Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Keperawatan

ISSN: 2338-6371 Syarifah, Mudatsir, Endang

Self Management Dengan Prilaku Diet Penderita Diabetes Mellitus


Di Puskesmas

Self Management With Diatery Behavior Diabetes melitus Patients In Community


Health Center

Syarifah Atika, Mudatsir, Endang Mutiawati


Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala,
Email: atika _syarifah@yahoo.com (Korespondensi)
Abstrak

Diabetes mellitus menjadi masalah global dengan kejadian penyakit yang terus meningkat. hal ini perlu penanganan
yang baik agar tidak terjadi komplikasi. Self management merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk
mengontrol perilaku DM, yang bermamfaat untuk mengolah kesehatan dan kesejahteraan melalui berbagai kegiatan dan
keterampilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Self management terhadap perilaku diet
penderita DM tipe 2. Penelitian menggunakan Quasi-experimental design dengan menggunakan pendekatan pre and
post test non equivalent group design. Sampel terdiri dari 60 responden yang dipilih secara purposive sampling. Hasil
penelitian bahwa adanya pengaruh self management terhadap prilaku diet penderita DM, terdapat perbedaan yang
signikan perilaku diet penderita DM kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan self management ( p =0.01),
adanya perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol ( p=0.00) pada penderita DM tipe 2. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa self management bermamfaat bagi pasien DM tipe 2 untuk mengontrol dan
mengelolah penyakit DM yang dialami

Kata Kunci :Self management, DM tipe 2, Perilaku diet

Abstract

Diabetes mellitus was been a global problem that incidence of the disease increasi continuously. It is that needs good
handling to avoid complications. Self management is a method that can be used to control the behavior of DM, which
benefits to cultivate health and well-being through a variety of activities and skills. The purpose of this study was to
determine the effect of diet on behavior Self management of patients with type 2 diabetes. This Research used Quasi-
experimental design using pre and post test approach non equivalent group design. The sample consisted of 60
respondents selected by purposive sampling. research showed that the influence of self-management of the behavior of
diet DM patients, there was a difference signikan dietary behaviors of patients with DM intervention group before and
after self management (p = 0.01) in, the difference between the intervention group and the control group (p = 0:00 ) in
patients with diabetes mellitus type 2. Based on the results of this study concluded that self management usefull for
patients with type 2 diabetes to control and managing the disease experienced DM.

Keywords: Self management, type 2 diabetes, dietary Behavior

87
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN: 2338-6371 Syarifah, Mudatsir, Endang
Latar Belakang Pasien DM perlu mengambil peran aktif
dengan melakukan pengolahan terhadap DM
Diabetes militus (DM) telah menjadi masalah yang diderita untuk meminimalisir terjadinya
global. Angka kejadian penyakit ini terus komplikasi salah satunya adalah penerapan
meningkat. Menurut data, 171 juta orang self management yang baik dapat menurunkan
didunia dengan DM dan diperkirakan angka resiko terjadinya komplikasi, mengurangi
tersebut terus meningkat menjadi 366 juta berobat kerumah sakit dan angka akibat DM (
pada tahun 2030. Berdasarkan riset kesehatan may berrry,& osborn, 2012)
dasar 2013 tingkat prevalesi diabetes Self management bertujuan untuk
meningkat dari tahun 2007-2013 dari 1,8 % mengembangkan keterampilan agar hidup
menjadi 2,6 %. Lebih tinggi dari prevalensi lebih baik dengan penyakit kronik, salah
rata-rata Indonesia. 1,5% menjadi 2,1%. Dari satunya adalah penyakit DM. Proses self
33 provinsi diindonesia prevalensi cenderung management seperti: merefleksikan
meningkat dengan angka peningkatan tertinggi pengalaman, membahas emosi dan perasaan,
di Sulawesi tengah dan DM merupakan
terlibat dalam pemecahan masalah, pendidikan
penyakit penyebab kematian ketiga setelah dan konseling, dan penetapan tujuan dan
strok dan hipertensi Organisasi kesehatan tindakan perencanaan; akan menuntun
dunia (WHO) menyatakan bahwa Indonesia penderita DM dalam melakukan perubahan
merupakan peringkat tertinggi keempat gaya hidup terutama prilaku diet.
penderita DM.
Beberapa penelitian tentang self management
Penderita DM beresiko tinggi mengalami terhadap prilaku diet penderita DM yang
komplikasi berupa hipoglikemia, berhasil adalah Aklima (2013) dan Primanda
hiperglikemia, ketoasidosis, neuropathy yang (2011) dengan menggunakan pendekatan
meningkatkan resiko luka gangren yang keluarga untuk mendukung keberhasilan
berujung pada amputasi, retinopathy yang program. Akan tetapi, self management
berpotensial mengalami kebutaan, terhadap prilaku diet akan efektif bila
nephropathy yang dapat berujung pada gagal sipenderita memahami dan menjalankannya
ginjal selain komplikasi tersebut penyakit DM dengan motivasi diri sendiri untuk berubah ke
juga memberikan efek negatif terhadap prilaku diet yang sehat dan sesuai untuk
penderitanya baik secara fisik, psikologis, penyakit DM. Sehingga self management
sosial maupun ekonomi (American Diabetes
program terkait prilaku diet menjadi penting
Association [ADA], 2009; Sari, 2008). untuk diteliti dan diuji keefektifannya dalam

