Anda di halaman 1dari 43

i

PENENTUAN KADAR NATRIUM SIKLAMAT


DALAM MINUMAN RINGAN SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

KARYA ILMIAH

DARLINA BR TARIGAN
062401031

PROGRAM STUDI D-III KIMIA ANALIS


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009

Universitas Sumatera Utara


ii

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli
Madya pada Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

DARLINA BR TARIGAN
062401031

PROGRAM STUDI D-III KIMIA ANALIS


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009

Universitas Sumatera Utara


iii

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN KADAR NATRIUM SIKLAMAT


DALAM MINUMAN RINGAN SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : DARLINA BR TARIGAN
Nomor Induk Mahasiswa : 062401031
Program Studi : DIPLOMA (D3) KIMIA ANALIS
Departemen : KIMIA
Fakulta : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA

Disetujui di
Medan, Juli 2009

Diketahui/Disetujui oleh Disetujui oleh


Departemen Kimia FMIPA USU Pembimbing
Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS Drs. Saut Nainggolan


NIP : 131 459 466 NIP : 130 422 438

Universitas Sumatera Utara


iv

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR NATRIUM SIKLAMAT DALAM MINUMAN


RINGAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2009

DARLINA BR TARIGAN
062401031

Universitas Sumatera Utara


i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas Rahmat
dan Berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan baik.
Karya Ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan dalam memenuhi tugas akhir
yang nantinya berguna dalam memperoleh gelar di Perguruan Tinggi Program
Diploma III Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di
Universitas Sumatera Utara.
Karya ilmia hyang penulis sajikan berjudul Penentuan kadar Natrium
siklamat dalam Minuman Ringan Secara Spektrofotometri UV-VIS. Dengan
selesainya karya ilmiah ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu, terutama kepada :

1. Kedua orang tua saya yang telah mendidik, serta memberikan


dukungan yang baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Bapak Drs. Saut Nainggolan, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis.
3. Ibu DR.Rumondang Bulan Nst, MS, selaku Ketua Departemen Kimia
Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
4. Ibu Dr. Marpongahtun, MSc, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Prof.DR. Eddy Marlianto MSc, selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh staff dan karyawan Balai besar Pengawas Obat dan Makanan
yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan untuk
memberikan bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan PKL.
7. Rekan-rekan mahasiswa Kimia Analis angkatan 2006 yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Demikianlah karya ilmiah ini penulis perbuat dan penulis menyadari


bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun
susunanya dikarenakan keterbatasan, kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan penulisan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan berguna
bagi pihak-pihak yang menggunakanya.

Medan, Juni 2009

Penulis

Universitas Sumatera Utara


ii

ABSTRAK

Natrium Siklamat (NHSO3Na) merupakan bahan pemanis yang sering


digunakan dalam makanan dan minuman. Pada Karya Ilmiah ini telah dilakukan
penentuan kadar natrium siklamat dalam minuman ringan secara spektrofotometri
UV-VIS dengan panjang gelombang 314 nm.
Dari hasil analisis diperoleh kadar natrium siklamat dalam minuman
ringan merek kuades rasa anggur adalah 0,17 % dan ion tubuh sweat adalah 0,04
%.

Universitas Sumatera Utara


iii

DETERMINATION OF SODIUM CYCLAMATE IN SOFT DRINK BY


USING SPECTROPHOTOMETRY UV-VIS METHOD

ABSTRACT

Sodium cyclamate (NHSO3Na ) is a sweetener that usually used in food


and drink. Determination of sodium cyclamate in soft drink by using
spectrophotometry UV-VIS on this paper had been analyzed with wave length 314
nm.
From the analysis was got that the concentration of sodium cyclamate in
soft drink kuades rasa anggur is 0,17 % and ion tubuh sweat is 0,04 %.

Universitas Sumatera Utara


iv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Abstrak ii
Abstract iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar vii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Metodologi 2
1.3. Permasalahan 2
1.4. Tujuan 2
1.5. Manfaat 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Zat Pemanis Sintetik 3
2.1.1.Pengertian zat pemanis sintesik 3
2.1.2. Jenis bahan pemanis sintetik 4
1.sakarin 4
2.siklamat 5
3.aspartam 6
2.1.3. Hubungan sifat kimia dan rasa manis 7
2.1.4 Tujuan penggunaan pemanis sintesis 9
2.2.Metode Spektrofotometri 10
2.2.1.Komponen-komponen spektrofotometer 11
2.2.2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri
UV-VIS 12
2.2.3. Aspek kualitatif dan kuantitatif spektrofotometri UV-VIS 15
2.3. Kesalahan-kesalahan dalam spektrofotometri 18

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN


3.1. Alat-alat dan Bahan 19
3.1.1. Alat-alat yang digunakan 19
3.1.2. Bahan-bahan yang digunakan 19
3.2. Prosedur 19
3.2.1. Pembuatan pereaksi 19
3.2.2.Larutan uji 20
3.2.3. Larutan baku 21
3.2.4. Cara penetapan 21
3.2.5. Prosedur analisa pektrofotometri 22
3.2.6. Perhitungan 23

Universitas Sumatera Utara


v

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Data Percobaan 24
4.2. Pembahasan 24
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 25
5.2. Saran 25

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara


vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Baku Seri Siklamat


Tabel 4.1.2 Absorbansi Sampel

Universitas Sumatera Utara


vii

DAFTAR GAMBAR

1. Grafik Baku Seri Siklamat Absorbansi Vs Konsentrasi

Universitas Sumatera Utara


ii

ABSTRAK

Natrium Siklamat (NHSO3Na) merupakan bahan pemanis yang sering


digunakan dalam makanan dan minuman. Pada Karya Ilmiah ini telah dilakukan
penentuan kadar natrium siklamat dalam minuman ringan secara spektrofotometri
UV-VIS dengan panjang gelombang 314 nm.
Dari hasil analisis diperoleh kadar natrium siklamat dalam minuman
ringan merek kuades rasa anggur adalah 0,17 % dan ion tubuh sweat adalah 0,04
%.

