Sambutan Gubernur BI Pada PTBI 2017 - Memperkuat Momentum PDF
Sambutan Gubernur BI Pada PTBI 2017 - Memperkuat Momentum PDF
MEMPERKUAT
MOMENTUM
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2017
Jakarta, 28 November 2017
Daftar Isi
Salam Pembuka ...................................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................................. 2
Dinamika Ekonomi Global ................................................................................................... 3
Dinamika Ekonomi Domestik ............................................................................................. 5
Tantangan Perekonomian ................................................................................................... 12
Prinsip Dasar Kebijakan Publik dan Elemen Utama Pertumbuhan Ekonomi ..... 22
Arah Kebijakan Bank Indonesia ......................................................................................... 25
Koordinasi Kebijakan ............................................................................................................. 34
Prospek Perekonomian ........................................................................................................ 35
Penutup ..................................................................................................................................... 37
Memperkuat Momentum
Agus D.W. Martowardojo
Gubernur Bank Indonesia
1
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
Perkenankan kami mengajak para hadirin untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, karena hanya atas rahmat dan perkenan-Nya kita
semua dapat berkumpul malam ini, dalam keadaan sehat dan baik, di Pertemuan
Tahunan Bank Indonesia 2017.
Dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan terima kasih atas kehadiran Bapak
Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, dan seluruh undangan. Kehadiran Bapak
Presiden dan para hadirin menunjukkan adanya keinginan kita semua untuk menyatukan
derap langkah ke depan guna membangun perekonomian Indonesia menjadi ekonomi
yang makmur, sejahtera, dan berkeadilan.
Momentum pemulihan ekonomi yang sedang berjalan merupakan tahapan awal yang
harus kita rawat dan perkuat agar dapat tertransformasikan menjadi pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Kompleksitas
permasalahan yang ada menyiratkan perlunya upaya yang tersinergi untuk menjaga
kesinambungan dan keseimbangan kebijakan pada tiap tahapan menuju terwujudnya
cita-cita mulia bersama ini.
Pada pertemuan malam ini, perkenankan kami menyampaikan pemikiran Bank Indone-
sia tentang kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah
kebijakan Bank Indonesia yang dirangkum dalam paparan bertema Memperkuat
Momentum. Tema tersebut menurut kami sangat relevan untuk mengawal langkah
maju perekonomian Indonesia ke depan.
2
Dinamika Ekonomi Global
Persen, yoy
Pertumbuhan Ekonomi 9
(Persen, yoy) 8
Negara / Kawasan
7
2015 2015 2016 2017* 6
Dunia 3,4 3,4 3,2 3,6 5
4
Negara Maju 1,8 2,1 1,7 2,1
3
Jepang (0,1) 1,2 1,0 1,4 2
Amerika Serikat 2,4 2,6 1,5 2,2 1
0
Uni Eropa 0,9 2,0 1,8 2,2
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
Negara Berkembang 4,6 4,3 4,3 4,6
Tiongkok 7,3 6,9 6,7 6,8 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: World Economic Outlook Database. Sumber: National Bureau of Statistics of China, diolah.
*Proyeksi Bank Indonesia.
3
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
Amerika Latin yang diperkirakan tumbuh ekspor non migas Indonesia dapat
1% pada 2017 setelah mengalami kontrak- tumbuh hingga 22% pada 2017 (Grafik 3).
si ekonomi -1% pada tahun sebelumnya. Di sisi komoditas energi, harga minyak
Kondisi ini mencerminkan pentingnya meningkat seiring dengan realisasi
posisi Tiongkok sebagai salah satu kesepakatan (compliance rate) pemo-
sumber pertumbuhan utama ekonomi tongan produksi minyak negara-negara
dunia (Grafik 2). Perbaikan ekonomi Organization of the Petroleum
Tiongkok ini pula yang menyebabkan Exporting Countries (OPEC) dan Non
peningkatan volume perdagangan dunia OPEC yang cukup baik dan naiknya
pada 2017. Di tengah berlanjutnya pemu- permintaan minyak dunia sejalan dengan
lihan ekonomi negara berkembang, perbaikan ekonomi global.
kinerja ekonomi India justru melemah
akibat berbagai kebijakan dan permasa- Menguatnya perbaikan ekonomi global
lahan domestik di India. direspons secara berhati-hati oleh
otoritas moneter di negara maju. The Fed
Perbaikan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melanjutkan normalisasi
membawa dampak pada peningkatan kebijakan moneter AS secara gradual
harga komoditas internasional. Melanjut- melalui kenaikan Fed Fund Rate (FFR)
kan tren perbaikan sejak pertengahan secara bertahap sebanyak 3 kali pada
2016, harga komoditas internasional tahun ini dan dimulainya balance sheet
seperti batubara dan mineral, kembali reduction yang terukur sejak Oktober
menguat pada tahun ini sejalan dengan 2017. Pengetatan kebijakan moneter juga
masih tingginya permintaan dari Tiong- ditempuh di Kanada dan Inggris, semen-
kok. Dengan perkembangan tersebut, tara European Central Bank (ECB) telah
kami memperkirakan harga komoditas mulai mengurangi stimulus moneter.
Grafik 2. Dampak Permintaan Tiongkok Terhadap Grafik 3. Perkembangan Harga Komoditas Ekspor
Ekspor Negara Lain1 Indonesia
Persen
Persen, yoy
1
50
0.9
0.8 40
0.7
30
0.6
0.5 20
0.4
10
0.3
0.2 0
0.1
-10
0
Asia Eksportir Negara Maju Eropa Timur Negara Lainnya -20
Komoditas Sistemik
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*
1. Asia: HKG, IDN, KOR, PHL, SGP, THA. Eksportir Komoditas: AUS, BRA, CHL, COL, RUS, ZAF. Eropa Timur: CZE, EST, HUN, LTU, LVA, POL,
SVK, SVN, TUR. Negara Maju Sistemik: DEU, JPN, USA. Negara Lainnya: ARG, AUT, BEL, CAN, CHE, DNK, ESP, FRA, FIN, GBR, GRC, ISR, IRL,
ISL, ITA, LUX, MEX, NLD, NOR, NZL, PRT, SWE.
