penggalian yang direncenanakan unit perencanaan

dihitung berdasarkan luas peta rencana kerja bulanan. Untuk realisasi

luas operasi KIP dihitung dengan mengkalkulasikan titik-titik kordinat

pergerakan KIP selama sebulan. Untuk mengetahui seberapa luas

penggalian di KIP 14 setiap bulannya dapat dilakukan perhitungan

dengan menggunakan program micromine dan Microsoft Excel. Untuk

micromine, untuk menghitung luas penggalian KIP dengan

menggunakan program Micromine dan Microsoft Excel dapat

dilakukan dengan menginput data kordinat perjalanan KIP 14 setiap

bulannya. Kemudian dapat digunakan konsep perhitungan poligon,

rumus perhitungan luasnya adalah sebagaiberkut:


9

Dalam penggalian adalah seberapa besar penurunan ladder

dilakukan di KIP, secara teriotitis dalam penggalian dapat dihitung

dengan mencari rata-rata penurunan ladder. Dalam penggalian

dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu:

1) Panjang ladder

Panjang ladder sangat berpengaruh pada pembukaan kolong,

dengan panjang ladder tertentu maka dapat menentukan kedalaman

penggalian yang dapat dijangkau KIP. Semakin panjang suatu ladder

maka penggalian yang dapat dijangkau semakin dalam. Namun,

panjang ladder berpengaruh pada lebar bukaan kolong. Semakin

panjang suatu ladder maka lebar kolong minimum yang harus di

buka juga lebih besar. Pada daerah yang sama, Dengan panjang

ladder yang lebih pendek maka lebar bukaan semakin kecil.

KIP Timah 14 mempunyai ladder dengan panjang 58 m maka

kedalaman yang dapat dijangkau KIP Timah 14 adalah:

Tabel 1 Tabel Penurunan Ladder KIP Timah 14


Panjang Ladder KIP Sudut Penurunan Ladder Dalam Gali

Timah 14

10 10,07 m

20 19,83 m

30 29 m

58 m 40 37,28 m

50 44,43 m

60 50,22 m
10

2) Ketebalan lapisan yang dapat digali

Ketebalan lapisan dihitung dari dasar laut lokasi penggalian

hingga lapisan batuan dasar yang tidak dapat di gali lagi (kong).

Semakin tebal lapisan yang akan di gali maka lebar pembukaan

kolong minimum semakin besar. Jika diasumsikan dengan

penggunaan ladder yang sama dan juga kedalaman air laut yang

sama, Lapisan lebih tipis maka lebar minimum bukaan kolong

semakin kecil.

Perhitungan lebar kolong minimum bertujuan untuk mencegah

terjadinya masalah teknis yang menyebabkan penggalian tidak

efektif. Permasalahan yang di timbulkan akibat dari pembuatan

kolong yang tidak sesuai adalah:

a) Terjadinya penggerusan pada bagian atas talud yang

menyebabkan terjadinya runtuhan yang menyebabkan penggalian

ulang sehingga penggalian tidak efektif.

b) Tersangkutnya ladder akibat timbunan yang berlebihan dari

dinding talud yang runtuh yang menyebabkan terhentinya operasi

Dalam penggalian adalah dalam penurunan penurunan ladder.

Dalam penggalian di KIP ditunjukkan dengan seberapa kedalaman

sebenarnya ladder diturunkan. Dalam penggalian dicatat setiap jam

operasi di KIP.
11

d. Volume Penggalian

Volume penggalian adalah volume tanah yang di pindahkan

selama penambangan di KIP. Volume Penggalian yang direncanakan

unit perencanaan dihitung berdasarkan peta rencana kerja, profil bor

dan kontur. Untuk volume yang direalisasikan dapat dihitung dengan

mengalikan luas penggalian dan kedalaman penggalian selama bulan

produksi KIP.

