Anda di halaman 1dari 3

Pereaksi dan bahan

Pereaksi:
o TiO4 97 %
o HCl 37%
o Asam Asetat 99.9%
o Detergent nonionik
o Softener BD-10076-80
Bahan :
o Kain tenun kapas yang telah dithretment

Persiapan Sol TiO2

C12H28O4Ti 97% = 300ml + 700 ml air asam (0,2% HCl 37% dan 0,2% CH3COOH (99.9%) pada
mesin stirring.
Temperatur 60oC selama 16 jam.
pH TiO2 Sol asam (sekitar 2)

Persiapan penyempurnaan TiO2 pada kain kapas.

Diencerkan dengan air 10 kali + 1% pelembut pada larutan encer tsb sebelum dilakukan
proses penyempurnaan / pengerjaan (pH 5).
Lalu dipad dry -cure
Self healing cotton + direndam pada lartan sol TiO2 selama 1 menit padding
(Rapid Labortex Co Ltd,Taipei, Taiwan)
WPU 70%
Oven dengan suhu 80oC selama 5 menit.
Terakhir cure 130oC selama 3 menit.

Pembuatan serbuk TiO2

Serbuk TiO2 ekstrak sol + 0,3% larutan Na2CO3 sampai precipitation occurred. Endapan
sentrifuge selam 5 menit. Cuci dengan air 3 kali (oven serbuk)

Struktur dan bentuk dari lapisan TiO2 pada kain Kapas dapat diketahui menggunakan field-emission
scanning electron microscopy. Fase kristal dari serbuk titanium di ekstraksi dari padatan dipelajari
dengan X-ray spectroscopy (XRD, Bruker D8 Discover X-ray diffractometer, Bruker AXS, Karlshure,
Germany). Ukuran partikel distribusi dari titanium dioxide sol telah di teliti dengan particle size
analyzer (ZetaPlus, Brookhaven Instrumen Corporation, New York, USA) dengan pengukuran dari
Doppler-Shifted frequency of scattered laser light on an appropriately diluted aqueous sol.

Evaluasi Ketahanan Cuci

Uji Ketahanan Cuci AATCC Launder O meter suhu pencucian 49


2oC selama 1,5 jam. Bertujuan untuk evaluasi kandungan lapisan TiO2 evaluasi lain
dengan diberi noda (warna,coffe dll) lihat beda yang dicuci 10 dan 20 kali pencucian.

Sifat fisika dari penyempurnaan kain kapas tersebut


Kekuatan tarik kain yang dikerjakan dengan TiO2 sebelum dan sesudah radiasi
sinar dengan Elmatear Digital Tear Tester (JamesHHeal & Co Ltd, England) ASTM.
Kain dengan radiasi sinar selama 10 jam dan 20 jam diukur kekuatan tarik
menggunakan alat Instron.
Evaluasi DTU dengan Air Permeability tester M021S didalam aturan ASTM.
Data eksperimen rata-rata standar deviasi berbentuk tabel masukkan pada hasil
dan diskusi.

Penilaian aktivitas fotokatalitik dari kain yang diberi TiO2

3g kain CU digunting Tambah 100 mL lar. Neolan


ke beaker glass 250mL
1x1cm Blue 2G lalu kocok

Simpan dalam kondisi Sentrifuse untuk Paparkan dengan sinar UV


gelap selama 2 jam mengendapkan kapas dan spectrofotometer UV-
VIS

Lakukan tes pada kapas


yang belum di beri TiO2

Pengukuran dengan noda kopi, anggur merah, dan kari

Kain kontrol dan Kain CU Tetesi dengan wine dan Tetesi dengan wine dan
yang sudah 20x cuci di kopi menggunakan jarum kopi menggunakan jarum
potong 4,5x6,5cm suntik 10mL. suntik 10mL.

Keringkan di udara dan Evaluasi dengan metode


Bilas selama 20 detik paparan cahaya selama 4 AATCC 130-2000
jam.