4
Dinamika Ekonomi Domestik
Persen, yoy
8
6,9
6,8 6,6
7
6 5,4
5,1
5 Rata-rata = 4,1
3,7
4
2 1,4
0,7 0,7
1
-
Brazil Chili Tiongkok* India* Indonesia* Malaysia Filipina Afrika Selatan Thailand
5
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
ACEH
3,9
KALIMANTAN
UTARA
SUMATERA 2,9
UTARA
3,0
KEPULAUAN
RIAU
4,3
KALIMANTAN
RIAU TIMUR
4,7 3,5
KALIMANTAN
BARAT
4,8
SUMATERA
BARAT
2,0
JAMBI KALIMANTAN
1,5 KEPULAUAN TENGAH
BANGKA BELITUNG 4,0
3,8
SUMATERA KALIMANTAN
SELATAN SELATAN
3,1 3,9
BENGKULU
2,9
LAMPUNG
3,5
DKI
JAKARTA
3,5
Inf>5.0% JAWA
BARAT JAWA
4.0%<Inf<5.0% BANTEN
4,1
3,8 TENGAH JAWA
3,5 TIMUR BALI
3.0%<Inf<4.0% 4,0 2,8
DI YOGYAKARTA
Inf<3.0% 3,8
6
Dinamika Ekonomi Domestik
SULAWESI
UTARA
3,3
GORONTALO
4,5
MALUKU
UTARA
SULAWESI 2,3
TENGAH
4,2
PAPUA
BARAT
2,4
SULAWESI
BARAT
4,2
SULAWESI
TENGGARA PAPUA
2,1 1,6
SULAWESI
SELATAN MALUKU
3,9 2,2
NUSA TENGGARA
BARAT
3,3
NUSA TENGGARA
TIMUR
2,8
7
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
Grafik 6. Inflasi IHK dan Kisaran Target Grafik 7. Transaksi Berjalan dan Transaksi Modal
dan Finansial
Persen, yoy
18 Miliar USD
16 50
14 40
30
12
20
10 10
0
8
-10
6
-20
4 -30
-40
2
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
0
Transaksi Berjalan Investasi Langsung Investasi
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
*
17
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Portofolio
Investasi Lainnya Neraca Keseluruhan
Kisaran Target Aktual Nilai Tengah
8
Dinamika Ekonomi Domestik
Grafik 8. Volatilitas Rupiah Grafik 9. CBOE Volatility Index (VIX) dan Credit
Default Swap (CDS) Indonesia
Persen
30 Indeks Indeks
25,2 18 140
25 16 120
20,7 14
20 18,2 17,2 100
16,3 12
10 80
15 13,5 13,3 8,5 13,7
8 60
10
8,7 8,4 6
7,1 7,3 40
6,1 6,0 4
5,0 5,1 4,8 4,7 4,5 20
5 3,2 2
0 0
0
ZAR TRY BRL KRW INR PHP SGD THB MYR IDR Mei Jun Jul Ags Sep Okt
confidence pelaku pasar terhadap arah tinggi dan likuiditas yang memadai. Meski
pasar keuangan Indonesia yang semakin demikian, fungsi intermediasi perbankan
likuid, dalam, dan efisien (Grafik 10 dan 11). belum sepenuhnya pulih seperti yang
Perbaikan kondisi pasar keuangan juga diharapkan. Kredit tahun 2017 diperkira-
ditopang oleh penerbitan regulasi kan tumbuh sekitar 8%, membaik dari
Sertifikat Deposito dan Surat Berharga pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar
Komersial yang mendukung inovasi 7,86% namun lebih rendah dari perkiraan
instrumen keuangan dengan membuka kami pada awal tahun (Grafik 12). Lambat-
alternatif-alternatif pendanaan baru bagi nya pertumbuhan kredit tersebut
pelaku pasar. disebabkan tidak hanya oleh masih
terbatasnya permintaan kredit akibat dari
Stabilitas sistem keuangan juga tetap strategi konsolidasi yang ditempuh dunia
terjaga di tengah intermediasi perbankan usaha, namun juga permasalahan suplai
yang masih belum sepenuhnya pulih. kredit akibat perilaku bank yang masih
Resiliensi industri perbankan masih kuat selektif dalam memberikan kredit baru.
ditopang oleh kecukupan modal yang Sejalan dengan intermediasi bank yang
Grafik 10. Indikator Pasar Valuta Asing Indonesia Grafik 11. Indikator Pasar Uang Rupiah Indonesia
6 25 35 3,0
30 2,5
5
20
25
2,0
4
15 20
1,5
3 15
10 1,0
10
2
5 0,5
5
1
0 0,0
0 0 2013 2014 2015 2016 2017
2013 2014 2015 2016 2017
Rata-rata Harian Volume Transaksi Pasar Uang
Rata-rata Harian Volume Transaksi Pasar Valuta asing
Outstanding Pasar Uang Rupiah/PDB (skala kanan)
Bid-Ask Spread USD/IDR (skala kanan)
Sumber: Bloomberg dan Bank Indonesia. Sumber: Bank Indonesia, KSEI, dan Kemenkeu.
9
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
Grafik 12. Pertumbuhan Kredit Perbankan Grafik 13. Rasio Pemenuhan Kecukupan Modal
Minimum dan Non Performing Loan
Persen, yoy
Persen Persen
45
40 24
3,9
35
30 23
25 3,4
20 22
15 2,9
10 21
5
- 2,4
20
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9
2012 2013 2014 2015 2016 2017 19 1,9
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9
Grafik 14. Pembiayaan Bank dan Non Bank (Flows) Grafik 15. Yield Obligasi Korporasi
Triliun Rp Persen
600 14
500 12
400 10
300 8
200 6
100
4
0
2
-100
0
-200
01/2016
02/2016
03/2016
04/2016
05/2016
06/2016
07/2016
08/2016
09/2016
10/2016
11/2016
12/2016
01/2017
02/2017
03/2017
04/2017
05/2017
06/2017
07/2017
08/2017
09/2017
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9
Sumber: KPEI dan Otoritas Jasa Keuangan, diolah. Sumber: KPEI dan Bank Indonesia.
Keterangan: data flow kumulatif tahun berjalan.
10
Dinamika Ekonomi Domestik
Grafik 16. Siklus Kebijakan Moneter Grafik 17. Indikator Stabilitas Ekonomi Makro
2013 2017
Persen
9 Inflasi
6,4%
8
7
3,5%**
6
5
99,4 M
4 3,2%* USD
Volatilitas Rupiah 8,4% 126,5 M Cadangan Devisa
3 USD*
2
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9
2013 2014 2015 2016 2017 Defisit
<2% PDB**
11
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
Grafik 18. Peringkat Utang Indonesia Grafik 19. Peringkat Ease of Doing Business Indonesia
BBB-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Investment Grade
Below Investment Grade
Peringkat
BB+
72
BB
91
BB- 106
114
122 121 120
129 128
B+
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: JCRA, Fitch, Moodys, R&I, dan S&P. Sumber: Doing Business, World Bank.
volatilitas pasar keuangan internasional di Rata-rata 2000-2006 Terendah Pasca Krisis Keuangan Global 2017
tengah likuiditas global yang berlimpah
telah mendorong perbaikan persepsi Sumber: Bloomberg, diolah.
12
Tantangan Perekonomian
Grafik 21. Perubahan Utang Perusahaan Non Keuangan dan DSR 2006-2016
Poin Persentase
10
8
CHN
Peningkatan
6 TUR
Tekanan
BRA
Pembayaran RUS
4 CAN
Perubahan Debt Service Ratio
Hutang
IDN FRA
2
IND KOR
MEX
0
ZAF
JPN ITA AUS
DEU
-2
USA
-4
13
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
Persen
3
Negara Maju Negara Berkembang Negara Low Income
2
Krisis Keuangan Global '08-'09
-1
Tidak TermasukTiongkok
-2
-3
1990 1995 2000 2005 2010 2015 1990 1995 2000 2005 2010 2015 1990 1995 2000 2005 2010 2015
Berbagai permasalahan struktural global bat bagi ekonomi dunia untuk tumbuh
tersebut berisiko menghambat kemam- lebih tinggi dari 4% dalam jangka mene-
puan ekonomi dunia untuk tumbuh lebih ngah.
tinggi dalam jangka menengah. Kami
meyakini bahwa pemulihan ekonomi Sementara di sisi domestik, kami melihat
global masih akan terus berlanjut pada pertumbuhan ekonomi 2017 masih
tahun 2018 yang diperkirakan tumbuh menyiratkan beberapa permasalahan
3,6% dengan lintasan pertumbuhan yang perlu mendapat perhatian bersama.
jangka menengah yang meningkat secara Kami menilai perekonomian domestik
gradual. Namun, permasalahan stuktural belum cukup responsif terhadap mem-
global yang ada akan menjadi pengham- baiknya ekonomi global pada tahun 2017.
