Anda di halaman 1dari 9

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang
didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan
dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya
metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya
praktis dan tidak banyak masalah dan mudah.
Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator
berupa garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini
direduksi dahulu dengan KI dan iodin dalam jumlah yang setara dan
ditentukan kembali dengan larutan natrium tiosulfat baku.
Dalam bidang farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-
zat yang mengandung oksidator misalnya Cl2, Fe (III), Cu (II) dan sebagainya,
sehingga mengetahui kadar suatu zat berarti mengetahui mutu dan kualitasnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu Amoxicillin?
1.2.2 Apa itu Iodometri?
1.2.3 Bagaimana prinsip kerja dari iodometri?
1.2.4 Bagaimana Mekanisme reaksi dari iodometri?
1.2.5 Bagaimana Prosedur kerja dalam menetapkan kadar Amoxicillin
dengan iodometri?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui dan memahami metode penetapan kadar Amoxicillin
menggunakan metode iodometri
1.3.2 Mengetahui Prinsip dan prosedur penetapan kadar amoxicillin secara
iodometri
1.3.3 Mengetahui mekanisme reaksi dari penetapan kadar amoxicillin
dengan iodometri
2

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Amoxicillin
Amoksisilin (amoxicillin) adalah antibiotik yang paling banyak digunakan.
Hal ini karena amoksisilin cepat diserap di usus dan efektif untuk berbagai
jenis infeksi. Setiap tahun, Indonesia mengimpor bahan baku amoksisilin
hingga 2.600 ton untuk diolah dan dipasarkan sebagai obat generik maupun
obat merek seperti Bintamol, Corsamox, Dexymox, Farmoxyl, Bellacid,
Kalmoxillin, Lapimex, Ethimox, Opimox, Ospamox, Robamox, Wiamox,
Amoxsan, Hufanoxyl, Yusimox, dll.

Amoksisilin dapat digunakan untuk pengobatan infeksi pada telinga,


hidung, dan tenggorokan, gigi, saluran genitourinaria, kulit dan struktur
kulit, dan saluran pernapasan bawah oleh Streptococcus spp, S. pneumoniae,
Staphylococcus spp, H. influenzae., E. coli, P. mirabilis, atau E. faecalis.
Amoksisilin juga bermanfaat untuk pengobatan gonore akut tanpa
komplikasi oleh N. gonorrhoeae.

Amoksisilin termasuk antibiotik spektrum luas dalam kelompok penisilin.


Selain amoksisilin, yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah
ampicillin, oxacillin, carbenicillin dan piperacillin. Semua penisilin bekerja
dengan mekanisme yang serupa. Zat aktif dalam amoksisilin, beta-laktam,
mencegah sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat enzim DD-
transpeptidase bakteri. Akibatnya, bakteri tidak dapat berkembang biak.

Gambar 1 Struktur Kimia Amoxicillin


3

2.2 Iodometri
Salah satu jenis titrasi redoks adalah titrasi iodometri. Iodometri adalah
analisa titrimetri yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator
seperti besi (III), tembaga (II), dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang
ditambahkan membentuk iodin. Metode titrasi iodometri (tak langsung)
menggunakan larutan Na2S2O3 sebagai titran untuk menentukan kadar iodium
yang dibebaskan pada suatu reaksi redoks.Garam ini biasanya berbentuk
sabagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan
penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar
primer, larutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama.
Tembaga murni dapat digunakan sebagi standar primer untuk natrium
tiosulfat.

