INTISARI
Mixing (pencampuran) adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak
dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain dan sebaliknya, sedang bahan-
bahan tersebut sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Penggunaan sistem mixing
dalam industri kima, salah satunya adalah tangki berpengaduk yang terdiri dari
Impeller(pengaduk) dan motor (perangkat penggerak ). Percobaan ini bertujuan mengamati
pola alir fluida pada berbagai impeller dan baffle, mengamati pengaruh ukuran dan tipe
pengaduk terhadap effiesensi dan power pengadukan. Metode percobaan yang dilakukan
adalah menggunakan alat-alat yaitu tangki berpengaduk yang dilengkapi motor, Impeller,
stopwatch dan penggaris. Bahan yang digunakan air, minyak dan emulsi. Prosedur kerja yang
dilakukan adalah pertama memasang rangkaian alat tangki berpengaduk dan impeller.
Kemudian mengisi tangki dengan air dan minyak, lalu ditambahkan emulsi. Kemudian
menjalakan motor pengaduk dan mengatur kecepatannya. Lalu memasang baffle pada setiap
variabel kecepatan (300,500 dan 700 rpm). Pengamatan dilakukan dengan hingga larutan
tercampur dengan mixing time 5 menit dan hingga terbentuknya vortex. Dari hasil percobaan
pola aliran yang terbentuk pada percobaan impeller radial dan axial, serta daya yang
dihasilkan.......
DAFTAR ISI
INTISARI............................................................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 5
I.1 Tujuan Percobaan ................................................................................................................. 5
I.2 Dasar Teori ............................................................................................................................ 5
BAB II METODOLOGI PERCOBAAN ........................................................................................... 9
II.1 Variabel Percobaan.................................................................................................................... 9
II.2 Metodologi Percobaan ............................................................................................................... 9
II.3 Alat dan Bahan Percobaan ...................................................................................................... 10
II.3.a Alat Percobaan .................................................................................................................. 10
II.3.b Bahan Percobaan .............................................................................................................. 10
II.4 Gambar Alat ............................................................................................................................. 11
II.5 Hasil Percobaan........................................................................................................................ 11
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN.............................................................. 14
III.1. Hasil Perhitungan .................................................................................................................. 14
III.2.Pembahasan ............................................................................................................................ 16
BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 21
DAFTAR NOTASI .............................................................................................................................. 22
APPENDIKS........................................................................................................................................ 23
DAFTAR TABEL
Tabel II.5.1 Hasil Pengamatan mixing menggunakan impeller (propeller)
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Jenis jenis Impeller (a) three-blade marine propeller; (b) open straight-blade
turbine; (c) bladed disk turbine; (d) vertical curved-blade turbine; (e) pitched-blade turbine
(Mc.Cabe W.L,1993).
Gambar II.4.1 Alat Percobaan Mixing
Gambar III.2.1 Grafik Hubungan Np ( Power Number ) dengan Nre ( Reynold Number )
secara teoritis
Gambar III.2.2 Grafik Hubungan Np ( Power Number ) dengan Nre ( Reynold Number )
Gambar III.2.3 Grafik Hubungan Mixing time dengan reynold number
Gambar III.2.4 Grafik Hubungan Nre dengan Mixing Factor (fT)
Gambar III.2.5 Grafik Hubungan Nre dengan Mixing Factor (fT)
BAB I
PENDAHULUAN
2. Mencampurkan liquid yang saling larut (miscible), contohnya metil alkohol dan air.
3. Mendispersikan gas ke dalam liquid dalam bentuk gelembung gelembung kecil.
4. Mendispersikan liquid yang kedua, yang tidak bercampur dengan liquid yang pertama,
sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran butiran halus.
5. Mempercepat perpindahhan panas antara zat cair dengan coil atau jacket (Mc.Cabe
W.L,1993).
Biasanya zat cair diaduk di dalam tangki atau bejana berbentuk silinder yang dapat tertutup
maupun terbuka. Tinggi zat cair yang diigunakan adalah 2/3 dari tinggi tangki. Ada dua macam
jenis impeller, yaitu yang menghasilkan arus sejajar (axial) dengan sumbu poros impeller dan
yang menghasilkan arus dalam arah tangensial (radial). Terdapat tiga jenis utama dari impeller
yaitu propeller, paddle, dan turbin (Mc.Cabe W.L,1993).