140
130
120
110
100
90
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
14
Tantangan Perekonomian
Grafik 24. Nilai Tukar Petani dan Upah Riil Grafik 25. Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Formal
dan Informal
Persen, yoy Persen, yoy
1,5 5,2 Persen
1,0
5,0 100%
0,5
90%
0,0
4,8 80%
-0,5
70%
-1,0 4,6
60%
-1,5
4,4 50%
-2,0
40%
-2,5
4,2 30%
-3,0
20%
-3,5 4,0
I II III IV I II III IV I II III Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep 10%
2015 2016 2017 2017 0%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Nilai Tukar Petani Upah Riil Buruh Bangunan
Upah Riil Buruh Tani Konsumsi RT dan LNPRT (skala kanan) Lapangan Kerja Formal Lapangan Kerja Informal
15
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
Distribusi Tenaga Kerja Agustus 2017 (persen) Pertumbuhan Ekonomi Tw III 2017 (persen, yoy)
35 30 25 20 15 10 5 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
tenaga kerja juga berdampak pada Pertumbuhan yang tinggi memicu impor
tertahannya perbaikan konsumsi rumah karena terbatasnya kapasitas perekono-
tangga yang selama ini menjadi tumpuan mian memenuhi permintaan domestik
pertumbuhan ekonomi domestik. yang pada gilirannya menghambat
ekonomi tumbuh lebih tinggi. Terlebih
Belum kuatnya struktur pertumbuhan dengan meningkatnya kelas menengah
ekonomi yang terjadi tidak terlepas dari dengan konsumsi yang semakin kompleks
belum tuntasnya permasalahan struktural mendorong impor menjadi lebih tinggi.
yang kita hadapi sampai saat ini. Terbatasnya kapasitas perekonomian ini
Permasalahan struktural ini memengaruhi disebabkan antara lain oleh produktivitas
sisi suplai perekonomian sehingga setiap yang belum tinggi, infrastruktur fisik yang
upaya kita memacu pertumbuhan belum memadai, dan iklim investasi yang
ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi belum kondusif.
seringkali diikuti dengan meningkatnya
kerentanan atau instabilitas dalam Kapasitas industri yang terbatas juga
perekonomian. Secara empiris terlihat tercermin pada struktur ekspor kita yang
bahwa pada periode-periode saat belum broad-based, masih terpaku
pertumbuhan tinggi, seringkali diwarnai pada komoditas. Ekspor kita masih
dengan defisit transaksi berjalan yang mengandalkan komoditas sumber daya
meningkat (Tabel 2). alam mentah, yang dalam catatan kami,
pangsa ekspor terkait komoditas ini lebih
dari 50%, sementara ekpor barang manu-
faktur belum mengindikasikan perbaikan
Tabel 2. PDB dan Rasio Neraca Transaksi Berjalan yang signifikan. Ketergantungan ini sangat
terhadap PDB
memengaruhi dinamika pertumbuhan
Variabel 1981 - 1997 1998 - 2011 2012 - 2016 spasial Indonesia. Wilayah Sumatera yang
Current Account / PDB -2,5 % 2,2 % -2,5 % kaya akan minyak dan gas alam (migas)
Pertumbuhan Ekonomi 6,8 % 3,8 % 5,3 % mengalami tekanan pada semester I 2017
Sumber: BPS dan Bank Indonesia. seiring dengan masih rendahnya harga
16
Tantangan Perekonomian
2007 2016
17
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
KALIMANTAN
2015 2016 I'17 II'17 III'17 2015 2016 I'17 II'17 III'17 UTARA
SUMATERA 6,62
UTARA
5,21
KALIMANTAN
RIAU TIMUR
2,85 KEPULAUAN 3,54
RIAU KALIMANTAN
2,41 BARAT
5,13
SUMATERA
BARAT
5,38
JAMBI KALIMANTAN
4,76 KEPULAUAN TENGAH
BANGKA BELITUNG 6,13
3,69
SUMATERA KALIMANTAN
SELATAN SELATAN
5,56 6,44
BENGKULU
4,83
LAMPUNG
5,21
DKI
JAKARTA
6,29
JAWA
BARAT
BANTEN 5,19 JAWA
TENGAH JAWA
Jawa (58%) 5,62
5,13 TIMUR BALI
5,16 6,22
5,68
5,59 DI YOGYAKARTA
5,51 5,41
5,47 5,43
PDRB 7,0% 6,0% PDRB < 7,0% 5,0% PDRB < 6,0%
Terbatasnya kapasitas industri juga ditan- didominasi oleh perusahaan skala kecil.
dai dengan fenomena missing in the Perusahaan-perusahaan skala kecil ini
middle dalam piramida distribusi industri kurang mampu memenuhi kebutuhan
kita. Industri skala menengah jumlahnya domestik karena kapasitasnya terbatas,
sangat kecil jika dibandingkan dengan terlebih untuk memenuhi ekspor dengan
jumlah perusahaan-perusahaan mene- standar kualitas yang lebih tinggi. Bebe-
ngah di beberapa negara sekelas (Grafik rapa faktor yang menyebabkan sulitnya
31). Di sisi lain, distribusi industri kita lebih perusahaan kecil untuk naik kelas men-
18
Tantangan Perekonomian
NASIONAL
Sulawesi (6%) Maluku-Papua (3%) 5,06
5,02 5,01 5,01
8,19
7,42 6,83 6,49 6,69 6,35
7,45 4,88
3,99 4,49 3,98
2015 2016 I'17 II'17 III'17 2015 2016 I'17 II'17 III'17
2015 2016 I'17 II'17 III'17
SULAWESI
UTARA
6,49
GORONTALO
5,29
MALUKU
UTARA
SULAWESI 7,78
TENGAH
8,68
PAPUA
BARAT
3,48
SULAWESI
BARAT
6,94
SULAWESI
TENGGARA PAPUA
6,54 3,40
MALUKU
SULAWESI 5,26
SELATAN
6,25
NUSA TENGGARA
BARAT
4,09
Bali-Nusa
Tenggara (3%)
NUSA TENGGARA
TIMUR 10,45
4,91
5,89 5,24
2,47 3,24
jadi industri menengah dan besar adalah defisit ini lebih banyak terjadi pada jasa
hambatan dari sisi legal baik perizinan transportasi, asuransi dan keuangan
serta masalah akses pembiayaan. (Grafik 32). Defisit di jasa transportasi yang
Terbatasnya kapasitas perekonomian menduduki porsi terbesar, atau sekitar
tidak hanya terjadi di sektor barang, 80%, terkait dengan kegiatan ekspor-
namun terjadi juga di sektor jasa yang impor. Tidak hanya mayoritas ekspor
tercermin pada neraca jasa yang selalu Indonesia diangkut oleh armada asing,
mengalami defisit. Jika dilihat lebih jauh, bahkan seluruh produk impor diangkut
19
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
Grafik 29. Pertumbuhan PDB Menurut Sektor Grafik 30. Pangsa Industri Pengolahan Beberapa
Negara
Persen, yoy
8,0 Industri Pengolahan (% terhadap PDB)
7,0 35
Tiongkok '95
6,0 Thailand
Tiongkok '10 Malaysia'00
30 Tiongkok '90
5,0 '13
Thailand
4,0 '95
Indonesia Thailand
3,0 25 '00
Malaysia '15
2,0 '90
Malaysia'15
1,0 20 Indonesia '15
Indonesia '90
-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 15
oleh armada asing melalui Singapura dan asuransi dan keuangan. Selain di sektor
Malaysia. Kondisi ini antara lain disebab- riil, permasalahan struktural juga terjadi di
