Anda di halaman 1dari 26

LIQUID LIQUID MIXING 1

INTISARI
Mixing (pencampuran) adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak
dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain dan sebaliknya, sedang bahan-
bahan tersebut sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Penggunaan sistem mixing
dalam industri kima, salah satunya adalah tangki berpengaduk yang terdiri dari
Impeller(pengaduk) dan motor (perangkat penggerak ). Percobaan ini bertujuan mengamati
pola alir fluida pada berbagai impeller dan baffle, mengamati pengaruh ukuran dan tipe
pengaduk terhadap effiesensi dan power pengadukan. Metode percobaan yang dilakukan
adalah menggunakan alat-alat yaitu tangki berpengaduk yang dilengkapi motor, Impeller,
stopwatch dan penggaris. Bahan yang digunakan air, minyak dan emulsi. Prosedur kerja yang
dilakukan adalah pertama memasang rangkaian alat tangki berpengaduk dan impeller.
Kemudian mengisi tangki dengan air dan minyak, lalu ditambahkan emulsi. Kemudian
menjalakan motor pengaduk dan mengatur kecepatannya. Lalu memasang baffle pada setiap
variabel kecepatan (300,500 dan 700 rpm). Pengamatan dilakukan dengan hingga larutan
tercampur dengan mixing time 5 menit dan hingga terbentuknya vortex. Dari hasil percobaan
pola aliran yang terbentuk pada percobaan impeller radial dan axial, serta daya yang
dihasilkan.......

Kata kunci : Baffle, Impeller,Mixing

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 2

DAFTAR ISI

INTISARI............................................................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 5
I.1 Tujuan Percobaan ................................................................................................................. 5
I.2 Dasar Teori ............................................................................................................................ 5
BAB II METODOLOGI PERCOBAAN ........................................................................................... 9
II.1 Variabel Percobaan.................................................................................................................... 9
II.2 Metodologi Percobaan ............................................................................................................... 9
II.3 Alat dan Bahan Percobaan ...................................................................................................... 10
II.3.a Alat Percobaan .................................................................................................................. 10
II.3.b Bahan Percobaan .............................................................................................................. 10
II.4 Gambar Alat ............................................................................................................................. 11
II.5 Hasil Percobaan........................................................................................................................ 11
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN.............................................................. 14
III.1. Hasil Perhitungan .................................................................................................................. 14
III.2.Pembahasan ............................................................................................................................ 16
BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 21
DAFTAR NOTASI .............................................................................................................................. 22
APPENDIKS........................................................................................................................................ 23

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 3

DAFTAR TABEL
Tabel II.5.1 Hasil Pengamatan mixing menggunakan impeller (propeller)

Tabel II.5.2 Hasil Pengamatan Mixing Menggunakan Impeller (Turbin)

Tabel III.1.1 Hasil Perhitungan Power Number untuk Jenis Propeller

Tabel III.1.2 Hasil Perhitungan Power Number untuk Jenis Turbin

Tabel III.1.3 Hasil Perhitungan Reynold Number untuk Jenis Propeller

Tabel III.1.4 Hasil Perhitungan Reynold Number untuk Jenis Turbin

Tabel III.1.5 Hasil Perhitungan Mixing Factor untuk Jenis Propeller

Tabel III.1.6 Hasil Perhitungan Mixing Factor untuk Jenis Turbin

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 4

DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Jenis jenis Impeller (a) three-blade marine propeller; (b) open straight-blade
turbine; (c) bladed disk turbine; (d) vertical curved-blade turbine; (e) pitched-blade turbine
(Mc.Cabe W.L,1993).
Gambar II.4.1 Alat Percobaan Mixing

Gambar III.2.1 Grafik Hubungan Np ( Power Number ) dengan Nre ( Reynold Number )
secara teoritis
Gambar III.2.2 Grafik Hubungan Np ( Power Number ) dengan Nre ( Reynold Number )
Gambar III.2.3 Grafik Hubungan Mixing time dengan reynold number
Gambar III.2.4 Grafik Hubungan Nre dengan Mixing Factor (fT)
Gambar III.2.5 Grafik Hubungan Nre dengan Mixing Factor (fT)