KORELASI TEBAL LAPISAN DENGAN DIAMETER BUKAAN TAMBANG LAUT


UNTUK OPERASIONAL KIP

R1 FORMULASI (KERUCUT TERPANCUNG)

V = 1/3 x H x 3.14 x (R12 + (R1xR2) + R22)

R2

Gambar .1 Korelasi Tebal Lapisan dengan diameter bukaan tambang


laut.

e. Laju Pemindahan Tanah

Laju pemindahan tanah (Lpt) adalah volume tanah yang di

pindahkan pada periode tertentu. Lpt diperoleh dari hasil pembagian

volume penggalian dengan jam jalan KIP. Dari unit perencanaan


12

ditetapkan Lpt sebanyak 200m3/jam dan pelaksanaan di KIP Lpt

biasanya antara 140 m3/jam sampai dengan 180m3/jam.

4. Bahan Bakar (HSD) di KIP Timah 14

a. Manajemen HSD di KIP

Bahan bakar solar / High Speed Diesel (HSD) merupakan sumber

energi utama di KIP Timah 14. Semua aktifitas mesin yang beroperasi

di KIP Timah dirancang sedemikian rupa sehingga bahan bakar (HSD)

yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan mesin-mesin tersebut. Bahan

bakar (HSD) di KIP Timah 14 disimpan didalam ponton kapal yang

kemudian dipompakan ke tangki induk kapal, selanjutkan disalurkan ke

tangki harian, dan seterusnya didistribusikan ke seluruh mesin di KIP

Timah 14. Untuk perhitungan tingkat konsumsi bahan bakar (HSD) di

KIP Timah 14 dapat dilakukan pencatatan dengan dua cara, yaitu

dengan menggunakan stik pengukur dan baru-baru ini telah digunakan

alat flow meter yang dipasangkan di instalasi bahan bakar (HSD)

sehingga pencatatan dilakukan dari hasil bacaan alat flow meter.

b. Konsumsi HSD Untuk Mesin-Mesin di KIP

Ada delapan mesin yang dipasangkan di KIP Timah 14. Mesin-

mesin tersebut terdiri dari: Pompa Tanah, Pompa Underwater Kiri,

Pompa Underwater Kanan, Mesin Pendorong, Mesin Swing Kiri, Mesin

Swing Kanan, Mesin Genset 150 KVA, dan Mesin Genset 50 KVA.

Mesin-mesin ini selanjutnya akan mengkonsumsi bahan bakar (HSD)

yang disediakan untuk melakukan penambangan di KIP Timah 14.


13

Pencatatan konsumsi masing-masing mesin dilakukan berdasarkan dari

spesifikasi mesin selajutnya jumlah konsumsi harian disesuaikan

dengan spesifikasi mesin tersebut.

c. Metode Pehitungan Statistik untuk Menganalisis Tingkat Kosumsi HSD

Terhadap Jam Jalan Operasional di KIP Timah 14.

Adapun metode perhitungan statistik yang digunakan adalah

metode regresi sederhana dimana dari metode ini akan dihasilkan tiga

parameter yang menunjukan penggunaan HSD setiap bulannya.

Parameter tersebut adalah :

1) Kemiringan (m)

Kemiringan adalah besarnya hasil bagi dari Konsumsi bahan bakar

(y) terhadap jam jalan di KIP (x).

2) Koefisien (c)

Koefisien adalah besarnya nilai yang akan selalu ada meskipun jam

jalan di KIP sama dengan nol jam. Nilai koefisien ini secara

langsung menjadi angka konsumsi bbm setiap hari jika KIP Timah

tidak beroperasi. Nilai koefisien ini disebut dengan baseload.

3) Regresi (R)

Regresi merupakan garis lurus yang diperoleh dari fungsi liniear

persamaan garis lurus, garis ini merupakan garis umum yang

menyatakan keseimbangan dan hubungan antara tingkat konsumsi

bahan bakar (HSD) terhadap jam jalan operasional KIP Timah 14.

Besarnya nilai Regresi yang dianggap valid dari persamaan ini


14

adalah lebih besar dari 0,8. Nilai ini akan mewakili hubungan

konsumsi bahan bakar (HSD) terhadap jam jalan disepanjang

persamaan.