kan oleh terbatasnya kapabilitas jasa sektor keuangan. Sumber pembiayaan
pelayaran domestik, sehingga setiap domestik masih terbatas dalam mem-
kenaikan ekspor impor akan selalu diikuti biayai proyek-proyek jangka menengah-
oleh kenaikan defisit jasa transportasi. panjang yang dapat meningkatkan
Kondisi serupa juga terjadi di jasa kapasitas produksi dan daya saing
1,5%
Besar
5,1%
MISSING
Sedang
MIDDLE
93,4%
Kecil
27,4% 28,0%
Sedang Sedang 46,5%
Sedang
59,6% 64,6%
Kecil Kecil 36,6%
Kecil
20
Tantangan Perekonomian
Grafik 32. Neraca Jasa Indonesia Grafik 33. Tren Posisi Kepemilikan SBN
600 20
-15000
15
400
-20000 10
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 200
5
Transportasi Perjalanan
- 0
Biaya Penggunaan Kekayaan Intelektual Jasa bisnis lainnya
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
Lainnya Neraca Jasa
Non Residen Residen Porsi Non Residen (skala kanan)
Grafik 34. Debt Service Ratio Indonesia Grafik 35. Perbandingan Rasio Penerimaan Pajak
60 18
17
50
16
40
15
30 14
20 13
10 12
11
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tw II 2017* 10
2012 2013 2014 2015 2016
Tier 1 Tier 2
IDN MYS PHL BRA IND TUR THA
21
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
ketergantungan pada utang luar negeri. Prinsip Dasar Kebijakan Publik dan
Saat ini rasio penerimaan pajak terhadap Elemen Utama Pertumbuhan Ekonomi
PDB masih rendah dan cenderung
menurun (Grafik 35). Dalam menyikapi tantangan ini, kami
memandang, semua pemangku kebijakan
Tantangan struktural lainnya berasal dari telah melakukan langkah-langkah
perkembangan pesat teknologi digital. pembenahan. Di sektor riil, proyek-
Tren ini tidak hanya memengaruhi proses proyek infrastruktur telah diakselerasi.
produksi, namun juga mengubah setiap Reformasi struktural dalam bentuk dere-
aspek kehidupan manusia seperti cara gulasi dan debirokratisasi juga digalakkan.
kita membuat keputusan, cara kita berint- Di sektor keuangan, kami, Pemerintah,
eraksi, dan sekaligus telah mendorong dan otoritas keuangan terkait telah
munculnya model-model bisnis baru berupaya melakukan langkah-langkah
yang jauh lebih efisien dan inovatif. pendalaman pasar keuangan untuk
Perkembangan teknologi digital ini, mendukung stabilitas sistem keuangan
apabila dapat dimanfaatkan dengan baik, dan mendorong sumber pembiayaan
akan memberikan digital dividens dalam pembangunan. Langkah-langkah dalam
bentuk peningkatan efisiensi dan produk- mengantisipasi pesatnya perkembangan
tivitas di berbagai sektor ekonomi, inovasi teknologi di pasar keuangan juga
mendorong terciptanya inovasi-inovasi telah kami lakukan bersama otoritas
baru, dan menciptakan ekosistem terkait.
perekonomian yang lebih inklusif. Hal
tersebut akan membawa perekonomian Namun demikian, jalan panjang reformasi
kepada lintasan pertumbuhan ekonomi struktural masih terbentang dan mem-
yang lebih tinggi. Di sisi lain, perkem- bumikannya bukanlah pekerjaan yang
bangan ini juga akan mengubah proses mudah. Upaya-upaya yang telah dilaku-
bisnis, meningkatkan otomasi dan kan perlu diperkuat dari sisi implementasi
mengurangi peran sektor-sektor tertentu kebijakan agar berdampak kuat pada
sehingga akan berdampak pada penyera- proses pemulihan. Kita perlu mem-
pan tenaga kerja dalam jangka pendek. perkuat momentum pemulihan ini,
mengingat keberhasilan ekonomi untuk
Di sektor keuangan, teknologi digital melalui fase pemulihan ekonomi akan
menawarkan perluasan akses, kecepatan menjadi fondasi bagi upaya menciptakan
transaksi, dan biaya yang murah. Namun, pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat,
inovasi model bisnis dan teknologi digital berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
juga mengubah fungsi konvensional, Guna mencapai tujuan tersebut, kita
khususnya perbankan. Risiko di sektor harus menempuh kebijakan ekonomi
keuangan juga akan semakin kompleks yang progresif yang dapat mentransfor-
seperti risiko pencucian uang dan kemu- masikan perekonomian Indonesia secara
ngkinan pendanaan terorisme, cyber baik. Kebijakan ekonomi agar diarahkan
threat, risiko pada aspek perlindungan terutama pada beberapa area yang
konsumen, serta risiko sistemik yang masih perlu penguatan yakni institusi,
dapat mengganggu stabilitas sistem sumber daya manusia, dan inovasi
keuangan. (Gambar 1).
22
Prinsip Dasar Kebijakan Publik dan
Elemen Utama Pertumbuhan Ekonomi
Sumber: INSEAD, World Intellectual Property Organization, IMF, OECD, Bank Indonesia.
Dalam konteks ini, kami perlu mengajak lintas sektor atau pengaruh dinamika
kita semua untuk kembali berpegang politik. Dengan menjaga kesinambungan
teguh pada tiga prinsip dasar kebijakan kebijakan, kepastian jangka panjang akan
publik, dengan strategi yang terfokus dapat terbentuk sehingga mendorong
kepada tiga elemen utama pertumbuhan confidence pelaku usaha untuk peren-
ekonomi. canaan dan investasi jangka panjang.
Prinsip dasar yang pertama, kebijakan Ketiga, kebijakan harus berimbang. Dalam
harus berorientasi ke masa depan konteks kebijakan yang berimbang, ada
(forward looking). Dalam kaitan ini, kita tiga dimensi keseimbangan yang dalam
harus memiliki dan menyepakati sasaran pandangan kami relevan dengan kondisi
akhir dari perekonomian yang akan saat ini.
menjadi basis perumusan kebijakan yang
diperlukan untuk melakukan transformasi Dimensi pertama, yaitu keseimbangan
ekonomi saat ini. Sasaran akhir ini harus antara kebijakan struktural dengan siklikal
bersifat forward looking dalam arti telah atau antara kebijakan yang berorientasi
memperhitungkan dinamika perekono- jangka panjang dengan jangka pendek.
mian dunia ke depan. Kami memandang bahwa kebijakan
struktural merupakan suatu keniscayaan
Kedua, kebijakan harus berkesinam- yang harus ditempuh untuk menciptakan
bungan dan tersinergi. Dalam konteks ini, pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat.
