Anda di halaman 1dari 4

HATI SEBENING EMBUN

Malam yang sejuk mengiringi kesepianku, angin malam turut membelai rambutku,
menatap indahnya langit yang dihiasi beribu bintang, kapankah kebahagian itu, kurasa takkan
pernah, karna kebahagianku itu takkan pernah menghampiriku, hanya siksaan, hinaan, dan
makian yang diberikan kepadaku.
Menagis itulah setiap hari yang ku lakukan mereka selalu menyalahkanku dalam
segala hal, memperlakukanku anak mereka. Aku hanya orang asing bagi mereka.
Aku mempunyai dua orang kakak yang bernama Della dan Aura. Keduanya selalu dimanja
dan disayang segalanya diberikan kepada mereka, dari aku hanya satu, dipeluk oleh seorang
ibu, tapi tak pernah kudapatkan. Dari ku kecil sampai saat ini tak pernah ada hari yang
membuatku menagis.
****
Setelah menyiapkan makan malam aku langsung kemari dan membuka buku untuk
belajar.kalian pasti berfikir aku sekolah, padahal kenyataanya tidak begitu, mereka taka
pernah mengeluarkan uang untukku sekolah, bahkan untuk jajanpun tak pernah. Benar
benar orang tua yang kejam, tapi walaupun mereka kejam mereka kejam, mereka tatap orang
tuaku jadi aku harus tetap hormat kepada mereka, oh ya kalian belum tau namaku. Namaku
Ruby Angela, aku sering dipanggil Ruby aku anak ke 3 dari 3 bersaudara. Dan sekarang
umurku 17 tahun setelah membaca beberapa buku akupun memutuskan untuk tidur.
****
Mentari pagi telah terbit menandakan bahwa malam telah berganti pagi, Ruby sudah
sibuk didapur untuk menyiapkan sarapan pagi.
Setelah menyiapkan sarapan Ruby membereskan segala pekerjaan rumah, mencuci piring dan
menyiapkan makan siang untuk anggota rumah.
Tak terasa hari sudah semakin siang dan keluad kakaknya sudah pulang sekolah. Dan seperti
biasa ayah, ya pulang untuk makan siang bersama.
gimana sekolah kalian Tanya ayahnya di sela mereka makan.
baik ayah ucap Della dan Aura serentak
oh ya ayah, kita minta uang dong, mau ke luar Ucap Della
oke, nanti ayah kan transfer ucap ayahnya sambil mengusap rambut kedua
kakaknya.
Ini yang dibenci Ruby, dia taka pernah di pelakukan seperti itu, setelah semua makan
Ruby langsung membeskan semuanya dan bergegas ke kamarnya karena dia merasa tak enak
badan.
****
Ini sudah seminggu Ruby sakit setelah demam tsb, kini keadaan Ruby semakin
memburuk, wajahnya sangat pucat suhu badanya masih panas, kepalanya pening, dia
mengalami sakit kepada yang luar biasa seperti tertimpa beton.
Tapi tak ada satu pun keluarganya yang peduli. Ruby tak pernah ke dokter dia tidak
akan ke dokter, meminum obatpun dia tak mau. Setelah melakukan semua tugasnya Ruby
pun masuk ke kamarnya.
Hal tersebut tak jauh dari perhatian ayahnya, akhir-akhir ini dia merasakan
kekhawatiran yang mendalam untuk putrid bungsunya. Sebenarnya dia sangat menyayang
putrid bungsunya, tapi selain satu factor yang menyebabkannya tidak peduli pada putrinya.
Katakana dia pengecut, ya memang pengecut dan seorang ayah yang tidak adil, namun dalam
lubuk hatinya yang paling dalam dia sangat menyayangi putrid bungsunya. Namun egonya
yang sangat besar membuat dia bediam diri saat melihat putrinya di perlakukan semena-mena
tanpa niat membantu.
Di lain tempat Ruby mati matian menahan nyeri dikepalanya. Dia benar-benar sudah
tak tahan hingga penglihatnya mulai kabur dan kegelapan menyemputnya.

