USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
TIM PENGUSUL
DEYVIE XYZQUOLYNA, S.TP, M.Sc NIDN 09 051282 01 (Ketua)
NUR PRATIWI RASYID, S.TP, M.Si NIDN 09 030486 01 (Anggota)
1
2
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL 1
HALAMAN PENGESAHAN 2
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM 3
DAFTAR ISI 4
DAFTAR TABEL 5
DAFTAR GAMBAR 6
RINGKASAN PENELITIAN 7
BAB I PENDAHULUAN 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10
2.1 Ilabulo 10
2.2 Pisang Goroho 10
2.3 Tepung Sagu 11
2.4 Uji Organoleptik 12
2.4 Kadar Serat 13
2.5 Kadar Abu 14
BAB III METODE PENELITIAN 15
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 15
3.2 Bahan dan Alat 15
3.3 Prosedur Penelitian 15
3.4 Parameter Pengamatan 16
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 19
4.1 Biaya Penelitian 19
4.2 Jadwal Penelitian 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN- LAMPIRAN 22
4
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rencana Target Capaian 9
Tabel 2. Formulasi Pembuatan ilabulo dengan
Penambahan Tepung Pisang Goroho 16
Tabel 3. Jadwal Kegiatan 19
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
6
RINGKASAN PENELITIAN
7
BAB I PENDAHULUAN
8
Tabel 1. Rencana Target Capaian
No. Jenis Luaran Indikator capaian
1. Publikasi ilmiah di jurnal nasional (ber ISSN). Submitted
2. Pemakalah dalam temu Nasional PATPI
ilmiah Lokal Di tingkat Universitas
Ichsan Gorontalo
3. Bahan ajar Tidak ada
4. Luaran lainnya Produk Ilabulo
5. Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) Skala 2
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ilabulo
Makanan khas daerah merupakan jenis makanan yang biasa dinikmati di
berbagai daerah. Setiap daerah memiliki ciri khas makanan dan biasanya
disesuaikan dengan bahan makanan yang digunakan atau dipadukan dengan
teknik memasaknya. Misalnya makanan khas daerah Gorontalo Bindhe biluhuta
dan ilabulo.
Ilabulo biasanya digunakan untuk menemani lauk pauk yang terbuat dari
hati ampela ayam, kulit dan kadang juga ditambahkan telur puyuh, tepung sagu
kering, santan, minyak kelapa, dan bumbu dengan citarasa yang pedas, dibungkus
dengan daun pisang selanjutnya dibakar atau dikukus. Makanan khas daerah
diyakini mempunyai unsur menyehatkan tubuh, menyembuhkan penyakit dan
kegaiban. Pembuatannya dari bahan lokal dan alami, tidak menggunakan bumbu
atau bahan sintetik yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker,
mempunyai aroma yang khas dan citarasa yang diharapkan (Napu, 2010).
10
Suku : musaceae
Marga : Musa
Spesies : Musa accuminate
Terdapat 2 jenis pisang goroho yaitu pisang goroho merah dan pisang
goroho putih. Perbedaan kedua pisang ini dapat dilihat secara visual dengan
mudah yaitu untuk pisang goroho merah mempunyai warna kulit kuning hijau tua,
sedangkan pisang goroho putih memiliki warna kulit pisang kuning muda. Akan
tetapi ukuran pisang goroho putih lebih besar dari ukuran pisang goroho merah
(Suryanto, dkk., 2012). Pemanfaatan pisang goroho menjadi tepung merupakan
salah satu cara pengawetan sekaligus memperluas produk olahan dari pisang
goroho.
Pembuatan tepung memerlukan teknik pengeringan baik dengan
menggunakan sinar matahari maupun dengan menggunakan alat pengering
misalnya oven (Histifarina, dkk., 2012). Prinsip pengeringan adalah pengeluaran
air dari makanan. Menurut Adams dalam Histifarina (2012), teknologi
pengeringan merupakan salah satu teknologi pengawetan yang sudah lama pada
pembuatan tepung sehingga memperpanjang masa simpan pisang.
Tepung pisang goroho diawali dengan pemilihan pisang goroho segar,
kemudian diblansing selama 5 menit pada suhu 800C. Kemudian dikupas dan
dipotong kecil- kecil, lalu dikeringkan dengan sinar matahari dilanjutkan dengan
penggunaan oven suhu 500C. Selanjutnya dilakukan dengan penggilingan dan
diayak sampai halus (Nuralli, dkk., 2012).