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 5

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Mengamati pola alir fluida pada berbagai impeller dan baffle.
2. Mengamati pengaruh ukuran dan tipe pengaduk terhadap effisiensi dan
power pengadukan
I.2 Dasar Teori
keberhasilan suatu proses pengolahan sering amat bergantung pada
efektivnya pengadukan dan pencampuran zat cair dalam proses itu. Pengadukan
(agitation)menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan
didalam bejana, di mana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola
sirkulasi.Pencampuran (mixing) adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara
acak,dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain dan sebaliknya, sedangkan
bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fasa atau lebih. Suatu bahan tunggal tertentu,
umpama air satu tangki, dapat diaduk, tetapi tidak dapatdicampur. Kecuali jika ada satu bahan
lain yang ditambahkan ke dalam tangki yang berisi air itu (Mc.Cabe W.L,1993)..

Pencampuran (mixing) merupakan suatu operasi yang dilakukan dengan tujuan


untuk mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam
suatu bahan selain itu pencampuran juga digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana
derajat homogenitas bahan yang bercampur itu sangat berbeda-beda. Pencampuran dapat terjadi
karena adan'a gerakan dari bahan tersebut (Mc.Cabe W.L,1993).

Proses pengadukan (agitation) menunjukan usaha yang menghasilkan gerakan materi


menurut cara tertentu (dengan arah atau pola tertentu) pada suatu bahan di dalam bejana,
dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Sedangkan proses
pencampuran (mixing) merupakan peristiwa menyebarnya bahan bahan secara acak, dimana
bahan yang satu menyebar ke bahan yang lain dan sebaliknya, sedang bahan bahan itu
sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. (Geankoplis, 1983)

Tujuan pengadukan antara lain adalah :

1. Membuat partikel padat tersuspensi.

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 6

2. Mencampurkan liquid yang saling larut (miscible), contohnya metil alkohol dan air.
3. Mendispersikan gas ke dalam liquid dalam bentuk gelembung gelembung kecil.
4. Mendispersikan liquid yang kedua, yang tidak bercampur dengan liquid yang pertama,
sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran butiran halus.
5. Mempercepat perpindahhan panas antara zat cair dengan coil atau jacket (Mc.Cabe
W.L,1993).

Biasanya zat cair diaduk di dalam tangki atau bejana berbentuk silinder yang dapat tertutup
maupun terbuka. Tinggi zat cair yang diigunakan adalah 2/3 dari tinggi tangki. Ada dua macam
jenis impeller, yaitu yang menghasilkan arus sejajar (axial) dengan sumbu poros impeller dan
yang menghasilkan arus dalam arah tangensial (radial). Terdapat tiga jenis utama dari impeller
yaitu propeller, paddle, dan turbin (Mc.Cabe W.L,1993).

1. Propeller

Merupakan contoh impeller aliran aksial, dengan kecepatan tinggi untuk cairan viskositas
rendah. Propeller berukuran kecil berputar pada kecepatan penuh, baik 1150 atau 1750 r/min.
Sedangkan propeller yang berukuran besar berputar pada 400 hingga 800 r/min.

2. Paddles

Untuk masalah sederhana agitator yang efektif digunakan adalah paddles datar yang berputar
pada poros vertikal. Paddle yang umum adalah paddle dengan dua bilah dan empat bilah. Paddle
berputar dengan kecepatan lambat di tengah vessel mendorong cairan secara radial dan
tangensial dengan hampir tidak ada gerak vertikal di impeller. Dalam industri paddle berputar
pada kecepatan antara 20 dan 150 r/min.

3. Turbine

Bentuknya menyerupai paddle bilah banyak dengan pisau pendek, yang berputar pada
kecepatan tinggi di poros pusat vessel. Diameter impeller lebih kecil dari paddle, mulai 30
sampai 50 persen dari diameter vessel (Mc.Cabe W.L,1993).