1. Propeller
Merupakan contoh impeller aliran aksial, dengan kecepatan tinggi untuk cairan viskositas
rendah. Propeller berukuran kecil berputar pada kecepatan penuh, baik 1150 atau 1750 r/min.
Sedangkan propeller yang berukuran besar berputar pada 400 hingga 800 r/min.
2. Paddles
Untuk masalah sederhana agitator yang efektif digunakan adalah paddles datar yang berputar
pada poros vertikal. Paddle yang umum adalah paddle dengan dua bilah dan empat bilah. Paddle
berputar dengan kecepatan lambat di tengah vessel mendorong cairan secara radial dan
tangensial dengan hampir tidak ada gerak vertikal di impeller. Dalam industri paddle berputar
pada kecepatan antara 20 dan 150 r/min.
3. Turbine
Bentuknya menyerupai paddle bilah banyak dengan pisau pendek, yang berputar pada
kecepatan tinggi di poros pusat vessel. Diameter impeller lebih kecil dari paddle, mulai 30
sampai 50 persen dari diameter vessel (Mc.Cabe W.L,1993).
Gambar I.1 Jenis jenis Impeller (a) three-blade marine propeller; (b) open straight-
blade turbine; (c) bladed disk turbine; (d) vertical curved-blade turbine; (e) pitched-blade
turbine (Mc.Cabe W.L,1993).
Dalam merancang sebuah tangki berpengaduk, faktor yang penting adalah daya yang
diperlukan untuk menggerakan impeller. Karena daya yang diperlukan untuk sistem tertentu
tidak dapat diprediksi secara teoritis. Kebutuhan daya untuk memutar pengaduk, merupakan
hal penting yang harus dipertimbangkan. Untuk memperkirakan daya yang diperlukan
ketika pengaduk berputar pada kecepatan tertentu maka diperlukan suatu korelasi empirik
mengenai angka daya. Angka daya tersebut dari grafik hubungan Np vs Nre, Bilangan Reynold
atau Reynold Number (Nre) menjelaskan pengaruh dari viskositas larutan, Rumus dari Reynold
Number yaitu :
Keterangan
Sedangkan Power Number (Np) atau angka daya dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan
P = Power(watt)
Sehingga dari rumus angka daya tersebut dapat diperoleh nilai power yang dibutuhkan untuk
mendorong pengaduk. Persamaan-persamaan diaatas berlaku bagi tangki bersekat mauput tidak
bersekat . Namun untuk tangki tidak bersekat, nilai angka daya yang diperoleh harus dikoreksi
lagi dengan angka frounde number(Nfr). Angka Frounde merupakan ukuran raiso tegangan
inersia terhadap gaya gravitasi persatuan luas yang bekerja pada fluida dalam tangki. Hal ini
terdapat dalam situasi dimana terdapat gerakan gelombang yang tidak dapat diabaikan pada
permukaan zat cair. Persamaan angka yaitu :
Keterangan :
G = gravitasi (m/s2)
Mixing time merupakan salah satu parameter yang paling penting dalam liquid-liquid
mixing yang dibutuhkan untuk memperoleh homogenitas di seluruh vessel. Mixing time adalah
waktu pengadukan, dimana parameter viskositas dan densitas menunjukkan angka yang
konstan. Selain itu parameter seperti desain impeller, diameter impeller, diameter vessel juga
mempengaruhi waktu pencampuran atau mixing time. (Reza Afshar Ghotli, 2013).
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
II.1 Variabel Percobaan
Percobaan dilakukan dengan menggunakan 3 variabel yakni jenis impeller (propeller
dan turbin), kecepatan sudut, dan baffle.