11
Menurut Flach (1983) juga, pati sagu mengandung amilosa 27% dan
amilopektin 73%. Wirakartakusumah, dkk (1984) mengemukakan bahwa pati
sagu mengandung amilosa 27,4% dan amilopektin 72,6%. Perbandingan amilosa
dan amilopektin akan mempengaruhi sifat kelarutan dan derajat gelatinisasi pati.
Semakin besar kandungan amilopektin maka pati akan lebih basah, lengket dan
cenderung sedikit menyerap air.
Amilosa mempunyai struktur lurus dengan ikatan (1,4) glukosa,
sedangkan amilopektin mempunyai ikatan (1,4) glukosa dengan cabang yang
ikatannya (1,6) glukosa. Jumlah unit glukosa yang berada dalam amilosa
berkisar antara 500 1000 unit, sebanding dengan berat molekul antara 80.000
240.000. Sedangkan glukosa yang terdapat dalam amilopektin jumlahnya jauh
lebih besar, yaitu antara 5.000 40.000 unit, sebanding dengan berat molekul
800.000 sampai jutaan (Haryanto dan Pangloli, 1992).
12
dalam mengambil keputusan, berbadan sehat, bebas dari penyakit THT (Telinga
Hidung Tenggorokan), tidak buta warna serta gangguan psikologis, tidak menolak
makanan yang akan diuji (tidak alergi), tidak melakukan uji 1 jam sebelum makan
dan menunggu minimal 20 menit setelah merokok, makan permen karet, makanan
dan minuman ringan.
Uji afektif adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui produk mana yang
disukai dan yang tidak disukai oleh panelis. Salah satu uji ini adalah uji hedonik
dengan menggunakan panelis yang terlatih atau tidak terlatih. Skala yang tersedia
pada uji hedonik adalah mulai dari sangat tidak suka sampai sangat suka terhadap
sampel yang diberikan. Panelis diminta untuk mengevaluasi setiap sampel produk
dan menentukan skala kesukaannya terhadap sampel produk tersebut (Lawless
dan Heymann 1999). Panelis yang digunakan pada uji tidak terlatih adalah
sebanyak 30 orang (BSN 2006). Uji afektif salah satunya adalah uji secara
kuantitatif yang terdiri dari uji pemilihan (preference) dan uji penerimaan
(acceptance) (Meilgaard,dkk., 1999).
Uji penerimaan (acceptance) digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan
panelis terhadap suatu produk, sedangkan uji preferensi menunjukkan ekspresi
dipilihnya satu produk yang menonjol dibandingkan dengan produk yang lain. Uji
preferensi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Uji secara
langsung dilakukan dengan cara memberikan instruksi pada responden untuk
membandingkan dua atau lebih produk secara langsung dan memilih satu yang
paling disukai. Uji secara tidak langsung ditentukan berdasarkan skor hasil uji dan
produk yang memiliki skor tertinggi adalah produk yang paling disukai bila
dibandingkan dengan produk yang lain (Stone dan Sidel, 2004).
13
analisis diperoleh bahwa tepung sagu memiliki total serat makanan sebesar
10,79 % bk. Menurut Ruddle, dkk (1987) kandungan serat dalam pati sagu adalah
0.41 % bk, dan menurut Djoefrie (1996) kandungan serat dalam pati sagu adalah
0.23 % bk.
14
BAB III. METODE PENELITIAN
15
2. Pembuatan Ilabulo
Pertama tama ampela ayam dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran
yang melengket. Kemudian dicampur dengan adonan yang terdiri dari tepung
pisang goroho dan tepung sagu sesuai perlakuan. Formulasi tepung pisang goroho
dan tepung sagu dapat dilihat pada Tabel 2. Kemudian ditambahkan air
secukupnya dan terus dilakukan pencampuran sampai bahan dan tepung menyatu.
Lalu ditambahkan bumbu dan diaduk sampai rata. Dibungkus dengan daun pisang
kemudian dimasukkan kewajan untuk dikukus sampai matang kemudian diangkat
dan didinginkan.