Universitas Sumatera Utara


iii

DETERMINATION OF SODIUM CYCLAMATE IN SOFT DRINK BY


USING SPECTROPHOTOMETRY UV-VIS METHOD

ABSTRACT

Sodium cyclamate (NHSO3Na ) is a sweetener that usually used in food


and drink. Determination of sodium cyclamate in soft drink by using
spectrophotometry UV-VIS on this paper had been analyzed with wave length 314
nm.
From the analysis was got that the concentration of sodium cyclamate in
soft drink kuades rasa anggur is 0,17 % and ion tubuh sweat is 0,04 %.

Universitas Sumatera Utara


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan pemanis sintesis dalam bentuk senyawa kimia yang sering ditambahkan

dan digunakan untuk produk pangan dan minuman. Pemanis berfungsi untuk

meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai

pengawet, memeperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi

tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori

terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat

badan,mengurangi kerusakan gigi, sebagai bahan subsitusi pemanis.

Perkembangan industri pangan dan minuman akan kebutuhan pemanis dari tahun

ke tahun semakin meningkat. Industri pangan dan minuman lebih menyukai

menggunakan pemanis sintesis karena selain harganya relatif murah, tingkat

kemanisan pemanis sintesis jauh lebih tinggi dari pemanis alami. Hal ini

mengakibatkan terus meningkatnya penggunaan pemanis sintesis terutama sakarin

dan siklamat.

Siklamat biasanya tersedia tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam

siklamat dengan rumus molekul C6H11NHSO3 Na. Siklamat berasa manis tanpa

rasa ikutan yang kurang disenangi, bersifat mudah larut dalam air dan intensitas

kemanisanya 30 kali kemanisan sukrosa. Siklamat dipakai sebagai bahan

pemanis yang tidak mempunyai nilai gizi untuk pengganti sukrosa. Siklamat

Universitas Sumatera Utara


2

merupakan zat pemanis sintesis yang diduga bersifat karsinogenik, ekskresinya

melalui urine dapat merangsang pertumbuhan tumor. Penelitian yang lebih baru

menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu terjadinya

pengecilan testikular dan kerusakan kromosom.

Menurut SNI 01-6993-2004 dan Permenkes 722/ Menkes/ Per/ IX/ 88

kadar siklamat yang diperbolehkan dalam minuman ringan adalah maksimum 3

g/kg. Dalam karya ilmiah ini cara analisis kadar siklamat dalam minuman ringan

dilakukan dengan metode spektrofotometri.

1.2. Metodologi

- Sampel diambil secara acak dalam memilih minuman yang bermerek kuades

rasa anggur dan ion tubuh sweat.

- Penentuan asam siklamat dengan menggunakan metode spektrofotometri

1.3. Permasalahan

Berapakah kadar siklamat dalam minuman ringan merek kuades rasa anggur

dan ion tubuh sweat.

1.4. Tujuan

Untuk menentukan kadar siklamat yang terdapat dalam minuman ringan

merek kuades rasa anggur dan ion tubuh sweat dengan metode spektrofotometri.

1.5. Manfaat

Sebagai sumber informasi untuk mengetahui kadar siklamat dalam minuman

ringan tersebut masih memenuhi standar dan layak dikonsumsi oleh masyarak

Universitas Sumatera Utara


3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Zat Pemanis Sintetik


2.1.1.Pengertian Zat Pemanis Sintesik

Zat pemanis sintetik merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau

dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut,

sedangkan kalori yang dihasilkanya jauh lebih rendah dari pada gula. Umumnya

zat pemanis sintetik mempunyai struktur kimia yang berbeda dengan struktur

polihidrat gula alam. Meskipun telah banyak ditemukan zat pemanis sintetik,

tetapi hanya beberapa saja yang boleh dipakai dalam bahan makanan. Mula-mula

garam Na- dan Ca-siklamat yang kemanisanya tiga puluh kali kemanisan sukrosa

digunakan sebagai pemanis. Di Indonesia penggunaan siklamat masih diizinkan,

tetapi sebenarnya hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksamina merupakan

senyawa karsinogenik,pembuangan sikloheksamina malalui urin dapat

merangsang tumbuhnya tumor kandung kemih pada tikus.

Zat pemanis sintetik yang kini banyak digunakan dalam makanan dan

minuman adalah garam Ca- atau Na-sakarin. Penggunaan sakarin tergantung dari

intensitas kemanisan yang dikehendaki. Pada konsentrasi tinggi, sakarin akan

menimbulkan rasa pahit-getir. Kemanisan sakarin empat ratus kali lebih besar dari

kemanisan larutan sukrosa 10 % (Winarno,1997 ).

Pemanis adalah zat makanan yang rendah akan energi, rasa manisnya 180

kali sukrose, yang disebut dengan aspartame (phenylalanyl-aspartic acid

Universitas Sumatera Utara


4

dipeptide). Pada awalnya,dipeptide ini mungkin dapat menyebabkan tumor otak

pada tikus dan hewan-hewan laboratorium lain, tetapi tidak didukung oleh

pengamatan lain. FDA memperkirakan bahwa pemanis ini tidak banyak

meningkatkan keterbelakangan mental terlihat dengan fwenilketonurik yang tidak

terdiagnosis walaupun konsumsi meningkat sampai 3 mg fenilalanin/kg/hari.

