Anda di halaman 1dari 4

1. Tantangan Muhammadiyah Era Saat Ini.

A. Dari Anggota Muhammadiyah Sendiri

Muhammadiyah telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Baik


perkembangan dalam hal amal usaha maupun perkembangan secara kuantitas
Muhammadiyah. Perkembangan selama 1 abad ini, Muhammadiyah tetap eksis dalam
mengarungi setiap perubahan zaman, perubahan era pemimpin, dan banyak perubahan-
perubahan lainnya. Tentunya hal ini bukan sesuatu yang mudah dilakukan oleh
organisasi yang banyak mengalami tantangan dan teror yang dilakukan oleh berbagai
pihak. Oleh karena itu, banyak organisasi yang secara sedikit demi sedikit hanya
meninggalkan sejarah, contohlah Boedi Utomo, Sarekat Dagang Islam/Sarekat Islam.

Muhammadiyah dalam memasuki abad ke-2 ini tentunya banyak hal yang harus
dibenahi agar tetap eksis selama-lamanya. Salah satu hal yang patut dilakukan adalah
menjadikan Muhammadiyah menjadi organisasi yang bukan hanya menginginkan
banyaknya anggota, akan tetapi harus juga menjadi organisasi yang berkualitas secara
kualitas, terutama kualitas anggota-anggotanya.

Tentunya ini bukanlah sekedar omong kosong belaka. Karena ternyata banyak
fenomena yang terjadi dikalangan Muhammadiyah. Orang dengan begitu mudahnya
masuk menjadi anggota Muhammadiyah hanya dengan dibuktikan dengan memiliki
kartu anggota Muhammadiyah yang saat ini ternyata semakin mudah didapatkan
dengan tidak memandang siapa mereka dan apa yang sudah mereka lakukan utunk
perkembangan dakwah Muhammadiyah. Dan bahkan mungkin juga dalam kehidupan
keseharian mereka sama sekali tidak mencerminkan pribadi-pribadi Muhammadiyah
seperti yang diinginkan oleh para pendiri dan para pejuang Muhammadiyah di generasi
awal.

Yang paling mengecawakan dan menyesakkan hati adalah mereka kebanyakan menjadi
anggota Muhammadiyah hanya karena ingin masuk dan bekerja di Amal Usaha
Muhammadiyah. Dan tentunya ini terjadi di semua bagian Negara Indonesia ini. Ini
adalah hal yang sangat riskan dan bias menjadikan muhammadiyah kehilangan banyak
asset amal usaha. Banyak kasus yang telah terjadi, sekolah Muhammadiyah beralih
nama, masjid dikuasai oleh pihak lain, dan yang pastinya banyak yang lainnya yang
tidak kita ketahui. Kejadian-kejadian nyata ini harus segera ditanggulangi kalau kita
tidak ingin mendengar nanti entah berapa tahun lagi bahwa Muhammadiyah telah
menjadi sejarah dan tidak lagi mampu mengukir sejarah peradaban bangsa.

B. Tantangan dari organisasi lain

Perkembangan Muhammadiyah yang sangat pesat tentunya akan menjadikan banyak


organisasi lain meniru untuk melakukan hal yang serupa, minimal mereka akan belajar
bagaimana menjadi seperti Muhammadiyah. Muhammadiyah yang memiliki ribuan
sekolah mulai dari Sekolah Dasar dan Menengah (SDM/MIM, SMPM/MTsM,
SMA/MAM/SMEAM dan STMM) sampai pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah
menjadi hal yang menarik untuk diteliti dan dikaji untuk kemudian diterapkan di
organisasi mereka.

Selain tantangan dari organisasi yang menjadikan Muhammadiyah sebagai prtner


mereka, tentunya masih banyak lagi tantangan dari organisasi lain yang tidak suka
dengan gerakan Muhammadiyah yang sangat berkembang dari tahun ke tahun. Telah
menjadi rahasia umum bahwa Muhammadiyah dianggap telah membawa paham
Wahabi (Muhammad bin Abdul Wahab) yang sangat dibenci dan ditakuti oleh kaum
tradisionalis yang antipasti terhadap berbagai macam pembaharuan (purifikasi) ajaran
Islam yang telah banyak dicampuri oleh berbagai ritual-ritual agama lain.