****
Pagi ini tak seperti biasanya, Ruby yang biasanya bangun pagi untuk menyiapkan
sarapan dan membersihkan rumah. Kali ini dia tidak beranjak dari tempat tidur.hal ini
membuat ibu dan kedua kakaknya marah.
Ibunya mengetuk pintu kamarnya. Tak ada respon sama sekali, membuat ayahnya
cemas. Dan ibu sekaligus kedua kakaknya semakin marah, karena masih tak ada respon.
Akhirnya ayahnya mengambil keputusan untuk mendombrak pintunya.
Setelah pintu terbuka, semua orang langsung masuk kecuali ayahnya yang berdiri kaku di
depan pintu sambil melihat putrid bungsunya yang semakin pucat. Diapun berlari
menghampiri putri bungsunya dan menggendongnya untuk dilarikan ke rumah sakit di ikuti
ibu dan kedua kakaknya.
Mereka semua pergi ke rumah sakit, tanpa melihat sehelai kertas jaruh di lantai.
****
Mereka semua menunggu di luar, sudah 30 menit dokter belum keluar, ayah Ruby
sudah merasa sangat dokter belum keluar, ayah Ruby sudah merasa sangat cemas dengan
keadaan Ruby.
Tak lama setelah itu dokterpun keluar dan menghampiri keluarga Ruby dengan wajah
yang kecewa.
gimana keadaan anak saya dok Tanya ayah Ruby
maaf, kami sudah berusaha semampu kami, tapi Tuhan berkehendak lain ucap
dokter
maksud dokter anak saya meninggal ? Tanya ibunya Ruby, dokter tersebut
mengganguk dan juga terus berduka.
Mereka semua menangis menyesali perbuatan mereka selama ini, ibunya langsung
berlalu mengampiri putrid yang selama ini disiksanya, walaupun bagai manapun dia tetap
ibunya.
Menyesal. Dia sangat menyesal saat melihat putrinya yang sudah tidak bernyawa lagi,
dia sangat-sangat menyesali karna tak pernah membahagiakannya, memberikan kasih saying
kepada putrid bungsunya. Dia menagis meratapi nasib putrinya.
****
Kini sudah sebulan setelah meninggalnya Ruby semua berubah tidak sama lagi seperti
dulu, kedua kakaknya seperti di telantarkan tanpa kebahagiaan dan kasih saying seperti dulu,
ayah sibuk bekerja tanpa peduli lagi tentang rumah lebih mementingkan dan menyibukkan
diri, dengan pekerjaan kantor. Sedangkan ibunya setiap hari ke kamar Ruby, tanpa absen
seharipun kadang sampai membuatnya tertidur karena lebih menangis seperti hari-hari
biasanya ibu Ruby selalu masuk ke kamar Ruby tanpa berniat berbuat sarapan untuk
keluarganya, dia dihantui dengan penyesalan yang amat mendalam dia terus berjalan
menyesari kamar putrid yang telah dia di telantarkan. Dan kamar dialah yang menjadi saksi
akan tangisa pilu.
Mereka semua menangis menyesali perbuatan mereka selama ini, ibunya langsung berlari
menghampiri putrid yang selama ini dia di siksanya, walaupun bagaimanapun dia tetap
ibunya
Menyesal dia sangat menyesal saat melihat putrinya yang sudah tidak bernyawa lagi.
Dia sangat sangat menyesal karena tak pernah membahagiakannya, memberikan kasih sayang
kepada putri bungsunya. Dia menangis merapati nasib putrinya.
Dan jeritan kesakitannya. Semua yang dialami, hanya kamar inilah yang tau dan
menemaninya untuk membagi keluh kesahnya, ibu haru berjalan tanpa sengaja kakinya
menyentuh sesuatu, diambilnya sehelai kertas tersebut dan ditersebut dan dibaca olehnya,
Jika esok Ruby mati,
Ruby hanya ingin memberi tahumu ibu,
bahwa Ruby sangat menyayangi mu,
mencintaimu segenap raga nan nyawaku.
Bolehkah Ruby meminta
Sesuatu darimu ibu?
Kala boleh Ruy hanya ingin Ibu memelukku
Sekali saja, tapi kurasa
Itu takkan pernah terjadi.
Karna aku hanyalah orang asing
Bagimu, tapi bagiku kau tetap ibuku.
Dan kali ini Ruby mohon kepada Ibu memenuhi
Permintaanku yang satu ini
Janganlah menangis saat aku pergi
Jangan pernah menyesal karna ini
Bukan salahmu, berbahagialah
Menjalani hidup barumu
Karna Ruby yakin saat ibu membaca
Surat ini, aku telah tiada, jadi
Penuhilah permohonanku yang terakhir ini.

Air matanya tak dapat dibendung lagi, dia menangis terisak setelah membaca surat dari
putrinya, dia bukan ibu yang baik, ia tak bisa bersikap adil kepada semua anaknya, ia benar-
benar manjadi ibu yang buruk, ia menyesal sungguh sangat menyesal. Dan itulah yang
dikatakan penyelesalan. Penyesalan memang dating terlambat kalau dating diawal bukan
penyesalan namanya.

THE AND

Anda mungkin juga menyukai