kebijakan ekonomi harus terstruktur dan Namun demikian, reformasi struktural
jelas pentahapannya untuk mencapai seringkali membutuhkan waktu yang
sasaran akhir yang sudah ditetapkan. cukup lama untuk berbuah dan membu-
Pemangku kebijakan harus menghindari tuhkan pengorbanan dalam jangka
terjadinya perubahan substansi kebijakan pendek berupa perlambatan ekonomi.
dalam jangka waktu yang terlalu pendek, Pada saat yang sama kita juga dihadap-
misalnya karena kurangnya koordinasi kan pada berbagai permasalahan siklikal,
23
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
yang perlu segera diselesaikan. Untuk itu, manfaat pada perekonomian. Di sisi lain,
kebijakan struktural yang diarahkan untuk sektor ekonomi yang berbasis teknologi
memperbaiki sendi-sendi dasar pereko- konvensional seperti manufaktur juga
nomian perlu diimbangi kebijakan siklikal perlu dikembangkan. Pada saat bersa-
yang terukur guna mengatasi permasala- maan sektor konvensional yang masih
han jangka pendek. relevan perlu diperkuat dengan meman-
faatkan berbagai kesempatan baru yang
Dimensi kedua, yaitu keseimbangan ditawarkan oleh ekonomi digital.
antara kuantitas dan kualitas pertumbu-
han ekonomi. Pertumbuhan yang tinggi Di sisi implementasi, penguatan kebijakan
semestinya diiringi dengan perbaikan perlu difokuskan pada tiga elemen utama
kualitas pertumbuhan. Kami memandang pertumbuhan ekonomi. Pertama,
bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi penguatan modal fisik melalui akselera-
tidak serta merta menjamin adanya si proyek infrastruktur. Kami sangat
keterlibatan semua elemen masyarakat mengapresiasi seluruh upaya Pemerintah
baik dalam bentuk partisipasi aktivitas selama ini dalam membangun dan mem-
perekonomian maupun dalam menikmati percepat penyelesaian proyek-proyek
hasil pembangunan. Untuk itu, perlu infrastruktur di seluruh wilayah NKRI.
dukungan kebijakan agar pertumbuhan Kami memandang kebijakan yang sedang
ekonomi yang tinggi dapat berjalan berjalan akan memberikan hasil yang
beriringan dengan membaiknya ketimpa- lebih baik jika diberikan penguatan dari
ngan pendapatan dan meningkatnya aspek pembiayaan dan keikutsertaan
kesempatan berpartisipasi dalam pihak swasta. Kedua, kebijakan untuk
pembangunan. Ketimpangan antar memperkuat modal manusia. Dalam
daerah juga perlu diperhatikan. Perbaikan kaitan ini, kita perlu memperkuat
ketimpangan pendapatan dan ketimpan- pendidikan dan keahlian sumber daya
gan antar daerah akan berdampak positif manusia yang ada, agar sesuai dengan
pada pertumbuhan ekonomi itu sendiri. kebutuhan, antara lain dalam bentuk
Sebaliknya, ketimpangan pada tingkat sekolah kejuruan. Hal tersebut semakin
tertentu berpotensi mengganggu stabili- relevan dan mendesak untuk dilakukan
tas politik yang berisiko mengganggu agar bonus demografi yang dalam bebe-
stabilitas ekonomi. Dalam kaitan ini, kami rapa waktu ke depan akan mencapai
sangat mengapresiasi upaya Pemerintah puncaknya dapat dioptimalkan dampak
dalam membangun infrastruktur di positifnya. Selain itu, reformasi di bidang
daerah-daerah. kesehatan juga perlu diteruskan dan
diperkuat. Ketiga, yang tidak kalah
Dimensi ketiga, yaitu keseimbangan pentingnya, adalah upaya untuk melipat-
antara pengembangan sektor konven- gandakan nilai tambah faktor-faktor
sional dengan modern. Kami meman- produksi tadi melalui kebijakan yang
dang teknologi digital akan membawa difokuskan pada peningkatan produk-
perubahan besar dan ketidakpastian tivitas. Reformasi di sektor ketenaga-
yang tinggi pada model ekonomi ke kerjaan, penerimaan negara, kepastian
depan. Kita sebagai pemangku kebijakan regulasi bisnis, pemberantasan korupsi,
perlu mengantisipasi perkembangan- pendalaman pasar keuangan, dan
perkembangan yang dibawa oleh penguatan inovasi adalah beberapa area
perubahan fundamental ini. Sektor- yang perlu diperkuat untuk meningkatkan
sektor terkait dengan arus perubahan ini produktivitas perekonomian. Dengan
perlu dikembangkan untuk memberikan produktivitas yang tinggi, niscaya kita
24
Arah Kebijakan Bank Indonesia
mampu secara bertahap menjadi negara bauran kebijakan nasional yang tersinergi
berpendapatan tinggi. sangat diperlukan untuk menjaga keber-
langsungan, bahkan memperkuat
Terkait dengan upaya penguatan kapasi- momentum pemulihan ekonomi domes-
tas industri, kami memandang investasi di tik (Gambar 3).
sektor industri harus didasarkan potensi
dan karakteristik daerah masing-masing. Di sisi Bank Indonesia, bauran kebijakan
Dari hasil kajian Growth Strategy, kami akan tetap difokuskan untuk menjaga
telah mengidentifikasi industri potensial stabilitas makroekonomi dan sistem
kompetitif daerah (IPKD) berdasarkan keuangan yang telah tercapai. Kami
ketersediaan bahan baku dan tenaga percaya bahwa terjaganya stabilitas
kerja yang ada, kondisi permintaan dunia, ekonomi makro merupakan prasyarat
keterkaitan dengan industri lain, serta pokok bagi terciptanya pemulihan
potensi penyerapan tenaga kerja (Gam- ekonomi yang lebih berkesinambungan.
bar 2). Arah kebijakan ini kami perkuat dengan
berbagai kebijakan untuk mendukung
Arah Kebijakan Bank Indonesia peningkatan efisiensi dan produktivitas
sehingga pemulihan ekonomi dapat
Berbagai risiko dan tantangan yang segera tertransformasikan menjadi
mengemuka dapat menganggu proses pertumbuhan ekonomi yang kuat,
pemulihan yang sedang terjadi. Untuk itu, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
kerjasama dan koordinasi seluruh Arah kebijakan ini kami terjemahkan ke
pemangku kebijakan dalam merumuskan dalam bauran kebijakan Bank Indonesia
Pertumbuhan Meningkat
2022
2018
2013
2017
Pemulihan Ekspansi
2015
Pertumbuhan Menurun
25
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
KALIMANTAN
Industri Oleokimia Industri Pembekuan Udang
Industri Pengolahan Biodiesel Industri Decorative Plywood
Industri Pengolahan Lidah Buaya Industri Jasa Pariwisata
Industri Pengolahan Alumina
SUMATERA
Industri Jasa Pariwisata
Industri Pengolahan Perikanan
Industri Semikonduktor
LAMPUNG
Industri Pembuatan Logam Dasar 3.90
Industri Pengolahan Kopi
Industri Kimia
JAWA
Industri Karoseri Industri Batu Baterai Primer
Industri Jasa Pariwisata Industri Pengolahan Kopi dan Teh
Industri Obat Tradisional Industri Kapal dan Perahu
Industri Pengolahan Perikanan Industri Kreatif (Animasi, Film, Aplikasi,
Industri Makanan Games dan Fashion)
Industri Serat/Benang/Strip Filamen
yang terdiri dari tiga pilar kebijakan, yakni dalam kisaran sasarannya, serta mengen-
kebijakan moneter, kebijakan makro- dalikan defisit transaksi berjalan dalam
prudensial, dan kebijakan sistem pemba- tingkat yang aman. Untuk meningkatkan
yaran dan pengelolaan uang rupiah. efektivitas kebijakan moneter, Bank Indo-
nesia akan terus memperkuat operasi
Dalam konteks kebijakan moneter, Bank moneter, menempuh kebijakan nilai tukar
Indonesia akan terus menempuh stance untuk menjaga stabilitas nilai tukar sesuai
kebijakan moneter yang terukur dan dengan fundamentalnya, dan melanjut-
sesuai dengan upaya menjaga inflasi kan upaya pendalaman pasar keuangan.
26
Arah Kebijakan Bank Indonesia
SULAWESI
Industri Pengolahan Kelapa
BALI-NUSA TENGGARA
Industri Pengolahan Kopi dan Teh Industri Pengolahan Rumput Laut
Industri Jasa Pariwisata Industri Kreatif dan Agrowisata
Industri Pengolahan Jagung
27
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
memperkuat stabilitas pasar uang. Di sisi Mitigasi risiko nilai tukar dari utang luar
mikro, kebijakan ini membantu bank negeri juga akan terus kami perkuat. Bank
meningkatkan efisiensi pengelolaan Indonesia akan menyempurnakan peng-
likuiditas harian dan mengoptimalkan aturan penerapan prinsip kehati-hatian
pendapatan dengan tetap menjaga dalam pengelolaan utang luar negeri
prinsip kehati-hatian. Penyempurnaan korporasi non bank, khususnya perluasan
kebijakan akan ditempuh dengan mem- cakupan utang luar negeri. Sejalan
perluas implementasi GWM Rata-rata dengan itu, kami akan terus mendorong
hingga mencakup GWM rupiah dan GWM perbankan domestik untuk mampu
valuta asing baik bank konvensional menyediakan instrumen lindung nilai
maupun bank syariah. Penyempurnaan yang lebih efisien bagi korporasi, antara
juga akan kami tempuh dengan lain melalui penggunaan structured
menyesuaikan rasio dan memperpanjang product seperti Call-Spread Options.
masa pemenuhan GWM Rata-rata.
Penyempurnaan ini tentunya akan Bank Indonesia juga akan terus mening-
dilakukan secara bertahap dan terukur, katkan efisiensi dan kredibilitas di pasar
dengan memperhatikan kondisi pasar keuangan dengan melakukan penguatan
keuangan dan kesiapan perbankan. baik di sisi regulasi maupun kelembagaan.
Dari sisi regulasi, kami akan menerbitkan
Upaya pengelolaan nilai tukar juga akan regulasi mengenai penyelenggara sarana
tetap ditempuh secara terukur dan transaksi pasar uang dan pasar valuta
berhati-hati untuk menjaga stabilitas nilai asing (market operator) untuk mencipta-
tukar sesuai dengan fundamentalnya, kan pasar keuangan yang adil, teratur,
dengan tetap mendukung bekerjanya dan transparan. Di sisi kelembagaan,
mekanisme pasar. Guna memperkuat Bank Indonesia dan otoritas terkait akan
pengelolaan stabilitas rupiah, Bank membentuk lembaga penyelesaian tran-
Indonesia terus mendorong upaya saksi keuangan (Central Clearing Coun-
mengurangi ketergantungan terhadap terparty) untuk transaksi keuangan
mata uang tertentu. Untuk itu, kami akan derivatif yang dilakukan secara over-the-
memperkuat kerjasama bilateral untuk counter. Di samping itu, kami terus mem-
meningkatkan penyelesaian transaksi perkuat kredibilitas pasar keuangan
perdagangan bilateral dengan mengggu- dengan mendorong pelaku pasar untuk
nakan mata uang lokal atau Local memenuhi kewajiban sertifikasi tresuri
Currency Settlement (LCS). Upaya ini guna meningkatkan profesionalisme dan
ditempuh melalui pengembangan skema daya saing di tingkat global.
LCS yang difasilitasi oleh otoritas/bank
sentral seperti Bilateral Currency Swap Tidak berhenti di sana, Bank Indonesia
Arrangement (BCSA) dan skema LCS senantiasa membangun sinergi dengan
berbasis Appointed Cross Currency otoritas terkait untuk menciptakan
Dealers (ACCD) yang melibatkan peran sumber-sumber pembiayaan ekonomi
otoritas dan sektor swasta, yang di imple- baru. Melalui Forum Koordinasi
mentasikan mulai awal tahun depan. Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar
Selain itu, kami akan terus mengembang- Keuangan (FK-PPPK), Bank Indonesia,
kan swap lindung nilai non dolar AS Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa
kepada Bank Indonesia dengan memper- Keuangan akan menyusun Strategi
luas jenis mata uang yang dapat Nasional Pengembangan dan Pendala-
ditransaksikan. man Pasar Keuangan (SN-PPPK).
SN-PPPK akan memuat elaborasi
28
Arah Kebijakan Bank Indonesia
rencana kerja yang dibangun atas tiga LFR, RIMP akan mengakomodasi adanya
pilar pengembangan yang meliputi: 1) keberagaman bentuk intermediasi
sumber pembiayaan ekonomi dan perbankan dengan memasukkan inves-
pengelolaan risiko, 2) pengembangan tasi bank pada surat berharga seperti
infrastruktur pasar keuangan, dan 3) obligasi korporasi, Medium Term Notes
koordinasi kebijakan, harmonisasi keten- (MTN), dan Floating Rate Notes (FRN)
tuan, dan edukasi. Melalui SN-PPPK ini yang memenuhi persyaratan tertentu ke
untuk pertama kalinya Indonesia akan dalam perhitungan.
memiliki visi bersama dan program kerja
yang terukur menuju terbentuknya pasar Dari aspek peningkatan efektivitas instru-
keuangan Indonesia yang lebih kuat. men, kami akan terus menempuh upaya
peningkatan efektivitas instrumen makro-
Di sisi makroprudensial, Bank Indonesia prudensial, termasuk opsi penerapan
sebagai otoritas di bidang makropruden- Loan to Value (LTV) secara targeted
sial akan melanjutkan penguatan kebija- untuk memitigasi risiko terjadinya bubble
kan makroprudensial guna meningkatkan sektor tertentu secara lebih spesifik.
resiliensi sistem keuangan terhadap
potensi risiko sistemik di tengah tantan- Sesuai mandat Bank Indonesia untuk
gan dan kompleksitas dinamika sistem mengelola stabilitas harga, kebijakan
keuangan yang ada. Bank Indonesia dalam mengembangkan
usaha Menengah, Kecil, dan Mikro
Penguatan kebijakan makroprudensial (UMKM) akan diselaraskan dengan upaya
akan difokuskan pada tiga aspek penting. pengendalian inflasi dari sisi suplai.
Dari aspek penguatan likuiditas, Bank Dalam kaitan ini, kami akan memperkuat
Indonesia akan mengimplementasikan pengembangan klaster UMKM yang
Buffer Likuiditas Makroprudensial terkait dengan upaya pengendalian inflasi
(Macroprudential Liquidity Buffer, MPLB) dari sisi suplai, khususnya pada komodi-
sebagai bentuk penyempurnaan Giro tas pangan yang memengaruhi inflasi
Wajib Minimum Sekunder (GWM volatile food yaitu bawang merah, cabai
Sekunder). Di dalam MPLB, bank wajib merah, bawang putih, daging sapi, dan
memelihara instrumen likuid dalam beras. Pengembangan dilakukan dengan
jumlah tertentu yang mencakup seluruh pendekatan value chain (hulu-hilir) mulai
surat berharga bank yang dapat direpo- dari mendorong anggota kelompok tani
kan ke Bank Indonesia sesuai ketentuan memproduksi suatu komoditi, mempro-
Operasi Moneter. Besaran rasio MPLB sesnya untuk meningkatkan nilai tambah,
akan kami tentukan antara lain dengan sampai memasarkannya. Di samping
mempertimbangkan siklus keuangan dan terus memperkuat inovasi pada klaster
kondisi likuiditas di sistem keuangan. yang telah ada, kami akan melakukan
Berbeda dengan Liquidity Coverage pula penambahan klaster baru serta
Ratio (LCR), MPLB akan dikenakan pengembangan klaster komoditas
kepada seluruh bank. pangan lainnya untuk wilayah yang
mengalami kesulitan dalam mengem-
Dari aspek penguatan fungsi intermediasi bangkan komoditas volatile food sesuai
yang berkualitas, Bank Indonesia akan hasil pemetaan masing-masing daerah
mengimplementasikan Rasio Interme- yang dimuat dalam blueprint TPI/TPID.
diasi Makroprudensial (RIMP) sebagai
bentuk penguatan dari Loan to Funding Untuk meningkatkan kapabilitas UMKM,
Ratio (LFR). Berbeda dengan konsep Bank Indonesia akan menyiapkan kebija-
29
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
30
Arah Kebijakan Bank Indonesia
Pertama, kami akan mendorong inter- dengan agen Laku Pandai akan kami
koneksi dan interoperabilitas instru- perkuat bersama OJK.
men, kanal, dan infrastruktur pembayaran
ritel domestik di bawah payung Gerbang Bank Indonesia juga akan mendukung
Pembayaran Nasional (GPN). Kedudukan upaya Pemerintah memperkuat efisiensi
dan fungsi Lembaga Standar, Services, dan tata kelola transaksi keuangan
dan Switching sebagai pihak penyeleng- pemerintah pusat dan daerah mulai
gara GPN akan diperkokoh guna menga- Januari 2018 sebagaimana instruksi
wal interoperabilitas sistem kartu debit Menteri Dalam Negeri. Hal ini akan kami
dan uang elektronik (UE). Bank Indonesia realisasikan melalui perluasan program
akan terus mendukung upaya mencapai elektronifikasi, di antaranya penyaluran
dan menjaga ekosistem sistem pemba- Dana Desa dan Bantuan Operasional
yaran non tunai yang saling interkoneksi, Sekolah secara non tunai, dan Smart City.
interoperabilitas, dan kapabel dalam
melakukan routing domestik. Untuk itu, Elektronifikasi sarana dan prasarana
standardisasi instrumen dan transaksi, transportasi publik untuk meningkatkan
baik teknologi, skema harga, aturan main, efisiensi dan tata kelola yang baik juga
maupun logo nasional telah kami formal- akan terus kami dorong. Interoperabilitas
kan dalam ketentuan GPN. Ke depan, uang elektronik sebagai basis pemba-
GPN akan menjadi tulang punggung yaran di sektor tersebut akan kami reali-
kemajuan pemrosesan transaksi pemba- sasikan dibawah payung GPN. Pendirian
yaran ritel nasional dan terus dikembang- Electronic Fare Collection akan kami
kan secara bertahap untuk mengakomo- dorong untuk mengintegrasikan sistem
dasi berbagai transaksi non tunai seperti pembayaran antar-moda dan antar-
Electronic Billing and Invoicing Present- operator sebagai persiapan integrasi
ment and Payment (EBIPP), kartu kredit, transportasi yang akan dimulai di Jabode-
e-commerce, payment hub, dan layanan tabek pada 2018. Solusi ini hadir dalam
pembayaran ritel lainnya. kelembagaan Electronic Toll Collection di
ruas jalan tol menuju transaksi dengan
Kedua, kami akan memperkuat elektroni- teknologi berbasis nirsentuh (Multilane
fikasi untuk mendukung berbagai Free Flow) mulai Desember 2018.
program pemerintah. Di bidang pengen-
tasan kemiskinan, sinergi elektronifikasi Ketiga, kami akan mengeluarkan aturan
dengan program pemerintah ditempuh bagi pelaku teknologi finansial (tekfin),
melalui peningkatan target penyaluran termasuk e-commerce, guna melaksana-
bantuan sosial secara non tunai, baik kan prinsip kehati-hatian, menjaga
Program Keluarga Harapan maupun persaingan usaha, pengendalian risiko,
Bantuan Pangan Non Tunai, menjadi 10 dan perlindungan konsumen. Level
juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) playing field dengan lembaga keuangan
pada tahun 2018. Realisasi pada tahun ini formal, perlu dijaga. Kami mewajibkan
yang mampu membukakan akses keua- seluruh penggiat tekfin yang bergerak di
ngan pada 24% keluarga dengan tingkat sistem pembayaran untuk mendaftarkan
kesejahteraan terendah akan dilipat- diri ke Bank Indonesia, melaporkan
gandakan, selaras dengan target yang kegiatan, dan melakukan uji coba dalam
ditetapkan dalam Strategi Nasional Regulatory Sandbox. Kami juga akan
Keuangan Inklusif. Untuk itu, sinergi berkolaborasi dengan OJK, Kementerian
antara agen Layanan Keuangan Digital Komunikasi dan Informatika, dan otoritas
31
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
terkait lainnya dalam mendata dan rupiah layak edar dalam jumlah yang
memetakan kegiatan tekfin dan e-com- cukup dengan pecahan yang sesuai, dan
merce secara utuh. Kami melarang terdistribusi ke seluruh pelosok wilayah
penyelenggara tekfin dan e-commerce NKRI melalui Centralized Cash Network
serta penyelenggara jasa sistem pemba- Planning (CCNP), serta melindungi
yaran menggunakan dan memproses masyarakat dari risiko uang palsu. Kebija-
virtual currency, serta bekerja sama kan ini akan kami tempuh dengan tiga
dengan pihak-pihak yang memfasilitasi strategi utama.
transaksi menggunakan virtual currency,
guna mencegah pencucian uang, Pertama, kami akan terus memperkuat
pendanaan terorisme, dan menjaga sinergi layanan kas dengan berbagai
kedaulatan rupiah sebagai legal tender di pihak. Melalui kerjasama dengan per-
NKRI. Kami juga mencegah peluang bankan dalam bentuk Kas Titipan,
arbitrase, praktik bisnis tak sehat, dan layanan kas telah dapat menjangkau
pengendalian bisnis oleh pihak-pihak di seluruh kabupaten/kota pada akhir tahun
luar jangkauan hukum NKRI yang dapat 2017. Bank Indonesia juga memperluas
merusak struktur industri. Peraturan telah jangkauan layanan kas hingga tingkat
kami tuangkan dalam ketentuan teknologi kecamatan dan di wilayah 3T yaitu Terde-
finansial dan penyempurnaan ketentuan pan, Terluar, dan Terdalam melalui
uang elektronik dan APU-PPT. program BI-Jangkau dan Kas Kepulauan.