88
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN: 2338-6371 Syarifah, Mudatsir, Endang
bentuk setting yang berbeda sehingga perawat Populasi penelitian adalah penderita DM yang
dapat menerapkan program ini untuk dapat berobat dipuskesmas sebanyak 152 orang.
meningkatkan dan mempertahankan prilaku
Sampel diambil dari populasi penderita DM
diet yang direkomendasikan untuk penderita
yang berobat di Puskesmas Darussalam.
DM Peneliti memilih lokasi penelitian di
Teknik pengambilan sampel adalah purposive
Kecamatan Darusalam, Aceh Besar.
sampling, dengan kriteria sampel adalah 1)
Puskesmas Kecamatan Darusalam mempunyai
klien dengan DM lebih dari 3 bulan, 2)
hubungan kerja sama dengan Fakultas
tinggal bersama keluarga, 3) tidak ada
Keperawatan Unsyiah dalam melakukan
masalah mental, 4) setuju berpartisipasi dalam
pembinaan desa dalam pelaksanaan praktik
penelitian dari awal hingga akhir, dan 5)
keperawatan komunitas. Berdasarkan
mampu berkomunikasi dengan
observasi pada pengambilan data Puskemas
baik.menggunakan rumus proportional
pada bulan maret 2014 , DM adalah penyakit
sampling.
dengan angka kedua tertinggi setelah
Hipertensi. Angka kunjungan rata-rata 8-9 Pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal
kasus setiap bulannya. Selain itu peneliti 1 mei sampe 7 juni 2016 sampai dengan 26
melakukan wawancara dibeberapa desa Juni 2015. Pengolahan data menggunakan
melalui kader, yaitu di desa Lamklat, Lambaro program SPSS apabila P value 0,05 maka
Sukon, Lambitra, Lambaro Angan dan Ho ditolak dan Ha diterima.
mendapatkan data bahwa penderita DM yang
ada didesa tersebut tidak melakukan diet Hasil

khusus untuk DM, bahkan tidak membatasi


Tabel 1. Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin
makan yang dimakan.Prevalesi DM terus Pendidikan dan penghasilan (n = 30)

meningkat sepanjang tahun juga terjadi di Data demografi (f) (%)