Alat,Bahan,Variabel
Analisa data
Hasil Perhitungan
END
Minyak 1 liter
Bahan Air 2 liter Tinggi 0,091 m
Emulsi 2 gram
Tipe impeller Propeller
Letak Tinggi
0,02 m
pengaduk dari 0,02 m pengaduk
dasar
Minyak 1 liter
Bahan Air 2 liter Tinggi 0,091 m
Emulsi 2 gram
Tipe impeller Turbin
Letak Tinggi
0,032 m
pengaduk dari 0,025 m pengaduk
dasar
Kecepatan Tinggi Pola
Waktu Jumlah baffle Power (kWh)
sudut (rpm) Vortex (m) Aliran
5 menit 303 0 0,132 3603,28 Axial
5 menit 303 1 0,127 3603,29 Radial
5 menit 303 2 0,125 3603,3 Radial
5 menit 501,8 0 0,158 3603,31 Axial
5 menit 501,8 1 0,133 3603,31 Radial
5 menit 501,8 2 0,118 3603,31 Radial
5 menit 704,13 0 0,13 3603,32 Axial
5 menit 704,13 1 0,123 3603,32 Radial
BAB III
Waktu Kecepatan
Power (J/s) Power Number
(sekon) sudut (rps)
300 5,043333333 1000,886111 2,00323E-06
300 5,043333333 1000,891667 2,00324E-06
300 5,043333333 1000,894444 2,00325E-06
300 8,318333333 1000,897222 8,98859E-06
300 8,318333333 1000,9 8,98861E-06
300 8,318333333 1000,902778 8,98864E-06
300 11,65 1000,905556 2,46924E-05
300 11,65 1000,908333 2,46925E-05
300 11,65 1000,908333 2,46925E-05
Waktu Kecepatan
Power (kWh) Power Number
(sekon) sudut (rps)
300 5,05 1000,911111 5,30966E-06
300 5,05 1000,913889 5,30968E-06
300 5,05 1000,916667 5,30969E-06
300 8,363333333 1000,919444 2,41176E-05
300 8,363333333 1000,919444 2,41176E-05
300 8,363333333 1000,919444 2,41176E-05
300 11,7355 1000,922222 6,6635E-05
300 11,7355 1000,922222 6,6635E-05
300 11,7355 1000,922222 6,6635E-05
Waktu Kecepatan
Nre
(sekon) sudut (rps)
300 5,043333333 1165353,93
300 5,043333333 1165353,93
300 5,043333333 1165353,93
300 8,318333333 1922102,269
300 8,318333333 1922102,269
300 8,318333333 1922102,269
300 11,65 2691944,473
300 11,65 2691944,473
300 11,65 2691944,473
Waktu Kecepatan
Nre
(sekon) sudut (rps)
300 5,05 1720573,864
300 5,05 1720573,864
300 5,05 1720573,864
300 8,363333333 2849452,029
300 8,363333333 2849452,029
300 8,363333333 2849452,029
300 11,7355 3998375,164
300 11,7355 3998375,164
300 11,7355 3998375,164
Waktu Kecepatan
Mixing Factor
(sekon) sudut (rps)
300 5,043333333 0,326228322
300 5,043333333 0,326228322
300 5,043333333 0,326228322
300 8,318333333 0,887480776
300 8,318333333 0,887480776
300 8,318333333 0,887480776
300 11,65 1,740757065
300 11,65 1,740757065
300 11,65 1,740757065
Waktu Kecepatan
Mixing Factor
(sekon) sudut (rps)
300 5,05 0,32709136
300 5,05 0,32709136
300 5,05 0,32709136
300 8,363333333 0,897108825
300 8,363333333 0,897108825
300 8,363333333 0,897108825
300 11,7355 1,766401851
300 11,7355 1,766401851
300 11,7355 1,766401851
III.2.Pembahasan
Percobaan Liquid Liquid Mixing bertujuan untuk mengamati pola alir fluida pada
berbagai impeller dan baffle dan mengamati pengaruh ukuran dan tipe pengaduk terhadap
efisiensi dan power pengadukan.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan 3 variabel yakni jenis impeller (propeller
dan turbin), kecepatan sudut, dan baffle.
Percobaan ini dimulai dengan mengukur diameter dan tinggi vessel, letak impeller dari
dasar, ukuran impeller. Setelah semua peralatan mixing siap, fluida dimasukkan. Fluida yang
digunakan pada percobaan ini ialah minyak 1 liter, air 2 liter, dan emulsi 2 gram. Alasan
memakai emulsi ialah karena minyak dan air memiliki sifat yang berbeda yakni non polar dan
polar. Sehingga dari perbedaan sifat tersebut menyebabkan dua fluida ini sukar untuk menyatu.
Oleh karena itu diperlukan suatu emulsi. Percobaan dilakukan sebanyak jumlah variabel dengan
total 18 run dalam 90 menit. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan data power (kWh),
tinggi vortex, dan pola aliran.