Sebagai dipeptida yang terdiri dari asam amino secara normal konsumsinya dalam

jumblah besar (dalam bentuk protein) tidak diharapkan karena pemanis tersebut

terbukti berbahaya bagi manusia dan hewan. Sebagai substitusi untuk sakarin,

aspartame mempunyai satu kekeurangan karena kehilangan rasa manisnya (karena

terhidrolisis) kalau lama diekspos dengan air atau panas, oleh karena itu tidak

dapat digunakan secara baik dalam persiapan produk suatu bahan

makanan(Linder, 1992).

2.1.2. Jenis Bahan Pemanis Sintetik

1.Sakarin

Ketika ditemukan sakarin digunakan sebagai antiseptik dan pengawet,

tetapi sejak 1900 digunakan sebagai pemanis. Sakarin dengan rumus C7H 5NO3S

dan berat molekulnya 183,18 disintesis dari toluen biasanya tersedia sebagai

garam natrium. Nama lain dari sakarin adalah 2,3-dihidro-3-oksobenzilsulfonasol,

benzosulfimida atau o-sulfobenzimida. Intensitas rasa manis garam natrium

sakarin cukup tinggi, yaitu kira-kira 200-700 kali sukrosa 10 %. Disamping rasa

manis, sakarin juga mempunyai rasa pahit yang disebabkan oleh kemurnian yang

rendah dari proses sintesis. Sakarin secara luas digunakan sebagai pengganti gula

karena mempunyai sifat yang stabil, nonkarsinogenik, nilai kalori rendah, dan

Universitas Sumatera Utara


5

harganya relatif murah, selain itu sakarin banyak digunakan untuk mengganti

sukrosa bagi penderita diabetes mellitus atau bahan pangan berkalori rendah.

Penggunaan sakarin biasanya dicampur dengan bahan pemanis lain seperti

siklamat atau aspartam. Hal itu dimaksudkan untuk menutupi rasa tidak enak dari

sakarin dan memperkuat rasa manis. Sebagai contoh kombinasi sakarin dan

siklamat dengan perbandingan 1:3 merupakan campuran paling baik sebagai

pemanis yang menyerupai gula dalam minuman.

Produk pangan dan minuman yang menggunakan sakarin diantaranya

adalah minuman ringan (soft drinks), permen, selai, bumbu salad, gelatin rendah

kalori, dan hasil olahan lain tanpa gula. Selain itu sakarin digunakan sebagai

bahan tambahan pada produk kesehatan mulut seperti pasta gigi dan obat pencuci

(penyegar) mulut (Cahyadi, 2006).

2.Siklamat

Sejak tahun 1950 siklamat ditambahkan kedalam pangan dan

minuman.Siklamat biasanya tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam

siklamat dengan rumus molekul C6H 11NHSO 3Na.Nama lain dari siklamat adalah

natrium sikloheksisulfamat atau natrium siklamat.

NHSO 3Na

Gambar Struktur kimia natrium siklamat

Universitas Sumatera Utara


6

Tidak seperti sakarin, siklamat berasa manis tanpa rasa ikutan yang kurang

disenangi. Bersifat mudah larut dalam air dan intensitas kemanisanya 30 kali

kemanisan sukrosa. Dalam industri pangan natrium siklamat dipakai sebagai

bahan pemanis yang tidak mempunyai nilai gizi untuk pengganti sukrosa.

Siklamat bersifat tahan panas, sehingga sering digunakan dalam pangan yang

diproses dalam suhu tinggi misalnya pangan dalam kaleng. Meskipun memiliki

tingkat kemanisan yang tinggi dan rasanya enak (tanpa rasa pahit) tetapi siklamat

dapat membahayakan kesehatan. Hasil penelitian bahwa tikus yang diberikan

siklamat dan sakarin dapat menimbulkan kanker kantong kemih. Hasil

metabolisme siklamat, yaitu sikloheksiamin bersifat karsinogenik. Oleh karena itu

ekskresinya melalui urine dapat merangsang pertumbuhan tumor. Penelitian yang

lebih baru menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu

terjadinya pengecilan testikular dan kerusakan kromosom ( Cahyadi, 2006 ).

3.Aspartam

Aspartam adalah senyawa metil ester dipeptida yaitu L-aspartil-L-alanin-

metilester dengan rumus C14H16 N2O5 memiliki daya kemanisan 100-200 kali

sukrosa. Aspartam yang dikenal dengan nama dagang equal, merupakan salah

satu bahan tambahan pangan telah melalui berbagai uji yang mendalam dan

menyeluruh aman bagi penderita diabetes mellitus. Sejak tahun 1981 telah

diizinkan untuk dipasarkan. Pada penggunaanya dalam minuman ringan, aspartam

kurang menguntungkan karena penyimpanan dalam waktu lama akan

mengakibatkan turunya rasa manis. Selain itu aspartam tidak tahan panas sehingga

tidak baik digunakan dalam bahan pangan yang diolah melalui pemanasan.

Universitas Sumatera Utara


7

Aspartam tersusun oleh asam amino sehingga didalam tubuh akan

mengalami metabolisme seperti halnya asam amino pada umumnya. Bagi

penderita keturunan yang berhubungan dengan kelemahan mental (phenil keton

urea / PKU) dilarang mengkonsumsi aspartam karena adanya fenilalanian yang

tidak dapat dimetabolisme oleh penyakit tersebut. Kelebihan fenilalanin dalam

tubuh penderita PKU diduga dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan pada

akhirnya akan mengakibatkan cacat mental. Mengacu pada asam amino

pembentuk aspartam maka aspartam bukanlah termasuk suatu bahan pemanis

nonkalori karena seperti protein, aspartam dimetabolisme menjadi asam amino

penyusunya dan memiliki energi 4 kkal/g. Tetapi karena dalam penggunaanya 100

g sukrosa dapat diganti dengan 1 g aspartam maka dapat dikatakan bahwa

aspartam merupakan bahan pemanis nonkalori.