Usia
wilayah kerja puskesmas Darussalam, dilihat 1. 50 60 tahun 14 46.7
2. 61 70 tahun 9 30
dari data rekap puskesmas. 3. > 71 tahun 7 23.3
Metode Jenis kelamin
1. Laki-laki 7 23.3
penelitian quasi eksperimental dengan 2. Perempuan 23 76.7
Status perkawinan
rancangan pre and post test non equivalent 1. Kawin 23 76.7
2. Duda/Janda 7 23.3
groupdesign.Pengukuran dengan Tingkat pendidikan
1. Tidak sekolah 8 26.7
menggunakan kuisioner prilaku diet dan 2. SD 9 30
lembar rencana aksi untuk mengetahui 3. SMP 3 10
4. SMA 8 26.7
perubahan prilaku diet. 5. Perguruan 2 6.6
tinggi
89
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN: 2338-6371 Syarifah, Mudatsir, Endang
Pendapatan 20 orang dengan persentase 66.7 %.
1. < Rp.500.000,- 17 56.7
2. Rp. 500.000 Rp. 13 43.3
1.000.000 Tabel 2 hasil penelitian tentang analisa
3. Rp. 1.000.000
Rp.2.000.000 pengaruh self management antara k elompok
4. > Rp.2.000.000 17 56.7
Lama menderita 6 20 intervensi dan kelompok kontrol
1. < 1 tahun 3 13.3 Perilaku diet
2. 1 - 2 tahun 4 36.7 p
3. 3 4 tahun 23.3 Pre test Post test value
Kelompok
4. 5 - 10 tahun 4 10 (mean, SD) (mean,SD)
5. > 10 tahun 11 0 Intervensi 41.33 4.105 39.27 3.073 0.01
Siapa yang memasak Kontrol 44.97 4.745 44.53 4.562 0.05
1. Sendiri 21 70
2. Keluarga 9 30
Olah raga menunjukan perbedaan yang signifikan antar
1. Tidak pernah 20 66.7
2. 3 kali/minggu 7 23.3
pretest dan post test kelompok intervensi dan
3. > 3 kali/minggu 3 66.7 kelompok kontrol sebelum dan sesudah
Berdasarkan tabel 1 Kelompok intervensi dilakukan self management nilai mean lebih
diperoleh hasil bahwa dari 30 responden kecil menunjukan perubahan prilaku yang
didapatkan umur responden terbanyak pada lebih baik, kelompok kontrol ( 44.53< 44.97)
61-70 tahun dengan frekuensi 14 orang pada kelompok kontrol perubahan sangat kecil
persentase 46.7 %, responden berjenis sedangkan pada kelompok intervensi
kelamin perempuan lebih banyak dengan perubahan lebih besar (39.27<41.33) .
frekuensi 23 orang dengan persentase 76,6 %.
Status perkawinan kawin dengan frekuensi 23 tabel 3 Distribusi Frekuensi Prilaku Diet
Penderita DM
orang dengan persentase 76.6 %. Responden
dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 9 Perubahan Prilaku Diet
orang dengan persentase 30 %. Responden Baik Kurang Baik
f % f %
bekerja lebih banyak 17 orang dengan Evaluasi 1 (Minggu 23 76.7% 7 23.3%
ke 1)
persentase 56,7. Dengan pendapatan < Evaluasi 2 (Minggu 19 63.3% 11 36.7%
ke 2)
500.000 dengan frekuensi 17 orang dengan Evaluasi 3 (Minggu 8 26.7% 22 73.3%
ke 3)
persentase 56,7 %. Lama nya responden
Total 50 55.5% 40 44.4%
menderita DM terbanyak 1-2 tahun dengan
frekuensi 11 orang dengan persentase 36,7 %. Berdasarkan tabel 3 diperoleh hasil bahwa dari
Responden yang memasak makanannya 30 responden pada kelompok intervensi terjadi
sendiri lebih banyak 21 orang dengan perubahan prilaku diet yang diukur selama 3
persentase 70%. Responden paling banyak minggu didapatkan hasil evaluasi perubahan
tidak pernah melakukan olah raga sebanyak prilaku pada kategori baik yaitu evaluasi