Berdasarkan variabel yang digunakan dalam percobaan, untuk variabel kecepatan sudut
terlihat bahwa semakin besar kecepatan sudut, maka nilai power number, Nre, dan mixing
factor akan semakin besar juga. Kemudian, untuk variabel jenis impeller juga mempengaruhi
nilai Nre, yang mana akan berdapkan pada power number dan mixing factor. Bentuk dan ukuran
sangat mempengaruhi besarnya Nre. Nre yang dihasilkan oleh impeller jenis propeller lebih
kecil daripada jenis turbin. Lalu, untuk pemakaian baffle juga sangat berpengaruh. Ketika
mixing dilakukan tampa baffle, vortex yang dihasilkan besar dengan pola aliran axial.
Kemudian apabila ditambah dengan baffle, besar vortexnya turun dan pola alirannya menjadi
radial. Hal ini dapat dilihat pada tabel II.5.1 dan II.5.2. pola aliran dapat dilihat melalui
pergerakan manik manik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cara untuk menghilagkan vortex
ialah dengan menambahkan baffle dan juga menurunkan kecepatan sudutnya.
Berdasarkan literature, grafik Np terhadap Nre ialah sebagai berikut.
Grafik Np vs Nre
0.00008
0.00007
y = 3E-11x - 4E-05
0.00006 R = 0.9547 Propeller (Np vs Nre)
0.00005
Turbin (Np vs Nre)
Np
0.00004
0.00003 y = 1E-11x - 2E-05
0.00002 R = 0.9552 Linear (Propeller (Np vs
Nre))
0.00001
0 Linear (Turbin (Np vs
0 2000000 4000000 Nre))
Nre
300
300
Propeller (t vs Nre)
300
300
300 Linear (Propeller (t vs
Nre))
300 y = -2E-19x + 300 y = 300
Linear (Turbin ( t vs Nre
R = #N/A R = #N/A ))
300
0 2000000 4000000 6000000
Nre
Nrenya lebih kecil daripada jenis turbin. Hal ini dikarenakan bentuk dan ukuran impeller akan
mempengaruhi kecepetan sudut, dimana hal ini akan berpengaruh pada aliran dan nilai Nre.
0.8
0.6 Linear (Propeller ( Nre
0.4 vs Ft ))
0.2 Linear (Turbin (Nre vs
0 Ft))
0 2000000 4000000 6000000
Nre
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, Christie J. 1997. Transport Processes and Unit Operations 3rd Edition.
New Jersey : Prentice Hall.
Mc Cabe, W.L. and Julian C. Smith. 1976. Unit Operation of Chemical Engineering
3rd Edition. Tokyo : Mc Graw-Hill Kogakusha, Ltd.
DAFTAR NOTASI
P Power J/s
Np Power number -
Densitas Kg/m3
Viskositas Kg/m.s
T Suhu
Diameter impeller m
Diameter vessel m
H Tinggi fluida m
Mixing factor -
APPENDIKS
PERHITUNGAN
1. Mengonversikan satuan
Waktu mixing :
60
= 5
1
= 300
1
= 302,6
60
= 5,043333333
Perhitungan yang sama dilakukan untuk variabel kecepatan sudut yang lain.
Power (P) :
1000
= 3603,19
3600
= 1000,886111 J/s
=
5
3
1000,886111
=
(995,337 + 800 + 0) 5,0433333333 0,075
= 2,00323E 06
Turbin
Diket :
= 995,337 /3
= 800 /3
Asumsi : = 0 /3
= 5,05 rps
= 1000,886111 J/s
= 0,085
= 31
Ditanya : Np
=
5
3
1000,886111
=
(995,337 + 800 + 0) 5,053 0,0855
= 5,30966E 06
Propeller
Diket :
= 0,0007843 /
= 0,0015 /
Asumsi : = 0 /
= 995,337 /3
= 800 /3
Asumsi : = 0 /3
= 5,043333333 rps
= 0,07
= 31
Ditanya : Nre
2
=
= 1165353,93
Turbin
Diket :
= 0,0007843 /
= 0,0015 /
Asumsi : = 0 /
= 995,337 /3
= 800 /3
Asumsi : = 0 /3
= 5,05 rps
= 0,085
= 31
Ditanya : Nre
2
=
= 1720573,864
Propeller
Diket :
= 300
= 5,043333333 rps
= 0,07
= 10 /2
= 0,091
= 0,2
Ditanya : Ft
= 0,326228322
Turbin
Diket :
= 300
= 5,05 rps
= 0,085
= 10 /2
= 0,091
= 0,2
Ditanya : Ft
2 1 1
(5,050,0852)3 106 0,0852
= 300 1 3
0,0912 0,22
= 0,326228322