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 7

Gambar I.1 Jenis jenis Impeller (a) three-blade marine propeller; (b) open straight-
blade turbine; (c) bladed disk turbine; (d) vertical curved-blade turbine; (e) pitched-blade
turbine (Mc.Cabe W.L,1993).

Dalam merancang sebuah tangki berpengaduk, faktor yang penting adalah daya yang
diperlukan untuk menggerakan impeller. Karena daya yang diperlukan untuk sistem tertentu
tidak dapat diprediksi secara teoritis. Kebutuhan daya untuk memutar pengaduk, merupakan
hal penting yang harus dipertimbangkan. Untuk memperkirakan daya yang diperlukan
ketika pengaduk berputar pada kecepatan tertentu maka diperlukan suatu korelasi empirik
mengenai angka daya. Angka daya tersebut dari grafik hubungan Np vs Nre, Bilangan Reynold
atau Reynold Number (Nre) menjelaskan pengaruh dari viskositas larutan, Rumus dari Reynold
Number yaitu :

Keterangan

D = Diameter Pengaduk (m)

N = Kecepatan Putaran Pengaduk (rps)

= Densitas fluida (kg/m3)

= Viskositas Fluida (kg/ms)

Sedangkan Power Number (Np) atau angka daya dirumuskan sebagai berikut :

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 8

Keterangan

Np = Power Number (kg.m2/s2)

P = Power(watt)

gc = Konstanta Gravitasi (1 kg m /Ns2)

N = Kecepatan Pengadukan (rps)

= Densitas Fluida (kg/m3)

D = Diameter Pengaduk (m)

Sehingga dari rumus angka daya tersebut dapat diperoleh nilai power yang dibutuhkan untuk
mendorong pengaduk. Persamaan-persamaan diaatas berlaku bagi tangki bersekat mauput tidak
bersekat . Namun untuk tangki tidak bersekat, nilai angka daya yang diperoleh harus dikoreksi
lagi dengan angka frounde number(Nfr). Angka Frounde merupakan ukuran raiso tegangan
inersia terhadap gaya gravitasi persatuan luas yang bekerja pada fluida dalam tangki. Hal ini
terdapat dalam situasi dimana terdapat gerakan gelombang yang tidak dapat diabaikan pada
permukaan zat cair. Persamaan angka yaitu :

Keterangan :

D = Diameter Pengaduk (m)

N = Kecepatan putar pengaduk (rps)

G = gravitasi (m/s2)

Mixing time merupakan salah satu parameter yang paling penting dalam liquid-liquid
mixing yang dibutuhkan untuk memperoleh homogenitas di seluruh vessel. Mixing time adalah
waktu pengadukan, dimana parameter viskositas dan densitas menunjukkan angka yang
konstan. Selain itu parameter seperti desain impeller, diameter impeller, diameter vessel juga
mempengaruhi waktu pencampuran atau mixing time. (Reza Afshar Ghotli, 2013).

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 9

BAB II

METODOLOGI PERCOBAAN
II.1 Variabel Percobaan
Percobaan dilakukan dengan menggunakan 3 variabel yakni jenis impeller (propeller
dan turbin), kecepatan sudut, dan baffle.

II.2 Metodologi Percobaan


Start

Alat,Bahan,Variabel

Mengukur panjang, diameter, lebar,


tinggi alat pada rangkaian peralatan
percobaan

Menghubungkan rangkaian alat


dengan sumber energi

Mengatur rpm yang akan di gunakan

Memasukkan bahan-bahan yang


digunakan (air,minyak,emulsi)

Mengukur waktu untuk satu putaran


di kWh meter dan mencatat hasil
pada table-tabel variabel

Mengulangi langkah untuk variable


lain

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 10

Analisa data

Hasil Perhitungan

END

II.3 Alat dan Bahan Percobaan


II.3.a Alat Percobaan
1) Satu set alat mixing
2) Impeller (jenis propeller) 1 buah
3) Impeller (jenis turbin) 1 buah
4) Stopwatch
5) Beaker glass 1000 ml 2 buah
6) Penggaris 1 buah