Disamping faktor keamanan, penggunaan aspartam bagi orang yang

menderita penyakit turunan yang dikenal sebagai fenilketonuria perlu mendapat

perhatian khusus.Diperkirakan 1 dalam 15.000 orang memiliki kelainan

tersebut.Orang menderita fenilketonuria tidak mampu memetabolisme fenilalanin,

salah satu cara untuk mengobatinya dengan mambatasi pemasukan fenilalanin,

bukan menghilangkanya karena fenilalanin merupakan asam amino esensial yang

penting untuk kehidupan. Berlebihnya jumblah fenilalanin pada penderita

fenilketonuria dapat menyebabkan terjadinya keterbelakangan mental, karena

asam fenilpiruvat yang dibentuk dari fenilalanin akan menumpuk dalam otak (

Cahyadi, 2006 ).

Universitas Sumatera Utara


8

2.1.3. Hubungan Sifat Kimia Dan Rasa Manis

Konsep adanya empat rasa pokok (manis, asin, pahit, dan asam)

sebenarnya hanya penyederhanaan supaya praktis. Rangsangan yang diterima oleh

otak karena rangsangan elektrik yang diteruskan dari sel perasa sebetulnya sangat

kompleks. Rasa asin terutama disebabkan oleh rangsangan ion-ion negatif (anion)

bahan kimia pada reseptor rasa. Tetapi tidak ada kelompok bahan kimia tertentu

yang menyebabkan rasa manis meskipun telah diketahui bahwa struktur molekul

sederhana kelompok senyawa-senyawa gula yang terbentuk tertutup sangat

merangsang rasa manis. Sakarin yang struktur kimianya sangat berlainan dengan

gula ternyata tidak dapat dibedakan rasa manisnya. Sampai saat ini mekanisme

respons rasa manis belum diketahui dengan baik. Perubahan struktur molekul

sedikit saja dapat menghasilkan senyawa baru dengan rasa yang berbeda.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui hubungan

struktur kimia bahan pemanis dengan rasa manis adalah .

1.Mutu rasa manis

Faktor ini sangat bergantung dari sifat kimia bahan pemanis dan

kemurniaanya. Bahan alam yang dapat mendekati rasa manis, kelompok gula

yang dapat di pakai sebagai dasar pembuatan bahan pemanis sintesis adalah asam-

asam amino. Salah satu dipeptida seperti aspartam memiliki rasa manis dengan

mutu yang serupa dengan kelompok gula dan tidak mempunyai rasa ikutan.

Sedangkan pada sakarin dan siklamat menimbulkan rasa ikutan pahit yang

semakin terasa dengan bertambah bahan pemanis. Rasa pahit tersebut diduga

Universitas Sumatera Utara


9

terkait dengan struktur molekulnya, karena dengan pemurnian yang

bagaimanapun tidak dapat menghilangkan rasa pahit.

2.Intensitas rasa manis.

Intensitas rasa manis menunjukkan kekuatan atau tingkat kadar kemanisan

suatu bahan pemanis. Intensitas rasa manis berkaitan dengan nilai relatif rasa

manis dalam yang sama maupun yang berbeda antara masing-masing bahan

pemanis. masing-masing pemanis berbeda kemampuannya untuk merangsang

indra perasa. Kekuatan rasa manis yang ditimbulkan oleh bahan pemanis

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara adalah suhu dan sifat dan mediumnya

(cair atau padat). Harga Intensitas rasa manis biasanya diukur dengan

membandingkannya dengan kemanisan sukrosa 10 %.

3.Kenikmatan rasa manis

Bahan pemanis ditambahkan dengan tujuan untuk memperbaiki rasa dan

bau bahan pangan sehingga rasa manis yang tinbul dan menimbulkan kelezatan.

Dari beberapa pemanis tidak sempurna dapat menimbulkan rasa nikmat yang

dikehendaki. Pada pemanis sintesis seperti sakarin malah tidak dapat

menimbulkan rasa nikmat malah memberikan rasa yang tidak menyenangkan.

Tetapi penggunaan campuran sakarin dan siklamat pada bahan pangan dapat

menimbulkan rasa manis tanpa menimbulka rasa pahit.

2.1.4 Tujuan penggunaan pemanis sintesis

Pemanis ditambahkan kedalam bahan pangan mempunyai beberapa tujuan

diantara nya sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara


10

1. Sebagai pangan bagi penderita diabetes mellitus karena tidak

menimbulkan gula darah. Pada penderita diabetes mellitus disarankan

mengunakan pemanis sintesis untuk menghindari bahaya gula. Dari tahun

1955 sampai 1966 digunakan campuran siklamat dan sakarin pada pangan

dan minuman bagi penderita diabetes.

2. Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan

Kegemukan merupakan salah satu faktor penyakit jantung yang

merupakan penyebab utama kematian. Untuk orang yang kurang aktif

secara fisik disarankan untuk mengurangi masukan kalori per harinya.

Pemanis sintesis merupakan salah satu bahan pengan untuk mengurangi

masukan kalori.

3. Sebagai penyalut obat.

Beberapa obat mempunyai rasa yan tidak menyenangkan, oleh karena itu

untuk menutupi rasa yang tidak enak dari obat tersebut biasanay dibuat

tablet yang bersalut. Pemanis lebih sering digunakan untuk menyalut obat

karena umumnya bersifat higroskopis dan tidak menggumpal.