Dalam iodometri I- dioksidasi oleh suatu oksidator. Jika oksidatornya kuat


tidak apa apa, tetapi jika oksidatornya lemah maka oksidasinya berlangsung
sangat lambat dan mungkin tidak sempurna, ini harus dihindari. Cara
menghindarinya :
Memperbesar [H+], jika oksidasinya kuat dengan menambah H+ atau
menurunkan pH.
Memperbesar [I-], misalnya oksidasi dengan Fe3+.
Dengan mengeluarkan I2 yang berbentuk dari campuran reaksi :
misalnya dikocok dengan kloroform, karbon tetra klorida atau
bisulfida, maka I2 akan masuk dalam pelarut organik ini, sebab
I2 lebih mudah larut dalam senyawa solven organic daripada dalam
air.
2.3 Indikator
Dalam penentuan titik akhir titrasi pada titrasi redoks digunakan indikator,
dimana indikator ini memberikan perubahan warna yang berbeda pada saat
terjadi oksidasi dan reduksi. Indikator indikator yang digunakan dalam
titrasi redoks adalah sebagai berikut:
4

Auto Indikator (warna dari pereaksinya sendiri), apabila pereaksinya


sudah mempunyai warna yang kuat, kemudian warna tersebut hilang atau
berubah bila direaksikan dengan zat lain maka pereaksi tersebut dapat
bertindak sebagai indikator. Contoh : KMnO4 berwarna ungu dila
direduksi berubah menjadi ion Mn2+ yang tidak berwarna.
Larutan I2 yang berwarna kuning coklat, titik akhir dapat diketahui dari
awal terbentuknya atau hilangnya warna kuning, perubahan warna ini
dipertajam dengan larutan amilum atau kloroform atau karbon tetraklorida:
a. I2 dengan amilum berwarna biru. Amilum terdiri dari amilosa dan
amipektin, amilosa dengan I2 berwarna biru
sedangkan amilopektin dengan I2 berwarna ungu.
b. I2 larut dalm kloroform atau karbon tetraklorida berwarna ungu.
Indikator Redoks, indikator redoks adalah indikator yang berwarna dalam
bentuk oksidasinya berbeda dengan warna dsalam bentuk reduksinya.
Contoh larutan difenilamin atau difenilbenisidin dalam asam sulfat pekat.
Ferro-fenantrolin disebut juga ferroin.
Indikator Eksternal, dipergunakan apabila indikator internal tidak ada.
Contoh ferrisianida untuk penentuan ion ferro memberikan warna biru
(ferro ferrisianida) pada keping tetes dilakukan di luar labu titrasi.
Indikator Spesifik, yaitu zat yang bereaksi secara khas dengan salah satu
pereaksi dalam titrasi menghasilkan warna. Contoh amilum membentuk
warna biru dengan iodium, atau tiosianat membentuk warna merah dengan
ion ferri.
Adapun indikator yang digunakan dalam titrasi iodometri adalah indicator
kanji, dimana warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodine
dapat bertindak sebagai indicator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan
warna ungu atau violet yang intens untuk zat zat pelarut seperti karbon tetra
klorida dan kloroform. Namun demikian, larutan dari kanji lebih umum
dipergunakan karena warna biru gelap dari kompleks iodin kanji bertindak
sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk iodin.
5

2.4 Prinsip Iodometri


Titrasi iodometri (redoksimetri) termasuk dalam titrasi dengan cara tidak
langsung, dalam hal ini ion iodide sebagai pereduksi diubah menjadi iodium
yang nantinya dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3. Pada oksidator
ditambahkan larutan KI dan asam sehingga akan terbentuk iodium yang akan
dititrasi dengan Na2S2O3. Sebagai indicator, digunakan larutan kanji. Titik
akhir titrasi pada iodometri apabila warna biru telah hilang.

2.5 Monografi Bahan


2.5.1 Amoxicillin
Pemerian : Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam
benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform.
Khasiat : Antibiotika Spektrum luas

2.5.2 Natrium Hidroksida


Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering,
keras, rapuh an menunjukkan susunan hablur, putih,
mudah meleleh basah, sangat alkalisdan korosif, segera
menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam ethanol

2.5.3 Asam Klorida


Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika
diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

2.5.4 Kalii Iodum


Pemerian : Hablur heksahedral, transparan atau tidak berwarna, opak
dan putih, atau serbuk butiran putih, higroskopis.
6

Kelarutan : Sangat mudah larut alam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih, larut dalam ethanol, muah larut dalam gliserol.

2.4.5 Natrium Thiosulfat


Pemerian : Hablur besar tidak berwarna atau serbuk hablur kasar,
dalam udara lembab meleleh basah, dalam hampa udara
pada suhu di atas 330 merapuh
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air, praktis tidak larut dalam
ethanol.
2.4.6 Amylum
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam ethanol
7

BAB 4
METODE ANALISA

4.1 Prosedur Pembuatan


4.1.1 Pembuatan Larutan Baku
4.1.1a Timbang seksama sejumlah baku pembanding FI seperti yang
tertera pada masing-masing monografi yang telah dikeringkan
dengan cara yang tertera pada masing-masing monografi.
4.1.1b Larutkan dengan air
4.1.1c Encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan pelarut yan
sama hingga kadar 1,0 mg
4.1.1d Pipet masing-masing 2,0 ml larutkan ke dalam 2 labu erlenmeyer
125ml bersumbat kaca

4.1.2 Pembuatan Larutan Uji


4.1.2a Timbang seksama sejumlah tertentu zat uji
4.1.2b Larutkan dalam air
4.1.2c Encerkan secara kuantitatif dengan pelarut yang sama hingga
kadar 1,0 mg
4.1.2d Pipet masing-masing 2,0 ml dari larutan ini ke dalam 2 labu
erlenmeyer 125 ml bersumbat kaca.

4.1.3 Inaktivasi
4.1.3a Titrasi pada 2,0 ml larutan baku dan larutan uji dalam labu
terpisah
4.1.3b Masing-masing tambahkan 2,0 ml natrium hidroksida 1,0 N
4.1.3c Campur dengan menggoyangkan labu dan biarkan selama 15
menit
4.1.3d Kedalam tiap labu, tambahkan 2,0 ml Asam Klorida 1,2 N dan
10,0 ml KI 0,01 N
4.1.3e Segera tutup labu dan biarkan 15 menit
8

4.1.3f Titrasi dengan Natrium Thiosulfat 0,01 N ad warna kuning


4.1.3g Pada saat mendekati titik akhir, tambahkan satu tetes pasta kanji
iododa, lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang.

4.1.4 Penetapan Blangko


4.1.4a Ke dalam labu ukur berisi 2,0 ml larutan baku, tambahkan 10,0
ml KI 0,01 N
4.1.4b Bila larutan baku mengandung amoksisilin atau ampisilin, segera
tambahkan 0,1 ml asam klorida 1,2 N
4.1.4c Segera titrasi dengan Natrium Thiosulfat
4.1.4d Pada saat mendekati titik akhir, tambahkan satu tetes pasta kanji
iodida dan lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang
4.1.4e Lakukan dengan cara yang sama untuk labu bersi 2,0 ml larutan
uji

4.2 Mekanisme Reaksi


4.2.1 Reaksi Pembakuan Na2S2O3 0,1N dengan KIO3
IO3- + 6H+ + 6e I- + H2O
2I- I2 + 2e
IO3- + 6H+ + 6i 3I2 + H2O + I-

I2 + 2e 2I
2S2O3- S4O6 + 2e
I2 + 2S2O2 2I- + S4O6
9

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Amoksisilin termasuk antibiotik spektrum luas dalam kelompok
penisilin. Amoksisilin (amoxicillin) adalah antibiotik yang paling banyak
digunakan. Hal ini karena amoksisilin cepat diserap di usus dan efektif untuk
berbagai jenis infeksi.
Iodometri adalah analisa titrimetri yang secara tidak langsung untuk zat
yang bersifat oksidator seperti besi (III), tembaga (II), dimana zat ini akan
mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin.
Metode iodometri digunakan dalam penetapan kadar Amoxicillin karena
Amoxicillin merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi KI yang
ditambahkan membentuk iodin dan kemudian dititrasi kembali dengan
Natrium Thiosulfat untuk mengetahui kadar iodin yang dilepaskan dengan
penambahan indikator kanji sehingga dapat diketahui kadarnya.

Anda mungkin juga menyukai