II.3.b Bahan Percobaan


1) Air 2L
2) Minyak 1L

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 11

II.4 Gambar Alat

Gambar II.4.1 Alat Percobaan Mixing

II.5 Hasil Percobaan


Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut.
Suhu = 31
Densitas air = 995,337 kg/m3
Densitas minyak = 800 kg/m3
Desnsitas emulsi = asumsi : 0 kg/m3
Viskositas air = 0,0007843 kg/ms
Viskositas minyak = 0,0015 kg/ms
Viskositas emulsi = asumsi : 0 kg/ms
Diameter propeller = 0,07 m
Diameter turbin = 0,085 m
Tinggi vessel = 0,27 m
Diamater vessel = 0,2 m
Gravitasi = 10 m/s2
Tinggi fluida = 0,091 m
Tinggi propeller = 0,02 m
Tinggi turbin = 0,032 m

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 12

Letak pengaduk dari dasar = 0,02 m


Tabel II.5.1 Hasil Pengamatan mixing menggunakan impeller (propeller)

Minyak 1 liter
Bahan Air 2 liter Tinggi 0,091 m
Emulsi 2 gram
Tipe impeller Propeller
Letak Tinggi
0,02 m
pengaduk dari 0,02 m pengaduk
dasar

Kecepatan Tinggi Power Pola


Waktu Jumlah baffle
sudut (rpm) Vortex (m) (kWh) Aliran

5 menit 302,6 0 0,11 3603,19 Axial


5 menit 302,6 1 0,105 3603,21 Radial
5 menit 302,6 2 0,091 3603,22 Radial
5 menit 499,1 0 0,12 3603,23 Axial
5 menit 499,1 1 0,11 3603,24 Radial
5 menit 499,1 2 0,105 3603,25 Radial
5 menit 699 0 0,13 3603,26 Axial
5 menit 699 1 0,115 3603,27 Radial
5 menit 699 2 0,108 3603,27 Radial

Tabel II.5.2 Hasil Pengamatan Mixing Menggunakan Impeller (Turbin)

Minyak 1 liter
Bahan Air 2 liter Tinggi 0,091 m
Emulsi 2 gram
Tipe impeller Turbin
Letak Tinggi
0,032 m
pengaduk dari 0,025 m pengaduk
dasar
Kecepatan Tinggi Pola
Waktu Jumlah baffle Power (kWh)
sudut (rpm) Vortex (m) Aliran
5 menit 303 0 0,132 3603,28 Axial
5 menit 303 1 0,127 3603,29 Radial
5 menit 303 2 0,125 3603,3 Radial
5 menit 501,8 0 0,158 3603,31 Axial
5 menit 501,8 1 0,133 3603,31 Radial
5 menit 501,8 2 0,118 3603,31 Radial
5 menit 704,13 0 0,13 3603,32 Axial
5 menit 704,13 1 0,123 3603,32 Radial

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 13

5 menit 704,13 2 0,113 3603,32 Radial

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 14

BAB III

HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


III.1. Hasil Perhitungan
Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel III.1.1 Hasil Perhitungan Power Number untuk Jenis Propeller

Waktu Kecepatan
Power (J/s) Power Number
(sekon) sudut (rps)
300 5,043333333 1000,886111 2,00323E-06
300 5,043333333 1000,891667 2,00324E-06
300 5,043333333 1000,894444 2,00325E-06
300 8,318333333 1000,897222 8,98859E-06
300 8,318333333 1000,9 8,98861E-06
300 8,318333333 1000,902778 8,98864E-06
300 11,65 1000,905556 2,46924E-05
300 11,65 1000,908333 2,46925E-05
300 11,65 1000,908333 2,46925E-05

Tabel III.1.2 Hasil Perhitungan Power Number untuk Jenis Turbin

Waktu Kecepatan
Power (kWh) Power Number
(sekon) sudut (rps)
300 5,05 1000,911111 5,30966E-06
300 5,05 1000,913889 5,30968E-06
300 5,05 1000,916667 5,30969E-06
300 8,363333333 1000,919444 2,41176E-05
300 8,363333333 1000,919444 2,41176E-05
300 8,363333333 1000,919444 2,41176E-05
300 11,7355 1000,922222 6,6635E-05
300 11,7355 1000,922222 6,6635E-05
300 11,7355 1000,922222 6,6635E-05