4. Menghindari kerusakan gigi.

Pada pangan seperti permen lebih sering ditambahkan pemanis sintesis

karena bahan permen ini mempunyai rasa manis yang lebih tingi dari gula,

pemakaian dalam jumlah sedikit saja menimbulkan rasa manis yang

diperlukan sehingga tidak merusak gigi.

5. Pada industri pangan, minuman, termasuk industri rokok, pemanis sintesis

yang dipergunakan denga tujuan untuk menekan biaya produksi karena

pemanis sintesis ini selain mempunyai tingkat rasa manis yang lebih tinggi

Universitas Sumatera Utara


11

juga harganya relatif murah dibandingkan dengan gula yang diproduksi di

alam ( Cahyadi, 2006 ).

2.2.Metode Spektrofotometri

Sebuah spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur trnsminstans

atau absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang ,pengukuran

terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal dapat pula

dilakukan. Instrumen semacam itu dapat dikelompokkan secara manual atau

merekam atau sebagai berkas tunggal atau berkas rangkap. Dalam praktik

instrumen berkas tunggal biasanya dijalankan secara manual, dan instrumen

berkas rangkap umumnya mencirikan perekaman automatik terhadap spektra

absorpsi, namun dimungkinkan untuk merekam suatu spektrum dengan instrumen

berkas tunggal.

Prinsip Metoda Spektrofotometri

Pada metoda spektrofotometri, sampel menyerap radiasi ( pemancaran )

elektromagnetis, yang pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat. Larutan

tembaga misalnya berwarna biru karena larutan tersebut menyerap warna

komplementer, yaitu kuning. Semakin banyak molekul tembaga per satuan volum,

semakin banyak cahaya kuning yang diserap, dan semakin tua warna biru

larutanya ( Alaerts, 1987 )

Universitas Sumatera Utara


12

2.2.1.Komponen-komponen Spektrofotometer

1.Sumber Radiasi

Sumber energi radiasi yang biasa untuk daerah tampak dari spektrum itu maupun

daerah ultrviolet dekat dengan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan

kawat rambut terbuat dari wolfram ( Underwood, 2002 ).

2.Monokromator

Ini adalah piranti optis untuk mengisolasi suatu berkas radiasi dari suatu sumber

berkesinambungan, berkas mana mempunyai kemurnian spektral yang tinggi

dengan panjang gelombang apa saja yang diinginkan. Komponen yang esensial

dari sebuah monokromator adalah suatu sistem celah masuk, kemudian

disejajarkan oleh lensa atau cermin sehingga suatu berkas sejajar jatuh keunsur

pendispersi, yang berupa prisma atau suatu kisi difraksi. Dengan memutar prisma

atau kisi itu secara mekanis, aneka porsi spektrum yang dihasilkan oleh unsur

dispersi dipusatkan pada celah keluar, dari situ, lewat jalan optis lebih jauh, porsi-

porsi itu menjumpai sampel (Underwood, 2002 ).

3.Sel

Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan, dan karenaya kebanyakan

wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan kedalam berkas cahaya

spektrofotometer. Sel itu harus meneruskan energi radiasi dalam daerah spektral

yang diminati, jadi sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silika

tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet dan garam dapur alam untuk inframerah.

Sel tampak dan ultraviolet yang khas mempunyai panjang lintasan 1 cm, namun

tersedia sel dengan ketebalan yang sangat beraneka, mulai dari lintasan yang

Universitas Sumatera Utara


13

sangat pendek, kurang daripada 1 milimeter sampai 10 cm atau bahkan lebih (

Underwood, 2002 ).

4.Detektor

Dalam sebuah detektor untuk suatu spektrofotometer, kita menginkan kepekaan

yang tinggi dalam daerah spektral yang diminati, respons yang linear terhadap

daya radiasi, waktu respons yang cepat, dapat digandakan, dan kesetabilan yang

tinggi atau tingkat noise yang rendah, meskipun dalam praktiknya perlu untuk

mengkompromikan faktor-faktor ini (Underwood, 2002 ).

2.2.2.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri UV-

VIS

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan

spektrofotometri UV-VIS terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna

yang akan dianalisis dngan spektrofotometri UV karena senyawa tersebut harus

diubah terlebih dahulu menjadi senyawa berwarna dengan spektrofotometri

visibel.

a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-VIS

Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada

daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa

lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus

memenuhi beberapa persyaratan yaitu :

- Reaksinya selektif dan sensitif

- Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel (ajeg)

- Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama

Universitas Sumatera Utara


14

Keselektifan dapat dinakkan dengan mengatur pH, pemakaian masking agent, atau

penggunaan teknik ekstraksi ( Rohman, 2007 ).

b. Waktu operasional

Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna.

Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu

operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran

dengan absorbansi larutan.

Pada saat awal terjadi reaksi, absorbansi senyawa yang berwarna ini

meningkat sampai waktu tertentu hingga diperoleh absorbansi yang stabil.

Semakin lama waktu pengukuran, maka ada kemungkinan senyawa yang

berwarna tersebut menjadi rusak atau terurai sehingga intensitas warnanya turun

akibatnya absorbansinya juga turun. Karena alasan inilah, maka untuk pengukuran

senyawa berwarna (hasil suatu reaksi kimia) harus dilakukan pada saat waktu

operasional (Rohman, 2007 ).

c. Pemilihan panjang gelombang

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah

panjang gelombang yang mempunyai absorbansi yang maksimal. Untuk memilih

panjang gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara

absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi

tertentu.

