JIWA EKSDU28
Kamis, 07 November 2013
DISUSUN OLEH :
TINGKAT II NONREG II
ARIF RIZKI ALFARISI
FAJAR KURNIAWAN
HERA PURWANINGSIH
YOVIANA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya-Nya proposal ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (Taks) ini dibuat untuk memenuhi tugas
mahasiswa dari mata ajar Keperawatan Jiwa 1 semester III tahun ajaran 2012/2013Poltekkes Kementrian
Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Keperawatan.
Pada kesempatan ini tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Sulastri M.Kep., Sp.Jiwa, selaku Koordinator mata ajar Keperawatan Jiwa I yang telah memberi
bimbingan terhadap proposal ini.
2. Ibu Yuliati Amperaningsih,SKM.,M.Kes, selaku dosen mata ajar Keperawatan Jiwa I dan sekaligus
sebagai penguji yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannyua proposal ini.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan proposal ini di masa mendatang.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya keperawatan. Dan semoga
proposal ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk pembuatan proposal selanjutnya serta dapat
menambah pengetahuan para mahasiswa khususnya keperawatan.
Penyusun
A. Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain (Gail W.
Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri, yaitu percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain (Rowlins, 1993). Dimana individu yang mempunyai mekanisme
koping adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang
mempunyai mekanisme koping maladaptif (skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan terapi atau
penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk. (Keliat
dan Akemat, 2005) menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi pada klien skizofrenia bisa
dilakukan dengan pemberian Terapi Aktifitas Kelompok sosialisasi. Namun kenyatannya pada saat ini di
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya pengaruh TAK sosialisasi masih diragukan, hal ini disebabkan karena
jumlah klien dengan riwayat menarik diri masih relatif banyak meskipun TAK sosialisasi sudah dilakukan.
Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang mengalami skizofrenia (ringan
sampai berat) (WHO, 2006). Hasil survey Kesehatan Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan
bahwa 185 orang per 1000 penduduk di Indonesia mengalami skizofrenia (ringan sampai berat).
Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalah keperawatan yang paling banyak ditemukan adalah
menarik diri (17,91 %), halusinasi (26,37 %), perilaku kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah (16,92
%) (Pikiran Rakyat Bandung, 2007).
GEDONGTATAAN-Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung yang terletak di Kabupaten
Pesawaran kebanjiran pasien. Untuk bulan April 2011 ini saja, jumlah penderita baru yang mengidap
gangguan jiwa mencapai 85 pasien. Hal ini diungkapkan Humas RSJ Provinsi Lampung ke Rakyat
Lampung, kemarin (29/5) melalui telepon gengamnya.
"Untuk bulan ini saja sudah mencapai 85 pasien. Jumlah pasien ini berdasarkan data yang ada direkam
medik RSJ Kurungan Nyawa," ujar Humas RSJ Propinsi Lampung David yang dihubungi via
teleponya.David menjelaskan, setiap harinya rata-rata tiga orang pasien baru berobat ke RSJ Provinsi
Lampung. Hal tersebut yang menjadi indikator utama semakin bertambahnya penderita gangguan jiwa di
Provinsi Lampung. "Bertambahnya penderita gangguan jiwa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, dan
salah satunya semakin beratnya beban kehidupan yang dihadapi masyarakat saat ini,"
jelasnya.( rakyatlampung.co.id)
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada klien skizofrenia adalah ; 1) Kerusakan
komunikasi verbal dan non verbal, 2) Gangguan hubungan interpersonal, 3) Gangguan interaksi sosial, 4)
resiko perubahan persepsi sensori (halusinasi). Bila klien menarik diri tidak cepat teratasi maka akan
dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006)
Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah satunya dengan
pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi, yang merupakan salah satu terapi modalitas
keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian
psikologis, prilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Di RSJ Provinsi Lampug sendiri prosedur
TAKS sama halnya seperti pada teori Budi Anna Keliat dan dilaksanakan 3 kali dalam seminggu. Dalam
kegiatan aktifitas kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi
oleh sebagian besar peserta. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasi
kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi. Dari latar belakang tersebut diatas penulis tertarik
membuat penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
sosialisasi terhadap peningkatan sosialisasi pada klien skizofrenia dengan riwayat menarik diri di
ruang cendrawasih Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampug.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
1) Klien mampu memperkenalkan diri
2) Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3) Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
5) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain
6) Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
7) Klien mampu menyampikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang TAKS yang telah dilakukan
C. Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal : Sabtu,28 Desember 2013
Jam : 09.30-10.00 WIB
Tempat : Ruang kelas
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/ simulasi
E. Media/ Alat
1. Laptop
2. Musik/ lagu
3. Bola pimpong
4. Buku catatan dan pulpen
5. Kartu kwartet
6. Jadwal kegiatan klien
F. Seting Tempat
K
K
O
Keterangan gambar:
: Observer
CL
:leader : Co-Leader
: Klien
: Fasilitator/ perawat
- Pembagian Tugas
1. Leader :
Tugas:
- Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
- Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai.
- Menjelaskan permainan.
- Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan memperkenalkan dirinya.
- Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib
- Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
2. Co-leader :
Tugas :
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien.
- Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
Tugas:
- Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
- Memotivasi klien yang kurang aktif.
- Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memfasilitasi anggota kelompok
4 Observer :
Tugas :
- Mengobservasi jalannya proses kegiatan
- Mencatat prilaku Verbal dan Non- verbal klien selama kegiatan berlangsung
H. Klien
a. Kriteria klien
1) Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
2) Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan stimulus
b. Proses seleksi
1) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
3) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien,
rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok
I. Susunan Pelaksanaan
1.Susunan perwat pelaksana TAKS sebagai berikut:
1) Leader : yoviana
2) Co. Leader: hera purwaningsih
3) Fasilitator : arif rizki alfarisi
4) Observer : fajar kurniawan
2.Klien peserta TAKS sebagai berikut:
1) Tn. N
2) Tn.K
3) Tn.M
4) Tn.J
K. Proses Keperawatan
a. Kemempuan verbal
No. Aspek yang dinilai Nama Klien
1 Menyebutkan nama lengkap b. Kemampuan
2 Menyebutkan nama panggilan nonverbal
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi Petunjuk
Jumlah 1. Dibawah judul
No. Aspek yang dinilai Nama Klien nama klien,
1 Kontak mata tulis nama
2 Duduk tegak panggilan klien
3 Menggunakan bahasa tubuh yang yang ikut
sesuai TAKS.
4 Mengikuti kegiatan dari awal 2. Untuk tiap
sampai akhir klien, semua
Jumlah aspek dimulai
dengan
memberi tanda [] jika ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika nilai 0, 1, atau 2 klien
belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika tak pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan
nonverbal,dianjurkan klien memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat jadwal)
b. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
Memberi salam terapeutik
- Salam dari terapis
- Peserta dan terapis memakai papan nama
Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri pada orang lain.
Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok.
- Menjelaskan aturan main berikut :
o Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin kepada terapis
o Lama kegiatan 45 menit
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Tahap kerja
Hidupkan laptop dan play musik dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam
Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk berkenalan
dengan anggota kelompok yang ada disebelah kanan dengan cara :
- Memberi salam
- Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
- Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan bicara.
- Dimulai oleh terapis sebagai contoh
Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
Hidupkan kembali musik dan edarkan bola. Pada saat musik dimatikan, minta pada anggota kelompok
yang memegang bola untuk memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kanannya kepada
kelompok, yaitu : nama lengkap, nama panggilan , asal dan hobi. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
Ulangi d sampai semua anggota mendapat giliran.
Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan.
d.Tahap Terminasi
evaluasi
- menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- memberi pujian atas keberhasilan kelompok
rencana tindak lanjut
1) menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan
2) memasukan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien
kontrak yang akan datang
1) menyepakati kegiatan berikut, yaitu bercakap-cakap tentang kehidupan pribadi
2) menyepakati waktu dan tempat
Kemampuan Berkenalan
a. Kemempuan verbal
b. Kemampuan nonverbal
Petunjuk
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [] jika ditemukan pada
klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan :
Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai 6, disebut belum mampu jika mendapat nilai
5
Kemampuan nonverbal disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4, disebut belum mampu jika
mendapat nilai 2.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Misalnya, jika nilai klien 7 untuk verbal dan 3 untuk nonverbal, catatan keperawatan adalah : klien
mengikuti TAKS sesi 2, klien mampu berkenalan secara verbal dan non verbal, anjurkan klien untuk
berkenalan dengan klien lain, buat jadwal.
Kemampuan Bercakap-cakap
a. Kemempuan verbal : bertanya
c. Kemampuan nonverbal
Petunjuk
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [] jika ditemukan pada klien atau tanda [x]
jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 klien mampu dan jika nilai 2
klien dianggap belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Misalnya, nilai kemempuan verbal bertanya 2, kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan non
verbal 2 maka catatan keperawatan adalah klien mengikuti TAKS sesi 3, klien belum mampu bercakap-
cakap secara verbal dan non verbal. Dianjurkan latihan diulang di ruangan ( buat jadwal ).
d.Tahap Terminasi
evaluasi
- menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- memberi pujian atas keberhasilan kelompok
rencana tindak lanjut
- menganjurkan setiap anggota kelompok latihan bertanya, meminta, menjawab, dan memberi pada
kehidupan sehari-hari (kerja sama).
- memasukan kegiatan bekerja sama pada jadwal kegiatan harian klien.
kontrak yang akan datang
- menyepakati kegiatan berikut, yaitu mengevaluasi kegiatan TAKS.
- menyepakati waktu dan tempat
6).Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja . Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 4, dievaluasi
kemampuan verbal menyampaikan, memilih, dan memberi pendapat tentang topik percakapan serta
kemampuan non verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
d. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yang dinilai Nama Klien
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
Petunjuk
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [] jika ditemukan pada klien atau tanda [x]
jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 klien mampu dan jika nilai 2
klien dianggap belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS. Misalnya, kemempuan verbal
menyampaikan dan memilih topik percakapan 3, kemampuan memberi pendapat 2, dan kemampuan non
verbal 2. oleh karena itu, catatan keperawatan adalah klien mengikuti TAKS sesi 4, klien mampu
menyampaikan dan memilih topik percakapan, tetapi belum mampu memberi pendapat. Secara non
verbal j