Tabel III.1.3 Hasil Perhitungan Reynold Number untuk Jenis Propeller

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 15

Waktu Kecepatan
Nre
(sekon) sudut (rps)
300 5,043333333 1165353,93
300 5,043333333 1165353,93
300 5,043333333 1165353,93
300 8,318333333 1922102,269
300 8,318333333 1922102,269
300 8,318333333 1922102,269
300 11,65 2691944,473
300 11,65 2691944,473
300 11,65 2691944,473

Tabel III.1.4 Hasil Perhitungan Reynold Number untuk Jenis Turbin

Waktu Kecepatan
Nre
(sekon) sudut (rps)
300 5,05 1720573,864
300 5,05 1720573,864
300 5,05 1720573,864
300 8,363333333 2849452,029
300 8,363333333 2849452,029
300 8,363333333 2849452,029
300 11,7355 3998375,164
300 11,7355 3998375,164
300 11,7355 3998375,164

Tabel III.1.5 Hasil Perhitungan Mixing Factor untuk Jenis Propeller

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 16

Waktu Kecepatan
Mixing Factor
(sekon) sudut (rps)
300 5,043333333 0,326228322
300 5,043333333 0,326228322
300 5,043333333 0,326228322
300 8,318333333 0,887480776
300 8,318333333 0,887480776
300 8,318333333 0,887480776
300 11,65 1,740757065
300 11,65 1,740757065
300 11,65 1,740757065

Tabel III.1.6 Hasil Perhitungan Mixing Factor untuk Jenis Turbin

Waktu Kecepatan
Mixing Factor
(sekon) sudut (rps)
300 5,05 0,32709136
300 5,05 0,32709136
300 5,05 0,32709136
300 8,363333333 0,897108825
300 8,363333333 0,897108825
300 8,363333333 0,897108825
300 11,7355 1,766401851
300 11,7355 1,766401851
300 11,7355 1,766401851

III.2.Pembahasan
Percobaan Liquid Liquid Mixing bertujuan untuk mengamati pola alir fluida pada
berbagai impeller dan baffle dan mengamati pengaruh ukuran dan tipe pengaduk terhadap
efisiensi dan power pengadukan.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan 3 variabel yakni jenis impeller (propeller
dan turbin), kecepatan sudut, dan baffle.
Percobaan ini dimulai dengan mengukur diameter dan tinggi vessel, letak impeller dari
dasar, ukuran impeller. Setelah semua peralatan mixing siap, fluida dimasukkan. Fluida yang

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 17

digunakan pada percobaan ini ialah minyak 1 liter, air 2 liter, dan emulsi 2 gram. Alasan
memakai emulsi ialah karena minyak dan air memiliki sifat yang berbeda yakni non polar dan
polar. Sehingga dari perbedaan sifat tersebut menyebabkan dua fluida ini sukar untuk menyatu.
Oleh karena itu diperlukan suatu emulsi. Percobaan dilakukan sebanyak jumlah variabel dengan
total 18 run dalam 90 menit. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan data power (kWh),
tinggi vortex, dan pola aliran.
Berdasarkan variabel yang digunakan dalam percobaan, untuk variabel kecepatan sudut
terlihat bahwa semakin besar kecepatan sudut, maka nilai power number, Nre, dan mixing
factor akan semakin besar juga. Kemudian, untuk variabel jenis impeller juga mempengaruhi
nilai Nre, yang mana akan berdapkan pada power number dan mixing factor. Bentuk dan ukuran
sangat mempengaruhi besarnya Nre. Nre yang dihasilkan oleh impeller jenis propeller lebih
kecil daripada jenis turbin. Lalu, untuk pemakaian baffle juga sangat berpengaruh. Ketika
mixing dilakukan tampa baffle, vortex yang dihasilkan besar dengan pola aliran axial.
Kemudian apabila ditambah dengan baffle, besar vortexnya turun dan pola alirannya menjadi
radial. Hal ini dapat dilihat pada tabel II.5.1 dan II.5.2. pola aliran dapat dilihat melalui
pergerakan manik manik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cara untuk menghilagkan vortex
ialah dengan menambahkan baffle dan juga menurunkan kecepatan sudutnya.
Berdasarkan literature, grafik Np terhadap Nre ialah sebagai berikut.