90
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN: 2338-6371 Syarifah, Mudatsir, Endang
minggu 1 baik pada 23 responden ( 76.6%), yang diderita, pendidikan merupakan salah
pada minggu 2 berkategori terjadi perubahan satu cara untuk meningkatkan pengetahuan
berkategori baik 19 responden ( 63.3%) seseorang. Latar belakang pekerjaan,
namun pada minggu 3 tidak terjadi perubahan mayoritas bekerja namun dengan penghasilan
prilaku diet sesuai tujuan dan rencana yang yang rendah rata-rata < Rp 1.000.000 dibawah
ditetapkan 22 responden (73.3%) berkategori Upah Minimum Propinsi (UMP) sehingga
kurang baik. makin rendah pendapatan diangkap kurang
Pembahasan mampu dalam mengatur pola diet yang
1. Pengaruh karakteristis penderita terhadap ditentukan hal ini sesuai dengan penelitian
prilaku diet penderita DM tipe 2 sebelumnya oleh Albarran et al (2006) yang
Hasil analisis menunjukan bahwa umur rata- menyatakan bahwa pendapat yang rendah
rata responden pada kelompok intervensi dan dianggap penghalang bagi program self
kelompok kontrol pada usia 50-60 tahun, managent.Mayoritas responden dari kedua
tidak ada perbedaan antar kedua kelompok . kelompok menderita DM selama 1-2 tahun,
Pada usia diatas 45 tahun beresiko tinggi lama menderita DM mempengaruhi terhadap
menderita DM tipe 2 (Clark, M.2008). kedisiplinan penderita terhadap peyakit,
karbohidrat (Javanbakht: Abolhasini: pasien belum beradaptasi terhadap pola diet
Masheyekhi, Baradaran: Noudeh (2012). Jenis yang dianjurkan. Makin lama seseorang
kelamin mayoritas penderita DM dari kedua menderita DM maka makin disiplin perilaku
kelompok adalah perempuan,Tidak ada dietnya sesuai dengan pendapat Nazir (2009)
perbedaan prevalensi DM antara laki-laki yang menyatakan bahwa makin lama sesorang
dengan perempuan, namun menurut Dewi menderita DM makan makin disipilin
(2013) perempuan memiliki faktor resiko terhadap aturan-aturan dari penyakit yang
lebih besar karena secara fisik wanita diderita. Mayoritas penderita DM dari kedua
memiliki peluang lebih besar mengalami kelompok tidak melakukan olah raga dan
peningkatan berat badan, siklus bulanan, berasumsi bahwa pekerjaan rumah tangga
pasca menopouse yang membuat distribusi yang dilakukan merupakan suatu kegiatan
lemak lebih mudah terakumulasi akibat proses olah raga sehingga olah raga teratur yang
hormonal. Tingkat pendidikan mayoritas ditentukann seperti berjalan kaki, aerobik
pendidikan penderita DM adalah tingkat SD. tidak dianggap penting. Namun pendapat
Pendidikan pasien mempengaruhi dalam tersebut keliru, karena menurut Ndhara (
mengelolah penyakit DM sehingga dapat 2014) bahwa olah raga secara teratur
membantu dalam mengurangi komplikasi

91
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN: 2338-6371 Syarifah, Mudatsir, Endang
sebanyak 3-4 kali seminggu, masing-masing kalori tidak mengetahui. Informasi yang
selama kurang lebih 30 menit. didapat sebatas tentang penyakit.

Ranah yang kedua yang dinilai adalah sikap


2. Perbedaan prilaku diet penderita DM tipe
penderita DM tentang prilaku diet sebagian
2 antara kelompok intervensi dan besar penderita DM bersikap patuh dalam diet,
kelompok kontrol setelah menerima self menggunakan gula khusus saat minum,
management program menghindari makan yang tidak diperbolehkan

Dalam penelitian ini untuk melihat perubahan dan memakan makanan yang dianjurkan, serta

prilaku diet penderita DM menggunakan bersikap mentaati jadwal makanan serta

acuan perubahan pengetahuan, sikap dan meyakini bahwa program yang dijalankan

tindakan serta praktek langsung dengan bermamfaat bagi kesehatan, namun sebagian

menggunakan rencana aksi. besar penderita DM makan makan keluarga

Pada penelitian didapatkan bahwa sebagian walau bertentangan dengan diet DM dan tidak

besar penderita DM mengetahui tentang menjalankan diet atau pantang makan saat

penyakit DM seperti tanda dan gejala DM, pergi kepesta, hal ini sesuai dengan penelitian

penyebab DM, makanan yang tidak boleh sebelum nya yang dilakukan oleh primanda (

dikonsumsi seperti gula berlebihan, jeroan, sea 2011). Yang menyatakan penderita DM makan

food, makanan berlemak buah-buahan dengan makanan yang sama dengan keluarga. Hal itu

kalori tinggi seperti durian, nangka rambutan dipertegas penelitian aklima ( 2012) bahwa

dan lengkeng dan boleh dikonsumsi seperti budaya sangat mempengaruhi pola diet

makanan dengan kadar gula rendah, sayur dan seseorang. Sebagian besar penderita mampu

buah-buahan. Penderita DM sebagian besar melakukan pola diet namun tidak pada acara

mengetahui tentang jadwal makan dan tertentu seperti pesta, maulid, syukuran dan

tantangan makanan, namun tidak mengetahui lain lain.

