Anda di halaman 1dari 1

1.

PENDAHULUAN

Kelenjar apokrin adalah kelenjar adneksa yang terdistribusi di area axilla, regio
anogenital, kelenjar Moll pada kelopak mata, kelenjar serominous dari meatus
auditorius, dan kelenjar mammae. Kelenjar apokrin juga dapat ditemukan pada area fasialis
dan abdomen. Kelenjar apokrin terdiri dari 3 komponen: duktus intra epithelial, duktus
intradermal, dan porsio sekretoris. Kelenjar ini tidak berkembang sampai waktu pubertas,
kelenjar ini terdiri dari kelenjar sekretori melingkar yang terletak di dalam dermis atau lemak
subkutan dan saluran yang biasanya bermuara pada folikel rambut. Penyakit yang dapat
ditemukan pada kelenjar apokrin antara lain: apokrin anhidrosis, apokrin kromhidrosis, Fox-
Fordyce disease dan hidradenitis supurativa. ( fitz)

Hidradenitis suppurativa (HS) atau biasa disebut jerawat inversa adalah penyakit
inflamasi yang menyerang kelenjar keringat apokrin dan dapat kambuh serta menjadi kronis dan
sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Awalnya penyakit ini bermanifestasi sebagai nodul
atau bisul kemudian berkembang menjadi abses, sinus dan sikatriks. Penyakit ini sering tidak
teridentifikasi sehingga tidak mendapatkan pengobatan yang tepat waktu dan tepat.

Prevalensi kejadian HS diperkirakan 4,1% . Penyakit ini jarang didapatkan sebelum


pubertas atau setelah menopause. Rata-rata kejadian terjadi pada onset umur 23 tahun. Penyakit
ini dilaporkan lebih sering pada perempuan, dengan perbandingan antara 2:1 hingga 5:1. Pada
perempuan, lokasi tersering di area genitofemoral, sedangkan pada area axilla rasionya sama.

II Diagnosis Banding
1. Skrofuloderma
Persamaannya terdapat nodus, abses, dan fistel. Perbedaannya, pada hidradenitis
supurativa pada permulaan disertai tanda-tanda radang akut dan terdapat gejala konstitusi.
Sebaliknya pada skrofuloderma tidak terdapat tanda-tanda radang akut dan tidak ada
Leukositosis. (buku UI)
2. Furunkel dan Karbunkel
Nodul dan abses yang nyeri pada hidradenitis supurativa sering membuat salah diagnosis
dengan furunkel atau karbunkel. HS ditandai dengan abses steril dan sering berulang. Selain itu,
daerah predileksinya berbeda dengan furunkel atau karbunkel yaitu pada aksila, lipat paha, pantat
atau dibawah payudara. Walaupun karbunkel juga terdapat pada area yang banyak friksi seperti
aksila dan bokong. Adanya jaringan parut yang lama, adanya saluran sinus serta kultur bakteri
yang negatif memastikan diagnosis penyakit HS dan juga membedakannya dengan furunkel atau
karbunkel.

Anda mungkin juga menyukai