I. KERANGKA PENELITIAN

Analisis Tingkat Konsumsi Bahan Bakar (Hsd) Terhadap Jam Jalan


Penambangan Kapal Isap Produksi (Kip) Timah 14 Bulan November 2014
Sampai Dengan Bulan Januari 2015 di Laut Tempilang Kecamatan
Tempilang Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung

Orientasi Lapangan
Keefektifitasan
penggunaan
Permasalahan
bahan Bahan
Bakar (HSD) di
KIP Timah 14
Studi Literatur

Pengambilan Data

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

Mencakup pengamatan langsung yang Mencakup data profil bor, peta


dilakukan di KIP Timah 14 seperti jam rencana kerja produksi, data pasang
jalan, jam stop, dan konsumsi HSD. surut, dan lain yang diperlukan.

Pengolahan Data

Perencanaan

SOP 01 S/D 15/SOPULB:2013

Kesimpulan
15

J. METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, dilakukan penelitian dan

pengamatan baik secara langsung maupun secara tidak langsung, adapun

tahapan yang dilakukan dalam melakukan pekerjaan penelitian adalah :

1. Persiapan

Kegiatan ini merupakan tahapan awal sebelum kegiatan lapangan

yang meliputi :

a. Persiapan administrasi dan penguruan surat-surat izin di kampus dan

perusahaan

b. Konsultasi dengan pembibing akademik

c. Pengumpulan berbagai literature

2. Studi Literatur dan Diskusi

Tahap ini dilakukan studi mengenai buku-buku teks, jurnal dan

laporan-laporan terdahulu yang berkaitan dengan penambangan di Kapal

Isap Produksi. Kegiatan ini berlangsung sampai kegiatan penelitian

berakhir.

3. Tahapan Pengambilan Data Lapangan, berupa :

a. Orientasi lapangan

Kegiatan orientasi ini dimaksudkan untuk mengenal dan

mempelajari kondisi wilayah perusahaan, yang merupakan tempat

untuk mengadakan penelitian.


16

b. Pengambilan data lapangan

Pengambilan data dilakukan setelah orientasi lapangan selesai

dilaksanakan, data yang diambil berupa :

1) Data Primer, mencakup pengamatan langsung yang dilakukan di

KIP Timah 14 seperti jam jalan, jam stop, dan konsumsi HSD.

2) Data sekunder, mencakup data profil bor, peta rencana kerja

produksi, data pasang surut, dan lain yang diperlukan

c. Validasi data

Maksud dari validasi data adalah melakukan pengecekan ulang

terhadap data yang telah diperoleh dari hasil pengambilan data

lapangan.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data yang ada, untuk mendapatkan

pemecahan dari permasalahan yang dibahas kemudian melakukan

perhitungan-perhitungan terhadap alternatif pemecahan masalah sehingga

dapat menyelesaikan permasalahan yang dibahas.

5. Penyusunan Laporan

Pada tahap ini keseluruhan hasil dari tahapan kegiatan yang

dilakukan sebelumnya disusun dalam draft laporan sesuai dengan format

dan kaidah penulisan skripsi yang telah ditetapkan Program Studi Teknik

Pertambangan Universitas Negeri Padang.


17

6. Seminar dan Penyerahan Laporan

Hasil akhir dari penelitian ini akan dipresentasikan dalam seminar

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang, setelah

melalui penyempurnaan berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh

dari para dosen penguji. Draft Tugas Akhir kemudian diserahkan ke ketua

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang.

K. TEMPAT PENELITIAN

Tempat penelitian tugas akhir ini diusulkan pada PT. Timah (Persero)

Tbk Unit Laut Bangka yang berlokasi di Belinyu, Provinsi Bangka Belitung.

L. JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu pada

tanggal 7 Januari 2015 - 7 Maret 2015, dengan jadwal pelaksanaan sebagai

berikut:

Waktu Pelaksanaan Minggu Ke-


No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Orientasi Lapangan

2 Pengumpulan Referensi dan Data

3 Pengolahan Data

4 Konsultasi dan Bimbingan

5 Penyusunan Laporan
18

M. PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat untuk menjadi pertimbangan, selain

sebagai acuan dalam melakukan tugas akhir juga diharapkan bisa menjadi

bahan pertimbangan semua pihak dalam menunjang kelancaran tugas akhir

yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai