Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah :
1. Apa ciri-ciri strategi pembelajaran interkatif ?
2. Bagaimana langkah-langkah strategi pembelajaran interaktif?
3. Bagaimana keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran interaktif ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui ciri-ciri strategi pembelajaran interaktif.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran interaktif.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran
interaktif.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ciri-Ciri Pembelajaran Langsung dan Tak Langsung

Ciri-Ciri Strategi Pembelajaran Langsung


Direct instruction secara bahasa (arti kata) berarti model pengajaran
langsung. Akan tetapi banyak orang lebih suka mengganti kata pengajaran
dengan pembelajaran, sehingga lebih lazim disebut model pembelajaran
langsung. Penggunaan kata pembelajaran lebih disukai karena terkesan bahwa
dalam kegiatan belajar, siswa aktif terlibat. Beberapa orang menganggap kata
pengajaran lebih berkesan hanya guru yang aktif dalam kegiatan belajar,
sementara siswa pasif.
Menurut Arends Strategi pembelajaran langsung (direct intruction)
adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan
dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pengajaran
langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah:
menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan
balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung
memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang
menyenangkan dan berorientasi tugas.
Menurut Hamzah model pembelajaran langsung adalah program yang
paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar, keahlian dalam
memahami suatu materi dan konsep diri sendiri.
Jadi strategi pembelajaran langsung merupakan sebuah model
pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Saat
melaksanakan model pembelajaran ini, guru harus mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah
demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat
dominan. Karena itu, pada direct instruction, guru harus bisa menjadi model
yang menarik bagi siswa sehingga bisa menjadi motivasi tersendiri bagi siswa
untuk mengikuti pelajaran.
Karakteristik atau ciri-ciri strategi pembelajaran langsung adalah
sebagai berikut :
Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk
prosedur hasil belajar
Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Sistem pengolahan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar
kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

3
Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya
sintaks/tahapan pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang
akan menggunakan pengajaran langsung juga harus memperhatikan variabel-
variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru,
harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari
pembelajaran.
Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus
dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan.
Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan
melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber
belajar selama pembelajaran dan meminimalkan kegiatan non akademik.
Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru
memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan
oleh siswa.
Sintaks model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai berikut:
1) Fase Orientasi
Pada tahap ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi
terhadap materi pelajaran yang meliputi:
Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran
Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan
Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan
kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran
Menginformasikan kerangka pelajaran
Memotivasi siswa
2) Fase Presentasi/Demonstrasi
Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau
keterampilan yang meliputi:
Penyajian materi
Pemberian contoh konsep
Pemodelan/peragaan keterampilan
Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti
oleh siswa
3) Fase Latihan Terstruktur
Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada
siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan
penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang
salah
4) Fase Latihan Terbimbing
Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan
keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut

4
ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan
guru untuk mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas,
mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik
atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan
memberikan bimbingan jika perlu.
5) Fase Latihan Mandiri
Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru
memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.

Ciri-Ciri Strategi Pembelajaran Tak Langsung

Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)


memperlihatkan keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan observasi,
penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan
hipotesis. Guru berperan sebagai fasilitator, pendukung, dan sumber personal.
Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk
terlibat, dan bahkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka
melakukan inkuiri. Mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak,
dan sumber manusia. Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)
Merupakan strategi pembelajaran yang memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang
paling tinggi karena fungsi guru disini hanyalah sebagai fasilitator, siswa lebih banyak
belajar melalui observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi data, dan pembentukan
hipotesis.

2.2 Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Langsung dan Tak Langsung

Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Langsung


Pembelajaran secara langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar
siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan
dengan pola selangkah demi selangkah. Strategi pembelajaran langsung terdiri dari
5 fase (langkah), yaitu:

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

2. Mempresentasikan dan mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan

3. Membimbing pelatihan

5
4. Mengecek pemahaman dan umpan balik

5. Memberi kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan

Langkah-langkah atau tahapan-tahapan penggunaan model pembelajaran


langsung. Tahapan-tahapan model pembelajaran langsung:

Fase 1:

Menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran serta mempersiapkan


siswa. Perilaku Guru: Guru menjelaskan kompetensi dan tujuan pembelajaran,
informasi latar belakang pengajaran, pentingnya pengajaran, mempersiapkan siswa
untuk belajar. Fase Orientasi Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan
orientasi terhadap materi pelajaran yang meliputi:

1. Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan


pengetahuan yang telah dimiliki siswa

2. Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran

3. Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan

4. Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan


yang akan dilakukan selama pembelajaran

5. Menginformasikan kerangka pelajaran

6. Memotivasi siswa

Fase 2:

Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan. Perilaku Guru: Guru


mendemonstrasikan pengetahuan/ keterampilan yang benar atau menyajikan
informasi tahap demi tahap. Fase Presentasi/Demonstrasi Pada fase ini guru
menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan yang meliputi:

1. Penyajian materi

2. Pemberian contoh konsep

3. Pemodelan/peragaan keterampilan

4. Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa.

Fase 3:

6
Membimbing pelatihan. Perilaku Guru: Guru merencanakan dan
memberikan bimbingan pelatihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap
respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah.

Fase 4:

Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik. Perilaku Guru:


Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik,
memberikan umpan balik. Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih
konsep dan keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan
tersebut ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan
guru untuk mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek
apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta
memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika
perlu.

Fase 5 :

Memberikan kesempatan untuk pela-tihan lanjutan dan penerapan.


Perilaku Guru: Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan,
dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih komplek dalam
kehidupan sehari-hari.

Di lain pihak, Slavin mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks


pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut:

1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa


Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan
kinerja siswa yang diharapkan.

2. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat Dalam tahap ini guru


mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang
telah dikuasai siswa.

3. Menyampaikan materi pelajaran Dalam fase ini, guru menyampaikan materi,


menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep
dan sebagainya.

4. Melaksanakan bimbingan Bimbingan dilakukan dengan mengajukan


pertanyaanpertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi
kesalahan konsep.

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih Dalam tahap ini, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau
menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.

7
6. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik Guru memberikan reviu
terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap
respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.

7. Memberikan latihan mandiri Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-
tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi
yang telah mereka pelajari.

Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Tak Langsung


Teknik utama dalam mengaplikasikan model pembelajaran pengajaran
tidak langsung adalah apa yang diistilahkan oleh Roger sebagai Non-directive
Interview atau wawancara tanpa menggurui, yaitu wawancara tatap muka antara
guru dan siswa. Selama wawancara, guru berperan sebagai kolaborator dalam
proses penggalian jati diri dan pemecahan masalah siswa. Inilah yang dimaksud
dengan tanpa menggurui non-directive. Kunci utama keberhasilan dalam
menerapkan model ini adalah kemitraan antara guru dan siswa. Menurut Rogers,
iklim wawancara yang dilakukan oleh guru harus memenuhi empat syarat yaitu:

Guru harus mampu menunjukkan kehangatan dan tanggap atas masalah


yang dihadapi siswa dan memperlakukannya sebagaimana layaknya
manusia.

Guru harus mampu membuat siswa dapat mengekspresikan perasaanya


tanpa tekanan dengan cara tidak memberikan penilaian (mencap salah atau
mencap buruk).

Siswa harus bebas mengekspresikan secara simbolis perasaanya, dan

Proses konseling (wawancara) harus bebas dari tekanan

Secara umum, sebagaimana halnya model pembelajaran lain, model


pembelajaran ini juga memiliki tahapan-tahapan antara lain yaitu :

1. Pelepasan perasaan.

2. Pemahaman yang diikuti oleh tindakan.

3. Tindakan.

4. Integrasi.

Yang mana keempat-empatnya diharapkan akan bisa menumbuhkan


orientasi baru. Guru tergantung kepada tiga konsep untuk mengukur arah dan
perkembangan proses konseling yang terjadi didalam wawancara non-direktif,
yaitu:

8
Pelepasan perasaan (atau catharsis)

Pemahaman

Integrasi

Konsep-konsep ini dihubungkan disini dimana semuanya menekankan


elemen-elemen perasaan dan elemen-elemen emosional dalam suatu situasi.
Tiap-tiap konsep memiliki fungsi masing-masing, namun secara bersama-
sama konsep-konsep ini sangat penting untuk mendukung keberhasilan
pengalaman. Penggunaan konsep-konsep ini sangat penting didalam konseling
untuk masalah kelas dan pemecahan masalah individual.

Pelepasan perasaan (catharsis) mencakup penghancuran batas-batas


emosional yang seringkali mengganggu kemampuan seseorang dalam
memecahkan suatu dilemma. Dengan menghilangkan emosi diseputar suaut
masalah, maka seseorang akan bisa membuat perspektif dan wawasan baru
terhadap masalah itu. Menurut Roger, merespon basis intelektual dalam
masalah siswa akan menghambat ekspresi perasaan, yang berada pada akar
masalah. Tanpa melepaskan dan mencari perasaan-perasaan ini, siswa akan
menolak saran dan tidak mampu melakukan perubahan perilaku.

Pendekatan non-direktif akan sangat membantu menggarisbawahi


bahwa cara-cara yang paling efektif dalam mengungkap emosi yang
mendasari suatu masalah adalah dengan mengikuti pola perasaan siswa ketika
mereka dibebaskan untuk berekspresi. Bukannya diminta untuk memberikan
pertanyaan langsung, guru akan cenderung memilih untuk membiarkan siswa
untuk mengikuti aliran pemikiran dan perasaan. Jika siswa mengekspresikan
dirinya secara bebas, maka masalah dan emosi yang mendasarinya akan
muncul. Proses ini didukung dengan refleksi perasaan siswa, yang oleh
karenanya akan membawa mereka kedalam kesadaran dan fokus yang lebih
tajam.

Hal ini merupakan kesulitan terbesar bagi kita karena kita lebih
terbiasa dengan isi apa yang dikatakan seseorang ketimbang sikap emosional
mereka. Tidak seperti jenis hubungan guru-siswa lainnya, konseling non-
direktif biasanya melihat tiga sumber masalah siswa, yaitu:

Perasaan saat ini

Perasaan yang menyimpang

9
Alternatif yang tidak tereksplorasi yang disebabkan oleh reaksi emosi
kepada mereka

Respon semidirektif terhadap perasaan dapat dianggap sebagai respon


direktif, namun digunakan pada tingkat tertentu oleh konselor. Ada dua jenis
respon semi direktif ini: Interpretasi dan persetujuan. Keduanya digunakan
karena merujuk kepada gaya non-direktif, namun jarang bermanfaat dalam
mengubah wawancara.

Interpretasi oleh guru juga dapat mempromosikan pembahasan lebih


lanjut oleh siswa yang tidak dapat memberikan penjelasan tentang
perilakunya. Respon yang bersifat interpretative adalah usaha-usaha untuk
memberikan saran kepada siswa yang tidak bisa melanjutkan diskusi.

Namun interpretasi hanya diberikan kepada perasaan-perasaan yang


secara pasti bisa diterima oleh siswa. Keputusan untuk menggunakan
interpretasi harus dilakukan secara sangat hati-hati oleh guru dan digunakan
hanya pada situasi dimana guru yakin bahwa interpretasi akan jauh lebih baik
daripada dialog.

2.3 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Langsung dan Tak

Langsung

Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Langsung

Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan-kelebihan


yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding
dengan model pembelajaran yang lainnya. Tetapi selain mempunyai kelebihan-
kelebihan pada setiap model pembelajaran juga ditemukan keterbatasan-
keterbatasan yang merupakan kelemahannya.
a. Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan sebagai
berikut:
1. Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan
urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

10
2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah
sekalipun.

3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam


bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu
permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana
suatu pengetahuan dihasilkan.

4. Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melalui


ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga
membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.

5. Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk


mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.

6. Model pengajaran langsung dapat diterapkan secara efektif dalam kelas


besar maupun kelas yang kecil.

7. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.

8. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat.

9. Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.

10. Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.

11. Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.

12. Model pengajaran langsung dapat digunakan untuk menekankan butir-


butir penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.

13. Model pengajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk
mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.

11
b. Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan sebagai
berikut:
1. Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan
pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan,
pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi
bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat.

2. Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi guru.


Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan
pembelajaran menjadi kurang baik pula.

3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model
pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

4. Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan


membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua
informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung
jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri.

5. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.


Kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga
sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.

Adapun kelemahan strategi pembelajaran langsung menurut Abdul majid


yaitu :

Sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan,


Sulit mengetahui pengetahuan awal siswa,

Sulit memahami tingkat pembelajaran dan pemahaman siswa serta gaya


belajar atau ketertarikan siswa,

Karena guru memainkan peran pusat, kesuksesan strategi pembelajaran ini


bergantung pada image guru.

12
Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusia, dan
terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan
pembelajaran mereka akan terhambat.

Menurut Wina Sanjaya (2007: 189) ada tiga hal kelemahan model
pengajaran langsung yaitu hanya untuk kemampuan mendengar dan
menyimak yang baik, tidak dapat melayani perbedaan kemampuan siswa,
hanya menekankan pada komunikasi satu arah (one-way communication).
Hal pertama maksudnya model pengajaran langsung hanya dapat berlangsung
dengan baik apabila siswa memiliki kemampuan menyimak dan mendengar
yang baik. Hal kedua maksudnya tidak mungkin dapat melayani perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, bakat serta perbedaan gaya
belajar. Hal ketiga maksudnya komunikasi model pengajaran langsung lebih
banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk
mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran sangat terbatas pula
disamping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang
dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan.

Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Tak Langsung


Keunggulan Strategi Pembelajaran Tak Langsung

Adapun keunggulan dari strategi pembelajaran tak langsung yaitu


sebagai berikut:

1. Mendorong ketertarikan dan keingintahuan peserta didik

2. Menciptakan alternatif dan menyelasaikan masalah

3. Mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan


interpersonal dan kemampuan yang lain

4. Pemahaman lebih baik

5. Mengekspresikan pemahaman.

Kelemahan Strategi Pembelajaran Tak Langsung

Adapun kelemahan dari strategi pembelajaran tak langsung yaitu


sebagai berikut:

13
1. Memerlukan waktu panjang

2. Outcome sulit diprediksi

3. Strategi pembelajaran ini juga tidak cocok apabila peserta didik perlu
mengingat materi dengan cepat

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu:
1. Strategi pembelajaran langsung (direct intruction) sebuah model pembelajaran
yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Strategi pembelajaran
tidak langsung (indirect instruction) memperlihatkan keterlibatan siswa
yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran
inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis.

2. Strategi pembelajaran langsung terdiri dari 5 fase (langkah), yaitu:


menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, mempresentasikan dan
mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan, membimbing
pelatihan, mengecek pemahaman dan umpan balik, memberi kesempatan
pelatihan lanjutan dan penerapan. Stretegi pembelajaran tak langsung juga
memiliki tahapan-tahapan antara lain yaitu: pelepasan perasaan,
pemahaman yang diikuti oleh tindakan, tindakan, dan integrasi.

3. Keunggulan strategi pembelajaran langsung yaitu guru mengendalikan isi


materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa dan
kelemahannya jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka
akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula. Keunggulan dan
kelamahan strategi pembelajaran tak langsung yaitu menciptakan alternatif
dan menyelesaikan masalah dan kelemahannya outcome sulit diprediksi.

3.2 Saran
Sebagai calon/guru sebagai alat untuk menciptakan generasi penerus
bangsa yang lebih baik dari pada sekarang ini, untuk guru di masa yang akan
datang. Tak ada gading yang tak retak, tak ada yang sempurna di dunia ini. Begitu
juga dengan penyajian makalah ini, ternyata masih banyak kekurangan-
kekurangan dengan kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan masukan yang konstruktif guna perbaikan dalam penyajian
makalah berikutnya. Diharapkan bagi para pembaca untuk membaca referensi lain
guna menambah pengetahuan tentang Strategi Belajar Mengajar Biologi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan. 1990. Model-Model Mengajar. Bandung : Diponegoro

Dimyanti dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ineka Cipta

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia


Joyce, B., & Weil, M. 1996. Models of Teaching. Englewood Cliff, N.J: Prentice-
Hall.
Kardi, S. dan Nur, M. 2000 . Pengajaran Langsung. Surabaya : Unes.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Trianto. (2000). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Sanjaya,Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan
Cetakan Kedua. Jakarta; kencana.

16

Anda mungkin juga menyukai