perhitungan jumlah kalori sesuai dengan Ranah yang ketiga dinilai adalah tindakan,
kebutuhan. Menurut penelitian sebelumnya pada ranah ini sebagian besar makan makanan
Aklima (2012) menyatakan bahwa penderita sesuai dengan diet yang dijadwalkan, namun
DM mengetahui terhadap penyakit yang dari segi tindakan sebagian besar penderita
diderita, tanda dan gejala serta penyebab. DM tetap makan makanan yang dikeluarga
Banyak informasi yang didapat di pusat walau bertentangan dengan diet yang sudah
pelayanan maupun dilingkungan sekitar, diatur dan sebagian besar merasa tertekan
namun tentang pola diet dan perhitungan karena harus menahan selera makan, apalagi

92
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN: 2338-6371 Syarifah, Mudatsir, Endang
merupakan makan favorite keluarga. Hal ini bertujuan manajemen kognitif, pemecahan
sesuai dengan penelitian Orpin (2009) masalah, pengambilan keputusan dan
menyatakan bahwa pola diet sehat sulit mempromosikan perilaku hidup sehat. Dalam
dijalankan bagi penderita, faktor keluarga dan hal ini penderita DM merubah perilaku Diet
lingkungan sangat mempengaruhi. Makanan dengan kemauan dan kemampuan yang
yang sehat sering dianggap sebagai makanan dimiliki, karena penderita DM aktif melakukan
yang kurang enak. Pantangan diet merupakan program dan tidak hanya mengikuti anjuran
beban bagi pederita penyakit tertentu. tenaga kesehatan, Penderita DM bertanggung
jawab atas program yang dijalankan, karena
3. Pengaruh self management program
mereka sendiri yang menentukan tujuan dari
terhadap perubahan perilaku diet
program tersebut dan menjalankannya sesuai
penderita DM tipe 2 sebelum dan sesudah
apa yang telah direncanakan. Karena
menerima intervensi
penderita DM lah yang mengetahui tentang
Hasil uji statistik menunjukan uji beda dua
dirinya dan situasi yang ada. Hal ini sesuai
mean perilaku DM tipe 2 antara kelompok
dengan penelitian sebelumnya (Anderson&
intervensi sebelum dan sesudah perlakuan
Funnel, 2005; Bodenheimer et al, 2002;
program self management menunjukan nilai
delamater) bahwa intervensi self management
yang signifikan berbeda, sedangkan pada
merubah perilaku diet sesuai dengan
kelompok kontrol tidak ada perlakuan nilai
kemampuan diri dan penderita aktif dalam
pretest dan postest menunjukan nilai yang
melakukan program dan bertanggung jawab
tidak signifikan berbeda. Perubahan perilaku
dengan program tersebut.
yang diharapkan adalah bahwa penderita DM
Kesimpulan
mampu mengkonsumsi makanan sesuai
dengan kebutuhan kalori, memilih diet yang
Berdasarkan hasil penelitian dapat
sehat untuk penderita DM, mematuhi jadwal
disimpulkan bahwa Terdapat berbedaan yang
makan yang ditetapkan dan menghidari
signifikan perilaku diet penderita DM pada
pantangan makanan yang tidak dianjurkan
kelompok intervensi sebelum dan sesudah
untuk penderita DM.
diberikan program self managent ( p value =
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi
0.01) yaitu Ada pengaruh self management
perubahan perilaku lebih baik setelah
terhadap perilaku diet penderita Diabetes
penderita DM tipe 2 mengikuti program self
mellitus
management ditunjukan dengan nilai mean
(41.33;39.27). Intervensi self management

