Anda di halaman 1dari 4

Nama Mahasiswa : Ita Ratnasari

NIM : P07120214057
Jurusan : Keperawatan
Diploma : IV
Semester : VII

DAFTAR JUDUL DAN MASALAH PENELITIAN


NO MASALAH JUDUL
1. Gagal ginjal yaitu kehilangan kemampuannya Hubungan interdialytic weight
untuk mempertahankan volume dan komposisi gain dengan depresi pada pasien
cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan penyakit ginjal kronik yang
normal. (Nanda Nic-Noc, 2013) menjalani hemodialisis di
Menurut WHO (2016) penyakit ginjal stadium RSUD Ratu Zalecha Martapura
akhir memerlukan terapi dialisis atau transplantasi
ginjal. Di seluruh dunia, jumlah yang menerima
terapi pengganti ginjal diperkirakan lebih dari 1,4
juta dengan kejadian tumbuh sekitar 8%.
Prevalensi CKD pada tahun 2013 sebanyak
2.997.680 orang, namun pada tahun 2014
meningkat sebanyak 3.091.240 orang (United
State Renal Data System [USRDS], 2016).
Gagal ginjal kronik menjadi salah satu penyakit
yang masuk dalam 10 besar penyakit kronik tidak
ditularkan di Indonesia (RISKESDAS, 2013).
Sedangkan menurut Persatuan Nefrologi
Indonesia (PERNEFRI) tahun 2012, persentase
penyakit gagal ginjal ini semakin meningkat.
Penatalaksanaan gagal ginjal yang digunakan di
Indonesia yaitu dengan hemodialisa sebesar 78 %,
transplantasi sebesar 16 %, Continous Ambulatory
Peritoneal Dialysis (CAPD) sebesar 3 %, dan
Continous Renal Replacement Therapies (CRRT)
sebesar 3 %.
Penatalaksanaan terapi hemodialisa di Indonesia
menurut PERNEFRI (2012) , prevalensi
kejadiannya semakin meningkat dimana jumlah
pasien baru yang menjalani terapi hemodialisa
meningkat dari 15.353 orang pada tahun 2011
menjadi 19.621 orang pada tahun 2012.
Sedangkan jumlah pasien aktif dari 6.951 orang
pada tahun 2011 meningkat menjadi 9.161 orang
pada tahun 2012. (PERNEFRI, 2012).
Masalah yang paling sering dihadapi pasien
adalah kelebihan volume cairan. Kelebihan cairan
pada pasien PGK mengakibatkan edema,
hipertensi, hipertropi ventrikuler kiri, dan
mempengaruhi lama hidup pasien, oleh karena itu
pasien HD dianjurkan untuk mengendalikan
intake cairan yaitu cairan dibatasi sebanyak
insensible water losses ditambah jumlah urin
(Smeltzer & Bare, 2008).
Pembatasan cairan mempunyai tujuan untuk
mencegah peningkatan berat badan pada periode
interdialitik (Interdialytic Weight Gain/ IDWG)
(Thomas, 2003) dalam (Istanti, 2009).
IDWG merupakan peningkatan volume cairan
yang dimanifestasikan dengan peningkatan berat
badan. IDWG menjadi dasar untuk mengetahui
jumlah cairan yang masuk selama periode
interdialitik. IDWG yang dapat ditoleransi oleh
tubuh adalah tidak lebih dari 3% dari berat kering
yaitu berat tubuh tanpa adanya kelebihan cairan.
Berat badan pasien secara rutin diukur sebelum
dan sesudah hemodialisis untuk mengetahui
kondisi cairan dalam tubuh, kemudian IDWG
dihitung berdasarkan berat badan kering setelah
hemodialisis (Neumann, 2013).

Meskipun hemodialisis aman dan bermanfaat Hubungan Quick of blood


untuk pasien, namun bukan berarti tanpa efek dengan komplikasi hipotensi
samping. Berbagai komplikasi dapat terjadi saat intradialisa pada pasien
pasien menjalani hemodialisis. Komplikasi penyakit ginjal kronik yang
intradialisis merupakan kondisi abnormal yang menjalani hemodialisis di
terjadi saat pasien menjalani hemodialisis. RSUD Ratu Zalecha Martapura
Komplikasi intradialisis yang umum dialami
pasien antara lain hipotensi (Barkan, Mirimsky,
Katzir&Ghicavii, 2006). Daugirdas, et al (2007)
dan Teta (2008) menyebutkan bahwa frekwensi
hipotensi intradialisis terjadi pada 20-30%
dialisis. (Daugirdas, Blake & Ing, 2007).
Semakin bertambah usia, semakin berkurang
fungsi ginjal karena disebabkan terjadinya
penurunan fungsi tubulus pada ginjal. Pada usia
lanjut, fungsi ginjal dan aliran darah ke ginjal
berkurang sehingga terjadi penurunan kecepatan
filtrasi glomerulus dan pada saat pasien menjalani
hemodialisis terjadi proses perpindahan darah
(difusi) sehingga mengakibatkan pelepasan
adenosine dalam darah meningkat. Semakin
tinggi pelepasan adenosine dalam darah
mengakibatkan kegagalan plasma dan
meningkatkan vasopressin. Lama kelamaan
pasien dapat mengalami penurunan curah jantung
dan mengakibatkan terjadinya hipotensi
intradialisis (Sukandar, 2006)

Anda mungkin juga menyukai