Staining Scale
Hasil evaluasi staining grade menunjukkan bahwa lapisan TiO2 pada kain katun dapat sangat
menurunkan noda kopi, anggur merah dan kari, sementara substrat kontrol tidak memiliki
kemampuan dekomposisi sama sekali. Meskipun pewarnaan noda pada kain katun yang diolah
sedikit menurun dan nilai pewarnaan dari noda ini dikurangi dengan 1 grade setelah 20 kali
pencucian dan iradiasi 4h, kain yang diolah masih memiliki kekuatan fotokatalitik yang signifikan
dibandingkan dengan kain non substrat. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa lapisan TiO2
memiliki kemampuan fotokatalitik yang signifikan dan kemampuan ini masih ada setelah 20 kali
pencucian.

Distribusi Berat Partikel

Seperti dapat dilihat pada kurva Gambar 2 (a), distribusi ukuran partikelnya luas dan berkisar
antara 25-200nm, dan 70% partikel memiliki diameter kurang dari 100nm seperti yang
ditunjukkan pada kurva Gambar 2 (b). Ukuran partikel rata-rata adalah 73nm.

SEM

Gambar 3 menunjukkan mikrograf SEM dari kapas kapas TiO2 yang ditreatment dengan resolusi
rendah dan tinggi. Analisis SEM terhadap serat katun yang diberi TiO2 pada Gambar 3 (a)
menunjukkan bahwa lapisan tipis TiO2 telah terbentuk pada serat kapas. SEM pada resolusi
tinggi pada Gambar 3 (b) menunjukkan struktur permukaan serat kapas yang diberi TiO2.
Terlihat bahwa permukaan berpori di bawah magnifikasi tinggi.

Pembersihan sendiri dari bahan katun yang diberi perlakuan TiO2 dievaluasi dengan
dekomposisi warna, Neolan Blue 2G, dalam larutan berair di bawah penyinaran UV. Gambar 4
menunjukkan perubahan konsentrasi pewarna untuk kontrol dan kain katun yang diberi TiO2
selama penyinaran UV. The inset yang terletak di pojok kiri bawah adalah spektrum penyerapan
Neolan Blue 2G. Spektrum penyerapan menunjukkan bahwa

puncak penyerapan maksimum Neolan Blue 2G berada pada panjang gelombang 630nm. Dapat
dilihat bahwa konsentrasi koloni di bawah radiasi UV berkurang sangat luar biasa dengan kain
katun yang diberi TiO2 sebelum dicuci, yang mengindikasikan bahwa TiO2 di bawah radiasi UV
memiliki aktivitas dekomposisi pewarna yang tinggi atau daya fotokatalitik yang tinggi. Hal ini
dianggap disebabkan oleh nanocrystallites anatase yang dominan dengan tingginya tingkat tinggi
seperti yang ditunjukkan oleh puncak anatase yang tajam dengan intensitas tinggi dari studi XRD
(Gambar 1). Di bawah iradiasi UV yang sama, konsentrasi pewarna dalam kontak dengan kontrol
tetap hampir pada tingkat yang sama selama penyinaran UV, yang berarti bahwa jenis substrat
kapas ini tidak memiliki dekomposisi pewarna dan zat warna itu sendiri tidak akan
terdekomposisi oleh tingkat UV radiasi yang digunakan Daya tahan film TiO2 pada kapas
dilakukan dengan membandingkan aktivitas dekomposisi pewarna dari kain katun yang diberi
TiO2 sebelum dan setelah 10 dan 20 pencucian menurut Metode Uji AATCC 61-2003 Uji No. 2A
pada 49 2 C, yang ditunjukkan pada Gambar 4. Meskipun tingkat dekomposisi pewarna sampel
perlakuan TiO2 menurun setelah 10 dan 20 kali pencucian dibandingkan dengan sebelum dicuci,
mereka masih memiliki kekuatan fotokatalitik yang signifikan dibandingkan dengan substrat
kontrol. Selain itu, dekomposisi warna dari substrat kapas yang diobati setelah 20 pencucian
sangat sedikit lebih rendah dari pada setelah 10 kali pencucian, yang menunjukkan bahwa daya
tahan dapat dipertahankan atau sedikit berkurang setelah 20 pencucian. Hal ini mungkin
disebabkan oleh pembentukan ikatan kovalen pada antarmuka TiO2 dan serat kapas akibat
reaksi dehidrasi antara gugus hidroksil selulosa dan gugus titin hidroksil.17,18

Anda mungkin juga menyukai