Gambar III.2.1 Grafik Hubungan Np ( Power Number ) dengan Nre ( Reynold


Number ) secara teoritis
(Geankoplis,1983)

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 18

Grafik Np vs Nre
0.00008
0.00007
y = 3E-11x - 4E-05
0.00006 R = 0.9547 Propeller (Np vs Nre)
0.00005
Turbin (Np vs Nre)
Np
0.00004
0.00003 y = 1E-11x - 2E-05
0.00002 R = 0.9552 Linear (Propeller (Np vs
Nre))
0.00001
0 Linear (Turbin (Np vs
0 2000000 4000000 Nre))

Nre

Gambar III.2.2 Grafik Hubungan Np ( Power Number ) dengan Nre ( Reynold


Number )
Hal ini dapat dibandingkan bahwa, hasil percobaan yang didapat berbeda dengan grafik
secara teoritis. Hal ini dapat terjadi karena adanya suatu galat dalam percobaan.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, power number untuk impeller jenis turbin
hasilnya lebih besar daripada jenis propeller. Hal ini dapat terjadi karena bentuk dan ukuran
masing masing propeller yang berbeda sehingga akan mempengaruhi konsumsi powernya.
Semakin tinggi power numbernya, maka konsumsi dayanya juga semakin besar.

Grafik Mixing time (tT) vs Nre


300

300
300
Propeller (t vs Nre)
300

300 Turbin ( t vs Nre )


tT

300
300 Linear (Propeller (t vs
Nre))
300 y = -2E-19x + 300 y = 300
Linear (Turbin ( t vs Nre
R = #N/A R = #N/A ))
300
0 2000000 4000000 6000000
Nre

Gambar III.2.3 Grafik Hubungan Mixing time dengan reynold number


Sedangkan untuk grafik mixing time terhadap Nre, didapatkan garis lurus seperti
gambar III.2.3 diatas karena untuk mixing time nya sendiri dalam percobaan ini tidak dibuat
sebagai variabel. Tetapi apabila ditinjau dari nilai Nrenya, untuk impeller jenis propeller nilai

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 19

Nrenya lebih kecil daripada jenis turbin. Hal ini dikarenakan bentuk dan ukuran impeller akan
mempengaruhi kecepetan sudut, dimana hal ini akan berpengaruh pada aliran dan nilai Nre.

Grafik Nre terhadap Ft


2
1.8
1.6
1.4 Propeller ( Nre vs Ft )
1.2
1 Turbin (Nre vs Ft)
Ft

0.8
0.6 Linear (Propeller ( Nre
0.4 vs Ft ))
0.2 Linear (Turbin (Nre vs
0 Ft))
0 2000000 4000000 6000000
Nre

Gambar III.2.4 Grafik Hubungan Nre dengan Mixing Factor (fT)

Gambar III.2.5 Grafik Hubungan Nre dengan Mixing Factor (fT)


(Geankoplis,1983)
Untuk grafik antara Nre dengan Mixing factor, didapatkan pola grafik yang berbeda
dengan grafik secara teoritis. Berdasakan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
semakin tinggi Nre, maka nilai mixing factornya juga semakin besar. Untuk jenis propeller,
mixing factornya lebih kecil daripada jenis turbin. Hal ini karen Nre juga mempengaruhi mixing
factor.

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 20

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan dan hasil perhitungan, dapat disimpulkan :


1. Impeller dengan jenis berbeda serta pemakaian baffle akan menghasilkan pola aliran yang
berbeda
2. Ukuran dan bentuk masing masing jenis impeller akan mempengaruhi nilai Nre, Power
number, dan Mixing factor.
3. Impeller dengan jenis propeller lebih efisien daripada jenis turbin.