Muhammadiyah dengan jargon dakwah amar maruf nahi munkar menjadikannya


sebagai organisasi yang sangat getol memerangi ajaran yang sangat berbau Tahayul,
Bidah dan Churofat (TBC). Hal inilah yang menjadikan Muhammadiyah banyak
dimusuhi oleh masyarakat Indonesia khususnya kaum tradisionalis yang banyak dianut
oleh kebanyakan umat Islam Indonesia. Mereka menganggap bahwa dakwah
Muhammadiyah akan mengancam eksistensi mereka dan pengaruh mereka dikalangan
kaum Muslim.

Tentunya hal ini hanyalah salah satu dari berbagai coobaan yang dihadapi oleh
Muhammadiyah. Saat-saat ini kita sering mendengar di Indonesia banyak diberitakan
tentang gerakan-gerakan pencucian otak yang di(klaim)lakukan oleh Gerakan Negara
Islam Indonesia (NII). Selain itu banyak juga kaum-kaum sempala yang mengaju Islam
tetapi tidak menjalankan ajaran Islam dan bahkan mereka merubah-rubah syariat Islam
yang telah sempurna dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw dan yang lebih kurang
ajar lagi adalah banyaknya orang-orang yang mengaku menjdi nabi dan mendapatkan
wahyu dari Allah SWT dan ada satu lagi yang mengaku sebagai malaikat Jibril dan
mendirikan kerajaan Tuhan (Lia Eden).

Hal-hal tersebut menjadi lahan dakwah Muhammadiyah untuk dapat membentengi


umat Islam agar tidak terpengaruh oleh ajaran-ajaran sesat mereka.

C. Tantangan dari agama lain (gerakan kristenisasi)

Indonesia yang memiliki azaz pancasila dan menganut paham demokrasi telah
menjadikan Negara yang mayoritas Islam ini harus mengakui lima agama lainnya
(Katholik, Protestan, Hindu, Budha dan Khonghucu) dan satu kepercayaan kepada
Tuhan (aliran kepercayaan). Dakwah Muhammadiyah yang mengislamkan umat Islam
juga bagaimana mampu mengislamkan orang yang belum Islam atau dakwah kepada
orang-orang non-Islam. Begitupun umat agama lain pasti akan melakukan hal yang
serupa untuk menyebar luaskan ajaran agama mereka.

Lebih focus saat ini adalah bagaimana Muhammadiyah harus bias menekan gerakan
kristenisasi yang banyak merambah di berbagai daerah umat-umat Islam. Kristenisasi
yang telah lama dilakukan di Indonesia mulai dari zaman penjajahan dengan konsep 3G
(gold, glory, and gospel) sampai sekarang ini masih berjalan. Banyak kasus kristenisasi
yang telah terjadi di setiap sudut kota maupun di desa, bai secara terang-terangan
maupun gerakan terselubung dalam melakukan gerakan pemurtadan, contohnya adalah
pendirian gereja di daerah Bekasi. Dan tentunya lebih banyak lagi kejadian yang tidak
kita ketahui.

Melihat hal semacam ini Muhammadiyah harus lebih mengintensifkan dakwah


terutama di kantong-kantong masyarakat yang masih labil keimanannya, contohnya
adalah di desa-desa miskin dan sudut-sudut kumuh di kota. Karena di daerah tersebut
menjadi lahan empuk para misionaris yang melakukan gerakan kristenisasi dengan
menawarkan berbagai macam bantuan-bantuan. Dan hal ini sangat mendapat sambutan
dari kaum muslim yang miskin dan menggadaikan keimanan mereka hanya untuk
menyambung hidup mereka karena kemiskinan. Dan ternyata banyak umat Islam tidak
memperdulikan hal ini.
Muhammadiyah yang juga sebagai gerakan social seperti yang dulu dicontohkan oleh
K.H. Ahmad Dahlan harus semakin merespon hal ini dengan memberikan berbagai
macam bantuan kepada mereka, baik bantuan secara spiritual untuk semakin
memperkokok keimanan mereka juga mampu memberikan bantuan secara materi
(pekerjaan). Sehingga dengan member bantuan kepada mereka, maka mereka akan
merasa dipedulikan oleh saudara sesama Muslim mereka dan mereka tidak akan
menggadaikan keimanan mereka dengan keimanan lain karena merasa berhutang budi
pada para misionaris Kristen.

Anda mungkin juga menyukai