Tabel 2. Formulasi Pembuatan Ilabulo dengan Penambahan Tepung Pisang
Goroho
Penambahan Tepung
No. Bahan
0% 10 % 15 % 20 % 25 % 30 %
1. Tepung sagu (g) 150 150 150 150 150 150
2. Tepung Pisang 0 15 22,5 30 37,5 45
goroho (g)
3. Ampela ayam 2 2 2 2 2 2
Sumber : Nawai, 2015 yang dimodifikasi.
Selanjutnya dilakukan pengujian organoleptik dengan 15 orang panelis.
Ilabulo dengan formulasi penambahan tepung pisang goroho yang paling disukai
dilakukan pengujian kadar air, kadar serat dan, kadar abu.
16
3 = Agak suka
4 = Suka
5 = Sangat suka
2. Analisa Kadar Serat (Sudarmadji, dkk., 1997)
Untuk uji serat kasar, bahan dihaluskan sehingga dapat melalui ayakan
dengan diameter 1 mm dan dicampur dengan baik. Jika bahan tak dapat
dihaluskan, sedapat mungkin bahan dihancurkan. Bahan kering ditimbang
sebanyak 2 g dan ekstraksi lemak dengan soxhlet. Bahan dipindahkan ke dalam
erlenmeyer 600 ml dan ditambah 200 ml larutan 0,255 N H 2SO4 yang telah
dididihkan dan tutuplah dengan pendingin, lalu didihkan selama 30 menit dengan
digoyang- goyangkan. Suspensi kemudian disaring melalui kertas saring dan
residu yang tertinggal dalam Erlenmeyer dicuci dengan aquades yang telah
dididihkan. Residu dalam kertas saring dicuci sampai air cucian tidak bersifat
asam lagi (diuji dengan kertas lakmus). Residu dari kertas saring dipindahkan
secara kuantitatif ke dalam Erlenmeyer kembali dengan spatula dan sisanya dicuci
dengan larutan 0,313 N NaOH mendidih sebanyak 200 ml sampai semua residu
masuk ke dalam erlenmeyer. Hasilnya dididihkan dengan pendingin sambil
digoyang- goyang selama 30 menit dan disaring melalui kertas saring yang
diketahui beratnya, sambil dicuci dengan larutan K2SO4 10%. Cuci lagi residu
dengan aquades mendidih dan kemudian dengan lebih kurang 15 ml alkohol 95%.
Bahan dikeringkan dengan kertas saring atau kurs dengan isinya pada 110 0C
sampai berat konstan (1-2 jam), dinginkan dalam desikator dan ditimbang. Berat
residu = berat serat kasar.
17
berat konstan (selisih penimbangan berturut- turut 0,2 mg). Pengurangan berat
merupakan banyaknya air yang diuapkan dari bahan, dengan perhitungan :
% = x 100 %
18
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Sayangbati, F., Nuralli, E.J., Mandey, L. Lelemboto, M.B. 2013. Karakteristik
Fisikokimia Biskuit Berbahan Baku Tepung Pisang Goroho.
Ejournal.unsrat.ac.id. diakses 27 Mei 2016.
Sudarmadji, S., Haryono, ., Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Suryanto, E., Momuat, L.I., Taroreh, M., Wehantoouw, F. 2012. Potensi Senyawa
Polifenol Antioksidan dari Pisang Goroho. Jurnal Agritech Fakultas
Teknologi Pertanian UGM Vol. 31. No. 4.