Selain itu, sejalan dengan kebijakan
Kami menyambut baik kolaborasi dengan Pemerintah untuk mengembangkan
OJK, Kementerian Perdagangan, Kemen- wilayah perbatasan negara dan menjadi-
terian Ketenagakerjaan, dan Kementerian kan rupiah sebagai mata uang yang
Komunikasi dan Informatika. Sinergi berdaulat di seluruh wilayah Indonesia,
kebijakan yang baik antar otoritas kita kami bersama perbankan dan Badan
butuhkan untuk merespons pesatnya Nasional Pengelola Perbatasan telah
perkembangan teknologi digital saat ini. membangun dan menyediakan layanan
Di samping itu, kami menghimbau komit- ATM dan Money Changer di Pos Lintas
men dan kepatuhan seluruh pelaku tekfin Batas Negara (PLBN) Skouw (Papua),
untuk bersama-sama membangun Entikong (Kalimantan Barat), Badau
industri keuangan nasional secara sehat. (Kalimantan Barat), Aruk (Kalimantan
Berbagai kebijakan tersebut akan kami Barat), dan Motaain (Nusa Tenggara
kawal melalui fungsi pengawasan. Kami Timur). Kami juga sedang mempersiapkan
akan memperkuat kerangka pengawasan fasilitas yang sama di PLBN Motamasin
berbasis risiko dan penegakan hukum dan Wini di Nusa Tenggara Timur. Kedua,
atas praktek bisnis ilegal. Kami akan fokus kami akan memastikan terjaganya
pada pemenuhan komitmen kewajiban pasokan uang rupiah yang berkualitas
penggunaan rupiah, pemrosesan domes- dan terus memperkuat fitur keamanan-
tik, anti pencucian uang dan pendanaan nya. Ketiga, kami akan terus meningkat-
terorisme, perlindungan konsumen, kan kualitas uang rupiah dan melindungi
sekaligus mengawal tahapan operasio- masyarakat dari risiko uang rupiah palsu.
nalisasi GPN dan implementasi standar Untuk itu, pembinaan terhadap Perusa-
nasional kartu ATM/Debit. haan Jasa Pengelolaan Uang Rupiah
(PJPUR) akan diintensifkan. Upaya ini kami
Pada area pengelolaan uang rupiah, kami padukan dengan peningkatan kualitas
akan memastikan pemenuhan uang edukasi dan koordinasi dengan aparat
32
Arah Kebijakan Bank Indonesia
33
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
34
Koordinasi Kebijakan dan Prospek Perekonomian
35
MEMPERKUAT MOMENTUM
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017
tahun ini dan meningkat tiga kali pada gradual. Harga komoditas juga mulai
tahun depan. tumbuh positif sejalan dengan permin-
taan yang mulai meningkat. Di sisi
Dengan perkembangan ekonomi global domestik, kami meyakini, reformasi
tersebut, kami meyakini pertumbuhan struktural yang dicanangkan Pemerintah
ekonomi pada 2018 akan berada pada akan berjalan dengan baik, dilandasi oleh
kisaran 5,1-5,5% yang didorong terutama komitmen yang tinggi dari Pemerintah.
oleh permintaan domestik. Dalam jangka Proyek-proyek infrastruktur Pemerintah
pendek, stimulus dari Pemerintah akan akan terakselerasi dan berdampak signi-
berperan penting dalam mendorong fikan pada perekonomian. Paket-paket
perekonomian. Stimulus Pemerintah, kebijakan ekonomi yang diluncurkan
momen Pilkada, dan Asian Games pada Pemerintah juga akan memperbaiki iklim
2018 akan berpengaruh pada permintaan investasi di Indonesia. Reformulasi
domestik, khususnya konsumsi. Investasi regulasi-regulasi di berbagai kementerian
Pemerintah dalam bentuk proyek-proyek dan lembaga, di tingkat pusat dan
infrastruktur tetap akan mewarnai daerah, akan memberikan keyakinan dan
pertumbuhan investasi ke depan. Di sisi dampak signifikan pada minat berin-
lain, ekspor diperkirakan tetap tumbuh vestasi. Integrasi sistem perijinan dan
namun melambat dibandingkan tahun ini kemudahan berusaha akan mempermu-
dengan struktur ekspor yang masih dah aktivitas ekonomi. Percepatan
bertumpu pada komoditas. Sejalan reformasi struktural yang terjadi tentu saja
dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan produktivitas
ini, dan komitmen Bank Indonesia untuk perekonomian. Pertumbuhan ekonomi
mencapai target inflasi secara konsisten, yang disertai sisi suplai yang lebih kuat
inflasi 2018 akan berada dalam kisaran pada gilirannya memungkinkan pereko-
targetnya sebesar 3,51%. nomian tumbuh lebih tinggi tanpa meng-
ganggu stabilitas.
Dengan prospek perekonomian tersebut,
kami memperkirakan pertumbuhan dana Kami memperkirakan pertumbuhan
pihak ketiga dan kredit perbankan tahun ekonomi pada periode 2019-2022 akan
2018 masing-masing akan berada dalam berada dalam lintasan yang meningkat,
kisaran 9-11% dan 10-12%. Sementara itu, hingga mencapai kisaran 5,8-6,2% pada
sejalan dengan meningkatnya investasi 2022. Dengan sisi suplai yang lebih kuat
dan semakin intensifnya proyek-proyek dalam mengakomodasi permintaan,
infrastruktur, defisit transaksi berjalan inflasi akan terkendali dalam kisaran 31%
diperkirakan sedikit meningkat namun pada 2022, sementara defisit transaksi
tetap pada level yang sehat di bawah 3% berjalan akan menurun dan tetap berada
dari PDB. pada level yang sehat di bawah 3% dari
PDB. Kami berkeyakinan, kebijakan-
Prospek perekonomian dalam jangka kebijakan penguatan momentum pemuli-
pendek tersebut akan menjadi landasan han ekonomi jangka pendek yang
yang kuat bagi perekonomian dalam diimbangi kebijakan-kebijakan dalam
jangka menengah dan panjang. Dalam mempercepat transformasi ekonomi,
jangka menengah, perekonomian global dapat membawa perekonomian tumbuh
kami perkirakan mulai meningkat secara lebih kuat, berkelanjutan, seimbang, dan
inklusif.
36
Penutup
Penutup
Demikian pemikiran dan arah kebijakan yang dapat kami sampaikan pada kesempatan
ini. Kami menyadari, di tengah pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung ini, masih
banyak tantangan yang kita hadapi baik dari dalam negeri maupun perubahan-peruba-
han yang mewarnai konstelasi global. Dalam menghadapi tantangan ini, kita tidak bisa
mengedepankan kepentingan sektoral. Kita tetap perlu menyamakan pandangan dan
terus bersinergi menyatukan gerak langkah ke depan. Langkah-langkah yang seirama
akan menambah kepercayaan masyarakat yang telah kita bangun selama ini.
Sebelum mengakhiri sambutan ini, secara khusus kami ingin menyampaikan penghar-
gaan, rasa terima kasih dan bangga kepada seluruh Anggota Dewan Gubernur dan
Pegawai Bank Indonesia, atas sumbangsih, dedikasi, dan kerja keras yang diberikan,
sehingga Bank Indonesia dapat secara konsisten menjalankan mandatnya dalam
menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
37