Ada beberpa alasan mengapa harus menggunaan panjang gelombang

maksimal, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


15

- Pada panjang gelombang maksimal, kepekaanya juga maksimal karena pada

panjang gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap

satuan konsentrasi adalah yang paling besar.

- Disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan

pada kondisis tersebut hukum Lambert-Beer akan terpenuhi.

- Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh

pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan

panjang gelombang maksimal.

Kadang-kadang dijumpai keadaan yang mana pemakaian panjang

gelombang yang maksimal kurang baik. Hal ini kareana misalnya, selain zat yang

akan dianalisis, juga terdapat zat lain yang mempunyai absorbansi pada panjang

gelombang tersebut. Ada beberapa variabel yang mempengaruhi absorbansi yaitu

: jenis pelarut, pH larutan, konsentrasi tinggi dan zat-zat penggangu ( Rohman,

2007 ).

d. Pembuatan kurva baku

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai

konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi

diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y)

dengan konsentrasi (x). Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi, maka kurva baku

berupa garis lurus ( Rohman, 2007 ).

e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Absorban yang terbaca pada spektofotometer hendaknya antara 0,2

sampai 0,8 atau 15 % sampai 70 % jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini

Universitas Sumatera Utara


16

berdasarkan anggapan bahwa kesalan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5

% (kesalahan fotometrik) ( Rohman, 2007 ).

2.2.3. Aspek Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-VIS

Spektra UV-VIS dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus

dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.

1.Aspek Kualitatif

Data spektra UV-VIS secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk

identifikasi kualitatif obat dan metabolitnya. Akan tetapi jika digabung dengan

cara lain seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskopi

massa, maka dapat digunakan untuk maksud identifikasi/analisis kualitatif suatu

senyawa tersebut. Data yang diperoleh dari spekstroskopi UV dan VIS adalah

panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan pelarut yang kesemuanya

itu dapat diperbandingkan dengan data yang sudah dipublikasikan (publissed data)

( Rohman, 2007 ).

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dengan metode spektrofotometri UV-VIS dapat

digolongkan tiga macam pelaksanaan pekerjaan yaitu :

- Analisis kuantitatif zat tunggal (analisis satu komponen )

- Analisis kuantitatif campuran dua macam zat (analisis dua komponen)

- Analisis kuantitatif campuran tiga macam zat atau lebih (analisis multi

komponen)

Universitas Sumatera Utara


17

a. Analisis kuantitatif zat tunggal dilakukan pengukuran harga A pada panjang

gelombang maksimum atau dilakukan pengukuran % T pada panjang gelombang

minimum. Alasan ini dilakukan pengukuran pada panjang gelombang tersebut

adalah:

prubahan absorban untuk setiap satuan konsentrasi adalah paling besar pada

panjang gelombang maksimal, sehingga akan diperoleh kepekaan analisis yang

maksimal datar dan pengukuran ulang dengan kesalahan yang kecil dengan

demikian akan memenuhi hukum Lambert-Beer

b. Analisis kuantitatif campuran dua komponen merupakan teknik pengembangan

analisis kuantitatif komponen tunggal. Prinsip pelaksanaanya adalah mencari

absorban atau beda absorban tiap-tiap komponen yang memberikan korelasi yang

linear terhadap konsentrasi, sehingga akan dapat dihitung masing-masing kadar

campuran zat tersebut secara serentak atau salah satu komponen dalam

campuranya dengan komponen yang lainya. Beberapa cara yang telah dipakai

para ilmuwan untuk analisis kuantitatif campuran dua komponen dengan metode

spektrofotometri UV-Vis antara lain dengan cara :

- serapan individual

- grafik

- simultan

- perbandingan serapan dari Pernarowski

- panjang gelombang ganda

- differensial beda pelarut

- pengamatan tiga panjang gelombang atau lebih

Universitas Sumatera Utara


18

Diantara cara-cara analisis tersebut diatas yang umum sering dipakai

adalah cara derivatif dan dengan cara pengamatan tiga panjang gelombang atau

lebih. Pada prinsipnya semua spektrum yang dihasilkan oleh semua

spektrofotometer UV-Vis jenis apapun dapat diturunkan spektra derivatifnya

secara manual maupun otomatis.

Pada spektrofotometer UV-Vis yang modern dapat membuat spektrum derivatif

sampai tingkat sembilan secara otomatis. Kegunaan spektrofotometer UV-Vis

cara derivatif adalah :

- Apabila menghadapi campuran dua komponen yang spektrumnya saling

tumpang tindih, maka analisis kuantitatif cara derivatif akan menjadi metode yang

terpilih

- Analisis kuantitatif campuran 2 komponen yang keruh

- Analisis kuantitatif campuran 2 komponen yang merupakan isomeri (kecuali

isomer optis aktif atau resemik)

- Spektra derivatif dapat dipakai un tuk maksud kualitatif atau sebagai dat

pendukung

Analisis kuantitatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis dengan cara

pengamatan tiga panjang gelombang, prinsip kegunaanya hampir sama dengan

cara derivatif yaitu - Untuk analisis kuantitatif campuran dua komponen yang

spektrumnya saling tumpang tindih

- Untuk analisis kuantitatif campuran komponen dalam sampel yang keruh

c. Prinsip analisis multi komponen dengan metode spektrofotometri UV-Vis

adalah kalibrasi tiap-tiap komponen dengan memakai larutan standar. Dikenal ada

Universitas Sumatera Utara


19

dua macam larutan standar yaitu larutan standar murni (pure standard) dan larutan

standar campuran (mixed standard).