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 21

DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, Christie J. 1997. Transport Processes and Unit Operations 3rd Edition.
New Jersey : Prentice Hall.
Mc Cabe, W.L. and Julian C. Smith. 1976. Unit Operation of Chemical Engineering
3rd Edition. Tokyo : Mc Graw-Hill Kogakusha, Ltd.

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 22

DAFTAR NOTASI

NOTASI KETERANGAN SATUAN

Mixing time Sekon

N Kecepatan sudut Rps

P Power J/s

Np Power number -

Densitas Kg/m3

Viskositas Kg/m.s

T Suhu

Diameter impeller m

Diameter vessel m

H Tinggi fluida m

Percepatan gravitasi m/s2

Mixing factor -

Nre Reynold number -

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 23

APPENDIKS
PERHITUNGAN

1. Mengonversikan satuan

Waktu mixing :
60
= 5
1

= 300

Kecepatan Sudut (N) :

1
= 302,6
60

= 5,043333333

Perhitungan yang sama dilakukan untuk variabel kecepatan sudut yang lain.

Power (P) :

1000
= 3603,19
3600
= 1000,886111 J/s

Perhitungan yang sama dilakukan untuk power yang lain.

2. Menghitung Power Number


Propeller
Diket :
= 995,337 /3
= 800 /3
Asumsi : = 0 /3
= 5,043333333 rps
= 1000,886111 J/s
= 0,07
= 31
Ditanya : Np


=
5
3

1000,886111
=
(995,337 + 800 + 0) 5,0433333333 0,075

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 24

= 2,00323E 06

Perhitungan yang sama dilakukan untuk Np yang lain.

Turbin

Diket :
= 995,337 /3
= 800 /3
Asumsi : = 0 /3
= 5,05 rps
= 1000,886111 J/s
= 0,085
= 31
Ditanya : Np


=
5
3

1000,886111
=
(995,337 + 800 + 0) 5,053 0,0855

= 5,30966E 06

Perhitungan yang sama dilakukan untuk Np yang lain.

3. Menghitung Reynold Number (Nre)

Propeller

Diket :
= 0,0007843 /
= 0,0015 /
Asumsi : = 0 /
= 995,337 /3
= 800 /3
Asumsi : = 0 /3
= 5,043333333 rps
= 0,07
= 31

Ditanya : Nre
2
=

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 25

(995,337 + 800 + 0) 5,043333333 0,072


=
(0,0007843 + 0,0015 + 0)

= 1165353,93

Perhitungan yang sama dilakukan untuk Nre yang lain.

Turbin

Diket :
= 0,0007843 /
= 0,0015 /
Asumsi : = 0 /
= 995,337 /3
= 800 /3
Asumsi : = 0 /3
= 5,05 rps
= 0,085
= 31

Ditanya : Nre
2
=

(995,337 + 800 + 0) 5,05 0,0852


=
(0,0007843 + 0,0015 + 0)

= 1720573,864

Perhitungan yang sama dilakukan untuk Nre yang lain.

4. Menghitung Mixing Factor

Propeller

Diket :
= 300
= 5,043333333 rps
= 0,07
= 10 /2
= 0,091
= 0,2

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI


LIQUID LIQUID MIXING 26

Ditanya : Ft

(2)2/3 1/6 1/2


=
1/2 3/2

(5,0433333330,072)2/3 101/6 0,071/2


= 300
0,0911/2 0,23/2

= 0,326228322

Perhitungan yang sama dilakukan untuk mixing factor yang lain.

Turbin

Diket :
= 300
= 5,05 rps
= 0,085
= 10 /2
= 0,091
= 0,2
Ditanya : Ft

(2)2/3 1/6 1/2


=
1/2 3/2

2 1 1
(5,050,0852)3 106 0,0852
= 300 1 3
0,0912 0,22

= 0,326228322

Perhitungan yang sama dilakukan untuk mixing factor yang lain.

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTIA UISI

Anda mungkin juga menyukai