93
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN: 2338-6371 Syarifah, Mudatsir, Endang
Referensi intervention to improve lifestyle self
management in patient with tipe 2
ADA (1998). Mediacal management of type 2
diabetes. Patient education and
y diabetes (4th ed). Canada: American counseling, 42,9.365-379
Diabetes Association
Creer, T.L. (2000). Self-management of
ADA( 2008). Nutritional recommendations chronic illness. In M. Boekaerts, P.R.
and interventions for diabetes: Pintrich, & M. Zeidner. Handbook of
Aposition statement of the American Self-Regulation. (pp. 601-629). San
Diabetes Association. Diabetes Diego: Academic Press.
care,31(supplement 1) S61-S78
Dharma, K. (2011). Metodologi Penelitian
Aklima.(2013). Effect of family-based Dietary Keperawatan : Panduan
self management support program on Melaksanakan dan Menerapkan Hasil
dietary behavior in patient with type 2 Penelitian. Edisi 1. Jakarta : Trans info
diabetes millitus Indonesia. Prince of media
songkla University, Hatyai, Thailand.
Choudhary, P. (2004). Review of dietary
American Diabetes association (AMA).(2003) recommedations for diabetes
Assesment and management of adult mellitus.Diabetes research and clinical
obesity : A primer for physicians. The practice, 65, 9-15
Robert Wood Johnson Foundation.
Drevenhorn,E., Kjellgre, K.I.,&
Anderson,J. W., Randles, K. M., Kendall, C. Bengston,A.(2005).outcomes
W. C & Jenkins, D. J. A. (2004). followinga program for lifesttyle
Carbohydrate and fiber changes with people with hypertension.
recommendation for individuals with Journal of nursing& healthcare of
diabetes : Aquatitative assement and chronic illness, 16, 144-151
meta-analysis of evidence. Journal of
the American college of nutrition, 23 Embrey, N. (2006). A concept analysis of self-
(1), 5-17 management in long-term condition.
Anderson, R. M.,& Funnel., M. M. ( 2005). British Journal of Neuroscience
Patient empowerment: Reflections on Nursing, 2 (10), 507-513.
the challenge of fostering the adoption
of the new paradigm. Patient education Fransisca. K. (2012). Awas Pangkreas Rusak
and counseling, 57, 153-157 Penyebab Diabetes. Jakarta: Penerbit
Cerdas
Black, J. M., & Hawks, H. (2009). Medical Greenstein, B., & Wood, B. (2010). At a
Surgical nursing: Clinical Management
Glance Sistem Edokrin. Edisi
for Positive Out come. (8th ed) . St.
Louis Missouri: Elsevier Saunders 2.Jakarta: Erlangga.
Hajek, P., Humphrey, K., & McRobbie, H.
Bumgardedner, W. (2006). Exercise improve
(2010). Using group support to
blood glucose control in type 2
complement a task-based weight
diabetes. Retrieved on desember, 2014,
management programme in multi-
from: http//www. Walking . about.com
ethnic localities of high deprivation.
Patient Education and Counseling, 80 ,
Clark, M.,& Hampson, S.E.(2001).
135-137.
Implementing a psychological

94
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN: 2338-6371 Syarifah, Mudatsir, Endang
Hall, P.A., Sehat Rodin, G.M., Vallis, T.M. & Kendall, E., Catalano, T., Kuipers, P., Posner,
Perkin, B.A. (2009). The consequences N., Buys, N., & Charker, J. (2007).
of anxious temperament for disease Recovery following stroke: The role of
detection, self-management behavior, self-management education. Social
and quality of life in Type 2 diabetes Science and Medicine, 64: 735-746.
mellitus. Journal of Psychosomatic
Research, 67, 297305. Kesavadev, Short, Nair .(2003). Diabetes in
Old Age: An Emerging Epidemic.
Hartini, S. (2009), Diabetes?: panduan India: Indian institute of Diabetes.
lengkap untuk diabetes, keluarga dan Kriska, A. ( 2007). Physical activity and
profesional medis. Bandung: PT Mizan prevention of tipe 2 ( non insulin
Pustaka dependen) diabetes. Journal of the
american dietetic assosiation. 108 (4) :
Huang. L.C., Wu. C. S., Jeng. Y. C., Lin. C.L. 19-23
(2004). The Efficacy of a HomeBased
Nursing Program in Diabetic Control Kurniali, MD., peter C. (2013). Hidup
of Elderly People with Diabetes bersama diabetes megaktifkan
Mellitus Living Alone. Public Health kekuatan kecerdasan ragawi untuk
Nursing Vol. 21. Blackwell Publishing, mengontrol diabetes dan komplikasi.
Inc Jakarta : PT elex Media Komputindo
Lorig, K. R., & Holman, H.R. (2003). Self-
Javanbakht, abolhasani, mashayekkhi, management education: History,
baradaran, Noudeh (2011). Heath definition, outcomes, and mechanism.
Related Quality of life in patients with Annals Behavioral Medicine, 26(1), 1-
type 2 Diabetes mellitus in iran : A 7.
National survey. Retrieved from http://. Meneilly G., MD (2011).Diabetes In the
Plosone.org/ Elderly. Medical Clinics of North
article.info/doi/10.1371/journal. America Geriatric Medicine.
Philadelphia.
Kanfer, F.H.& Gaelick-Buys, L. (1991). Self-
management methods. In F.H. Kanfer Mayberry, L. S., & Osborn, C. Y. (2012).
& A.P. Goldstein (Eds). Helping Family support, medication adherence,
people change: A textbook of methods and Glycemic control among adult
(4th ed. pp. 305-359). New York: with type 2 diabetes. Diabetes care,
Pergamon Press. 1239-1245
Karlsen, B., Idsoe, T., Dirdal, I., Hanestad,
B.R., & Bru, E. (2004). Effects of a Nathan D.M., Buse, J. B., Davidson, M.B.,
Heine, R. J., Holman, R.R.,
group-based counseling programme on
Sherwin,R., et al. (2006). Management
diabetes-related stress, coping, of hyperglycemia in type 2 diabetes: A
consensus algorith for the initiation ang
psychological well-being and
adjustment of therapy. Diabetes care,
metabolic control in adults with type 1 29, 1963-1972
or type 2 diabetes. Patient Education
Ndara, S. ( 2014). Diabetes mellitus tipe 2 dan
and Counseling,53, 299-308. tatalaksana terkini. Medisinus, 27
(2),9Medicinun.co/file.php/i/LEADIN
.
G Article diabetes melitus tipe 2 dan
tata laksana terkini. Pdf
95
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN: 2338-6371 Syarifah, Mudatsir, Endang
Shilts, M. K., Horowitz, M., & Townsend,
Notoatmojo. S. (2010). Promosi Kesehatan: M.S. (2004). Goal setting as astrategi
for dietary and physical activity
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
behavior change : A review of the of
Cipta the literature. American Journal of
health promotion, 19 (2), 81-93
Primanda,Y,Kripracha ,C.,& Thaniwattananon
(2011) Effect of diatery self
Subekti,I. (2009). Penatalaksanan Diabetes
management support program on
Mellitus Terpadu, Jakarta: Fakultas
dietary behaviors in patients with tipe
kedokteran Universitas Indonesia
2 diabetes mellitus in Yogyakarta,
Indonesia. Prince of songkla
Ryan, P., sawin, K.J. (2009). The individual
University, Hatyai, Thailand.
and family self-management theory:
Puskesmas kopelma darussalam,(2015). Data
Background and perspectitives on
kunjungan pasien DM, tidak publikasi
context, process, and outcomes. Nurs
outlook 57,217-225.
Polit, DF & Beck, C.T. (2006). Essentials of
nursing research: Methods, appraisal, Tjokropawiro, A. (2006) . Hidup Sehat dan
and utilization. Philadelphia: Lippincot bahagia bersama diabetes mellitus.
Wiliams &Walkins Jakarta: Gramedia pustaka utama
[RIKESDAS] Riset Kesehatan dasar. 2013. Tandra, H. (2013). Life healthy with diabetes,
Jakarta : Badan penelitian dan diabetes mengapa & bagaimana
pengembangan kesehatan, departemen Yogyakarta: repha publishing
kesehatan, Republik Indonesia Wakhidiyah, & Zaina free, I. (2004).
Perspectives on education and
Stanley, M., & Beare, G.R. (2007). Buku Ajar
counseling for diabetes patients.
Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Patients education and counseling,
53,251-255
Jakarta: EGC.
Smelzer,S.C & Bare, B.G. (2002). Buku ajar
keperawatan medikal bedah .edisi 8
volume 2. Jakarta: EGC
Scheurs, K.M.G., Colland, V.T., Kuijer,R.G.,
Ridder, D.T.D. & Elderen, T. (2003).
Development, content, and process
evaluation of a short self-management
intervention in patients withchronic
diseases requiring self-care
behaviours. Patient Education and
Counseling, 55:133-141.

96

Anda mungkin juga menyukai