Larutan standar campuran teknik pembuatan dan dampak kesalahanya sudah jelas

lebih rumit.Selanjutnya cara-cara perhitungan kadar tiap-tiap komponen juga

dikenal dua macam cara yaitu konvensional dan cara modern yang tergantung

pada instrumen yang dipakai.. Pada spektrofotometer UV-Vis yang konvensional

perhitungan dilakukan pada setiap puncak (panjang gelombang maksimum) tiap

komponen. Untuk campuran pembacaan absorban adalah hasil jumblah absorban

tiap komponen. (Mulja,1995 ).

2.3.Kesalahan-kesalahan dalam spektrofotometri

Kesalahan dalam pengukuran secara spektrometri dapat ditimbul dari banyak

sebab. Sebab-sebab yang bisa menyebabkan kesalahan antara lain adalah :

- kuvet yang kotor atau telah tergores

- sidik jari yang dapat menyerap radiasi ultra violet

- penempatan kuvet yang tidak tepat posisinya

- ukuran kuvet yang tidak seragam

- adanya gelembung udara/gas dalam lintasan radiasi panjang gelombang yang

dihasilkan sudah tidak cocok dengan yang tertera pada instrumen

- kurangnya ketelitian dalam mempersiapkan larutan contoh atau ketidaktepatan

larutan contoh

Universitas Sumatera Utara


20

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat-alat dan Bahan

3.1.1. Alat-alat yang digunakan

- Spektrofotometer UV-Visible Hitachi

- Gelas Beaker Pyrex

- Corong pisah Pyrex

- Gelas ukur Pyrex

- Pipet tetes

- Corong Pyrex

- Kertas saring Pyrex

- Labu ukur Pyrex

3.1.2. Bahan-bahan yang digunakan

- NaOH 0,5 N p.a

- NaOH 10 N p.a

- H 2SO4 30 % p.a

- Hipoklorit 1 % p.a

- Sikloheksan p.a

- Etil asetat p.a

3.2. Prosedur

3.2.1. Pembuatan Pereaksi

- NaOH 0,5 N

Universitas Sumatera Utara


21

Timbang 20 g NaOH, larutkan dalam aquadest bebas CO2 sampai 1000 ml

dalam labu ukur

- NaOH 10 N

Timbang 400 g NaOH, larutkan dalam aquadest bebas CO2 sampai 1000

ml dalam labu ukur

- H 2SO4 30 %

Encerkan 30 ml H2 SO4 (p) dengan aquadest sampai 100 ml dalam labu

ukur

3.2.2.Larutan Uji

- Sejumlah 1 gr sampel diencerkan dengan 100 ml aquadest dimasukkan

kedalam corong pisah 250 ml

- Tambahkan 5 ml H2SO4 30 %

- Setelah dingin, tambah 100 ml etil asetat

- Kocok selama 2 menit

- Lapisan etil asetat dimasukkan kedalam corong pisah kedua

- Dikocok 3 kali, setiap kali dengan 30 ml aquadest

- Kumpulan lapisan air dimasukkan kedalam corong pisah ketiga

- Tambah 2 ml NaOH 10 N dan 10 ml sikloheksana

- Kocok selama 1 menit

- Lapisan air dipisah dan dimasukkan kedalam corong pisah keempat

- Tambah 5 ml H2SO4 30 % dan 10 ml sikloheksana dengan pipet volume

dan 10 ml Na-hipoklorit 1 %

- Kocok selama 2 menit

- Lapisan sikloheksana akan berwarna kuning kehijauan, bila tidak berwarna

Universitas Sumatera Utara


22

tambah lagi 10 ml Na-hipoklorit 1 %

- Lapisan air dibuang, lapisan sikloheksana dicuci dengan 50 ml NaOH 0,5 N

- Kocok selama 1 menit, lapisan bawah dibuang

- Lapisan sikloheksana dikocok dengan 50 ml air,lapisan air dibuang

- Lapisan sikloheksana disaring melalui kapas, masukkan dalam labu ukur 10

ml ( A )

3.2.3. Larutan Baku


- Timbang teliti 50 mg Na-siklamat sebagai baku pembanding
- Masukkan kedalam labu ukur 100 ml dan encerkan dengan aquadest
sampai garis tanda
- Pipet 1,0 ml; 2,0 ml ; 4,0 ml ; 6,0 ml; dan 8,0 ml dan masing-masing

masukkan kedalam labu ukur 100 ml

- Tambah aquadest sampai garis tanda dan diperlakukan sama seperti

larutan uji.

3.2.4. Cara Penetapan

- Masing-masing larutan A dan B diukur pada panjang gelombang

maksimum 314 nm, menggunakan air yang diperlakukan sama seperti

larutan uji sebagai blanko

- Kadar Na siklamat dalam minuman

Au Bb fpsampel
x x xKb(%)
Ab Bu fpbaku

Au = serapan larutan uji

Ab = serapan larutan baku

Bb = bobot Na siklamat yang ditimbang (g)

Bu = bobot atau volume cuplikan yang ditimbang ( g

atau ml)

Universitas Sumatera Utara


23

Fp sampel = faktor pengenceran sampel

Fp baku = faktor pengenceran baku

Kb = kemurnian baku (%)