Stone, H dan Sidel, J.L. 2004. Sensory Evaluation Practices. Third Edition. New
York. Academic Press.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Wirakartakusumah, M. A., Eriyatno, S. Fardiaz, M. Thenawidjaja, D. Muchtadi,
B. S. L. Jenie, dan Machfud. 1984. Studi Tentang Ekstraksi, Sifat-
SifatFisiko Kimia Pati Sagu dan Pengkajian Enzima. Dirjen Dikti,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
21
LAMPIRAN LAMPIRAN
22
Lampiran 1. Rekapitulasi Anggaran Penelitian
23
untuk analisa
4. Biaya instruktur lab 2 orang 300.000 600.000
5. Biaya penyusunan laporan 4 50.000 200.000
kemajuan dan laporan eksemplar
akhir
6. Internet untuk penelusuran 3 bulan 100.000 300.000
pustaka
7. Biaya publikasi jurnal 1 kali 500.000 500.000
8. Biaya pengiriman naskah 2 kali 100.000 200.000
laporan penelitian ke
kopertis IX
9. Biaya seminar dan 1 kali 4.000.000 4.000.000
perjalanan
Jumlah anggaran untuk dana lain-lain 10.550.000
Rekapitulasi
Biaya yang Diusulkan
No. Jenis Pengeluaran
(Rp)
1. Anggaran untuk honor tim 7.500.000,-
peneliti
2. Anggaran untuk bahan dan 1.070.000,-
peralatan
Anggaran untuk perjalanan 5.880.000,-
3. Anggaran untuk dana lain- lain 10.550.000,-
TOTAL 25.000.000,-
24
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Instansi Bidang Alokasi Uraian
No. Nama
Asal Ilmu Waktu Tugas
1. Deyvie Xyzquolyna, Universitas Rekayasa 8 jam/ Menganalisa
S.TP, M.Sc Ichsan dan minggu produk, dan
Gorontalo Pengolahan membuat
Pangan pelaporan
2. Nur Pratiwi Rasyid, Universitas Ilmu 8 jam/ Menganalisa
S.TP, M.Si Ichsan Pangan minggu Data,
Gorontalo membuat
pelaporan
25
Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota Pengusul
I. Biodata Ketua Pengusul
1. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Deyvie Xyzquolyna, S.TP, M.Sc
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4. NIK 01 2009 0049
5. NIDN 09 051282 01
6. Tempat dan Tanggal Lahir Gorontalo, 5 Desember 1982
7. E-mail deyvie_xyz@yahoo.com
8. Nomor Telepon/ HP 081326609907
9. Alamat kantor Jalan Raden Saleh No. 17 Kota Gorontalo
10. Nomor telepon/ Faks (0435) 829976
11. Lulusan yang telah dihasilkan
Teknologi Fermentasi
12. Mata Kuliah yang diampuh Mikrobiologi umum
Teknologi Pengolahan dan Pengawetan
2. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Sam Universitas Gadjah Mada
Ratulangi
Bidang Ilmu Teknologi Hasil Ilmu danTeknologi
Pertanian Pangan
Tahun Masuk-Lulus 2000-2007 2010-2103
Judul Pengaruh Suhu dan Fraksinasi Hidrolisat
Skripsi/Tesis/Disertasi Lama Pengeringan Protein Bungkil Wijen
Terhadap Perubahan (Sesamum indicum L.)
Sifat Fisik Kimia Sangrai menggunakan
Cabe Kering Ultrafiltrasi
Nama Pembimbing/ Ir. Tineke Langi, M.Si Dr. Pudji Hastuti
Promotor Dr. Chusnul Hidayat
26
4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 tahun
Terakhir
Pendanaan
Tahun Judul Penelitian Jumlah
Sumber*
(Rp)
27
28
II. Biodata Anggota Pengusul
1. Identitas Diri
1.1. Nama lengkap (dengan gelar) Nur Pratiwi Rasyid, S.TP., M.Si
1.2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
1.3. Jabatan Struktural -
1.3. NIP/NIK/No. Identitas lainnya 0120100087
1.4. NIDN 0903048601
1.5. Tempat danTanggal Lahir Ujung pandang, 03 April 1986
1.6. Alamat Rumah Jl. Hos Cokroaminoto No. 122 Kota
Gorontalo
1.7. Nomor Telepon/Fax -
1.8. Nomor HP 085299363660
1.9. Alamat Kantor Jl. Achmad Najamuddin No. 17 Kota
Gorontalo
1.10. Nomor Telepon/Fax 0435-829975
1.11 Alamat e-mail nurpratiwi.rasyid@gmail.com
1.12 Mata Kuliah yang diampu 1. Pengantar Teknologi Pertanian
2. Teknologi Penyimpanan dan
Penggudangan
2. Riwayat Pendidikan
No. Program S1 S2
2.6. Nama Pembimbing 1. Prof. Dr. Ir. Meta 1. Dr. Ir. Edy
Mahendradatta Hartulistiyoso, M.Sc
2. Prof. Dr. Ir. Elly 2. Prof. Dr. Ir. Dedi
Ishak, M.Si Fardiaz, M.Sc
29
3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan
Skripsi,Tesis,maupun Disertasi)
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Jumlah
Sumber*
(Juta Rp)
1 2014 Profil Senyawa Kimia dan Bioaktif DIKTI (PDP) 15
pada Buah Selama Perkembangan
Buah dan Korela
30
31
32