3.2.5. Prosedur Analisa Spektrofotometri

- Hubungkan alat dengan sumber arus listrik

- Hidupkan dengan menekan tombol power pada posisi ON pada seluruh

alat tunggu sampai proses initialisasi selesai

- Hidupkan CPU, monitor, printer

- Pada menu windows, double klik icon UV-probe

- Klik icon spektrum

- Tekan tombol F4 ( Pc control pada alat ) spektrofotometer UV 1700 probe

- Untuk menghubungkan alat spektrofotometer dengan CPU klik ditaskbar

connect

- Pengisian parameter klik icon metode :

a. Pada tabulasi pengukuran pada panjang gelombang 314 nm, amati pada

314 nm

b. Pada tabulasi preparasi sampel, isi berat volume pengenceran

c. Pada tabulasi instrumen parameter isi cara pengukuran, slith, klik OK

- Masukkan blanko pada kuvet reference dan kuvet sampel, klik pada

Taksbar garis dasar tunggu sampai pembacaan selesai

- Masukkan larutan standart, klik START

- Masukkan larutan uji, klik START

3.2.6.Perhitungan

Universitas Sumatera Utara


24

- Kuades Rasa Anggur

As B.Baku Fp.Sampel
Natrium Siklamat = x x x99,78%
Ab B.Sampel Fp.Baku

0,1820 0,0559 g 10
I= x x x99,78%
0,1148 1,0180 g 500

= 1,5853 x 0,0549 x 0,02 x 99,78%

= 0,17 %

0,1823 0,0559 g 10
II = x x x99,78 %
0,1148 1,0180 g 500

= 1,5879 x 0,0549 x 0,02 x 99,78 %

= 0,17 %

0,17 + 0,17
Rata-rata =
2

= 0,17 %

- Ion Tubuh Sweat

As B.Baku Fp.Sampel
Natrium Siklamat = x x x99,78%
Ab B.Sampel Fp.Baku

0,0428 0,0559 g 10
I = x x x99,78%
0,1148 1,01221g 500

= 0,3728 x 0,0552 x 0,02 x 99,78%

= 0,04 %

0,0424 0,0559 g 10
II = x x x99,78%
0,1148 1,0221g 500

= 0,3693 x 0,0552 x 0,02 x 99,78%

= 0,04 %

0,04 + 0,04
Rata-rata = = 0,04 %
2

Universitas Sumatera Utara


25

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

No Nama Sampel Kadar Na Siklamat

1 Kuades Rasa Anggur 0,17 %


2 Ion Tubuh Sweat 0.04 %

4.2. Pembahasan

Natrium siklamat (C6H 11NHSO 3Na) merupakan bahan pemanis sintesis

yang luas penggunaanya terutama dalam industri pangan dan minuman. Natrium

siklamat merupakan bahan pemanis yang tidak mempunyai nilai gizi, bersifat

mudah larut dalam air dan tahan terhadap panas.

Penentuan kadar natrium siklamat dapat dilakukan dengan metode

spektrofotometri pada panjang gelombang 314 nm. Dari data diperoleh kadar

natrium siklamat dalam minuman ringan merek kuades rasa anggur adalah 0,17 %

dan ion tubuh sweat adalah 0,04 %, ternyata kadar natrium siklamat dalam

minuman ringan merek kuades rasa anggur lebih tinggi dari pada ion tubuh sweat.

Karena komposisi dari kedua minuman ini berbeda, dimana kuades rasa anggur

mengandung pewarna makanan yang menyebabkan larutannya berwarna sehingga

pengukuranya berada pada daerah spektrofotometri visible sedangkan untuk ion

tubuh sweat larutanya bening sehingga pengukuranya berada pada daerah UV.

Universitas Sumatera Utara


26

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Kadar natrium siklamat yang terdapat dalam minuman merek kuades rasa

anggur adalah 0,17 % dan ion tubuh sweat adalah 0,04 % dan kadar natrium

siklamat dalam kuades rasa anggur lebih tinggi dibandingkan dengan ion tubuh

sweat.

5.2. Saran

Sebaiknya pemakaian siklamat dalam minuman ringan jangan sampai

melebihi batas maksimum yang diperbolehkan pemerintah karena pemanis ini

sangat berbahaya apabila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih.

Universitas Sumatera Utara


27

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G.1987. Metode Penelitian Air. Surabaya : Penerbit Usaha


Nasional.

Cahyadi, W.2006. Bahan Tambahan Pangan.Jakarta : PT Bumi Aksara

Linder, M.C. 1992. Biokimia Nutrisi Dan Metabolisme. Cetakan 1. Jakarta :


UI-Press

Mulja, M. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya : Airlangga University Press

Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan 1. Yogyakarta : Penerbit


Pustaka Pelajar

Sudarmaji, S. 1989. Analisis Bahan Makanan Dan Pertanian. Yogyakarta :


Penerbit Liberty

Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Universitas Sumatera Utara


28

Universitas Sumatera Utara


29

Tabel 4.1.1. Baku Seri Siklamat

No Konsentrasi Vol.larutan Absorban Absorban rata-rata


1 5 ppm 1 ml 0, 1150 0, 1148
0, 1146
2 10 ppm 2 ml 0, 3166 0,31665
0, 3167
3 20 ppm 4 ml 0,3957 0, 3958
0,3959
4 30 ppm 6 ml 0, 5194 0,5191
0, 5188
5 40 ppm 8 ml 0, 6627 0, 6628
0, 6629

Tabel 4.1.2.Absorbansi sampel

No Nama sampel Berat Sampel Absorban Absorban rata-rata

1 Kuades Rasa 1 gr 0,1820 0,18215

Anggur 0,1823

2 IonTubuh 1 gr 0,0428 0, 0426

Sweat 0, 0424

Universitas Sumatera Utara


30

Absorbansi
Konsentrasi
rata-rata
5 0.1148
10 0.31665
20 0.3958
30 0.5191
40 0.6628

Grafik: Baku Seri Siklamat Absorbansi VS Konsentrasi

0.8
absorbansi

0.6

0.4

0.2

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
konsentrasi

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai